Jika kalian memiliki pengalaman tersebut bisa jadi teman kalian adalah seseorang
yang tengah mengidap suatu gangguan psikologi yang umumnya kita kenal dengan istilah
“BIPOLAR”. Mungkin ada beberapa orang yang tidak asing mendengar istilah tersebut tapi
ada juga sebagian orang yang merasa asing bahkan tidak mengetahui sama sekali tentang
salah satu istilah dalam dunia psikologi atau psikiatri tersebut, tapi akhir – akhir ini istilah
bipolar sendiri sedang hangat di perbincangkan oleh masyarakat Indonesia di karenakan ada
seorang publik figur papan atas yang dengan lapang dada dan besar hati mampu mengakui
kehadapan publik bahwa ia menderita gangguan tersebut. Untuk menjawab rasa penasaran
kalian tentang istilah “BIPOLAR” ini mari kita bahas bersama – sama mengenai istilah
tersebut mulai dari hal mendasar terlebih dahulu yaitu “APA ITU BIPOLAR ?”.
Bipolar atau yang di kenal di dunia psikologi dengan istilah gangguan bipolar disorder
adalah gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang, Menurut PPDGJ III,
gangguan afektif bipolar adalah suatu gangguan suasana perasaan yang ditandai oleh adanya
episode berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitas
jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan energi
dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai
pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Gangguan bipolar sendiri dapat mengakibatkan
penderitanya memiliki suasana hati yang dapat berganti secara tiba – tiba antara dua kutub
yang berlawanan yaitu kutub kebahagiaan (mania) dan kutub kesedihan (depresi).
Tapi bukankah perubahan suasana hati adalah hal yang wajar yang dapat di alami oleh
setiap manusia ? Ya, hal tersebut memang hal yang sangat lumrah untuk di alami oleh semua
manusia, namun yang membuat penderita bipolrar ini berbeda adalah mereka memiliki
ayunan perasaan (mood swing) yang ekstim dengan pola perasaan yang sangat mudah
berubah secara drastis. Suatu ketika, seorang pengidap gangguan bipolar bisa merasa
sangat antusias dan bersemangat (mania). Saat suasana hatinya berubah buruk, ia bisa
sangat depresi, pesimis, putus asa, bahkan sampai mempunyai keinginan untuk bunuh diri.
Episode ini biasanya dipisahkan oleh periode suasana hati normal, tetapi dalam beberapa
depresi individu dan mania m u n g k i n b e r g a n t i d e n g a n s a n g a t c e p a t y a n g
d i k e n a l s e b a g a i rapid-cycle. Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan
berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih
lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi satu tahun kecuali pada orang usia
lanjut. Kedua macam episode tersebut sering terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh stres
atau trauma mental lain.
Dalam pembagiannya sendiri gangguan bipolar di bagi ke dalam empat tipe yang di
bagi kedalam gangguan bipolar tipe I, gangguan bipolar tipe II, gangguan siklotimia dan
gangguan bipolar yang tidak dapat dispesifikasikan (NOS). Adapun gangguan bipolar tipe I
ditandai dengan fase mania berupa kegembiraan dan kesenangan yang sangat berlebihan,
aktivitas yang menggebu-gebu, terlalu banyak bicara sampai penurunan kebutuhan tidur. Saat
fase mania ini keputusan yang diambil kadang tidak rasional, seperti menghabiskan uang dan
membeli benda-benda yang sebetulnya tidak diperlukan. Fase mania berlangsung biasanya
dalam satu minggu atau lebih. Hal ini bisa diikuti dengan fase depresi. Sementara itu,
gangguan bipolar tipe II tidak mengalami mania, tetapi mengalami hipomania dan
setidaknya mengalami satu fase depresi berat berupa kesedihan yang berlebihan, di mana
penderita mengalami kecenderungan kelelahan yang berlebihan, rendahnya semangat dan
energi, putus asa, mengalami gangguan tidur dan adanya serangan kantuk yang tiba- tiba. Di
luar kedua tipe tersebut, ada juga tipe lainnya yaitu tipe siklotimia. Siklotimia merupakan
bentuk ringan dari gangguan bipolar yang berlangsung di atas 2 tahun. Di mana sepertiga
penderita siklotimia ini akan berkembang menjadi gangguan bipolar tipe I atau tipe II. Ada
juga gangguan bipolar yang di luar semua tipe yang telah diuraikan yang disebut dengan
gangguan bipolar yang tidak dapat dispesifikasikan (NOS).
Gangguan bipolar sendiri saat ini memiliki pravalensi yang sangat tinggi mencapai
1,3 - 3 % bahkan prevalensi untuk seluruh spektrum bipolar mencapai 2,6-6,5%. Melihat
anggka pravalensi yang bisa sangat tinggi untuk gangguan ini kalian pasti bertanya hal apa
saja yang bisa menyebabkan banyak sekali orang menderita gangguan ini ? Faktor utama
yang paling besar menyebabkan gangguan ini pada seseorang adalah faktor genetika,
seseorang yang lahir dari orang tua yang salah satunya merupakan pengidap gangguan
bipolar memiliki risiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15 % hingga 30 %.
Selanjutnya yaitu faktor fisiologis yang di picu oleh terganggunya cairan kimia di dalam otak
yang membuat otak tidak mampu memproduksi hormon secara seimbang. Faktor terakhir
yang mampu memicu timbulnya gangguan bipolar adalah faktor lingkungan, faktor
lingkungan sendiri sama besarnya berpengaruh seperti faktor genetika karena gangguan
bipolar sendiri bukanlah gangguan yang memiliki pemicu tunggal. Penderita penyakit ini
cenderung mengalami faktor pemicu munculnya penyakit yang melibatkan hubungan antar
perseorangan atau peristiwa- peristiwa pencapaian tujuan (penghargaan) dalam hidup.
Dari semua penjelasan di atas kini kita masuk ke dalam hal inti dari gangguan bipolar
yaitu bagaimana cara penyembuhan dari gangguan bipolar sendiri, sebenarnya hingga saat ini
belum di temukan pengobatan yang mampu menyembuhkan gangguan ini sertus persen
namun biasanya penderita gangguan bipolar melakukan pengobatan dari dua sisi yaitu dari
sisi psikiatri yang nantinya akan di arahkan untuk meminum obat – obatan seperti anti
depresan dan lain sebagainya dan juga pengobatan dari sisi psikolog yang nantinya akan di
arahkan pada terapi – terapi seperti terapi perilaku dan pikiran (cognitive behavioraltherapy –
CBT) yang akan m e m b a n t u o r a n g d e n g a n b i p o l a r b e l a j a r u n t u k m e n g u b a h
p o l a p o k i r d a n p e r i l a k u n e g a t i f d a n b e r b a h a y a y a n g m e r e k a miliki,
selanjutnya yaitu terapi yang berfokus pada anggota keluarga untuk membantu memperkuat
strategi menangani permasalahan yang di hadapi penderita gangguan bipolar, lalu terapi
iterpersonal dan ritme sosial yang membantu penderita gangguan bipolar meningkatkan
kualitas hubungan sosial mereka dengan orang – orang di sekitar mereka, dan yang terakhir
yaitu terapi psikoedukasi yang bertujuan untuk menyadarkan penderita tentang gangguan
yang ia miliki dan bagaimana cara pengobatannya.
o https://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-psikiatric27896aa80full.pdf
o Mengenal gangguan bipolar, Dinarti, S.Kp, MAP dan Samsara Anta
o http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/17466
o https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/8514
o https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&ved=2ahUKEwjP97v7zOflAhUFinA
KHXYqCsEQFjAJegQIAxAC&url=http%3A%2F%2Fjurnalmahasiswa.unesa.ac.id
%2Findex.php%2Fcharacter%2Farticle%2Fdownload
%2F1861%2F5275&usg=AOvVaw0PHZ6ChJyWHxHCRpfxS5zI