OLEH:
D IV A ANALIS KESEHATAN
Lalu Addien Faqih Panjenengan
(PO7134114029)
Liana Rizky
(PO7134114030)
(PO7134114031)
Melisa Safitri
(PO7134114032)
Mimin Fitriani
(PO7134114033)
(PO7134114034)
(PO7134114035)
(PO7134114036)
(PO7134114037)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
T.A. 2016/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan izin-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Ucapan
terimakasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah mendukung proses
pembuatan makalah yang berjudul Laboratorium Imunoserologi ini.
Dalam tugas ini disajikan materi yang berkaitan dengan sarana dan prasarana yang
ada di laboratorium Imunoserologi jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Mataram. Pembuatan makalah ini kami lakukan tidak semata-mata untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keselamatan dan kesehatan Kerja, namun juga untuk memperluas pengetahuan,
khususnya bagi mahasiswa dalam bidang penegelolaan laboratorium.
Dalam pembuatan tugas ini, tentunya kami tidak luput dari kesalahan. Untuk itu, kami
mohon maaf kepada pembaca apabila dalam makalah ini terdapat kesalahan-kesalahan dalam
bacaan maupun pemilihan kata yang kurang tepat.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
I.
LATAR BELAKANG.............................................................................................................1
II.
RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................2
III. TUJUAN..................................................................................................................................2
IV. MANFAAT..............................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................................................3
I.
LABORATORIUM KESEHATAN........................................................................................3
II.
II.
KESIMPULAN.....................................................................................................................17
II.
SARAN..................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) di
kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum
terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja
di beberapa negara maju dari beberapa pengamatan, menunjukan kecenderungan
peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya
kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai.
Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alatalat pengaman walaupun sudah tersedia.
Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam hubunganya dengan pekerjaan
dan lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang meliputi, antara lain:
metode bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin dapat
menyebabkan kecelakaan, penyakit ataupun perubahan dari kesehatan seseorang.
Pada hakekatnya ilmu kesehatan kerja mempelajari dinamika, akibat dan
problematika yang ditimbulkan akibat hubungan interaktif. Tiga komponen utama
yang mempengaruhi seseorang bila bekerja yaitu:
1. Kapasitas kerja
2. Beban kerja
3. Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara lain: bising, panas,
debu, parasit, dan lain-lain.
Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu kesehatan kerja
yang optimal. Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan masalah
kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya
akan menurunkan produktifitas kerja.
II.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari laboratorium imunoserologi?
2. Bagaimana sistem pengelolaan laboratorium imunoserologi?
3. Bagaimana analisis pengelolaan dan sistem manajemen k3 dalam laboratorium
imunoserologi secara umum?
III.
TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari laboratorium imunoserologi.
2. Untuk mengetahui sistem pengelolaan laboratorium imunoserologi.
3. Untuk mengetahui analisis pengelolaan dan sistem manajemen k3 dalam
laboratorium imunoserologi secara umum.
IV.
MANFAAT
Dengan adanya makalah ini, kita dapat menganalisis dan mengetahui apa saja
kekurangan yang dimiliki laboratorium imunoserologi dari segala segi yang
berpeluang menyebabkan resiko kecelakaan bagi pengguna laboratorium, sehingga
untuk kedepannya, kekurangan tersebut dapat dilengkapi, sehingga semua pengguna
dapat menggunakan laboratorium dengan nyaman dan aman.
BAB II
LANDASAN TEORI
I.
LABORATORIUM KESEHATAN
Laboratorium adalah suatu tempat dilakukannya percobaan dan penelitian
yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia, atau bidang ilmu lainnya.
Tempat ini dapat berupa ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka.
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia
atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab
penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan dan kesehatan masyarakat. Laboratorium kesehatan merupakan sarana
penunjang upaya pelayanan kesahatan, khususnya bagi kepentingan preventif dan
curative, bahkan promotif dan rehabilitatif.
Laboratorium kesehatan masyarakat adalah laboratorium kesehatan yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang mikrobiologi, fisika, kimia dan atau
bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan masyarakat dan kesehatan
lingkungan terutama untuk menunjang upaya pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan masyarakat.
Laboratorium sebagai pelaksana teknis Kesehatan dan sebagai satuan
penelitian kesehatan mempunyai fungsi antara lain:
1. Pelaksana kesehatan sesuai dengan pembangunan kesehatan.
2. Pelaksana dan Pembina hubungan kerjasama dengan tenaga kesehatan yang lain
dan masyarakat.
Agar pembangunan bidang kesehatan ini dapat berhasil serta tugas dan fungsi
kesehatan dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu peningkatan Sumber Daya
Manusia (SDM) dan peningkatan pemberdayaan sarana dan prasarana laboratorium
bagi penunjangnya, yang merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam
peningkatan mutu kesehatan dan akan mempengaruhi pula efisiensi dan efektivitas
dalam pelaksanaannya.
II.
1.
2.
BAB III
PEMBAHASAN
I.
II.
reaksi, mikropipet dan tip, pipet, beaker glass, corong, dan masih banyak contoh
barang atau alat lainnya yang tidak dicantumkan.
B. Jumlah alat yang rusak
Adapun beberapa jenis barang rusak pada laboratorium imunoserologi yaitu
sebagai berikut :
mikroskop tersebut harus diberi silika gel yang bersifat higroskopis. Selain
itu dapat pula diberi lampu untuk mencegah tumbuhnya jamur. Hal lain yang
perlu diperhatikan yaitu sebelum menyimpan mikroskop, bersihkan selalu
mikroskop yang telah dipakai. Jangan sekali-kali menyimpan mikroskop
yang preparatnya masih tertinggal di atas meja mikroskop. Selain merupakan
pertanda jelas suatu kelalaian/kecerobohan juga
dapat menyebabkan
tutup dengan pelumas setiap sebulan sekali. Penempatannya sudah sesuai yaitu
pada sebuah meja yang terbuat dari beton yang kokoh serta tidak mudah
bergetar dan ditempatkan pula pada tempat yang datar serta pada suhu yang
tidak terlalu panas. Namun, setiap harinya setelah digunakan, sentrifugasi tidak
pernah dibersihkan dan tidak pernah didesinfeksi. Dengan perawatan dan
penyimpanan yang tidak sesuai dengan prosedur , maka tidak menutup
kemungkinan bahwa alat sentrifugasi ini akan dengan mudah rusak.
d. Rotator
Penyimpanan rotator tidak terlalu dikhususkan. Namun, yang perlu
diperhatikan yaitu, rotator tersebut diletakkan atau disimpan pada tempat yang
aman ( pada tempat yang kokoh, sehingga tidak mudah bergetar, serta
diletakkan pada tempat yang datar) dan bersih.
Pada laboratorium imunoserologi, penyimpanan rotator sudah bagus, yaitu
seperti yang disebutkan di atas, yaitu disimpan atau ditempatkan pada sebuah
meja yang terbuat dari beton yang kokoh dan tidak mudah bergetar serta
disimpan pada tempat yang bersih. Alat ini juga selalu dibersihkan setiap ada
percikan atau bahan lain yang tumpah saat proses pencampuran.
e. Hot Plate
Sama halnya dengan rotator, hot plate ini tidak memerlukan perlakuan
khusus pada saat penyimpanannya, namun hal yang perlu diperhatikan yaitu,
hot plate ini harus ditempatkan atau disimpan pada tempat yang aman (datar,
kokoh dan tidak mudah bergetar) dan juga bersih. Dan apabila alat ini selesai
digunakan, maka harus dibersihkan dengan menggunakan lap kering.
Pada laboratorium imunoserologi, penyimpanan hot plate sudah bagus. Hot
plate disimpan atau di;etakkan di sebuah meja yang terbuat dari beton yang
kokoh dan tidak mudah bergetar. Hot plate juga ditempatkan pada tempat yang
bersih.
2. Bahan
a. Membutuhkan perlakuan khusus
Adapun bahan-bahan yang memerlukan tempat penyimpanan khusus
seperti pada reagen ASO yang membutuhkan suhu penyimpanan 2-8 C
disimpan di dalam fleezer. Reagen- reagen tersebut dicek setiap awal dan
akhir semester. Pemasukan reagen diadakan setiap awal semester, dan pada
saat akan dilakukan pemasukan bahan atau reagen baru, setiap parameter
pemeriksaan di setiap laboratorium dilakukan perhitungan jumlah reagen
9
disimpan
berdasarkan
kebutuhan
pemeriksaan
dan
disusun
(dikelompokkan) sesuai dengan sifat dari reagen tersebut, sehingga tidak ada
reagen yang saling bereaksi yang dapat berisiko menimbulkan kecelakaan.
Alat-alat disimpan berdasarkan jenisnya, minsalnya tabung reaksi disimpan
pada satu tempat, begitupula dengan alat lainnya. Namun kurangnya, setiap jenis
alat tersebut tidak dilakukan pemisahan tempat penyimpanan berdasarkan
ukurannya ataupun volumenya.
C. Keadaan sarana pendukung
10
1. Papan tulis
Papan tulis yang tersedia di laboratorium imunoserologi cukup baik dan
masih layak untuk digunakan.
2. Meja kerja
Meja kerja yang dimiliki laboratorium imunoserologi terbuat dari beton
yang kokoh dan kuat serta tidak mudah bergetar, serta permukaannya datar. Hal
ini
didesain
sesuai
laboratorium,
sehingga
alat-alat
yang
membutuhkan
suhu
dingin
yang
stabil
untuk
pemeliharaannya.
6. Ventilasi
Ventilasi yang tersedia di laboratorium sudah bagus sebagai jalan keluar
masuknya udara.
7. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Adapun manajmen K3 di laboratorium imunoserologi sudah cukup
bagus. Seperti hanya kotak P3K sudah tersedia, sehingga bila terjadi kecelakaan
kerja (terluka, dll) dapat segera diberi pertolongan pertama. Di laboratorium
juga telah ditempelkan tata tertib sebagai suatu acuan bagi setiap pengguna
laboratorium. Serta di laboratorium juga telah ditempelkan berbagai symbolsimbol bahaya, sehingga setiap mahasiswa yang masuk ke dalam laboratorium
dapat dengan mudah membaca, mengenali dan mengetahuinya, sehingga
menjadikan mereka lebih berhati-hati dalam bekerja. Namun, adapun fasilitas
penunjang yang belum sempurna seperti jalur evakuasi. Di laboratorium, jalur
evakuasi yang dibuat hanya sebatas tanda panah kecil di dekat pintu masuk,
namun jalur menuju pintu tersebut tidak dibuatkan, sehingga bila terjadi suatu
11
termasuk
laboratorium
III.
langsung dibuang.
3. Telah memiliki kotak P3K. Jadi, apabila terjadi suatu kecelakaan kerja (terluka,
dll), maka dapat langsung diberikan pertolongan pertama untuk meringankan
12
B. Kekurangan
a. APD yng digunakan masih kurang lengkap. Sehingga memberikan resiko besar
terinfeksi penyakit.
b. Banyak reagen-reagen yang tidak terkontrol penggunaanya akhirnya terjadi
kontaminasi pada reagen-reagen tersebut karena tidak hanya satu orang yang
menggunakan.
c. Reagen kimia tidak disimpan di dalam lemari asam. Sehingga dapat beresiko
menimbulkan kecelakaan.
d. Tabung reaksi tidak disimpan pada tempatnya. Tabung disimpan di dalam laci yang
memungkinkan tabung tersebut pecah saat laci dibuka.
e. Pengelolaan limbah masih kurang memadai karena belum mempunyai pengelolaan
limbah padat tersendiri. Pengelolaan masing-masing jenis limbah pada
laboratorium imunoserologi sebagai berikut :
1. Limbah cair
Untuk limbah cair langsung dibuang di wastafel yang dibawahnya telah
dilengkapi dengan penyaring, sehingga dapat diproses terlebih dahulu sebelum
dibuang ke tempat penampungan. Adapun limbah cair yang biasa dibuang pada
wastafel yaitu : serum, urine dan cairan tubuh infeksius lainya.
2. Limbah padat
Untuk limbah padat dibuang pada tempat sampah yang dibedakan limbah
infeksius atau non infeksius. Tempat penampungan limbah yang disediakan
laboratorium tidak sesuai persyaratan, dan laboratorium tidak menyediakan
tempat penghancuran limbah, terutama limbah infeksius (alat insenarator).
f. Jalur evakuasi belum sempurna tetapi sudah direncanakan akan menjadi lebih baik.
g. Belum ada langkah-langkah tindakan pertama apabila terjadi kecelakaan pada saat
bekerja.
h. Penempatan alat-alatnya sudah cukup sesuai, namun ada beberapa alat yang
ditempatkan pada tempat yang kemungkinan terjadi kerusakan alat cukup besar.
Seperti halnya tabung reaksi pada laboratorium ini disimpan di dalam laci dan
diletakkan terpisah begitu saja, sehingga jika lac tersebut ditarik dengan keras,
maka tabung-tabung tersebut bisa saja pecah karena saling terbentur satu sama lain.
Begitu pula dengan alat jenis pipet. Pipet dikumpulkan menjadi satu dan diletakkan
di ujung meja. Sehingga, kemungkinan alat tersenggol dan pecah cukup besar.
14
BAB IV
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
1. Laboratorium Imunoserologi merupakan bidang laboratorium yang memeriksa
seacara khusus dalam bidang pemeriksaan imuserologi. Pemeriksaan yang
dimaksud yaitu pemeriksaan identifikasi terhadap antibody,. serta investigasi
masalah yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh dan kelainan
imunodefisiensi.
2. Jadi, pengelolaan laboratorium imuno-serologi dapat disimpulkan bahwa dari segi
administrasi dan pemeliharaan, segala jenis alat dan barang terbilang cukup baik,
baik itu dari penyimpanan alat-alat gelas yang masih bagus (masih dapat dipakai),
alat-alat yang rusak, reagen yang masih bagus sampai dengan reagen yang expired
diperlakukan dengan baik, tetapi
seperti halnya reagen kimia yang seharusnya diletakkan di dalam lemari asam,
tetapi pada laboratorium Imuno-serologi, reagen tersebut tidak diletakkan pada
lemari asam, dikarenakan laboratorium tidak menyediakan lemari asam.
Dari segi kesehatan dan Keselamtan Kerja, Laboraotium Imuno-serologi dapat
dikatakan belum baik. Walaupun laborannya telah berupaya agar pelaksaan K3
berjalan maksimal, tetapi kebanyakan mahasiswa yang praktik di laboratorium
Imunoserologi tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap. Pada
Laboratorium Imunoserologi, mahasiswa juga dituntut untuk paham bagaimana
pembuangan limbah infeksius dan noninfeksius. Kesadaran akan pentingnya APD
belum ada pada diri mahasiswa padahal kita tahu bahwa pada lab imunoserologi
sudah banyak dilakukan penelitian dengan barang-barang yang terbilang infeksius
yang tidak dapat dijamin bahwa semuanya sudah steril.
II.
SARAN
Diharapkan bagi setiap pengguna laboratorium imunoserologi dapat
membaca dan memahami semua tata tertib dan juga simbol-simbol bahaya yang
telah dibuat, sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja. Selain
itu, diharapkan pada pengelola laboratorium imunoserologi, agar setiap
kekurangan yang dimiliki laboratorium dari segala segi dapat segera dilengkapi,
sehingga pengguna laboratorium dapat bekerja dengan aman dan nyaman.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://dokumen.tips/documents/alat-lab-55b086c096af2.html
https://ariagusti.wordpress.com/2010/11/04/makalah-kelompok-6-smk3-laboratorium/
http://niswiulfini.blogspot.co.id/2014/03/makalah-laboratorium-kesehatan.html
http://mulyadisbastian.blogspot.co.id/2014/09/centrifuge.html
http://kuceng-kun.blogspot.co.id/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html