Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BIOPSIKOLOGI

“NEURON DAN IMPULS SARAF”

Kelompok 2
Faradina Mukti Hapsari 1511900030
Aditya Rizki F. 1511900040
Debby Aurellia S. 1511900049
Dimas Prasetya P. 1511900051
Adriana Rahmadhani K. 1511900052
Daniel Christanto 1511900070
Eylen Bilqish Z. 1511900072

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mahluk hidup merupakan ciptaan Allah SWT yang diciptakan memiliki
ketentuan dalan segala bidang yang sama sekali tidak jauh dari kondisi
lingkungannya, penetapan-penetapan segala penyusun tubuh mahluk hidup sesuai
dengan ukuran kebutuhan tubuh. Tubuh adalah satu kesatuan dari berbagai sistem
organ manusia. Suatu sistem organ terdiri dari berbabagai organ tubuh atau alat-alat
tubuh. Dalam melaksanakan kegiatan fisiologisnya diperlukan adanya hubungan atau
kerjasama anatara alat-alat tubuh yang satu dengan yang lainnya. Agar kegiatan
sistem-sistem organ yang tersusun atas banyak alat itu berjalan dengan harmonis
(serasi), maka diperlukan adanya sistem pengendalian atau pengatur. Sistem
pengendali itu disebut sebagai sistem koordinasi.
Tubuh manusia dikendalikan oleh salah satunya adalah sistem saraf. Pengaruh
sistem saraf yakni dapat mengambil sikap terhadap adanya perubahan keadaan
lingkungan yang merangsangnya. Semua kegiatan tubuh manusia dikendalikan dan
diatur oleh sistem saraf. Sebagai alat pengendali dan pengatur kegiatan alat-alat
tubuh, susunan saraf mempunyai kemampuan menerima rangsang dan mengirimkan
pesan-pesan rangsang atau impuls saraf ke pusat susunan saraf, dan selanjutnya
memberikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsang tersebut. Impuls saraf tersebut
dibawa oleh serabut-serabut saraf.

B. Tujuan
a) Mengetahui apa itu neuron dalam sistem saraf
b) Mengetahui apa itu impuls saraf
c) Mengetahui proses terjadinya potensial jeda dan potensial aksi
PEMBAHASAN
Modul 2. 1
A. Neuron dalam Sistem Saraf
Diibaratkan jika hendak membuat rumah, kita harus mengerti bagaimana
konstruksinya. Sama halnya dengan ketika kita hendak menjawab pertanyaan yang
sulit, misal apa kaitan orak dan pikiran dengan perilaku abnormal, maka yang akan
kita bahas terlebih dahulu adalah tentang apa saja sel-sel yang menyusun suatu sistem
saraf tersebut.
 Anatomi Neuron dan Glia
Neuron dan Glia adalah 2 tipe sel yang menyusun sistem saraf. Neuron atau sel
saraf berfungsi menerima informasi dan meneruskannya ke sel lain. Nama lain Glia
adalah sel penyokong.
Jumlah neuron yang ada di dalam otak orang dewasa berjumlah kurang lebih 100
miliar (R. W. Williams dan Herrup, 1998). Fungsi neuron sendiri adalah menerima
informasi dan meneruskannya ke sel lain. Perhitungan jumlah neuron secara akurat
akan sangat memakan waktu dan jumlahnya juga bervariasi antar individu.
 Struktur Sel Hewan
Walaupun bentuknya amat berbeda, sebuah neuron memiliki banyak kesamaan
dengan sel-sel lain di dalam tubuh. Mitokondria adalah sebuah organel sel yang
menjalankan aktivitas metabolisme, menyediakan energi yang dibutuhkan. Membran
plasma adalah perbatasan sebuah neuron.
Membran sel tersusun atas dua lapisan molekul lemak yang dapat berpindah
secara bebas. Sebagian zat kimia tidak dapat melintasi membran. Namun, terdapat
beberapa zat kimia yang dapat melintas membran melalui celah khusus pada
membran yang disebut kanal protein. Conton zat-zat kimia tersebut adalah beberapa
ion bermuatan listrik, yaitu: ion natrium, kalium, kalsium, dan klorida. Molekul-
molekul kcil yang tidak bermuatan, seperti: air, oksigen, karbon dioksida, dan urea
dapat langsung berdifusi melalui membran.
Nukleus adalah bagian sel yang di dalamnya terkandung kromosom. Sedangkan
retikulum endoplasma adalah sebuah organel yang terdiri dari rangkaian tabung-
tabung yang berfungsi untuk mentransportasi protein baru yang telah disintesis
menuju lokasi lain.
 Struktur Neuron

Neuron memiliki sebuah nukleus, membran, mitokondria, ribosom, dan organel


sel lain yang ditemukan pada sel hewan. Yang membedakan dengan sel lain adalah
neuron memiliki bentuk yang khas. Empat bagian utama dari neuron yaitu: badan sel,
dendrit, akson, dan terminal presinaptik.
Neuron-neuron terkecil tidak memiliki akson dan beberapa tidak memiliki dendrit
yang terlihat jelas. Bentuk neuron beragam dan tergantung pada fungsi. Antar neuron
tersebut terjadi hubungan.
Neuron motorik memiliki badan sel yang terletak di dalam sumsum tulang
belakang melalui dendrit. Sedangkan neuron sensorik memiliki strukur yang berbeda
sesuai dengan tipenya. Neuron sensorik telah terspesialisasi menjadi sangat sensitif
terhadap satu stimulasi, seperti sentuhan pada kulit. Sedangkan neuron motorik
menerima eksitasi listrik dari neuron lain dan menghasilkan impuls listrik di
sepanjang aksonnya menuju ke otot.
Dendrit adalah serat percabangan yang ujungnya merincing. Dendrit dari Bahasa
Yunani yang artinya (pohon). Permukaan dendrit dilapisi oleh reseptor sinapsis
( synaptic receptors ) yang merupakan lokasi informasi dari neuron lain semakin besar
luas permukaan dendrit maka informasi yang diterimanya juga semakin banyak .
dendrit memiliki percabangan yang sangat banyak sehingga dendrit memperbesar luas
areanya bentuk dendrit antar neuron sangat bervariasi bahkan dalam neuron yang
sama
Badan sel / soina yang berasal dari Bahasa Yunani yang artinya badan. di dalam
badan sel terdapat organel sel seperti nukleus, ribosom, mitokondria. Proses
metabolisme neuron sebagian besar di dalam badan sel dan diameter badan sel pada
neuron mamalia adalah 0,0005 – 0,1 mm dan pada avertebrata berukuran 1 mm.
Akson adalah serabut tipis yang berdiameter konstan yang panjangnya melebihi
ukuran dendrit. Akson berasal dari Bahasa Yunani yang artinya sumbu didalam
sebuah neuron berfungsi sebagai pengirim informasi yang di teruskan ke neuron lain
akson pada jumlah besar vertebrata dilapisi insulator yang disebut selubung mielin
pada hewan avertebrata tidak memiliki selubung mielin. Panjang akson mencapai 1
meter dan akson tumbuh dari sumsum tulang belakang hingga kaki kita. Nama lain
yang dikaitkan dengan neuron adalah aferen . aferen adalah membawa sinyal sensorik
ke sistem saraf pusat dan membawa sinyal dari sistem saraf pusat
 Variasi antar Neuron
Neuron memiliki beragam ukuran, bentuk, dan fungsi sebuah neuron menentukan
bagaimana berhubungan dengan neuron lain dan membentuk kontribusinya pada
sistem syaraf
Fungsi sebuah neuron sangat dikaitkan dengan bentuknya. Contoh nya adalah
satu sel purkinje sereblum memiliki dendrit yang beracang cabang lebat dan del
purkinje mampu mengalah informasi yang datang dalam jumlah besar
 Glia
Glia / neuroglia adalah salah satu penyusun utama sistem saraf lainnya . glia
berasal dari Bahasa Yunani yang berarti ( lem ) glia berukuran lebih kecil tetapi
jumlahnya banyak daripada neuron. Salah satu tipe glia yaitu astrosit yang berbentuk
bintang, membungkus terminal presinaptik sekelompok akson yang berkaitan secara
fungsional. Sebuah astrosit membantu menyingkronisasikan aktivitas akson dengan
cara menyerap zat-zat kimia yang dikeluarkan oleh akson tersebut.
Mikroglia yaitu glia-glia yang berukuran sangat kecil, juga berperan
menyingkirkan kotoran, virus, fungsi, dan mikroorganisme lain. Oligodendrosit
adalah tipe glia pada sistem saraf pusat dan sel schwann adalah tipe glia pada sistem
saraf tepi. Glia radial, salah satu tipe astrosit berfungsi untuk memandu perpindahan
neuron dan pertumbuhan akson dan dendrit.
 Sawar Darah Otak
Mekanisme yang menghalangi zat kimia memasuki otak vertrbrata itu disebut
dengan sawar darah otak. Dari waktu ke waktu, virus dan bahan-bahan berbahaya
lainnya memasuki tubuh, maka mekanisme sel akan mengeluarkan partikel virus
melalui membran sel, sehingga dapat ditemukan oleh sistem imun. Kemudian sel-sel
imun akan menyerang virus sekaligus menghancurkan sek yang menampung virus.
Area postrema adalah sebuah struktur yang tidak terjangkau oleh sawar otak.
Struktur tersebut memantau zat kimia yang ada di dalam darah yang tidak dapat
masuk ke bagian otak lain.
 Cara Kerja Sawar Darah Otak
Sawar darah otak bergantung pada susunan sel-sel endothelium penyusun dinding
pembuluhdarah kapiler. Di luar otak terdapat celah-celah pemisah di antara sel-sel
epitel penyusun dinding kapiler.
Terdapat dua kategori molekul yang dapat melintas sawar darah otak secara pasif.
Pertama, molekul kecil yang tidak bermuatan, contohnya molekul oksigen dan
karbon dioksida yang dapat melintas secara bebas. Kedua, molekul yang terlarut
dalam lemak membrane, contohnya adalah vitamin A dan D, serta beberapa obat-
obatan yang dapat memengaruhi otak, mulai dari heroin, mariyuana, hingga obat
antidepresi.
Selain menghalangi zat-zat kimia yang berbahaya, sawar juga menghalangi
beberapa zat-zat kimia yang berguna, seperti sumber nutrisi. Nutrisi masuk ke otak
menggunakan sebuah mekanisme transport aktif, yaitu sebuah mekanisme yang
melibatkan protein dan memanfaatkan energi. Transport aktif akan memompa zat-zat
kimia dari darah menuju otak.
 Pemenuhan Nutrisi Neuron Tulang Belakang
Sebagian besar sel-sel tubuh memanfaatkan beragam molekul karbohidrat dan
lemak sebagai sumber nutrisinya. Namun lain hal nya dengan neuron hewan
vertebrata yang sumber nutrisinya hanya glukosa, yaitu sebuah molekul gula
sederhana.
Jalur metabolisme glukosa membutuhkan oksigen, oleh karna itu neuron
mengkonsumsi oksigen jauh lebih banyak di bandingkan sel-sel pada organ lain
dalam tubuh. Glukosa hampir menjadi satu-satunya nutrien yang dapat melintasi
sawar darah otak pada orang dewasa. Terdapat satu nutrien lain yang dapat melintasi
sawar darah otak yaitu keton, tetapi keton jarang ditemukan dalam jumlah besar.
Neuron membutuhkan glukosa dalam jumlah yang sangat besar, tetapi
kekurangan suplai glukosa jarang terjadi karena Hati dapat menghasilkan glukosa dari
berbagai jenis karbohidrat, asam animo, dan juga gliserol, yaitu sebuah produk yang
dihasilkan dari metabolisme lemak.
Sindrom Korsakoff yaitu matinya neuron-neuron. Sindrom Korsakoff disebabkan
karena kurangnya konsumsi makanan yang mengandung vitamin B1, yaitu sebuah zat
kimia yang dibutuhkan dalam pemanfaatan glukosa Defisiensi tiamin yang
berkepanjangan. Sindrom Korsakoff ditandai dengan kerusakan ingatan yang akut.
Modul 2. 2
B. Impuls Saraf
Sekarang kita berbicara tentang akson yang meneruskan dari reseptor, sentuhan di
kaki menuju sumsum tulang belakang otak anda. Nah, bagaimana jika akson tersebut
menggunakan konduksi listrik? Maka kecepatan penerusan informasi oleh akson
dapat menyamai kecepatan cahaya. Karena tubuh anda tersusun atas senyawa karbon
dan bukan kabel tembaga, kekuatan impuls akan sangat berkurang ketika menuju otak
dan sumsum tulang belakang.
Cara bekerja akson bertahap. Akson tidak hanya meneruskan implus melainkan
implus di regenerasi oleh akson pada tiap titik tertentu implus. Implus akan di
teruskan sepanjang barisan tanpa mengalami pelemahan karena tiap orang
meregenerasi implus tersebut. Sementara cara penerusan implus pada akson adalah
untuk mencegah terjadinya rasa sentuhan yang lebih pada pundak daripada sentuhan
pada ibu jari kaki. Masalah yang di hadapi akson dalam penghantaran impuls yaitu
akson mentransmisi informasi dengan kecepatan yang sedang (mulai dibawah 1m/s
sampai 100m/s) oleh karena itu sentuhan Pundak tibah dengan lebih cepat daripada
ibu jari kaki jika ada orang yang menyentuh pundak dan ibu jari anda bersamaan.
Anda mungkin tidak menyadari otak anda tidak menerima stimulasi tersebut
bersamaan (kecuali jeda antar sentuhan melebihi 70 m/s).
 Potensial Jeda
Gradien listrik, sebuah perbedaan muatan listrik antara luar dan dalam sel. Neuron
diselubungi oleh membrane dengan ketebalan 8 nm (nanometer) disusun oleh 2 lapisan
molekul fosfolipid (terdiri dari rantai asam lemak dan grup fosfat). Membran sel memiliki
kombinasi antara kelenturan, kekakuan, dan kemampuan mempelambat zat-zat kimia
kedalam sel.
Perbedaan voltasi pada neuron yang sedang beralaksasi tersebut dikenal dengan nama
potensial jeda. Potensial jeda timbul karena adanya protein-protein muatan negative
didalam sel.
Elektoda harus memiliki diameter sekecil mungkin, sehingga dimasukkan kedalam
neuron tanpa adanya kerusakan. Elektoda terbuat dari tabung gelas yang sangat tipis,
berisi larutan garam yg tinggi dan dengan ujung yang meruncing berdiameter kurang dari
0,0005mm. Nilai potensial listrik neuron bagian dalam pada umumnya -70 mv (millivolt).
 Gaya yang Mempengaruhi ion-ion Natrium dan Kalium
Sebagian besar molekul yang besar atau memiliki muatan listrik tidak dapat
melintasi membran didalam sama sekali. Oksigen (O2), carbon dioksida (CO2) dan
urea dapat melintasi membran dengan mudah melalui kanal-kanal protein yang selalu
terbuka. Konsentrasi ion natrium diluar neuron sepuluh kali lebih tinggi daripada
konsentrasi didalam neuron karena adanya pompa natrium kalium. Pompa natrium
kalium adalah sebuah kompleks protein yang memompa tiga ion natrium keluar sel
dandua ion kalium kedalam sel secara berulang-ulang. Pompa tersebut merupakan
salah satu bentuk transport aktif yang mengonsumsi energi.
Efektivitas pompa natrium kalium bergantung pada karakteristik membran yang
selektif permeabel. Oleh karena itu, ion-ion natrium yang telah dipompa keluar
membran akan tetap berada diluar. Dua gaya yang memengaruhi ion natrium.
Pertama, pertimbangkan gradien listrik antara ion natrium muatan positif dan dalam
neuron muatan negatif. Muatan yang berbeda akan saling tarik menarik, sehingga
gradien listrik cenderung menyebabkan ion natrium tertari kedalam sel. Kedua,
gradien konsentrasi antara kedua sisi membrane yang memiliki perbedaan sebaran
ion-ion. Dua gaya yang memengaruhi ion natrium yang masuk kedalam neuron yaitu,
gradien listrik dan gradien konsetrasi. Jika ion natrium memiliki kesempatan, maka
pasti akan ada aliran cepat ion natrium memasuki sel.
Namun hal tersebut tidak mungkin terjadi karena ketika neuron berelaksasi.
Kecuali ion-ion natrium yang dipompa keluar dari neuron oleh pompa natrium
kalium. Hal yang berada terjadi pada ion kalium. Ion kalium memiliki muatan positif
dan bagian dalam neuron bermuatan negative sehingga gradien listrik cenderung
menarik ion kalium masuk kedalam neuron.
Gradien listrik dan gradien konsentrasi untuk ion kalium hampr seimbang.
Neuron memiliki ion-iondengan muatan negative yaitu ion klorida. Tetapi ion klorida
bukan merupakan kunci potensial aksi, karena ion tersebut tidak dipompa keluar-
masuk neuron secara aktif dan kanal- kanal ion klorida tidak tergantung pada muatan
listrik.
 Penyebab Adanya Potensial Jeda
Potensial jeda memberikan suatu keuntungan yang lebih di bandingkan dengan
energi yang di konsumsi oleh pompa natrium kalium. Keuntungan adanya potensial
jeda terletak pada persiapan neuron yang lebih cepat untuk menerima stimulus.
Potensial jeda pada sebuah neuron dapat di ibaratkan seperti busur yang tercentang
dan sebuah anak pernah.
 Potensial Aksi
Potensial jeda akan tetap stabil hingga terjadi stimulisasi pada neuron. Lokasi
stimulasi neuron terletak di sinaps. Potensial sebuah neutron dapat di ukur
menggunakan mikroelektroda. Saat menggunakan elektroda tambahan untuk
menambah muatan negatif, maka akan terjadi peningkatan muatan negatif, Maka akan
terjadi peningkatan muatan negatif dalam neuron yang di sebut liperpolansasi atau
peningkatan polansasi. Sedangkan depolansasi yaitu terjadi penurunan polansasi
neuron yang mengarah ke titik nol.
Ketika mengalirkan listrik dengan arus yang lebih besar dari sebelumnya , yang
terjadi adalah stimulus akan terlewati ambang batas eksitasi (threshold of excitation).
Hal itu akan menghasilkan depolarisasi membran yang tinggi.
Pemberian stimulus yang melewati ambang batas (subthreshold), akan
menghasilkan respons yang sama. Sebesar apapun itu. Hal itu di sebut dengan
potensial aksi, dimana depolarisasi yang terjadi tiba-tiba disertai yang dengan sedikit
perubahan potensial dari keadaan normal.
 Potensial Aksi Ditinjau dari Sudut Pandang Molekul
Ion-ion natrium cenderung beregerak masuk ke dalam neuron karena pengaruh 2
hal, yaitu gradien listrik dan gradien konsentrasi. Protein membran yang
mengendalikan masuknya natrium ke dalam neuron adalah kanal yang diaktivasi oleh
listrik (voltage-activated channels), yaitu kanal yang permeabilitasnya dipengaruhi
oleh perbedaan voltase antara bagian dalam dan luar membran.
Apabila depolarisasi terjadi melebihi ambang batas, maka kanal-kanal ion
natrium akan terbuka lebar. Akan terjadi ledakan aliran ion-ion natrium ke dalam
neuron, sehingga potensial listrik antar membran melewati titik nol menuju polaritas
yang bekebalikan.
Pada puncak potensial aksi, kanal-kanal ion natrium segera menutup dan tidak
dapat dibuka hingga beberapa milisekon. Yang menyebabkan membran kembali ke
keadaan polarisasi awal setelah puncak potensial bukan pompa natrium kalium,
karena kerjanya terlalu lambat. Kanal-kanal ion kalium akan terbuka setelah terjadi
potensial listrik. Ion kalium mengalir keluar dikarenakan konsentrasi ion kalium
didalam neuron lebih tinggi dibandingkan diiluar neuran dan tidak ada ion negative
didalam neuron yang menahan. Muatan positif mengalir keluar bersamaan dengan ion
kalium.
Di akhir proses tersebut, membran kembali ke potensial jedanya dan semua
kembali ke keadaan normal kecuali bagian dalam neuron memiliki konsentrasi ion
kalium yang lebih rendah. Pompa natrium kalium akan memakan waktu untuk
mengembalikan sebaran ion ion. Obat anestesi local seperti Novocain dan Xylocain
dapat mengubah bentuk kanal ion natrium dan mencegah ion ion natrium masuk ke
dalam neuron. Obat tersebut menghalangi potensial aksi. Obat seperti obat bius
berfungsi untuk menghalangi penerusan informasi ke otak.
 Hukum Tuntas atau Batal (All or None Law)
Potensial aksi terjadi di badan sel dan akson. Apabila voltase antara kedua sisi
membran telah mencapai suatu titik depolarisasi tertentu, maka kanal kanal ion
natrium yang teraktifasi oleh perbedaan voltase akan membuka dan menimbulkan
aliran cepat ion natrium memasuki neuron. Dendrit juga dapat mengalami
depolarisasi, tetapi dendrit tidak memiliki kanal kanal ion yang teraktifasi oleh
perbedaan voltase. Dendrit tidak menghasilkan potensial aksi.
Dalam keadaan normal, semua potensial aksi pada sebuah neuron memiliki
intensitas dan kecepatan yang sama. Bunyi hukum tuntas atau batal adalah intensitas
dan kecepatan potensial aksi tidak tergantung pada intensitas stimulus yang
memulainya. Analoginya adalah seperti saat kita menyiram toilet dengan penyiram
otomatis. Kita harus memberikan tekanan yang cukup (ambang batas) agar alat
tersebut bekerja. Para peneliti telah mengetahui sejak lama bahwa potensial aksi yang
memiliki frekuensi lebih besar per detik menunjukkan stimulus yang lebih “kuat”.
Sebagai contoh, sebuah akson menghasilkan ritme yang berbeda untuk stimulus rasa
manis dan pahit.
 Periode Refraktori
Ketika potensial listrik membran sedang dalam proses pemulihan dari titik
puncak batas menuju titik jeda, potensialnya masih berada diatas ambang batas. Pada
periode refraktori pertama, yaitu periode refraktori absolut, membran tidak dapat
menghasilkan potensial aksi walaupun terdapat stimulus. Pada periode kedua yaitu
periode refraktori relative, pembentukan potensial aksi membutuhkan stimulus yang
lebih besar dari biasanya. Dua mekanisme yang mendasari periode refraktori adalah
tertutupnya kanal kanal ion natrium, dan laju aliran ion kalium yang keluar dari
neuron lebih cepat dari biasanya.
Jika kita kembali menggunakan analogi toilet, maka periode refraktori absolut
adalah jeda waktu setelah kita membilas toilet dimana kita tidak dapat membilas toilet
lagi, sedangkan periode refraktori relative adalah jeda waktu dimana kita dapat
membilas toilet tapi sangat sulit.
 Perambatan Potensial Aksi
Sekarang mari kita bahas bagaimana potensial aksi bergerak sepanjang akson
menuju ke sel lain. Penerusan impuls oleh akson tanpa mengalami perubahan
kekuatan seiring dengan penambahan jarak adalah hal yang sangat penting. Pada
neuron motor, potensial aksi berawal dari bukit akson (axon hillock), yaitu sebuah
penonjolan antara akson dan soma.
 Selubung Mielin dan Konduksi Lompatan
Pada beberapa akson hewan vertebrata terdapat selubung mielin, yaitu sebuah
materi yang menginsulasi akson, yang tersusun dari lemak dan protein. Selubung
mielin dapat meningkatkan kecepatan penghantaran hingga dapat mencapai 100 m/s.
Prinsip yang sama berlaku pada akson bermielin. Akson yang dilengkapi oleh
selubung mielin hanya ditemukan pada hewan bertulang belakang. Selubung mielin
sebagian besar terdiri dari lemak. Pada permukaan selubung mielin terdapat celah-
celah yang disebut dengan nodus Ranvier (RHAN-vee-ay), celah tersebut tidak
diselimuti oleh selubung mielin. Potensial aksi tidak dapat diregenerasi didalam nodus
karena nodus tidak memiliki kanal kanal ion (Catterall:1984).
 Neuron Lokal
Prinsip prinsip kerja yang telah kita bahas, khususnya mengenai potensial aksi,
berlaku untuk neuron yang memiliki akson Panjang. Namun tidak semua neuron
memiliki akson yang Panjang
 Potensial Berperingkat
Ada neuron yang memiliki akson pendek, bahkan walau neuron tersebut memiliki
akson. Neuron-neuron tersebut hanya bertukar informasi dengan neuron lain yang ada
di dekatnya, sehingga disebut neuron lokal. Neuron lokal tidak menghasilkan
potensial berperingkat.
Potensial berperingkat adalah potensial membran yang nilainya beragam dan
tidak mengikuti Hukum Tuntas atau Batal. Apabila neuron lokal terakumulasi, maka
neuron tersebut akan mengalami depolarisasi atau hiperpolarisasi yang proporsional
terhadap intensitas stimulus yang ada. “Terdapat banyak neuron yang berukuran kecil
dan terlihat belum berkembang. Neuron neuron ini sepertinya adalah cadangan yang
belum dimanfaatkan pada aktifitas otak suatu individu” (WoodSworth:1934, Hlm
194).
PENUTUP

Kesimpulan
Jadi, kesimpulan dari makalah ini adalah ada 2 tipe sel yang menyusun sistem
saraf. Yang pertama ada neuron (sel saraf) yang berfungsi menerima informasi lalu
meneruskanya ke sel lain. Sistem saraf juga mengandung sel selain neuron yaitu glia
(sel penyokong). Di dalam glia tidak meneruskan informasi dalam jarak yang jauh.
Manfaat glia adalah membantu neuron menjalankan fungsinya melalui berbagai cara.
Neuron pada orang dewasa sangat bergantung pada glukosa, yang merupakan
satu satunya nutrien yang dapat melintas sawar darah otak. Di dalam neuron
membutuhkan vitamin (vitamin B1) untuk dapat memanfaatkan glukosa. Neuron
terdapat empat bagian utama yaitu badan sel, dendrit, akson, dan terminal presinaptik.
Bagian dalam neuron yang sedang berelaksasi itu memiliki konsentrasi muatan
negatif yang lebih tinggi daripada bagian luarnya. Juga terdapat pompa natrium dan
kalium yang memompa ion natrium keluar dari membran dan memompa ion kalium
masuk ke dalam membran.
Pada membran yang berelaksasi kalium dapat melintas membran dengan pelan
sedangkan ion natrium sama sekali tidak dapat melintas. Jika terjadi pengurangan
muatan antara bagian dalam dan luar neuron, ion natrium akan lebih mudah melintas
membran. Ketika potensial membran mencapai titik ambang batas, maka secara tiba
tiba terjadi ledakan aliran ion natrium yang memasuki sel sehingga muatan membran
menjadi berekebalikan, peristiwa ini disebut dengan potensial aksi. Setelah
mengalami potensial aksi, membran akan memasuki periode refraktori yang
menghalangi pembentukan potensial aksi yang baru pada potensial aksi diregrenerasi
di titik titik yang berdekatan secara berurutan di sepanjang akson dengan bantuan
aliran ion natrium pada bagian pusat akson dan kemudian melintas membran.
Sepanjang proses penghantaran, potensial aksi akan mempertahankan intesitasnya.

Anda mungkin juga menyukai