II. Prinsip :
Tubuh kita berada di dalam suatu lingkungan yang selalu mengalami perubahan. Olch
karena itu tubuh kita harus mampu mengenali perubahan-perubaban teresebut
sehingga dengan segera dapat melakukan pertahanan atau penyesuaian yang sangat
penting untuk menjaga homeostasis tubuh.
Kemampuan kita dalam mengenali perubahan-perubahan lingkungan tergantung pada
sistem saraf sensoris dan reseptor-reseptonya. Misalnya, selama aktivasi saraf
simpatik, kami mengalami peningkatan kesadaran akan informasi sensorik dan
mendengar suara yang biasanya tidak akan kita sadari. Namun, ketika berkonsentrasi
pada masalah yang sulit, kita mungkin tidak sadar akan adanya suara yang cukup
keras.
Umumnya kita mengklasifikasikan sensasi yang kita terima menjadi lima jenis yaitu
penglihatan, pendengaran, sentuhan, rasa dan bau.
Alat : Pulpen, Paku, Jam tangan, Penggaris, Wadah air, Bulu ayam, Timer.
V. Prosedur kerja :
a. Indra Penglihatan :
Fokuskan mata pada objek (misal pensil atau batang pengaduk) berjarak 1
meter
Perlahan-lahan gerakan objek mendekati mata sampai obyek terlihat berganda
Gerakkan kembali menjauh sampai objek tampak lagi sebagai objek tunggal
b. Indra Pendengaran :
Salah seorang anggota kelompok yang diuji diminta untuk menutup telinga kiri
dengan kapas dan menutup matanya
Tempatkan sebuah jam yang berdetak di dekat telinga kanan.Lalu jauhkan jam
dari telinga dengan teratur dan perlahan-lahan
Jauhkan jam sedikit lagi, kemudian dengan teratur dan perlahan-lahan dekatkan
kembali pada telinga
Tentukan jarak dimana detak jam tepat terdengar Kembali, dan apakah jarak
yang diperoleh dengan kedua cara tersebut diatas sama besar?
Lakukanlah hal yang sama pada telinga kiri dengan telinga kanan ditutup
dengan kapas, setelah selesai bandingkan ketajaman pendengaran telinga kanan
dan kiri
c. Indra penciuman/Olfaktori :
1. Adaptasi penciuman
Ciumkan parfum pada satu lubang hidung responden (lubang hidung yang lain
di tutup). Apakah bau tersebut langsung tercium?
Bila parfum dicium terus menerus, catat waktu yang diperlukan sampai
responden tidak dapat lagi mendeteksi bau tersebut. Waktu yang diperoleh
merupakan waktu adaptasi.
1. Distribusi reseptor
Pada bagian anterior dari lengan bawah gambarkan suatu daerah dengan luas sekitar 2
cm yang terdiri dari 20 kotak dengan menggunakan bolpoint seperti contoh berikut :
Di dalam daerah tersebut, lakukan sentuhan perlahan dengan bulu sikat paling sedikit
pada 20 tempat berbeda. Jika dirasakan adanya sensasi, tandai dengan huruf S. S artinya
terasa adanya sensasi sentuh.
Panaskan paku dalam air yang bersuhu sekitar 400C atau 500C. Kemudian dikeringkan.
Cara lokasi reseptor panas seperti pada prosedur no. 2 tandai dengan huruf P jika
dirasakan sensasi panas.
Dinginkan paku dalam air es kemudian keringkan. Cari lokasi reseptor dingin seperti
pada prosedur 2 dan 3, tandai dengan huruf D jikan dirasakan sensasi dingin.
Lakukan lagi pada daerah yang sama dengan menggunakan jarum untuk reseptor nyeri.
Sensasi dirasakan jika reseptor nyeri distimulasi oleh tekanan ringan, yang mewakili
syok ringan. Tandai tempat reseptor pada daerah tersebut dengan huruf N.
Berdasarkan hasil percobaan di atas, apakah ada perbedaan jumlah reseptor pada setiap
daerah?
Menjauh = 19 cm
Mendekat = 15 cm
Kiri
Menjauh = 17 cm
Mendekat = 14 cm
3 Hidung a. Adaptasi Pada hidung kanan parfum tercium jelas
selama 2 menit 17 detik setelah itu aroma
parfum menghilang, pada hidung kiri parfum
tercium jelas selama 2 menit 13 detik lalu
menghilang dan saat diganti bau parfumnya
aroma tercium jelas dan berbeda. Diuji
Kembali dengan parfum yang pertama,
aromanya menghilang dalam 1 menit
b. Interaksi Dengan hidung terbuka dan mata tertutup
dapat merasakan dengan tepat rasa
kentang,dan bawang. Dan saat mata
tertutup dan hidung tertutup, kentang dan
bawang dapat dirasakan dengan tepat
VII. Lampiran :
Rasa nyeri
Anatomi hidung
Anatomi Hidung
Anatomi Mata
Anatomi Telinga
Anatomi Lidah
Anatomi Kulit
VIII. Pembahasan :
Pada praktikum kali ini, telah dilakukan percobaan panca indera. Dilakukan
percobaan penglihatan (mata), penciuman (hidung), pendengaran (telinga) dan perasa
(kulit).
Pada percobaan penglihatan , Pada percobaan titik dekat mata, setelah perlahan
didekatkan dari jarak 1 meter, objek terlihat berganda pada jarak 13,5 cm, dan
kembali terlihat tunggal setelah objek dijauhkan menjadi 19,5 cm dimana untuk mata
normal titik dekat maksimum yaitu kurang lebih 25 cm
Pada saat melakukan percobaan penciuman pada interaksi rasa dan penciuman
menggunakan 2 cara dalam keadaan hidung tertutup dan mata tertutup kemudian
dengan cara keadaan hidung terbuka mata tertutup. Dalam keadaan hidung tertutup
mata tertutup makanan diidentifikasi yaitu kentang dan bawang, pada saat keadaan
hidung terbuka mata tertutup kentang dan bawang dapat dicium dengan baik.
Dapat disimpulkan smell receptors yang berada pada olfactory epithelium bekerja
dengan baik untuk melakukan pendeteksi bau lalu mengirimkan sinyal bau tersebut
ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory, bagian inilah yang mengirim sinyal ke
otak dan kemudian di proses oleh otak, bau apakah yang telah tercium oleh hidung
kita
Pada percobaan peliput , pada sentuhan perlahan dengan bulu ayam ke-20 tempat
yang berbeda, semuanya terasa adanya sentuhan, dan bagian panas,dingin dan nyeri,
dapat dirasakan juga seperti normal. Itu berarti semua reseptor (S,P,D,N) yang ada di
dermis berfungsi dengan baik.
IX. Kesimpulan
1. Mata
Pada pengujian titik dekat objek benda menjadi ganda pada jarak 13,5 cm dan
menjadi tunggal kembali pada jarak 19,5 cm disebut titik dekat akomodasi.
2. Telinga
Pada pengujian pendengaran ada selisih antara telinga kiri dan kanan baik dari
jarak tak terdengar yaitu 2 cm dan sampai terdengar kembali 1 cm
3. Hidung
Pada pengujian penciuman adaptasi penciuman baik sama halnya dengan indra
penciuman.
4. Peliput
Pada pengujian tahap ini, semua percobaan baik sentuh , dingin,panas dan nyeri
diketahui memberikan efek positive(S,P,D,N) terhadap 20 tempat yang berbeda.
X. Daftar Pustaka
1. Elis Susilawati, M.Si.,Apt, 2020. “MODUL 1 SISTEM PANCA INDRA (SPECIAL SENSES)”.
Bandung : Universitas Bhakti Kencana
2. Guyton dan Hall, 2007. “Ajar Fisiologi Kedokteran”. Jakarta : ECG
3. Anisa setia . “Laporan Panca Indra”. Academia.edu
4. Elis Susilawati, M.Si.,Apt, 2020. “Materi Panca Indra”. Bandung : Universitas Bhakti Kencana