DENSITOMETRI
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Apt. Dr. Tiah Rachmatiah, M.Si.,
JAKARTA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kuasa-Nya kami
dapat menyelesaikan Makalah Fitokimia 1 dengan judul Densitometri dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, khususnya dosen pengampu kami yang telah memberikan arahan dan inspirasi
untuk membuat makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini, sehingga
makalah ini dapat selesai dengan baik.
Kami juga menyadari bahwa isi dari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari
itu kritikan dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan karya kami selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian KLT-Densitometri.
2. Untuk mengetahui dan memahami prinsip kerja KLT-Densitometri.
3. Untuk mengetahui dan memahami deteksi bercak dan komponen dari KLT-
Densitometri.
4. Untuk mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan KLT-Densitometri.
5. Untuk mengetahui dan memahami metode analisis KLT-Densitometri.
6. Untuk mengetahui dan memahami cara ekstraksi pada KLT-Densitometri
BAB II
PEMBAHASAN
KLT-Densitometri Alat untuk pengukur kuantitatif secara langsung pada lempeng KLT
adalah densitometer yang terdiri dari alat mekanik yang menggerakkan lempeng atau alat pengukur
sepanjang sumbu x dan sumbu y, perekam, integrator atau komputer yang sesuai. Untuk zat yang
memberikan respon terhadap UV-cahaya tampak, fotometer dengan sumber cahaya, digunakan alat
optik yang mampu menghasilkan cahaya monokromatis dan foto sel dengan sensitivitas yang sesuai,
untuk mengukur pantulan. Pada pengukuran fluoresensi, diperlukan filter untuk mencegah cahaya
eksitasi mencapai fotosel dan hanya membiarkan emisi spesifik saja yang dapat lewat (Courtney,
2012).
Dalam densitometri penyerapan bintik-bintik pada pelat klt adalah dipindai oleh seberkas
cahaya monokromatik yang dibentuk menjadi gambar celah dengan panjang celah yang dipilih
sesuai dengan diameter tempat terbesar. Karena respon dari reflektansi- absorbansi pemindaian
nonlinier dengan konsentrasi, standar kalibrasi disertakan dengan setiap sampel berjalan. Akibatnya,
semua sampel, baik standar maupun yang tidak diketahui, mengalami kondisi kromatografi yang
persis sama, dan kesalahan sistematis tetap sangat sedikit. Minimum tipikal tingkat deteksi untuk
pengukuran penyerapan terlihat atau ultraviolet berkisar dari 100 pg hingga 100 ng per tempat
(Samples et al., 2004).
Densitometer dan Autosampler (Wall, 2005)
Metode analisis instrumental berdasarkan interaksi radiasi elektro magnetik dengan analit
yang merupakan noda pada KLT. Alat dilengkapi spektrofotometer yang mempunyai pancaran sinar
dengan panjang gelombang diatur dari 200-700nm. Pengukuran sinar yang diserap dan diteruskan,
sinar yang diserap di pantulkan atau sinar yang dipendarkan. Susunan optic densitometer tidak
banyak berbeda dengan spektrofotometer tetapi pada densitometer digunakan alat khusus reflection
photomultiplier, sebagai pengganti photomultiplier pada spektrofotometer.
Deteksi dibawah sinar UV merupakan metode deteksi pilihan pertama karena senyawa pada
KLT tidak akan rusak berbeda dengan deteksi secara kimia. Pada deteksi secara kimia dapat
merusak, karena reagen yang digunakan bisa saja merusak senyawa yang dipisahkan. Keuntungan
dari KLT yaitu fleksibilitas dalam penggunaan beberapa metode untuk identifikasi dan deteksi zona
dari senyawa yang dipisahkan.
Deteksi secara kimia, dilakukan dengan menyemprotan pereaksi kimia tertentu yang
memberikan sebuah warna terhadap beberapa atau semua komponen. Penyemprotan dilakukan dari
samping ke samping atau dari atas ke bawah. Pada kondisi ideal, tiap komponen memberikan
warna yang khas bila diberi suatu pereaksi, kecuali untuk komponen-komponen yang memiliki
struktur kimia yang hampir sama akan memberikan warna yang hampir sama pula.
KLT Densitometri dan Spektrofotometri memiliki mekanisme kerja yang sama tapi memiliki
perbedaaan pada sampel kompartemennya yaitu kuvet digunakan pada spektrofotometri sedangkan
KLT-Densitometri menggunakan lempeng. Baik KLT-Densitometri maupun Spektofotometri
memiliki rangkaian alat berupa sumber cahaya akan menuju monokromator untuk diubah dari
cahaya polikromatik menjadi cahaya monokromatik, selanjutnya cahaya yang telah diubah
dipancarkan ke dalam sampel kompartemen yaitu suatu lempeng kemudian dipantulkan dan cahaya
akan terdeteksi dengan detektor. Pembacaan yang didapatkan akan diperkuat dengan menggunakan
amplivier kemudian hasil yang didapat dibaca pada layar baca atau visual display (Sherma, 1994).
Dengan melakukan validasi terhadap metode analisa, linieritas akan ditentukan dengan
mengukur konsentrasi analit dan didapatkan gambaran serta informasi linieritas dengan
berdasarkan nilai slope (b), intersep (a), dan koefisien kolerasi (r). LOD merupakan jumlah terkecil
dari analit yang dapat terdeteksi dan LOQ adalah jumlah sampel terkecil yang digunakan untuk
penetapan secara kuantitatif dengan menggunakan presisi serta akurasi yang baik. Untuk parameter
ketelitian dapat digunakan tiga kadar dan dihitung nilai CV nya. Suatu metode dengan ketelitian
yang baik jika memiliki nilai CV kurang dari 5%. Selanjutnya dilakukan juga metode Recovery
untuk akurasi metode analisis dengan melihat ukuran kedekatan hasil yang uji yang didapatkan
dengan nilai yang sebenarnya dapat diterima (Sugihartini, et al., 2012)
a. Cara memanjang
Sinar dilewatkan pada tengah bercak, sehingga bercak hanya dideteksi sepanjang
garis tengahnya sepanjang sumbu Y,(Y1 sampai Y2). Hasilnya baik bila bercak berbentuk
bulat semetris.
b. Sistem zig-zag
Sistem ini diprogram berjalan memanjang sumbu Y tetapi berbelok -belok sampai
garis tepi bercak pada garis X, sehingga bergerak dari Y1-Y2, dan X1-X2.
2.5.4 Cara Ekstraksi
Bercak pada lempeng yang dilihat dibawah sinar UV diberi tanda (lingkari) dengan ujung
pensil, kemudian diambil lapisan tipis bersama bercaknya.
Lapisan yang diambil dimasukkan ke dalam gelas piala, ditambah pelarut yang sesuai
(etanol/ kloroform), diaduk, dan setelah larut, disaring kedalam labu takar, dan cairan
dijadikan volume sampai tepat tanda ( 10,0 ml). Larutan siap diuji dengan alat
spektrofotometer
Larutan yang daidapat di uji dengan spektrofotometer pada Panjang gelombang serapan
maksimumnya
Karena pengenceran merupakan factor penting untuk perhitungan kadar senyawa yang di uji
secara kuantitatif
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Densitometri merupakan metode analisis instrumental pengukuran konsentrasi zona
kromatografi pada lapisan KLT tanpa merusak senyawa-senyawa yang telah terpisah. Meskipun
pada awalnya istrumen ini berdiri sendiri, namun sekarang telah terintegrasikan dengan
komputer yang mengontrol instrumen ini sehingga membuat instrumen ini makin reproduktif dan
akurat (standar deviasi ~1%). Prinsip dasar dari teknik densitometri ini adalah radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang yang telah ditetapkan (biasanya, UV/Visible dari
panjang gelombang 190 – 800 nm) yang bergerak sepanjang zona kromatografi yang sebelumnya
telah ditentukan atau sementara radiasi dilakukan lapisan KLT digerakkan oleh motor yang
mengatur gerakan lempeng.
Prinsip kerja dari densitometri itu sendiri mengetahui luas area dan kromatogram pada
plat KLT. KLT yang sudah berisi bercak noda sampel dimasukkan kedalam alat TLC Scanner
untuk dilihat peak kromatogram dan luar area (AUC) kromatogram yang terdapat dalam plat
KLT tersebut.
Metode analisis instrumental berdasarkan interaksi radiasi elektro magnetik dengan analit
yang merupakan noda pada KLT. Alat dilengkapi spektrofotometer yang mempunyai pancaran
sinar dengan panjang gelombang diatur dari 200-700nm. Pengukuran sinar yang diserap dan
diteruskan, sinar yang diserap di pantulkan atau sinar yang dipendarkan. Susunan optic
densitometer tidak banyak berbeda dengan spektrofotometer tetapi pada densitometer digunakan
alat khusus reflection photomultiplier, sebagai pengganti photomultiplier pada spektrofotometer.
3.2 Saran
Alat densitometer harus dijaga dengan baik sesuai dengan prosedur pemeliharaan alat.
Densitometer juga harus selalu dikalibrasi untuk mengurangi kemungkinan kerusakan software
pada alat. Dan juga semoga makalah ini dapat menjadi pedoman bagi seluruh tenaga
laboratorium medik agar dapat lebih memahami tentang penggunaan dan perawatan alat
densitometer.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sirait, M., 2007, Penuntunan Fitokimia dalam Farmasi, Bandung: ITB, 60-61.