OLEH:
TRANSFER B 2018
KELOMPOK 1 / GOLONGAN 2
ASISTEN PENANGGUNG JAWAB: SULY SUNARSI
Ada dua struktur khas yang terdapat pada saraf pusat yakni area
kelabu (grey matter) dan area putih (white matter). Pada area kelabu
terdiri dari kumpulan akson yang dibungkus oleh selubung mielin
sedangkan pada area putih terdiri dari kumpulan badan sel dan dendrit
yang dilingkupi oleh banyak sinapsis. Selain itu ada juga kumpulan sel-sel
neuroglia yang merupakan jaringan ikat yang terletak diantara sel-sel
saraf di dalam sistem saraf pusat. Pada sistem saraf pusat ini juga
dilindungi oleh jaringan ikat yang menjaga dan mendukung aktivitas
sistem saraf pusat yang disebut selaput meningia atau meninges. Menurut
Wiarto (2014) selaput ini terdiri atas tiga bagian yakni :
a. Piamater merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem
saraf pusat dimana terdapat banyak sekali pembuluh darah. Lapisan
ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut
bahan sisa metabolisme.
b. Arakhnoid merupakan lapisan yang berupa selaput tipis yang berada
di antara piamater dan duramater. Lapisan ini mampu melindungi otak
dari goncangan mekanik.
c. Duramater merupakan lapisan paling luar yang terhubung dengan
tengkorak. Duramater merupakan lapisan yang sangat kuat.
1. Otak Besar
Otak manusia merupakan bagian terbesar dan terdepan
dari otak yang memiliki fungsi mengatur semua aktivitas mental
yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensia), ingatan
(memori), kesadaran dan pertimbangan. Bagian otak besar
yang menonjol ke depan dinamakan sebagai serebrum. Bagian
ini terdapat dua bagian yakni sebalah kanan dan kiri. Pada otak
sebelah kanan akan mengatur dan mengkoordinasikan bagian
tubuh sebelah kiri sedangkan otak sebelah kiri akan mengatur
dan mengkoordinasikan bagian tubuh sebelah kanan. Otak
besar terdiri dari dua lapisan sebagai berikut:
a. Korteks
Korteks merupakan bagian terluar dari serebrum. Bagian
ini terbuat dari bahan abu-abu, yaitu massa badan sel.
Keadaan korteks memiliki permukaan yang berlipat-lipat
sehingga dapat memperluas permukaannya.
b. Lapisan Dalam
Pada lapisan ini terdapat serabut saraf bermielin yang
disusun dari bahan putih. Pada otak besar terdapat talamus
yang merupakan pintu gerbang dari korteks serebrum,
hipotalamus berfungsi sebagai pusat koordinasi organ dalam,
mengatur suhu dan kandungan air di dalam darah serta
penghasil hormon oksitosin, ADH (antideuretik hormon), TSH
(hormon perangsang tiroid) dan LH (Luteinizing hormon).
Adapun bagian-bagian penting dalam otak besar
menurut Wiarto (2014) antara lain :
a. Lobus Osksipitalis berperan mengolah impuls cahaya dari
penglihatan.
b. Lobus Temporalis berperan dalam mengolah informasi suara.
c. Lobus Frontalis berperan dalam proses ingatan dan
perencanaan kegiatan manusia
d. Lobus Parientalis berperan mengatur impuls dari kulit serta
berhubungan dengan pengenalan posisi tubuh.
2. Otak Tengah
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol
yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan dan memberikan
impuls antara otak depan dengan otak belakang dan otak dengan
mata. Pada bagian ini banyak diproduksi neurotransmitter
dopamin yang mengontrol pergerakan lembut. Apabila terjadi
kerusakan pada bagian ini, maka akan mengalami penyakit
parkinson.
3. Otak Belakang
Pada otak belakang terdapat dua bagian yakni medula
oblongata (sumsum lanjutan), serebelum (otak kecil) dan pons
varoli. Serebelum berperan penting dalam menjaga keseimbangan
tubuh pada saat melakukan aktivitas. Informasi dari otot bagian
kiri dan bagian kanan tubuh yang diolah di bagian otak besar akan
diterima oleh otak kecil melalui jaringan saraf yang disebut pons
varoli. Medula oblongata (sumsum lanjutan) merupakan saluran
yang menghubungkan antara otak dengan sumsum tulang
belakang. Pons varoli dan medula oblongata berperan sebagai
pengatur sistem sirkulasi, kecepatan detak jantung dan
pencernaan. Selain itu juga berperan dalam pengaturan
pernapasan (Wiarto, 2014).
b. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)
Sumsum tulang belakang (Medula Spinalis) adalah suatu
saraf tipis yang merupakan perpanjangan dari sistem saraf pusat
dari otak serta melengkungi serta dilindungi oleh tulang belakang.
Sumsum tulang belakang terdapat memanjang di dalam rongga
tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai pada
ruas tulang pinggang ke dua (Wiarto, 2014).
Sumsum tulang belakang ini juga dibungkus oleh selaput
meninges. Bila diperhatikan secara melintang, sumsum tulang
belakang bagian luar tampak itu berwarna putih (substansi alba)
dan juga bagian dalam yang berbentuk seperti kupu-kupu itu,
berwarna kelabu (substansi grissea). Pada bagian yang berwarna
putih itu banyak mengandung akson (neurit) yang diselimuti myelin.
Bagian ini untuk dapat menghantarkan impuls menuju otak serta
dari otak mengarah ke efektor (Wiarto, 2014).
Bagian yang berwarna kelabu tersebut mengandung serabut
saraf yang tidak ada myelinnya. Bagian ini dibedakan dua yakni
akar dorsal (akar posterior) dan akar ventral (akar anterior). Akar
dorsal ini mengandung neuron sensorik sedangkan akar ventral
mengandung neuron motorik (Wiarto, 2014).
Sumsum tulang belakang merupakan penghubung dari
sistem saraf tepi dan sistem saraf pusat di otak dan ikut berperan
dalam gerak refleks. Pada laki-laki, panjang sumsum tulang
belakang bisa mencapai panjang 45 cm sedangkan pada wanita
bisa mencapai panjang 43 cm. Sumsum tulang belakang
dilindungi oleh bagian-bagian tulang belakang yakni tulang
serviks, toraks, lumbar dan sakral. Fungsi utama sumsum tulang
belakang adalah transmisi pemasukan rangsangan antara periferi
dan otak. Fungsi lainnya adalah mengontrol gerakan refleks,
termasuk gerakan reflek pada mata, hidung, dan lain-lain (Wiarto,
2014).
Menurut Wiarto (2014) apabila dilakukan pemotongan
melintang, maka akan terlihat sebuah struktur sumsum tulang
belakang yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian abu-abu
(yang berbentuk kupu-kupu) dan bagian putih (yang mengitari
bagian abu-abu).
1. Bagian putih (substansia alba)
Bagian putih (substansia alba) ini terdiri dari serabut
saraf yang disebut dengan akson, yang memanjang naik
sertaa turun di sepanjang medula spinalis. Tiap-tiap kelompok
akson itu membawa informasi tertentu yang perlu
dikomunikasikan. Cara kerjanya, Saluran akson yang naik
akan berkomunikasi dengan otak, sementara yang turun akan
membawa sinyal dari otak ke berbagai otot dan kelenjar di
seluruh tubuh.
2. Bagian abu-abu (substansia grisea)
Sedangkan untuk bagian abu-abu (substansia grisea)
pada sumsum tulang belakang itu terbagi lagi dalam beberapa
fungsi khusus. Apabila bagian abu-abu dibagi menjadi dua
bagian, tiap-tiap bagiannya memiliki bagian yang disebut
dengan sebutan tanduk dorsal, tanduk ventral, dan tanduk
lateral. Tanduk dorsal dan ventral itu terhubung dengan otot
rangka, sedangkan untuk tanduk lateral itu terhubung dengan
otot jantung dan otot polos.
II.5.2 Sistem Saraf Tepi (SST)
Sistem saraf tepi atau sistem saraf perifer adalah bagian dari
sistem saraf yang di dalam sarafnya terdiri dari sel-sel yang membawa
informasi ke (sel saraf sensorik) dan dari (sel saraf motorik) sistem
saraf pusat (SSP), yang terletak di luar otak dan sumsum tulang
belakang. Sel-sel sistem saraf sensorik mengirimkan informasi ke
Sistem saraf pusat dari organ-organ internal atau dari rangsangan
eksternal (Guyton, 1997).
Sel-sel sistem saraf motorik tersebut membawa informasi dari
SSP ke organ, otot, dan kelenjar. Sistem saraf tepi dibagai menjadi
dua cabang yaitu sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom.
Sistem saraf somatik terutama merupakan sistem motorik, yang
semua sistem saraf ke otot, sedangkan sistem otonom merupakan
adalah sistem saraf yang mewakili persarafan motorik dari otot polos,
otot jantung dan sel-sel kelenjar. Sistem otonom ini terdiri dari dua
komponen fisiologis dan anatomis yang berbeda, yang saling
bertentangan yaitu sistem simpatik dan parasimpatik (Guyton, 1997).
V. 1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan yang dilakukan adalah
mengetahui Sistem saraf pusat, fungsi fisiologis sistem saraf pusat, letak
sistem saraf pusat serta bagian bagian sistem saraf pusat. Dimana sistem
saraf pusat merupakan suatu kordinasi antara sel saraf dengan sel saraf
yang lainnya, melakukan kerja sama dengan rapi dengan
mengkordinasikan seluruh kegiatan yang ada di dalam tubuh baik sadar
maupun tidak sadar..
Sedangkan sistem saraf pusat sendiri terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang. Otak terletak di dalam rongga cranium tengkorak. Secara
anatomi di bagi menjadi 3 bagian. Yaitu otak besar terdiri dari 2 hemisfer,
yaitu hemisfer kiri dan kanan, tiap hemisfer terdiri dari lobus lobus. Otak
kecil berada di bawah otak besar yang berperan dalam proses kordinasi
tubuh. Batang otak menghubungkan otak dengan sumsum tulang
belakang, terdiri dari dua bagian yaitu medulla oblongata dan spons.
V. 2. Saran
V.2.1 Untuk Laboratorium
Sebaiknya dalam praktikum sistem saraf pusat di gunakan alat
peraga, alat dilengkapi lagi untuk menunjang hasil praktikum yang
dilakukan agar mahasiswa dapat ,memahami dengan baik.
V.2.2 Untuk Dosen
Sebaiknya dosen turut serta dalam mendampingi praktikan pada
saat pelaksanaan praktikum berlangsung.
V.2.3 Untuk Asisten Dosen
Sebaiknya asisten dosen mengarahkan dan membimbing praktikan
masing masing di meja kelompok praktikan agar semua praktikan dapat
memperhatikan jalannya praktikum dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Djuwita, Ita. 2012. Pertumbuhan dan Sekresi Protein Hasil Kultur Primer
Sel-Sel Serebrum Anak Tikus. Jurnal Veteriner. Vol 13 (2): 125-135.
Guyton dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran Edisi Ke-9. Penerbit Buku
Kedokteran, EGC : Jakarta
Pearce, E. C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT
Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Pearce, E. C. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis cetakan 36.
PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Pearce, Evelyn C. 2018. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Umum.
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Keperwatan. Graha Imu. Yogjakarta
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Penerbit Buku
Kedokteran, EGC : Jakarta
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Penerbit Buku
Kedokteran, EGC : Jakarta
Wiarto, G. 2014. Mengenal Fungsi Tubuh Manusia. Pustaka Baru :
Yogyakarta
Widia, L. 2015. Anatomi, Fisiologi dan Siklus Kehidupan Manusia. Nuha
Medika : Jakarta