OLEH :
KELOMPOK 1
FARMASI LAB. C
ASISTEN: ADHE ERIKSTIADE BAHAR
yang terdapat pada tahu, tempe, bubuk isoflavon memiliki banyak manfaat.
kromatografi partisi cairan, dan pertukaran ion. Sistem utama yang digunakan
kertas dan lapis tipis. Analisis dengan menggunakan KLT dapat digunakan
2. Tujuan percobaan
Untuk memisahkan campuran senyawa fase dengan metode
C. Prinsip Percobaan
yang ada dalam larutan untuk berpisah kedalam pelarut yang digunakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
yaitu fase dim dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran
penyusun,2016:37).
lipid dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT
lapis tipis seperti silika gel adalah senyawa yang tidak bereaksi dengan
komponen atas dasar perbedaan adsobsi atau partisi oleh fase diam dipisah
merupakan kromatografi partisi karena bahan penyerap telah dilapisi air dari
udara. Sistem ini sangat popular karena banyak memberikan keuntungan, yaitu
peralatan yang diperlukan sederhana, murah, waktu analisis yang singkat serta
daya pisah cukup baik. Selain itu sampel yang dibutuhkan sangat sedikit
(sudjadi,1986:167).
pelarut organik yang mempunyai polaritas serendah mungkin, hal ini untuk
(hardjimi,1991:28).
yang digunakan lebih sederhana dan dapat dikatakan bahwa hampir semua
(rohman,2012:353-354).
ultraviolet.
Prinsip pada kromatografi lapis tipis yaitu suatu analit bergerak naik atau
melintasi lapisan fase diam (paling umum digunakan silica gel), dibawah
melalui fase diam oleh kerja kapiler. Jarak pemindahan oleh analit tersebut
ditentukan oleh afinitas relatifnya untuk fase diam dan fase gerak. Selain itu,
adapun penampangnya digunakan untuk menentukan pengotor dala bahan
metode kromatografi lapis tipis yang optimal akan diperoleh hanya jika
(underwood,2002:641).
Beberapa penyerap fase diam yang digunakan pada KLT (kromatografi lapis
tipis) :
hidrokarbon, vitamin,
alkaloid
hidrokarbon
nukleotida,
pewarna makanan,
alkaloid
diatomae) lemak
Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penyerap
berukuran kecil dengan diamter partikel antara 10-3- µm. Semakin kecil
ukuran rata-rata partikel fase diam dan semakain sempit kisaran ukuran fase
diam, maka semakin baik kinerja KLT dalam hal efisiensinya dan
resolusinya. Dimana penyerap yang paling sering digunakan adalah silica dan
B. Uraian Bahan
Rumus struktur :
Pemerian : serbuk hablur, putih, atau hampir putih,
peruraian
Rumus struktur :
Berat molekul : 60,05
Rumus struktur :
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, mudah
minyak menguap
dari 30⁰
Rumus struktur :
Pemerian : cairan tidak berwarna, bau khas
Rumus struktur :
Kelarutan :-
Kegunaan : pelarut
6. Silika gel (lempeng) (Dirjen POM,1979:729)
nm.
METODE KERJA
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu alumunium foil,
chamber, gelas ukur, isolasi, kertas saring, labu ukur, lempeng KLT, pipa
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu bubuk asam
B. Cara kerja
1. Fase gerak
(larutan)
e. Bubur yang sudah jadi dilapiskan pada plat (glass objek) dengan
didiamkan
4. Penotolan sampel
pipet halus (pipet kapiler untuk penentuan titik leleh) diameter dan
c. Dikeluarkan lempeng tersebut jika eluen telah mencapai batas atas dan
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel pengamatan
2. Perhitungan
Dik : V = 4 ml
(75 : 25 : 1)
Penyelesaian :
1) Kloroform : 75/101 X 4 ml = 3 ml
0,422 cm
0,444 cm
B. Pembahasan
sedikit, baik menyerap maupun merupakan cuplikan KLT dapat digunakan untuk
hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT juga dapat
kromatografi dengan sifat kelarutan senyawa yang dianalisis. Bahan lapis tipis
seperti silika gel adalah senyawa yang tidak bereaksi dengan pereaksi-pereaksi
Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu alumunium foil,
chamber, gelas ukur, isolasi, kertas saring, labu ukur, lempeng KLT, pipa kapiler,
pipet tetes dan tisu. Sedangkan bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu
bubuk asam mefenamat, asam asetat glasial, etil asetat, kloroform dan metanol.
Cara kerja pada percobaan ini adalah pertama pembuatan atau pelarutan asam
dihomogenkan, lalu dimasukkan ke dalam oven dengan suhu dan waktu tertentu
diam dari bentuk plattilika dan fase geraknya disesuiakan dengan jenis sampel
dinamakan eluen, semakin dekat kepolaran antara sampel akan semakin terbawa
oleh fase gerak tersebut. Dikatakan eluen terlalu polar jika pelarut tersebut
menyebabkan noda pada plat bergerak jauh keluar pusat lingkaran atau eluen
tersebut menyebabkan noda pada plat naik sampai batas atas plat tempat
mengalami pemisahan eluen dikatakan kurang polar jika eluen tersebut ketika
Adapun hasil percobaan yang didapatkan dengan uji KLT jika dibandingkan
dengan literatur. Jika pada hasil percobaan menunjukkan nilai RF sampel sama
dengan nilai RF larutan baku maka dalam hal ini sampel mengandung zat yang
sama pada kandungannya larutan baku asam mefenamat tetapi pada uji KLT ini,
hasil yang didapatkan yaitu nilai RF larutan baku dan larutan sampel yang
berbeda, tetapi perbedaan nilai Rfnya hanya cm dan cm. Sehingga masih
Digunakan sinar UV 254 dan 366 untuk penampakan noda karena untuk
menampakkan solut sebagai bercak yang genap atau bercak yang berfluoresensi
Lempeng dan noda dapat berfluoresensi saat disinari sinar UV 254 dan 366
karena kita kembali kepada pengertian fluoresensi yaitu merupakan salah satu
fotoluminesensi, yakni peristiwa yang maan suatu senyawa obat atau senyawa
kimia dapat dieksitasikan oleh radiasi sinar yang panajng gelombangnya sama
sedangkan noda akan terlihat gelap, tidak dapat bila mengandung gugus
kromofor. Pada sinar UV 366 maka akan terjadi penmpakan noda karena adanya
daya interaksi antara sinar UV dengan gugus kromofor yang terikat oleh
Noda tidak tampak pada saat pengujian karena tidak memiliki gugus
auksokrom sehingga noda yang berfluoresensi tidak dapat terlihat oleh mata.
Adapun faktor kesalahn pada percbaan yang dilakukan yaitu pada saat proses
melakukan uji KLT kita dapat mengetahui atau mengidentifikasi zat yan
PENUTUP
A. Kesimpulan
nilai RF sampel sama dengan nilai RF larutan baku maka dalam hal ini
sampel mengandung zat yang sama pada kandungannya larutan baku asam
mefenamat. hasil yang didapatkan yaitu nilai RF larutan baku dan larutan
sampel yang berbeda, tetapi perbedaan nilai Rfnya hanya 0,422 cm dan 0,444
cm.
B. Saran
1. Untuk laboratorium
praktikum.
2. Untuk asisten
kakak asisten yang telah berbagi ilmu dan waktunya kepada kami, semoga
ilmu yang diberikan bisa bermanfaat. Serta maafkan kelakuan kami yang
Jakarta
Sudjaji.1988.Metode Pemisahan.yogyakarta:kanisius
Tim Penyusun Kimia Analisis. 2016. Modul Styles Kimia Analisis. Samata: Uin
Alauddin: Press
Chamber
Kertas saring
Tutup
Fase gerak
2. Pelarut
Saring
Vial
3. Fase diam
Pembanding Sampel
4. Pengujian
Sampel
Pipa kapiler
Pada lempeng
5-20 ml
Anginkan
Dimasukkan lempeng → chamber
Keluarkan lempeng
Lampiran
Pengujian KLT
Penjenuhan chamber