Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN LAB

BUDAYA KESELAMATAN DAN KEAMANAN


LABORATORIUM

DISUSUN OLEH :
1. Desak Putu Anjelina (B181014)
2. Elsa Manora Agustina (B181013)
3. Hoviva Indah
4. Nurhalida
5. Puji Argiati

POLITEKNIK MEDICA FARMA HUSADA MATARAM


DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat, karunia dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Manajemen Laboratorium : “Budaya Keselamatan dan Keamanan Laboratorium” ini
dengan baik meskipun terdapat banyak kekurangan didalamnya. kami juga berterima
kasih pada Dosen mata kuliah Manajemen Laboratorium yang telah memberikan
tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Budaya Keselamatan dan Keamanan
Laboratorium”. Kami menyadari masih banyak kekurangan didalam makalah ini.
Kami mohon maaf jika terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik serta saran demi perbaikan dimasa depan. Semoga makalah ini
dapat berguna bagi siapapun yang membacanya.

Mataram, 19 September
2020

Penulis
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................
1.3 Tujuan .............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya keselamatan dan keamanan dalam laboratorium .........................
2.2 Pengembangan budaya keselamatan dan keamanan laboratorium .................
2.3 Tanggung jawab dan akuntabilitas untuk keselamatan dan keamanan
dalam laboratorium .........................................................................................
2.4 Jenis bahaya dan resiko dalam laboratorium ..................................................

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahaya terhadap keselamatan selalu ada pada kegiatan-
kegiatan kita sehari-hari, termasuk bekerja dalam laboratorium.
Bekerja dalam laboratorium dapat mengandung bahaya berupa
kecelakaan. Kecelakaan tersebut dapat timbul karena kelalaian atau
bencana alam. Kecelakaan yang sering terjadi di laboratorium adalah
kerusakan, kebakaran, kesakitan dan kematian. Kecelakaan itu dapat
merugikan bahkan bisa fatal bagi personal sendiri dan orang lain
serta lingkungan tempat bekerja.
Pengguna laboratorium atau pekerja laboratorium yang arif
akan selalu mempelajari dan mendeteksi setiap kemungkinan
timbulnya resiko kecelakaan pada setiap langkah pekerjaannya agar
mereka mampu mengendalikan dan mengurangi risiko sekecil-
kecilnya. Disamping itu untuk mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan itu, mereka harus selalu meningkatkan kesadaran,
disiplin, dan pengetahuannya tentang sifat-sifat bahan dan teknik-
teknik percobaan yang digunakan. Kemampuan untuk
mengendalikan bahaya kecelakaan di laboratorium memungkinkan
para personal dapat menciptakan sendiri keselamatan dan
kenyamanan kerjanya.
Kecelakaan terjadi pada pekerjaan apapun, di manapun dan
kapanpun bila musibah memang sudah semestinya terjadi. Namun
sedikit banyak kita harus dapat mengetahui akan adanya bahaya
(waspada) terhadap kemungkinan yang akan terjadi dalam suatu
praktikum. Laboratorium harus menjadi tempat bekerja yang aman
terhadap setiap kemungkinan kecelakaan dan bebas dari rasa takut
atau khawatir akan terjadinya kecelakaan. Membangun budaya
keselamatan dan keamanan memerlukan komitmen berkelanjutan
dengan standar tertinggi di semua tingkatan dari pimpinan lembaga
teratas hingga pekerja laboratorium harian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Mengapa pentingnya keselamatan dan keamanan dalam
laboratorium?
2. Bagaimana pengembangan budaya keselamatan dan keamanan
dalam laboratorium ?
3. Bagaimana tanggung jawab dan akuntabilitas untuk keselamatan
dan keamanan lab ?
4. Apa saja jenis bahaya dan resiko dalam laboratorium ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui bagaimana pentingnya keselamatan dan
keamanan dalam laboratorium
2. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan budaya
keselamatan dan keamanan dalam lab
3. Untuk mengetaui bagaimana tanggung jawab dan akuntabilitas
untuk keselamatan dan keamanan lab
4. Untuk mengetahui apa saja jenis bahaya dan resiko dalam
laboratorium
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Keselamatan dan Keamanan dalam Lab


Keselamatan dan keamanan kerja di laboratorium sangat
penting dan perlu perhatian khusus karena sangat terkait dengan
kinerja dosen/peneliti maupun mahasiswa. Semakin mencukupi
tersedianya fasilitas keselamatan dan keamanan kerja maka akan
semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Kecelakaan yang terjadi pada saat kerja di laboratorium kimia itu
menjadi catatan untuk selalu meningkatkan kewaspadaan ketika
sedang bekerja di laboratorium, beberapa peristiwa kecelakaan yang
pernah terjadi di laboratorium Departemen Kimia FSAINS dalam
kurun waktu lebih 5 tahun terakhir adalah terjadinya kebakaran
ketika mahasiswa tugas akhir sedang melakukan penelitian
memanaskan bahan kimia di atas hotplate tanpa pengawasan,
meskipun tidak ada korban jiwa namun tetap saja mengalami
kerugian materi dan menghambat kinerja mahasiswa lain yang
sedang melakukan penelitian di laboratorium, karena laboratorium
yang bersangkutan untuk sementara waktu tidak diperbolehkan
digunakan untuk riset sampai keadaan mahasiswa sedang praktikum
tentang bomb kolorimeter, reactor yang digunakan meledak karena
tekanannya terlalu tinggi, dalam 18 bulan terakhir juga terjadi
kecelakaan di laboratorium yakni meledaknya bahan kimia yang
merembet terhadap konsleting listrik dan berakibat terhadap sampel-
sampel mahasiswa tugas akhir yang sudah siap running sehingga
mengalami kerusakan, akibatnya harus dilakukan pengulangan lagi
dan ini cukup menyita waktu, serta beberapa kecelakaan-kecelakaan
kecil lain seperti pecahnya alat-alat gelas serta tumpahan bahan-
bahan kimia.
Dari beberapa peristiwa kecelakaan yang pernah terjadi di
laboratorium Departemen Kimia FSAINS, maka beberapa factor
penyebabnya adalah: pengguna laboratorium (mahasiswa yang
bersangkutan) kurang memahami terhadap sifat bahan kimia yang
digunakan dalam penelitian, kurang memahami instrument dan
bahayanya, tidak mengikuti petunjuk atau aturan yang seharusnya
ditaati, serta tidak berhati-hati dalam melakukan kegiatan
laboratorium atau kelalaian dan kecerobohan dalam bekerja serta
lemahnya pengawasan.

2.2 Pengembangan Budaya Keselamatan dan Keamanan Lab


Laboratorium dapat dianggap sebagai tempat di mana studi
eksperimental dengan berbagai peralatan dan perangkat, dan analisis
serta pengamatan dilakukan. Laboratorium adalah instalansi atau
lembaga yang melaksanakan pengujian. Secara operasional,
laboratorium kemudian didefinisikan Laboratorium (disingkat lab)
adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan.
Budaya keselamatan dan keamanan adalah bagaimana
keselamatan dan keamanan dipahami, dinilai dan dijadikan prioritas
dalam setiap situasi. Keselamatan dan keamanan kerja atau
laboratory safety (K3) memerlukan perhatian khusus, karena
penelitian menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja dengan
intensitas yang mengkhawatirkan yaitu 9 orang/hari. Oleh karena itu
K3 melekat pada pelaksanaan praktikum dan penelitian di
laboratorium.
Keselamatan kerja di laboratorium, perlu diinformasikan
secara cukup (tidak berlebihan) dan relevan untuk mengetahui
sumber bahaya di laboratorium dan akibat yang ditimbulkan serta
cara penanggulangannya. Hal tersebut perlu dijelaskan berulang
ulang agar lebih meningkatkan kewaspadaan. Keselamatan yang
dimaksud termasuk orang yang ada disekitarnya.
Tujuan budaya keselamatan dan keamanan yang perlu untuk
diperhatikan :
1. Untuk melindungi dan memelihara keselaatan dan keamanan
semua orang yang berada di laboratorium sehingga kinerjanya
menjadi semakin efektif dan efisien.
2. Untuk menjaga dan memastikan keselamatan dan keamanan
semua orang yang berada di laboratorium
3. Untuk memastikan semua barang laboratorium terpelihara
dengan baik dan dapat digunakan secara aman dan efisien.

2.3 Tanggung Jawab dan Akuntabilitas Untuk Keselamatan dan


Keamanan Lab
Tanggung jawab keselamatan dan keamanan sepenuhnya
bergantung pada kepala lembaga satuan dan satuan pelaksanaannya.
Pegawai lain yang bertanggung jawab memelihara lingkungan
laboratorium yang selamat dan aman antara lain :
 Kantor Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan : Kantor
ini mestinya dijalankan oleh staf pakar bidang keamanan
kimia, teknik, kedokteran kerja, dan pengamanan kebakaran,
toksikologi, atau bidang lain. Kantor kesehatan, keselamatan
dan lingkungan ini paling efektif jika saling bermitra dengan
semua kepala atau direktur departemen, kepala investigator
atau manajer dan pegawai laboratorium. Kantor ini seharusnya
membantu merancang program keselamatan dan keamanan
yang memberikan panduan teknis dan dukungan pelatihan yang
sesuai dengan kerja laboratorium, yang muda dilaksanakan dan
sesuai dengan undang-undang serta standar dasar keselamatan
dan keamanan.
 Petugas Keselamatan dan Keamanan Kimia (CSSO): CSSO
menetapkan upaya bersama untuk manajemen keselamatan dan
keamanan dan memberikan panduan kepada orang di semua
tingkat pada lembaga. CSSO harus dibekali pengetahuan,
tanggung jawab, dan kewenangan untuk mengembangkan dan
menegakkan sistem manajemen keselamatan dan keamanan
yang efektif.
 Manajer, Supervisor, dan Asisten Praktikum : Selain
CSSO, tanggung jawab langsung manajemen program
keselamatan laboratorium biasanya berada pada manajer
laboratorium. Dalam praktikum, instruktur laboratorium
bertanggung jawab secara langsung atas segala tindakan yang
dilakukan para siswanya. Instruktur harus mendorong budaya
keselamatan dan keamanan dan mengajarkan kemampuan yang
diperlukan oleh siswa dan pegawai lain tentang cara
menangani bahan kimia dengan aman.
 Siswa dan staf Laboratorium : Meskipun mereka dipandu
oleh pimpinan lembaga, siswa dan pegawai laboratorium
lainnya bertanggung jawab secara langsung untuk bekerja
dengan aman dan menjaga bahan kimia yang mereka gunakan.
Semua orang yang bekerja di laboratorium, siswa atau pegawai
harus mematuhi semua protokol keselamatan dan keamanan
untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain.

2.4 Jenis-jenis bahaya dan risiko di Laboratorium


Laboratorium menghadapi beragam risiko, baik dari dalam
maupun luar laboratorium. Beberapa risiko terutama mungkin
mempengaruhi laboratorium itu sendiri, tetapi risiko lainnya mungkin
mempengaruhi lembaga yang lebih besar dan bahkan masyarakat jika
tidak ditangani dengan cepat.

a. Keadaan Darurat Skala Besar dan Situasi Sensitif


 Kebakaran, banjir, dan gempa bumi
 Peringatan pandemic
 Pemadaman listrik
 Absen lama karena sakit
 Tumpahan atau lepasnya bahan berbahaya
 Tindakan kekerasan atau pencurian yang sengaja
 Hilangnya bahan atau peralatan laboratorium
 Hilangnya data atau sistem computer
 Hilangnya peralatan yang sangat penting dan
 Hilangnya peralatan yang bernilai tinggi atau sulit dicari
penggantinya
b. Pelanggaran Keamanan
Lembaga harus menyadari potensi pelanggaran keamanan,
baik oleh pegawai internal atau penyusup dari luar. Pelanggaran
keamanan tak sengaja pun menimbulkan risiko serius.
Kemungkinan pelanggaran antara lain
 Pencurian atau penyalahgunaan peralatan yang sangat
penting atau bernilai tinggi
 Pencurian atau penyalahgunaan bahan kimia yang mungkin
digunakan untuk senjata pemusnah
 Ancaman dari kelompok aktivis
 Pelepasan atau pemaparan bahan berbahaya secara tidak
sengaja atau sengaja
 Sabotase bahan kimia atau peralatan bernilai tinggi
c. Paparan Bahan Kimia Beracun
Salah satu risiko yang sulit diprediksi dan paling berbahaya
yang dihadapi pegawai di dalam laboratorium adalah kadar
racun berbagai bahan kimia. Di laboratorium kimia, tidak ada
satu zat pun yang sepenuhnya aman dan semua bahan kimia
menghasilkan efek beracun jika zat tersebut dalam jumlah yang
cukup tersentuh. Banyak bahan kimia memiliki lebih dari satu
jenis kandungan racun.
d. Bahan Kimia Mudah Terbakar, Eksplosif, dan Reaktif
Bahaya akibat bahan kimia mudah terbakar, eksplosif
dan reaktif merupakan risiko besar bagi pegawai laboratorium,
semua pegaai laboratorium perlu menyadari kemungkinan
kebakaran atau ledakan jika bahan-bahan kimia ini ada di
laboratorium.
 Bahan kimia mudah terbakar adalah bahan kimia
yang siap memantik api dan terbakar di udara, dan
bentuknya bisa padat, cair, atau uap. Untuk
menggunakan bahan muda terbakar dengn benar,
diperlukan pengetahuan tentang kecenderungan bahan
ini untuk menguap, memantik api atau terbakar dalam
berbagai kondisi di laboratorium. Cara terbaik untuk
menangani bahaya ini adalah mencegah munculnya uap
mudah terbakar dan sumber pemantik api pada saat
bersamaan.
 Bahan kimia reaktif adalah bahan yang bereaksi liar
jika dikombinasikan dengan bahan lain. Bahan ini
meliputi zat yang reaktif terhadap air, seperti logam
alkali, bahan piroforik, seperti bahan kimia yang tidak
kompatibel seperti cairan murni dan asam hidrosianik
gas dan basa.
 Bahan kimia eksplosif meliputu berbagai bahan yang
bisa meledak dalam kondisi tertentu. Diataranya meliputi
bahan peledak, senyawa azo organic dan peroksida,
bahan oksidasi dan bubuk dan zat khusus.
Risiko ledakan lain berasal dari kegiatan
laboratorium, tidak hanya dari bahan kimia itu sendiri.
Bahan peledak yang sangat panas, mempercepat reaksi,
menjalankan reaksi baru dan menjalankan reaksi yang
memerlukan juga dapat menyebabkan ledakan.
e. Bahaya Fisik akibat Peralatan Laboratorium
Beberapa pengoprasian laboratorium menimbulkan
bahaya fisik bagi pegawai akibat bahan atau peralatan yang
digunakan. Bahaya fisik di laboratorium meliputi berikut ini :
 Gas mampat
 Kriogen tidak mudah menyala
 Reaksi tekanan tinggi
 Bahaya listrik
Pegawai juga menghadapi bahaya tempat kerja umum
akibat kondisi atau kegiatan di laboratorium. Potensi bahaya
fisik meliputi luka terpotong, tergelincir, tersandung, terjatuh,
dan cedera gerakan berulang.
f. Limbah Berbahaya
Hampir setiap laboratorium menghasilkan limbah.
Limbah adalah bahan yang dibuah atau hendak dibuang atau
tidak lagi berguna berdasarkan peruntukkannya. Sebuah bahan
dianggap limbah jika dibiarkan atau jika dianggap “seperti
limbah”, seperti bahan tumpah. Limbah diklasifikasikan sebagai
bahan berbahaya atau tidak berbahaya dan bisa meliputi barang-
barang seperti bahan laboratorium sekali pakai, media filter,
larutan cair dan bahan kimia berbahaya. Limbah yang berpotensi
berbahaya memiliki satu atau beberapa sifat berikut ini : daya
sulut, korosivitas, reaktivitas, atau toksisitas.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keselamatan dan keamanan kerja di laboratorium sangat
penting dan perlu perhatian khusus karena sangat terkait dengan
kinerja dosen/peneliti maupun mahasiswa. Semakin mencukupi
tersedianya fasilitas keselamatan dan keamanan kerja maka akan
semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Kecelakaan yang terjadi pada saat kerja di laboratorium kimia itu
menjadi catatan untuk selalu meningkatkan kewaspadaan ketika
sedang bekerja di laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Harjanto, dkk. 2011. Manajemen Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun
Sebagai Upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Perlindungan
Lingkungan. Batan : Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir

Moran, dkk. 2010. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia.


Washington : The National Academies Press.

Anda mungkin juga menyukai