Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIKUM PENYAKIT KULUT, TULANG, SENDI, MATA DAN THT

MODUL 1 : PANCA INDERA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK :

1. Julia Nurwahidah_211FF03125
2. Sebi Siti Robiah_211FF03117
3. Multika Azzahra M_211FF03126
4. Widu Rahmasari_211FF03127
5. Fily Muhamad Iksan_211FF03137
6. Shinta Shilkiaturrahma_211FF03124

PROGRAM SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2022
1. Tujuan
Menganalisa anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Menganalisa anatomi dan fisiologi indra pendengar
Menganalisa anatomi dan fisiologi indra pengecap
Menganalisa anatomi dan fisiologi indra penciuman
Menganalisa anatomi dan fisiologi indra peliput
2. Prinsip
Berdasarkan mekanisme fisiologis dari masing-masing organ dalam sistem panca indra
3. Teori dasar
Indra merupakan alat atau anggota tubuh manusia yang dapat menangkap rangsang dan
memprosesnya secara otomatis. Manusia dapat memperoleh dan mengolah informasi tentang
lingkungan sekitarnya. Alat indra adalah sel-sel reseptor sensori yang mampu mendeteksi
berbagai rangsangan, lalu akan diteruskan ke otak. Kemudian otak akan mengolah
rangsangan yang diterima, menafsirkan dan memerintah efektor. Manusia memiliki lima alat
indra yang sering disebut dengan panca indra. Kelima alat indra tersebut adalah indra
penglihatan (mata), indra pendengaran (telinga) indra pembau (hidung), indra pengecap
(lidah), dan indera peraba (Kulit).
1. Indera Penglihatan (Mata)
Mata merupakan indra penglihatan, dimana proses penglihatan ini dibantu oleh beberapa
komponen yang merupakan suatu sistem optik adaptif dimana lensa kristalin dapat berubah
ketebalannya untuk membentuk fokus cahaya pada retina. Terdapat dua komponen utama
dalam sistem optik pada mata yaitu kornea dan lensa, dimana keduanya berperan sebagai
komponen refraksi dengan kekuatan terbesar. Proses penglihatan dimulai dari masuknya
cahaya ke kornea sampai dengan pembentukan bayangan di retina, dimana energi cahaya
akan diproses menjadi sinyal elektrokimia yang akan dilanjutkan dan diproses di otak.
2. Indera Pendengaran (Telinga)
Telinga merupakan indra merupakan indra pendengaran yang menerima berupa suara dan
manusia hanya mampu mendengarkan suara berfrekuensi antara 20-20.000 getaran per detik
(Hertz/Hz). Frekuensi atau gelombang suara dibagi menjadi 3 yaitu infrasonik, akustik, dan
ultrasonik. Telinga manusia hanya dapat mendengar suara akustik. Sedangkan frekuensi suara
infrasonik ialah 1-20 Hz, serta frekuensi suara ultrasonik adalah lebih dari 20.000 Hz

3. Indera Pengecap (lidah)


Lidah merupakan indra perasa atau pengecap manusia yang berfungsi untuk
membedakan bermacam-macam rasa. Lidah juga organ yang dilapisi selaput lendir yang
terlihat kasar, terdiri dari banyak benjolan kecil yang dinamakan papila. Pada lidah terdapat
kemoreseptor yang dapat merespon suatu rasa seperti manis, asin, asam, dan pahit yang
berfungsi untuk merangsang senyawa yang larut dalam air.
4. Indra Pembau (Hidung)
Hidung merupakan salah satu alat indera manusia yang berperan sebagai indera
penciuman serta bagian dari sistem pernapasan yang berperan sebagai sirkulasi udara. Di
dalam hidung ada rambut – rambut halus dan reseptor yang responsif terhadap rangsangan
pada bentuk gas ataupun uap.

5. Indra Peraba (Kulit)


Kulit adalah lapisan terluar pada manusia yang biasa dikenal dengan mekanoreseptor atau
tangoreseptor. Kulit berfungsi untuk melindungi bagian bagian tubuh bagian dalam. Kulit
memiliki reseptor. Reseptor kulit terdiri dari korpus-korpus pada lapisan epidermis dan
dermis yang dapat merasakan berbagai rangsangan. Kulit juga berfungsi mengatur suhu tubuh
dan berperan sebagai indra peraba.
4. Alat dan Bahan

1. Alat 8.Parfum/kamper
2. Pensil/pulpen 9.Gula
3. Arloji 10.Garam
4. senter 11.Cuka/buah masam
5. Jarum jahit 12.Pare
6. Benang jahit 13.Bawang
7. Penutup mata 14.Kentang

5. Prosedur Kerja

Refleksi Akomodasi
- Diukur pupil mata dibawah sinar biasa
- Diukur pupil mata dibawah sinar terang
- Diamati perbedaannya

Titik Dekat Akomodasi


- Difokuskan mata pada 1 objek (pensil/pulpen) dalam jarak 1 m
- Didekatkan secara perlahan objek pada mata sampai objek terlihat berganda, diukur
jaraknya
- Dijauhkan secara perlahan objek dari mata sampai objek terlihat tunggal/fokus
kembali
- Diukur jaraknya, jarak tersebut dinamakan titik dekat akomodasi

Penglihatan Binokular
- Dimasukkan benang kedalam lubang jarum dengan kedua mata terbuka, catat waktu
yang diperlukan
- Ditutup satu mata, hal yang sama dilakukan Kembali, catat waktu yang diperlukan

Adaptasi Penciuman
- Disiapkan satu orang responden, mata responden ditutup
- Diciumkan kamfer pada satu lubang responden (lubang hidung yang lain ditutup)
- Diamati bau tersebut apakah langsung tercium/tidak, waktu pertama kali responden
dapat mencium bau tersebut lalu dicatat
- Dicium terus menerus kamfer tersebut, sampai responden tidak dapat lagi mendeteksi
bau tersebut
- Dicatat waktu yang diperoleh merupakan waktu adaptasi

Distribusi Reseptor Rasa


- Ditentukan lokasi reseptor untuk empat jenis rasa pada lidah dengan menggunakan
satu tetes dari larutan-larutan
- Berkumurlah dengan air tawar, setiap kali setelah mengecap satu rasa
Interaksi Penciuman dan Pengecap
- Disiapkan satu orang anggota kelompok responden sebagai responden (mata ditutup)
- Responden diminta untuk menjulurkan lidah
- Ditempatkan bergantian potongan jambu air, bawang merah, kentang atau makanan
lain
- Responden diamati apakah dapat mengidentifikasi makanan-makanan tersebut atau
tidak
- Diulang percobaan diatas dengan lubang hidung terbuka

System Peliput
- Digambarkan suatu daerah dengan luas sekitar 2 cm yang terdiri dari 20 kotak
dengan menggunakan bolpoint
- Dalam daerah tersebut dilakukan sentuhan perlahan dengan bulu sikat paling sedikit
pada 20 tempat berbeda
- Jika dirasakan adanya sensasi ditandai huruf S. S artinya terasa adanya sensasi sentuh
- Dipanaskan paku dalam air yang bersuhu sekitar 400c atau 500C, dikeringkan.
- Dicari lokasi reseptor panas seperti pada prosedur no. 2 ditandai dengan huruf P jika
dirasakan sensasi panas.
- Didinginkan paku dalam air es dan dikeringkan.
- Dicari lokasi reseptor dingin, tandai huruf D jika dirasakan sensasi dingin.
- Sensasi dirasakan jika reseptor nyeri distimulasi oleh tekanan ringan dari jarum.
Tempat reseptor pada daerah tersebut ditandai dengan huruf N.
- Dijumlahkan lokasi reseptor untuk tiap sensasi.

Ketajaman Pendengaran
- Dilakukan pengujian diruangan yang sepi
- Seorang anggota kelompok diuji diminta untuk ditutup telinga kiri dengan kapas dan
ditutup matanya.
- Ditempatkan sebuah jam yang berdetak didekat telinga kanan
- Dijauhkan jam dari telinga dengan teratur dan perlahan-lahan
- Ditentukan jarak dimana detak jam tepat tidak terdengar Kembali
- Dijauhkan jam sedikit lagi, perlahan-lahan didekatkan Kembali pada telinga
- Ditentukan jarak dimana detak jam tepat terdengar Kembali
- Apakah jarak yang diperoleh dengan kedua cara tersebut sama besar?
- Dilakukan hal yang sama pada telinga kiri, telinga kanan ditutup dengan kapas
- Dibandingkan ketajaman pendengaran telinga kanan dan kiri.
Refleksi akomodasi

Diukur pupil mata dibawah Diukur pupil mata dibawah Lalu Diamati perbedaannya
sinar biasa sinar terang

Titik Dekat Akomodasi

Difokuskan mata pada 1 objek Didekatkan secara perlahan Dijauhkan secara perlahan
(pensil/pulpen) dalam jarak 1 objek pada mata sampai objek dari mata sampai objek
m objek terlihat berganda, terlihat tunggal/fokus
diukur jaraknya kembali

Diukur jaraknya, jarak tersebut


dinamakan titik dekat
akomodasi

Penglihatan Binokular

Dimasukkan benang kedalam Ditutup satu mata, hal yang sama


lubang jarum dengan kedua mata dilakukan Kembali, catat waktu
terbuka, catat waktu yang yang diperlukan
diperlukan
Adaptasi Penciuman

Disiapkan satu orang Diciumkan kamfer pada satu Diamati bau tersebut apakah
responden, dan mata lubang responden (lubang langsung tercium/tidak, waktu
responden ditutup hidung yang lain ditutup) pertama kali responden dapat
mencium bau tersebut dicatat

Dicium terus menerus kamfer


Dicatat waktu yang diperoleh tersebut, sampai responden tidak
merupakan waktu adaptasi dapat lagi mendeteksi bau
tersebut

Distribusi Reseptor Rasa

Ditentukan lokasi reseptor untuk


empat jenis rasa pada lidah
dengan menggunakan satu tetes
dari larutan-larutan

Berkumurlah dengan air tawar,


Setiap kali setelah mengecap
satu rasa
Interaksi penciuman dan pengecapan

Disiapkan satu orang anggota Ditempatkan bergantian potongan


kelompok responden sebagai jambu air, bawang merah, kentang
responden (mata ditutup) , atau makanan lain, Responden
Responden diminta untuk diamati apakah dapat
menjulurkan lidah mengidentifikasi makanan-makanan
tersebut atau tidak

Diulang percobaan diatas


dengan lubang hidung
System Peliput
terbuka

System peliput

Digambarkan suatu daerah Dilakukan sentuhan perlahan


dengan bulu sikat paling sedikit Dipanaskan paku dalam air
dengan luas sekitar 2 cm yang
pada 20 tempat berbeda Dalam yang bersuhu sekitar 400c
terdiri dari 20 kotak dengan
daerah tersebut, jika terasa atau 500C, dikeringkan.
menggunakan bolpoint
sentuhan tandai dengan huruf S

Didinginkan paku dalam air es Dicari lokasi reseptor panas


dan dikeringkan, jia terasa seperti pada prosedur no. 2
sensasi dingin ditandai dengan ditandai dengan huruf P jika
huruf D dirasakan sensasi panas.

Dijumlahkan lokasi reseptor


untuk tiap sensasi.
Ketajaman Pendengaran

Dilakukan pengujian diruangan


yang sepi ,Seorang anggota
kelompok diuji diminta untuk
ditutup telinga kiri dengan kapas
dan ditutup matanya.

Ditempatkan sebuah jam yang


berdetak didekat telinga kanan
lalu dijauhkan dari telinga dengan
teratur dan perlahan

Ditentukan jarak dimana detak


jam tepat tidak terdengar
Kembali

Dijauhkan jam sedikit lagi,


perlahan-lahan didekatkan
Kembali pada telinga, Ditentukan
jarak dimana detak jam tepat
terdengar Kembali

Dilakukan hal yang sama pada


telinga kiri, telinga kanan ditutup
dengan kapas

Dibandingkan ketajaman
pendengaran telinga kanan dan
kiri
6. Data pengamatan

1. Indra penglihatan
a. Reflek akomodasi

Lingkungan Ukuran Gambar

Sinar biasa 0,7 mm

Senter 0,4 cm “Reflek akomodasi, sinar


biasa”

“reflek akomodasi, senter”

b. Titik dekat akomodasi


Gambar

responden Jarak titik


dekat
1 3,03 cm / 15cm

“titik dekat akomodasi”

c. Penglihatan binocular
Gambar

keadaan Waktu(detik)
Kedua mata terbuka 4,90 detik
1 mata tertutup 3,30 detik
d.

“pengamatan binocular,
mata terbuka”
“pengamatan binocular, 1
mata tertutup”

d. Ketajaman penglihatan

keadaan waktu Gambar

Jarak huruf dapat dibaca V = 21,5


jelas 15
Jarak huruf seharusnya
dapat dibaca
“ketajaman penglihatan
mata”

e. Uji buta warna


Gambar

Jarak buku Waktu

75 cm 0,50 detik
“uji buta warna “

2. Indra penciuman
Adaptasi penciuman
Gambar

kamfer Minyak Minyak


permen cengkeh
Waktu 2,46 3,28 detik 2,81 detik
mulai detik
terdetekti
Waktu 22,50 11,98 14,77 detik
tidak detik detik “adaptasi penciuman”
terdeteksi

3. Indra pengecap
a. Distribusi reseptor rasa
Gambar
Keadaa jambu kentang Bawang mangga
n merah

Mata Terdetek Tidak Terdetek Terdetek


dan si terdetek si si
Hidung si
ditutup

“distribusi reseptor
rasa”
b. Interaksi penciuman

Gambar

Keadaan jambu kentang Bawang mangga


merah
Mata Terdetek Tidak Terdetek Terdeteksi
ditutupda si terdetek si
n hidung si
terbuka “interaksi
penciuman”

4. Indra perasa/peliput
S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N Gambar
S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N
S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N
S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N
S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N
S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N S/P/D/N
Ket:
S : Sentuhan
P : Panas “indra perasa, fokus ke table”
D : Dingin
N : nyeri
5. Indra pendengaran
a. ketajaman pendengaran
Gambar

keadaa Terdengar Tidak


n terdengar
Telinga 2,5 cm 93 cm
kanan
Telinga 3 cm 73 cm
kiri

“ketajaman indra pendengaran”

b. uji ketulian

Gambar

Lokasi dengung Normal/tidak normal


Telinga kanan Normal

“uji ketulian”

7.Pembahasan
Pada pengamatan indra penglihatan, kelompok kami menggunakan satu responden
dengan mata yang normal. Dari percobaan yang telah dilakukan ketika mata disinari dibawah
sinar biasa, pupilnya melebar hingga 7 mm sedangkan ketika dibawah sinar terang pupil
mengecil dengan ukuran 4 mm. Hal ini dikarenakan melebar dan mengecilnya pupil
dipengaruhi oleh jarak dan cahaya, Ketika gelap pupil membesar dan cahaya terang mengecil.
Melebar dan mengecilnya pupil diatur oleh iris sesuai dengan intensitas cahaya yang
diterima mata. Bila cahaya diarahkan ke salah satu mata pupil akan berkontraksi itu yang
dinamakan refleks pupil.

Titik dekat mata merupakan jarak terdekat seseorang untuk melihat benda secara
jelas. Pada mata normal titik dekatnya kurang dari 25 cm dan titik jauh mata tidak terhingga.
Pada percobaan ini mata difokuskan pada suatu objek yaitu pulpen yang digerakkan
mendekati dan menjauhi mata. Pada responden, saat objek mendekati mata jaraknya terlihat
ganda adalah 3,02 cm dan pada keadaan tunggal adalah 39 cm. Percobaan ini dapat diketahui
jarak dekat akomodasi dimana terjadi perangsangan syaraf parasimpatis sehingga
menimbulkan kontraksi otot siliaris yang selanjutnya akan mengendurkan gligamen lensa dan
meningkatkan daya bias cahaya. Mata mampu melihat objek lebih dekat disbanding waktu
daya biasnya rendah. Akibatnya, Ketika objek didekatkan kearah mata frekuensi impuls
parasimpatis kedotsilaris progesif ditingkatkan agar objek tetap dilihat dengan jelas. Lensa
mata dapat menerima cahaya dari pupildan meneruskannya pada retina. Untuk melihat objek
yang jauh, lensa mata akan menipis dan objek yang dekat lensa mata akan menebal. Jadi,
responden memiliki mata normal karena pada titik dekat mata kurang dari 25 cm.

Penglihatan binokular adalah penglihatan yang kedua mata digunakan secara


bersama-sama. Pengujian ini dilakukan dengan memasukkan benang ke dalam jarum dengan
kedua mata terbuka dan satu mata tertutup. Pada responden, kedua mata terbuka memerlukan
waktu 4,9 detik dan pada saat satu mata tertutup 3,3 detik. Pada percobaan ini diperoleh
ketika memasukkan benang pada jarum dengan kedua mata terbuka lebih lambat
dibandingkan dengan satu mata tertutup. Hal ini dikarenakan faktor cahaya diruangan, lubang
jarum yang besar dan malah terlihat lebih jelas jika mata sebelah ditutup dan juga keadaan
responden yang kurang sehat. Jadi, penglihatan responden memiliki penglihatan binokular
yang kurang bagus.

Pada percobaan indra penciuman yaitu dengan menciumkan objek kamfer, minyak
cengkeh dan minyak permen (peppermint) ke salah satu lubang hidung. Ketika menggunakan
kamfer, waktu pertama kali bau tercium pada 2,46 detik dan kamfer dicium terus menerus
sampai bau kamfer tidak tercium lagi pada 22,50 detik. Pada percobaan minyak cengkeh,
waktu yang diperlukan 3,28 detik saat pertama kali bau tercium dan memerlukan waktu 11,98
detik untuk bau minyak cengkeh tidak tercium lagi. Saat responden menggunakan minyak
permen (peppermint) pada percobaannya, waktu yang diperlukan 2,81 detik saat pertama kali
tercium dan pada waktu 14,77 detik bau tidak tercium lagi. Bau kamfer lebih cepat tercium
dari objek lain, karena bau kamfer sangat menyengat tetapi lebih cepat menghilang baunya.
Pada percobaan minyak cengkeh lebih lama tercium mungkin kerena adaptasi sebelumnya
pada kamfer lalu ke minyak cengkeh lama mulai tercium tapi setelah tercium baunya mulai
menyengat. Bau minyak permen (peppermint) lebih lama menghilang karena bau minyak
permen (peppermint) lebih lama diadaptasi oleh saraf-saraf hidung. Bau pada objek
percobaan akan menghilalng saat terus-menerus dicium, hal ini terjadi karena sel-sel saraf
pada hidung telah mengadaptasi bau kamfer, minyak cengkeh dan minyak permen
(peppermint) juga telah direkam oleh otak sehingga untuk beberapa saat responden akan
selalu merasakan bau kamfer dan minyak cengkeh. Didalam rongga hidung terdapat selaput
lendir yang mengandung sel-sel pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau yang selanjutnya
akan bergabung membentuk serabut saraf pembau. Zat kimia tertentu berupa gas atau uap
masuk bersama udara respirasi mencapai reseptor pembau. Zat ini dapat larut dalam lendir
hidung sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian
timbul impuls yang menjalar keakson-akson. Beribu-ribu akson bergabung menjadi satu
bundel yang disebut saraf otak (alfaktori), saraf otak ke I menembus lamina cribosa yang
merupakan bagian pembentuk atap hidung dan tulang ethmoid yang merupakan struktur
dengan fungsi sebagai penyangga didalam rongga hidung yang kemudian bersinopsis dengan
neuron-neuron tractus olfactori dan impuls dijatarkan kedaerah pembau primer pada korteks
otak untuk diinpertasikan.

Pada percobaan selanjutnya pemeriksaan indra pengecap. Pada percobaan ini kita
menentukan lokasi reseptor untuk empat jenis rasa pada lidah dengan mata tertutup, sampel
yang digunakan yaitu glukosa, asam asetat, NaCl dan kinin. Berdasarkan hasil pengujian
responden dapat merasakan rasa pada lokasi yang kurang tepat. Rasa manis glukosa
dihasilkan pada lidah bagian ujung lidah, rasa asin responden merasakan rasa asam asetat
(asam) pada bagian tepi lidah atau pinggir lidah, rasa asam responden merasakan rasa NaCl
(asin) pada bagian tepi lidah atau pinggir lidah dan rasa pahit kinin sulfat dihasilkan pada
pangkal lidah atau ujung lidah. Hal ini menunjukkan bahwa responden mengalami indra
pengecap terganggu. Lidah bias merasakan rasa manis,asin,asam dan pahit dikarenakan
adanya papilla pada lidah yang merespon rasa yang dirasakan pada lidah ke otak.

Pada pengamatan indra penciuman dan pengecap. Pengujian dilakukan dengan objek
mangga, kentang, jambu dan bawang merah. Pada percobaan pertama responden menutup
mata dan hidung, kemudian menempelkan pada bagian lidahnya dan menebaknya apakah
objek tersebut benar atau salah. Berdasarkan hasil responden mangga terdeteksi, jambu tidak
terdeteksi, kentang terdeteksi dan bawang merah terdeteksi. Pada percobaan kedua hanya
dilakukan menutup matanya saja dapat mendeteksi semua objek. Pada percobaan pertama hal
tersebut dikarenakan reseptor penciuman dapat memainkan peran dalam sistem rasa dengan
cara berinteraksi dengan sel-sel reseptor pengecap rasa pada lidah. Rasa khas dari sebagian
besar makanan dan minuman lebih banyak berasal dari aroma daripada rasa.

Pada percobaan indra perasa atau peliput. Secara fisiologi kulit dapat merasakan sensasi
panas, dingin, nyeri dan sentuhan. Pada pengamatan sistem peliput menggunakan media pada
tangan gambar sebuah kotak sebanyak 20 kotak lalu pada setiap kotak diberikan rangsangan
dengan bulu sikat untuk merasakan adanya sentuhan, jarum untuk merasakan nyeri, spatel
untuk merasakan dingin dan panas. Hasil yang diperoleh pada responden menunjukkan
bahwa setiap kotak yang diberikan ransangan terdapat semua sensasi yang dirasakan pada
bagian kulit. Dari keempat ransangan yang diberikan, ransangan sentuhan bulu sikat pada
lengan bawah sejumlah 20 kotak kulit yang dirasakan. Sensasi pada tusukan jarum pada
lengan bawah sejumlah 20 kotak dibagian kulit yang dirasakan, Sensasi menggunakan spatel
panas pada lengan bawah didapat 20 kotak dibagian kulit yang dirasakan dan pada paku
dingin pada lengan bawah didapat 20 kotak dibagian kulit yang dirasakan. Ransangan dari
semua objek pengamatan direspon oleh tubuh. Hal ini terjadi karena reseptor lempeng merkel
dan korpuskula meissner masih berfungsi dengan baik sehingga dapat langsung menerima
ransangan dari objek yang digunakan dan langsung diterima oleh otak, dimana bulu sikat
merasakan sentukan, jarum merasakan nyeri, dan spatel merasakan dingin dan panas.

Percobaan terakhir pada pengamatan indra pendengaran, percobaan ini dilakukan


menggunakan objek jam weker. Sebuah jam diletakkan pada bagian telinga kanan dan telinga
kiri di tutup, begitu pun sebaliknya. Kemudian jam weker digerakkan menjauhi telinga
sampai detak jam tidak terdengar lagi dan kemudian didekatkan lagi sampai detak jam
terdengar. Saat jam didekatkan pada telinga kanan jam tidak terdengar pada jarak 93 cm dan
terdengar lagi pada jarak 2,5 cm. Untuk telinga kiri jam tidak terdengar pada jarak 73 cm dan
terdengar pada jarak 3 cm. Perbedaan tersebut karena sedang berada ditempat yang terdapat
suara lain seharusnya pada percobaan indra pendengaran ini harus berada di tempat yang
sangat sepi atau hening. Pada percobaan dapat diketahui bahwa ketajaman pendengaran
dapat dipengaruhi oleh adanya penghalang atau kebisingan yang ditimbulkan dari lingkungan
sekitar.
Pada percobaan uji ketulian menggunakan objek garpu tala dengan cara garpu tala di
hantarkan ke meja atau ke lutut kemudian gigit garpu tala hingga mendengar bunyi denging
dengan jelas jika kedua telinga mendengar dengan jelas telinga tersebut normal. Ketika
percobaan dilakukan oleh responden yang terjadi yaitu berdenging disebelah kanan saja.
Ketika keduanya tidak mendengar bunyi denging itu bisa terjadi karena ada gangguan pada
salah satu telinga.

8.Kesimpulan

Berdasarkan kesimpulan hasil praktikum panca indera di labolatorium Hasil pada uji
indra penglihatan yakni semua gambar dapat diamati dengan jelas pada semua jarak,sehingga
hasil uji panca indra penglihatan jelas, yang artinya fungsi dari mata sebagai indra
pengliahatan masih baik karena masih dapat melihat semua gambar pada jarak-jarak yang
telah di tentukan
Pada uji indra penciuman hasil dari uji penciuman tidak semua terjawab dikarenakan
tidak dapat menentukan semua bahan dengan benar, yang artinya hidung yang memiliki
fungsi sebagai indra penciumanmasih berfungsi cukup baik karena masih dapat mengetahui
aroma khas yang dimiliki dari sebagian bahan-bahan yang telah disediakan yakni bawang
merah, kentang, mangga, dan jambu air walaupun dalam kondisi mata yang tertutup.
Dari hasil uji indra pendengaran yang baik telinga yang memiliki fungsi sebagai indra
pendengaran masih berfungsi dengan baik dikarenakan masih dapat mendengar dan detak
bunyi jam tersebut dalam jarak 1 meter.
Hasil uji dari indra pengecap cukup baik yang artinya lidah yang memiliki fungsi
sebagai indra pengecap masih berfungsi dengan baik dikarenakan dapat mengetahui semua
rasa khas yang dimiliki dari semua bahan-bahan praktikum.
Hasil uji dari uji indra peraba responden bisa mersakan sentuhan seperti panas, dingin,
nyeri, artinya berarti kulit yang memiliki fungsi sebagai indra peraba memiliki fungsi yang
baik dikarenakan saya dapat mengetahui dan menentukan semua bahan-bahan padat yang
teraba oleh kulit tangan.

Hasil dari uji terakhir yaitu uji ketulian responden dapat merasakan dengungan dari
alat uji tetapi bagian telinga kiri saja.

Berdasarkan kesimpulan hasil praktikum panca indera yang dilakukan macam-macam


uji untuk mengetahu tingkat kepekaan tiap indra padatubuh manusia dengan metode yang
berbeda-beda pada tiap panca indra, setiap pengujian yang dilakukan seperti pengujian
terhdap indera penglihatan dari pupil mata yang melebar, uji penciuman yang bisa
mendeteksi dari bahan bahan yang sudah disediakan, uji pendengaran yang bisa mendengar
detak bunyi dari jam dengan jarak 1 meter, uji pengecap dengan kesalahan 1 bahan, uji perasa
yang bisa merasakan rasa nyeri, dingin, panas, dan uji ketulian dengan telinga kanan yang
tidak terlalu jelas menrasakan dengungan dari alat uji.

9.Daftar pustaka

Arrington, L. 2010. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Malang: Media Prasetya.


Gunstream, S, E., et al., 1989. Anatomy and Physiology Laboratori Textbook. Wm
C Brown Publisher, Dubuque.
Gunstream S, E., 2015. Anatomy and Physiology with Integrated Study 6th
Edition, McGraw-Hill Education, New York.
Martini, FH, Nath, JL, Bartholomew, EF., 2012, Fundamentals of Anatomy and
Physiology, 9th Edition, Pearson Education Inc., London
Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis Jakarta: EGC.
Rugh. R, 1990, The Mouse, its Reproduction and Development, Oxford University
Press, Oxford.
Sherwood, L., Santoso B.L. 2001. Fisiologi Manusia : Dari Sel Ke Sistem. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai