Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah : Penanganan Spesimen dan Flebotomi (T)

Jenis Tugas : Kelompok 1


Dosen Pengampu : Zulfikar Ali Hasan, S.ST., M.Kes

KOMPLIKASI FLEBOTOMI

Oleh :
DIRA MAHARANI (013)
ANNI ATIQAH MAHDIYYAH (008)
KURNIAWATI (019)
MUHAMMAD ADE LUTHFI (022)
JULFANI (017)
ILMIA PUTRI USNUL (016)
NI LUH LITA DESMIANTI (024)
DINDA WAHYU SURYADI (012)
ANISAH MUSFIRAH PUTRI MH FAARUK (007)
MUH. ALI (021)
NURHALISA HASRI (025)
KURNIAWAN AGUS JAMAAN (018)
HASTUTI (014)
ANDI NURUL SABRIA (006)
A.IKAH PUSPITASARI (001)
SYAKILA KHAERA SYAH (031)
KELAS A
PROGRAM SARJANA TERAPAN
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Komplikasi Flebotomi.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk


memenuhi tugas Mata Kuliah Penanganan Sampel dan Flebotomi. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
pengambilan darah vena secara manual dan tertutup.

Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membagi


sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 22 Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................
ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................
iii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................

A Latar Belakang.......................................................................................
1

B Rumusan Masalah ...............................................................................


3

C Tujuan Penulisan...................................................................................
3

BAB 2 PEMBAHASAN .......................................................................................

A Komplikasi dalam flebotomi...................................................................


1

1. Syncope.............................................................................................
6

2. Rasa Nyeri.........................................................................................
6

3. Hematoma.........................................................................................
6

4. Infeksi.................................................................................................
6

5. Perdarahan........................................................................................
6

iii
6. Alergi..................................................................................................
6

7. Trombosis..........................................................................................
6

8. Anemia...............................................................................................
6

9. Komplikasi Neurologik.......................................................................
6

BAB 3 PENUTUP................................................................................................

A Kesimpulan............................................................................................
20

B Saran......................................................................................................
20

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
2

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Darah adalah jaringan cair berisi atas dua bagian. Bahan
interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan didalamnya
terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah secara
keseluruhan kira-kira merupakan satu perdua belas berat badan atau
kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45
persen sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini dinyatakan dalam
menilai hematokrit atau volume darah yang dipadatkan yang berkisar
antara 40 sampai 47.
Darah terdiri dari beberapa jenis sel yaitu sel darah merah
(eritrosit) dan sel darah putih (leukosit). Sel darah merah atau eritrosit
berupa cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, sehingga
dilihat dari samping tampak seperti dua buah buan sabit yang saling
bertolak belakang. Dalam setiap milimeterkubik darah terdapat
5.000.000 sel darah jika dilihat satu per satu berwarna kuning tua
pucat, tetapi dalam jumlah besar terlihat merah dan memberi warna
pada darah. Strukturnya terdiri dari pembungkus luar atau stroma,
berisi massa hemoglobin. Leukosit atau sel darah putih yang berfungsi
reparatif (memperbaiki) dan defensif (bertahan atau pertahanan). Sel
darah putih berupa bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar
dari pada sel darah merah, tetapi jumlahnya lebih kecil. Dalam setiap
millimeter kunik mengandung 6.000-10.000 (rata-rata 8.000) sel darah
putih.
Pengambilan darah di laboratorium sering diasumsikan dengan
nama flebotomi. Flebotomi (bahasa inggris : phlebotomy) berasal dari
kata Yunani phleb dan tomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan
tomia berarti mengiris/memotong (“cutting”). Pengambilan darah

1
umumnya yang diberikan kepada analis kesehatan hanya untuk
memperoleh spesimen darah yang berasal dari vena dan kapiler.
Darah vena adalah darah yang berada di pembuluh darah vena,
membawa darah miskin akan oksigen menuju ke jantung. Pembuluh
darah vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan
tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan
kurang elastis dari pada arteri. Pada umumnya semua pembuluh vena
cukup besar dan letaknya superficial dapat dipergunakan
pengambilan darah. Tetapi pada prakteknya yang sering digunakan
adalah vena difosa cubiti. Pada anak kecil atau bayi darah dapat
diambil pada vena jugula ris externa, vena femoralis, bahkan dari
sinus sagitalis superior. (Evelyn C. Pearce, 2006).
Praktek pengeluaran darah (bloodletting) sudah sejak lama
dikenal manusia dan menjadi bagian dari pengobatan pasien. Teknik
pengeluaran darah yang pertama(tahun 100 SM) dilakukan oleh
dokter-dokter dari Syria dengan menggunakan lintah. Sebelum dikenal
Hippocrates dengan sebutan”Bapak Ilmu Kedokteran” (abad 5 SM),
seni pengambilan darah banyak mengalami perubahan demikian pula
berbagai alat untuk keperluan pengambilan dan penampunngan
bahan darah. Lanset untuk pengambilan darah digunakan pertama
kali sebelum abad ke 5 SM dengan tetap mengacu kepada lintah
sebagai bentuk dasar. Dengan lanset ini seorang dokter (practitioner)
melubangi vena, kadang-kadang sampai beberapa lubang. Menjelang
akhir abad 19 barulah teknologi mengambil alih memproduksi “lintah
artificial”. Kini telah dikenal beragam alat pengambilan darah dan
mudah diperoleh di pasaran.
Kebanyakan pengambilan specimen darah pasien saat ini masih
dilaksanakan oleh teknisi/analis laboratorium baik diruang
laboratorium maupun diruang perawatan; padahal jabatan dan
kandungan tugas seorang teknisi atau analis laboratorium tidak
sejalan dengan tannggung jawab dan kegiatan/aktivitas seorang

2
pengambil specimen darah(dalam hal ini seorang flebotomis). Obyek
yang dihadapi oleh teknisi/analis laboratorium adalah peralatan
pemeriksaan sedang obyek yang dihadapi oleh flebotomis adal
pasien(atau orang sehat) yang dilekati oleh banyak hal:
sifat,perilaku,masalah intern/pribadi dan lain-lain. Hal-hal ini sedikit
banyaknya bias menjadi penghalang dalam kelancaran proses
pengambilan specimen darah dan hal-hal ini pula yang harus bias
dihadapi dan diatasi seorang flebotomis.
Dalam proses pengambilan darah vena tidak menutup
kemungkinan akan terjadi kesalahan yang dilakukan oleh seorang
flebotomis. Kesalahan yang ditimbulkan tersebut dapat menyebabkan
komplikasi, yang selanjutnya disebut dengan komplikasi flebotomi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja komplikasi yang dapat timbul pada flebotomi ?
2. Bagaimana penyebab timbulnya komplikasi pada flebotomi?
3. Bagaimana cara penanganan komplikasi yang timbul pada
flebotomi?
4. Bagaimana cara pencegahan komplikasi yang timbul pada
flebotomi?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui komplikasi yang dapat timbul pada tindakan
flebotomi.
2. Untuk mengetahui penyebab timbulnya komplikasi pada tindakan
flebotomi.
3. Untuk mengetahui cara penanganan komplikasi yang timbul pada
tindakan flebotomi.
4. Untuk mengetahui cara pencegahan komplikasi yang timbul pada
tindakan flebotomi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. KOMPLIKASI PADA FLEBOTOMI


1. Syncope
a) Definisi
Syncope adalah keadaan dimana pasien kehilangan
kesadarannya beberapa saat/ sementara waktu sebagai
akibat menurunnya tekanan darah. Gejala dapat berupa rasa
pusing, keringat dingin, nadi cepat,pengelihatan kabur/ gelap,
bahkan bisa sampai muntah. Hal ini biasanya terjadi karena
adanya perasaan takut atau akibat pasien puasa terlalu lama.
Rasa takut atau cemas bisa juga timbul karena kurang
percaya diri Itulah sebabnya mengapa perlu memberikan
penjelasan kepada pasien tentang tujuan pengambilan darah
dan prosedur yang akan dialaminya.Penampilan dan prilaku
seorang Flebotomis juga bisa mempengaruhi keyakinan
pasien sehingga timbul rasa curiga/ was-was ketika proses
pengambilan darah akan dilaksanakan. Oleh sebab itu
penampilan dan prilaku seorang flebotomis harus sedemikian
rupa sehingga tampak berkompetensi dan Profesional.
b) Penyebab
c) Cara menangani
 Hentikan pengambilan darah
 Baringkan pasien ditempat tidur, kepala dimiringkan
kesalah satu sisi
 Tungkai bawah ditinggikan ( lebih tinggi dari posisi kepala)
 Longgarkan baju yang sempit dan ikat pinggang
 Minta pasien menarik nafas panjang
 Hubungi dokter

4
 Pasien yang tidak sempat dibaringkan , diminta
menundukan kepala diantara kedua kakinya dan menarik
nafas panjang
d) Cara Pencegahan

o Pasien diajak bicara supaya perhatiannya dapat

dialihkan.

o Pasien yang akan dirawat syncope sebaiknya

dianjurkan berbaring pada waktu pengambilan darah.

o Kursi pasien mempunyai sandaran dan tempat/

sandaran tangan

2. Rasa Nyeri

a) Definisi

*tambah definisi

Rasa nyeri berlangsung tidak lama sehingga tidak

memerlukan penanganan khusus.

b) Penyebab

Nyeri bisa timbul akibat alkohol yang belum kering atau

akibat penarikan jarum yang terlalu kuat.

c) Cara penanganan

d) Cara pencegahan

o Setelah disinfeksi kulit, yakin dulu bahwa alcohol sudah

mongering sebelum pengambilan darah dilakukan.

o Penarikan jarum tidak terlalu kuat

5
o Penjelasan/Menggambarkan sifat nyeri yang sebenarnya

(memberi contoh).

3. Hematoma
a) Definisi
Hematoma dalah terkumpulnya massa darah dalam jaringan
(dalam Hal Flebotomi : jaringan dibawah kulit ) sebagai akibat
robeknya pembuluh darah.
b) Penyebab
Faktor penyebab terletak pada teknik pengambilan darah :
 Jarum terlalu menungkik sehingga menembus dinding
vena
 Penusukan jarum dangkal sehingga sebagian lubang
jarum berada diluar vena
 Setelah pengambilan darah, tempat penusukan kurang
ditekan atau kurang lama ditekan
 Pada waktu jarum ditarik keluar dari vena, tourniquet
( tourniket) belum dikendurkan
 Tempat penusukan jarum terlalu dekat dengan tempat
turniket.
c) Cara Penanganan
Jika dalam proses pengambilan darah terjadi pembengkakan
kulit disekitar tempat penusukan jarum segera 1. Lepaskan
turniket dan jarum 2. Tekan tempat penusukan jarum dengan
kain kasa 3. Angkat lengan pasien lebih tinggi dari kepala (+-
15 menit) 4. Kalau perlu kompres untuk mengurangi rasa nyeri.
d) Cara Pencegahan

4. Infeksi
a) Definisi

6
b) Penyebab
c) Cara Penanganan
d) Cara Pencegahan

5. Perdarahan
a) Definisi
Komplikasi pendarahan lebih sering terjadi pada pengambilan
darah arteri. Pengambilan darah kapiler lebih kurang resikonya.
b) Penyebab
Pendarahan yang berlebihan ( atau sukar berhenti ) terjadi
karma terganggunya system kouglasi darah pasien. Hal ini bisa
terjadi karena :
 Pasien mengalami pengobatan dengan obat antikougulan
sehingga menghambat pembekuan darah.
 Pasien menderita gangguan pembekuan darah
(trombositopenia, defisiensi factor pembeku darah
(misalnya hemofilia)
 Pasien mengidap penyakit hati yang berat ( pembentukan
protrombin, fibrinogen terganggu)
c) Cara Penanganan
 Tekan tempat pendarahan
 Panggil perawat/dokter untuk penanganan selanjutnya
d) Cara pencegahan
 Perlu anamnesis ( wawancara) yang cermat denga pasien
 Setelah pengambilan darah, penekanan tempat
penusukan jarum perlu ditekan lebih lama

6. Alergi
a) Definisi
b) Penyebab

7
Alergi bisa terjadi terhadap bahan- bahan yang dipakai dalam
flebotom, misalnya terhadap zat antiseptic/ desinfektan, latex
yang ada pada sarung tangan, turniket atau plester.
c) Gejala
Gejala alergi bisa ringan atau berat, berupa kemerahan, rhinitis,
radang selaput mata; kadang-kadang bahkan bisa (shock)
d) Cara Penanganan
 Tenangkan pasien, beri penjelasan
 Panggil dokter atau perawat untuk penanganan
selanjutnya
e) Cara pencegahan
 Wawancara apa ada riwayat allergi
 Memakai plester atau sarung-tangan yang tidak
mengandung latex

7. Trombosis
a) Definisi
b) Penyebab
Terjadi karena pengambilan darah yang berulang kali ditempat
yang sama sehingga menimbulkan kerusaka dan peradangan
setempat dan berakibat dengan penutupan (occlusion)
pembuluh darah. Hal ini juga terlihat pada kelompok pengguna
obat (narcotics) yang memakai pembuluh darah vena.
c) Cara Penanganan
d) Cara Pencegahan
 Hindari pengambilan berulang ditempat yang sama
 Pembinaan pengguna narkotika

8. Anemia
a) Definisi
b) Penyebab

8
c) Cara Penanganan
d) Cara Pencegahan

9. Komplikasi Neurologik
a) Definisi
b) Penyebab
Komplikasi neurologist dapat bersifat local karena tertusuknya
syaraf dilokasi penusukan, dan menimbulkan keluhan nyeri
atau kesemutan yang menjalar ke lengan, seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya. Walaupun jarang, serangan kejang
( seizures) dapat pula terjadi.
c) Cara Penanganan
 Pasien yang mengalami serangan saat pengambilan
darah harus dilindungi dari perlukaan.
 Hentikan pengambilan darah, baringkan pasien dengan
kepala miringkan ke satu sisi, bebaskan jalan nafas,
hindari agar lidah tidak tergigit.
 Segera mungkin aktifkan perlengkapan keselamatan,
hubungi dokter
 Lakukan penekanan secukupnya di daerah penusukan
sambil membatasi pergerakan pasien.
d) Cara Pencegahan

Catatan:
* Bila terjadi komplikasi flebotomi, seorang flebotomis harus tenang,
berfikir jernih dan sigap, lakukan pertolongan pertama, dan segera
laporkan kepada dokter penanggung jawab laboratoium.

9
* Setiap kejadian konflikasi flebotomi harus dicatat dalam buku catatan
tersendiri dengan mencantumkan identitas pasien selengkapnya, tanggal
dan jam kejadian, urutan kejadian, tindakan yang diberikan, dan petugas
yangmelakukan flebotomi.

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah
phlebotomi yang berarti proses mengeluarkan darah. Ada 3
macam cara untuk memperoleh darah yaitu skinpuncture,
venipuncture, dan arteri. Venipuncture adalah cara yang paling
umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomis sering
dikaitkan dengan pengambilan darah vena (venipuncture).
Dalam pengambilan darah vena seorang TLM harus berhati
hati karna jika dalam proses pengambilan darah vena terjadi
kesalahan makan akan terjadi komplikasi pada pasien.

B. SARAN
Dalam kegiatan pengambilan darah baik itu secara manual
maupun tertutup, sebaiknya selalu memperhatikan prosedur
dan dilakukan oleh seorang flebotomist yang berpengalaman.
Perlu juga diperhatikan keselamatan kerja untuk menghindari
kecelakaan kerja apabila prosedur kerja terabaikan.
Seorang TLM kita hendaknya mampu menerapkan kompetensi
standart dan standart professional phlebotomy sehingga dalam
menjalankan tugas sebagai petugas kesehatan dapat
memberikan pelayanan yang bermutu untuk pelanggan/pasien

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai