Anda di halaman 1dari 5

KOMPONEN PENYUSUN SEL SARAF

Nama Kelompok: Hairul Afzan (C031171508), Ganggadatta (C031171509), Nurul Chairunnisa (C031171510),
Annas Imam Muslimin (C031171511), Azizah Khaerunnisa (C031171512), Ainun Rarasmika (C031171513)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbeda dengan tumbuhan, hewan mempunyai daya gerak, cepat tanggap terhadap rangsang
eksternal, tumbuh mencapai besar tertentu, memerlukan makanan dalam bentuk kompleks dan jaringan
tubuhnya lunak. Setiap individu, baik pada hewan yang uniseluler maupun pada hewan yang multiseluler,
merupakan suatu unit. Hewan itu berorganisasi, berarti setiap bagian dari tubuhnya merupakan
subordinate dari individu sebagai keseluruhan, baik sebagai bagian satu sel maupun seluruh sel.
Sistem saraf merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat
bekerja secara serasi. Sistem saraf itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian
meneruskannya untuk menaggapi rangsangan tadi. Setiap rangsangan-rangsanga yang kita terima
melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ
yang bersangkutan. Setiap aktivitas yang terjadi di dalam tubuh, baik yang sederhana maupun yang
kompleks merupakan hasil koordinasi yang rumit dan sistematis dari beberapa sistem dalam tubuh.
Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf beserta indera dan sistem
endokrin(hormon). Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf ini tidak
dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan
hewan semakin komplek sistem sarafnya.
Sel saraf merupakan suatu komponen penyusun tubuh yang memiliki peran penting dalam
menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang). Bentuk dan
ukuran sel saraf bermacam-macam tergantung pada letak dan fungsinya masing-masing di dalam tubuh.
Jutaan sel saraf ini membentuk sistem saraf. Setipa neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya
terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel kelur dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson.
Berdasarkan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensoris, sel saraf
motorik, dan sel saraf intermediet (asosiasi).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu sel saraf (neuron)?
2. Apa saja komponen penyusun sel saraf?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang se saraf (neuron)
2. Untuk mengetahui apa saja komponen penyusun sel saraf

ISI

A. Sel Saraf
Struktur neuron memiliki berbagai macam jenis bagian-bagian sel saraf yang berfungsi dalam hal
tertentu. Neuron atau sel saraf adalah unik struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron
mempunyai kemampuan dalam konduktivitas (penghantar) dan kemampuan eksistabilitas (dapat
dirangsang), serta kemampuan merespon rangsangan dengan sangat baik. Neuron teridiri atas beberapa
bagian –bagian yang setiap jenisnya berbeda antara satu dengan yang lain. Di otak terdapat sekitar 100
miliar neuron dan sel glial. Neuron berkomunikasi melalu persimpangan neuron yang disebut sinapsis.
B. Bagian-bagian sel saraf
1. Dendrit, Dendrit adalah salah satu cabang badan sel saraf yang berfungsi untuk meneruskan
rangsangan (impuls) dari sel-sel saraf lainnya ke badan sel saraf (soma). Neuron memiliki
beberapa dendrit. Kata dendrit berasal dari bahasa Yunani δένδρον (dendron) yang berarti
“pohon”. Impuls diteruskan ke dendrit oleh neurit pada sel saraf lain melalui sinapsis yang
terletak di setiap ujung dendrit. Dendrit dapat menghasilkan neurotransmitter. Neurotransmiter
adalah salah satu dari kelas zat kimia yang membawa pesan antar neuron. Sebuah dendrit
berukuran sangat pendek dan bercabang. Dendrit dapat tumbuh dan tercabut dari soma (badan
sel saraf). Sebagian besar neuron (sel saraf) memiliki banyak dendrit. Dendrit berbeda dengan
neurit (akson). Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson
berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang.
Sebaliknya, dendrit pendek. Struktur dan percabangan pada dendrit sangat mempengaruhi
bagaimana menerima impuls dari neuron lain termasuk impuls yang lemah. Teori kabel pasif
menjelaskan bagaimana perubahan tegangan pada lokasi tertentu pada dendrit dapat
menyebabkan tegangan pada membran sel berubah. Hal tersebut dapat mempengaruhi
karakteristik impuls. Protein dapat memperkuat atau melemahkan sinapsis untuk menerima
impuls (rangsangan) dari neuron lain. Selain protein, sodium, kalsium, dan kalium juga
mempengaruhinya. Zat-zat tersebut dapat mempengaruhi tegangan dan durasi impuls.

2. Badan Sel (Perikarion), Badan sel menyimpan inti sel (nukleus) dan anak dari inti sel
(nukleolus), Badan sel berjumlah satu atau lebih yang dikelilingi oleh sitoplasma granuler. Di
dalam sitoplasma badan sel juga terdapat dalam badan Nissl yang merupakan modifikasi dari
retikulum endoplasma kasar (REK). Badan Nissl mengandung protein yang digunakan sebagai
pengganti protein yang habis. Selama metabolisme, protein ini juga bermanfaat bagi
pertumbuhan neuron. Jika badan sel mengalami kerusakan maka serabut-serabut dari neuron
akan mati. Fungsi Badan Sel adalah untuk menerima impuls (ransangan)) dari dendrit dan
meneruskan ke Akson (neurit), Sebagai pusat sel saraf, penghasil energi melalui mitokondria,
menyimpan kode genetik melalui inti sel, tempat menempelnya dendrit dan akson, menerima
impulsa (rangsangan) dari dendrit kemudin meneruskannya ke akson dengan butian Nissl, dan
tempat melakukan sintesis protein melalui ribosom.

3. Inti Sel, Inti sel (nukleus) adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf
(neuron). Di dalam inti sel juga terdapat kromosom dan DNA yang berfungsi untuk mengatur
sifat keturunan dari sel tersebut. Biasanya sel hanya memiliki satu nukleus saja, namun ada sel
yang memiliki lebih dari satu nukleus seperti sel parenkim hati dan sel otot jantung. Bahkan ada
beberapa sel seperti sel eritrosit dan sel trombosit tidak memiliki nukleus. Fungsi utama inti sel
adalah untuk mengelola gen-gen dan mengontrol aktivitas sel. Inti sel juga berperan penting
dalam proses pembelahan sel, memproduksi mRNA, tempat mensintesis ribosom, tempat
terjadinya replikasi dan transkripsi DNA, dan mengatur gerak ekspresi gen.

4. Akson, Akson adalah perpanjangan dari sel saraf atau neuron yang berfungsi untuk
mengirimkan impuls dari badan sel ke sel saraf yang lain. Akson adalah jalur transmisi utama
dari sistem saraf pada manusia. Akson juga disebut neurit. Akson merupakan salah satu dari
dua jenis protoplasma setelah dendrit yang menonjol dari badan sel. Setiap sel saraf hanya
terdapat satu akson. Namun dalam invertebrata seperti serangga atau lintah, akson terkadang
terdiri dari lebih dari satu. Ketika muatan listrik mencapai ujung akson, neurotransmiter dirilis.
Neurotransmiter ini pada gilirannya mengaktifkan reseptor pada dendrit neuron di sebelahnya,
yang melanjutkan pesan. Pesan-pesan dasar yang ditransmisikan melalui akson merupakan
peristiwa listrik/ kimia, yang disebut potensial aksi. Akson memanjang dari badan sel sampai
ke ujung terminal (sinapsis). Akson tampak seperti ekor yang melekat pada sel neuron. Semakin
besar akson, maka proses pengiriman impuls akan semakin cepat. Beberapa akson ditutupi
dengan substansi lemak yang disebut selubung mielin. Akson yang diselubungi ini lebih cepat
dalam pengiriman impuls daripada yang tidak diselubungi. Meskipun umumnya terhubung
dengan dendrit, akson juga dapat terhubung dengan badan sel (soma) atau bahkan akson lainnya.
Panjang akson dapat mencapai satu meter. Akson terpanjang di dalam tubuh manusia adalah
pada saraf sciatic yang memanjang dari pangkal tulang belakang sampai ibu jari kaki. Namun
ada beberapa akson yang memiliki panjang satu milimeter. Diameternya 1-20 mikrometer pada
mamalia. Namun ada akson pada cumi-cumi yang berdiameter hingga 1 milimeter. Akson
berbeda dengan dendrit. Akson berbentuk seperti silinder, sedangkan dendrit bentuknya
bercabang dan meruncing. Dendrit berfungsi sebagai penerima impuls sedangkan akson
mengirimkannya. Akson jauh lebih tebal dan lebih panjang daripada dendrit.. Akson memiliki
bagian-bagian spesifik. Bagian-bagian akson adalah sebagai berikut:

a. Neurofibril : Neurofibril adalah bagian terdalam dari akson, berupa serabut-serabut halus.
Bagian-bagian pada akson inilah yang mempunyai tugas pokok. Tugas atau Fungsi
Neurofibril adalah untuk meneruskan impuls.

b. Selubung Mielin : Selubung mielin merupakan bagian yang tersusun atas sel-sel pipih
yang juga disebut dengan sel Schwann. Selubung Mielin adalah bagian paling luar dari
akson. Selubung mielin adalah materi isolator yang membentuk lapisan pada akson dan
hasil dari perkembangan sel glial. Proses pembentukan selubung mielin disebut mielinasi.
Pada manusia, pembentukan selubung mielin dimulai sejak minggu ke-14 perkembangan
janin, meskipun hanya terdapat sedikit selubung mielin pada otak saat baru lahir. Selama
masa balita, mielinisasi terjadi dengan sangat cepat. Selubung mielin ditemukan pada
tahun 1854 oleh Rudolf Virchow. Sel yang memproduksi mielin yang disebut sel glial.
Ada dua jenis sel glial, yang disebut makroglial dan mikroglial. Selubung mielin tampak
seperti rangkaian sosis yang menyelubungi akson. Terdapat celah diantara selubung
mielin yang berjarak sekitar 1 milimeter. Celah tersebut disebut nodus ranvier. Pada
selubung mielin terdapat sel schwann. Lemak pada selubung mielin berfungsi untuk
melindungi akson dari atom dan molekul bermuatan listrik. Maka dari itu, selubung mielin
bersifat isolator. Selubung mielin membuat materi putih pada otak menjadi berwarna
keputihan. Invertebrata tidak memiliki selubung mielin. Akson yang termielinasi jarang
terdapat di sistem saraf otonom. Fungsi Selubung Mielin adalah untuk melindungi akson.
Selain dari itu, selubung mielin memberikan nutrisi dan bahan-bahan yang diperlukan
untuk mempertahankan kegiatan dari akson, dan untuk meningkatkan kecepatan impuls.
Tanpa selubung mielin, impuls akan bergerak seperti gelombang. Namun, impuls akan
bergerak melompat ketika melewati selubung mielin dengan kecepatan 120 meter/detik.
Selubung mielin meningkatkan hambatan listrik. Dengan demikian, mielinasi membantu
mencegah impuls yang merupakan gelombang elektromagnetik keluar meninggalkan
akson.
c. Sel schwann : Sel schwann atau neurolemmocytes adalah salah satu sel glia pada sistem
saraf perifer. Sel schwann dinamakan sesuai dengan penemunya Theodor Schwann,
seorang ahli fisiologi dari Jerman. Dia menemukan sel schwann pada tahun 1838. Sel glial
berfungsi untuk mendukung neuron. Ada dua jenis sel schwann yaitu yang termielinasi
dan yang belum termielinasi. Sel schwann termielinasi membungkus akson dan kemudian
membentuk selubung mielin. Sel schwann berperan penting dalam proses regenerasi pada
sistem saraf tepi yang rusak, mempercepat jalannya impuls, membantu menyediakan
makanan untuk neurit, dan membantu regenerasi neurit.
d. Nodus Ranvier : Nodus ranvier adalah adalah bagian akson yang menyempit dan tidak
dilapisi oleh selubung mielin. Selubung mielin membungkus akson, namun tidak seluruh
bagian akson dibungkus olehnya. Bagian yang tidak terbungkus inilah yang disebut nodus
ranvier. Panjang nodus ranvier hanya sekitar 1 sampai 2 milimeter. Terdapat natrium,
kalium, ATP, dan kalsium yang memungkinkan untuk menghasilkan potensial aksi.
Nodus ranvier terletak di antara kedua selubung mielin. Adanya nodus ranvier
menyebabkan rendahnya kapasitas isolator listrik dan meningkatkan suatu resistensi
tinggi, namun dapat mengganggu isolasi pada selubung mielin sehinga memungkinkan
impuls untuk melompat-lompat. Impuls yang melompat-lompat ini membuat pengiriman
impuls sepanjang akson menjadi lebih cepat. Fungsi Nodus Ranvier adalah sebagai
loncatan untuk mempercepat impuls saraf ke otak atau sebaliknya.

5. Oligodendrosit, Oligodendrosit adalah sejenis sel glia yang melakukan pemeliharaan dan
dukungan dari sel-sel sistem saraf. Oligodendrosit bersama dengan sel
schwann membentuk selubung mielin. Kata oligodendrosit berasal dari Bahasa
Yunani oligodendroglia (beberapa lem pohon). Sebuah oligodendrosit dapat membungkus
50 akson. Oligodendrosit dibagi menjadi dua jenis yaitu interfascicular dan perineuronal.
Mereka memiliki sedikit fibril sitoplasma tetapi berkembang dengan baik pada badan golgi.
Fungsi Oligodendrosit, Sebagai bagian dari sistem saraf, oligodendrosit berhubungan erat
dengan sel-sel saraf serta memberikan peran pendukung penting bagi neuron. Selain itu, sistem
saraf mamalia tergantung pada selubung mielin yang berfungsi untuk mengurangi kebocoran
ion dan kapasitansi dari membran sel. Potensial aksi terjadi pada nodus ranvier di antara sel
schwann (dari sistem saraf tepi) dan oligodendrosit (dari sistem saraf pusat).
6. Sinapsis, Sinapsis adalah titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain.
Pada setiap neuron, terminal aksonnya membengkak membentuk suatu tonjolan kecil yang
disebut tombol sinapsis. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Sebuah sinapsis
menyediakan koneksi antar neuron yang memungkinkan informasi sensorik mengalir di antara
mereka. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut
berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan
kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis. Fungsi sinapsis
adalah untuk mengirimkan impuls dari akson ke dendrit di sel saraf lain.

http://www.dosenpendidikan.com/penjelasan-bagian-neuron-beserta-fungsinya/

https://id.wikipedia.org/wiki/Sel_saraf

http://www.artikelsiana.com/2015/03/bagian-bagian-neuron-fungsi-sel-saraf.html

https://hedisasrawan.blogspot.co.id/2014/02/dendrit-artikel-lengkap.html

https://hedisasrawan.blogspot.co.id/2014/02/akson-artikel-lengkap.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Perikaryon

http://www.sridianti.com/fungsi-sel-schwann.html

https://systembiosaraf.wordpress.com/2010/04/11/badan-sel/
http://smakita.com/2013/09/apa-fungsi-mielin.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Oligodendrocyte
http://www.wisegeek.com/what-are-oligodendrocytes.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Sinapsis
http://faozani-15.blogspot.com/2013/04/cara-kerja-sinapsis.html

Anda mungkin juga menyukai