KOMPLIKASI FLEBOTOMI
OLEH
SUMARNI PO714203202026
RIRIN ELPIRA PO714203202021
Dengan kerendahan hati, saya memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan
kesalahan. Insya Allah saya terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
paper ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
PENDAHULUIAN.................................................................................................................2
A. Latar Belakang..........................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................3
C. Tujuan Makalah........................................................................................................................3
D. Manfaat Makalah......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................5
A. Definisi Flebotomi......................................................................................................................5
C. Komplikasi Flebotomi...............................................................................................................8
PENUTUP............................................................................................................................24
A. Kesimpulan..............................................................................................................................24
B. Saran.......................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................25
iii
BAB I
PENDAHULUIAN
A. Latar Belakang
Dalam pemerikaasan biologis untuk menilai kesehatan seseorang diperlukan suatu
spesimen baik berupa darah maupun urin sebagai agent atau bahan uji. Sejauh ini
spesimen darah masih menjadi pilihan utama pada beberapa pemeriksaan. Pada spesimen
darah sendiri, cara pangambilannya berbeda dengan pengambilan spesimen urin.
Pengambilan spesimen darah membutuhkan teknik khusus dan disarankan dilakukan oleh
tenaga medis yang berpengalaman. Sehingga tata cara pengambilan spesimen darah
melalui teknik flebotomi dianggap penting untuk dilakukan.
Praktek pengeluaran darah (bloodletting) sudah sejak lama dikenal manusia dan
menjadi bagian dari pengobatan pasien. Teknik pengeluaran darah yang pertama (tahun
100 SM) dilakukan oleh dokter-dokter dari Syria dengan menggunakan lintah. Sebelum
dikenal Hippocrates dengan sebutan”Bapak Ilmu Kedokteran” (abad 5 SM), seni
pengambilan darah banyak mengalami perubahan demikian pula berbagai alat untuk
keperluan pengambilan dan penampunngan bahan darah. Lanset untuk pengambilan
darah digunakan pertama kali sebelum abad ke 5 SM dengan tetap mengacu kepada
lintah sebagai bentuk dasar. Dengan lanset ini seorang dokter (practitioner) melubangi
vena, kadang-kadang sampai beberapa lubang. Menjelang akhir abad 19 barulah
teknologi mengambil alih memproduksi “lintah artificial”. Kini telah dikenal beragam
alat pengambilan darah dan mudah diperoleh di pasaran.
System pelayanan kesehatan yang berkembang akhir-akhir ini untuk tujuan
kesejahteraan pasien mengacu kepada pelayanan kesehatan oleh tim(team oriented).
Dengan sendirinya, pelayanan laboratorium akan selalu menjadi bagian integral dari
pelayanan kesehatan menyeluruh dan seorang flebotomis menjadi orang yang sangat
penting(crucial) karena menempati posisi awal dalam rangkaianproses pemeriksaan tes
laboratorium. Posisi awal ini berada dalam pengawasan program pemantapan mutu(fase
pra-analitik) hasil laboratorium sehingga salah benarnya flebotomis melaksanakan
tugasnya akan mempengaruhi mutuhasil tes. Hasil pemeriksaan laboratoriumyang benar
dan akurat merupakan andil/modal dari tim laboratorium (mencakupi juga flebotomis)
iv
dalam menunjang diagnosis dan pemantauan penyakit. Oleh sebab itu, peran dan
tanggung jawab seorang flebotomis dalam melaksanakan tugasnya harus senantiasa
disadari.
Berdasarkanhaltersebutdiatasmakaseorang ATLM ataupunflebotomis harus
mampumemahamiprosedurflebotomi yang baik dan benar dan menangani komplikasi
akibat pelaksaan flebotomi secara benar dan cepat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Flebotomi?
2. Bagaimana prosedur Flebotomi yang baik dan benar?
3. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada proses Flebotomy?
4. Bagaimanapengaruh dan Tindakan yang dilakukan Ketika
terjadikomplikasiflebotomi?
C. Tujuan Makalah
1. MemberikanpemahamankepadaMahasiswa jurusan Teknologi Laboratorium Medik
tentang pengertianflebotomi.
2. Memberikanpemahamantentangprosedurflebotomi yang baik dan benar.
3. Mengetahui komplikasi dan kegagalan yang dapat terjadi pada Flebotomi
untukmencegah/meminimalisir terjadinya hal serupasaatbekerja.
4. Untukmengetahuipengaruhapa yang timbul dan Langkah-langkah yang
dapatdiambilketikaterjadikomplikasiflebotomi.
D. Manfaat Makalah
Adapun manfaatdarimakalahiniadalah:
1. Bagi Penulis merupakan suatu kesempatan untuk menambah wawasan atau
meningkatkan pengetahuan di bidang Flebotomi.
2. Bagi peneliti, menjadi bahan acuan/referensi pada penelitian berikutnya sehingga
dapat dikembangkan dan diperoleh data yang lebih lengkap.
3. Bagi pembaca, menambah ilmu pengetahuan Mahasiswa khususnya didalam
bidang flebotomi.
4. Bagi Program Studi analis kesehatan, menjadi bahan masukan dan evaluasi
mengenai tindakan-tindakanflebotomi.
v
5. Memberikan alternatif supaya dapat mengantisipasi dan menghindari komplikasi
yang dapatterjadi Ketika melakukan Tindakan flebotomi.
6. Memberikan informasi tentang Tindakan-tindakanflebotomi yang sangat
bermanfaat didalam dunia kerja.
vi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Flebotomi
Flebotomi (bahasa inggris: phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb dan
tomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris/memotong
(“cutting”). Dulu dikenal istilah vena sectie (Bld), venesection atau veni section(Ing).
Sedangkan Flebotomis adalah seorang tenaga medik yang telah mendapat latihan untuk
mengeluarkan dan menampung spesimen darah dari pembuluh darah vena, arteri atau
kapiler. Teknik flebotomi merupakan suatu cara pengambilan darah (sampling) untuk
tujuan tes laboratorium atau bisa juga pengumpulan darah untuk didonorkan.
Prosesnya dengan melakukan penusukan pembuluh darah sehingga terjadi
perlukaan yang dapat menimbulkan perdarahan, infeksi, dan efek yang tidak diharapkan
seperti hematom dan efek bahaya yang lain. Oleh karena itu pelaksanaan flebotomi
hendaknya dilakukan dengan hati-hati dan aseptic untuk mencegah terjadi komplikasi.
Salah satu usaha untuk mencegah terjadi Hospital Associated Infection (HAIs) dengan
melakukan cuci tangan, serta mematuhi prosedur tetap flebotomi yang
berlakuditempatkerja.AgarseorangATLMbekerjadenganselamatmakaseorengpetugaslabor
atoriumdalamhalini ATLMhendaknyamenggunakanAlatpelindungdiri yang
sesuaidengantugas yang ditanganinya. APD standaruntukflebotomiantara lain Jas
laboratorium, sarungtangan, dan masker.
Saat ini flebotomi merupakan salah satu pekerjaan di bidang kesehatan yang
mengalami perrkembangan yang pesat. Istiah flebotomis diterapkan kepada orang
yangtelah dilatih untuk melakukan flebtomi. Tangung jawab utama flebotomis adalah
mengumpulkan darah untuk analisis laboratorium,yang diperlukan untuk diagnosis dan
perawatan pasien. Keterampilan manual yang diperlukan adalah kemampuan untuk
memperoleh spesimen darah dengan cara teknik pungsi vena ,pungsi kulit dan pungsi
arteri. Keterampilan mental yang diperlukan adalah kemampuan untu mengatur secara
efisien,melakukan tanpa tekanan dan mengikuti prosedur standar tertulis. Pengetahuan
menyeluruh tentang persyaratan tes laboratorium dan kebijakan bagain juga diperlukan.
vii
B. Prosedur Flebotomi Yang Baik Dan Benar
Adapun prosedur kerja seorang flebotomi antara lain :
1. Persiapan
Isi Formulir permintaan:
a. Nama pasien lengkap
b. Jenis kelamin, Usia
c. Alamat, No telp, No Hp
d. Tanggal / Jam pengambilan
e. Jenis tes
f. Nama pengambil bahan
g. No MR
h. Ruang
Persiapan Punksi:
a. Pilih Tabung vacum yang sesuai
b. Beri label pada tabung
c. Persiapkan alat dan bahan sebelum punksi
Gambar jenistabungvacum
Prosedur Higiene:
a. Cuci Tangan
b. Gunakan sarung Tangan
Strategi Komunikasi:
a. Mengucapkan salam
viii
b.Melakukan pendekatan secara professional
c. Melakukan wawancara untuk konfirmasi data pasien secara singkat dan lengkap
d. Memberi penjelasan dari tujuan dan proses pengambilan bahan pemeriksaan
e. Memberi penyuluhan kesehatan
f. Mengucapkan terimakasih.
2. Persiapan Pasien
Pasien dalam keadaan tenang, rileks dan kooperatif dan motivasi : sakit sedikit,
proses cepat dan diberi penjelasan perlu atau tidak untuk puasa.
1. Posisi Pasien
Pasien duduk atau berbaring dengan nyaman. Pada posisi duduk lengan
diletakkan di atas meja atau tempat tidur, dapat menggunakan bantal untuk memberikan
posisi nyaman. Pada posisi berbaring lengan diulurkan lurus dari bahu sampai
pergelangan tangan. Idealnya posisi pasien saat pengambilan sampel darah harus dicatat
Perbedaan posisi dapat mempengaruhi hasil.
2. Pemilihan daerah Punksi Vena
Vena yang tepat umtuk pengambilan darah : vena mediana cubiti (terbaik), vena
cephalica atau vena basilica (besar, elastis, bentuk lurus dan rangsang sakit kurang).
3. Pemasangan Touniquet
Torniqeut dipasang 2-3 inchi di atas vena yang akan dipungsi (5-10 cm/ 4–5 jari
di atas vena yang akan dipungsi). Pemasangan jangan terlalu kencang, tidak lebih dari 1
menit dan apabila pungsi vena tertunda, sebaiknya dilepas terlebih dulu dan dipasang
kembali sebelum dilakukan pungsi.
4. Desinfeksi daerah Punksi
Menggunakan kapas atau kasa yang mengandung alkohol 70%. Cara pembersihan
harus diperhatikan. Ditunggu sampai alkohol kering sebelum dilakukan pungsi.
5. Pengambilan Darah
Pengambilandarah vena dapatdilakukandengancara open system (syringe) ataupun
close system (Vacutainer).
6. Pasca Phlebotomi
a. Membuang jarum bekas ke dalam disposal container khusus untuk jarum
b. Memberi label identitas sample pada masing-masing tabung vakum.
ix
c. Memperhatikan petunjuk khusus spesimen.
d. Mengucapkan ucapan terimakasih kepada pasien.
e. Melepaskan sarung tangan dan cuci tangan dengan antiseptic.
f. Mendistribusikan spesimen sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan.
C. Komplikasi Flebotomi
Dalam proses pengambilan darah vena tidak menutup kemungkinan akan terjadi
kesalahan yang dilakukan oleh seorang flebotomis. Kesalahan yang ditimbulkan tersebut
dapat menyebabkan komplikasi, yang selanjutnya disebut dengan komplikasi flebotomi.
Beberapakomplikasi yang dapattimbul pada flebotomi yaitu:
1. Syncope
a. Defenisi
x
Stress
Dehidrasi
c. Cara Menangani
Hubungi dokter
Pasien yang tidak sempat dibaringkan, diminta menundukkan kepala diantara kedua
kakinya dan menarik nafas panjang
d. Cara Pencegahan
Pasien yang akan dirawat syncope sebaiknya dianjurkan berbaring pada waktu
pengambilan darah
2. Rasa Nyeri
Rasa nyeri berlangsung tidak lama sehingga tidak memerlukan penanganan khusus.
a. Penyebab
xi
Rasa nyeri yang diakibtkankarenakomplikasiplhebotomylainnyaseperti hematoma
dan infeksi
b. Cara pencegahan
Setelah disinfeksi kulit, yakin dulu bahwa alkohol sudah mengering sebelum
pengambilan darah dilakukan
3. Hematoma
Hematoma adalah terkumpulnya massa darah dalam jaringan (dalam hal Flebotomi : jaringan
dibawah kulit) sebagai akibat robeknya pembuluh darah
Faktor penyebab terletak pada teknik pengambilan darah :
- Jarum terlalu menungkik sehingga menembus dinding vena
- Penusukan jarum dangkal sehingga sebagian lubang jarum berada diluar vena
- Setelah pengambilan darah, tempat penusukan kurang ditekan atau kurang lama ditekan
- Pada waktu jarum ditarik keluar dari vena, tourniquet (tourniket) belum dikendurkan
Cara penanganan
Jika dalam proses pengambilan darah terjadi pembengkakan kulit disekitar tempat
penusukan jarum maka segera
1. Lepaskan turniket dan jarum
xii
4. Infeksi
5. Perdarahan
Komplikasi pendarahan lebih sering terjadi pada pengambilan darah arteri. Pendarahan
yang berlebihan (atau sukar berhenti) terjadi karena terganggunya system koagulasi darah
pasien. Hal ini bisa terjadi karena :
- Pasien mengalami pengobatan dengan obat antikoagulan sehingga menghambat
pembekuan darah
Cara penanganan
- Tekan tempat pendarahan
xiii
- Panggil perawat/dokter untuk penanganan selanjutnya
Cara pencegahan
- Perlu anamnesia (wawancara) yang cermat dengan pasien
- Setelah pengambilan darah, penekanan tempat penusukan jarum perlu ditekan lebih
lama
6. Alergi
Alergi bisa terjadi terhadap bahan-bahan yang dipakai dalam flebotomi, misalnya
terhadap zat astiseptic/desinfektan, latex yang ada pada sarung tangan, turniket atau
plaster
Gejala alergi bisa ringan atau berat, berupa kemerahan, rhinitis, radang selaput mata,
kadang-kadang bahkan bisa (shock)
Cara penanganan
- Tenangkan pasien, beri penjelasan
Cara pencegahan
- Wawancara apa ada riwayat alergi
7. Trombosis
xiv
- Hindari pengambilan berulang ditempat yang sama
8. Anemia
Anemia iatrogenik yang juga disebut anemia nosokomial atau anemia yang disebabkan
hilangnya darah pada pemeriksaan laboratorium
Umumnya terjadi pada bayi baru lahir dimana volume darah sedikit, pengambilan darah
berulang dapat menyebabkan anemia.
9. Komplikasi Neurologik
Catatan :
Bila terjadi komplikasi flebotomi, deorang flebotomis harus tenang, berfikir jernih dan
sigap, lakukan pertolongan pertama dan segera laporkan kepada dokter penanggung
jawab laboratorium.
Setiap kejadian konflikasi flebotomi harus dicatat dalam buku catatan tersendiri dengan
mencantumkan identitas pasien selengkapnya, tanggal dan jam kejadian, urutan kejadian,
tindakan yang diberikan, dan petugas yang melakukan flebotomi
xv
Komplikasi Terhadap Hasil Tes Laboratorium
a. Kegagalan Pengambilan Darah (GagalSempling)
xvi
Faktor yang dapat menyebabkan (gagalsampling) antara lain :
1. karena jarum kurangdalam.
2. Jarum terlalu dalam/tembus, lubang jarum menempel didindingpembuluh darah,
vena kolap atau tabung tidak vakum. Vena kolaps dapatterjadi bila menarik
penghisap dengan cepat, menggunakan tabung yangterlalu besar atau jarum
terlalu kecil.
xvii
3. Vena tidaktepatberada di tusukan.
4. Sudut insersi jarum terlalu tinggi (lebih besar dari 30 derajat).
5. “Holder tabung tidak terjaga dengan stabil ketika tabung ditekan ke arah jarum.
6. Jarum menembus vena dan menusuk jaringan di bawahnya.
7. Lubang jarum tertutup dinding vena.
– Putar jarum seperempat lingkaran sehingga darah dapat mengalir ke luar
kembali.
8. Sudut jarum terlalu rendah (kurang dari 15 derajad).
– Dengan perlahan masukkan jarum ke dalam ke dalam lumen vena
9. Vena kolaps.
– Gunakan tabung dengan ukuran lebih kecil
– Gunakan jarum kupu-kupu.
10. Cacat produk.
Solusi :
1. Secara perlahan-lahan pindahkan atau putar jarumsampai aliran darah keluar ke
tabung tanpa harus menusuk kembali.
2. Sentuh area sekitarjarumuntukmenentukanposisi vena dan jarum.
3. Arahkanjarumdenganlembutkearah vena yang benar.
4. Untuk mencegah menusuk ulang pasien, tarik jarum sampai di bawah kulit,
arahkan kembali jarum sesuai dengan arah vena.
Pengambilan Sampel Kapiler
• Kolaps vena bila arteri tibialis robek akibat tusukan bagian medial tumit.
• Osteomyelitis tulang tumit (Os. calcaneus).
• Bila jari neonatus ditusuk dapat menyebabkan kerusakan saraf.
• Hematom dan hilang akses ke cabang vena yang digunakan.
• Jaringan parut.
• Nekrosis lokal dan general (efek jangka panjang).
• Kerusakan kulit akibat penggunaan adhesive strips berulang-ulang. Hal ini dapat diatasi
dengan memberikan tekanan yang cukup dan diobservasi tusukan setelah prosedur
pengambilan darah agar tidak perlu penggunaan adhesive strips berulang-ulang.
xviii
Pengambilan Darah Kapiler Hematoma
xx
mengocok tabung dengan kuat, kontaminasi alcohol dan pemakaian torniquit terlalu
lama. Hemolisis akan menyebabkan peninggian analit-analit yang banyak terdapat
intrasel seperti LDH, kalium, magnesium, Fe dan Fosfor anorganik.
Penyebab :
• Diameter terlalu kecil (di atas 23 gauge).
• Menggunakan jarum kecil dengan tabung vakum yang besar.
• Menggunakan syringe, timbul gelembung atau buih saat darah masuk ke dalam
syringe.
• Menarik pengisap syringe (plunger) terlalu cepat.
• Mengambil darah di tempat terjadinya hematoma.
• “Mixing” tabung terlalu keras.
• Mendorong darah dari syringe ke tabung vakum.
• Mengambil spesimen dari IV lines.
• Memasang torniket terlalu dekat dengan tempat penusukan jarum atau terlalu
lama.
• Menggunakan vena tangan yang fragil.
• Melakukan penusukan jarum sebelum alkohol kering.
• Mengambil darah melalui Mengambil darah melalui kateter dan eter dan
konektor yang berbeda onektor yang berbeda ukuran diameter ukuran diameter
internal.
• Tabung NaF terisi sebagian NaF terisi sebagian saja.
• Vena oklusi.
xxi
Kondisi pasien yang berefek hemolisis:
1. Gangguan metabolik (penyakit hati, anemia sickle cell , AIHA)
2. Bahan kimia (timah, sulfonamide, obat-obatan malaria, analgesik)
3. Kondisi fisik (katub jantung mekanik, luka ekanik, luka bakar derajad tiga)
4. Agen infeksi (parasit, bakteri).
e. Lipemik
Serum adalah bagian darah yang tersisa setelah darah membeku (Gandasoebrata,
2013). Serum diperoleh dengan cara darah dibekukan pada suhu kamar selama 20 – 30
menit dan dipusingkan dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 – 15 menit. Cairan serum
akan terbentuk dan terpisah dari sel-sel darah merah. Serum yang memenuhi syarat harus
tidak kelihatan merah dan keruh (Depkes, 2004).
Serum normal berwarna kekuningan-kuningan dan mempunyai sifat antigenik.
Serum yang berwarna keruh mengacu pada kekeruhan dari kadar lemak disebut serum
lipemik (Ramali dan Pamoentjak, 2005). Serum lipemik yang baru dipisahkan tampak
seperti susu, ditunjukkan pada Gambar 1.
xxii
Lipemik merupakan akumulasi partikel lipoprotein yang berlebih dalam darah
sehingga darah menjadi keruh berwarna putih susu. Penyebab utama terjadinya serum
lipemik adalah adanya partikel besar lipoprotein yaitu chylomicrons. Partikel lipoprotein
berukuran sedang sampai kecil seperti Very Low Density Lipoprotrein (VLDL), Low
Density Lipoprotein (LDL), High Density Lipoprotein (HDL) dan trigliserida juga dapat
meyebabkan kekeruhan sampel tetapi bukan merupakan penyebab utama kekeruhan pada
serum lipemik (Sacher dan McPherson, 2004). Serum dengan kadar trigliserida dan
kolesterol lebih dari normal yaitu lebih dari 200 mg/L atau 2,26 mmol/L dapat beresiko
menimbulkan kekeruhan pada sampel (Lee, 2009). Ukuran lipoprotein ditunjukkan pada
Gambar 2.
Asupan makanan seperti gluksoa, lipid, dan kalsium dapat mempengaruhi hasil
tes, sehingga pengambilan sampel setelah makna dapat menjadi penyebab kesalahan
praanalitik untuk serum lipemik. Rekomendasi dari Italia mengharuskan bahwa pasien
xxiii
harus berpuasa selama minimal 8 jam, sedangkan Australia membutuhkan 10-16 jam
sebelum pemeriksaan lipid. Pada pasien rumah sakit, lipemik disebabkan oleh
pengambilan sampel terlalu cepat setelah pemberian emulsi lipid parenteral (Nikolac,
2013).
Serum lipemik dapat menyebabkan gangguan fisika dan kimia, gangguan pada
metode spektrofotometri, sampel yang tidak homogen dan efektif penggantian volume.
Serum lipemik perlu dihindari dengan perlakuan sebagai berikut :
1) Pasien harus puasa 12 jam sebelum pengambilan darah.
2) Pasien dengan pemberian infus parenteral dari lipid harus dihentikan terlebih
dahulu selama 8 jam sebelum pengambilan darah. Apabila kedua pendekatan
ini tidak memberikan serum yang jernih maka penyebab lain kekeruhan harus
dicurigai (WHO, 2002).
Metode yang digunakan untuk menghilangkan lemak pada serum adalah dengan
sentrifugasi, ekstraksi lemak dengan pelarut organik dan presipitasi (WHO, 2002).
f. Masuknya factor jaringan
Pengambilan darah yang sulit seperti pada vena yang kecil, orang tua, anak kecil
dan pasien dengan udem atau obesitas, atau manupulasi terlalu banyak akan
menyebabkan pelepasan factor jaringan yang akan mengaktifkan factor pembekuan darah
dan mengakibatkan perubahan nilai pemeriksaan hemostasisi. Sebaiknya pengambilan
darah untuk koagulasi dilakukan dengan dua tabung.
g. Kontaminasi
Pada pemeriksaan kultur darah, tindakan asepsis yang tidak adekuat atau
pengambilan darah pada lokasi yang mengalami peradangan akan menimbulkan
kontaminasi.
h. Penolakansampel
Kreiteriapenolakansampelterdiridari:
1. Tidakberlabel
2. Sampelhemolisis/lipemik/ikterik
3. Penggunaantabung yang salah
4. Salah sampel (tidaksesuaidenganformulir)
5. Volume sampeltidakadekuat
xxiv
6. Stabilitassam peltidak baik (selisih lama waktu mulai dari pengambilan
sampel dan penerimaan sampel).
D. AkibatKomplikasiFlebotomi
Secara garis besarakibat yang dapattimbuldarikomplikasiflebotomiadalah:
7. Kegagalan pengambilan darah
8. Penolakan spesimen
9. Ketidaknyamanan pasien.
E. Komplikasi Pada Pasien
Pingsan (kulit dingin & Pingsan (kulit dingin & lembab, pucat, tersengal- lembab, pucat,
tersengal-sengal, merasa kepala ringan, bingung, atau mual).
• Penanganan : lepas torniket, tarik jarum, tekan lokasi penusukan. Baringkan, letakkan
kepala lebih rendah dari dada. Kompres dingin di dahi pasien dan belakang leher dapat
membantu menyadarkan pasien.
• Pasien yang terlalu lama puasa dapat diberi minuman manis saat sadar dan tetap di
tempat selama 15 - 30 menit.
xxv
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Flebotomi (bahasa inggris:phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb dantomia. Phleb
berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris/memotong(“cutting”). Dulu dikenal
istilah venasectie(Bld), venesection atau venisection(Ing).Sedangkan Flebotomist adalah seorang
tenaga medic yang telah mendapat latihanuntuk mengeluarkan dan menampung specimen darah
dari pembuluh darah vena,arteri atau kapiler. Ada beberapakompetensi minimal yang
harusdimilikiseorangflebotomist, dan perilaku professional yang
harusdipatuhiseorangflebotomist. Darah dapat diperoleh melalui pengambilan darah vena,
darahkapiler dan daraharteri. Komplikasi yang berkenaan dengan tindakan Flebotomi yaitu
syncope, rasa nyeri, hematoma, pendarahan, allergi, thrombosis, radangtulang, amnesia, dan
komplikasineulogis. FaktorKegagalan yang dapatterjadi pada saat pengambilan darah yaitu
hemokosentrasi, hemodilusi, hemolisis, kontaminasi.
B. Saran
Agar tidakterjadikesalahan pada saat pengambilan darah maka seorang flebotomist harus
memiliki kompetensi dan perilaku professional sehingga dapat bekerja dengan baik dan benar
agar memperolehhasil yang akurat.
xxvi
DAFTAR PUSTAKA
Setyadi, Agus (2020). Salah Suntik Bikin Pasien Meninggal, 2 Perawat di Aceh Dibui 2 Tahun.
Diakses pada 26 Juli 2021: (https://news.detik.com/berita/d-4880701/salah-suntik-bikin-pasien-
meninggal-2- perawat-di-aceh-dibui-2-tahun).
Tohari,Imam (2014). Lengan Pasien RSUD Magetan Bengkak dan Gosong Usai Diambil
Darahnya. Diakses pada 26 Juli 2021:
(https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-2761202/lengan-pasien-rsud-magetanbengkak-dan-
gosong-usai-diambil-darahnya).
xxvii