Anda di halaman 1dari 4

REPRESENTASI BIPOLAR DISORDER DALAM FILM

‘’KU KIRA KAU RUMAH’’


KARYA UMAY SHAHAB

Introduction

Muhammad Arfiza Shahab atau yang lebih dikenal dengan nama Umay Shahab, memulai
karier-nya pada umur yang masih sangat muda yaitu 5 tahun (www.viva.co.id.). Namanya
dikenal saat ia membintangi sinetron Eneng dan Kaos Kaki Ajaib yang tayang pada tahun
2007. Sinetron tersebut membuatnya semakin banyak mendapatkan tawaran untuk bermain
film dan sinetron. Selain itu, ia juga sering kali mendapatkan proyek sebagai bintang iklan
(Dailysia.com).

Film ini menceritakan berjudul pemuda bernama Pram yang di perankan oleh Jourdy Pranata
yang kesepian. Sang ayah meninggal ketika ia masih di sekolah menengah, sedangkan ibunya
sibuk bekerja. Pram kemudian mengisi hari-harinya dengan bermain musik dan mengarang
lagu sambil bekerja di kafe musik. Kemudian, Pram bertemu Niskala yang diperankan oleh
Prilly Latuconsina dan mereka semakin dekat (Tribun seleb). Seperti judulnya, film ini di
adaptasi dari lagu milik Amigdala, band indie asal Bandung. Kukira Kau Rumah mengangkat
cerita tentang anak perempuan yang memiliki gangguan bipolar dan bermasalah dengan
kehidupan sosialnya (Bisnis.com).

Prilly Latuconsina melakukan pendalaman karakter sebagai pemeran Niskala dengan


melakukan riset dan merangkul komunitas Bipolar yaitu Bipolar Care Indonesia. Dari laman
Instagram TV Bipolar Care Indonesia, Igi Oktamiasih, sang founder, memberikan beberapa
kiat apa yang harus dilakukan ketika di diagnosa memiliki gangguan bipolar memiliki
definisi dari Buku Panduan Mengenal Disabilitas Psikososial terbitan Alpha-I, Bipolar adalah
perubahan perasaan atau suasana hati yang drastis antara episode mania dan episode depresi
(Solider.id).

Gangguan Bipolar merupakan gangguan mood yang ekstrem menyebabkan pengidapnya


mengalami fase manik dan depresi. Itulah mengapa gangguan bipolar dulu disebut sebagai
depresi manik (Halodoc). Gangguan ini menyebabkan pasang surut emosi dalam suasana hati
seseorang. Penyebab utama gangguan bipolar tidak diketahui, tetapi kemungkinan
disebabkan karena faktor-faktor tertentu seperti ketidakseimbangan kimiawi di otak, syok
atau pengalaman traumatis dalam hidup, gen, dan perubahan struktur otak. Gangguan mental
ini juga mengganggu energi dan kemampuan penderita untuk berfungsi secara normal
(Lifestyle okezone).

Kondisi jiwa ini dapat menyebabkan rusaknya hubungan pribadi, rendahnya motivasi dan
produktivitas di tempat kerja. Kondisi ini juga dapat menyebabkan gangguan yang lebih
buruk lagi yaitu perasaan ingin bunuh diri (Hellosehat). Berdasarkan data World Health
Organization di tahun 2017, ada sekitar 45 juta orang di seluruh dunia yang menderita
gangguan bipolar. Gangguan ini merupakan salah satu penyebab utama cacat dan kematian
akibat bunuh diri di seluruh dunia (ALODOKTER).

Pencarian literatur dilakukan secara komprehensif melalui Database PubMed dan Science
Direct dengan kriteria inklusi artikel berbahasa inggris dengan dengan desain
penelitian Experimental atau Randomized controlled Trials  (RCT) yang dipublikasikan pada
rentang tahun 2015 – 2020, dengan keyword yang digunakan untuk pencarian artikel adalah
"Bipolar" "Adolescents" "Therapy" (Jurnal keperawanan jiwa).

Berdasarkan pembahasaan di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah untuk
mengetahui hal berikut: Bagaimana gambaran dukungan sosial keluarga dalam proses

Literature Riview
Bipolar merupakan penyakit mental yang dapat merusak perasaan/mental seseorang.
Pengidap bipolar akan terlihat sedih, lesu, dan hilang minat terhadap aktivitas sehari-hari.
Dari hasil jurnal yang dikemukakan oleh Uzlifatul Zannah dkk (2018), menjelaskan bahwa
bipolar adalah sebuah penyakit mental yang menyebabkan perubahan suasana hati yang tidak
stabil. Adapun penelitian yang relevan mengenai bipolar dikemukakan oleh Rani Anggraeni
Purba dkk (2017), mengungkapkan bahwa seorang penderita bipolar akan mengalami
perubahan mood yang sangat drastis. Seseorang yang mengidap bipolar akan mengalami dua
fase, yaitu fase mania dengan perasaan gembira yang berlebihan, perasaan sedih yang
berlebihan, dan bahkan sampai menimbulkan bunuh diri (Meilanny Budiarti santoso dkk,
2018). Gangguan bipolar bersifat kambuhan sehingga memerlukan pengobatan yang cukup
lama sehingga dapat pulih (Uzlifatul dkk, 2018).

Noviantika Agustina (2020) dalam skripsinya, Perilaku gangguan bipolar memberikan


gambaran suasana perasaan yang ditandai dengan berkurang atau hilangnya kontrol emosi
dan pengendalian diri. Suatu masalah yang dihadapi oleh seorang pengidap bipolar menjadi
boomerang bagi dirinya sendiri baik dari segi fisik, psikis, maupun perilakua (dalam
skripsinya yang berjudul perilaku keagamaan pengidap bipolar disorder, 2015). Dalam
menguatkan mental penyandang gangguan jiwa atau bipolar ini membutuhkan bimbingan
sosial, karena selain problem yang menyangkut dirinya sendiri, individu juga di hadapkan
pada problem yang terkait dengan orang lain. Dengan perkataan lain, masalah individu ada
yang bersifat pribadi dan ada yang bersifat sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
proses pelaksanaan dan upaya pembimbing sosial dalam menguatkan mental klien bipolar
disorder di Rumah Sakit Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Jakarta Selatan (2020).

Gangguan bipolar bersifat kambuhan sehingga diperlukan pengobatan jangka panjang untuk
mencapai keberhasilan terapi. Obat – obat utama yang digunakan dalam pengobatan
gangguan ini adalah agen mood stabilizer, antipsikotik dan antidepresan (Uzlifatul Zannah,
Irma Melyani Puspitasari, Rano Kurnia Sinuraya, 2018). Ada pula hubungan faktor usia,
genetik, psikologis dan lingkungan dengan risiko gangguan bipolar. Tidak ada hubungan
penyalahgunaan zat/ alkohol dengan risiko gangguan bipolar. Faktor psikologis atau konsep
diri merupakan faktor yang paling dominan terhadap risiko gangguan bipolar ( Dr. Yulastri
Arif, M.Kep,2020). Penyakit gangguan bipolar sering disalahartikan dan tidak banyak yang
benar-benar mengerti tentang definisi dan gejalanya secara rinci. Bahkan kebanyakan remaja
mendiagnosa diri sendiri sebagai orang dengan bipolar tanpa penanganan secara akurat dari
psikolog maupun psikiater. Metode perancangan ini menggunakan metode 5W+1H.
Perancangan ilustrasi ini bertujuan sebagai sarana untuk mengedukasi remaja tentang gejala
gangguan bipolar. Ilustrasi ini berupa konten edukasi digital di media sosial yang
menggunakan ilustrasi kartun untuk menarik minat para pembaca dan mudah diakses oleh
pembaca. Selain itu, edukasi ini juga membahas cyberbullying sebagai salah satu pemicu
gejala gangguan bipolar (Felia Maria Adiwijaya, Obed Bima Wicandra, Asthararianty
Asthararianty,2020).
Sekitar 42% dari 150 orang penderita gangguan bipolar di Indonesia mengeluhkan sulitnya
mendapatkan obat yang biasa dikonsumsi saat pandemi Covid-19 dan kurangnya literasi
kesehatan tentang obat yang memberikan efek yang sama dengan obat yang biasa mereka
konsumsi sehingga tidak ada opsi lain jika orang dengan gangguan bipolar tidak
mendapatkan obat (Dea Adella Febrianita, Ahmad Guntur Alfianto, Muntaha Muntaha,2021).
Episode suasana hati yang telah dikategorikan para pengidap bipolar sebagai manic,
hypomanic atau depressive. Untuk dapat kembali menjalani kehidupan orang dengan bipolar
perlu melakukan proses pengobatan dan pemulihan. Pemulihan merupakan perjalanan
panjang, banyak faktor yang harus diperhatikan dalam pemulihan. Salah satunya adalah
faktor sosial dimana yang di dalamnya terdapat interaksi sosial. Oleh karena itu, Komunitas
Bipolar Care Indonesia dibentuk untuk menjadi wadah bagi orang dengan bipolar untuk
dapat saling berinteraksi, memberikan dukungan dan memotivasi dalam proses pemulihan
(Nisa Diyanah,2019).

Remaja adalah masa di mana seseorang mulai membentuk karakterisasi dan mencari jati diri.
Kondisi remaja cenderung berubah-ubah atau labil dikarenakan emosi yang tidak stabil,
memudahkan remaja untuk mengalami gangguan bipolar maupun gejalanya. Gangguan
bipolar adalah gangguan otak yang menyebabkan seseorang mengalami pergantian suasana
hati yang drastis dalam waktu pendek. Gangguan bipolar dan gejalanya dapat berdampak
buruk terhadap kehidupan dan kesehatan remaja jika dibiarkan (Melia Angelina Buol, Obed
Bima Wicandra, Asthararianty Asthararianty,2019). Setiap manusia yang hidup pasti
menginginkan kehidupan yang harmonis, yang sesuai dengan harapannya, namun masalah-
masalah pribadi dan sosial semakin bertambah seiring kemajuan zaman. Belum lagi jika
memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa, tentu akan sangat mempengaruhi kondisi
fisik dan mental orang yang merawatnya di rumah. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan
orang tersebut dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan (Muhamad Hamim,2021).

Saat menghadapi fase ini, Niskala kehilangan arah, merasa tidak berguna, merasa dunia tidak
berpihak padanya. Dan pada saat inilah, kita bisa melihat siapa yang bisa menjadi Rumah
untuk Niskala (Parapuan.com 2022).Guna mengisi harinya, Pram bekerja di cafe dan bermaik
musik. Ia kemudian mengenal sosok Niskala yang baru diketahui sebagai
pengidap bipolar.Semenjak Pram akrab dengan Niskala, hidup Niskala berubah. Niskala
menabrak semua aturan dan janji yang telah disepakatinya (Suara.com 25 Januari 2022).

Suatu masalah yang dihadapi oleh seorang pengidap bipolar menjadi boomerang bagi dirinya
sendiri baik dari segi fisik, psikis, maupun perilaku dalam skripsinya yang berjudul perilaku
keagamaan pengidap bipolar di ketika ada mengidap penyakit tersebut ataupun mengindap
penyakit yang hampir sama meskipun dengan kehidupan berbeda. Seperti Niskala yang di
perankan oleh Prilly Latuconsina yang diponis memiliki penyakit Bipolar Disorder hingga
membuat orang tuanya mengurung dirinya di rumah yang mengharuskan Niskala harus diam-
diam kuliah untuk membuktikan kepada ayahnya bahwa ia juga bisa berprestasi
(Fajar.co.id).Tujuan Umay Shahab selaku sutradara membuat film ‘’Ku Kira Kau Rumah’’
tersebut untuk memperlihatkan ke masyarakat bahwa di film tersebut tidak hanya
mengangkat isu Kesehatan mental.Tetapi ‘’Ku kira kau rumah’’ bisa juga menjadi
bukti,bahwa anak muda juga bisa ngelakuin atau ngejalanin mimpinya sendiri
(Urbanasia.com 01 February 2022).

Fakta menariknya Film Kukira Kau Rumah sebelumnya tidak memiliki judul meskipun


proses syuting sudah selesai.Namun ketika mendengar lagu Amigdala yang berjudul Kukira
Kau Rumah, merekapun sepakat untuk memberi film mereka judul yang sama.Menurut
sutradara, lagu Kukira Kau Rumah sangat pas untuk menggambarkan apa yang sedang
mereka buat (Jurnal Medan 03 February2022).Tak hanya itu merekapun bekerja sama dengan
psikolog untuk mengawasi mereka dalam membuat cerita tersebut.Dan merekapun bekerja
sama langsung dengan Bipolar Care Indonesia untuk riset dan juga ngobrol banyak dengan
penyintas bipolar, untuk menanyakan apa aja sih yang mereka rasain ketika sedang berada di
fase manik (cinema 21, 07 February 2022).

Sehubung dengan pembahasan diatas maka jurnal ini memutuskan menganalisis Bipolar
Disorder dalam film ‘’Ku Kira Kau Rumah’’ dan pengaruhnya terhadap remaja yang
mengidap penyakit bipolar. Sebab dari penelitian yang telah dilakukan terlebihdahulu, yaitu
dalam skripsi yang berjudul Analisi Semiotika Representasi Mental Illness Dalam Film Joker
karya Todd Phillips (2019), analisis dalam penelitian ini adalah paradigma dan sintagma
dalam scene yang merepresentasikan adanya mental illness dalam film Joker.Yang
bagaimana disini membahas tentang mental illness yang dimana penyakit bipolar tersebut di
fase gangguan mental yang sangat tinggi.Sedangkan film Ku Kira Kau Rumah membahas
tentang Penyakit Bipolar Disorder yang dimana memiliki penyakit mental yang ringan.Dan
tujuan saya meneliti film Ku Kira Kau Rumah untuk menyadarkan masyarakat umum agar
lebih aware dan memahami tentang Kesehatan mental

Methodology
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis semiotika. Semiotika
adalah “suatu disiplin yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana
signs “tanda-tanda” dan berdasarkan signs system (code) sistem tanda” (Segers, 2000).
Sedangkan model teori dalam penelitian ini menggunakan teori television codes milik John
Fiske

Perancangan ini menggunakan deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan dan


menggambarkan peristiwa, permasalahan, perilaku secara rinci dan mendalam. Menurut I
Made Winartha (2006), metode analisis deskriptif kualitatif adalah menganalisis,
menggambarkan, dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang
dikumpulkan berupa hasil wawancara atau pengamatan masalah yang diteliti yang terjadi di
lapangan. Data yang telah didapatkan melalui wawancara, observasi, penelitian pustaka, dan
informasi yang didapatkan melalui internet akan dianalisa dan dirumuskan sebagai jawaban
dari permasalahan yang ada.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk


meneliti dimana masalahnya belum jelas, dilakukan pada situasi sosial yang tidak luas,
sehingga hasil penelitian lebih mendalam dan bermakna (Rustanto 2015,16).

Anda mungkin juga menyukai