Anda di halaman 1dari 25

VASKULER DALAM HEMOSTATIS DAN PEMBEKUAN

MAKALAH

Disusun dalam rangka memenuhi salah satu mata kuliah Hematologi

Dosen Pengampu : Ibu Meti Rizki Utari, S.KM

Disusun oleh:

Camila Putri Hernawan KHGE19006

Iis Gina Nuraeni KHGE19011

Sindi Utami KHGE19073

Topik Riyanto KHGE19033

PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN ANGKATAN VI


STIKes KARSA HUSADA GARUT
Jl. Subyadinata No.7, Jayaraga,
Kec. Tarogong Kidul, Kabupaen Garut, Jawa Barat
44151
2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Vaskuler Dalam Hemostatis
Dan Pembekuan ini tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Meti Rizki Utari S.KM selaku Dosen
Hematologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Garut, 20 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................5
2.1 Struktur dan Fungsi Vaskuler dan Pembekuan..................................................................5
2.2 Macam – macam Vaskuler..................................................................................................10
2.3 Fungsi Vaskuler pada Hemostatis......................................................................................15
2.4 Menyebutkan Jenis Bekuan................................................................................................18
2.5 Mekanisme Bekuan..............................................................................................................18
2.6 Fibrinolisis............................................................................................................................21
BAB III......................................................................................................................................................23
PENUTUP.............................................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................23
3.2 Saran.....................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Hemostasis adalah proses penghentian perdarahan secara spontan dari pembuluh


darah yang mengalami kerusakan. Hemostasis Primer adalahmekanisme normal yang
diperankan oleh tubuh untuk menghentikan perdarahan yang diperankan oleh pembuluh
darah dan trombosit membentuk sumbat trombosit.

Hemostasis adalah istilah gabungan untuk segala prosedur yang dilakukan oleh


tubuh untuk melindungi diri dari proses pendarahan.[1] Hemostasis juga dapat diartikan
sebagai mekanisme alami dari tubuh untuk menghentikan kehilangan darah yang
berlebihan

Pembekuan darah (koagulasi) adalah suatu proses kimiawi protein-protein pada


plasma darah berinteraksi untuk mengubah molekul protein plasma besar yang larut
yaitu fibrinogen menjadi gel stabil yang tidak larut disebut juga fibrin

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan Struktur dan Fungsi Vaskuler dan Pembekuan
2. Macam – macam Vaskuler
3. Fungsi Vaskuler dalam Hemostatis
4. Menyebutkan Jenis Bekuan
5. Jelaskan Mekanisme Bekuan
6. Pribnolisis
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Struktur dan Fungsi Vaskuler dan Pembekuan.
2. Untuk Mengetahui Macam – macam Vaskuler.
3. Untuk Mengetahui Vaskuler dalam Hemostatis.
4. Untuk Mengetahui Jenis Bekuan.
5. Untuk Mengeahui Mekanisme Bekuan
6. Untuk Mengetahui Apa Itu Pribnolisis
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Struktur dan Fungsi Vaskuler dan Pembekuan


 Struktur

Struktur Vaskuler atau Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi
yang macet darah dari jantung ke seluruh tubuh. Ada tiga jenis pembuluh darah,
yaitu arteri yang berfungsi sebagai pembawa darah dari jantung, kafiler adalah
alat darah yang berfungsi sebagai tempat pertukaran sebenarnya dan bahan kimia
antara darah dan jaringan dan pembuluh darah, yaitu alat darah yang membawa
darah dari kapiler kembali ke jantung. Pembuluh Arteri

Arteri adalah pembuluh darah yang membawa banyak oksigen dan nutrisi
dari jantung ke seluruh tubuh.

Pembuluh darah terdiri dari beberapa lapisan berikut:

• Tunika intima yaitu lapisan paling dalam dari pembuluh darah yang terdiri atas
satu lapis sel endotel yang dilarang permukaan dalam pembuluh. Di bawah
lapisan endotel adalah lapisan subendotel, terdiri atas jaringan penyambung jarang
halus yang kadang-kadang mengandung sel otot polos yang berperan untuk
kontraksi pembuluh darah.

• Tunika media yaitu lapisan tengah yang terdiri dari serat otot polos yang
tersusun melingkar. Pada arteri yang lebih besar, tunika media berasal dari tunika
intima oleh suatu lamina elastik interna. Membran ini terdiri atas serat elastik,
biasanya berlubang-lubang sehingga zat-zat dapat masuk melalui lubang-lubang
yang terdapat di dalam membran dan memberikan suplai Oz dan nutrisi lainnya
ke sel-sel yang terletak jauh di dalam dinding pembuluh. Pada pembuluh besar,
sering ditemukan lamina elastika eksterna yang lebih tipis yang salah satu media
dari tunika adventitia yang terletak di luar.

• Tunika adventitia yaitu lapisan terluar yang terdiri atas jaringan ikat kolagen dan
elastik, terutama kolagen tipe I. Pada pembuluh yang lebih besar, terdapat vasa
vasorum bercabang-cabang luas dalam adventitia.

• Anastomosis Arteriovenosa adalah sambungan langsung antara sirkulasi arteri


dan vena. Anastomosis arteriovenosa ini terkenal di seluruh tubuh dan umumnya
terdapat pada pembuluh-pembuluh kecil yang berfungsi membuka operasi pada
daerah tertentu, terutama pada jari, kuku, dan telinga. Sistem ini mempunyai tata
kelola sirkulasi pada berbagai organ dan berperanan pada beberapa fenomena
fisiologi, perlindungan terhadap suhu yang rendah, dan ereksi. Anastomosis
arteriovenosa banyak dipersarafi oleh sistem saraf simpatis dan parasimpatis
(sistem saraf otonom). Pembantu aliran darah pada berbagai organ, anastomosis
yang mempunyai fungsi pengatur suhu atau pengatur suhu yang terbukti pada
kulit anggota gerak (ekstremitas)
Pembuluh Vena

Vena adalah pembuluh darah yang berfungsi membawa darah dari perifer
(ujung) kembali ke jantung dan paru - paru.

Vena terdiri dari beberapa lapisan, yaitu :

• Tunika intima yaitu lapisan endothelium yang mengandung sel pipih selapis,
dan lapisan subendothelium yang berisi jaringan ikat tipis langsung berhubungan
dengan tunica adventitia.

• Tunika media yaitu lapisan yang tipis, otot polosnya bercampur dengan jaringan
ikat berada dibagian tengah. • Tunika adventitia yaitu lapisan paling tebal pada
vena, lapisan ini juga lapisan yang paling berkembang. Jaringan ikat longgar
dengan serabut kolagen yang membentuk berkas-berkas longitudinal, sel fibroblas
tampak di antaranya. Sel-sel otot polos juga tampak pula.

Vasa vasorum adalah pembuluh darah kecil yang memberikan pasokan


pasokan metabolit-metabolit untuk sel-sel di tunika adventitia dan tunikamedia
pembuluh darah besar, apakah itu vena besar maupun arteri besar, karena lapisan-
lapisannya terlalu tebal untuk diberi makanan oleh difusi langsung dari aliran
darah.
 Fungsi

Pembuluh darah berfungsi sebagai tempat mengalirnya darah dan


membawa darah yang dialirkan dari seluruh jaringana tubuh, darah yang dialirkan
tersebut mengandung oksigen yang berikatan dengan hemoglobin didalam darah.
Didalam darah juga terdapat protein dan glukosa yang mana komponen tersebut
dibutuhkan oleh sel nantinya, Setelah sampai ke seluruh jaringan tubuh atau
jaringan organnya, atau melalui anastomosis arteriovenosa dan juga kapiler.
Oksigen dan metabolit tersebut disuplai ke organ sasaran hingga tercapailah tujuan
dengan oksigen dan metabolisme seperti glukosa tersebut, sel-sel di seluruh tubuh
dapat mengalami metabolisme aerob (menggunakan O2) untuk menjalankan
fungsinya. Kemudian oksigen tersebut dipakai untuk metabolisme sel, hasil proses
metabolisme tersebut adalah energi dan karbon dioksida (CO2), kemudian darah
itu kembali ke jantung melalui vena kecil kemudian vena besar, setelah sampai
dijantung, darah tersebut dipompa oleh ventrikel kanan jantung ke dalam paru,
atau Sistem ini disebut juga dengan sirkulasi pulmoner. Sampai di paru-paru,
darah yang membawa CO2 tersebut ditukar kembali dengan Oz yang dihisap pada
saat pernafasan, melalui difusi.
Pembuluh darah juga berfungsi untuk membawa sel darah seperti lekosit
(sel darah putih), eritrosit (sel darah merah) dan trombosit (menjaga darah), serta
komponen-komponen darah lainnya yang terlarut di dalam plasma. Jika terjadi
infeksi atau masuknya benda asing ke dalam tubuh, maka respons tubuh dalam
upaya untuk menormalkan kembali (penyembuhan), sel darah putih tersebut yang
merupakan alat untuk pertahanan tubuh tubuh seseorang akan melawan bakteri
ataupun benda asing yang masuk kedalam tubuh, sehingga ketika imunitas
seseorang melemah atau bakteri yang masuk kedalam tubuh terlalu kuat, maka
seseorang terkena penyakit. Komponen darah lain yang dibawa ke rumah adalah
trombosit yang terjadi kerusakan jaringan atau luka yang diakibatkan perdarahan
dengan cara adesi dan persetujuan.

Secara umum, saluran darah adalah sebuah pipa panjang yang


mengalirkan udara ke tempat yang akan dituju. Begitu juga dengan pembuluh
darah untuk mengalirkan darah ke eorgan-organ di seluruh tubuh. Fungsi
pembuluh darah juga dapat dibedakan berdasarkan jenis-jenis dari arteri dan vena,
yaitu:

• Arteri berfungsi untuk mengangkut atau mengalirkan darah dari jantung ke


seluruh tubuh, serta mengangkut oksigen ke organ-organ tubuh

• Arteriola berfungsi untuk macet darah dari arteri ke kapiler, dan juga sebagai
regulator (pengaturan) utama aliran darah dan tekanan darah.
• Kapiler berfungsi untuk memasok darah dari arteriola ke organ-organ tubuh, dan
membuang sampah hasil metabolisme organ tubuh

• Venula berfungsi untuk mengalirkan darah yang kembali dari organ tubuh untuk
kembali ke jantung

• Vena berfungsi untuk mengangkut darah ke jantung dari venula serta


mengangkut darah yang kaya akan karbon dioksida

2.2 Macam – macam Vaskuler


Secara umum, pembuluh darah dibagi dua macam, yaitu arteri dan vena.
Jenis-jenis pembuluh darah:
1. Arteri
Sebagai pembuluh yang sangat penting, arteri atau nadi memiliki beberapa
fungsi bagi tubuh. Salah satu fungsi yang diketahui sering diketahui sebagai
media untuk mengalirkan darah yang mengandung oksigen ke jantung. Dengan
demikian, peredaran yang lancar dari pembuluh nadi akan membuat kondisi
jantung tetap sehat. Adapun fungsi lain dari nadi adalah sebagai berikut:
• Mengedarkan Nutrisi ke Seluruh Sel Tubuh Salah satu fungsi dari nadi arteri
adalah mengedarkan seluruh nutrisi ke seluruh bagian tubuh. Seperti yang kita
tahu, setlap makanan yang dikonsumsi oleh tubuh akan diserap nutrisinya dan
kemudian mati oleh pembuluh nadi ke jantung dan akhirnya pada seluruh bagian
tubuh. Tak heran terjadi penyumbatan darah pada pembuluh darah, maka tubuh
dan jantung akan kekurangan nutrisi serta oksigen.
• Membantu Proses Pengerdaran Racun dalam Tubuh Fungsi lain yang dimiliki
oleh pembuluh nadi adalah mengeluarkan racun yang ada di dalam tubuh. Dalam
hal ini, racun atau zat sisa yang ada di dalam tubuh akan dikeluarkan melalui tiga
proses. Pertama adalah defekasi yang berupa proses pengeluaran sisa makanan
melalui sistem pencernaan dan berakhir menjadi feses. Kedua adalah ekresi
pengeluaran pengeluaran racun dari urine, udara pernafasan, dan keringat.
Sedangkan proses ketiga adalah pengeluaran racun oleh pengeluaran dan sel.
Dalam hal ini, pembuluh nadi memiliki peran yang sangat penting karena saluran
ini melewati organ tubuh seperti ginjal, paru-paru, lapisan kulit, dan hati.
• Menstabilkan Keseimbangan Komponen Penting dalam Darah Adapun fungsi
terakhir adalah membantu menstabilkan keseimbangan unsur-unsur kimia di
dalam darah, termasuk keseimbangan sistem tubuh.

Arteri berfungsi untuk mengangkut darah yang berasal dari jantung. Darah yang
berasal dari jantung agar bisa sampai ke seluruh tubuh, dipompakan dari dengan
tekanan yang cukup besar terhadap dinding. Tekanan darah yang dipompakan
dari jantung ke seluruh tubuh ini dikenal dengan istilah systole. Untuk menahan
tekanan tersebut, arteri harus mempunyai struktur dinding yang cukup kuat dan
kuat, sehingga pembuluh darah tidak pecah. Oleh karena itu struktur pembuluh
darah arteri lebih tebal jika dibandingkan dengan vena. Malah tekanan darah
yang dipompakan balik dari seluruh tubuh kembali ke jantung memiliki tekanan
yang lebih rendah, tekanan yang dikenal dengan istilah diastole. Untuk menahan
tekanan balik tersebut, pembuluh darah bali (vena) tidak harus mempunyai
struktur dinding yang tebal dan kuat seperti arteri. Oleh karena itu struktur
pembuluh darah yang lebih tipis jika dibandingkan dengan arteri.

Kekuatan tekanan darah tersebut sebenarnya berasal dari kekuatan yang


dihasilkan oleh jantung saat berkontraksi. Dengan demikian, keberadaan serabut
elastis pada dinding arteri sangat penting untuk memastikan aliran darah yang
konstan ke kapiler. Tekanan pada arteri ketika jantung berkontraksi dan
berelaksasi disebut tekanan sistolik dan tekanan diastolik.
Arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari jantung. Fungsi dari arteri adalah
penggunaan darah yang banyak mengandung oksigen ke kapiler dan ke seluruh
jaringan tubuh, sehingga dapat memperdarahi organ-organ tubuh. Darah
meninggalkan jantung dari aorta menuju ke arteri. Pembuluh darah arteri
memiliki dinding yang kuat. Selain itu, dindingnya juga bersifat elastis, sehingga
mampu menahan tekanan yang kuat dari jantung, sehingga pembuluh darah arteri
tidak mudah pecah.
Letak pembuluh darah ke dalam tubuh bila dibandingkan dengan jenis pembuluh
darah. Hanya di beberapa bagian tertentu yang agak agak ke tepi, seperti di leher,
pergelangan tangan, dan pelipis. Pembuluh darah arteri berdenyut sesuai irama
denyutan jantung. Aliran darah yang berada di dalam arteri pun sangat cepat,
karena berasal langsung dari jantung. Antara pembluh darah arteri dan vena,
terdapat perbedaan jelas, yaitu jika pembuluh darah vena memiliki banyak katup,
maka lain komentar dengan arteri. Pembuluh darah arteri hanya memiliki satu
katup di pangkal berbatasan dengan bilik kiri jantung, atau biasa disebut dengan
valvula semilunar.
Berdasarkan letak dan ukurannya Jenis, pembuluh darah arteri dibagi 3
bagian. Akan tetapi, fungsinya tetap sama yaitu:
• Arteri Elastik yaitu pembuluh besar di dalam tubuh, contoh arteri ini adalah
aorta (pembuluh darah terbesar yang mengalirkan darah setelah dikeluarkan dari
ventrikel kiri jantung), trunkus pulmonalis (pembuluh darah yang mengalirkan
darah yang keluar dan dipompakan dari ventrikel kanan jantung), dan juga
cabang-cabang utama. Dinding pembuluh darah jenis ini terutama terdiri dari
jaringan ikat elastik, tahan daya tahan dan kelenturan ketika darah mengalir.
Dinding pembuluh darah ini sangat melebar selama sistol (kontraksi jantung atau
pompa jantung). Sewaktu diastole (relaksasi jantung), dinding kembali mengerut
dan mendorong darah maju.
• Arteri Muskular yaitu pembuluh darah yang banyak mengandung otot polos,
Ikontraksi juga mengontrol aliran darah melalui vasokonstriksi (menguncup) dan
vasodilatasi (mengembang), yang diatur oleh sistem saraf otonom.
• Arteriol yaitu arteri kecil dengan satu sampai lima lapisan otot polos, terminal
arteriol akan mengalirkan darah paling kecil, yaitu kapiler.
2. Vena
Vena berarti suatu sarana yang berfungsi sebagai pembawa darah menuju
jantung. Darah yang diangkut mengandung karbondioksida dan biasanya berada
di permukaan tubuh dan terlihat kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tidak
elastis dan tipis, berukuran lebih kecil dari pembuluh nadi, karena darah yang
dalam perjalanan kembali ke jantung memiliki tekanan yang sangat kecil bahkan
tidak terasa.
Pembuluh ini mempunyai katup disepanjang pembuluhnya, ini berfungsi agar
darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya katup tersebut maka aliran darah
akan mengalir ke jantung dan jika terjadi luka darah tidak akan memancar namun
akan mengalir keluar karena tekanannya tidak terasa atau rendah.
Dalam tubuh pembuluh akan menjadi satu-satunya pembuluh darah yang besar
atau disebut dengan vena cava, Pembuluh ini akan masuk melewati serambi
kanan. Bila sudah terjadi pertukaran gas pada paruparu darah akan mengalir
menuju jantung lagi melewati vena paru-paru. Vena akan membawa darah yang
mengandung oksigen jadi darah yang terdapat pada vena yang mengandung
karbondioksida kecuali pada vena pulmonalis. Padam manusia penyakit yang
menyerang pembuluh ini adalah varises.

Ciri-Ciri Vena :
1. Memiliki dinding yang tipis dibandingkan pembuluh arteri 2. Tidak elastis dan
memiliki diameter lebih besar dari pembuluh nadi atau arteri
3. Berada tidak jauh dari permukaan tubuh dan terlihat berwarna kebiruobiruan
4. Memiliki ukuran diameter hingga 1,5 cm
5. Banyak yang terkandung karbondioksida didalamnya kecuali vena pulmonalis.
Pembuluh darah pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan darah yang berasal
dari kapiler untuk kembali ke jantung. Pembuluh vena memiliki dinding yang
tipis bila dibandingkan dengan arteri, namun tetap memiliki sifat elastis.
Pembuluh darah vena ada yang besar dan kecil, Vena yang paling besar yang
terletak di dekat jantung disebut dengan vena kafa. Vena kafa sendiri dibagi
menjadi dua berdasarkan letak dan fungsinya yang berbeda, yaitu:
a) Vena Kafa Superior, yaitu pembuluh darah yang membawa darah ke jantung
dari bagian tubuh atas
b) Vena Kafa Inferior, yaitu pembuluh darah vena yang membawa darah menuju
ke jantung dari bagian tubuh bawah.
Posisi pembuluh darah terletak di bagian tubuh agak ke tepi, Pembuluh pembuluh
darah yang mengalirkan darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung, sehingga
tidak memiliki aliran darah Cipta arteri. Karena tidak mempunyai tekanan yang
besar, maka pembuluh darah memiliki banyak katup yang berfungsi untuk
mencegah agar aliran darah tidak kembali lagi ke kapiler.
Selain vena kafa, vena juga terbagi lagi menjadi:
a) Vena Pulmonalis Vena pulmonalis merupakan pembuluh vena yang sumber air
untuk mengalirkan darah segar yang mengandung oksigen ke dalam jantung.
Terdapat dua vena pulmonalis, yaitu vena pulmonalis dextra yang membawa
darah dari paru-paru kanan (dextra) ke jantung, serta vena pulmonalis sinistra
(kiri) yang membawa darah dari paru-paru kiri ke jantung.
b) Vena Kutanea Pembuluh darah Kutanea yaitu vena yang berada di bawah kulit
(cutanea berarti kulit). Sesuai dengan namanya, vena jenis ini berada di bawah
kulit, yang biasanya ditusuk saat seseorang atau pasien diambil darahnya untuk
melakukan pemeriksaan gula darah, kolesterol dan lain-lain.
c) Vena Dalam Pembuluh darah vena dalam ini terletak di dekat arteri dan tidak
tampak dengan mata telanjang jika dilihat dari luar, karena posisinya berada di
bagian dalam.
d) Venula Pembuluh darah venula Sama hubungan seperti arteriol, vessel venula
ini merupakan vena dengan ukuran yang sangat kecil dan bertanggung jawab
terhadap distribusi darah ke kapiler.
3. Jenis Jenis Kapiler
Pembuluh kapiler merupakan kelanjutan dari pembuluh darah yang
memberi oksigen dan nutrisi yang terlarut di dalam darah, darah yang kaya
oksigen ke organ-organ tubuh tempat kapiler tersebut berada. Setelah kapiler
memberikan darah yang banyak mengandung oksigen tersebut, maka kapiler juga
akan menyerap dan menyerap sisa-sisa metabolisme seperti karbon dioksida
sehingga dapat dialirkan melalui vena kembali ke jantung.
Di dalam tubuh terdapat beberapa jenis kapiler, yaitu:

a) Vas Capillare Continuum


Jenis kapiler ini adalah kapiler terluas yang ada di dalam tubuh. Dinding kapiler
ini tersusun atas banyak jaringan endotel
b) Vas Kapiler Fenestratum Pembuluh kafiler vas kapiler kontinum terletak pada
pori-pori (fenestra) dalam kapiler jenis ini. Biasanya kapiler ini terletak di HPH
endokrin, usus halus, dan glomerulus ginjal.
c) Vas Capillare Sinusoideum Pembuluh kapiler ini terletak di hati, limpa, dan
sumsum tulang. Membran basalis kapiler tidak terbentuk dengan sempurna, dan
mempunyai diameter yang lebar serta terdapat celah antara sel endotelnya

2.3 Fungsi Vaskuler pada Hemostatis


Hemostasis adalah proses penghentian perdarahan secara spontan dari pembuluh
darah yang mengalami kerusakan. Hemostasis ini merupakan suatu rangkaian respons
terhadap kerusakan jaringan dalam rangka untuk perdarahan. Jika pembuluh darah
mengalami kerusakan atau luka, maka penyebab hemostasis bekerja secara spontan dan
cepat untuk diperintahkan perdarahan tersebut melalui beberapa orang seperti: spasme
vascular, Pemesanan sumbat trombosit dan koagulasi. Spasme vascular lebih diinisiasi
oleh kerusakan otot polos, substansi yang Suustansi yang usakan otut dikeluarkan oleh
trombosit teraktivasi dan oleh refleks yang diinisiasi oleh reseptor trombosit.
Pembentukan sumbat trombosit dilalui proses adhesi trombosit pada sel endotel yang
rusak, diikuti oleh reaksi pengeluaran trombosit yang dibantu oleh ADP dan tromboksan
Az dan diakhiri dengan agregasi trombosit. Sementara koaguasi didapatkan melalui
beberapa tahap / kaskade koagulasi.
Reaktivitas vaskular dikontrol oleh produk-produk sel endotel yang berperan melalui
proses hemostasis. Produk-produk tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Endotelin misalnya berperan dalam memperkuat vasokonstriksi. Sementara itu
tromboregulator termasuk di dalamnya yaitu antikoagulan antitrombin yang bekerja
menghambat thrombin dan faktor Xa, faktor penghambat jaringan yang memblok
aktovotas faktor VII / aktivitas jaringan faktor, dan trombomodulin-sistem protein C yang
menghambat aktivitas kofaktor faktor Va dan faktor VIlla. Struktur darah berdasarkan
fungsinya menunjukan struktur yang berbeda dar tiga jenis pembuluh darah. arteri
pembuluh darah yang macet darah dari jantung ke seluruh tubuh. Tekanan jantung untuk
memompakan darah untuk menyebarkan ke seluruh tubuh memerlukan tekanan yang
mendorong darah, dengan tekanan darah yang besar, tabung harus kuat untuk menahan
takanan, sehingga struktur pembuluh darah menjadi tebal. Arteri memiliki struktur
pembuluh darah yang tebal tetapi lumennya lebih sempit, ini untuk membantu
mempertahankan tekanan darah yang kuat. Selain itu dalam tunika media banyak
mengandung serat-serat elastic. Serat elastis ini diperlukan untuk menyesuaikan tekanan
dan membantu darah sepanjang tekanan jantung.
Di dalam lapisan darah di samping endotel, terdapat serat kolagen dan vwf (von
Willebrand faktor yang berperan sebagai rangkaian mulai pelaksanaan proses hemostasis.
Saat kejadian luka, maka serat kolagen akan menonjol dan kontak dengan trombosit
reseptor terhadap trombosit. Reaksi hemostasis pertama pada saat luka atau kerusakan
jaringan Saat terjadi luka, endotel mengeluarkan fosfolipid yang akan menginisiasi fungsi
trombosit untuk melakukan fungsi adhesi.

Vasokonstriksi yaitu proses penyempitan atau pengkerutan pembuluh darah dengan cara
mmenyempitkan diameter pembuluh darah yang terjadi pada daerah yang mengalami
kerusakan atau luka dengan tujuan untuk mengurangi aliran darah. proses vasokonstriksi
terjadi pada daerah pembuluh darah sekitar luka. Jika terjadi kerusakan jaringan atau
luka, maka akan terjadi keluarnya zat serotonin, epineprin, dengan adanya zat tersebut
maka pembuluh darah menjadi mengkerut atau menyempit dengan tujuan untuk
mengurangi aliran darah yang menuju ke daerah luka.
Vasokonstriksi yang terjadi pada daerah luka merupakan respon fisiologis untuk sebagai
upaya kerusakan jaringan dalam rangka untuk keluarnya darah yang akan diiringi dengan
cara lain yang diperankan oleh trombosit dan faktor-faktor pembekuan darah

2.4 Menyebutkan Jenis Bekuan


Jenis hemostasis Hemostasis primer Vasokonstriksi pembentukan sumbatan
trombosit hemostasis sekunder kaskade koagulasi deposit dan stabilisasi fibrin
hemostasis tersier Penghancuran bekuan fibrin plasminogen dependent activation

2.5 Mekanisme Bekuan


Hemostasis Primer terdiri dari pembuluh darahdan trombosit, disebut hemostasis
primer karena pertama terlibat dalam proses penghentian darah bila terjadi perdarahan,
diawali dengan vasokontriksi pembilih darah dan pembentukan plak trombosit yang
menutup luka dan menghentikan perdarahan ketika pembuluh darah rusak, beberapa
respons ditunjukkan oleh tiap-tiap komponen hemostasis. Respons pertama muncul dari
pembuluh darah yang menyempit (vasokonstriksi) untuk menanggapi gangguan keutuhan
dindingnya. Penyempitan pembuluh darah ini timbul akibat (1) spasme miogenik lokal,
(2) autakoid jaringan, dan (3) beberapa refleks tertentu. Respons ini berlangsung selama
beberapa menit hingga jam, waktu yang digunakan komponen hemostatik lain untuk
berkerja melakukan fungsinya.
Saat pembuluh darah rusak dan kehilangan keutuhan dindingnya, interaksi antara platelet
dan dinding pembuluh darah berubah dan memicu perlekatan platelet pada struktur pos
intima yang terpapar. Platelet yang melekat tersebut menghasilkan ADP (adenosine
diphosphate) dan juga menyebabkan platelet-platelet lain menghasilkan ADP
menyebabkan mereka berkumpul membentuk agregat dan akhinya membentuk sumbat
platelet (platelet plug).
Sumbatan platelet ini hanya mampu menutup perdarahan sementara waktu dan harus
diperkuat lagi oleh proses lebih lanjut yaitu pembentukan bekuan darah (clot) yang akan
memperkokoh penutupan kerusakan pembuluh darah.

Hemostasis Sekunder merupakan sekumpulan mekanisme sistemik, kompleks


dan saling berhubungan, berkerja untuk mempertahankan keseimbangan antara koagulasi
dan antikoagulasi Hemostasis sekunder terdiri dari faktor pembekuan dan anti
pembekuan, yang akhir dari mekanisme hemostasis sekunder adalah terbentuknya benang
fibrin.
Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan lain, vasokonstriksi dan
sumbat trombosit belum cukup untuk mengkompensasi luka ini. Maka, terjadilah
hemostasis sekunder yang melibatkan trombosit dan faktor koagulasi. Hemostasis
sekunder ini mencakup pembentukan jaring-jaring fibrin. Hemostasis sekunder ini
bersifat delayed dan long-term response. Kalau proses ini sudah cukup untuk menutup
luka, maka proses berlanjut ke

Hemostasis Tersier yaitu mekanisme hemostasis lanjut yang diperankan oleh


darah, dimana bekuan atau hemostatic plug yang sudah terbentuk akan dihancurkan
dalam system fibrinolysis. System fibrinolisis akan diaktifkan untuk melakukan
penghancuran fibrin yang sudah terbentuk agar tidak menjadi penghalang aliran darah
dan menyebabkan lisis dari fibrin dan dan endotel menjadi utuh kenbali.
Hemostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas koagulasi tidak
berlebihan. Hemostasis tersier melibatkan sistem fibrinolisis.Pada proses mekanisme,
hemostasis ini adalah suatu proses fisiologis yang kompleks yang mempertahankan
fluiditas darah melalui mekanisme peroakoagulasi dan antikoagulasi yang ada dalam
tubuh ketidakseimbangan dari dua komponen ini akan mempredisposisikan pasien
terhadap
perdarahan atau trombosis. Fibrinolisis adalah proses dimana gumpalan fibrin sebagai
produk koagulasi
2.6 Fibrinolisis
Fibrinolisis merupakan Mekanisme pecahnya benang fibrin (salah satu agen
pembeku darah yang diproduksi dalam darah sebagai produk akhir koagulasi). Darah juga
mengandungenzim fibrinolitik yang berguna mecegah pembentukan gumpalan atau
pembekuan darah pada area yang tidak terluka, sehingga tidak akan menghalangi aliran
darah,dan juga enzim ini akan menghancurkan fibrin bila luka telah sembuh. Trombosis
merupakan pembentukan gumpalan atau bekuan darah yang tidak normal, yang terjadi
bila terdapat gangguan pada jalur pembekuan darah dan pemecahan fibrin. Obat yang
dapat mengaktifkan kerja fibrinolisis dapat juga menyembuhkan penyakit seperti
embolisme paru-paru, daninfark myocardial yang disebabkan karena adanya gumpalan
darah yang menghalangi aliran darah.
Fibrinolisis adalah mekanisme fisiologis yangbekerja secara konstan dengan
sistimpembekuan darah untuk menjamin lancarnyaaliran darah ke organ perifer atau
jaringantubuh
Ada dua tipe fibrinolisis yaitu:
Primer: pemecahan gumpalan darah
Sekunder: pemecahan gumpalan darah karena obat-obatan, penyakit medis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hemostasis adalah proses penghentian perdarahan secara spontan dari pembuluh
darah yang mengalami kerusakan. Hemostasis Primer adalahmekanisme normal yang
diperankan oleh tubuh untuk menghentikan perdarahan yang diperankan oleh pembuluh
darah dan trombosit membentuk sumbat trombosit

3.2 Saran
Semoga pembaca dapat memahami Pemeriksaan Resistensi Osmotik ini dan jika
ada kesalahan penulisan mohon sarannya agar penulisan makalah ini menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/

http://Wikipedia.co.id

Anda mungkin juga menyukai