NIM : B181013
MATARAM
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya lah kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Parasitologi yang berjudul “Mansonia sp Sebagai Inang
Antara Brugia Malayi Sub Periodic Nocturna” sesuai waktu yang telah direncanakan.
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Parasitologi di Politeknik
Medica Farma Husada Mataram. Dalam membuat makalah ini, penulis mengalami beberapa
kendala. Namun akhirnya dapat juga selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata kesempurnaan. Namun, besar
harapan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis
pada khususnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat di
harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
COVER ................................................................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................
1.3 Tujuan .............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filariasis........................................................................................
2.2 Nyamuk Mansonia spp sebagai inang antara Brugia malayi subperiodik
nocturna ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengertian filariasis
b. Untuk mengetahui nyamuk Mansonia spp sebagai inang antara Brugia malayi
subperiodik nokturna
BAB II
PEMBAHASAN
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasite nematode yang
tersebar di Indonesia. Walaupun penyakit ini jarang menyebabkan kematian tetapi dapat
menurunkan produktivitas penderitanya karena timbulnya gangguan fisik atau kecacatan.
Dampaknya terhadap penderita sering diasingkan dilingkungan keluarga maupun
masyarakat. Penyakit ini jarang terjadi pada anak karena manifestasi klinisnya timbul
bertahun- tahun kemudian setelah infeksi.
2.2 Nyamuk Mansonia spp sebagai host Brugia malayi subperiodik nocturna
Brugia malayi tipe subperiodik nokturna ditemukan didarah tepi pada siang dan
malam hari, tetapi lebih banyak ditemukan pada malam hari. Jenis nyamuk penularnnya
adalah Mansonia spp yang ditemukan di daerah rawa.
Perilaku nyamuk Mansonia spp secara keseluruhan memiliki perilaku menggigit di luar
rumah. Bila dihubungkan dengan hasil wawancara terhadap responden terlihat bahwa sebagian
besar responden memiliki perilaku sering keluar malam. Perilaku masyarakat yang sering
keluar malam akan memiliki risiko lebih besar untuk tertular filariasis karena hasil
penangkapan nyamuk juga menunjukkan bahwa aktifitas nyamuk menggigit lebih banyak di
luar rumah.
Hasil penangkapan nyamuk yang dilakukan di wilayah Kabupaten Muaro Jambi
juga mendapatkan spesies nyamuk yang paling banyak tertangkap adalah Mansonia
uniformis. Hasil analisis data nyamuk yang tertangkap menggigit orang baik di dalam
rumah maupun di luar menunjukkan bahwa nyamuk Ma.uniformis memiliki angka
kelimpahan yang cukup tinggi yaitu >50%. Hal ini berarti lebih dari separuh nyamuk
yang tertangkap adalah nyamuk Ma.uniformis. Angka kekerapan nyamuk tertangkap
juga menunjukkan nilai yang cukup tinggi (100%). Berdasarkan hasil analisis ini berarti
bahwa dalam setiap jam penangkapan ditemukan nyamuk Ma.uniformis baik yang
tertangkap di dalam maupun di luar rumah. Selain itu juga didapatkan nyamuk yang
merupakan vektor utama untuk filariasis B.malayi tipe subperiodik nokturna, yaitu
Ma.uniformis, Ma.dives, Ma.annulata dan Ma.bonneae.
Selain itu Brugia malayi dapat menginfeksi hewan selain manusia yaitu kera
(Macaca fascicularis), lutung (Presbythis cristatus) dan kucing (Felis catus). Penelitian
yang dilakukan di Kabupaten Muaro Jambi tidak memeriksa darah kera dan lutung
karena tidak menemukan hewan tersebut. Pemeriksaan hanya dilakukan terhadap
kucing milik masyarakat di lokasi penelitian. Sasaran kucing yang diambil darahnya
adalah kucing milik penderita filariasis baik kronis maupun positif. Hasil pemeriksaan
di Desa Kemingking Dalam memperoleh 1 ekor kucing positif mikrofilaria B.malayi.
Spesies mikrofilaria ini sama dengan spesies yang ditemukan pada manusia. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa kucing yang ada di daerah penelitian dapat menjadi
sumber penular filariasis karena bersifat zoonosis. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Yahya juga mendapatkan 2 ekor kucing yang positif microfilaria B malayi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi peran nyamuk sebagai vector antara lain :
a. Umur nyamuk
b. Kontak antara manusia/ hospes dengan nyamuk
c. Frekuensi menggigit
d. Kerentanan nyamuk terhadap parasit
Kapasitas menjadi vector adalah dipengaruhi oleh faktor lingkungan, tingkah laku,
biokimia dan seluler yang mempengaruhi hubungan antara vector, patogen yang akan
ditransmisikan oleh vector, dan hospes tempat patogen tersebut akan ditransmisikan.
Mansonia uniformis dan Ma.bonneae menjadi vektor utama penularan B.malayi
tipe subperiodik nokturna di kawasan Selatan Thailand sedangkan yang menjadi vektor
sekunder adalah Ma.dives, Ma.indiana, Ma.annulata, dan Ma.annulifera. Seluruh
spesies nyamuk yang menjadi vector utama maupun vektor sekunder di kawasan
Selatan Thailand ini juga ditemukan di Kabupaten Muaro Jambi.
Perilaku nyamuk Mansonia spp menghisap darah bervariasi setiap spesies,
sebagain spesies bersifat eksofagik dan endofagik. Aktivitas nyamuk Mansonia spp
yang tertangkap dalam mencari darah lebih senang menghisap darah didalam rumah
dibandingkan diluar rumah. Hal ini dapat dikeahui dari sebanyak 58 nyamuk yang
tertangkap 76,6% atau 46 nyamuk Mansonia spp tertangkap dengan metode umpan
orang dalam (UOD). Di Kabupaten Muaro Jambi dapatkan bahwa nyamuk Mansonia
spp lebih banyak tertangkap menggigit di luar rumah dibandingkan dengan di dalam
rumah.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasite nematode yang
tersebar di Indonesia. Walaupun penyakit ini jarang menyebabkan kematian tetapi dapat
menurunkan produktivitas penderitanya karena timbulnya gangguan fisik atau kecacatan.
Dampaknya terhadap penderita sering diasingkan dilingkungan keluarga maupun
masyarakat. Penyakit ini jarang terjadi pada anak karena manifestasi klinisnya timbul
bertahun- tahun kemudian setelah infeksi.
Santoso, Yahya, salim M. Penentuan Jenis Nyamuk Mansonia sebagai tersangka Vektor
Filariasis Brugia Malayi dan Hewan Zoonosis di Kabupaten Muaro Jambi.