Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAJEMEN LABORATORIUM

“MEMBANGUN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KEAMANAN


LABORATORIUM”

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

1. BAIQ NOVA NISFANI (B181015)


2. FADHILA ZAHRA AULIA (B181020)
3. SRI JULHIJJAH MIARDIN PUTRI (B181033)
4. NURUL MAIDAH (B181003)
5. M. YANULLAH HENDRAWAN (B181012)

DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLITEKNIK MEDICA FARMA HUSADA

MATARAM

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang Mahakuasa karena telah memberikan kekuatan
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Membangun Sistem Manajemen Keselamatan dan Keamanan
Laboratorium”. Tepat pada waktunya.
Dan tidak lupa kami sampaikan ucapan terimakasih kepada teman-teman yang
telah ikut serta dalam memberikan partisipasinya dalam penulisan makalah ini, dan juga
kepada Dosen pembimbing kami mata kuliah Manajemen Lab. yaitu Bapak Idham
Halid, M.Si yang telah memberikan bimbingan dan dorongan semangat kepada kami
untuk menyelesaikan makalah ini.    
Harapan kami semoga makalah ini dapat berguna bagi orang banyak khususnya
kepada para mahasiswa serta dapat memberikan informasi kepada semua kalangan dan
juga memberikan manfaat untuk mengembangkan wawasan dan peningkatan dalam
ilmu pengetahuan.

Sakra, 16 September 2020


DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................ i


Kata Pengantar ........................................................................................... ii
Daftar Isi ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2
A. Tanggung Jawab Keselamatan dan Keamanan Laboratorium 2
B. Sepuluh Langkah Menciptakan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Keamanan Laboratorium secara Efektif …………….... 4

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 9


A. Kesimpulan ............................................................................... 9
B. Saran........................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengelolaan laboratorium (Laboratory management) adalah usaha untuk


mengelola laboratorium. Bagaimana suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik
sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Beberapa alat – alat laboratorium yang canggih, dengan staf professional yang terampil
belum tentu dapat beroperasi dengan baik jika tidak didukung oleh adanya manajemen
laboratorium yang baik. Oleh karena itu, manajemen laboratorium adalah suatu bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium. Suatu manajemen laboratorium
yang baik, memiliki sistem organisasi yang baik, uraian kerja (job description) yang
jelas, pemanfaatan fasilitas yang efektif, efisien, disiplin, dan administrasi yang baik
pula.
Secara umum, manajemen sering didefenisikan sebagai “Getting things done
through other people” – menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Telah disebutkan
berkali – kali bahwa supervisor merupakan manajer lini terdepan yang melaksanakan
pekerjaan manajemen untuk merencanakan, mengorganisir, mengeksekusi rencana,
serta mengendalikan dan mengontrol proses pekerjaan menuju hasil yang diharapkan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tanggung jawab keselamatan dan keamanan di laboratorium ?
2. Jelasakan sepuluh langkah menciptakan sistem keselamatan dan keamanan
laboratorium secara efektif !

C. Tujuan
1. Mengetahui tanggung jawab keselamatan dan keamanan di laboratorium.
2. Mengetahui sepuluh langkah menciptakan sistem keselamatan dan keamanan
laboratorium secara efektif.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tanggung Jawab Keselamatan dan Keamanan Laboratorium


Individu dalam laboratorium memiliki beragam peran dan tanggung jawab untuk
membangun dan memelihara praktik yang selamat dan aman. Menjadi teladan adalah
metode terbaik bagi orang-orang di semua tingkatan untuk menunjukkan komitmen
mereka.

1. Pimpinan
Tanggung jawab keselamatan dan keamanan sepenuhnya bergantung pada
kepala lembaga dan satuan pelaksanaannya. Dalam beberapa kasus, pimpinan lembaga
bisa jadi memiliki kewajiban hokum untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman
dan selamat. Pimpinan juga bisa membuat perbedaan dalam meyakinkan pekerja untuk
mematuhi program keselamatan dan keamanan.

2. Komite Pengawas Keselamatan dan Keamanan (CSSO)


Setiap lemabga harus menunjuk petugas keselamatan dan keamanan (CSSO).
CSSO membangun dan mendukung upaya bersama untuk mengelola keselamatan dan
memberikan panduan kepada orang disemua tingkatan. CSSO harus dibekali
pengetahuan, tnggung jawab, dan kewenangan untuk mengembangkan dan menegakkan
sistem manajemen keselamatan dan keamanan yang efektif. Posisi ini bisa dijabat lebih
dari satu orang dan berbagai tanggung jawab jika diperlukan.
 Tanggung jawab CSSO
1. Mengembangkan dan mematuhi program keselamatan dan keamanan
terpadu di sepanjang masa pakai semua bahan laboratorium.
a) Mematuhi kebijakan tentang bahan laboratorium dan memastikan kepatuhan
terhadap peraturan yang berlaku.
b) Membantu dalam pembelian, penyimpanan, penggunaan, dan pembangunan
limbah di tingkat laboratorium. Jika perlu menjalankan program pengelolaan
limbah untuk pembuangan limbah di luar ; Program ini meliputi penerimaan
limbah, pengangkutan, dan pembuangan akhir bahan melalui vendor komersial.
c) Mencatat semua pesanan laboratorium, menerima bahan, dan memelihara
keakuratan inventaris.
2. Melakukan audit dan inspeksi kepatuhan
a) Melakukan audit incentaris dan keamanan lemari minimal setiap tahun. Jika
ada tidak patuh, izin penggunaan laboratorium dihentikan sementara.
b) Melakukan pencatatan lengkap tentang prosedur operasi standar (SOP)
program yang mudah didapatka, didistribusikan, dan diinspeksi.
3. Mengelola dan menyelidiki insiden yang melibatkan bahan (tumpahan,
kehilangan bahan, cedera, dll.)
4. Manajer pelatih, suvervisor, dan pegawai harus mengembangkan SOP yang
sesuai dan mematuhi program keselamatan.

3. Manajer, Supervisor, dan Asisten Praktikum


Tanggung jawab langsung program pengelolaan keselamatan dan kemanan
laboratorium biasanya dipangku oleh CSSO dan manajer laboratorium. Dalam
praktikum, instruktur laboratorium atau asisten praktikum bertanggung jawab secara
langsung atas segala tindakan yang dilakukan para siswanya. Instruktur bertanggung
jawab untuk mendorong budaya keselamatan dan mengajarkan keahlian yang
diperlukan oleh siswa, mahasiswa dan pekerja lain untuk menangani bahan degan aman.

 Tanggung jawab manajer atau ketua laboratorium


1. Memastikan pegawai laboratorium menerima pelatihan tentang keselamatan dan
keamanan umum.
2. Memastikan pegawai laboratorium memahami cara bekerja dengan bahan secara
umum.
3. Menyediakan pelatihan untuk bahan tertentu dan prosedyr sfesifik, termasuk
cara mengembangkan dan menelaah SOP.
4. Memberi pekerja laboratorium peralatan kendali teknik dan peralatan
perlindungan diri yang diperlukan untuk bekerja dengan bahan secara aman.
5. Memastikan bahwa laboratorium memiliki tingkat keamanan yang sesuai untuk
bahan peralatan.
6. Menentukan harapan keselamatan dan keamanan.
7. Memasukkan keselamatan dan keamanan dalam penilaian kinerja.
8. Meninjau dan menyetujui pekerjaan dengan bahan laboratorium.

4. Siswa, Mahasiswa dan Pengguna Laboratorium


Meski bergantung pada panduan manajer dan guru atau dosen, mahasiswa dan
pekerja laboratorium lainnya yang sebenarnya melakukan pekerjaan. Mereka harus
bekerja dengan bahan yang mereka gunakan secara aman dan selamat. Semua orang
yang bekerja di laboratorium, siswa atau karyawan, bertanggung jawab mematuhi
protokol keselamatan dan keamanan untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang
lain.
 Tanggung jawab siswa, mahasiswa dan pengguna laboratorium
1. Mengikuti pelatihan keselamatan laboratorium.
2. Meninjau prosedur tertulis dan mematuhi prosedur tersebut.
3. Memastikan dapat memahami semua bahaya dan protokol keselamatan dan
keamanan sebelum bekerja dengan suatu bahan atau prosedur untuk pertama
kalinya.
4. Meninjau atau mengembangkan dan menyetujui SOP.
5. Bertanya kepada supervisor laboratorium atau CSSO jika yakin tentang bahaya.
6. Menggunakan kendali teknik yang sesuai.
7. Melaporkan semua insiden, masalah keamanan, dan kemungkinan pemaparan
bahan kepada manajer laboratorium.
8. Mendokumentasikan prosedur operasi sfesifik untuk pekerjaan dengan bahan
kimia berbahaya atau peralatan tertentu. Mengubah prosedur jika perlu.

B. Sepuluh Langkah Menciptakan Sistem Manajemen Keselamatan dan


Keamanan Laboratorium secara Efektif

Salah satu factor paling suksesnya sistem manajemen keselamatan dan


keamanan adalah komitmen pimpinan lembaga. Pimpinan harus mengambil langkah
awal untuk menciptakan rencana dan menugaskan orang untuk menerapkan rencana
tersebut.
1. Membentuk Komite Pengawasan Keselamatan dan Keamanan Lembaga
(CSSO)
Pimpinan teratas lembaga harus membentuk komite unuk memeberikan
pengawasan terhadap keselamatan dan keamanan di lembaga tersebut. Komite harus
memiliki perwakilan dari semua bagian yang terpengaruh dan disemua tingkatan.
Komite harus melapor langsung ke pimpinan teratas dan mendapatkan dukungan
keuangan dan administrative yang diperlukan.
Lembaga harus menunjukan sedikitnya seorang CSSO untuk mengawasi
program manajemen keselamatan dan keamana. Tanggung jawab dan akuntabilitas
CSSO harus ditentukan dengan jelas dan disampaikan kepada CSSO dan pimpinan
lembaga, manajer laboratorium, pekerja, dan siswa. CSSO yang efektif harus memiliki
akses langsung ke pejabat senior yang pada akhirnya bertanggung jawab terhadap
masyarakat. Jika CSSO tidak memiliki akses langsung ke pejabat tigkat senior, lembaga
harus memberikan beberapa sarana pelaporan lain kepada pimpinan.

2. Mengembangkan Kebijakan Keselamatan dan Keamanan


Pimpinan lembaga harus membuat kebijakan formal untuk mendefinisikan dan
mendominasikan sistem manajemen keselamatan dan keamanan peralatan. Pernyataan
kebjakan formal menetapkan harapan dan menyampaikan dukungan lembaga.
Kebijakan tersebut harus menyatakan niat untuk : mencegah atau mengurangi kerugian
diri dan ekonomi akibat kecelakaan, paparan kerja yang merugikan, dan pencemaran
lingkungan; memasukkan pertimbangan keelamatan dan keamanan ke dalam semua fase
operasional; mencapai dan memelihara kepatuhan terhadap undang-undang dan
peraturan; serta terus memperbaiki kinerja. Lembaga harus menyampaikan dan
mengumumkan pernyataan kebijakan kepada karyawan serta meninjau ulang dan
memperbaiki jika diperlukan.

3. Membuat Kendali dan Proses Administratif untuk Mengukur Kinerja


Kendali administratif mendefinisikan aturan dan prosedur keselamatan dan
keamanan khusus serta membut daftar tanggung jawab individu yang terlibat. Kendali
administratif juga harus menyediakan cara untuk mengelola dan menanggapi perubahan
seperti, prosedur baru, teknologi, ketentuan hukum, staf, dan perubahan organisasi.
CSSO harus mengembangkan peraturan keselamatan umum, prosedur kebersihan dan
pemeliharaan laboratorium, panduan pengguanaan bahan dan peralatan, dan dokumen
lain yang bisa digunakan untuk menyampaikan harapan kepada semua pekerja
laboratorium. Dokumen ini juga harus mendefinisikan dengan jelas tanggung jawab
siswa, mahasiswa, pekerja, manajer aboratorium, pimpinan lembaga, kontraktor,
penyedia layanan darurat dan pengunjung.
Evaluasi keselamatan dan keamanan operasi laboratorium harus menjadi bagian
dari kegiatan sehari-hari. Misalnya, mulai semua rapat departemen atau kelompok
dengan masalah keselamatan diskusikankegiatan harian, masalah keselamatan atau
keamanan yang muncul, dan apa yang bisa dilakukan untuk menghindari kemungkinan
terjadinya insiden.

4. Mengidentifikasi dan Mengatasi Situasi yang Sangat Berbahaya


Manajer, peneliti utama, pimpinan peneliti, pimpinan tim, dan supervisor harus
berperan aktif dalam mengelola keselamatan dan keamanan laboratorium mereka.
Lakukan penelaahan status awal untuk menilai lingkup, kecukupan, dan penggunaan
prosedur keselamatan. Gunakan telaahan status tersebut sebaga dasar untuk membangun
program keselamatan dan keamanan dan membantu menentukan prioritas untuk
perbaikan. Lakukan evaluasi berbasis risiko untuk menentukan cukup tidaknya upaya
kendali yang ada, memprioritaskan kebutuhan, dan menerapkan tindakan perbaikan
berdasarkan tingkat kepentingan dan sumber daya yang tersedia.

5. Mengevaluasi Fasilitas dan Mengatasi Kelemahannya


Penting untuk melakukan peran kendali askes fisik dalam meningkatkan
keamanan gedung tempat menyimpan dan mengguanakan bahan peralatan. Hal ini
mungkin memerlukan penilaian kerentanan keamanan dan penentuan kebijakan.
6. Menentukan Prosedur untuk Penanganan dan Manajemen Bahan
Manajemen bahan adalah komponen penting dari program laboratorium.
Keselamatan dan keamanan harus menjadi bagian dari seluruh siklus hidup bahan
kimia, termasuk bahan kimia, termasuk pembelian, penyimpanan, inventaris,
penanganan, pengiriman, dan pembangunan. Manajemen bahan harus memakai
beberapa prosedur untuk melakukan skrining sebagai bagian dari proses pembelian
normal. Harus ada proses inventaris untuk melacak penggunaan bahan hingga
sepenuhnya dipakai atau dibuang. Sistem inventaris dan penyimpanan catatan penting
untuk :

1. Memastikan apakah bahan aman untuk digunakan;


2. Menyediakan sumber daya untuk memahas kemungkinan penggunaan bersama
bahan;
3. Memberikan informasi agara manajer mengetahui kapan harus memesan kembali
bahan;
4. Memberitahu lokasi bahaya di laboratorium kepada lembaga tanggap darurat;
5. Menentukan kebutuhan dan pengguanan bahab di masa mendatang; dan
6. Meminimalkan inventaris berlebih dan jumlah limbah (yang mengurangi biaya)

Semua pegawai laboratorium harus bertanggung jawab untuk mematuhi prosedur


penggunaan bahan peralaan. Manajer harus mempertimbangkan cara untuk menghargai
dan member penghargaan pada mereka yang mengikuti praktik terbaik dalam
menangani dan bekerja dengan bahan peralatan. Namun, manajer mungkin perlu
mempertimbangkan sarana penegakan aturan jika pekerja melanggar sistem.

7. Mengguanakan Kendali Teknik dan Perlindungan Diri


Kendali teknik, seperti tudung laboratorium, ventilasi buang setempat, atau kotak
sarung tangan, merupakan metode utama untuk mengontrol bahaya di laboratorium
peralatan. Peralatan pelindung diri, seperti kaca mata pengaman, kaca mata pelindung,
dan pelindung wajah, harus melengkapi peralatan kendali teknik. Manajemen
laboratorium tidak boleh mengizinkan eksperimen jika kendali teknik tidak memadai
atau peralatan pelindung diri tidak tersedia.
8. Membuat Rencana untuk Keadaan Darurat
Laboratorium harus membuat rencana untuk menangani keadaan darurat dan
insiden tak terduga. Simpan peralatan dan bahan untuk menanggulangi keadaan darurat
di tempat yang terjangkau, seperti pemadam api, pencuci mata, pancuran keselamatan,
dan perangkat kerja untuk menangani tumpahan.

9. Mengidentifikasi dan Mengatasi Hambatan untuk Mengikuti Praktik Terbaik


Keselamatan dan Keamanan
Praktik keamanan dan keselamatan yang baiktermasuk meminta semua pegawai
senantiasa mematuhi kebijakan dan prosedur. Namun, mengubah perilaku dan
memumpuk budaya praktik terbaik sering kali menantang. Rintangan social dan budaya
setempat bisa mencegah manajer laboratorium, pegawai laboratorium, dan lainnya
untuk mengikuti praktik keselamatan dan keamanan terbaik. Lembaga harus melakukan
upaya untuk mengatasi rintangan itu.

10. Melatih, Menyampaikan, dan Membina


CSSO bertanggung jawab untuk menentukan prosedur keselamatan dan
keamanan serta memastikan apakan semua orang mengetahui dan mematuhi prosedur
tersebut. Namun, diperluan komitmen yang kuat dari teratas untuk menciptakan sistem
keselamatan dan keamanan terbaik. Pimpinan teratas bertanggung jawab penuh terhadap
keselamatan dan keamanan peralatan. Mereka harus menciptakan budaya yang
melindungi pekerja dan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Salah satu factor paling penting suksesnya sistem manajemen keselamatan dan
keamanan adalah komitmen pemimpin lembaga. Pimpinan harus mengambil
langkah awal untuk menciptakan rencana dan menugaskan orang untuk
menerapkan rencana tersebut.
2. Program pengukuran kinerja kebijakan keselamatan dan keamanan di
laboratorium harus menekankan pada pencarian fakta, bukan pencarian kesalahan.
Prinsip ini diteapkan disemua program dan kebijakan keselamatan dan keamanan
di laboratorium.

B. Saran
Demi keselamatan individual maupun bersama maka sebelum bekerja di dalam
laboratorium, hendaklah terlebih dahulu memperhatikan hal-hal apa saja yang perlu
dilakukan kemudian jangan melakukan tata tertib praktikum, karena apa-apa saja yang
tertulis pada tata tertib praktikum perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik, hal
ini bertujuan untuk mencegah kemungkinan-kemungkinan resiko atau bahaya yang bisa
saja terjadi, karna mencegah lebih baik dari pada mengobati dan dengan kehati-hatian
sera pegetahuan akan teknik kerja yang benar, laboratorium bukanlah tempat yang
berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA

http:// slidepdf.com/reader/full/makalah-kebijakan-keselamatan-dan-keamanan-di-lab

Anda mungkin juga menyukai