Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN IMUNOSEROLOGI

FLOKULASI

NAMA : ELSA MANORA AGUSTINA

NIM : B181013

PRODI : DIII TLM

POLITEKNIK MEDICA FARMA HUSADA

MATARAM

2019/2020
PEMERIKSAAN RAPID PLASMA REAGIN (RPR)

1. Flokulasi adalah reaksi antigen antibody yang terjadi jika antigen tersebut bukan seluler
tidak larut tetapi merupakan partikulat yang tidak larut.
2. Contoh pemeriksaan
a. SIFILIS
Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema
pallidum. Penyakit tersebut diitularkan melalui hubungan seksual, penyakit, penyakit ini
bersifat laten atau dapat kambuh lagi sewaktu-waktu selain itu bisa bersifat akut dan
kronis. Penyakit ini dapat cepat diobati bila sudah dapat dideteksi sejak dini. Kuman
yang dapat menyebabkan sifilis dapat memasuki tubuh dengan menembus selaput lender
yang normal dan mampu menembus plasenta sehingga dapat menginfeksi janin
(Soedarto, 1990).
Treponema dapat melewati selaput lendir yang normal atau luka pada kulit. 10-90
hari sesudah Treponema termasuk tubuh, terjadilah luka pada kulit primer (chancre atau
ulkus durum). Chancre ini kelihatan selama 1-5 minggu dan kemudian sembuh secara
spontan. Tes serologik untuk sifilis biasanya nonreaktif pada waktu mulai timbulnya
chancre, tetapi kemudian menjadi reaktif sesudah 1-4 minggu atau 2-6 minggu sesudah
tampak luka primer, maka dengan penyebaran Treponema pallidum diseluruh badan
melalui jalan darah, timbul erupsi kulit sebagai gejala sifilis sekunder.
b. Macam Immunoassay untuk Sifilis
Immunoassay untuk sifilis dapat dibagi menjadi 3 golongan besar, yaitu (Ihwan,
2013) :
1) Tes serologik Sifilis yang menggunakan regain sebagai antibody dan lipoid
sebagai antigen yaitu :
a) VDRL (Veneral Disease Research Laboratory ) merupakan uji presipitasi
b) RPR (Rapid Plasma Reagin) merupakan uji flokulasi
c) CWR (Cardiolipin Wasserman) merupakan uji fiksasi komplemen
2) Immunoassay yang mempergunakan beberapa strain saprofitik dari treponema.
a) Reiter Protein Complement Fixation (RPCF) merupakan uji fiksasi
komplemen
3) Immunoassay yang menggunakan T. pallidum sebagai antigen yaitu :
a) Treponema pallidum Hamagglutination (TPHA) merupakan uji aglutinasi
b) Treponema pallidum immunoaneadhrence (TPIA)
c) ELISA- Treponema pallidum
3. Metode Praktikum :
Metode Flokulasi
4. Prinsip Praktikum :
Reaksi flokulasi secara imunologis yang terjadi antara antibodi non treponemal
(reagin) yang terdapat dalam serum/ plasma pasien dengan antigen lipoid yang
terdapat pada reagen RPR. Antigen RPR yang digunakan merupakan modifikasi dari
antigen VDRL yang mengandung mikro partikel karbon.
5. Tujuan Praktikum :
Untuk mendeteksi adanya antibodi non treponema (reagin) dalam serum atau
plasma pasien secara kualititatif dan semi kuantitatif
6. Jalan Pemeriksaan
a. Alat dan Bahan :
Alat
 Mikropipet 50 μl
 Ependorf
 Needle
 Pipet pengaduk
 Rotator
 Slide aglutinasi
 Timer (stopwatch)
 Yellow tip
Bahan
 NaCl 0,9%
 RPR test kit merk α Shield (e.d : Desember 2013 ; suhu penyimpanan : 2-8 ° C )
terdiri atas :
 Reagen RPR carbon
 Control positive Syphilitic
 Control negative Siphilitic
 Dispersing vial
 Sampel serum/ plasma
b.Cara kerja
1) Metode Kualitatif
a) Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan diatas meja kerja
b) Semua komponen dikondisikan pada suhu ruang terlebih dahulu
c) Reagen dan control (positif dan negatif) yang akan digunakan dalam
pemeriksaan dihomogenkan
d) Reagen RPR carbon dipindahkan dari botol reagen ke dispersing vial yang
ada dalam RPR Test kit merk α Shield Diagnostice
e) Needle dipasangkan pada ujung dispersing vial yang telah berisi reagen
RPR carbon
f) Sebanyak 1 tetes reagen RPR Carbon diteteskan pada masing-masing
slide test
g) Sebanyak 1 tetes serum diteteskan pada daerah lingkaran dari slide
aglutinasi. Penetesan dilakukan secara tegak lurus. (Hal yang sama juga
dilakukan pada control positif dan control negatif)
h) Slide aglutinasi digoyangkan selama 8 menit dan diamati flokulasi yang
terbentuk
2) Secara semi- kuantitatif
a) Alat, bahan dan reagen yang digunakan pada uji RPR disiapkan
b) Seluruh komponen pemeriksaan dikondisikan pada suhu ruang
c) Larutan buffer saline diteteskan pada lingkaran 1-5 pada slide
pemeriksaan menggunakan pipet penates dispossible. Tetesan larutan salin
tidak diratakan terlebih dahulu
d) Sampel serum diteteskan sebanyak 50 μl dengan mikropipet pada
lingkaran slide aglutinasi pertama
e) Penghomogenan dilakukan dengan menaik turunkan larutan sampel
sebanyak 5-6 kali menggunakan mikropipet. Diusahakan tidak
menimbulkan gelembung/ busa pada saat penghomogenan. Larutan dari
lingkaran slide aglutinasi pertama diambil sebanyak 50 μl lalu
dipindahkan ke lingkaran slide aglutinasi kedua. Perlakuan ini diulang
pada slide aglutinasi 3, 4 dan 5 sehingga terbentuk pengenceran :

Lingkaran 1 2 3 4 5
uji
Pengenceran 1:2 1:4 1:8 1 : 16 1 : 32
e) 50 μl campuran pada lingkaran 5 (pada pengenceran 1 : 32) diambil
dengan mikropipet lalu dibuang
f) Sebanyak 1 tetes reagen RPR Carbon diteteskan pada masing-masing
slide aglutinasi yang telah ditetesi serum yang telah diencerkan
g) Reagen RPR Carbon dan serum dihomogenkan dengan bagian datar dari
pipet pengaduk dispossible hingga batas daerah lingkaran pada slide
aglutinasi
h) Slide aglutinasi digoyangkan selama 8 menit dan diamati flokulasi yang
terbentuk
7. Interpretasi Hasil

REAKTIF : Bila tampak gumpalan/ flokulasi sedang atau besar


REAKTIF LEMAH : Bila tampak gumpalan/ flokulasi kecil-kecil
NON REAKTIF : Bila tidak tampak gumpalan/ flokulasi

Anda mungkin juga menyukai