Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PENDAHULUAN

FITOKIMIA LANJUTAN
RANGKUMAN KLT DUA DIMENSI

OLEH :
PACE CHRISTIO PAULUS
1801375

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
MAKASSAR
2020
Berdasarkan jurnal yang disusun oleh Scheepmaker & Neil Travis
Gower pada tahun 2006 :
Saat menggunakan kromatografi lapis tipis dua dimensi (2D-TLC),
hanya satu penggunaan pelat, namun tidak ada batasan sejauh
komponen fase seluler yang bersangkutan. Deteksi berganda teknik pelat
memungkinkan analisis spektrum senyawa yang luas. Fitur
menguntungkan dari 2D-TLC dalam analisis obat sintetis adalah
memungkinkan dalam pemisahan multi-komponen campuran yang sering
menjadi masalah dalam proses analisis saat menggunakan metode lain.

Pengembangan Plat 2D-TLC :


2D – TLC dilakukan pada pelat aluminium 10 x 20cm yang dilapisi
silica gel 60F yang mengandung indikator fluorescent UV 254 (Merck,
Afrika Selatan). Sebelum pelat 2D-TLC digunakan, sistem pelarut yang
berbeda diuji melalui perbandingan lempeng kromatografi lapis tipis satu
dimensi yang dihasilkan dengan pelat yang dikembangkan menurut GHP.
Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi fase gerak yang paling layak dan
akan memberikan pemisahan paling jelas bila digunakan dalam
kromatografi lapis tipis dua dimensi.
Setiap plat yang dikembangkan menggunakan fase gerak yang
berbeda diperiksa dan dibandingkan ke pelat TLC asli yang
dikembangkan sesuai dengan GHP. Fase gerak untuk menjalankan
pengembangan pertama pada pelat 2D-TLC adalah fase seluler asli yang
ditetapkan dalam GHP untuk prosedur TLC standar.

Berdasarkan jurnal yang disusun oleh Cie´sla & Monika pada tahun
2009 :
Ada beberapa klasifikasi pemisahan dua dimensi. Umumnya metode
kromatografi 2D dapat dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu : 2D-in-
time dan 2D-in-space. Dalam kasus pertama, senyawa yang dianalisis
mengalami pemisahan 1D (biasanya pada kolom LC) dan kemudian fraksi
individual dari yang kolom pertama menjalani analisis dalam pemisahan
kedua 1D. Teknik 2D-intime lebih lanjut dapat dibagi menjadi 2D off-line
dan on-line pemisahan. Dalam metode off-line senyawa sebagian
dipisahkan dikumpulkan dari dimensi pertama, dan kemudian dipisahkan
di dimensi kedua arah. Teknik online melibatkan pengalihan fraksi,
diselesaikan di dimensi pertama, langsung ke dimensi kedua, sedangkan
pemisahan dimensi pertama berlanjut secara bersamaan.
Dua subkelompok metode kromatografi dapat dibedakan dari antara
teknik on-line: “dua dimensi yang memukau kromatografi cair "dan" dua
dimensi yang komprehensif kromatografi”. Dalam metode pertama yang
disebutkan di atas, hanya segmen yang diinginkan dari efluen kolom
pertama yang dikenai analisis lebih lanjut. Dalam "kromatografi 2D
komprehensif" semua sampel komponen, dipisahkan dalam arah pertama,
dianalisis dalam arah kedua. Kromatografi dua dimensi yang
komprehensif lebih kuat dari pada yang memilukan karena ia
menyediakan kapasitas puncak yang lebih besar. Dalam hal metode yang
dua dimensi dalam ruang, pemisahan dilakukan pada permukaan planar
dua dimensi, misalnya sebuah pelat kromatografi (kromatografi planar)
atau gel (elektroforesis gel).
Dari antara teknik 2D-in-space, thinlayer dua dimensi kromatografi
(KLT) adalah salah satu metode yang paling banyak digunakan karena
banyak kelebihannya :
a. Dalam arah geometri kedua jumlah tak terbatas sekunder "Kolom"
dapat diterapkan; TLC multidimensi adalah hanya metode pemisahan
multidimensi nyata di mana, setelah pemisahan pertama ke arah
pertama, semua senyawa bisa diteruskan ke arah kedua,
b. Merupakan salah satu metode paling sederhana yang dapat dilakukan
tanpa peralatan canggih yang dibutuhkan dalam hal dua dimensi
Metode LC – LC,
c. Lempeng yang digunakan sekali saja, tidak ada masalah kuat
konstituen yang teradsorpsi; lakukan prosedur pembersihan yang
rumit tidak harus dilakukan,
d. Hampir tidak ada batasan sejauh komponen fase seluler, karena
dapat diuapkan dari lapisan setelah pengembangan ke arah pertama,
e. Deteksi ganda memungkinkan analisis spektrum luas senyawa, dan
f. hasil visual dapat dengan mudah disajikan
Kromatografi dua dimensi, seperti teknik lainnya, juga memiliki
kelemahan penting. Salah satunya adalah kemungkinan pembentukan
artefak selama proses kromatografi, jadi semuanya pemisahan dua
dimensi harus divalidasi sehubungan dengan kemungkinan pembentukan
artefak. Namun, kekurangan terbesarnya 2D-TLC, jika dibandingkan
dengan teknik planar lainnya, adalah miliknya terbatas pada satu sampel
per piring. Sebagai konsekuensinya, standar harus diterapkan secara
individual untuk setiap dimensi.

Sumber :
Scheepmaker, Mandé Michelle & Neil Travis Gower. 2006. Two
Dimensional Chromatographic Analysis As A Quality Measure Of
Herbal Extracts – Salvia Officinalis. Department of Homoeopathy,
University of Johannesburg, Doornfontein Campus, South Africa.
Cie´sla, Łukasz & Monika Waksmundzka-Hajnos. 2009. Two-dimensional
thin-layer chromatography in the analysis of secondary plant
metabolites. Journal of Chromatography A, 1216 (2009) 1035–1052,
Department of Inorganic Chemistry, Medical University, 20-081
Lublin, Poland

Anda mungkin juga menyukai