NAMA NPM
Nalia El-Huda 260110160094
Luthfia Azzahra 260110160098
Wifaaq Ulima Putri 260110160100
Luthfi Hargo Siwi 260110160103
Lupita Churry Aini 260110160107
Ismi Chairunisa 260110160114
Gita Widi Setyowati 260110160117
Atikah Khairunnisa 260110160120
DAFTAR ISI
BAB I - PENDAHULUAN.................................................................................... 4
PENDAHULUAN
pencernaan pada tahun 2007 sebanyak 6.590 jiwa dan pada tahun 2008 terjadi
merupakan luka pada lapisan mukosa (lapisan epitel) lambung dan terjadi
seimbangan antara faktor agresif dan faktor defensif (Suhatri, dkk., 2015).
Di Indonesia, 4 juta orang menderita ulkus gaster setiap tahunnya, dan 46%
dari kejadian ulkus gaster disebabkan oleh pemakaian Obat Anti Inflamasi
nonsteroid (OAINS), alkohol, dan bile reflux yang dapat menimbulkan defek
lapisan mukus dan terjadi difusi balik ion H+ sehingga akan mengakibatkan
timbulnya gastritis akut/ kronis hingga menjadi ulkus gaster (Arianto, 2005).
lambung?
lambung?
tukak lambung
a. Lokasi penelitian
b. Waktu penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Ulkus lambung merupakan lesi penyebab nyeri yang disebabkan oleh erosi
dari lapisan mukosal lambung atau nekrosis pada permukaan jaringan yang
disebabkan oleh inflamasi peluruhan jaringan nekrotik (Raheem, et. al., 2016).
Tukak lambung merupakan salah satu bentuk tukak peptik yang ditandai dengan
tukak lambung. Hipersekresi asam lambung sebagai faktor agresif adalah kondisi
patologis yang terjadi akibat sekresi HCl yang tidak terkontrol dari selsel parietal
lapisan mukus yang berfungsi sebagai faktor protektif pada permukaan mukosa
faktor pertahanan mukosa terganggu. Pada individu yang sehat, saluran pencernaan
dilapisi oleh membran mukosa yang melindungi jaringan utama melawan korosif
akibat asam lambung yang tinggi, namun jika jumlah asam secara dramatis
bertahan, atau pH dari asam secara signifikan berkurang, atau lapisan membran
mukosa menjadi terlalu tipis atau kering, maka asam merusak jaringan dan
kemudian terjadi ulkus (Dufton, 2012). Beberapa faktor yang termasuk patogenesis
dari ulkus lambung, faktor terbesar meliputi infeksi bakteri (Helicobacter pylori),
obat-obatan (NSAIDs), bahan-bahan kimia (HCl/etanol), kanker lambung dan
faktor lainnya meliputi keadaan stres, merokok, makanan pedas dan defisiensi
dikenal sebagai analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi yang memiliki tujuan untuk
pembengkakan pada sendi-sendi yang terkena sakit dan radang (Sigit, dkk., 2012).
asam lambung dan enzim akan menurun. Efek samping dari kejadian tersebut
adalah dispepsia, perdarahan, tukak lambung atau tukak peptik, dan perdarahan
indikasi pembengkakan dan rasa sakit ini. Pemberian dosis OAINS untuk tujuan
klinik muskuloskeletal ini lebih besar dari penggunaan dosis OAINS pada
2012).
bertahan lama dan merupakan analgetik efektif, dengan durasi kerja sekitar empat
jam. Aspirin diabsorbsi dengan baik secara oral, pH asam dalam lambung menjaga
fraksi besar aspirin tidak terionisasi sehingga menunjang absorbsi dalam lambung.
Aspirin merupakan asam lemah yang banyak diabsorbsi melalui area permukaan
yang luas dari usus kecil bagian atas. Aspirin yang diabsorbsi mengalami hidrolisis
oleh esterase dalam darah dan jaringan menjadi salisilat (yang aktif) dan asam
asetat. Sebagian besar salisilat diubah dalam hati menjadi konjugat larut air yang
cepat diekskresi oleh ginjal. Alkalinisasi urin mengionisasi salisilat. Karena hal ini
antibiotik dengan golongan obat Proton Pump Inhibitor (PPI) dan Histamine-2
dan H2RA berguna untuk mengurangi sekresi asam lambung yang berlebihan pada
tukak peptik (Akil, 2001). Terapi mengunakan PPI dan H2RA direkomendasikan
pada pasien yang memiliki resiko tinggi komplikasi tukak maupun pasien yang
dimonitor dengan seksama yang merupakan bagian terapi pada pasien dengan
infeksi H. pylori atau NSAID induced ulcer (Berardi dan Lynda, 2008).
Kerja antagonis reseptor H2 yang paling penting adalah mengurangi
sekresi asam lambung. Volume sekresi asam lambung dan konsentrasi pepsin juga
pada reseptor H2 sel parietal sehingga sel parietal tidak terangsang mengeluarkan
asam lambung. Inhibisi ini bersifat reversibel (Tarigan, 2001). Adapun yang
dan famotidin dilaporkan kurang berpengaruh terhadap fungsi otot polos lambung
dan tekanan sfingter esofagus yang lebih bawah. Sementara terdapat perbedaan
potensi yang sangat jelas diantara efikasinya dibandingkan obat lainnya dalam
mengurangi sekresi asam. Selain itu nizatidin dilaporkan dapat memacu aktifitas
(Katzung, 2004).
memecah K+/H+ ATP. Pemecahan K+/H+ ATP akan menghasilkan energi yang
dalam lumen lambung (Tarigan, 2001). Adapun jenis obat yang termasuk golongan
pantoprazol ke empat obat tersebut efektif diberikan jangka pendek yaitu 4-8
minggu untuk pengobatan tukak peptik. Omeprazol bekerja secara selektif yaitu
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat
Kandang tikus, meja bedah untuk tikus, benang kasur, alat bedah, sonde
oral, suntikan, kaca pembesar, mistar, mortar, stamper, sudip, spatula, pipet
3.2. Bahan
Padjadjaran, dengan bobot sekitar 150-200 gram dan usia 2-3 bulan. Hewan
a. Penyiapan Bahan
dibuka cangkangnya lalu dikeluarkan isinya dan digerus sampai halus dan
oral
oral
tikus dipuasakan ad. libitum selama 1 hari dengan tetap diberikan minum
dengan NaCl 0,9% sampai bersih dari mukosa dan submucosa lambung,
dibandingkan antara dua kelompok uji tersebut. Data yang didapat diolah
1 Normal
2 Bintik pendarahan
3 Jumlah 1-3
4 Jumlah 4-6
5 Jumlah 7-9
1 Normal
2 Bitnik pendarahan
3 Pendahan ringan
4 Pendahan sedang
5 Pendahan berat
IT = indeks tukak
perlakuan
sebagai berikut:
𝐼𝑇 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙−𝐼𝑇 𝑢𝑗𝑖
x 100%
𝐼𝑇 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
d. Pengukuran Asam Lambung dan pH
disentrifugasi 3000 rotasi per menit selama 10 menit dan diukur volume
cairan lambung. Jumlah asam bebas dan asam total ditentukan dengan
sampai warna kuning lalu dicatat volume NaOH untuk perhitungan asam
Berardi R.R., Welage L.S. 2005. Peptic Ulcer Disease. In Dipiro J.T., Talbert R.L.,
Yee G.C., Matzke G.R., Wells B.G., Posey L.M. ed: Pharmacotherapy a
Companies.
Bukhari, M. H. Khalil J., Qamar S., Qamar Z. Zahid, M. Ansari N. & Bakhshi I. M.
Pakistan;21(3):151–156.
aspirin-induced gastric ulcer in rats. Toxicol Ind Health, Vol. 30(4) 357–
375.
Hanafi, A.N., Sutjiatmo, B.A., Vikasari, N.S. 2014. Uji Efek Antitukak Lambung
Haqiqi, Ferina Nur. 2015. Efek Pemberian Madu Hutan Terhadap Mukosa Gaster
Katzung, B. G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi XIII, halaman 451
Raheem, Ihab T Abdel, Ghazi A Bamagous, and Gamal A Omran. 2016. Anti-
Saputri, Fadlina Chany, Santi Purna Sari, dan Abdul Mun’im. 2008. Pengembangan
2, 84-90
Suhatri., Rusdi., dan Sugesti, E. 2015. Pengaruh Pemberian Sari Wortel (Daucus
carota L.) terhadap Tukak Lambung Pada Tikus Putih Jantan. Jurnal Sains
Tarigan, P. 2001. Tukak Gaster. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi IV, Jilid I,