DISUSUN OLEH
KELOMPOK :
1. Julia Nurwahidah_211FF03125
2. Sebi Siti Robiah_211FF03117
3. Multika Azzahra M_211FF03126
4. Widu Rahmasari_211FF03127
5. Fily Muhamad Iksan_211FF03137
6. Shinta Shilkiaturrahma_211FF03124
1. Alat 8.Parfum/kamper
2. Pensil/pulpen 9.Gula
3. Arloji 10.Garam
4. senter 11.Cuka/buah masam
5. Jarum jahit 12.Pare
6. Benang jahit 13.Bawang
7. Penutup mata 14.Kentang
5. Prosedur Kerja
Refleksi Akomodasi
- Diukur pupil mata dibawah sinar biasa
- Diukur pupil mata dibawah sinar terang
- Diamati perbedaannya
Penglihatan Binokular
- Dimasukkan benang kedalam lubang jarum dengan kedua mata terbuka, catat waktu
yang diperlukan
- Ditutup satu mata, hal yang sama dilakukan Kembali, catat waktu yang diperlukan
Adaptasi Penciuman
- Disiapkan satu orang responden, mata responden ditutup
- Diciumkan kamfer pada satu lubang responden (lubang hidung yang lain ditutup)
- Diamati bau tersebut apakah langsung tercium/tidak, waktu pertama kali responden
dapat mencium bau tersebut lalu dicatat
- Dicium terus menerus kamfer tersebut, sampai responden tidak dapat lagi mendeteksi
bau tersebut
- Dicatat waktu yang diperoleh merupakan waktu adaptasi
System Peliput
- Digambarkan suatu daerah dengan luas sekitar 2 cm yang terdiri dari 20 kotak
dengan menggunakan bolpoint
- Dalam daerah tersebut dilakukan sentuhan perlahan dengan bulu sikat paling sedikit
pada 20 tempat berbeda
- Jika dirasakan adanya sensasi ditandai huruf S. S artinya terasa adanya sensasi sentuh
- Dipanaskan paku dalam air yang bersuhu sekitar 400c atau 500C, dikeringkan.
- Dicari lokasi reseptor panas seperti pada prosedur no. 2 ditandai dengan huruf P jika
dirasakan sensasi panas.
- Didinginkan paku dalam air es dan dikeringkan.
- Dicari lokasi reseptor dingin, tandai huruf D jika dirasakan sensasi dingin.
- Sensasi dirasakan jika reseptor nyeri distimulasi oleh tekanan ringan dari jarum.
Tempat reseptor pada daerah tersebut ditandai dengan huruf N.
- Dijumlahkan lokasi reseptor untuk tiap sensasi.
Ketajaman Pendengaran
- Dilakukan pengujian diruangan yang sepi
- Seorang anggota kelompok diuji diminta untuk ditutup telinga kiri dengan kapas dan
ditutup matanya.
- Ditempatkan sebuah jam yang berdetak didekat telinga kanan
- Dijauhkan jam dari telinga dengan teratur dan perlahan-lahan
- Ditentukan jarak dimana detak jam tepat tidak terdengar Kembali
- Dijauhkan jam sedikit lagi, perlahan-lahan didekatkan Kembali pada telinga
- Ditentukan jarak dimana detak jam tepat terdengar Kembali
- Apakah jarak yang diperoleh dengan kedua cara tersebut sama besar?
- Dilakukan hal yang sama pada telinga kiri, telinga kanan ditutup dengan kapas
- Dibandingkan ketajaman pendengaran telinga kanan dan kiri.
Refleksi akomodasi
Diukur pupil mata dibawah Diukur pupil mata dibawah Lalu Diamati perbedaannya
sinar biasa sinar terang
Difokuskan mata pada 1 objek Didekatkan secara perlahan Dijauhkan secara perlahan
(pensil/pulpen) dalam jarak 1 objek pada mata sampai objek dari mata sampai objek
m objek terlihat berganda, terlihat tunggal/fokus
diukur jaraknya kembali
Penglihatan Binokular
Disiapkan satu orang Diciumkan kamfer pada satu Diamati bau tersebut apakah
responden, dan mata lubang responden (lubang langsung tercium/tidak, waktu
responden ditutup hidung yang lain ditutup) pertama kali responden dapat
mencium bau tersebut dicatat
System peliput
Dibandingkan ketajaman
pendengaran telinga kanan dan
kiri
6. Data pengamatan
1. Indra penglihatan
a. Reflek akomodasi
c. Penglihatan binocular
Gambar
keadaan Waktu(detik)
Kedua mata terbuka 4,90 detik
1 mata tertutup 3,30 detik
d.
“pengamatan binocular,
mata terbuka”
“pengamatan binocular, 1
mata tertutup”
d. Ketajaman penglihatan
75 cm 0,50 detik
“uji buta warna “
2. Indra penciuman
Adaptasi penciuman
Gambar
3. Indra pengecap
a. Distribusi reseptor rasa
Gambar
Keadaa jambu kentang Bawang mangga
n merah
“distribusi reseptor
rasa”
b. Interaksi penciuman
Gambar
4. Indra perasa/peliput
S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N Gambar
S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N
S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N
S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N
S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N
S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N
Ket:
S : Sentuhan
P : Panas “indra perasa, fokus ke table”
D : Dingin
N : nyeri
5. Indra pendengaran
a. ketajaman pendengaran
Gambar
b. uji ketulian
Gambar
“uji ketulian”
7.Pembahasan
Pada pengamatan indra penglihatan, kelompok kami menggunakan satu responden
dengan mata yang normal. Dari percobaan yang telah dilakukan ketika mata disinari dibawah
sinar biasa, pupilnya melebar hingga 7 mm sedangkan ketika dibawah sinar terang pupil
mengecil dengan ukuran 4 mm. Hal ini dikarenakan melebar dan mengecilnya pupil
dipengaruhi oleh jarak dan cahaya, Ketika gelap pupil membesar dan cahaya terang mengecil.
Melebar dan mengecilnya pupil diatur oleh iris sesuai dengan intensitas cahaya yang
diterima mata. Bila cahaya diarahkan ke salah satu mata pupil akan berkontraksi itu yang
dinamakan refleks pupil.
Titik dekat mata merupakan jarak terdekat seseorang untuk melihat benda secara
jelas. Pada mata normal titik dekatnya kurang dari 25 cm dan titik jauh mata tidak terhingga.
Pada percobaan ini mata difokuskan pada suatu objek yaitu pulpen yang digerakkan
mendekati dan menjauhi mata. Pada responden, saat objek mendekati mata jaraknya terlihat
ganda adalah 3,02 cm dan pada keadaan tunggal adalah 39 cm. Percobaan ini dapat diketahui
jarak dekat akomodasi dimana terjadi perangsangan syaraf parasimpatis sehingga
menimbulkan kontraksi otot siliaris yang selanjutnya akan mengendurkan gligamen lensa dan
meningkatkan daya bias cahaya. Mata mampu melihat objek lebih dekat disbanding waktu
daya biasnya rendah. Akibatnya, Ketika objek didekatkan kearah mata frekuensi impuls
parasimpatis kedotsilaris progesif ditingkatkan agar objek tetap dilihat dengan jelas. Lensa
mata dapat menerima cahaya dari pupildan meneruskannya pada retina. Untuk melihat objek
yang jauh, lensa mata akan menipis dan objek yang dekat lensa mata akan menebal. Jadi,
responden memiliki mata normal karena pada titik dekat mata kurang dari 25 cm.
Pada percobaan indra penciuman yaitu dengan menciumkan objek kamfer, minyak
cengkeh dan minyak permen (peppermint) ke salah satu lubang hidung. Ketika menggunakan
kamfer, waktu pertama kali bau tercium pada 2,46 detik dan kamfer dicium terus menerus
sampai bau kamfer tidak tercium lagi pada 22,50 detik. Pada percobaan minyak cengkeh,
waktu yang diperlukan 3,28 detik saat pertama kali bau tercium dan memerlukan waktu 11,98
detik untuk bau minyak cengkeh tidak tercium lagi. Saat responden menggunakan minyak
permen (peppermint) pada percobaannya, waktu yang diperlukan 2,81 detik saat pertama kali
tercium dan pada waktu 14,77 detik bau tidak tercium lagi. Bau kamfer lebih cepat tercium
dari objek lain, karena bau kamfer sangat menyengat tetapi lebih cepat menghilang baunya.
Pada percobaan minyak cengkeh lebih lama tercium mungkin kerena adaptasi sebelumnya
pada kamfer lalu ke minyak cengkeh lama mulai tercium tapi setelah tercium baunya mulai
menyengat. Bau minyak permen (peppermint) lebih lama menghilang karena bau minyak
permen (peppermint) lebih lama diadaptasi oleh saraf-saraf hidung. Bau pada objek
percobaan akan menghilalng saat terus-menerus dicium, hal ini terjadi karena sel-sel saraf
pada hidung telah mengadaptasi bau kamfer, minyak cengkeh dan minyak permen
(peppermint) juga telah direkam oleh otak sehingga untuk beberapa saat responden akan
selalu merasakan bau kamfer dan minyak cengkeh. Didalam rongga hidung terdapat selaput
lendir yang mengandung sel-sel pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau yang selanjutnya
akan bergabung membentuk serabut saraf pembau. Zat kimia tertentu berupa gas atau uap
masuk bersama udara respirasi mencapai reseptor pembau. Zat ini dapat larut dalam lendir
hidung sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian
timbul impuls yang menjalar keakson-akson. Beribu-ribu akson bergabung menjadi satu
bundel yang disebut saraf otak (alfaktori), saraf otak ke I menembus lamina cribosa yang
merupakan bagian pembentuk atap hidung dan tulang ethmoid yang merupakan struktur
dengan fungsi sebagai penyangga didalam rongga hidung yang kemudian bersinopsis dengan
neuron-neuron tractus olfactori dan impuls dijatarkan kedaerah pembau primer pada korteks
otak untuk diinpertasikan.
Pada percobaan selanjutnya pemeriksaan indra pengecap. Pada percobaan ini kita
menentukan lokasi reseptor untuk empat jenis rasa pada lidah dengan mata tertutup, sampel
yang digunakan yaitu glukosa, asam asetat, NaCl dan kinin. Berdasarkan hasil pengujian
responden dapat merasakan rasa pada lokasi yang kurang tepat. Rasa manis glukosa
dihasilkan pada lidah bagian ujung lidah, rasa asin responden merasakan rasa asam asetat
(asam) pada bagian tepi lidah atau pinggir lidah, rasa asam responden merasakan rasa NaCl
(asin) pada bagian tepi lidah atau pinggir lidah dan rasa pahit kinin sulfat dihasilkan pada
pangkal lidah atau ujung lidah. Hal ini menunjukkan bahwa responden mengalami indra
pengecap terganggu. Lidah bias merasakan rasa manis,asin,asam dan pahit dikarenakan
adanya papilla pada lidah yang merespon rasa yang dirasakan pada lidah ke otak.
Pada pengamatan indra penciuman dan pengecap. Pengujian dilakukan dengan objek
mangga, kentang, jambu dan bawang merah. Pada percobaan pertama responden menutup
mata dan hidung, kemudian menempelkan pada bagian lidahnya dan menebaknya apakah
objek tersebut benar atau salah. Berdasarkan hasil responden mangga terdeteksi, jambu tidak
terdeteksi, kentang terdeteksi dan bawang merah terdeteksi. Pada percobaan kedua hanya
dilakukan menutup matanya saja dapat mendeteksi semua objek. Pada percobaan pertama hal
tersebut dikarenakan reseptor penciuman dapat memainkan peran dalam sistem rasa dengan
cara berinteraksi dengan sel-sel reseptor pengecap rasa pada lidah. Rasa khas dari sebagian
besar makanan dan minuman lebih banyak berasal dari aroma daripada rasa.
Pada percobaan indra perasa atau peliput. Secara fisiologi kulit dapat merasakan sensasi
panas, dingin, nyeri dan sentuhan. Pada pengamatan sistem peliput menggunakan media pada
tangan gambar sebuah kotak sebanyak 20 kotak lalu pada setiap kotak diberikan rangsangan
dengan bulu sikat untuk merasakan adanya sentuhan, jarum untuk merasakan nyeri, spatel
untuk merasakan dingin dan panas. Hasil yang diperoleh pada responden menunjukkan
bahwa setiap kotak yang diberikan ransangan terdapat semua sensasi yang dirasakan pada
bagian kulit. Dari keempat ransangan yang diberikan, ransangan sentuhan bulu sikat pada
lengan bawah sejumlah 20 kotak kulit yang dirasakan. Sensasi pada tusukan jarum pada
lengan bawah sejumlah 20 kotak dibagian kulit yang dirasakan, Sensasi menggunakan spatel
panas pada lengan bawah didapat 20 kotak dibagian kulit yang dirasakan dan pada paku
dingin pada lengan bawah didapat 20 kotak dibagian kulit yang dirasakan. Ransangan dari
semua objek pengamatan direspon oleh tubuh. Hal ini terjadi karena reseptor lempeng merkel
dan korpuskula meissner masih berfungsi dengan baik sehingga dapat langsung menerima
ransangan dari objek yang digunakan dan langsung diterima oleh otak, dimana bulu sikat
merasakan sentukan, jarum merasakan nyeri, dan spatel merasakan dingin dan panas.
8.Kesimpulan
Berdasarkan kesimpulan hasil praktikum panca indera di labolatorium Hasil pada uji
indra penglihatan yakni semua gambar dapat diamati dengan jelas pada semua jarak,sehingga
hasil uji panca indra penglihatan jelas, yang artinya fungsi dari mata sebagai indra
pengliahatan masih baik karena masih dapat melihat semua gambar pada jarak-jarak yang
telah di tentukan
Pada uji indra penciuman hasil dari uji penciuman tidak semua terjawab dikarenakan
tidak dapat menentukan semua bahan dengan benar, yang artinya hidung yang memiliki
fungsi sebagai indra penciumanmasih berfungsi cukup baik karena masih dapat mengetahui
aroma khas yang dimiliki dari sebagian bahan-bahan yang telah disediakan yakni bawang
merah, kentang, mangga, dan jambu air walaupun dalam kondisi mata yang tertutup.
Dari hasil uji indra pendengaran yang baik telinga yang memiliki fungsi sebagai indra
pendengaran masih berfungsi dengan baik dikarenakan masih dapat mendengar dan detak
bunyi jam tersebut dalam jarak 1 meter.
Hasil uji dari indra pengecap cukup baik yang artinya lidah yang memiliki fungsi
sebagai indra pengecap masih berfungsi dengan baik dikarenakan dapat mengetahui semua
rasa khas yang dimiliki dari semua bahan-bahan praktikum.
Hasil uji dari uji indra peraba responden bisa mersakan sentuhan seperti panas, dingin,
nyeri, artinya berarti kulit yang memiliki fungsi sebagai indra peraba memiliki fungsi yang
baik dikarenakan saya dapat mengetahui dan menentukan semua bahan-bahan padat yang
teraba oleh kulit tangan.
Hasil dari uji terakhir yaitu uji ketulian responden dapat merasakan dengungan dari
alat uji tetapi bagian telinga kiri saja.
9.Daftar pustaka