Disusun oleh :
Aulia Utami Widiati 211FF04036
Dede Chika Naibaho 211FF04037
Syifa Septiani 211FF04038
Missye Dayana Sabilla 211FF04039
Muhammad Irfan Syaefulloh 211FF04040
Achmad Hidayat 211FF04041
Dewi Apriliyani 211FF04042
Dini Rahmisari Hastian 211FF04043
Jenita Kambu 211FF04044
II. Prinsif
Diare menjadi suatu masalah global yang mengakibatkan kematian 2.195 anak setiap
hari dan melebihi total kematian kombinasi AIDS, malarian serta measles. (Liu dkk, 2012).
Penderita diare di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 6.897.463 penderita. (Kemenkes
RI, 2017). Tingginya angka kejadian diare di Indonesia diakibatkan oleh kondisi sanitasi d
an air minum yang belum baik (Komarulzaman dkk, 2017).
Diare atau diarrhea merupakan kondisi rangsangan buang air besar yang terus mener
us disertai keluarnya feses atau tinja yang kelebihan cairan, atau memiliki kandungan air y
ang berlebih dari keadaan normal. Umumnya diare menyerang balita dan anak-anak. Nam
un tidak jarang orang dewasa juga bisa terjangkit diare. Jenis penyakit diare bergantung pa
da jenis klinik penyakitnya (Anne, 2011).
Ulkus peptikum tersebar di seluruh dunia dengan prevalensi berbeda tergantung pad
a sosial,ekonomi,dan demografi. Di Inggris sekitar 6-20% penduduk menderita ulkus terut
ama pada usia 55 tahun, sementara di USA terdapat 4 juta pasien dengan angka kematian
15.000 jiwa per tahun dan menghabiskan dana 10 milyar setiap tahun (Tarigan,2009). Seki
tar 500.000 warga Amerika Serikat setiap tahun menderita penyakit ini, dan sebanyak 70%
terjadi antara usia 25-64 tahun (Ramakrishnan,2007).
Obesitas sering dijumpai pada saat ini dan berkaitan erat dengan banyak masalah kes
ehatan di masyarakat. Modifikasi pola hidup merupakan terapi lini pertama pada obesitas,
walaupun sangat sulit untuk mencapai target terapi yang diharapkan dengan metode ini saj
a. Pendekatan dengan terapi farmakologis terkadang mutlak diperlukan dalam manajemen
pasien obesitas, terutama pada pasien dengan banyak komorbiditas. Walaupun saat ini kes
emua jenis antiobesitas yang telah mendapat izin peredaran dikatakan efektif dalam menur
unkan berat badan dan memperbaiki faktor risiko kardiometabolik, tetapi terdapat adanya
perbedaan dalam hal mekanisme kerja dan profil keamanannya. Pemahaman 2 hal tersebut
sangat diperlukan untuk mendapatkan target pengobatan jangka panjang pada pasien obesi
tas yang hingga saat ini masih sulit untuk diperoleh. (Zufry, 2010)
Alat Bahan
1. Komputer / Laptop -
2. LCD
3. HP
4. Internet
V. Prosedur Kerja
5.1 Prosedur
Diskusikan kasus berikut ini, gunakan pustaka yang sah dan mutakhir.
1. Studi kasus : Community setting
Seorang anak usia 5 tahun buang air besar sebanyak 7 kali, karakteristik
feses yaitu terdapat mukoid, tetapi tidak terdapat darah. Selain itu, pasien
menderita demam dan terus menangis.
Bagaimana penatalaksanaan/ obat yang akan direkomendasikan?
Bagaimana rencana monitoring dan konseling yang akan dilakukan kepada
pasien?
2. Studi kasus : Hospital setting
Seorang anak usia 3 tahun dirawat dengan diagnosis acute gastroenteritis.
Gejala yang dialami yaitu diare yang sudah lebih dari 25 kali, temperature 39,5 C
dan muntah. Pasien diberikan penatalaksanaan sebagai berikut :
R/ Ceftriaxone 2 x 300 mg iv
Ibuprofen 3 – 4 x 100 mg prn
Lacto b 2 x 1 sachet
Zinc 20 mg 1 x 1
RL infus
Lakukan skrining pengobatan Apakah terdapat DRPs ? Bila terdapat DRPs apa
rekomendasinya
Bagaimana rencana monitoring kefarmasiannya
Berapa ml RL yang diperlukan
3. Studi Kasus : Regimen penyakit ulkus peptikum
Bapak Edi, berusia 40 tahun, datang ke apotek Bhakti setelah mendapat
diagnosis penyakit ulkus peptikum yang diinduksi oleh Helicobacter pylori. Dia
menebus resep untuk : azitromisin 250 mg dua kali sehari, amoxicillin 1000 mg
dua kali sehari, dan omeprazole 20 mg dua kali sehari, masing-masing yang akan
diminum selama 10 hari, diikuti dengan tambahan 18 hari omeprazole 20 mg.
Bapak Edi tidak memiliki kondisi komorbiditas atau alergi obat-obat di atas.
Apakah regimen obatnya sudah tepat. Jika tidak, perubahan apa yang akan
direkomendasikan?
Bagaimana rencana monitoring dan konseling yang akan dilakukan ke pada
Bapak Edi?
4. Studi kasus : Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
Seorang bapak, dengan usia 41tahun, datang ke IGD di suatu rumah sakit
dengan keluhan nyeri yang hebat di sekitar perut, kembung, mual dan terkadang
disertai sesak nafas.
Dokter meresepkan lansoprazol 30 mg, sehari 1x1 untuk pasien tersebut.
Bagaimana guideline terapi untuk GERD ?
Bagaimana terapi nonfarmakologi untuk GERD ?
Bagaimana rencana konseling ke pada pasien tersebut ?
5. Studi kasus : Obesitas
Bunga, berusia 20 tahun, sejak kecil sudah berbadan gemuk. Saat ini dia
mempunyai berat badan 75 kg dengan tinggi badan 157 cm. Lingkar
pinggang/perutnya : 95 cm. Beberapa hari yang lalu dia melakukan medical check
up, dan mendapatkan hasil sebagai berikut :