Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

ACARA 1
SISTEM SENSORI

Disusun oleh :
Nama : Nur Latifah
NIM : 21106040001
Kelompok : kelompok 5
Tanggal Praktikum : Rabu, 26 Oktober 2022
Tanggal Pengumpulan : Rabu, 2 November 2022
Asisten : Riska Dwi Ardani

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2022
B. Tujuan
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan indera pengecap
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan indera pembau.
3. A. Mengetahui gambaran reseptor suhu pada kulit.
b. Mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap keberadaan reseptor suhu pada kulit.
4. Mengetahui pengaruh intensitas cahay dan akomodasi mata terhadap refleks pupil.

C. Dasar Teori
Alat pengecap pada manusia adalah lidah. Indera pengecap berfungsi untuk
merasakan rasa yang ada karena makanan atau yang lainnya. Lidah merupakan organ
yang menonjol ke dalam kavum oris dari permukaan interior. Lidah memiliki otot
bercorak seperti otot skelet yang terdiri dari otot ekstrinsik dan intrinsic. Otot
bercorak pada lidah tersusun dari berkas-berkas yang berjalan pada bidang masing-
masing membentuk sudut tegak lurus sehingga membuat lidah mempu bergerak
secara fleksibel, mampu berperan dalam proses bicara ataupun digesti dan perangsang
makanan (Wangko, 2013).

Zat perangsang pada lidah adalah ludah dan kangit-langit mulut. Sedangkan
pada permukaan lidah reseptornya berupa tonjolan kecil yang disebut papilla
feliformis, papilla fungitormis dan papilla circumfalata yang reseptornya berbentuk
piala pengecap yang disebut gemma sustantorea. Rangsangan kimia dari luar tubuh
diterima oleh kemoreseptor yang berupa tunas pemgecap pada lidah. Agar dapat
merasakan suatu zat harus larut dalam mulut sehingga dapat menstimulus rasa.
Kuncup rasa terdapat di permukaan lidah atau di langit-langit lunak tinggi belakang
mulut. Kemoreseptor hanya dapat merasakan empat macam sensasi utama yaitu rasa
asam, rasa manis, rasa asin dan rasa pahit. Kuncup pengecap terdiri atas sel
pendukung dan sel pengecap yang memanjang dan memiliki mikrovili. Mikrovili
memiliki reseptor molekul protein yang menyebabkan otak mengenali rasa manis,
asin, pahit dan asam. Bagian ujun glidah peka terhadap rasa manis, bagian pinggir
depan peka dengan rasa asin, bagian pinggir belakang peka dengan rasa asam, dan
bagian pangkal peka dengan rasa pahit (Puspit, 2016).

Pada indera pembau pada manusia adalah hidung.indera pembau berfungsi


mendeteksi bau menggunakan reseptor yang berada pada kedua epitel olfaktori di
dalam rongga hidung. Sel sel penciuman mempunyai ujung berupa rambut-rambut
halus yang dihubungkan oleh urat saraf melalui tulang saringan dan Bersatu menjadi
urat saraf olfaktori menuju pusat penciuman bau di otak. Indera penciuman menerima
reseptor berupa gas. Dalam epitel olfaktori berdasarkan strukturnya terdapat dua sel
sedangkan berdasarkan fungsinya terdapat tujuh macam sel-sel reseptor sehingga
dapat mengenal 400 macam bau. Saat menghirup nafas bau juga ikut terhirup, di
dalam rongga hidung bau larut dalam lender setelah itu rangsangan bau akan diterima
oleh ujung saraf pembau dan diteruskan ke pusat penciuman dan saraf pembau. Otak
memproses ingatan sehingga dapat membau aroma tersebut (Dewi, 2019).

Indera peraba pada manusia adalah kulit. Kulit memiliki dua lapisan aitu
eoidermis dan dermis. Reseptor untuk rasa sakit dan tekanan lemah terdapat pada
kulit lapisan epidermis. Mekanoreseptor merupakan sebutan untuk reseptor tekanan
lemah. Sedangkan untuk reseptor panas, dingin, dan tekanan yang kuat terdapat pada
lapisan kulit dermis. Reseptor pada dermis meliputi korpus pacini yang merupakan
ujung saraf tekanan kuat, korpuskula Ruffini merupakan ujung saraf peraba,
korpuskula Krause merupakan ujung saraf perasa dingin, korpuskola Meissner
merupakan ujung saraf peraba, lempeng Merkel merupakan ujung saraf peraba
sentuhan dan tekanan ringan. Masing-masing reseptor dihubungkan dengan neuron
sensori. reseptor indera yang didistribusikan ke seluru otot rangka dan tendon disebut
proprioseptor, kontraksi otot memicu reseptor ini mengenali impuls saraf (Puspit,
2016).
Indera penglihatan pada manusia adalah mata. Mata menerima rangsangan
berkas cahaya pada retina dan dialihkan ke pusat penglihatan pada otak dengan
perantara serabut nervus optikus. Mata mempunyai reseptor peka cahaya yang disebut
fotoreseptor. Lapisan reseptor pada mata, sistem lensa berfungsi memusatkan cahaya
pada reseptor dan sistem saraf menghantarkan impuls dari reseptor ke otak. Pantulan
cahaya masuk melalui pupil dan diteruskan kedalam lensa mata. Lensa mata
mengarahkan cahaya hingga bayangan benda jatuh pada retina. Lalu ujung saraf
retina menyampaikan bayangan benda ke otak untuk diolah sehingga benda daapt
terlihat oleh kita. Pupil akan membesar Ketika kita melihat dalam keadaan gelap dan
akan mengecil ketika melihat dalam keadaan yang semakin terang ( Maulidasari, et
all, 2020)

D. Bahan dan Metode

Alat yang diperlukan dalam praktikum ini adalah cutton bad, cawan petri, sapu
tangan, gelas kimia, tisu. Sedangkan bahan yang diperlukan dalam praktikum ini
adalah larutan garam, larutan cuka, larutan MSG, larutan kina, larutan gula,air putih
dan es batu.

Cara kerja reseptor rasa pada lidah adalah gusi dan lidah dibersihkan dari sisa-
sisa makanan dengan berkumur lalu lidah dibersihkan mengunakan tisu. Larutan yang
akan digunakan dituang kedalam cawan petri dan pada setiap larutan cutton bud
direndam. Mata praktikan ditutup agar tidak mengetahui larutan yang
digunakan.cutton bud yang sudah direndam tadi disentuhan pada bebrapa daerah
lidah lalu ditanyakan rasa apa yang dirasa jika jawaban sesuai beri tanda (+) dan jika
tidak sesuai beri tanda (-). Intensitas rasa pada setiap daerah lidah ditentukan dengan
tanda (-) tidak terasa, (+) kurang terasa, (++) terasa, dan (+++) sangat terasa.
Percobaan tersebut diulangi dengan cutton bud sesuai larutan. Percobaan ini diulangi
lagi dengan praktikan mengulum es batu selama beberapa detik sebelum percobaan
dan hasil dari keduanya dibandingkan.

Pada reseptor pembau praktikan tidak boleh pilek dan dilakukan secara
berpasangan dengan satu sebagai subjek yang lain mencatat waktu dan hasil. Bahan
uji dituang kedalam botol flakon secukupnya. Lubang hidup sebelah kiri ditutup dan
bahan ditemapatkan kurang lebih 15 cm dari hidung, tutup botol flakon dibuka dan
dikibaskan sekali menggunakan tangan. Pada saat membaui bahan uji dengan hidung
terbuka bernafas dengan tenang dan keadaan mulut tertutup. Waktu sejak mulai
proses membaui hingga bau tidak terasa(OFT) lagi dicatat waktunya. Botol falkon
ditutup dan diulangi Langkah tadi untuk bahan yang lain setelah OFT bahan pertama.
Ulangi percobaan hingga 3kali dan dihitung rata-rata OFT nya. Ketika OFT semua
bahan tercapau praktikkan membuka lubang hidung mereka dan dengan urut dari
bahan pertama hingga kedua tangan dikibaskan dan apakah praktikkan kesulitan
mencium bau. Hasil pengamatan dicatat.

Reseptor pada kulit pada reseptor panas dan dingin dibuat kotak beerukuran
2.8 x 2.8 cm dibagian tangan pada dorsal dan dibagi menjadi 64 kotak. Jarum
dimasukkan kdalam gelas kimia yang berisi air panas dan air dingin. Setelah ditunggu
selama 5 menit jarum disentuhkan sebentar kedalam koak bujur sangkar pada
praktikan berurutan. Jarum dumasukkan ke dalam gelas kimia lagi untuk
mempertahankan suhu jarum. Hasilnya dicatat dan diberi tanda + untuk yang
merasakan dan tanda – untuk yang tidak merasakan.

Sedangkan pada reseptor sentuhan mata praktikan ditutup dengan sapu tangan
dan satu lengan diletakkan di meja. Kaki jangka diletakkan pada jarak 3 cm dan
disentuhkan dengan tekanan ringan kedua kaki jangka secara bersamaan dibagian
ventral lengan bawah. Jika merasakan dua titik, jarak dua kaki jangka diperkecil, jika
merasa satu titik maka jarak diperbesar. Jarak kedua kaki jangka diperkecil sedikit
demi sedikit hingga jarak terpendek yang masih dirasakan dua titik kemudian data
yang diperoleh dicatat. Kegiatan tadi diulangi pada lengan bawah bagian dorsal,
telapak tangan bagian ventral dan dorsal, ujung jari tangan kiri dan tangan kanan,
dahi, pipi, tengkuk dan bibir.

Pada refleksi pupil terhadap intensitas cahaya dalam keadaan ruangan terang
pupil praktikan diukur dan dicatat diameternya dengan meletakkan penggaris
dibawah salah satu matanya. Mata praktikan dipejamkan dan dibuka secara mendadak
untuk diukur diameter pupilnya dan waktu yang diperlukan untuk terjadinya refleks
pupil dicatat. Pada ruangan gelap praktikan diminta untuk memejamkan matanya dan
penggaris diposisikan di bawah mata. praktikan diberi tanda untuk membuka mata
bersamaan dengan itu terangi mata dengan senter. Diameter pupil diukur dan dicatat
waku yang diperlukan untuk terjadinya refleksi pupil. Hasil yang didapat
dibandingkan dengan hasil percobaan sebelumnya.

Pada refleks pupil terhadap akomodasi mata dalam keadaan normal praktikan
diukur diameter pupilnya. Praktikan diminta untuk melihat benda yang jauh letaknya
dan diukur diameternya. Lalu praktikan diminta untuk melihat benda yang letaknya
dekat dan diukur diameter pupilnya. Percobaan dengan benda yang sama diulangi
tetapi menggunakan praktikan yang meiliki mata minus dan hasilnya dibandingkan.
Pengujian dilakukan tanpa menggunakan kacamata. Pada keadaan ruangan terang
pupil praktikan diukur diameternya dan dicatat.
E. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan pad apeta persebaran lidah perbedaan reseptor


pada lidah tanpa mengulum es batu didapati hasil pada larutan garam kepekaan lidah
kurang terasa(+) pada titk yang berwarna putih, kepekaan lidah terasa (++) pada titik
yang berwarna pink, oren, dan biru sedangkan pada titik yang berwarna putih tulang
kepekaan lidah terasa kuat(+++). Pada larutan cuka kepekaan lidah kurang terasa (+)
pada titik yang berwarna biru, pink sebelah kanan dan putih, sedangkan yang terasa
(++) berada pada titik yang berwarna pink bagian kiri, oren dan putih tulang. Pada
larutan cuka kepekan lidah kurang terasa(+) pada titik yang berwarna pink bagian
kiri, oren bagian kiri dan putih, kepekaan lidah terasa (++) pada titik berwarna putih
tulang, oren dibagian kanan, pink dibagian kanan serta biru. Pada larutan kina
kepekaan lidah kurang terasa (+) pada titik yang berwarna pink bagian kiri lidah,
terasa (++) pada titik berwanra oren, putih, putih tulang dan pink bagian kiri serta
terasa kuat (+++) pada titik berwarna biru. Pada larutan MSG kepekaan lidah kurang
terasa (+) pada titik yang berwarna pink bagian kanan, dan biru, terasa (++) pada titik
berwarna pink bagian kiri, oren, putih tulang serta putih.
Pada peta persebaran rasa pada lidah dengan mengulum es batu didapatkan hasil
pengamatan pada larutan garam kepekaan lidah kurang terasa (+) pada titik berwarna
putih, dan terasa (++) pada titik berrwarna pink, oren, biru dan putih tulang. Pada
larutan cuka kepekaan lidah kurang terasa (+) pada titik berwarna biru dan putih,
kepekaan lidah terasa (++) pada titik berwarna pink, oren dan putih tulang. Pada
larutan gula kepekaan lidah kurang terasa (+) pada titik pink, biru dan putih; dan
terasa (++) pada titik berwarna oren dan putih tulang. Pada larutan kina kepekaan
lidah kurang terasa(++) pada titik berwarna pink bagian kiri, terasa (++) pada titik
yang berwarna pink bagian kanan, oren, putih, dan putih tulang, serta terasa kuat (++
+) pada titik yang berwarna biru. Pada larutan MSG kepekaan lidah kurang terasa
pada titik yang berwarna pink bagian kanan lidah dan oren bagian kanan lidah,
sedangkan kepekaan lidah terasa (++) pada titik berwarna pink bagian kiei, oren
bagian kiri, putih, biru, dan putih tulang.

Bagian lidah tertutupi oleh modifikasi membrane mukosa yang terihat seperti
tonjolan yang berfungsi untuk menimbulkan area permukaan disebut papilla
(Watson,2002). Lidah dapat merasakan 5 macam rasa yairu asin, manis, asam, pahit,
dan umami. Rasa asin dan asam agar dapat dideskripsi rasanya melalui reseptor
ionotropic, rasa manis dan pahit melewati reseptor metabotropic, dan rasa umami
melewati reseptor campuran. Sensitivitas pengecap tidak hanya dipengaruhi oleh
struktur fisik dan kimia bahan yang dirasakan tetapi juga dipengaruhi oleh keadaan
fisiologi dan psikologi yang seseorang (Ramadhayanti et all, 2020).

Rasa asin dirangsang oleh garam kimia sepert NaCl. Ion Na + yang bermuatan
positif masuk melalui saluran Na+ pada membrane sel reseptor, menyebabkan
depolaritas reseptor sebagai respon terhadap garam. Rasa asin pada lidah terletak
pada bagian tepi depan lidah. Rasa asam dirangsang oleh senyawa kimia yang
mengandung ion H+. Rasa asam pada lidah terletak pada tepi belakang lidah. Rasa
manis dipicu oleh pengikatan glukosa atau molekul lainnya oleh reseptor sel kecap.
Rasa manis pada lidah terletak pada bagian ujung lidah. Rasa pahit rangsang oleh
kelompok-kelompok tantan yang lebih beragam secara kimiawinya dibandingkan
sensasi kecap lain. Rasa pahit pada lidah terletak pada pangkal lidah. Rasa umami
dirangsang oleh asam amino seperti glutamate. Rasa umami pada lidah terletak pada
bagian tengah lidah.

Berdasarkan hasil pengamatan Pada grafik OFT pembau perbandingan


minyak kayu putih dan parfum di dapati bahwa pada jenis parfum OFT pada parfum
lebih lama daripada minyak kayu putih dan OFT dengan 2 lubang hidung lebih lama
daripada 1 lubang hidung. OFT pada minyak dengan 1 lubang hidung lebih cepat
dengan rata-rata 2.47 detik daripada OFT parfum dengan 1 lubang hidung dengan
rata-rata 3.21 detik. Sedangkan untuk OFT minyak dengan 2 lubang hidung dengan
rata-rata 3.25 lebih cepat dibandingkan OFT parfum dengan 2 lubang hidung dengan
rata-rata 3.56. dalam keadaan satu lubang hidung sel saraf penciuman tidak berfungsi
dengans empurna hingga kepekaan bau lebih rendah mengakibatkan OFT minyak dan
parfum pada 1 lubang hidung lebih cepat daripada dengan 2 lubang hidung karena
pada 2 lubang hidung sel saraf berfungsi secara sempurna ( Irianto, 2012).

Beberapa faktor yang mempengaruhi sensitivitas indera pembau terhadap


jenis bahan adalah karena rangsangan kimiawi namun ada beberapa faktor fisik
seperti substansi yang menguap yang dapat terhirup dalam nostril, substansi odoran
tidak larut dalam air sehingga bau tidak bisa melewati mukus ke silia olfaktorius, silia
yang membantu bau yang paling sedikit untuk larut dalam asam lemak karena
lipidpadasilium yang merupakan penghalang terhadap bau yang tidak larut dalam
lemak (Guyton & Hall, 2006).

Berdasarkan hasil pengamatan pada grafik reseptor panas dan dingin di


dapatkan bahwa perbandingan sensitivitas antara laki-laki dan perempuan pada
reseptor panas perempuan lebih sensitif dalam merasakan panas sedangkan laki-laki
kurang sensitif dengan perbandingan yang cukup jauh yaitu pada laki-laki berada di
angka 17 sedangkan pada perempuan berada di angka 52. Sedangkan pada reseptor
dingin perempuan juga lebih sensitif dibandingkan laki-laki dengan perbandingan
yang tinggi yaitu pada laki-laki berada di angka 25 sedangkan perempuan berada di
angka 45. Sedangkan pada reseptor dingin perempuan juga lebih sensitit
dibandingkan laki-laki dengan perbandingan yang tinggi yaiu pada laki-laki berada di
angka 25 sedangkan perempuan berada di angka 45. Penyebaran reseptor panas
dengan jumlah yang banyak berada pada tubuh bagian dorsal dan reseptor dingin
paling banyak berada pada tubuh bagian ventra ldikarenakan pada tubuh bagian
dorsal terdapat lebih banyak badan Ruffini.l (Irianto, 2012).

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperolah didapatkan bahwa pada


reseptor sentuhan titik paling sensitif berada pada ujung jari kiri dengan rata-rata
jarak 0.42, lalu pada ujung jari kanan dengan rata-rata jarak 0.51, lalu pada bibir
dengan rata-rata jarak 0.65, pada telapak tangan dorsal dengan rata-rata 1.03 dan pada
dahi memiliki rata-rata jarak 1.56, lengan ventral dengan jarak rata-rata 1.2 cm. pada
telapak tangan ventral memiliki rata-rata jarak 1.4 cm, pada lengan dorsal memiliki
rata-rata jarak 1.6 cm sedangkan pada tengkuk memiliki rata-rata jarak 1.62 dan pada
pipi mempunyai rata-rata jarak 1.65 cm yang merupakan titik yang paling tidak
sensitive dibandingkan titik yang lain.
Bagian tubuh yang paling sensitif terhadap sentuhan adalah ujung jari kiri
sedangkan yang paling kurang peka adalah pipi. Hal tersebut terjadi karena pada
ujung jari terdapat lebih banyak badan Meissner daripada bagian tubuh yang lain
apalagi pada pipi(Fox, 2008).

Refleks Pupil Terhadap Intensitas


Cahaya
0.8 0.68
Diameter Pupil (cm)

0.6
0.45
0.4
0.4 0.3
0.2
0
Gelap Terang

Keberadaan Cahaya

Normal Setelah refleksi

Berdasarkan hsil pengamatan yang diperoleh grafik refleks pupil terhadap


intensitas cahaya di atas, di dapatkan bahwa pada keadaan gelap diameter pupil mata
lebih akan mengecil dan akan membesar ketika dalam keadaan terang. Rata-rata
diameter pupil pada keadaan gelap pada mata normal adalah 0.68 cm dan lebar
diameter setelah direfleksi pada keadaan gelap adalah 0.3 cm. sedangkan pada
keadaan terang pupil mata yang normal rata-ratanya adalah 0.4 cm dan setelah
direfleksi rata-ratanya adalah 0.45.

Menurut referensi pupil akan mengecil ketika melihat benda dalam kondisi
yang terang karena dipengaruhi oleh refleks pupil untuk membatasi jumlah cahaya
yang masuk agar tidak terlalu banyak dan mengatur kecembungan lensa mata
(Kimball, 1983). Tetapi dari data yang didapat terjadi sebaliknya yaitu pupil mengecil
dalam keadaan gelap dan membesar dalam keadaan terang, hal ini mungkin terjadi

kesalahan saat mengukur diameter pupil mata.

Refleks Pupil Terhadap Akomodasi


Mata
Diameter pupil (cm)

0.5 0.43 0.42 0.42


0.37
0.4
0.28 0.32
0.3
0.2
0.1
0
Awal Dekat Jauh
Jarak Objek

Normal Minus

Berdasarkan hasil pengamatan yang didapati grafik refleks pupil terhadap


akomodasi mata pada mata normal dalam keadaan awal didapati rata-rata diameter
pupil sebesar 0.37 cm dan pada mata minus rata-rata diameter pupilnya adlah 0.43
cm. pada akomodasi mata jarak objek dekat rata-rata diameter pupil pada mata minus
dan mata normal adalah sama yaitu 0.42 cm. sedangkan pada jarak objek jauh rata-
rata diameter pada mata normal adalah 0.28 cm dan pada mata minus adalah 0.32 cm.

Perbedaan antara diameter pupil probandus bermata normal lebih kecil


daripada diameter pupil probandus bermata minus (rabun jauh/miopi). Tetapi
menurut referensi diameter mata normal lebih besar dari pada diameter mata minus
dikarenakan mata penderita miopi memiliki lensa yang terlalu mencembung sehingga
cahaya yang diteruskan menjadi lebih banyak menyebabkan pupil lebih mengecil dari
keadaan normalnya.
F. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah resepor rasa di lidah
terdapat di papilla. Lidah dapat merasakan 5 rasa yaitu asin, manis, asam, pahit, dan
umami. Rasa asin terdapat di lidah bagian tepi depan lidah, rasa manis terdapat di
lidah bagian depan, rasa asam terdapat di lidah bagian tepi belakang, rasa pahit
berada di lidah bagian pangkal, dan rasa umami berada di lidah bagian tengah.

Kepekaan indera pembau seseorang selain ditentukan oleh bahan kimiawi yang
digunakan dalam percobaan juga ditentukan oleh faktor jumlah reseptor olfaktori
yang terdapat dalam indera pembau.

Perbandingan jumlah reseptor panas dan dingin pada setiap bagian tubuh berbeda-
beda jumlahnya sehingga sensitivitas pada bagian tubuh juga berbeda.

Tingkat kepekaan bagian tubuh terhadap stimulus sentuhan dan tekanan juga
berbeda-beda dikarenakan adanya perbedaan badan Meissner pada anggota tubuh.

Pengaruh intensitas cahaya dan jarak objek terhadap respon pupil mengakibatkan
terjadinya perbesaran dan pengecilan diameter pupil pada saat dalam kondisi gelap
atau terang dan melihat objek jauh maupun dekat.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, R. P. (2019). Sistem Simulasi Alat Indra Manusia untuk Mendukung Proses
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Indonesia).

Fox, S.I. (2008). Human Physiology Tenth Edition. New York: McGraw-Hill.
Ganong, W.F. (1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran
UGC.
Guyton, A.C. (2006). Text Book of Medical Physiology. Misisipi: Department of
Physiology and Biophysics University of Misisipi Medical.
Irianto, K. (2012). Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Alfabeta.
Maulidasari, M. P., Muamar, M. R., & Nur, F. M. 2020. ALAT INDERA
MANUSIA.

PUSPIT, D. (2016). DIANITA PUSPITA (Doctoral dissertation, FKIP UNPAS).

Ramadhayanti, R., Anggraeni, S., & Supriatno, B. . (2020). Analisis dan


Rekonstruksi Lembar Kerja Peserta Didik Indra Pengecap Berbasis Diagram
Vee: (Analysis and Reconstruction of Tastebuds Student Worksheets Based
on the Vee Diagram). BIODIK, 6(2), 200-213.

Simamora M and Primasari A. Change of taste sensitivity of clove cigarette smokers


in Medan. Journal of Dentistry Indonesia. 2012; 19: 27-31

Sunny Wangko. 2013. Papila Lidah dan Kuncup Kecap Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado . Vol 5, No 3, 2013. 1 September 2020.

Watson R. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat edisi ke 10. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. hal. 318

LAMPIRAN

1. Pengecap
Tabel Sebelum Mengulum Es Batu
Data Persebaran Larutan Garam

Kelompok Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7


1 3 3 3 3 2 3 3
2 3 3 2 2 1 3 3
3 3 2 2 1 3 3 2
4 3 3 2 3 1 - -
5 3 2 2 2 3 1 3
6 3 3 2 3 2 1 2
Rata - rata 3 2,67 2,17 2,33 2 1,83 2,31

Data Persebaran Larutan Cuka

Kelompok Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7


1 3 3 3 3 2 3 3
2 3 3 3 3 3 2 3
3 1 3 2 1 2 - 1
4 1 1 1 2 2 - -
5 3 3 2 2 1 - 3
6 3 2 2 1 1 1 1
Rata - rata 2,33 3,5 2,17 2 1,83 1 1,83

Data Persebaran Larutan Gula

Kelompok Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7


1 3 3 3 2 2 2 3
2 1 1 3 2 3 2 2
3 3 1 1 - 2 1 1
4 3 2 2 1 1 - -
5 2 3 1 3 3 1 3
6 2 1 2 1 1 1 1
Rata - rata 2,33 1,83 2 1,5 2 1,17 1,67

Data Persebaran Larutan Kina

Kelompok Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7


1 3 3 3 3 3 3 3
2 3 1 1 1 3 3 3
3 - - 2 - 3 - 3
4 3 3 3 3 3 3 3
5 3 3 3 2 2 2 3
6 3 3 3 2 2 1 3
Rata - rata 2,5 2,17 2,5 1,83 2,67 2 3

Data Persebaran Larutan MSG

Kelompok Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7


1 3 3 3 2 2 3 2
2 2 2 3 3 2 3 2
3 1 2 3 2 2 1 1
4 1 1 1 2 1 2 -
5 3 2 1 2 1 1 2
6 2 2 2 2 2 2 2
Rata -
rata 2 2 2,17 2,17 1,67 2 1,5

Tabel Setelah Mengulum Es Batu


Data Persebaran Larutan Garam

Kelompok Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7


1 3 3 3 3 2 2 3
2 1 2 2 1 3 1 3
3 3 2 3 2 3 2 2
4 3 3 2 3 3 1 3
5 3 1 3 - 2 - 2
6 3 3 3 2 2 1 3
Rata -
rata 2,67 2,33 2,67 1,83 2,5 1,17 2,67

Data Persebaran Larutan Cuka

Kelompok Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7


1 3 3 3 3 3 2 3
2 3 3 3 3 3 3 3
3 2 3 3 2 2 1 1
4 1 3 1 1 3 1 -
5 3 2 2 3 2 - -
6 2 2 2 2 1 1 2
Rata -
rata 2,33 2,67 2,33 2,33 2,33 1,33 1,5

Data Persebaran Larutan Gula

Kelompok Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7


1 2 2 2 3 3 2 3
2 2 2 2 2 1 1 1
3 3 2 2 1 2 1 1
4 3 3 3 1 1 2 2
5 3 2 2 2 - 2 1
6 2 1 1 2 1 1 2
Rata -
rata 2,5 2 2 1,83 1,33 1,5 1,67

Data Persebaran Larutan Kina

Kelompok Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7


1 3 3 3 3 3 2 3
2 3 3 3 1 2 2 3
3 2 1 2 1 2 2 3
4 3 3 1 1 3 3 3
5 3 3 3 3 2 1 3
6 3 2 3 2 3 2 3
Rata -
rata 2,83 2,5 2,5 1,83 2,5 2 3

Data Persebaran Larutan MSG

Kelompok Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7


1 3 3 3 3 2 3 2
2 3 3 1 3 3 3 3
3 1 1 2 2 - - 1
4 1 3 1 1 1 1 1
5 3 2 1 2 1 2 3
6 3 2 2 2 2 1 2
Rata -
rata 2,33 2,33 1,67 2,17 1,5 1,67 2

2. Reseptor Kulit
Tabel jarak reseptor mekanik pada beberapa bagian organ tubuh (cm)
Kelompok
Bagian Rata - Rata
1 2 3 4 5 6
Lengan Ventral 0.75 1.3 1.8 1 1.1 1.2 1.2
Lengan Dorsal 2.2 1 1.5 2 1.6 1.3 1.6
Telapak tangan ventral 1.5 1.9 1.4 1.3 1.7 0.4 1.4
Telapak tangan dorsal 0.6 1 1.6 0.8 1.1 1.1 1.03
Ujung jari kanan 0.2 0.4 0.4 0.75 0.6 0.7 0.51
Ujung jari kiri 0.1 0.3 0.7 0.5 0.5 0.7 0.42
Dahi 2 1.2 1.8 1.5 2 0.9 1.56
Pipi 1.6 1.4 1.7 1.7 1.9 1.6 1.65
Bibir 0.35 0.3 0.7 0.95 1 0.6 0.65
Tengkuk 2.4 1.3 1.9 1.6 1.5 0.9 1.62

3. Pembau
Tabel Minyak kayu putih dengan menutup satu lubang hidung
Percobaan membuka 2 lubang
hidung Rata - Rata
Kelompok
OFT
1 (detik) 2 (detik) 3 (detik)
1 1,65 1,9 1,79 1,78
2 2,69 1,73 2,75 2,02
3 0,62 2,19 1,55 1,45
4 4,26 2,86 1,99 7,78
5 2.95 2.51 2.86 2.77
6 2,88 2,34 4,19 3,13
Rata - Rata 2.77

Tabel Minyak kayu putih dengan menutup dua lubang hidung


Percobaan membuka 2 lubang
hidung Rata - Rata
Kelompok
OFT
1 (detik) 2 (detik) 3 (detik)
1 1,65 1,9 1,79 1,78
2 2,69 1,73 2,75 2,02
3 0,62 2,19 1,55 1,45
4 4,26 2,86 1,99 7,78
5 2.95 2.51 2.86 2.77
6 2,88 2,34 4,19 3,13
Rata - Rata 2.77

Tabel Parfum dengan menutup satu lubang hidung


Percobaan menutup satu lubang
Kelompok hidung Rata - Rata OFT
1 (detik) 2 (detik) 3 (detik)
1 3,13 1,57 2,24 2,31
2 1,7 2,49 1,49 1,89
3 3,24 2,12 0,99 2,11
4 3 1,92 1,59 5,45
5 3 3.96 3.42 3.46
6 4,26 4,56 4,1 4,3
Rata - Rata 3.46

Tabel Parfum dengan menutup dua lubang hidung


Percobaan membuka dua lubang
hidung Rata - Rata
Kelompok
OFT
1 (detik) 2 (detik) 3 (detik)
1 2,13 2,65 3,64 2,8
2 2,42 2,58 2,7 2,56
3 1,29 0,87 2,51 1,5
4 2,21 4,38 4,56 8,11
5 3.39 2.73 3.55 3.22
6 2,74 2,41 3,42 2,85
Rata - Rata 3.22

4. Refleks Pupil
Tabel refleks pupil terhadap intensitas cahaya (dalam detik)
Gelap Terang
Kelompok
Normal Setelah Refleksi Normal Setelah Refleksi
1 0.7 0.3 0.4 0.5
2 0.8 0.3 0.5 0.4
3 0.6 0.3 0.5 0.6
4 0.6 0.3 0.4 0.5
5 0.7 0.4 0.3 0.4
6 0.7 0.3 0.3 0.3
Rata - Rata 0.68 0.3 0.4 0.45
Tabel refleks pupil terhadap akomodasi mata (dalam detik)
Awal Dekat Jauh
Kelompok
Normal Minus Normal Minus Normal Minus
1 0.3 0.4 0.4 0.4 0.2 0.3
2 0.4 0.4 0.4 0.5 0.2 0.3
3 0.5 0.4 0.6 0.5 0.4 0.3
4 0.4 0.5 0.4 0.4 0.2 0.3
5 0.3 0.5 0.4 0.4 0.3 0.3
6 0.3 0.4 0.3 0.3 0.4 0.4
Rata - Rata 0.37 0.43 0.42 0.42 0.28 0.32

Anda mungkin juga menyukai