Anda di halaman 1dari 27

KONSEP HEMATOPOIESIS

MAKALAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hematologi II

Dosen Pengampu : Meti Rizki Utari, SKM

Disusun Oleh

Kelompok 5

Aldi Renaldi S KHGE 19003


Mia Melati N KHGE 19017
Raisi Amini KHGE 19024
Rega Lestari KHGE 19025

2A D-III Analis Kesehatan

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN


STIKES KARSA HUSADA GARUT
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul“Konsep
Hematopoiesis“. Adapun maksud dan tujuan kami membuat makalah ini untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Hematologi II

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Meti Rizki Utari S.KM


selaku Dosen Hematologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan di dalam makalah ini.Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
membangun diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.Akhir kata kami berharap
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya.

Garut, 19 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
2.1 Definisi Hematopoiesis...........................................................................................3
2.2 Mekanisme Pembentukan Sel Darah....................................................................4
2.3 Organ-organ dalam Pembentuk Sel Darah..........................................................6
2.4 Pembentukan Sel Darah Seri Eritrosit................................................................9
2.5 Pembentukan Sel Darah Seri Granulosit...........................................................12
2.6 Pembentukan Sel Darah Seri Limfosit...............................................................14
2.7 Pembentukan Sel Darah Seri Monosit................................................................16
2.9 Perbedaan Pembentukan Sel Darah Seri Eritrosit,Granulosit,Limfosit,
Monosit dan Trombosit........................................................................................18
BAB III PENUTUP.............................................................................................................20
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................20
3.2 Saran.....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan pembetukan sel sel darah sangat berperan penting
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan setiap individu.Darah sendiri
adalah suatu suspense partikeldalam suatu larutan koloid cair yang
mengandung elektrolit(Baldy,2006).Darah mempunyai fungsi penting dalam
sirkulasi.Secera umum fungsi darah adalah sebagai alat transportasi oksigen
karbondioksida,zat gizi,dan sisa metabolisme,mempertahankan keseimbangan
asam dan basa,mengatur cairan jaringan dan cairan ekxtrasel,mengatur suhu
tubuh dan sebagai pertahanan tubuh dengan mengedarkan anti bodi dan sel
darah putih (Goorha et al,2003).
Sel-sel darah tersebut mempunyai umur tertentu sehingga dibutuhkan
pembentukan sel-sel darah baru yang disebut Hematopoeiesis.Hematopoeisis
adalah proses pembentukan komponen sel darah,dimana terjadi
proliferasi,maturase dan diferensiasi sel yang terjadi secara
serentak.Hematopoeisis diambil dari bahasa Yunani Kuno yaitu “Hema”yang
artinya Darah dan “Poisis”yang artinya untuk membuat.Fungsi Hemstopoeisis
adalah memproduksi sel darah untuk mengganti sel yang rusak atau
mati.Hematopoeisis juga sering disebut sel-sel batang hematopoieteic.Pada
orang dewasa yang sehat sekitar1011-1012 se-sel darah baru diproduksi setiap
hari untuk mempertahankan di sirkulasi perifer
1.2 Rumusan Masalah
 Apa definisi Hematopoiesis
 Bagaimana mekanisme pembentukan sel darah
 Apa saja organ-organ dalam pembentuk sel darah

1
 Bagaimna pembentukan sel darah seri eritrosit
 Bagaimana pembentukan sel darah seri granulosit
 Bagaimana pembentukan sel darah seri limfosit
 Bagaimana pembentukan sel darah seri monosit
 Bagaimana pembentukan sel darah seri trombosit
 Sebutkan perbedaan pembentukan sel darah seri eritrosit, granulosit,
limfosit, monosit dan trombosit

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui definisi Hematopoiesis
 Untuk mengetahui mekanisme pembentukan sel darah
 Untuk mengetahui organ-organ dalam pembentuk sel darah
 Untuk mengetahui sel darah seri eritrosit
 Untuk mengetahui sel darah seri granulosit
 Untuk mengetahui sel darah seri limfosit
 Untuk mengetahui sel darah seri monosit
 Untuk mengetahui sel darah seri trombosit
 Untuk mengetahui perbedaan pembentukan sel darah seri eritrosit,
granulosit, limfosit, monosit dan trombosit

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Hematopoiesis

Hematopoeisis adalah proses pembuatan darah. Sel darah yang


dimaksudkan adalah sel darah merah, sel darah putih, dan platelet (keping
darah). Hematopoiesis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
diferensiasi sel-sel darah dari sel-sel induk hematopoietik. Proses ini terus
diperlukan untuk mempertahankan tingkat sirkulasi sel-sel darah dalam tubuh.

Darah terbagi atas :

1) Bagian yang terbentuk yang terdiri dari eritrosit, leukosit dan


trombosit.
2) Bagian yang tidak terbentuk, plasma yang terdiri dari molekul air,
protein-protein, lemak, vitamin,KH, enzim-enzim yang larut dalam
plasma.

Ada tiga garis sel darah yang berbeda:

1) Eritroid Lineage, yang terdiri dari retikulosit dan eritrosit (sel


darah merah).
2) Limfoid Lineage, yang terdiri dari limfosit (sel B dan T) serta sel
NK.
3) Mieloid, yang terdiri dari antara lain makrofag, sel dendritik,
granulosit, dan megakariosit.

Hematopoiesis merupakan pelestarian yang sangat evolusioner, dan sel


induk hematopoietik memperbarui diri. Dengan demikian, proses ini
menyediakan model yang sangat baik untuk studi diferensiasi seluler,
perkembangan kanker, dan peran sel induk dalam proses penuaan alami.

3
2.2 Mekanisme Pembentukan Sel Darah
Mekanisme regulasi sangat penting untuk mengatur arah dan kuantitas
pertumbuhan sel dan pelepasan sel darah yang matang dari sumsum tulang ke
darah tepi sehingga sumsum tulang dapat merespon kebutuhan tubuh dengan
tepat. Produksi komponen darah yang berlebihan ataupun kekurangan
(defisiensi) sama-sama menimbulkan penyakit.

Proses hematopoiesis sangat diatur oleh kehadiran sitokin, yang


akhirnya mengatur diferensiasi sel induk hematopoietik multipotensial
menjadi jenis sel tertentu melalui aktivasi faktor transkripsi. Sitokin seperti itu
disebut faktor pertumbuhan, dan dibutuhkan selama proses hematopoiesis,
berfungsi untuk mengaktifkan faktor transkripsi. Kebutuhan faktor-faktor
tersebut dapat diamati pada beberapa penyakit, di mana kegagalan aktivasi
faktor transkripsi hematopoietik menghasilkan status immunocompromised
(imunitas tubuh terganggu) yang parah atau kanker.

Proses hematopoiesis yang khas melibatkan diferensiasi sel punca


hematopoietik multipotensial ke dalam mieloid umum atau nenek moyang
limfoid. Selanjutnya, tergantung pada sitokin dan faktor transkripsi yang
dihasilkan, progenitor myeloid dapat berdiferensiasi menjadi myeloblast yang
dapat menyebabkan perkembangan granulosit (basofil, neutrofil, atau
eosinofil) atau monosit (makrofag dan sel dendritik).

Progenitor myeloid umum juga dapat menyebabkan diferensiasi


megakariosit menjadi trombosit, atau eritroblas menjadi eritrosit. Dari
progenitor limfoid umum, sel dendritik limfoid dapat terbentuk secara
langsung. Selain itu, diferensiasi progenitor limfoid umum menjadi limfoblas
mengarah ke pengembangan lebih lanjut dari sel NK atau limfosit (sel T dan
B). Setelah diaktifkan di organ limfoid sekunder, sel B lebih lanjut
berdiferensiasi menjadi sel plasma, yang mensekresikan antibodi.

4
Zat-zat yang berpengaruh dalam mekanisme regulasi ini adalah :

1. Faktor pertumbuhan hemopoesis (hematopoietic growth factor) :


- Granulocyte-macrophage colony stimulating factor (GM-CSF)
- Granulocyte colony stimulating factor (G-CSF)
- Macrophage-colony stimulating factor (M-CSF)
- Thrombopoietin
- Burst promoting activity (BPA)
- Stem cell factor (kit ligand)
2. Sitokon (Cytokine) seperti misalnya IL-3 (interleukin-3), IL-4, IL-5, IL-7,
IL-8, IL-9, IL-9, IL-10. Growth factor dan sitokin sebagian besar dibentuk
oleh sel-sel darah sendiri, seperti limfosit, monosit, atau makrofag, serta
sebagian oleh sel- sel penunjang, seperti fibroblast dan endotil. Sitokin ada
yang merangsang pertumbuhan sel induk (stimulatory cytokine), sebagian

5
lagi menekan pertumbuhan sel induk (inhibitory cytokine). Keseimbangan
kedua jenis sitokin ini sangat menentukan proses hemopoesis normal.
3. Hormon hemopoetik spesifik yaitu Erythrpoietin : merupakan hormon
yang dibentuk diginjal khusus merangsang precursor eritroid.
4. Hormon nonspesifik

Beberapa jenis hormone diperlukan dalam jumlah kecil untuk


hemopoesis, seperti :

1) Androgen : berfungsi menstimulasi eritropoesis.


2) Estrogen : menimbulkan inhibisi eritropoesis.
3) Glukokortikoid.
4) Growth hormone
5) Hormone tiroid

Dalam regulasi hemopoesis normal terdapat feed back mechanism :


suatu mekanisme umpan balik yang dapat merangsang hemopoesisjika tubuh
kekurangan komponen darah (positive loop) atau menekan hemapoesis jika
tubuh kelebihan komponen darah tertentu (negative loop).

2.3 Organ-organ dalam Pembentuk Sel Darah


Hematopoiesis terjadi di lokasi yang berbeda di seluruh tubuh, atau
bahkan di luar tubuh (misalnya embrio). Pada embrio yang berkembang,
hematopoiesis pertama terjadi di kantung kuning telur dan transisi ke limpa,
hati, dan kelenjar getah bening. Gelombang hematopoiesis pertama ini disebut
gelombang primitif dan dicirikan terutama oleh nenek moyang eritroid yang
mengarah ke diferensiasi eritrosit, yang diperlukan untuk memasok janin yang
sedang tumbuh dengan oksigen. Kepulauan darah dan kantung kuning telur
adalah situs yang paling umum dari nenek moyang eritroid selama periode ini,
yang sementara karena nenek moyang eritroid tidak memperbaharui diri.

6
Kemudian, ketika tulang terbentuk, hematopoiesis mulai terjadi di sumsum
tulang.

Selama masa kanak-kanak, lokasi yang paling umum dari


hematopoiesis adalah tulang panjang, terutama tulang paha, tibia, dan fibula.
Pada orang dewasa, hematopoiesis bertransisi ke panggul, sternum,
tempurung kepala, dan vertebra. Meskipun proses hematopoiesis dimulai di
sumsum tulang, pematangan lebih lanjut terjadi pada organ limfoid lainnya,
termasuk limpa, timus, dan kelenjar getah bening.

Ketika organisme berkembang melewati tahap embrionik,


hematopoiesis memerlukan penggunaan sel punca hematopoietik
multipotensial dan disebut hematopoiesis definitif. Sel-sel induk
hematopoietik multipotensial seperti itu muncul dari daerah aorta-gonad-
mesonephros embrio.

Tempat hemopoesis pada manusia berpindah-pindah sesuai dengan umur :

 Janin : umur 0-2 bulan (kantung kuning telur) umur 2-7 bulan
(hati, limpa) umur 5-9 bulan (sumsum tulang).
 Bayi : Sumsum tulang.
 Dewasa. : Vertebra, Tulang iga, Tternum, tulang tengkorak,
Sacrum dan Pelvis, Ujung proksimal femur.

Pada orang dewasa dalam keadaan fisiologik semua hemopoesis terjadi pada
sumsum tulang. Untuk kelangsungan hemopoesis diperlukan :

1) Sel induk hemopoetik (hematopoietic stem cell).


Sel induk hemopoetik ialah sel-sel yang akan berkembang
menjadi sel-sel darah, termasuk eritrosit, lekosit, trombosit, dan juga
beberapa sel dalam sumsum tulang seperti fibroblast. Sel induk yang
paling primitif sebagai pluripotent (totipotent) stem cell.

7
Sel induk pluripotent mempunyai sifat :

 Self renewal : kemampuan memperbarui diri sendiri sehingga


tidak akan pernah habis meskipun terus membelah
 Proliferative : kemampuan membelah atau memperbanyak diri
 Diferensiatif : kemampuan untuk mematangkan diri menjadi
sel-sel dengan fungsi-fungsi tertentu.

Menurut sifat kemampuan diferensiasinya maka sel


induk hemopoetik dapat dibagi menjadi :

 Pluripotent (totipotent)stem cell : sel induk yang mempunyai


yang mempunyai kemampuan untuk menurunkan seluruh jenis
sel-sel darah.
 Committeed stem cell : sel induk yang mempunyai komitmet
untuk berdiferensiasi melalui salah satu garis turunan sel (cell
line). Sel induk yang termasuk golongan ini ialah sel induk
myeloid dan sel induk limfoid.
 Oligopotent stem cell : sel induk yang dapat berdiferensiasi
menjadi hanya beberapa jenis sel. Misalnya CFU-GM (colony
forming unit-granulocytelmonocyte) yang dapat berkembang
hanya menjadi sel-sel granulosit dan sel-sel monosit.
 Unipotent stem cell : sel induk yang hanya mampu
berkembang menjadi satu jenis sel saja. Contoh CFU-E
(colony forming unit- erythrocyte) hanya dapat menjadi
eritrosit, CFU-G (colony forming unit-granulocyte) hanya
mampu berkembang menjadi granulosit.
2) Lingkungan mikro (microenvirontment) sumsum tulang

8
 Lingkungan mikro sumsum tulang adalah substansi yang
memungkinkan sel induk tumbuh secara kondusif. Komponen
lingkungan mikro ini meliputi :
 Mikrosirkulasi dalam sumsum tulang
 Sel-sel stroma :
1. Sel endotel
2. Sel lemak
3. Fibroblast
4. Makrofag
5. Sel reticulum
 Matriks ekstraseluler : fibronektin, haemonektin, laminin, kolagen,
dan proteoglikan.

Periode Hematopoesis terdiri atas:

1. Mesoblastik
Dari embrio umur 2-10 minggu. Terjadi di dalam Yolk Sac, yang
dihasilkan adalah HbG1,HbG2, dan Hb Portland.
2. Hepatik
Terjadi di hati sejak embrio berumur 6 minggu dan terjadi di limpa pada
umur 12 minggu. Disini menghasilkan Hb.
3. Mieloid
Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu,terjadi di dalam sum-sum tulang
(hematopoiesis berlangsung seumur hidup terutama menghasilkan HbA,
granulosit.dan trombosit), kelenjar limfonidi (terutama sel-sel limfosit),
dan timus (limfosit, terutama limfosit T).
2.4 Pembentukan Sel Darah Seri Eritrosit
a) Eritrosit Rubriblas

9
Eritrosit Rubriblas atau proeritroblas atau pronormoblas adalah
tingkatan pertama dari tingkat perkembangan dari eritrosit. Rubriblas
berukuran 12 hingga 15mikron atau sekitar 2 sampai 2,5 kali ukuran
eritrosit. Bentuknya bulat atau oval. Inti rubriblas besar, berwarna
keunguan, kromatin halus, dan memiliki anak inti yang jelas terlihat 2
hingga 3 buah.
Dalam histologi, amat sulit untuk membedakan rubriblas dengan
sel blas lainnya seperti limfoblas, mieloblas, monoblas, dan
megakarioblas. Sitoplasmarubriblas tidak bergranula, berwarna biru dalam
pewarnaan Hematoksilin-eosin, yang mengindikasikan sifat basofilik dan
memiliki tonjolan (pseudopodi).

b) Prorubrisit

Prorubrisit atau normoblas basofilik adalah tingkatan kedua dari


tingkat perkembangan dari eritrosit. Prorubrisit berukuran 10 hingga 14
mikron atau sekitar 1,5 sampai 2 kali ukuran eritrosit. Bentuknya bulat
atau oval. Inti prorubrisit besar seperti rubriblas, berwarna keunguan,
kromatin lebih tebal dan kasar dari rubriblas, dan anak inti kadang masih
dapat terlihat. Sitoplasma prorubrisit hampir serupa dengan sitoplasma
pada rubriblas, tetapi lebih homogen dan lebih pucat.

c) Rubrisit

10
Rubrisit adalah tingkatan ketiga dari tingkat perkembangan dari
eritrosit. Rubrisit berukuran 10 hingga 12 mikron atau sekitar 1,5 ukuran
eritrosit. Bentuknya bulat atau oval. Inti rubrisit lebih kecil dari
prorubrisit, kromatin inti kasar dan menggumpal, warna lebih gelap dari
prorubrisit, dan anak inti hampir tidak ada. Sitoplasma rubrisit berwarna
biru kemerahan. Warna merah menandakan sudah mulai terbentuknya
hemoglobin. Proses mitosis eritrosit sampai stadium rubrisit.

d) Metarubrisit
Metarubrisit adalah tingkatan keempat dari tingkat perkembangan dari
eritrosit. Metarubrisit berukuran 8 hingga 11 mikron atau sedikit lebih
besar dari eritrosit. Inti metarubrisit kecil, berkormatin padat letakknya
eksentrik atau mendekati pinggir sitoplasma, dan berwarna biru gelap.

Sitoplasma metarubrisit mulai didominasi oleh warna merah karena


hemoglobin yang terbentuk semakin banyak

e) Retikulosit
Retikulosit adalah sel eritrosit yang belum matang, dan kadarnya
dalam eritrosit manusia sekitar 1%. Retikulosit berkembang dan matang di
sumsum tulang merah dan disirkulasikan dalam pembuluh darah sebelum

11
matang menjadi eritrosit. Seperti eritrosit, retikulosit tidak memiliki inti
sel (nukelus). Sel ini disebut retikulost karena memiliki jaringan seprti
retikuler pada ribosom RNA.
Retikuler ini hanya dapat diamati di bawah mikroskop dengan
pewarnaan tertentu seperti perwarnaa supravital dengan metilen biru baru.
Retikulosit tampak lebih kebiruan daripada eritrosit ketika diamati dengan
pewarnaan Romanowsky biasa. Ukurannya menyerupai eritrosit yakni
sekitar 6 hingga 9 mikron.

f) Eritrosit
Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah.Eritrosit berbentuk
lempeng bikonkaf,yang merupakan sel gepeng berbentuk piringan yang
dibagian tengah dikedua sisinya mencekung,seperti sebuah donat dengan
bagian tengah mengepeng bukan berlubang. dengan diameter 8 µm, tepi
luar tebalnya 2 µm dan bagian tengah 1 µm.

2.5 Pembentukan Sel Darah Seri Granulosit


a) Mieloblast

12
Mieloblast adalah sel termuda diantara seri granulosit. Sel ini memiliki
inti bulat yang berwarna biru kemerah-merahan, dengan satu atau lebih
anak inti, kromatin inti halus dan tidak menggumpal. Sitoplasma berwarna
biru dan sekitar inti menunjukkan warna yang lebih muda. Mieloblast
biasanya lebih kecil daripada rubriblast dan sitoplasmanya kurang biru
dibandingkan rubriblast. Jumlahnya dalam sumsum tulang normal adalah
< 1% dari jumlah sel berinti

b) Promielosit

Dalam fase ini sitoplasma seri granulosit telah memperlihatkan


granula berwarna biru tua / biru kemerah-merahan. Berbentuk bulat dan
tidak teratur. Granula sering tampak menutupi inti. Granula ini terdiri dari
lisozom yang mengandung mieloperoksidase, fosfatase asam, protease dan
lisozim. Inti promielosit biasanya bulat dan besar dengan struktur
kromatin kasar. Anak inti masih ada tetapi biasanya tidak jelas. Jumlah sel
ini dalam sumsum tulang normal adalah 1-5 %.

c) Mielosit
Pada mielosit granula sudah menunjukkan diferensiasi yaitu telah
mengandung laktoferin, lisozim peroksidase dan fosfatase lindi. Inti sel
mungkin bulat atau lonjong atau mendatar pada satu sisi, tidak tampak
anak inti, sedangkan kromatin menebal. Sitoplasma sel lebih banyak
dibandingkan dengan promielosit. Jumlahnya dalam keadaan normal
adalah 2-10 %.
d) Metamielosit

Dalam proses pematangan, inti sel membentuk lekukan sehingga sel


berbentuk seperti kacang merah, kromatin menggumpal walaupun tidak
terlalu padat. Sitoplasma mengandung granula kecil berwarna kemerah-

13
merahan. Sel ini dalam keadaan normal tetap berada dalam sumsum tulang
dengan jumlah 5-15 %.

e) Neutrofil Batang dan Segmen

Metamielosit menjadi batang apabila lekukan pada inti melebihi


setengah ukuran inti yang bulat sehingga berbentuk seperti batang yang
lengkung. Inti menunjukkan proses degeneratif, kadang-kadang tampak
piknotik pada kedua ujung inti. Sitoplasma mengandung granula halus
berwarna kemerah-merahan. Dalam darah tepi ditemukan hanya 2-6% dari
sel-sel leukosit normal. Selanjutnya sel ini menjadi neutrofil segmen.
Dalam sumsum tulang normal sel ini merupakan 10-40 % dari sel berinti.

2.6 Pembentukan Sel Darah Seri Limfosit


a) Limfoblas

Limfoblas adalah tingkatan awal dari tingkatan perkembangan sel


limfosit. Pada penerita leukemia sel limfoblas berkembang tidak
terkontrol. Sel ini sering disingkat menjadi sel "blas" dalam pembicaraan
topik leukemia. Limfoblast memiliki inti bulat berukuran besar dengan

14
satu atau beberapa anak inti, kromatin inti tipis rata dan tidak
menggumpal. Sitoplasma sedikit dan berwarna biru.Secara histologi, sulit
membedakan limfoblas dengan rubriblas. Perbedaan mendasarnya adalah
warna sitoplasma pada limfoblas lebih homogen dibandingkan dengan
rubriblas.

b) Prolimfosit
Prolimfosit menunjukkan kromatin lebih kasar tetapi belum
menggumpal seperti limfosit. Kadang-kadang sulit membedakan
limfoblast dari limfosit dan pada keadaan ragu-ragu dianjurkan untuk
menganggap sel itu sebagai limfosit.
c) Limpfosit
Besarnya sel 10 – 15 mikron , Ada yang besar (limposit besar), ada
yang sedang (limposit sedang), ada yang kecil (limposit kecil).Inti sel,
letaknya dalam sel eksentrik, Bentuk inti Oval / bulat dan relatif besar,
Warna inti Biru gelap, Kromatin kompak memadat, Membran inti kurang
jelas terlihat, Butir inti(nucleoli) tidak ada, sitoplasma, luasnya/lebarnya
relatif sempit,Warna sitoplasma Oxyphil, Perinuklear Zone umumnya
tidak ada,Granula dalam sitoplasma tidak ada. Kalau ada granula disebut
granula Azurophil. Fungsi berhubungan aktifitas imunitas seluler dan
imunitas humoral.

15
2.7 Pembentukan Sel Darah Seri Monosit
a. Monoblast dan Promonosit
Monoblast dan promonosit dalam keadaan normal sulit dikenal atau
dibedakan dari mieloblast dalam sumsum tulang, tetapi pada keadaan
abnormal misalnya pada proliferasi berlebihan sel seri ini, monobalst dan
promonosit dapat dikenali dari intinya yang memperlihatkan lekukan
terlipat atau menyerupai gambaran otak dan sitoplasma dengan
pseudopodia

b. Monosit
Besarnya sel 10 – 22 mikron, Inti sel, Letaknya dalam sel eksentrik.
Bentuk inti menyerupai otak (brain like form), Warna inti kemerah-

16
merahan/keunguan, Kromatin tersusun lebih kasar, Butir inti (nucleoli)
tidak ada, Sitoplasma, Luasnya/lebarnya relatif lebih besar kadang-kadang
ada pseudopodia, Warna sitoplasma biru pucat, Perinuklear Zone tidak
ada, Granula dalam sitoplasma kadang-kadang ada granula Azurophil,
Fungsi melakukan fagositosis.

2.8 Bagaimana pembentukan sel darah seri trombosit


a. Megakarioblast dan Promegakariosit
Megakarioblast adalah sel besar berukuran 20-45 um, inti besar
dengan kromatin halus dan terdapat 1 atau 2 anak inti, sitoplasma biru
tidak bergranula. Berbeda dengan megakarioblast, promegakariosit
mengandung inti yang terbagi menjadi 2 atau 4 lobus, dalam sitoplasma
biasanya telah ada granula berwarna biru kemerah-merahan dan
sitoplasma tidak terlalu biru. Mungkin tampak tonjolan-tonjolan
sitoplasma seperti gelembung. Inti menjadi sangat poliploid mengendung
DNA samapi 30 kali banyak dari sel normal. Sitoplasma sel ini homogen
dan sangat basofilik.

17
2.9 Perbedaan Pembentukan Sel Darah Seri Eritrosit,Granulosit,Limfosit,
Monosit dan Trombosit
A. Eritrosit
 Bentuk cakram biconcave dengan diameter 7-8 mikron
 Lunak,mudah menyesuaikan diri dengan anyaman kapiler
 Fungsinya mengnagkut O2 dan CO2 dengan cara mengikat pada
hemoglobin
 Jumlah eritrosit normal 4juta/mm3
 Usianya 120 hari
 Dibuat di hati dan limpa ( pada saat dalam Rahim),sum-sum tulang(tulang
pipih)
B. Granulosit
 Mengandung butir-butir spesifik dalam sitoplasmanya

18
 Dengan adanya butir spesifik dapat dibedakan antara neutrophil,eosinophil
dan basophil
 Berdasarkan perkembangan dan bentuk inti sel dapat dibedakan bentuk
stab,band,dan segmen
 Bila bentuk inti seperti tongkat bengkok dengan kaki yang sejajar seperti
huruf C,U,dan S disebut dengan Band
 Semakin tua terjadi penipisan pada beberapa tempat ,penipisan ini disebut
Filamen
 Apabila filament yang terbentuk kurang dari 1/3 tebal inti disebut segmen
 Semakin tua filamen semakin banyak segmen semakin banyak disebut
dengan PMN
C. Limfosit
 Jumlah kurang lebih 20-40% dari jumlah leukosit
 Berdasarkan diameter dibedakan menjadi limfosit kecil (6-8
mikron),limfosit sedang (12 mikron),dan limfosit besar (>12 mikron)
 Inti sel limfosit bulat sepertti bola,jenis dense chromatine type,sehingga
tampak gelap dan hamper memenuhi seluruh sitoplasma
 Sitoplasma sedikit,warna biru muda,butir-butir azurofilik kadang-kadang
tampak
D. Monosit
 Sel darah terbesar dengan diameter 12-15 mikron,kadang-kadang
mencapai 20 mikron
 Jumlah 2-8% dari jumlah leukosit
 Inti monosit seperti ginjal atau bergelambir,susunan cromatin longgar
hingga inti tampak seperti berbuih
 Sitoplasma biru muda mengandung butir-butir azurofilik
 Berfungsi sebagai fagositosis
 Monosit setelah dikeluarkan dari sutul akn beredar dalam darah kemudian
masuk dalam jaringan menjadi makrofag

19
E. Trombosit
 Bentuk tidak teratur dan tidak berinti
 Berfungsi untuk pembekuan darah
 Jumlahnya 150.000-300.000/mm3 dengan ukuran 2-5 mikron
 Usia trombosit 8 hari
 Dibuat di sum-sum tulang

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Hematopoeisis adalah proses pembuatan darah. Sel darah yang


dimaksudkan adalah sel darah merah, sel darah putih, dan platelet (keping
darah). Hematopoiesis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
diferensiasi sel-sel darah dari sel-sel induk hematopoietik. Proses ini terus
diperlukan untuk mempertahankan tingkat sirkulasi sel-sel darah dalam tubuh.

Darah terbagi atas :

1. Bagian yang terbentuk yang terdiri dari eritrosit, leukosit dan


trombosit.

20
2. Bagian yang tidak terbentuk, plasma yang terdiri dari molekul air,
protein-protein, lemak, vitamin, enzim-enzim yang larut dalam
plasma.

Tempat hemopoesis pada manusia berpindah-pindah sesuai dengan


umur Janina tau Umur 0-2 bulan (kantung kuning telur) umur 2-7 bulan (hati,
limpa) umur 5-9 bulan (sumsum tulang),Bayi pada Sumsum tulang dan
dewasa Vertebra, Tulang iga, Tternum, tulang tengkorak, Sacrum dan Pelvis,
Ujung proksimal femur.

Periode Hematopoesis terdiri atas:

1. Mesoblastik
Dari embrio umur 2-10 minggu. Terjadi di dalam Yolk Sac, yang
dihasilkan adalah HbG1,HbG2, dan Hb Portland.
2. Hepatik
Terjadi di hati sejak embrio berumur 6 minggu dan terjadi di limpa pada
umur 12 minggu. Disini menghasilkan Hb.
3. Mieloid
Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu,terjadi di dalam sum-sum tulang
(hematopoiesis berlangsung seumur hidup terutama menghasilkan HbA,
granulosit.dan trombosit), kelenjar limfonidi (terutama sel-sel limfosit),
dan timus (limfosit, terutama limfosit T).
3.2 Saran
Semoga pembaca dapat memahami Konsep Hematopoiesis ini dan kami
sadar bahwa masih banyak kekurangan yang di miliki,baik dari tulisan
bahasan yang penyusun sajikan,oleh karena itu mohon diberikan sarannya
agar bisa membuat makalah lebih baik lagi dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua dan menjadi wawasan baru.

21
22
DAFTAR PUSTAKA

Luna,Danastri.2017.Bagaimana Proses Hematopoiesis.


https://www.dictio.id/t/bagaimana-proses-hematopoiesis/6151/2(diakses
tanggal 18 Maret 2021).

Wikipedia.2019.Hemopoesis. https://www.dictio.id/t/bagaimana-proses-
hematopoiesis/6151/2 (diakses tanggal 18 Maret 2021).

Sridianti.2020.Pengertian Hematopoiesis dan Proses Hematopoiesis.


https://www.sridianti.com/pengertian-hematopoiesis-dan-proses-
hematopoiesis.html (diakses tanggal 18 Maret 2021).

Chilmi,Syahrul.2013.Hematopoiesis.https://id.scribd.com/doc/120392227/He
matopoiesis (diakses tanggal 18 Maret 2020 ).
Sari,Mulya.2014.Seri Eritrosit.
https://www.slideshare.net/mobile/mulyasari56808/sel-tunas (diakses tanggal
18 Maret 2021).
Musyaffa,Ripani.2010.Sel Seri Granulosit.
http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/2010/02/sel-seri-granulosit.html?m=1
(diakses tanggal 18 Maret 2021).
Musyaffa,Rifani.2010.Sel Seri Monosit dan Limposit.
http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/2010/02/sel-seri-monosit-dan-
limfosit.html?m=1 (diakses tanggal 18 Maret 2021).
Musyaffa,Rifani.2010.Sel Seri Trombosit.
http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/2010/02/sel-seri-thrombosit.html?m=1
(diakses tanggal 19 Maret 2021).
Anwar,Chairul.2016.Darah dan Sum-sum
Tulang.https://slideplayer.info/amp/3196570/(diakses tanggal 20 Maret 2021)
Dunia Pendidikan.2021.Eritrosit.https://duniapendidikan.co.id/eritrosit/
(diakses tanggal 20 Maret 2021)

iii
iv

Anda mungkin juga menyukai