Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI, DAN SENI


Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah ISBD

Dosen Pembimbing “Novie Melliasany, SE.,M.Si"

Di Susun Oleh:

Kelompok 4

NAMA NIM
Agung Ibman Fatah KHGE 19001
Destira Syalwa Fitria KHGE 19007
Linda Handayani KHGE 19015
Sela Alia Rahmi KHGE 19208

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT

PROGRAM KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN TINGKAT I-A

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunianyalah kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Masyarakat yang
Memiliki Gender,Keragaman dan Kesederajatan“. Adapun maksud dan tujuan kami
membuat makalah ini untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Elang M.Athoilah,S.Sos.,M.Kes selaku dosen
pembimbing, beserta teman-teman mahasiswa yang sudah memberikan kontribusi secara
langsung atau tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan di dalam makalah ini. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang
membangun diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya serta dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk agama dan negara.

Garut, 11 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................2

C. TUJUAN PENULISAN.......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3

A. Pengertian Manusia, Ilmu Pengetahuan, dan Seni................................................................3

B. Fungsi Etika Dalam Pengembangan Iptek............................................................................5

C. Dampak Penyalahgunaan Iptek............................................................................................6

D. Problematika Pemanfaatan Ipteks di Indonesia....................................................................8

BAB III PENUTUPAN.................................................................................................................11

A. Kesimpulan.............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada hakikatnya manusia telah diberi rahmat dan berkah oleh Allah SWT berupa
akal dan nafsu, akal dan nafsu inilah yang mendorong manusia untuk menciptakan
sesuatu yang dapat mewujudkan cita-cita atau penghargaannya. Dalam mewujudkan cita-
cita tersebut manusia telah menciptakan sains, teknologi dan seni sebagai salah satu
sarana sehingga sejak saat itu kehidupan manusia mulai berubah. Selain itu sains,
teknologi, dan seni juga telah mempengaruhi peradapan manusia dalam kehidupannya
terutama dalam bidang budaya.
Banyak sekali pengertian tentang manusia maupun penggolongannya. Manusia
atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani dan istilah kebudayaan
atau secara campuran.Pada satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian
mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan
peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan
fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin
otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer,
seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang
ilmu dan aktifitas manusia. Ringkas kata kemajuan IPTEK yang telah kita capai sekarang
benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan
bagi kehidupan umat manusia. Sumbangan IPTEK terhadap peradaban dan kesejahteraan
manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri sendiri
akan kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi
manusia. Kalaupun teknologi mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan
kehidupan, tidak berarti teknologi sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu
menampilkan kenyataan.
Seiring dengan perkembangan sains, teknologi dan seni diharapkan dapat
memberikan pengaruh yang positif dan negatif terhadap bidang-bidang lain, khususnya
budaya yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Pemanfaatan kemajuan sains,
teknologi, dan seni secara baik haruslah diterapkan, sehingga dapat menjaga kelestarian
budaya bangsa.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian manusia, sains, teknologi dan seni ?
2. Fungsi Etika dalam pengembangan IPTEKS
3. Apakah dampak dari penyalah gunaan IPTEKS terhadap kehidupan manusia ?
4. Apa problematika IPTEKS di Indonesia ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian manusia, sains, teknologi dan seni
2. Mengetahui apa fungsi etika pengembangan IPTEKS
3. Mengetahui dampak penyalah gunaan IPTEKS terhadap kehidupan manusia
4. Mengetahui problematika IPTEKS di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia, Ilmu Pengetahuan, dan Seni


1. Manusia adalah makhluk budaya. Hal ini karena manusia memiliki perbedaan
dengan makhluk lainnya di dunia. Secara fisik atau biologis, manusia memiliki
bentuk yang sempurna bila dibandingkan dengan makhluk yang lain. Firman Tuhan
(Al-Quran) memberikan informasi kepada kita bahwa manusia diciptakan dalam
bentuk yang paling baik. Sesungguhnya kami (Allah) telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya (fi ahsani taqwim).

Selain karena bentuknya yang paling baik di antara makhluk-makhluk ciptaan


Tuhan, manusia juga diistimewakan dari makhluk lain dengan akal dan rasa (nafs).
Dengan akal itulah manusia mengolah karsa dan ciptanya, sehingga lahirlah ilmu
pengetahuan (sains), teknologi, dan seni budaya. Dizaman modern ini ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang pesat.

2. Ilmu pengetahuan (sains),peralatan gidup (teknologi), serta kesenian (seni), atau


yang seringkali disingkat ipteks. Maka dapat dipastikan ipteks akan sering dijumpai
pada setiap kehidupan masyarakat.
Pencapaian ipteks yang sangat pesat terjadi di semua bidang dan yang paling
menonjol kemajuannya di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Dengan
temuan tersebut, dunia menjadi tak kenal batas:yang tadinya jauh menjadi dekat dan
batasan antara negarapun seolah tidak ada lagi.
Istilah lain dari kata sains adalah ilmu pengetahuan. Dalam bahasa Melayu
Malaysia, dikenal dengan istiilah ilmu sains. Katan “sains”berasal dari bahsa
Inggris:science. Yang merupakan turunan dari sienz, ciens, cience, scyens, scienc,
dan scienc, dan sciens. Istilah science atau ilmu pengetshusn (ada juga yang
mengartikan ilmu saja, tanpa tambahan kata pengetahuan) merupakan kata yang
bermakna ganda, yaitu yang mengandung lebih dari satu arti. Science beraarti ilmu
pengetahuan umum (science-in-general). Arti yang kedua dari science merajuk pada
masing masing bidang pengetahuan ilmiah, yaitu sesuatu yang mempelajari pokok
soal tertentu, seperti Antropologi, Biologi, dan Sosiologi. Istilah Inggris science
kadang-kadang diartikan sebagai pengetahuan sistematis mengenai dunia fisik atau
material (systematic knowledge of the physical or material word).

Dalam bahasa inggris, science serigkali digunakan untuk menyebut gugusan ilmu-
ilmu kealaman atau natural science. Science dan technology didefinisikan sebagai the
study of the natural sciences the application of this knowledge for practical purposes
(studi tentang ilmu pengetahuan kealaman dan penerapan untuk tujuan tujuan praktis).
Dalam pengertian ini kata teknologi merujuk pada pengertian “penerapan” dari

3
natural science, yaitu perbuatan pekerjaan atau perwujudan sesuatu yang bersifat
pragmatis dan ptraktis.

Tujuan dari science yang dikemukan Francis Bacon, adalah the real and
legitimate goal of the science is the endowment of human life with new inventions and
riches (tujuan sah dan senyatanya dari ilmu pengetahuan/sains adalah sumbangan
terhadap hid up manusia dengan temuan temuan baru dan kekayaan). Sementara itu
menurut Jacob Bronowski, tujuan ilmu pengethuan adalah menemukan apa yang benar
mengenai dunia ini). Secara singkat, tuuan ilmu pengetahuan adalah pengetahuan
(knowledge),kebenaran (truth),pemahaman (understanding), penjelasan (explanation),
ramalan (prediction) pengendalian (control), dan penerapan (application,production).

3. Istilah “teknologi” berasal dari techne dan logia dari bahasa Yunani. Dalam bahasa
Yunani kuno techne berarti seni kerajinan. Dari kata techne kemudian lahirlah kata
techikos yang berarti seseorang yang memiliki keterampilan tertentu. Teknologi
dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan.

Salah satu fungsi utama ilmu pengetahuan dan teknologi adalah untuk saran bagi
kehidupan manusia, yakni untuk membantu manusia agar aktivitas kehidupannya lebih
mudah,efisien,lancar,efektif sehingga kehidupannya lebih bermakna dan produktif.
Dengan demikian iptek bagi manusia selalu berkaitan dengan usaha manusia untuk
menciptakan taraf kehidupan yang lebih baik. Pada dasarnya sains dan teknologi
bersifat netral artinya bergantung pada siapa yang menggunakannya. Karena itu secara
aksiologis, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat memerlukan sentuhan etika dan
estetika. Etika ada pada ajaran moral dan agama, dan estetika ada pada seni.

4. Seni (art) berasal dari bahasa Latin, yaitu dari ars yang berarti kemahiran. Dalam
bahasa Inggris, arti seni terkandung dalam kata art. Secara etimologis seni sering
diartikan sebagai suatu kemahiran dalam membuat barang atau mengerjakan sesuatu,
seni sebagai kegiatan manusia, yaitu proses kegiatan manusia menciptakan benda-
bendaa yang bernilai estetika.

Sains dan teknolgi saling membutuhkan, karena sains tanpa teknologi bagaikan pohon
tak berakar. Sains hanya mampu mengajarkan fakta dan non fakta pada manusia ia
tidak mengajarkan apa yang harus atau tidak dilakukan oleh manusia. Fungsi sains
hanyalah mengoordinasikan semua pengalaman manusia dan menempatkannya
kedalam suatu sistem yang logis, fungsi seni sebagai pemberi prespsi mengenai suatu
keberaturan dalam hidup. Tujuan sains dan teknologi adalah untuk memudahkan
manusia dalam menjalani kehidupannya. Sedangkan seni memberi sentyuhan estetik
sebagai hasil budaya yang indah dari manusia.

4
B. Fungsi Etika Dalam Pengembangan Iptek

Etika berarti moral sedangkan etiket berarti sopan santun. Dalam bahasa Inggeris
dikenal sebagai ethics dan etiquette.
Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang
praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan
mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan
oleh bermacam-macam norma.
Norma ini masih dibagi lagi menjadi norma hukum, norma moral, norrma agama
dan norma sopan santun. Norma hukum berasal dari hukum dan perundang-
undangan,norma agama berasal dari agama sedangkan norma moral berasal dari suara
batin. Norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari sedangkan norma moral
berasal dari etika.
Seperti yang sudah dijelaskan, tujuan utama Iptek adalah untuk memudahkan
manusia dalam menjalani kehidupannya. Dengan sains atau teknologi, kebutuhan
manusia, baik yang bersifat dasar atau pelengkap, akan didapatkan dengan mudah.
Selain membutuhkan sentuha keindahan (estetika) dari seni, ilmu pengetahuan
dan teknologi juga memutuhkan sentuhan dan dasar pijakan moral (etika) sehingga tidak
netral sepenunya. Dengan sistem etika atau moral (terutama moral yang berbasis ajaran
agama), seorang ilmuan tidak akan menjadi arogan. Ralph E. Gomery, dalam eseinya The
known, the uknown, and the unknowable, mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari-
hari kita sering menemukan sikap arogan intelektual dari para ilmuwan, misalnya
penyalahgunaan alaam dan teknologi,penyalahgunaan alat kesehatan.
Yang paling tidak etis dari segenap praktik penyalah gunaan Iptek ialah menipu,
mengelabui, atau memperbodoh orang-orangg yang tidak memiliki pengetahuan sehingga
mereka tidak tahu bawa diri mereka ditipu.
Moralitas terpenting yang harus menjadi pegangan seorang ilmuan dalam
pandangan islam anatara lain adalah
1. Bertanggung jawab atas segala pengetahuan miliknya, bertanggung jawab agar
ilmunya bisa bertahan; bertanggung jawab atas penggunaannya sehinga dapat
berbuah kebaikan, bertanggung jawab terhadap lingkungan sehingga manfaatnya
dapat dirasakan oleh umum.
2. Sifat amanah, tidak ada iman bagii orang yang tidak memiliki sifat amanah. Sikap
amanah dalam ilmu merupakan moralitas yang paling penting. Sehubungan dengan
onsep amanah ilmiah tersebut, Andi Hakim Nasution (1992;29) mengatakan,
“Tanggung jawab utama ilmuwan terhadap dirinya sendiri,sesame ilmuwan,dan
masyarakat ialah menjamin kebenarsn dan keterandalan pernyataan-pernyatan ilmiah
yang dibuatnya selalu benar. Ia pun harus memberi tanggapan apa ila ia merasa
pernyataan ilmiah yang dibuat ilmuwan tidak benar”

5
3. Tawadhu’(rendah hati). Orang yang benar-benar berilmu tidak akan diperalat oleh
kertertipuan dan tidak diperbudak oleh perasaan ujub (mengangumi diri sendiri). Dan
tidaklah aku berikan kepadamu ilmu kecuali hanya sedikit (Qs al-Isra’:85)
4. Salah satu moralitas yang orisinal dalam islam aalah menerapkan ilmu. Kehancran
kebanyakan manusia adalah merasa berilmu, merasa pintar tetapi tidak mengamalkan
ilmunya atau mengemalkan sesuatu yang bertolak belakang dengan apa yang
diketahuinya.
5. Selalu menyebarkan ilmu dan menjadikannya bermanfaat bagi mereka. Ilmu yang
disembunyikan tidak akan mendatangkan kebaikan.

C. Dampak Penyalahgunaan Iptek

Kecanggihan material sebagai hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan (sains) dan
teknologi modern dewasa ini telah mempermudah hidup dan kehidupan. Banyak fasilitas
hidup yang dapat dinikmati dengan adanya penemuan baru dalam bidang ilmu dan
teknologi, dengan demikian hidup terasa lebih mudah,enak, dan nyaman.
Tetapi kenyataannya, hal itu bukanlah sebuah garis lurus. Kemudahan, kesenangan,
san kenyamanan lahiriah yang dihasilkan dari ilmu pengetahyuan dan teknologi tidak
selalu membahagiakan umat manusia, malah ada yang memandangnya sebagai pembawa
petaka ketimbang pembawa rahmat.
Menurut Hossein Nasr, masyarakat modern yang sering digolongkan sebagai the post
industrial society, masyarakatb yang telah mencapai tingkat kemakmuran material
sedemikian rupa, bukan semakin mendekati kebahagian hidup, melainkan kian
dihinggapi kecemasan akibat dari kemewahan hidup yang diraihnya.
Menurut Soedjatmoko, mantan rector United Nations University di Tokyo, ada
beberapa pertanyaan mendasar yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi. Ia mengatakan:
Ilmu dan teknologi sekarang ini berhadapan dengan berbagai pertanyaan pokok tentang
jalan yang harus ditempuh dan yang tidak lagi dapat dijawabnya sendiri. Pertanyaan itu
berkisar pada masalah sampai dimana umat manusia bisa mengendalikan kembali ilmu
dan teknologi, sehingga jalannya tidak menurut kemauannya dan momentumnya sendiri
saja, melaikan melayani keperluan dan keselamatan manusia.
Jawaban terhadap pertanyaan tersebut, hanya ada dalam agama. “Sekarang ilmu dan
teknologi sendiri tidak bisa lagi menjawab pertanyaan yang dihadapinya dan memerlukan
patokan-patokan dari lingkungan agama dsan etika”.
Dampak langsung dari kemajuan IPTEKS adalah kemudahan-kemudahan dalam
beraktifitas. Memang IPTEKS diciptakan dengan tujuan untuk memberikan berbagai
kemudahan dan memperingan beban pekerjaan manusia yang tadinya sangat melelahkan
menjadi ringan. Namun, dampak negatif dari kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni, dapat mengakibatkan masyarakat semakin terbuai, karena mereka hampir tak sadar

6
bahwa ternyata dirinya telah berada dalam situasi pola hidup konsumtif, hedonistik, dan
materialistik.
Baik sains, teknologi maupun seni dan hasil produknya dapat dirasakan disetiap
aspek kehidupan manusia dan budayanya. Sehingga pengaruh sains, teknologi, seni bagi
manusia dan budaya dalam masyarakat dapat berpengaruh baik secara negatif maupun
secara positif :
1. Pengaruh positif
a. Meningkatkan kesejahteraan hidup manusia (secara individu maupun kelompok)
terhadap perkembangan ekonomi, politik, militer, dan pemikiran-pemikiran dalam
bidang sosial budaya.
b. Pemanfaatan sains, teknologi, dan seni secara tepat dapat lebih mempermudah
proses pemecahan berbagai masalah yang dihadapi oleh manusia.
c. Sains, teknologi dan seni dapat memberikan suatu inspirasi tentang
perkembangan suatu kebudayaan yang ada di Indonesia.

2. Pengaruh negatif
Selain untuk memberikan pengaruh positif sains, teknologi dan seni juga dapat
memberikan pengaruh yang negatif bagi perubahan peradapan manusia dan budaya
terutama bagi generasi muda. Selain itu sains, teknologi dan seni telah melunturkan
nilai-nilai luhur kepribadian bangsa dan tata krama sosial yang selama ini menjadi
ciri khas dan kebanggaan. Serta yang terakhir pemanfaatan dari sains, teknologi, dan
seni sering kali menimbulkan masalah baru dalam kehidupan manusia terutama
dalam hal kerusakan lingkungan, mental dan budaya bangsa, seperti:
a. Menipisnya lapisan ozon
b. Terjadi polusi udara, air dan tanah
c. Terjadi pemanasan global
d. Rusaknya ekosistem laut
e. Pergaulan dan seks bebas dan penyakit mor

“Teknologi bagaikan api,” kata sardar. Selama kita bisa menguasainya,kita bisa
mengambil manfaat darinya. Tapi jika kita biarkan ia lepas kendali, maka kita adalah
orang pertama yang akan dimangsanya, dan selanjutnya adalah pohon-pohon dan
hutan-hutan, gunung-gunung batu dan pasir, pantai, lautan, dan akhirnya bumi
sendiri.

Adanya sisi positif dan negatif dari Ipteks maka sering dikatakan bahwa kemajuan
iptek bermata dua atau bersifar dilematis . Di satu sisi iptek secara positif telah
mendatangkan rahmat, dalam arti dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.
Iptek juga telah membawa dampak negatif atau membawa laknat dalam bentuk
munculnya masalah lingkungan, seperti pencemaran, kekeringan, banjir, tanah
longsor, dan kenaikan suhu udara global. Dampak negative dari kemajuan. Dampak

7
negative dari perkembangan serta kemajuan Iptek yang telah menghasilkan berbagai
ketimpangan itu oleh Alvin Toffler (1976) disebut dengan guncangan hari esok
(Future shock), guncangan fisik (Physical shock) melainkan juga guncangan
kejiwaan (Psychological shock).

D. Problematika Pemanfaatan Ipteks di Indonesia

IPTEKS dimanfaatkan oleh manusia terutama dalam memudahkan pemenuhan


kubuthan hidup. Contoh sederhana adalah dengan dikembangkan sarana transportasi,
manusia bisa bergerak dan melakukan mobilisasi dengan cepat. Kemajuan yang di capai
manusia melalui Ipteks telah memberikan dampak positif dalam kehidupannya. Ipteks
memberi rahmat dalam arti memicu kemajuan dan kesejahteraan. Namun demikian,
pemanfaatan Ipteks oleh manusia dapat pula berdampak buruk bagi kehidupan dan
lingkungan hidup manusia itu sendiri. Gejala negatif itu sebagai akibat dari
penyalahgunaan dalam hal pemanfaatannya, berlebihan dalam penggunanya, ataupun
tidak mempunyai manusia dalam mengendalikan kekuatan teknologi itu sendiri.
Bangsa Indonesia dari dulu sudah menyadari akan pentingnya peranan ilmu
pengetahuan teknologi dalam pembangunan. Fakor yang penting menentukan dalam hal
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah manusia, yaitu para pelaku yang
menggeluti bidang penelitian dan pengembangan serta rancang bangun dan perekayasaan.
Pembinaan terhadap para pelaku seperti penguruan tinggi dan lembaga penelitian, bahkan
pembinaan kemampuan di sektor industri mulai dilakukan. Misalnya dengan
terbentuknya berbagai wadah seperti Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Dewan
Riset Nasional, Dewan Sandarisasi Nasional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan
Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Di era sekarang ini, perhatian terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tampak pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menenangah Nasional
(RPJMN) 2004-2009, khususnya pada bidang Ilmu Pengetahuan Teknologi. Masalah
yang dihadapi bangsa Indonesia terkait dengan pemanfaatan Ipteks ini dapat
diidentifikasi sebagai berikut (RPJMN 2004-2009):
a. Rendahnya kemampuan Iptek nasional dalam menghadapi perkembangan global. Hal
ini ditunjukkan dengan Indeks Pencapaian Teknologi (IPT) dalam lapaoran UNDP
tahun 2001 menunjukkan tingkat pencapaian teknologi Indonesia masih berada pada
urutan ke-60 dari 72 negara.
b. Rendahnya kontribusi Ipteks nasional di sector produksi.
Hal ini antara lain ditunjukkan oleh kurangnya efisiensi dan rendahnya produktivitas,
serta minimnya kandungan teknologi dalam kegiatan ekspor.
c. Belum optimalnya mekanisme intermediasi Iptek yang menjembatani interaksi antara
kapasitas penyedia Iptek dengan kebutuhan pengguna, Masalah ini dapat dilihat dari
belum tertatanya infrastruktur Iptek, antara lain institusi yang menngolah dan

8
menerjemahkan hasil pengembangan Iptek menjadi preskripsi teknologi yang siap
pakai untuk difungsikan dalam sistem produksi.
d. Lemahnya sinergi kebijakan Iptek, sehingga kegiatan Iptek belum sanggup
memberikan hasil yang signifikan.
e. Masih terbatasnya sumber daya Iptek, yang tercermin dari rendahnya kualitas SDM
dan kesenjangan pendidikan di bidang Iptek. Rasio tenaga peneliti Indonesia pada
tahun 2001 adalah 4,7 peneliti per 10.000 penduduk, jauh lebih kecil dibandingkan
Jepang sebesar 70,7.
f. Belum berkembangnya budaya Iptek di kalangan masyarakat. Budaya bangsa secara
umum masih belum mencerminkan nilai-nilai Iptek yang mempunyai penalaran
objektif, rasional, maju, unggul, dan mandiri. Pola pikir masyarakat belum
berkembang ke arah yang lebih suka menciptakan daripada sekedar memakai, lebih
suka membuat dari sekadar membeli, serta lebih suka belajar dan berkreasi daripada
sekedar menggunakan teknologi yang ada.
g. Belum optimalnya peran Iptek dalam mengatasi degradasi fungsi lingkungan hidup.
Kemajuan Iptek berakibat pula pada munculnya permasalahan lingkungan. Hal
tersebut antara lain disebabkan oleh belum berkembangnya sistem manajemen dan
teknologi pelestarian fungsi lingkungan hidup.
h. Masih lemahnya peran Iptek dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam.
Wilayah Indonesia dalam konteks ilmu kebumian global merupakan wilayah yang
rawan bencana. Banyaknya korban akibat bencana alam merupakan indikator bahwa
pembangunan Indonesia belum berwawasan bencana. Kemampuan Iptek nasional
belum optimal dalam memberiakn antisipasi dan solusi strategis terhadap berbagai
permasalahan bencana alam, seperti pemanasan global, anomali iklim, kebakaran
hutan, banjir, longsor, gempa bumi, dan tsunami.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan
ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah
menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan
dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk
menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan untuk hal
negatif. Arus informasi yang berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan
manusia makin terbuka luas. Teknologi yang sebenarnya merupakan alat
bantu/ekstensi kemampuan diri manusia, dewasa ini telah menjadi sebuah kekuatan
otonom yang justru 'membelenggu' perilaku dan gaya hidup kita sendiri. Akibatnya
rasa tanggung jawab sudah pudar terhadap budaya. Masyarakat tidak lagi peduli
dengan budayanya. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula
oleh sistem-sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi
telah menjadi pengarah hidup manusia.
9
Perubahan cepat dalam teknologi informasi telah merubah budaya sebagian besar
masyarakat dunia, terutama yang tinggal di perkotaan, perubahan budaya lokal dan sosial
akibat revolusi informasi merupakan kelompok masyarakat yang langsung terkena
pengaruh budaya global. Media elektronik, khususnya TV yang selalu menayangkan
kebudayaan luar, hal ini dengan mudah mengubah pola pikir masyarakat generasi muda.

10
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Sains, teknologi, dan seni dapat memberikan pengaruh yang besar bagi kehidupan
umat manusia, tidak hanya dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya tetapi juga
pengaruh positif dan negatif terhadap peradapan umat manusia. Pengaruh tersebut
diantaranya sebagai berikut:
1. Pengaruh positif
a. Meningkatkan kesejahteraan hidup manusia
b. Pemanfaatan yang tepat dan lebih mudah dalam memecahkan masalah yang
sedang dihadapi manusia
c. Dapat memberikan pelayanan pada masyarakat
d. Dapat memudahkan pekerjaan manusia.

2. Pengaruh negatif
a. Dapat merusak mental manusia khususnya generasi muda
b. Dapat merubah gaya hidup manusia dalam hal berfikir, berpakaian, dan bergaul
c. Dapat menimbulkan kerusakan hidup seperti: pemanasan global, polusi udara,
air, dan tanah.

Oleh karena itu dalam pemanfaatan sains, teknologi, dan seni haruslah di dasari
dengan sikap tanggung jawab dan moral yang tinggi supaya dapat menetralkan
pengaruh negatif dan meningkatkan pengaruh positif dari dampak sains, teknologi
dan seni itu sendiri. Dengan cara mengkolaborasikan antara yang empiris dengan
nilai-nilai keagamaan.

B. Saran
Sebaiknya umat manusia tidak hanya mendalami pengetahuannya tentang sains,
teknologi dan seni saja, tetapi juga harus mendalami nilai-nilai religius, keagamaan
untuk menetralisir pengaruh buruk dari sains, teknologi, dan seni untuk mendapatkan
kesejahteraan hidup yang lebih baik lagi.
Semestinya, semakin tinggi penguasaan terhadap IPTEKS, harusnya manusia
semakin kritis dalam berpikir, semakin disiplin dalam bekerja, dan semakin efisien
dalam bertindak. Akan tetapi, pada kenyataannya kebanyakan manusia justru semakin

11
merasa dibuai dengan semua fasilitas dan produk yang dihasilkan oleh IPTEKS
sekarang ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Ahmad Asep. Elang Mohamad Atoilah., dan Engkus Kusnadi. 2015.
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar untuk Kesehatan. Bandung: Nuansa Cendekia.
Herimanto, Winarno. 2011. Ilmu Sosial dan Budaya Dasa. Jakarta: Bayumedia
Publishing.
http://krisnafara.blogspot.com/2016/12/manusia-sains-teknologi-dan-seni.html?
m=1
http://endidikan-emaagustina.blogspot.com/2011/05/bab-7-manusia-sains-
teknologi-dan-seni.html?m=1

iii

Anda mungkin juga menyukai