Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Gangguan-gangguan suasana hati di bagi dalam dua kelompok besar, yakni
gangguan gangguan depresif atau gangguan-gangguan unipolar (unipolar disorders)
dimana depresi menjadi simtom utama. Gangguan-gangguan unipolar ini dibagi lagi
menjadi episode depresif tunggal (single depressive episodes) dan episode-episode
depresif yang berulang-ulang (recurrent depressive episodes). Kelompok yang kedua
adalah gangguan-gangguan bipolar (bipolar disorders). Dalam gangguan-gangguan
bipolar, depresi juga merupakan simtom yang dominan tetapi kemudian simtom itu
berubah menjadi mania. stilah bipolar digunakan karena indi!idu memperlihatkan
dua kutub suasana hati yang ekstrem. ndi!idu yang didiagnosis sebagai bipolar
disebut mengalami gangguan manikdepresif. Gangguan bipolar dibagi menjadi tiga
tipe, yakni tipe manik, tipe depresif, dan tipe "ampuran. ndi!idu yang didiagnosis
sebagai manik apabila suasana hatinya dominan adalah mania, dan dikatakan depresif
kalau suasana hatinya yang dominan adalah depresi, dan dikatakan "ampuran bila
gambaran simtomnya adalah manik dan depresif ter"ampur atau berubah-ubah dalam
setiap jangka #aktu beberapa hari.
$ada tingkat kedua gangguan-gangguan suasana hati, kita menemukan pola
simtom yang akan berlangsung sekurang-kurangnya selama dua tahun, dan sama
seperti simtom-simtom yang terdapat pada gangguan-gangguan depresi dan
gangguan-gangguan bipolar, tetapi kurang berat. %entuk gangguan depresi yang
kurang berat itu dikenal dengan gangguan distimik (dysthimic disorder), dan bentuk
gangguan bipolar yang kurang berat dinamakan gangguan siklotimik (cyclothimic
disorder).
&eskipun ada sedikit tumpang tindih dalam simtom-simtom depresi dan
bipolar, tetapi bukti yang ada menunjukkan bah#a kedua gangguan ini berbeda' dan
karena berbeda, maka akan dibi"arakan se"ara terpisah. Gangguan-gangguan depresi
1
termasuk dalam kelompok psikoneurosis, sedangkan gangguan-gangguan bipolar
termasuk dalam kelompok psikosis.
Gangguan unipolar (gangguan depresi) harus dibedakan dari depresi-depresi
psikotik. $erbedaannya ialah gangguan unipolar ini mun"ul karena situasi stress yang
terjadi se"ara tiba-tiba (misalnya( peristi#a kematian) meskipun lama-kelamaan
mungkin menjadi sedikit lebih mendalam. )eaksi depresif mungkin berat, tetapi tidak
disertai dengan delusi (seperti yang terjadi pada psikosis).
Gangguan unipolar merupakan gangguan yang disebabkan oleh mekanisme
pertahanan diri (defense mechanism) dan pelarian diri yang keliru dan kemudian
mun"ul banyak konflik intrapsikis yang keliru. Gangguan ini bisa mun"ul oleh
penyebab-penyebab yang sepele atau remeh atau peristi#a yang biasa. Gangguan
unipolar ini dapat dianggap sebagai sesuatu yang berada di antara patah semangat dan
kesedihan yang termasuk kategori normal dan depresi psikotik.
1

1.*. +ujuan $enulisan &akalah
1. ,ntuk lebih memahami gangguan-gangguan mood (mood disorder)
khususnya pada gangguan bipolar.
*. &emahami gejala-gejala yang timbul dari gangguan bipolar tersebut dan
dapat mengambil tindakan yang tepat dalam proses pera#atan pasien tersebut.
-. Lebih memahami lagi tentang gangguan-gangguan ji#a atau psikotik atau
khususnya gangguan bipolar lebih dalam dan dapat mengantisipasi pada diri
apabila telah ada gejal yang timbul.
*
BAB II
PEMBAHASAN
*.1. $engertian
Gangguan bipolar adalah suatu gangguan yang ditandai dengan perubahan
mood antara rasa girang yang ekstrem dan depresi yang parah. .rang dengan
gangguan bipolar (bipolar disorder) mengendarai suatu roller coaster emosional,
berayun dari satu ketinggian rasa girang kedalam depresi tanpa adanya penyebab
eksternal. /pisode pertama berupa manik atau depresi.
-
*.*. /pidemiologi
Gangguan bipolar adalah gangguan yang lebih jarang daripada gangguan
depresif berat, dengan pre!elensi seumur hidup adalah * 0, sama dengan angka
ski1ofrenia. Karena semakin dimengerti bah#a perjalanan penyakit gangguan bipolar
tidak sebaik perjalanan penyakit gangguan depresif berat, biaya gangguan bipolar
untuk pasien, keluarganya dan masyarakat "ukup besar.
2enis kelamin
3lasan adanya perbedaan telah didalilkan sebagai melibatkan perbedaan
hormonal, efek kelahiran, perbedaan stressor psikososial bagi #anita dan laki
4laki, dan model prilaku tentang keputusan yang dipelajari. 5amun gangguan
bipolar mempunyai pre!alensi yang sama bagi laki 4 laki dan perempuan.
,sia
$ada umumnya, onset gangguan bipolar a#al daripada onset gangguan
depresif berat. ,sia untuk gangguan bipolar terentang dari masa anak 4 anak
( sea#alnya usia 6 atau 7 tahun ) sampai 68 tahun atau bahkan lebih lanjut
pada kasus yang jarang, dengan rata 4 rata usia adalah -8 tahun.
)as
$re!alensi gangguan mood tidak berbeda dari satu ras keras lain. +etapi,
klinisi "enderung kurang mendiagnosis gangguan mood dan terlalu
-
mendiagnosis ski1ofrenia pada pasien yang mempunyai latar belakang rasial
yang berbeda dengan dirinya.
9tatus perka#inan
Gangguan bipolar adalah lebih sering pada orang yang ber"erai dan hidup
sendirian daripada orang yang menikah, tetapi perbedaan tersebut mungkin
men"erminkan onset a#al dan per"ek"okan perka#inan yang diakibatkannya
yang karakteristik untuk gangguan tersebut.
$ertimbangan sosiekonomi dan kultur
Gangguan bipolar adalah lebih sering pada orang yang tidak lulus dari
perguruan tinggi daripada lulus perguruan tinggi, kemungkinnan
men"erminkan usia onset yang relati!e a#al untuk gangguan tersebut.
$enanadaan bipolar adalah serupa dengan apa yang dikenal sebagai gangguan
bipolar 4 yaitu suatu didroma dengan kumpulan gejala mania yang lengkap
selama perjalanan gangguan.
/pisode manik tunggal
)ekuran.
*
Gangguan bipolar relatif tidak umum terjadi, dengan angka pre!alensi semasa
hidup yang dilaporkan oleh sur!ei komunitas berkisar antara 8,: 0 hingga 1,7 0
untuk gangguan bipolar dan sekitar 8,6 0 untuk gangguan bipolar (3$3, *888'
,9D;;9, 1<<<a). Gangguan bipolar biasanya berkembang di sekitar usia *8 tahun
baik pada pria maupun #anita. Dan hanya sekitar 1 dari - orang dengan gangguan
bipolar yang mendapatkan penanganan (Goleman, 1<<:"). 9ayangnya, sekitar 1 dari
6 orang yang tidak mendapat penanganan kemudian melakukan bunuh diri (;ilts,
1<<:).
+idak seperti depresi mayor, pre!alensi gangguan bipolar tampak hampir
sama pada pria dan #anita. 5amun, pada pria, onset dari gangguan bipolar biasanya
dimulai dengan suatu episode manik, sementara pada #anita, biasanya dimulai
dengan suatu episode depresi mayor. 3lasan yang mendasari perbedaan gender ini
:
tetap tidak diketahui. 9edangkan gangguan bipolar terlihat lebih umum terjadi pada
#anita (3$3, *888).
+erkadang terdapat kasus yang melibatkan periode =perputaran yang "epat>
dimana indi!idu mengalami dua atau lebih putaran penuh maniak dan depresi dalam
#aktu satu tahun tanpa adanya periode normal yang menyelingi. $erputaran yang
"epat relatif tidak umum, namun lebih sering terjadi diantara #anita dibanding pria
(Leibenluft, 1<<7). ;al ini biasanya terbatas dalam jangka #aktu satu tahun atau
kurang, namun diasosiasikan dengan fungsi sosial dan pekerjaan yang lebih buruk
(?oryell, /ndi"ott, @ Keller, 1<<*b) serta risiko yang lebih tinggi untuk kambuh
(Keller, dkk., 1<<-).
-
*.-. /tiologi
Aaktor %iologis
%eberapa bahan kimia di dalam otak dan tubuh memiliki peranan yang
penting dalam mengendalikan emosi kita. Dalam otak terdapat substansi biokimia#i
yaitu neurotransmitter yang berfungsi sebagai pemba#a pesan komunikasi antar
neuron di otak. 2ika neurotransmiter ini berada pada tingkat yang normal, otak akan
bekerja se"ara harmonis. %erdasarkan riset, kekurangan neurotransmiter serotonin,
norepinefrin dan dopamin dapat menyebabkan depresi. Di satu sisi, jika
neurotransmiter ini berlebih dapat menjadi penyebab gangguan manik. 9elain itu
antidepresan trisiklik dapat memi"u mania.
7
9erotonin adalah neurotransmiter aminergic yang paling sering dihubungkan
dengan depresi. $enurunan serotonin dapat menyebabkan depresi. $ada beberapa
pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolit serotonin yang rendah di
"airan serebrospinalnya. $ada penggunaan antidepresan jangka panjang terjadi
penurunan jumlah tempat ambilan kembali serotonin.
*

Dopamin juga diperkirakan memiliki peranan dalam menyebabkan depresi.
Data menunjukkan akti!itas dopamin yang menurun pada depresi dan meningkat
pada mania. .bat yang menurunkan kadar dopamin seperti reserpine dan pada
penyakit yang mengalami penurunan dopamin seperti parkinson disertai juga dengan
6
gejala depresi. .bat-obat yang meningkatkan kadar dopamin seperti tyrosine,
amphetamine dan bupropion menurunkan gejala depresi. Disfungsi jalur dopamin
mesolimbik dan hipoakti!itas reseptor dopamin tipe 1 (D1) terjadi pada depresi.
*

.bat-obatan yang mempengaruhi sistem neurotransmiter seperti kokain akan
memperparah mania. 3gen lain yang dapat memperburuk mania termasuk L-dopa,
yang berpengaruh pada reuptake dopamin dan serotonin. Calsium channel blocker
yang digunakan untuk mengobati mania dapat mengganggu regulasi kalsium di
neuron. Gangguan regulasi kalsium ini dapat menyebabkan transmisi glutaminergik
yang berlebihan dan iskemia pembuluh darah.
5eurotransmiter lain seperti G3%3 dan peptida neuroaktif seperti !asopresin
dan opiat endogen juga berperan dalam patofisiologi gangguan mood. %eberapa
penelitian menyatakan bah#a sistem pemba#a kedua (second messenger) seperti
adenylate cyclase, phosphatidylinositol dan regulasi kalsium mungkin memiliki
rele!ansi dengan penyebab gangguan mood.
)egulasi abnormal pada sumbu neuroendokrin mungkin dikarenakan fungsi
abnormal neuron yang mengandung amine biogenik. 9e"ara teoritis, disregulasi pada
sumbu neuroendokrin seperti sumbu tiroid dan adrenal terlibat dalam gangguan
mood. $asien dengan gangguan mood mengalami penurunan sekresi melatonin
nokturnal, penurunan pelepasan prolaktin, penurunan kadar A9; dan L; serta
penurunan kadar testosteron pada laki-laki.
*
Aaktor Genetik
9eseorang yang memiliki keluarga dengan gangguan mood memiliki resiko
lebih besar menderita gangguan mood daripada masyarakat pada umumnya. +idak
semua orang yang dalam keluarganya terdapat anggota keluarga yang menderita
depresi se"ara otomatis akan terkena depresi, namun diperlukan suatu kejadian atau
peristi#a yang dapat memi"u terjadinya depresi. $engaruh gen lebih besar pada
depresi berat dibandingkan depresi ringan dan lebih berpengaruh pada indi!idu muda
dibanding indi!idu yang lebih tua. $enelitian oleh Kendler (1<<*) dari Departemen
$sikiatri Birginia ?ommon#ealth ,ni!ersity menunjukkan bah#a resiko depresi
7
sebesar C80 karena faktor genetik, *80 karena faktor lingkungan dan 180 karena
akibat langsung dari depresi berat.
7
$ada penelitian keluarga ditemukan bah#a keluarga derajat pertama dari
penderita gangguan bipolar kemungkinan D sampai 1D kali lebih besar untuk
menderita gangguan bipolar dan * sampai 18 kali lebih besar untuk menderita
gangguan depresi berat dibanding kelompok kontrol. Keluarga derajat pertama pasien
dengan gangguan depresif berat kemungkinan 1,6 sampai *,6 kali lebih besar untuk
menderita gangguan bipolar dan * sampai - kali lebih besar untuk menderita
gangguan depresif berat dibanding kelompok kontrol.
Kemungkinan untuk menderita gangguan mood menurun jika derajat
hubungan keluarga melebar. ?ontohnya, keluarga derajat kedua seperti sepupu lebih
ke"il kemungkinannya daripada keluarga derajat pertama seperti kakak misalnya
untuk menderita gangguan mood. 9ekitar 680 pasien dengan gangguan bipolar
memiliki orang tua dengan gangguan mood terutama depresi. 2ika orang tua
menderita gangguan bipolar maka kemungkinan anaknya menderita gangguan mood
sebesar *60. 2ika kedua orang tua menderita gangguan bipolar maka kemungkinan
anaknya menderita gangguan mood adalah 68-C60.
$ada penelitian adopsi, anak biologis dari orang tua dengan gangguan mood
tetap beresiko terkena gangguan mood #alaupun mereka telah dibesarkan oleh
keluarga angkat yang tidak menderita gangguan mood. .rang tua biologis dari anak
adopsi dengan gangguan mood mempunyai pre!alensi gangguan mood yang sama
dengan orang tua dari anak dengan gangguan mood yang tidak diadopsi. $re!alensi
gangguan mood pada orang tua angkat sama dengan pre!alensi pada populasi
umumnya.
$ada penelitian saudara kembar, angka kejadian gangguan bipolar pada
kedua saudara kembar mono1igot adalah ---<80 dan untuk gangguan depresif berat,
angka kejadian pada kedua saudara kembar mono1igot adalah 680. $ada kembar
di1igot angkanya berkisar 6-*60 untuk menderita gangguan bipolar dan 18-*60
untuk penderita gangguan depresif berat.
*
C
Aaktor $sikososial
+elah lama diamati bah#a peristi#a kehidupan yang menyebabkan stress
sering mendahului episode pertama pada gangguan mood. %eberapa klinisi
memper"ayai bah#a peristi#a kehidupan memainkan peranan penting dalam
depresi.
*
%eberapa artikel menjelaskan hubungan antara fungsi keluarga dengan onset
serta perjalanan gangguan mood khususnya gangguan depresif berat. 3da bukti
bah#a indi!idu yang kehilangan ibu saat masih muda memiliki resiko lebih besar
terkena depresi. $ada pola pengasuhan, orang tua yang menuntut dan kritis,
menghargai kesuksesan dan menolak semua kegagalan membuat anak mudah
terserang depresi di masa depan. 3nak yang menderita penyiksaan fisik atau seksual
membuat seseorang mudah terkena depresi se#aktu de#asa.
7
3spek-aspek kepribadian juga mempengaruhi kerentanan terhadap depresi
dan tinggi rendahnya depresi yang dialami seseorang. +ipe kepribadian tertentu
seperti dependen, obsesif kompulsif, histerikal, antisosial dan paranoid beresiko
mengalami depresi.
*

&enurut Gordon $arker, seseorang yang mengalami ke"emasan tingkat tinggi,
mudah terpengaruh, pemalu, suka mengkritik diri sendiri, memiliki harga diri yang
rendah, hipersensitif, perfeksionis dan memusatkan perhatian pada diri sendiri (self
focused) memiliki resiko terkena depresi.
7
9igmund Areud menyatakan suatu hubungan antara kehilangan objek dengan
melankolia. a menyatakan bah#a kekerasan yang dilakukan pasien depresi diarahkan
se"ara internal karena identifikasi terhadap objek yang hilang. &enurut &elanie
Klein, siklus manik depresif merupakan pen"erminan kegagalan pada masa kanak-
kanak untuk mendapat introjeksi men"intai. $asien depresi menderita karena mereka
memiliki objek "inta yang dihan"urkan oleh mereka sendiri. Klein memandang mania
sebagai tindakan defensif yang disusun untuk mengidealisasi orang lain, menyangkal
adanya agresi atau destrukti!itas terhadap orang lain danmengembalikan objek "inta
yang hilang.
*
D
/ %ibring memandang depresi sebagai suatu afek yang berasal dari
ketegangan dalam ego antara aspirasi seseorang dengan kenyataan yang ada. $asien
yang terdepresi menyadari bah#a mereka tidak hidup dengan ideal sehingga mereka
merasa putus asa dan tidak berdaya. &enurut ;ein1 Kohut, orang yang terdepresi
merasakan suatu ketidaklengkapan dan putus asa kerena tidak menerima respon yang
diinginkan.
*
&enurut teori kognitif, interpretasi yang keliru dalam menilai pengalaman
hidup, penilaian diri yang negatif, pesimis dan keputusasaan yang terus-menerus
berhubungan dengan depresi. $andangan negatif yang terus dipelajari selanjutnya
akan menimbulkan perasaan depresi.
*
*.:. Gejala Klinis
Gangguan bipolar dibedakan menjadi * yaitu gangguan bipolar dan .
Gangguan bipolar atau tipe klasik ditandai dengan adanya * episode yaitu manik
dan depresi, sedangkan gangguan bipolar ditandai dengan hipomanik dan depresi.
7
/pisode manik yaitu pada kelompok ini terdapat afek yang meningkat,
disertai peningkatan dalam jumlah dan ke"epatan akti!itas fisik mental, dalam
berbagai derajat keparahan. 9edangkan episode depresi ditandai dengan gejala utama
yaitu( afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, serta kekurangannya energi
yang emnuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunnya akti!itas dan
gejal-gejala lainnya. ;ipomania yaitu derajat ganggua yang lebih ringan dari mania,
afek meninggi atau berubah disertai peningkatan akti!itas menetap selama sekurang-
kurangnya beberapa hari berturut-turut, pada suatu derajat intensitas dan bertahan
melebihi siklotimia serta tidak ada halusinasi atau #aham.
D
<
*.6. Diagnosis
%erdasarkan Diagnostic and Statistical Manual (D9&) B, gangguan bipolar
dibedakan menjadi * yaitu gangguan bipolar dan . Gangguan bipolar atau tipe
klasik ditandai dengan adanya * episode yaitu manik dan depresi, sedangkan
gangguan bipolar ditandai dengan hipomanik dan depresi. $$DG2 membaginya
dalam klasifikasi yang berbeda yaitu menurut episode kini yang dialami penderita.
7
Tabel 2. Pembagian Gangguan Afektif Bipola Be!a"akan PPDG# III $%&'(
A-1.8 Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik
A-1.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik
A-1.* Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
A-1.- Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang
A-1.: Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
A-1.6 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala psikotik
A-1.7 Gangguan afektif bipolar, episode kini "ampuran
A-1.C Gangguan afektif bipolar, kini dalam remisi
A-1.D Gangguan afektif bipolar lainnya
A-1.< Gangguan afektif bipolar yang tidak tergolongkan
A-1 G35GG,35 3A/K+A %$.L3)
Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (sekurangkurangnya dua episode)
dimana afek pasien dan tingkat akti!itasnya jelas terganggu, pada #aktu
tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penmbahan energi dan akti!itas
(mania atau hipomania), dan pada #aktu lain berupa penurunan afek disertai
pengurangan energi dan akti!itas (depresi). Eang khas adalah bah#a biasanya
ada penyembuhan sempurna antar episode. /pisode manik biasanya mulai
dengan tiba-tiba dan beralngsung antara * minggu sampai :-6 bulan, episode
depresi "enderung berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 7 bulan) meskipun
18
jarang melebihi 1 tahun ke"uali pada orang usia lanjut. Kedua ma"am episode
itu seringkali terajadi setelah peristi#a hidup yang penuh stres atau trauma
mental lain (adanya stres tidak esensial untuk penegakan diagnosis).
+ermasuk( gangguan atau psikosis manik-depresif. +idak termasuk( gangguan
bipolar, episode manik tunggal (A-8).
A-1.8 Gangguan 3fektif %ipolar, /pisode Kini ;ipomanik
,ntuk menegakkan diagnosis pasti(
a) /pisode sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania (A-8.8)' dan
b) ;arus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif atau "ampuran) di masa lampau.
A-1.1 Gangguan 3fektif %ipolar, /pisode Kini &anik +anpa Gejala $sikotik
,ntuk menegakkan diagnosis pasti(
a) /pisode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala
psikotik (A-8.1)' dan
b) ;arus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif atau "ampuran) di masa lampau.
A-1.* Gangguan 3fektif %ipolar, /pisode Kini &anik Dengan Gejala $sikotik
,ntuk menegakkan diagnosis pasti(
a) /pisode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala
psikotik (A-8.*)' dan
b) ;arus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif atau "ampuran) di masa lampau.
A-1.- Gangguan 3fektif %ipolar, /pisode Kini Depresif )ingan atau 9edang
,ntuk menegakkan diagnosis pasti(
11
a) /pisode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif
ringan (A-*.8) ataupun sedang (A-*.1)' dan
b) ;arus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau
"ampuran di masa lampau.
A-1.: Gangguan 3fektif %ipolar, /pisode Kini Depresif %erat +anpa Gejala $sikotik
,ntuk menegakkan diagnosis pasti(
a) /pisode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif
berat tanpa gejala psikotik (A-*.*)' dan
b) ;arus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau
"ampuran di masa lampau.
A-1.6 Gangguan 3fektif %ipolar, /pisode Kini Depresif %erat Dengan Gejala
$sikotik
,ntuk menegakkan
diagnosis pasti(
a) /pisode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif
berat dengan gejala psikotik (A-*.-)' dan
b) ;arus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau
"ampuran di masa lampau.
A-1.7 Gangguan 3fektif %ipolar, /pisode Kini ?ampuran
,ntuk menegakkan diagnosis pasti(
a) /pisode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik, hipomani, dan
depresif yang ter"ampur atau bergantian dengan "epat (gejala maniaF
hipomania dan depresi sama-sama men"olok selama masa terbesar dari
episode penyakit yang sekarang, dan telah berlangsung sekurang-kurangnya *
minggu)' dan
b) ;arus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau
"ampuran di masa lampau.
1*
A-1.C Gangguan 3fektif %ipolar /pisode Kini Dalam )emisi
9ekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan
terakhir ini, tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif
hipomanik, manik,atau "ampuran dimasa lampau dan ditambah sekurangnya
satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau "ampuran).
A-1.D Gangguan 3fektif %ipolar Lainnya
A-1.< Gangguan 3fektif %ipolar Eang +idak +ergolongkan.
:
*.7. $rognosis
$asien dengan gangguan bipolar mempunyai prognosis lebih buruk. Di
dalam * tahun pertama setelah peristi#a a#al, :8-680 tentang pasien mengalami
serangan manik lain.
C
a) ;anya 68-780 pasien dengan gangguan bipolar yang dapat diatasi gejalanya
dengan lithium. C0 pasien ini, gejala tidak terulang. :60 $ersen pasien
mengalami lebih dari sekali kekambuhan dan lebih dari :80 mempunyai
suatu gejala yang menetap.
C
b) Aaktor yang memperburuk prognosis (
C
)i#ayat pekerjaan yang burukFkemiskinan
Disertai dengan penyalahgunaan alkohol
Disertai dengan gejala psikotik
Gejala depresi lebih menonjol
2enis kelamin laki-laki
") $rognosis lebih baik bila (
C
&asih dalam episode manik
,sia lanjut
9edikit pemikiran bunuh diri
+anpa atau minimal gejala psikotik
9edikit masalah kesehatan medis
1-
*.C. $enanganan .bat ,ntuk Gangguan %ipolar
.bat Litium karbonat, bentuk bubuk dari litium berelemen metalik, adalah
pengobatan yang paling luas dipakai untuk direkomendasikan untuk ganggua bipolar.
Litium efektif dalam menstabilkan mood orang yang menderita gangguan bipolar
dan dalam mengurangi episode-episode kambuh dari manik dan depresi (%aldessarini
@ +ondo, *888' Grof @ 3lda, *888).
5amun penanganan dengan litium bukanlah sesuatu yang mujarab. $aling
tidak -8 0 hingga :8 0 pasien yang mengalami maniak gagal untuk berespon pada
obat ini atau juga tidak dapat menoleransinya (Dubo!sky, *888'Duffy dkk., 1<<D).
Diantara yang berespons, sekitar 7 dari 18 mengalami kambuh kembali (Goleman,
1<<:").
-
.+erapi /lektrokun!ulsif (Electroconvulsive therapy)E*T) yaitu suatu
metode untuk menangani depresi berat dengan "ara mengalirkan arus listrik ke otak.
+erapi ini lebih umum disebut terapi kejutan (shock therapy), terus menimbilkan
kontro!ersi. de mengalirkan arus listrik ke otak seseorang mungkin tampak biadap.
5amun /?+ adalah suatu penanganan yang se"ara umum aman dan efektif bagi
penderita depresi berat.
-
1:
BAB III
+ESIMPULAN
Gangguan bipolar adalah gangguan yang lebih jarang daripada gangguan
depresif berat, dengan pre!elensi seumur hidup adalah * 0, sama dengan angka
ski1ofrenia. Karena semakin dimengerti bah#a perjalanan penyakit gangguan bipolar
tidak sebaik perjalanan penyakit gangguan depresif berat, biaya gangguan bipolar
untuk pasien, keluarganya dan masyarakat "ukup besar
/tiologi atau $enyebabnya(
Aaktor %iologis
Aaktor Genetik
Aaktor $sikososia
Pembagian Gangguan Afektif Bipola Be!a"akan PPDG# III $%&'( ,aitu-
A-1.8 Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik
A-1.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik
A-1.* Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
A-1.- Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang
A-1.: Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
A-1.6 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala
psikotik
A-1.7 Gangguan afektif bipolar, episode kini "ampuran
A-1.C Gangguan afektif bipolar, kini dalam remisi
A-1.D Gangguan afektif bipolar lainnya
A-1.< Gangguan afektif bipolar yang tidak tergolongkan
16
DA%TA. PUSTA+A
1. 9emium, Eustinus. Kesehatan &ental *. Eogyakarta. $enerbit Kasinius. *887.
*. Kaplan ;, 9ado"k %2, Grebb 23. Kaplan dan 9ado"k 9inopsis $sikiatri lmu
$engetahuan $erilaku $sikiatri Klinis edisi C. 2akarta( %inarupa 3ksara. 1<<C.
p. CCC-D6D
-. 5e!id, 2effrey 9., )athus, 9pen"er 3., @ Greene %e!erly. =$sikologi
3bnormal edisi kelima jilid 1>. 2akarta. $enerbit /rlangga. *88-.
:. Depkes ) Direktorat 2enderal $elayanan &edik. $edoman $enggolongan dan
Diagnosis Gangguan 2i#a di ndonesia . 2akarta. Departemen
Kesehatan.1<<-. 1:6-167.
6. ;ilary. %ipolar Disorder. http(FFhilary.#ordpresss."om
7. Lubis 5L. Depresi +injauan $sikologis. 2akarta( Ken"ana $renada &edia
Group. *88<. p. 71-D6.
C. 9oref 9. %ipolar 3ffe"ti!e Disorder. http(FF###.emedi"ine."om.
D. &ansjoer 3rif., dkk. Kapita 9elekta Kedokteran /disi ketiga jilid pertama.
$enerbit &edia 3es"ulapius. 2akarta. 1<<<.
17

Anda mungkin juga menyukai