Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“ALAT PERLINDUNGAN DIRI DAN PERLENGKAPAN K3


DI LABORATORIUM MEDIS”

Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Pendidikan Kesehatan


dan Keselamatan Kerja & Pasien Safety
Dosen Pengampu : Bapak Wahyudin, S.Kp.,M.Kes

Disusun Oleh :
Alvin Cipta Laksama P KHGE19005
Ai Juwita KHGE19002
Cindy Ahda Sabila KHGE19047
Elsa Sintia KHGE19008
Imas Siti Jubaedah KHGE19013
Nabila Mutiara J KHGE19018
Okta Viani Pergina KHGE19022
Verina Agsnatasya KHGE19034
Wanda Handayani KHGE19036

Kelas : I A D3 Analis Kesehatan


PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN ANGKATAN VII
STIKes KARSA HUSADA GARUT
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah yang berjudul “Toleransi Antar Umat Beragama”
dengan lancar.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Wahyudin, S.Kp.,M.Kes., selaku dosen pembimbing mata kuliah
Kesehatan dan Keselamatan Kerja & Pasien Safety
2. Bapa/Ibu orang tua penulis yang senantiasa memberikan dorongan berupa
moril maupun materiil.
3. Teman-Teman D3 Analis Kesehatan yang banyak membantu dalam
kelancaran makalah ini.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya
dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami
untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Akhir kata, harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.Atas segala
bentuk perhatian dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.

Garut, 16 September 2019


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
........................................................................................................................
........................................................................................................................
i
DAFTAR ISI
........................................................................................................................
........................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
......................................................................................................
......................................................................................................
1
1.1 LATAR BELAKANG
................................................................................................
................................................................................................
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
................................................................................................
................................................................................................
2
1.3 TUJUAN
................................................................................................
................................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN
......................................................................................................
......................................................................................................
4
2.1 PENGERTIAN  KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA
................................................................................................
................................................................................................
4
2.2 USAHA MENCAPAI KESELAMATAN KERJA

ii
................................................................................................
................................................................................................
5
2.3 PENGERTIAN ALAT PELINDUNG DIRI
................................................................................................
................................................................................................
7
2.4 TUJUAN DAN MANFAAT ALAT PELINDUNG DIRI
(APD)
................................................................................................
................................................................................................
8
2.5 JENIS-JENIS DAN KEGUNAAN ALAT PELINDUNG
DIRI (APD)
................................................................................................
................................................................................................
8
2.6 KEKURANGAN DAN KELEBIHAN ALAT
PELINDUNG DIRI
................................................................................................
................................................................................................
10
2.7 CARA MEMILIH DAN MERAWAT ALAT
PELINDUNG DIRI
................................................................................................
................................................................................................
11
2.8 LANGKAH-LANGKAH PEMAKAIAN APD
................................................................................................
................................................................................................
13
2.9 PRINSIP PEMAKAIAN APD
................................................................................................
................................................................................................
14
BAB III PENUTUP

iii
......................................................................................................
......................................................................................................
15
3.1 KESIMPULAN
................................................................................................
................................................................................................
15
3.2 SARAN
................................................................................................
................................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA
........................................................................................................................
........................................................................................................................
17

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.
Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap
faktor kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan
hal-hal yang negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak
dikarenakan oleh penyakit yang diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas
(K3), seharusnya pengawasan terhadap kondisi fisik di terapkan saat memasuki
ruang kerja agar mendeteksi sacera dini kesehatan pekerja saat akan memulai
pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam
lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat
seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu
keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu
dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempat
kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja dalam kondisi sehat
jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin
keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah
kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan
masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat,
antara lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.
Bahaya-bahaya lingkungan kerja baik fisik, biologis maupun kimiawi
perlu di kendalikan sedemikian rupa sehingga tercipta suatu lingkungan kerja
yang sehat, aman, dan nyaman. Berbagai cara di lakukan untuk menanggulangi
bahaya-bahaya lingkungan kerja, namun pengendalian secara teknis pada sumber
bahaya itu sendiri dinilai paling efektif dan merupakan alterntif pertama yang di

1
anjurkan, sedangkan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) merupakan pilihan
terakhir.
Hal ini tercermin dalam UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
pasal 3,9,12,14  dinyatakan bahwa dengan peraturan perundangan di tetapkan
syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk memberikan Alat
Pelindung Diri (APD), pengurus di wajibkan menunjukan dan menjelaskan pada
tiap tenaga kerja baru tentang Alat Pelindung Diri (APD), dengan peraturan
perundang-undangan diatur kewajiban atau hak tenaga kerja untuk memakai APD
harus diselenggarakan di semua tempat kerja ,wajib menggunakan APD yang di
wajibkan pengurus dan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang diwajibkan
secara Cuma-Cuma. Oleh karena itu keselamatan kerja harus benar-benar di
terapkan dalam suatu tempat pekerjaan baik rumah sakit, laboratorium,dan lainnya
di mana didalamnya tenaga kerja malakukan pekerjaannya. Hal ini di lakukan
karena manusia adalah faktor yang paling penting dalam suatu produksi. Manusia
sebagai tenaga kerja dapat menimbulkan kecelakaan kerja yang berdampak cacat
sampa meninggal. (Boedi Maryoto, 1997).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) itu?
2. Apa saja usaha untuk mencapai keselamatan kerja?
3. Apa Pengertian Alat Pelindung Diri ?
4. Apa Tujuan danManfaat penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ?
5. Apa Jenis-Jenis dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ?
6. Sebutkan kekurangan dan kelebihan Alat Pelindung Diri ?
7. Bagaimana cara memilih dan merawat Alat Pelindung Diri ?
8. Bagaimana langkah-langkah pemakaian APD ?
9. Bagaimana prinsip pemakaian APD ?

2
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
2. Mengetahui pencapaian keselamatan kerja.
3. Mengetahui pengertian APD.
4. Mengetahui tujuan dan manfaat penggunaan APD.
5. Mengetahui jenis-jenis dan kegunaan dari APD.
6. Mengetahui kekurangan dan kelebihan APD.
7. Mengetahui cara memelihara dan merawat APD.
8. Mengetahui langkah-langkah memakai APD.
9. Mengetahui prinsip pemakaian APD.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN  KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan
dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan.
Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo,
patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.
Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy (2008) adalah kebebasan dari
kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan
kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang
dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik.
Beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja
antara lain:
a) Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja
adalahsuatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.
b) Menurut Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha
untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para
karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
c) Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi
keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita
bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin,
peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja .
d) Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah
merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang
terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk
pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.

4
e) Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi
dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya,
perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau
tempat kerja tersebut.
f) Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja
menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis
tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh
perusahaan.
Kesehatan pekerja bisa terganggu karena penyakit, stres, maupun karena
kecelakaan. Program kesehatan yang baik akan menguntungkan para pekerja
secara material, selain itu mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang lebih
nyaman, sehingga secara keseluruhan para pekerja akan dapat bekerja secara lebih
produktif

2.2 USAHA MENCAPAI KESELAMATAN KERJA


Usaha – usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai keselamatan kerja
dan menghindari kecelakaan kerja antara lain:
a. Analisis Bahaya Pekerjaan (Job Hazard Analysis)
Job Hazard Analysis adalah suatu proses untuk mempelajari dan
menganalisa suatu jenis pekerjaan kemudian membagi pekerjaan
tersebutke dalam langkah langkah menghilangkan bahaya yang mungkin
terjadi.
Dalam melakukan Job Hazard Analysis, ada beberapa lagkah yang perlu
dilakukan:
1. Melibatkan Karyawan.
Hal ini sangat penting untuk melibatkan karyawan dalam proses job
hazard analysis. Mereka memiliki pemahaman yang unik atas
pekerjaannya, dan hal tersebut merupakan informasi yang tak ternilai
untuk menemukan suatu bahaya.

5
2. Mengulas Sejarah Kecelakaan Sebelumnya.
Mengulas dengan karyawan mengenai sejarah kecelakaan dan cedera
yang pernah terjadi, serta kerugian yang ditimbulkan, bersifat penting.
Hal ini merupakan indikator utama dalam menganalisis bahaya yang
mungkin akan terjadi di lingkungan kerja
3. Melakukan Tinjauan Ulang Persiapan Pekerjaan.
Berdiskusi dengan karyawan mengenai bahaya yang ada dan mereka
ketahui dilingkungan kerja. Lakukan brainstormdengan pekerja untuk
menemukan ide atau gagasan yang bertujuan untuk mengeliminasi atau
mengontrol bahaya yang ada.
4. Membuat Daftar, Peringkat, dan Menetapkan Prioritas untuk Pekerjaan
Berbahaya.
Membuat daftar pekerjaan yang berbahaya dengan risiko yang tidak
dapat diterima atau tinggi, berdasarkan yang paling mungkin terjadi
dan yang paling tinggi tingkat risikonya. Hal ini merupakan prioritas
utama dalam melakukan job hazard analysis.
5. Membuat Outline Langkah-langkah Suatu Pekerjaan.
Tujuan dari hal ini adalah agar karyawan mengetahui langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan, sehingga
kecelakaan kerja dapat diminimalisir.
b. Risk Management
Risk Management dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan
kerugian/kehilangan (waktu, produktivitas, dan lain-lain) yang berkaitan
dengan program keselamatan dan penanganan hokum.
c. Safety Engineer
Memberikan pelatihan, memberdayakan supervisor/manager  agar mampu
mengantisipasi/melihat adanya situasi kurang ‘aman’ dan
menghilangkannya

6
d. Ergonomika
Ergonomika adalah suatu studi mengenai hubungan antara manusia
dengan pekerjaannya, yang meliputi tugas-tugas yang harus dikerjakan,
alat-alat dan perkakas yang digunakan, serta lingkungan kerjanya.
Selain ke-empat hal diatas, cara lain yang dapat dilakukan adalah:
1. Job Rotation
2. Personal protective equipment
3. Penggunaan poster/propaganda
4. Perilaku yang berhati-hati

2.3 PENGERTIAN ALAT PELINDUNG DIRI


Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan
perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991). Atau bisa
juga disebut alat kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
sekelilingnya.
Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration,
pesonal protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai
alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang
diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik
yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya.
Menurut Suma’mur (1992), alat pelindung diri adalah suatu alat yang
dipakai untuk melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan
kerja.
Jadi alat pelindung diri merupakan salah satu cara untuk mencegah
kecelekaan dan secara teknis APD tidaklah sempurna dapat melindungi tubuh
akan tetapi mengurangi tingkat keparahan dari kecelekaan yang terjadi.
1. Alat Pelindung Diri adalah peralatan keselamatan yang harus
dipergunakan oleh personil apabila  berada dalam suatu tempat kerja yang
berbahaya. Pelindung barrier, yang secara umum disebut sebagai alat
pelindung diri (APD), telah digunakan selama bertahun-tahun untuk

7
melindungi pasien dari mikroorganisme yang ada pada petugas kesehatan.
Namun dengan munculnya AIDS dan hepatitis C, serta meningkatnya
kembali tuberkulosis di banyak negara, pemakaian APD menjadi juga
angat penting untuk melindungi petugas. Dengan munculnya infeksi baru
seperti flu burung, SARS dan penyakit infeksi lainnya (Emerging
Infectious Diseases), pemakaian APD yang tepat dan benar menjadi
semakin penting.
2. APD atau alat pelindung diri sangat penting dipergunakan oleh dokter,
dokter gigi, perawat, bidan, perawat gigi ketika melakukan perawatan
terhadap pasien (mencegah infeksi silang) baik itu di rumah sakit,
puskesmas maupun fasilitas kesehatan yang lainnya.

2.4 TUJUAN DAN MANFAAT ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


 Tujuan
1. Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan
administratif tidak dapat dilakukan dengan baik.
2. Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja.
3. Menciptakan lingkungan kerja yang aman.
 Manfaat:
1. Untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan
adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.
2. Mengurangi resiko akibat kecelakaan.

2.5 JENIS-JENIS DAN KEGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


Alat Delindung Diri meliputi sarung tangan, masker/respirator, pelindng
mata (perisai muka, kacamata), kap, gaun, apron, da barang lainya (Tarwaka,
2008).
1. Sarung tangan
Melindungi tangan dari bahan infeksius dan mellindungi pasien dari
mikroorganisme pada tangan petugas. Alat ini merupakan pembatas fisik

8
terpenting untuk mencegah penyebaran infeksi dan harus selalu diganti
untuk mecegah infeksi silang.
Menurut Tiedjen ada tiga jenis sarung tangan yaitu:
1) Sarung tangan bedah, dipaka sewaktu melakukan tindakan infasif atau
pembedahan.
2) Sarung tangan pemeriksaan, dipakai untuk melindungi petugas
kesehatan sewaktu malakukan pemeriksaan atau pekerjaan rutin.
3) Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memprose peralatan,
menangani bahan-bahan terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan
permukaan yang terkontaminasi.
2. Masker
Masker harus cukup besar untuk menutup hidung, muka bagian bawah,
rahang dan semua rambut muka. Masker dipakai untuk menahan cipratan
yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau petugas bedah bicara, batuk,
atau bersin dan juga untuk mencegah cipratan darah atau cairan tubuh
yang terkontaminasi masik kedalam hidung atau mulut petugas kesehatan.
Masker jika tidak terbuat dari bahan tahan cairan, bagaimanapun juga
tidak efektif dalam mencegah dengan baik.
3. Respirator
Masker jenis khusus, disebut respirator partikel, yang dianjurkan dalam
situasi memfilter udara yang tertarik nafas dianggap sangat penting
(umpamanya, dalam perawatan orang dengan tuberculosis paru).
4. Pelindung mata
Melindungi perawat kalau terjadi cipratan darah atau cairan tubuh lainya
yang terkontaminasi dengan melindungi mata. Pelindung mata termasuk
pelindung plastik yan jernih. Kacamata pengaman, pelindung muka.
Kacamata yang dibuat dengan resep dokter atau kacamata dengan lensa
normal juga dapat dipakai.

9
5. Tutup kepala/kap
Dipakai untuk menutup rambut dan kepala agar guguran kulit dan rambut
tidak masuk dalam luka sewaktu pembedahan. Kap harus dapat menutup
semua rambut.
6. Gaun
Gaun penutup, dipakai untuk menutupi baju rumah. Gaun ini dipakai
untuk melindungi pakaian petugas pelayanan kesehatan.Gaun bedah,
petama kali digunakan untuk melindungi pasien dari mikroorganisme yang
terdapat di abdomen dan lengan dari staf perawatan kesehatan sewaktu
pembedahan.
7. Apron/Clemek
Terbuat dari bahan karet atau plastik sebagai suatu pembatas tahan air di
bagian depan dari petugas kesehatan.
8. Alas kaki
Dipakai untuk melindungi kaki dari perlukaan oleh benda tajam atau berat
atau dari cairan yang kebetulan jatuh atau menetes pada kaki.

2.6 KEKURANGAN DAN KELEBIHAN ALAT PELINDUNG DIRI


1. Kekurangan
a. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai Alat
pelindung diri yang kurang tepat
b. Fungsi dari Alat Pelindung Diri ini hanya untuk menguragi akibat dari
kondisi yang berpotensi menimbulkan bahaya.
c. Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan
d. Cara pemakaian Alat Pelindung Diri yang salah,
e. Alat Pelindung Diri tak memenuhi persyaratan standar)
f. Alat Pelindung Diri yang sangat sensitive terhadap perubahan tertentu.
g. Alat Pelindung Diri yang mempunyai masa kerja tertentu seperti
kanister, filter dan penyerap (cartridge).
h. Alat Pelindung Diri dapat menularkan penyakit,bila dipakai berganti-
ganti.

10
2. Kelebihan
a. Mengurangi resiko akibat kecelakan
b. Melindungi seluruh/sebagian tubuhnya pada kecelakaan
c. Sebagai usaha terakhir apabila sistem pengendalian teknik dan
administrasi tidak berfungsi dengan baik.
d. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di tempat kerja.

2.7 CARA MEMILIH DAN MERAWAT ALAT PELINDUNG DIRI


1. Cara memilih
a. Sesuai dengan jenis pekerjaan dan dalam jumlah yang memadai.
b. Alat Pelindung Diri yang sesuai standar serta sesuai dengan jenis
pekerjaannya harus selalu digunakan selama mengerjakan tugas
tersebut atau selama berada di areal pekerjaan tersebut dilaksanakan.
c. Alat Pelindung Diri tidak dibutuhkan apabila sedang berada dalam
kantor, ruang istirahat, atau tempat-tempat yang tidak berhubungan
dengan pekerjaannya.
d. Melalui pengamatan operasi, proses, dan jenis material yang dipakai.
2. Cara merawat
a. Meletakkan Alat pelindung diri pada tempatnya setelah selesai
digunakan.
b. Melakukan pembersihan secara berkala.
c. Memeriksa Alat pelindung diri sebelum dipakai untuk mengetahui
adanya kerusakan atau tidak layak pakai.
d. Memastikan Alat pelindung diri yang digunakan aman untuk
keselamatan jika tidak sesuai maka perlu diganti dengan yang baru.
e. Dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.
f. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang
kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta
tidak dibenarkan untuk dipergunakan
g. Secara spesifik sebagai berikut

11
3. Helm Safety/ Helm Kerja (Hard hat)
a. Helm kerja dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang
menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh
manajemen lini.
b. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang
kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta
tidak dibenarkan untuk dipergunakan (retak-retak, bolong atau tanpa
system suspensinya).
c. Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang
memiliki helm kerja dan telah mengikuti training.
4. Kacamata Safety (Safety Glasses)
a. Kacamata safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang
menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh
manajemen lini.
b. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan kacamata safety yang
kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta
tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c. Penyimpanan masker harus terjamin sehingga terhindar dari debu,
kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban
atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.
d. Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang
memiliki kacamata safety dan telah mengikuti training.
5. Sepatu Safety (Safety Shoes)
a. Sepatu safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang
menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh
manajemen lini.
b. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sepatu safety yang
kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta
tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c. Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang
memiliki sepatu safety dan telah mengikuti training.

12
6. Masker/ Perlindungan Pernafasan (Mask/ Respiratory Protection)
a. Pelindung pernafasan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin
yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.
b. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat pelindung
pernafasan yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat
tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c. Kondisi dan kebersihan alat pelindung pernafasan menjadi tanggung
jawab karyawan yang bersangkutan,
d. Kontrol terhadap kebersihan alat tersebut akan selalu dilakukan oleh
managemen ini.
7. Sarung tangan
a. Sarung tangan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang
menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh
manajemen lini.
b. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sarung tangan yang
kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta
tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
c. Penyimpanan sarung tangan harus terjamin sehingga terhindar dari
debu, kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin),
kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia
berbahaya.

2.8 LANGKAH-LANGKAH PEMAKAIAN APD


Langkah-Langkah memakai APD pada perawatan ruang isolasi kontak dan
airborne adalah sebagai berikut :
1. Kenakan baju kerja sebagai lapisan pertama pakaian pelindung.
2. Kenakan pelindung kaki.
3. Kenakan sepasang sarung tangan pertama.
4. Kenakan gaun luar.
5. Kenakan celemek plastik.
6. Kenakan sepasang sarung tangan kedua.

13
7. Kenakan masker.
8. Kenakan penutup kepala.
9. Kenakan pelindung mata

2.9 PRINSIP PEMAKAIAN APD :


1. Gaun Pelindung
 Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga
pergelangan tangan dan selubungkan ke belakang punggung.
 Ikat di bagian belakang leher dan pinggang.
2. Masker
 Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan leher
 Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung.
 Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu sehingga melekat
dengan baik.
 Periksa ulang pengepasan masker
3. Kacamata atau pelindung wajah
 Pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas.
4. Sarung tangan
 Tarik hingga menutupi bagian pergelangan tangan gaun isolasi

14
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik
fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan
lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan
masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting
dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan
perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan
keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya
kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan
kerja.
Alat Pelindung Diri atau APD sangat penting dan diperlukan oleh
pegawai,karyawan, Enginering,administratif  atau siapapun yang memiliki resiko
kecelakaan atauapun bahaya dalam bekerja.Oleh karena itu APD harus benar-
benar di pelajari dan di pahami  baik dalam penggunaannya ataupun
pemeliharaannya agar APD bias berfungsi dengan baik. Berikut pembahasan
mengenai Alat Pelindung diri :
1. Alat Perlindungan Diri merupakan alat yang digunakan untuk mengurangi
resiko akibat kecelakaan, bukan menghilangkan kecelakaan itu sendiri.
2. Alat Perlindungan Diri dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat.
3. Alat Perlindungan Diri harus sesuai dengan jenis kegiatan dan tempat
pekerjaan.
4. Alat Perlindungan Diri harus selalu dirawat agar dapat digunakan sesuai
dengan ketentuan.

15
3.2 SARAN
1. Setiap tempat bekerja harus lebih memperhatikan K3.
2. K3 harus diterapkan kepada seluruh karyawan maupun nonkaryawan.
3. Penyuluhan tentang K3 kepada seluruh masyarakat harus lebih di
tingkatkan
4. Setiap pekerja sebaiknya menggunakan Alat pelindung diri.
5. Penyuluhan tentang Alat pelindung diri kepada semua masyarakat agar
dapat mengurangi angka kecelakaan.
6. Penggunaan Alat pelindung diri sebaiknya sesuai dengan kebutuhan
tenaga kerja.
7. Pemantauan terhadap Alat pelindung diri harus rutin dilakukan, agar
dalam penggunaan lebih optimal.

16
DAFTAR PUSTAKA

Gustiar S. Kep. Ns. , 2012 , Alat Pelindung Diri Pada Perawat , (http://cholate-
gustiar.blogspot.co.id/2012/03/alat-pelindung-diri-pada-
perawat.html?m=1, , Diakses pada tanggal 18 September 2016).

Afrizal, Yudha, 2016, Panduan Alat Pelindung Diri, (http://www.slideshare.net/


Yudhaafrizal/panduan-alat-pelindung-diri , Diakses pada tanggal 18
September 2016).

Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh


(terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (http://prokum.


esdm.go.id/uu/2003/uu-13-2003.pdf)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3): Definisi, Indikator Penyebab dan Tujuan
Penerapan Keselatan dan Kesehatan Kerja (http://jurnal-sdm.blogspot.
com/2009/10/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3.html)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (http://anandasekarbumi.files.wordpress.com


/2010/11/sap-9-msdm-10-11.ppt

17

Anda mungkin juga menyukai