Disusun Oleh :
Gita Namira Masri
11181120
3fa3
Fakultas Farmasi
Universitas Bhakti Kencana
2021
I. TUJUAN
a. Mampu mengidentifikasi dan menentukan target kerja obat untuk
menemukan/mendesain obat suatu penyakit
b. Memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa untuk memulai
proses penemuan obat yang dimulai dari penentuan jenis penyakit
yang akan dicarikan obatnya diikuti dengan mengidentifikasi dan
menentukan target kerja yang paling mungkin
II. PRINSIP
Berdasarkan penentuan target kerja obat dalam proses penemuan obat
baru merupakan tahap awal yang krusial. Kesalahan dalam penentuan
target kerja obat dapat berakibat fatal dalam penemuan obat.
V. PROSEDUR
a. Bayangkan diri anda adalah seorang peneliti kimia medisinal yang
akan menemukan/mendesain obat untuk suatu penyakit
b. Tentukan penyakit apa yang aka nada carikan obatnya
c. Lakukan penelusuran Pustaka, tentang target-target kerja yang
mungkin dipilih untuk mengobati penyakit tersebut
d. Tentukan satu reseptor/enzim yang akan anda jadikan sebagai target
kerja obat
e. Buka website Protein Data Bank (www.rcsb.org)
f. Lakukan eksplorasi terhadap fitur-fitur yang ada.
g. Lakukan pencarian reseptor/enzim yang telah anda pilih dengan kata
kunci yang sesuai
h. Pilih salah satu ID PDB yang sesuai dengan yang anda harapkan
(perhatikan metode, sumber diperolehnya reseptor/enzim tersebut,
resolusi dan bagaimana efek yang dihasilkan dari interaksinya dengan
ligand) Missal: dalam contoh ini akan digunakan protein main
protease dari SARS CoV-2. Dalam hal ini kita bermaksud
mencari/menemukan obat yang sesuai untuk penyakit COVID-19
dengan target kerja enzim main protease. Main protease adalah
protein yang berperan dalam replikasi virus SARS-CoV-2, sehingga
enzim tersebut harus diinhibisi aktivitasnya. Inhibisi main protease akan
menyebabkan replikasi virus terhambat dan akhirnya akan
menyebabkan kematian virus. Maka main protease dapat dipilih
sebagai target kerjanya. Selanjutnya harus dilakukan pencarian
struktur 3D enzim main protease tersebut dalam database PDB.
Pencarian dapa di ak kan dengan menge ikkan ka a k nci main p o
ease o - se ingga dipe o e asi berikut:
i. Donwload protein dengan ID PDB yang telah anda pilih dengan
format PDB. Missal, dalam hal ini dipilih struktur dengan ID PDB 5RGH,
maka diperoleh tampilan berikut:
j. Simpan protein tersebut dalam folder kerja anda
Penyebab umum batuk berdahak adalah infeksi oleh virus atau bakteri.
Ketika saluran pernapasan terinfeksi, misalnya saat sedang flu, tubuh akan
memproduksi lebih banyak lendir. Fungsinya adalah untuk menjebak dan
mengeluarkan organisme penyebab infeksi. Batuk bertujuan untuk
mengeluarkan lendir tersebut. Ada beberapa kondisi yang dapat
memunculkan gejala batuk berdahak, antara lain seperti penyakit
Pneumonia, Bronkitis, Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) Asma, Post
nasal drip. Stimulasi melalui reseptor beta1-adrenergik merupakan salah
satu dari rangkaian mekanisme relaksasi otot pernafasan. Hal ini akan
berpengaruh terhadap refleks pada saat batuk. Sehingga apabila reseptor
ini diberi sesuatu yang agonis (neurotransmitternya) maka akan membantu
reseptor ini untuk bekerja lebih baik, maka tentu kedepannya kemungkinan
kita bisa mendesainkan obat dengan struktur yang mirip dengan
neurotransmitternya yang memiliki mekanisme kerja agonis pada reseptor
beta-1 adrenergik. Mekanisme kerja dari Receptor beta-1 adrenergik
dalam tubuh adalah sebagai berikut, stimulasi melalui reseptor adrenergik
beta dari adenil siklase intraseluler, akan membuat enzim yang
mengkatalisis konversi adenosin trifosfat (ATP) menjadi siklik - 3 ', 5'
adenosine monophosphate (c-AMP). Peningkatan kadar c-AMP
berhubungan dengan relaksasi otot polos bronkus dan penghambatan
pelepasan mediator hipersensitivitas langsung dari sel, terutama dari sel
mast. (Anonim,2018)
Berdasarkan pendekatan target messenger non messenger system
(MANMETS) B-1 adrenergic receptor termasuk kedalam target kerja obat
non messenger karena B-1 adrenergic receptor termasuk kedalam struktur
sel endogen yang merupakan komponen membran sel yairu sebagai
protein membran. Berdasarkan Experimental data pula yang tercantum
pada situs protein data bank bahwa B-1 adrenergic receptor
menggunakan methode metode X-ray difraction, dimana metode ini
adalaha metode yang paling bagus untuk molekul dan juga memiliki
resolusi diatas 2 A yaitu sebesar 2,60 A yang artinya ini merupakan resolusi
yang baik. Namun pada poin data organisme B-1 adrenergic receptor
hanya ada pada organisme Meleagris gallopavo. yang sebaiknya menurut
ibu purwaniati organisme yang paling baik untuk target kerja obat adalah
organisme Homo sapiens. Dikarenakan hanya ada satu molekul target B-1
adrenergic receptor pada situs protein data bank maka kita
menggunakan data tersebut walaupun organisme nya bukan homo
sapiens.
.
VIII. KESIMPULAN
• Identifikasi kerja obat dapat dilakukan dengan bantuan Sistem MANMETS
dan juga terlebih dahalu menentukan penyakit apa yang akan dicarikan
obatnya.
• Ada banyak penyakit dengan gejala batuk berdahak. Gejala Batuk
berdahak dapat melibatkan B-1 adrenergik receptor dalam mekanisme
relaksasi otot polos saluran pernafasan dengan batuk. Sehingga B-1
Adrenergik receptor memungkin untuk menjadi target kerja obat dalam
menangani penyakit dengan gejala batuk seperti PPOK, asma, dll.