Anda di halaman 1dari 10

Nama : Muhamad Ulul Albab

NBI : 1511900076

Kelas :A

JUDUL:

PENGALAMAN TERDIAGNOSIS BIPOLAR “ SEBUAH INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL


ANALYSIS”

Abstrak

Seorang penderita bipolar menjalani hidupnya dengan perubahan mood dari depresi ke
manik maupun sebaliknya. Fluktuasi mood yang dialami menjadi pengalaman tersendiri bagi
penderita bipolar. Penelitian ini akan mengeksplorasi pengalaman tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk memahami pengalaman penderita bipolar dalam menghadapi perubahan mood dan dalam
menerima gangguan bipolar yang dimiliki. Sampling purposif digunakan untuk merekrut tiga
penderita bipolar dari komunitas Bipolar Care Indonesia. Penelitian dilaksanakan secara
semiterstruktur yang kemudian ditranskripsi dan kemudian dianalisis dengan menggunakan
Interpretative Phenomenological Analysis. Terdapat tiga tema induk yang ditemukan: (1) keadaan
psikologis pradiagnosis (2) pengalaman sebagai penderita bipolar (3) penerimaan diri sebagai
penderita bipolar. Penelitian ini memberi kesempatan bagi partisipan untuk menyampaikan
pengalaman hidupnya sebagai penderita bipolar. Temuan dalam penelitian ini bisa menjadi masukan
pada bidang psikologi klinis untuk memahami penderita bipolar dalam menghadapi perubahan
mood dan dalam menerima gangguan bipolar yang dimiliki.

OPINI

Pernahkah kalian melihat seseorang yang memiliki emosi yang labil, dimana pada suatu
waktu dia dapat merasa sangat bersemangat, banyak berbicara atau berbicara dengan cepat namun
dibeberapa waktu kemudian dia dapat merasa sangat lelah, sulit konsentrasi, depresi atau bahkan
mempunyai keinginan untuk bunuh diri? Jika iya, mungkin kalian sedang melihat seseorang yang
memiliki gangguan bipolar. Lalu sebenarnya apakah bipolar itu?

Bipolar disorder atau gangguan bipolar menggambarkan dua hal ekstrim yang berlawanan
dimana orang yang memiliki gangguan mental ini akan memiliki dua episode hebat dari perasaan
depresi diikuti dengan episode manic ( mania, yang artinya periode ekstrim atau sangat gembira).
Dalam hal ini, jika seseorang yang memiliki gangguan bipolar sedang ada pada episode manik maka
orang tersebut dapat pergi berbelanja semalaman atau akan bekerja pada waktu yang sangat lama
atau bahkan pergi tanpa tidur selama beberapa hari. Namun ketika berada pada episode depresi,
penderita akan merasa sangat sedih atau mungkin sampai putus asa. Gangguan ini termasuk
penyakit otak yang menyebabkan perubahan-perubahan yang tidak biasa pada suasana hati atau
mood, energi, aktivitas, dan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas harian pada seseorag.
Perasaan mereka mudah naik dan turun secara berlebihan atau ekstrim bila dibandingkan manusia
normal pada umumnya. Gangguan ini dapat mengakibatkan kesulitan dalam kehidupan sehari – hari
seperti rusaknya hubungan dengan orang lain, perestasi belajar yang rendah, atau kinerja yang
buruk.
Bipolar berasal dari dua kata, yaitu bi dan polar, bi berarti dua dan polar berarti kutub, maka
bipolar adalah gangguan perasaan dengan dua kutub yang bertolak belakang.Dua kutub yang
dimaksud adalah depresi dan manik. Depresi didefinisikan sebagai kedaan emosional yang ditandai
dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan rasa bersalah, menarik diri dari
orang lain, dan kehilangan minat dalam aktivitas yang biasanya dilakukan . Manik didefinisikan
sebagai keadaan emosional dengan kegemberiaan yang berlebihan, mudah tersinggung, disertai
hiperaktivitas, berbicara lebih banyak dari biasanya, serta pikiran dan perhatian yang mudah teralih .
Orang dengan gangguan bipolar akan mengalami dua fase perasaan tersebut dalam hidupnya.
Perbedaan yang mendasar antara orang dengan gangguan bipolar dan yang tidak menderita bipolar
adalah terkadang orang dengan bipolar akan merasa sedih atau gembira tanpa perlu suatu alasan
yang jelas, pemicu kesedihan yang terlihat sederhana bagi orang lain bisa menimbulkan depresi yang
berkepanjangan di mana penderita bipolar merasa sulit keluar dari perasaan tersebut. salah satu
kondisi mental yang memengaruhi perubahan mood secara ekstrem.

Individu dengan gangguan bipolar dapat mengalami perubahan mood secara tiba-tiba.
Perubahan mood ini berupa fase mania dan fase depresi. Saat fase mania, individu dengan gangguan
bipolar akan mengalami perasaan bahagia dan bersemangat yang berlebihan. Tak jarang hingga
menimbulkan insomnia hingga berhari-hari karena semangat yang menggebu-gebu. Namun, ketika
fase depresi menyerang, individu dengan bipolar akan seketika merasa kehilangan minat dan
harapan dalam hidup. Fase ini menimbulkan kesedihan yang berkepanjangan tanpa ada sebab yang
jelas. Tak hanya itu, individu dengan bipolar juga akan menarik diri dari lingkungan sosial dan
kehilangan ketertarikan untuk menjalani aktivitas keseharian. Bahkan, yang terburuk adalah memiliki
keinginan untuk bunuh diri.

Berdasarkan perputaran episode suasana hati, ada sebagian penderita gangguan bipolar
yang mengalami keadaan normal. Keadaan penderita di antara mania dan depresi. Ada juga yang
mengalami perputaran cepat dari mania ke depresi atau sebaliknya tanpa adanya periode normal
(rapid cycling).
Selain itu, ada juga penderita gangguan bipolar yang mengalami mania dan depresi
secara bersamaan. Contohnya, ketika penderita merasa sangat berenerjik, namun di saat bersamaan
juga merasa sangat sedih dan putus asa. Gejala ini dinamakan dengan periode campuran (mixed
state).
Beberapa Penyebab Gangguan Bipolar :
Hingga kini, para ahli belum mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya
gangguan bipolar. Menurut para ahli tentang penyebab Gangguan Bipolar adalah:
1. Ketidakseimbangan Hormon Neurotransmitter
Beberapa ahli berpendapat bahwa kondisi ini diduga disebabkan oleh ketidakseimbangan
neurotransmitter. Neurotransmitter adalah zat pengontrol fungsi otak. Neurotransmitter meliputi
dopamine,serotonin, dan noradrenaline yang memiliki fungsi mengendalikan fungsi-fungsi otak.
Dugaan bahwa gangguan bipolar dipengaruhi oleh ketidakseimbangan neurotransmitter diperkuat
dengan bukti medis. Ketika seseorang memiliki kadar noradrenaline terlalu rendah sehingga memicu
episode depresi. Dan sebaliknya, ketika kadar noradrenaline terlalu tinggi, maka yang muncul adalah
episode mania.
2. Faktor Genetik
Selain ketidakseimbangan hormon Neorotransmitter, ada juga yang berpendapat bahwa
gangguan bipolar diduga disebabkan dan berkaitan dengan faktor genetik (keturunan).Pendapat
sebagian ahli lainnya mengatakan bahwa gangguan bipolar berkaitan dengan genetika yang
diwariskan dari orang tua. Bisa juga karena faktor lingkungan di mana seseorang dibesarkan.
3. Stress
Beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena gangguan bipolar
adalah mengalami stres tingkat tinggi. Seseorang yang menderita gangguan bipolar, gejalanya dapat
muncul sewaktu-waktu.
Kemunculan gejala ini bisa dipicu oleh beberapa hal, salah satunya adalah stres berlebihan.
Misalnya karena ditinggal mati oleh orang yang dicintai, karena perceraian atau putus hubungan
dengan kekasih, dan karena pelecehan.
Stres tidak boleh dianggap enteng karena terbukti menjadi pemicu utama hampir sebagian
besar masalah-masalah psikologis, termasuk gangguan bipolar.
Faktor lainnya yang bisa memicu kemunculan gejala atau umumnya ditemukan bersamaan
dengan gangguan bipolar adalah:
1. Masalah rumah tangga, keuangan, atau pekerjaan
2. Kecanduan minuman beralkohol atau obat-obatan terlarang
3. Gangguan tidur
4. Penyakit fisik

Secuil kisah dari seorang penderita bioplar:


Setahun yang lalu, saya didiagnosa mengalami gangguan bipolar tipe 2 dengan psikotik oleh
psikiater. Seketika itu juga dunia saya rasanya runtuh. Ternyata, berdasarkan diagnosis psikiater,
sudah dua tahun saya mengalami gangguan bipolar. Namun, saya baru memberanikan diri
menceritakan hal ini ke orang tua saat nilai perkuliahan saya hancur. Hingga akhirnya, saya diruqyah
oleh keluarga saya, namun tidak ada perubahan positif sama sekali. Setelah itu, saya meminta untuk
diperiksa ke Rumah Sakit Jiwa. Semenjak itu, saya mulai memelajari apa itu gangguan bipolar dan
mulai memahami apa yang terjadi dengan diri saya. Saya harus melawan pertempuran dalam kepala
saya. Saya harus berurusan dengan sang monster, yang mana monster itu adalah pikiran saya
sendiri. Sering saya berbaring di tempat tidur tanpa memiliki motivasi untuk melakukan apapun.
Saya harus berjuang melawan depresi dan kecemasan. Untuk menguranginya, saya harus minum
obat setiap hari. Kadang-kadang, saya merasa sangat menyebalkan menjadi diri saya. Tapi kadang
kala juga, saya merasa saya adalah manusia nerd paling keren dengan gangguan psikologis di muka
bumi ini. Tapi, untungnya, saya memiliki orang-orang terdekat yang benar-benar mencintai saya, dan
saya tahu, bahwa saya dicintai. Itulah alasan mengapa saya masih hidup dan bertahan sampai
sekarang. Menjadi bipolar itu menyenangkan sekaligus menyedihkan loh. Berkat fase mania yang
sering saya alami, saya jadi kerap menulis (salah satunya tulisan ini). Saya jadi lebih produktif dalam
membuat tulisan, membuat lirik lagu (saya juga anak band) dan saya juga produktif dalam mengedit
audio atau video. Saya bisa menghabiskan beberapa malam melakukan hobi saya ini tanpa tidur
berhari hari. Saya juga menjadi lebih senang membaca. Saat fase mania, dunia ini terasa bergitu
membahagiakan dan menggembirakan. Hingga pada akhirnya saya tahu, fase depresi menunggu
saya di ujung kebahagian ini. Ya, ketika fase depresi menyerang, yang saya lakukan hanyalah
menangis dan tidur untuk waktu yang lama. Bisa lima hari hingga seminggu lamanya. Saya bahkan
pernah tiga kali mencoba bunuh diri. Depresi membuat saya kehilangan mimpi dan harapan saya
seketika itu juga. Ketika mania menyerang, saya sering tidak sadar bahwa saya sedang berada di fase
mania. Namun ketika fase depresi, saya benar benar sadar dan merasakan kesakitannya. Yang
terburuk adalah, saat saya merasa mania dan depresi di waktu yang bersamaan. Saat itu saya tidak
bisa tidur hingga pagi, dan di saat itu juga saya merasa dikelilingi oleh kesedihan. Kesedihan yang
diiringi dengan perasaan sangat bersemangat namun tak bisa melakukan apa-apa selain menangis.
Rasanya seperti neraka. Kesedihan yang diiringi dengan perasaan sangat bersemangat namun tak
bisa melakukan apa-apa selain menangis. Rasanya seperti neraka. Bagi kamu yang merasakan apa
yang saya rasakan, mari saling mendukung dengan cara membicarakannya. Dengan sharing dan
membicarakannya, kita merasa bahwa kita tidak lagi sendirian. Tidak apa-apa menjadi berbeda, kita
adalah individu hebat yang bisa bertahan sampai detik ini dan hingga detik-detik selanjutnya.
Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Atau, bila kamu punya teman yang
memiliki gangguan psikologis, tolong, bantu mereka. Jangan biarkan mereka merasa sendiri dan
terbelenggu dengan pikirannya sendiri.

 Dari beberapa teori dan cerita di atas, maka kemungkinan akan timbul pertanyaan sebagai berikut:

Apakah ada kaitan dengan gangguan bipolar yang dideritanya?

Sangat. Gangguan bipolar memiliki karakteristik perubahan suasana hati (mood) yang
cukup signifikan bagaikan dua kutub. Terkadang individu tersebut mengalami periode mood low
(depresi) dan mengalami periode mood high bahagia yang berlebihan.
Pada umumnya, berbagai gangguan mental mencapai puncak manifestasinya pada saat individu
beranjak dewasa, sekitar akhir usia 18 tahun ke atas. Sehingga hampir sulit mendeteksi gangguan
mental pada usia anak-anak.

Apakah individu yang mengalami gangguan bipolar memiliki masa depan yang suram?

Tidak selalu. Tergantung dari bagaimana individu tersebut memahami kondisi psikisnya.
Memiliki talenta dan dapat menyalurkan energi dari kondisi mood ekstrem menjadi produktif.

Contoh nyata adalah Robin Williams, aktor Hollywood terkenal yang menderita bipolar tapi
dapat memerankan karakter di setiap film yang dilakoninya dengan luar biasa. Hanya saja perlu
dimonitor setiap periode mood low depresi muncul. Sehingga dapat dirawat secara intensif oleh
psikiater dan dukungan keluarga juga teman.
Tips untuk individu penderita gangguan bipolar mendalami seni dapat dilakukan sebagai
saluran yang positif seperti misalnya menulis lagu, melukis, menulis artikel atau cerita pendek.
Be productive in mood you are!!
Penderita bipolar dapat menjalin hubungan asmara dan membangun keluarga. Hanya saja
pasangan perlu memahami betul kondisi penderita bipolar. Dalam situasi tertentu, terkadang
emosinya sulit dikendalikan. Contohnya saja pasca melahirkan.
Bisa saja penderita terserang baby blues syndrome di mana seorang ibu merasa depresi dan
tak kuasa mengontrol rasa putus asa sehingga tidak mampu merawat sang bayi. Peran pasangan,
keluarga dan masyarakat sangat penting untuk memberikan motivasi dan dukungan positif bagi
penderita, bahkan dalam kasus parah membutuhkan obat-obatan anti-depressant dari psikiater

Apa yang harus dipahami masyarakat/keluarga jika mengenal seseorang yang menderita bipolar?
Anggap saja individu tersebut membawa alat ‘amplifier’ ke manapun ia pergi. Fungsi
amplifier itu meningkatkan intensitas suara/gelombang/volume. Oleh sebab itu jangan kaget jika
mereka cepat merasa terharu menonton film sedih, atau berbelas kasih melihat kondisi orang lain
yang susah. Bahkan membela matimatian teman baik yang tidak bersalah. Individu ini membutuhkan
lingkungan yang positif di mana teman dan keluarga mendukung mimpi dan aspirasinya. Dalam
keadaan konflik, individu ini juga membutuhkan teman yang dapat menasehati untuk berpikir logis
sebelum mengambil suatu keputusan penting. Saya harap masyarakat jangan terlalu cepat menilai
dan mengambil kesimpulan subyektif terhadap penderita bipolar.
“Tuhan tidak pernah menciptakan nmanusia yang sepenuhnya ‘cacat’. Dalam ketidaksempurnaan,
selalu ada talenta atau hal positif di dalamnya. Semoga kita dapat menginspirasi banyak orang and
stay positif!”

 Berikut beberapa saran untuk membantu mereka dan cara-cara untuk membicarakan dugaan Anda
dengan mereka.
1. Belajar lebih banyak tentang gangguan bipolar

Gangguan bipolar tidak sama dengan moody atau sikap yang tidak terduga. Gangguan ini
memiliki pola yang terdiri dari episode depresi dan hipomania atau mania. Harus ada sejumlah
gejala tertentu yang berjalan dalam jumlah hari tertentu agar bisa dikatakan sebagai gangguan
bipolar. Gejala-gejala ini muncul dengan cara dan frekuensi yang berbeda-beda pada tiap orang.

Hanya seorang ahli yang bisa mendiagnosa seseorang dengan gangguan bipolar. Anda tidak
berusaha mendiagnosa orang yang Anda sayangi, tetapi mencari tahu lebih banyak untuk lebih
memahami apa yang mereka lalui dan bagaimana Anda bisa membantu.
Anda telah memulai dengan baik lewat membaca artikel ini. Kami juga menyediakan buku gratis
berjudul Healthy Living with Bipolar Disorder. (Hidup Sehat dengan Gangguan Bipolar) yang tersedia
dalam bahasa Inggris.

2. Dekati mereka dengan menunjukkan dukungan, bukan penghakiman

Setelah mempelajari gangguan bipolar dan masih berpikir mereka mungkin memilikinya,
bicarakan hal ini dengan mereka. Mungkin mereka juga berpikir hal yang sama tapi tidak yakin
bagaimana meminta bantuan.
Ada juga kemungkinan bahwa mereka tidak sadar dengan hal-hal yang Anda lihat sebagai gejala.
Bersikaplah sensitif ketika membicarakan hal ini. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
“Sangat sulit untuk memberitahu seseorang bahwa Anda berpikir mereka punya gangguan mental
karena orang itu mungkin merasa dihakimi atau tidak siap untuk menghadapinya. Jangan buat
pembicaraan terasa seperti penghakiman. Jangan paksa mereka untuk bicara bila mereka belum
siap.”
“Yang paling penting adalah mendengarkan. Apalagi ketika menghadapi depresi, hanya dengan hadir
untuk mereka, menunjukkan bahwa Anda peduli dengan hidup mereka, dan bahwa Anda peduli
tentang perasaan mereka, itu adalah bantuan terbaik. Jangan pernah tunjukkan bahwa berada
dengan mereka adalah hal yang merepotkan bagi Anda.” – Steve Corner
“Coba untuk sampaikan dengan tenang apa yang Anda amati dan apa arti dari pengamatan tersebut
menurut Anda. Coba untuk tidak mengkonfrontasi mereka. Tekankan bahwa kondisi ini bisa
dihadapi.”
 Kata-kata yang bisa Anda gunakan:

Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini?


Sedang terpikir sesuatu?
Aku siap kalau kamu ingin bicara
Kamu tidak sendirian
Kita akan lalui ini bersama-sama
Aku mendukungmu
Kamu dan hidupmu penting bagiku
Kamu bisa cerita padaku kalau ada masalah, aku akan bantu kamu melaluinya

3. Dorong mereka untuk konsultasi dengan ahli

Buat mereka tahu bahwa bantuan tersedia dan dorong mereka untuk konsultasi dengan ahli
kesehatan mental. Diagnosa adalah langkah pertama bagi mereka untuk mempelajari lebih lanjut
tentang apa yang mereka alami dan bagaimana menanganinya.

Psikiater atau ahli terapi? Banyak orang yang konsultasi dengan kedua-duanya. Gangguan bipolar
bervariasi untuk tiap orang, jadi cara penanganannya pun berbeda-beda.

Psikiater akan meninjau opsi pengobatan dan mencari pengobatan yang tepat bersama
dengan Anda. Pengobatan bisa mengurangi frekuensi dan intensitas dari episode.

Ahli terapi membantu Anda belajar sadar diri dan bagaimana memproses emosi Anda. Ada
bermacam-macam terapi, termasuk terapi berbicara dan terapi untuk mempelajari cara penanganan
tertentu seperti DBT, CBT, dan kesadaran diri (mindfulness).

Yang penting adalah bagaimana Anda membicarakan perihal konsultasi ini dengan mereka.
Anda tidak ingin menyalahkan mereka atau membuat mereka merasa lebih buruk daripada apa yang
mereka sudah rasakan. Fokus untuk membantu mereka merasa lebih baik daripada menyikapi
kondisi mereka sebagai masalah yang perlu diperbaiki. Berikut beberapa saran:

"Tinggalkan kritik atau penghakiman. Cukup dorong orang yang Anda sayangi untuk
menemui ahli kesehatan mental yang dapat membantu mereka selama masa yang menantang ini
dan menentukan apakah ini karena gangguan bipolar atau hal lain."
"Baca informasi tentang gangguan bipolar bersama dengan mereka dan tanyakan apakah mereka
melihat diri mereka mengalami hal-hal yang tercantum. Jangan abaikan mereka, jangan acuhkan
mereka; tawarkan keramahan dan dukungan."
"Tanyakan kabar mereka. Dengarkan konteks dan nada dari jawabannya. Jawaban yang
terlalu bersemangat dan lancar hingga terasa tidak wajar mengindikasikan kondisi naik. Nada yang
terlalu rendah, jawaban yang pasif dan nuansa resah mengindikasikan kondisi turun. Ajak mereka
mengobrol sebagai teman. Tanyakan perasaan dan pemikiran mereka. Maklumi mereka. Jangan
abaikan mereka."

 Beberapa kata-kata yang bisa Anda gunakan:

Ini gangguan medis dan bukan salahmu


Tidak ada yang salah atau buruk dengan meminta bantuan
Meminta bantuan itu bukan hal yang memalukan
Bicara dengan seseorang bisa membawa perubahan besar
Aku harap kamu memikirkan untuk konsultasi pada seseorang

4. Tawarkan bantuan untuk membuat janji konsultasi dan melakukan persiapan

Meski mereka sudah siap untuk konsultasi, membuat janji konsultasi tidak selalu mudah.
Memahami bagaimana asuransi kesehatan bekerja dan menemukan dokter yang tepat kadang rumit
dan membuat frustasi. Tawarkan untuk membantu mereka. Anda bisa bantu mereka menemukan
dokter yang tepat dengan mencari tahu bagaimana asuransi mereka bekerja dan mencari ulasan
tentang dokter di internet. Anda juga bisa membantu dengan mengantar-jemput mereka ke tempat
dokter atau menjaga anak-anak mereka selama mereka ke dokter.

Mungkin mereka gugup untuk pergi konsultasi. Bantu mereka menyiapkan diri dengan
meninjau apa yang mereka perlu bicarakan dengan dokter. Usulkan pada mereka untuk mencatat
gejala mereka dan membawa catatannya ketika konsultasi. Gunakan kuesioner gangguan mood ini
untuk memulai:

 Kata-kata yang bisa Anda gunakan:

Bagaimana sebaiknya aku membantumu?


Bagaimana aku bisa membantumu untuk mendapatkan bantuan yang kamu butuhkan?
Apa kamu mau aku mulai mencari dokter di sekitar sini?
Apa kamu mau aku mengantar-jemput kamu waktu konsultasi?- Ada lagi yang bisa aku bantu?
Apa ada alasan tertentu yang membuatmu tidak ingin konsultasi ke dokter? Bagaimana aku bisa
membantumu menghadapinya?

5. Kalau mereka belum siap konsultasi ke ahli, coba langkah-langkah kecil ini

Kadang konsultasi terkesan sangat menakutkan dan mereka tidak siap. Mereka mungkin
tahu mereka butuh bantuan, tapi mereka takut dilabeli dengan gangguan mental. Mungkin mereka
pernah memiliki pengalaman buruk dengan psikiater atau ahli terapi sehingga mereka ragu untuk
mencoba lagi. Bisa juga kondisi mereka membuat mereka takut meninggalkan rumah atau menyetir
kendaraan.
Ada juga kemungkinan mereka sudah siap dan ingin pergi konsultasi, tapi harus menunggu
beberapa bulan untuk antrian dokter.

 Selama menunggu, ada beberapa pilihan yang bisa diambil sebelum mereka bertemu dengan ahli.
Tentu saja hal-hal ini juga bisa dilakukan bersamaan dengan penanganan dari ahli.

1) Aplikasi Kesehatan Mental

Ada beberapa aplikasi, mulai dari aplikasi untuk mencatat mood hingga meditasi. Aplikasi-
aplikasi ini berguna untuk berbagai tipe orang. Ini juga cara sederhana untuk mulai berpikir tentang
kesehatan mental bagi orang-orang yang belum siap konsultasi dengan ahli.Dorong mereka untuk
unduh aplikasinya dan coba saja sekali. Aplikasi seperti Headspace bisa memperkenalkan konsep
meditasi dengan kesadaran (mindful meditation) dan dirancang untuk pemula.
Aplikasi pencatat mood seperti Pacifica juga membantu untuk menyadari pola-pola dan
meningkatkan kesadaran diri. Mencatat mood juga berguna ketika mereka konsultasi ke dokter
karena memudahkan mereka untuk menjelaskan gejala mereka.

2) Komunitas Pendukung
Banyak komunitas yang gratis dan tidak membutuhkan pendaftaran sehingga lebih mudah
bagi sebagian orang untuk mencoba ketika mereka tidak siap atau tidak mampu konsultasi dengan
dokter.
Komunitas memberikan kesempatan bagi peserta untuk bertemu dengan orang lain yang
melalui hal yang sama dengan mereka. Beberapa orang mungkin belum pernah bertemu orang lain
yang punya pengalaman sama. Berbicara dan berhubungan dengan seseorang yang mengerti Anda
adalah sesuatu yang tidak ternilai. Anda juga bisa saling belajar tentang cara penanganan yang
berhasil dan yang tidak, serta belajar lebih tentang bantuan-bantuan yang ada di sekitar Anda.

3) Bantuan dari Internet


Jika komunitas tidak tersedia di area Anda, atau mereka tidak ingin datang ke komunitas,
bantuan dari internet juga tersedia.

4) Dukung mereka untuk menjalani gaya hidup sehat


Faktor gaya hidup seperti pola tidur, nutrisi, dan olahraga bisa berdampak besar pada mood.
Kadang hal ini mengejutkan banyak orang, tapi logis bila dipikir-pikir. Kesehatan mental dan fisik
saling terkait. Merawat tubuh baik untuk otak yang juga bagian dari tubuh.
Tidur sangat penting bagi orang dengan gangguan bipolar karena ada hubungan erat dengan
circadian rhythms. Tidak hanya durasi tidur, waktu tidur juga penting. Yang paling baik adalah tidur
dan bangun pada waktu yang sama setiap hari (memang tidak semudah itu untuk dilakukan).
Banyak orang yang hidup baik dengan gangguan bipolar menekankan pentingnya jadwal tidur yang
teratur. Bagi beberapa orang, tidak tidur semalam bisa memicu episode mania.

5) Cari bantuan untuk diri Anda sendiri


Ketika seseorang menderita kanker atau mengalami operasi jantung, teman, keluarga, dan
tetangga cepat menunjukkan dukungan. Lazim untuk membawakan makanan karena sulit untuk
memasak ketika menghadapi masalah kesehatan yang serius.
Hal ini jarang terjadi ketika seseorang menghadapi gangguan mental. Mereka mungkin takut
bercerita pada orang lain tentang apa yang mereka alami. Meskipun mereka bercerita, mereka
jarang dimaklumi seperti orang yang menghadapi gangguan fisik.
Sekarang keadaan semakin membaik. Stigma terhadap gangguan mental berkurang dan
lebih banyak orang menyadari bahwa gangguan mental perlu diperlakukan sama dengan gangguan
fisik.
Jangan takut untuk meminta bantuan ketika Anda butuh. Minta bantuan untuk hal-hal
seperti mencuci piring dan baju atau membuat makan malam.
Anda juga bisa mencoba datang ke pertemuan komuntasi untuk teman dan keluarga.
Berhubungan dengan orang-orang yang punya situasi serupa bisa membantu Anda. Anda bisa
bertemu orang-orang yang punya ide-ide yang belum pernah terpikirkan sebelumnya untuk
mendorong orang yang Anda sayangi mencari bantuan.

Kami bertanya pada para voluntir kami yang hidup dengan gangguan bipolar tentang apa
yang menurut mereka dapat membantu. Ini kata mereka.
1. Dengarkan tanpa memberikan pendapat ataupun berusaha memperbaiki masalah

Terkadang sulit untuk mendengarkan tanpa menawarkan nasehat, tapi ada kalanya
mendengarkan lebih penting daripada memperbaiki masalah.

2. Katakan bahwa Anda siap kapanpun mereka butuh bicara

Mereka merasa tenang ketika tahu bahwa Anda ada untuk mereka meskipun mereka sedang
tidak ingin bicara.

3. Tanyakan apa yang butuh dibantu

Kadang sesuatu yang terlihat sederhana dapat mengintimidasi dan membuat mereka
kewalahan. Tawarkan bantuan sederhana seperti mencuci piring atau memasak untuk meringankan
beban mereka. Mungkin mereka juga butuh orang untuk menjemput anak mereka dari sekolah.
Tanyakan apa yang bisa Anda bantu.

4. Ajak mereka minum kopi, dorong mereka melakukan aktivitas bersama di luar rumah

Terkadang orang dengan gangguan bipolar, khususnya dalam fase depresi, mengurung diri
mereka sendiri. Temukan hal yang mereka nikmati dan bisa dilakukan bersama-sama, seperti makan
di luar, menonton film di bioskop, atau jalan-jalan santai.

5. Terus ajak mereka untuk beraktivitas bersama

Terus ajak mereka meski mereka menolak. Berbagai alasan seperti kecemasan atau fobia
sosial mungkin akan menghalangi mereka untuk mau ikut, tapi mereka akan merasa berterima kasih
karena telah diajak.

6. Pahami bahwa mereka butuh jarak atau waktu sendiri

Kadang orang butuh waktu untuk sendiri. Ini tidak berarti mereka marah pada Anda. Coba
untuk tidak memasukkannya ke hati dan hargai kebutuhan mereka untuk sendiri.

7. Tawarkan untuk menemani mereka pergi ke kegiatan komunitas peduli bipolar

Mereka mungkin gugup untuk pergi sendiri, apalagi jika belum pernah bergabung dengan
komunitas. Biasanya lebih mudah untuk mengikuti kegiatan komunitas bila bersama dengan teman
yang dipercaya. Meskipun ternyata mereka tidak ingin pergi bersama Anda,biasanya mereka akan
menghargai Anda karena sudah menawarkan untuk menemani.

8. Yakinkan mereka bahwa mereka adalah anggota penuh dari masyarakat

Buat mereka tahu bahwa hidup mereka bermakna. Gangguan yang mereka alami tidak
mendefinisikan diri mereka dan tidak seharusnya membatasi mereka.
9. Dukung pengobatan mereka

Dukung meski bukan pengobatan yang akan Anda pilih jika Anda di posisi mereka.

10. Perkaya pengetahuan tentang gangguan bipolar

Semakin banyak Anda belajar, semakin Anda bisa memahami bipolar dan berkomunikasi tentangnya

Namun, bagaimana jika bipolar tersebut terjadi pada orang yang sudah berumah tangga?
Mungkin hal ini bisa menjadi bumerang bagi keharmonisan keluarga.
Jika Anda penderita bipolar disorder, atau memiliki pasangan bipolar disorder, hal utama yang harus
diperhatikan adalah berterus terang kepada pasangan.

Sebelum menceritakannya, siapkan mental Anda terlebih dahulu. Kemudian, cari waktu yang
tepat dan jangan terburu-buru, agar dapat terciptanya komunikasi yang baik dan efektif.
"Bagi Anda yang mengalami bipolar dan sudah berumah tangga, sebaiknya ceritakan keadaan Anda
kepada pasangan. Namun, pilih momen yang tepat untuk menceritakannya,"

Sekian dari beberapa opini yang dapat saya kemukakan

Anda mungkin juga menyukai