Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

SENSASI INDERA

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Anatomi dan Fisiologi Manusia


yang dibina oleh Ibu Dra. Titi Yudani, M.Kes dan
bapak Hendra Susanto, S.Pd., M.Kes

Disusun oleh:

Kelompok 1/GG
1. Rachmat Wahyoedy (408342417759)
2. Novita Sari (408342413173)
3. Pipit Junia W (408342413167)
4. Aprilia Rosiyanto (408342413171)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2010
A. Topik
Sensai Indera
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui adanya berbagai macam
sensasi indera umum dan indera khusus.
C. Dasar Teori
Sensasi merupakan interpretasi otak terhadap impuls yang datang
kepadanya dari syaraf sensorik (Soewolo, 1999). Sensasi indra pada manusia
diekspresikan dan dikendalikan oleh pusat sensori dari tubuh secara konstan
atau tetap. Sensasi yang ada sangat diperlukan untuk menanggapi atau
merespon rangsangan yang ada dilingkungan. 4 syaraf yang dapat dan
diperlukan agar sensasi terjadi antara lain:

1. Harus ada rangsangan atau stimulus lingkungan.


2. Organ pengindra harus dapat menerima rangsang (peka terhadap rangsang)
yang kemudian mengubahnya menjadi impuls syaraf.
3. Impuls yang datang harus dihantarkan sepanjang jalur syaraf dari sensori
ke otak.
4. Bagian otak yang menerima impuls harus menterjemahkan impuls menjadi
sensasi(Basoeki,dkk, 2000).
Kemampuan suatu organisme untuk bereaksi terhadap perubahan di
dalam lingkungannya memerlukan adanya tiga komponen yang berlainan.
Pertama, harus ada reseptor rangsangan. Reseptor rangsangan ini merupakan
suatu struktur yang mampu mendeteksi sejenis perubahan tertentu di dalam
lingkungan dan mengawali suatu isyarat, yaitu impuls saraf, pada sel saraf
yang melekat padanya. Organ indera kita adalah reseptor stimulus.
Kebanyakan hewan memiliki reseptor gaya mekanis (mekanoreseptor), energi
cahaya (fotoreseptor), dan kimiawi (kemoreseptor). Komponen kedua adalah
penghantar impuls yaitu saraf itu sendiri. Komponen ketiga adalah efektor.
Efektor merupakan struktur yang melaksanakan aksi sebagai respons terhadap
impuls yang sampai padanya melalui neuron motor (Kimball, 1983).
Setiap bagian tubuh memiliki daerah sensorinya sendiri-sendiri pada
otak. Jadi serabut saraf dan ibu jari misalnya akan terhubung dengan daerah
tertentu pada otak. Serabut saraf dari lutut akan berhubungan dengan daerah
tertentu yang lain pada otak. Sehingga sensasi itu di tentukan oleh pusat
sensori yang juga bertanggung jawab untuk bagian tertentu dari tubuh kita
secara tetap. Beberapa sensasi dapat berupa sensasi majemuk yang berarti
sensasi yang muncul merupakan integrasi dari beberapa input sensori
(Soewolo,dkk, 2003).

Menurut Soewolo (2003) pada otak terdapat berbagai macam pusat


sensasi yang akan memberitahukan tentang sensasi tertentu apabila pusat tadi
menerima impuls dari reseptor, dan setiap bagian tubuh memiliki daerah
sensorinya sendiri pada otak yang bertanggung jawab untuk bagian tertentu
dari tubuh kita secara tetap. Sebuah reseptor sensori, menurut Basoeki (2000)
mempunyai struktur sederhana berupa dendrit dari sebuah neuron tunggal
atau sebuah organ kompleks yang berisi neuron khusus, epithelium dan
jaringan ikat, yang berdasarkan sederhana atau kompleksnya reseptor dan
jalur saraf tersebut, maka reseptor sensori dapat dikelompokkan menjadi
indera umum dan indera khusus.

Berdasarkan sederhana atau kompleksnya reseptor dan jalur saraf,


reseptor sensori dikelompokkan menjadi: (1) indera umum yang meliputi
reseptor dan jalur saraf sederhana; sensasi taktil (sentuhan, tekanan, vibrasi),
sensasi termoresesif (panas dan dingin), sensasi sakit, sensasi proprioreseptif
(kesadaran atau aktivitas otot, tendon, sendi dan keseimbangan); (2) indera
khusus yang meliputi sensasi olfaktori (pembau), sensasi gustatory
(pengecap), sensasi visual (penglihat), sensasi auditory (pendengaran) dan
sensasi equilibrium (orientasi tubuh) (Basoeki, dkk. 2000).

D. Alat dan Bahan


Alat:

 Penggaris - Tabung reaksi


 Pensil - Pipet tetes
 Jarum pentul - Pinset
 Garpu tala - Beaker glass
 Pemukul karet - ijuk
 Board marker - Timer

Bahan:

 Kapas - Wortel
 Kertas manila - Kentang
 Air - Apel
 Gula pasir - Bawang Merah
 Larutan gula - Kertas Hisap
 Larutan kina - Larutan Nutrisari
 Larutan garam dapur

E. Prosedur Kerja
1. Uji pembedaan dua titik

Menyentuhkan dua ujung jari subyek dengan jarak kedua jangka


dimulai dari yang terpendek

Subyek bereaksi bila ia merasakan sentuhan dua ujung jangka atau satu
ujung saja

Mencatat jarak terpendek kedua ujung jangka yang dirasakan


Mengulangi untuk daerah sisi hidung, punggung lengan, dan belakang
leher
2. Menentukan reseptor sentuh

Membuat petak ukuran 2,5 cm pada punggung lengan, kemudian bagi


menjadi 16 petak kecil

Menutup mata subjek, menekankan ijuk pada petak-petak sampai ijuk


bengkok, sekali untuk petak kecil dan tekanan harus sama

Subyek memberi tahu bila mengalami sensasi sentuhan, pengamat mencatat


hasilnya

3. Menentukan reseptor sakit

Membuat petak 2,5 pada lengan bawah yang sebelumnya digunakan uji
sentuhan

Menggunakan sejumput kapas yang telah direndam air untuk mengompres


kulit lengan selama 5 menit, menambahkan air bila perlu

Meletakkan ujung jarum pada permukaan kulit, menekan secukupnya sampai


menghasilkan sensasi sakit

Membedakan sensasi sakit dan sentuhan, menentukan apakah area untuk


sentuhan dan sakit identik atau tidak
4. Mentukan proprioreseptor

Menghadap ke papan tulis, menuliskan huruf “X”

Membiarkan untuk beberapa saat kapur masih pada huruf X

Menutup mata, mengangkat tangan kanan di atas kepala, membuat titik


sedekat mungkin dengan huruf X

Mengulangi 3 kali dan mencatat hasilnya dengan mengukur jarak titik dengan
huruf X

Menutup mata, kemudian menunjuk jari tengah tangan kirinya dengan


telunjuk tangan kaanannya

Subyek menutup mata, merentangkan tangan kanannya sejauh mungkin di


belakang tubuhnya, kemudian dengan cepat membawa jari telunjuk ke ujung
hidungnya

5. Bintik buta
Membuat gambar X dan O berjarak 6 cm pada selembar kertas manila
Memegang kertas tersebut 50 cm dengan tanda X lurus pada mata kanan
subjek. Subjek harus dapat melihat kedua gambar dengan menutup mata kiri

Mendekatkan kertas perlahan-lahan, sementara mata kanan tetap pada X

Pada jarak tertentu tanda O menghilang dari bidang pandang subjek, sebab
bayangan jatu pada bintik buta

6. Proyeksi binokuler

Membuat dua lubang pada karton dengan jarak sama dengan kedua pupil

Memegang karton 30 cm di depan mata dengan latar belakang cahaya terang

Memandang kedua lubang, mata kiri ke kiri lubnag, mata kanan ke lubang
kanan

Mendekatkan karton ke arah mata perlahan-lahan, pada jarak tertentu nampak


satu lubang
Menutup satu mata, mengamati apa yang tampak.

7. Pentingnya penglihatan binokuler

Subjek menutup mata sambil memegang sebatang pensil

Memegang tabung reaksi vertical dengan lubang di atas

Memasukkan pensil ke dalam tabung reaksi, mengamati hasilnya

Mengulangi dengan pengamat memindahkan letak tabung reaksi

Mengulangi sampai 10 kali

8. Dominansi mata

Memandang sebuah objek pandang yang jauh

Meletakkan sebuah pensil antara objek pandang dengan mata sedemikian rupa
sehingga mata, pensil, dan objek pandang terletak pada satu garis lurus
Menutup mata kiri, mengamati apa yang nampak

Menutup mata kanan, tetapi membuka mata kiri, mengamati kenampakannya

9. Reseptor gustatory (pengecap)

Mengeringkan lidah dengan kain

Meletakkan butiran gula pasir pada ujung lidah subjek dan mencatat
waktunya

Subyek mengangkat tangan bila subjek mengecap rasa gula (manis).


Pengamat mencatat waktu yang diperlukan subjek mengecap gula

Menggulangi perlakuan dengan setetes larutan gula. Mencatat waktu yang


diperlukan subjek mengecap rasa manis

Subyek membersihkan lidah, kemudian perlakuan diulang dengan


menggunakan zat lain seperti kina dan garam dapur
Subyek membersihkan lidah, mengulangi dengan menggunakan asam cuka
pada ujung dan sisi lidah

10. Pengecap dan pembau

Subjek mengeringkan lidah, menutup mata, dan menjepit hidungnya sehingga


kedua nostril tertutup

Meletakkan potongan wortel, bawang merah, kentang, dan apel satu-persatu


pada lidah subjek

Subyek mengenali setiap potongan tadi berturut-turut dengan segera setelah


mengunyah (nostril tertutup) dan setelah membuka nostril

Merekam hasilnya ke dalam tabel

11. Ketajaman pendengaran

Subjek menutup mata dan satu lubang telinga dengan kapas

Mendekatkan sebuah timer pada telinga subjek yang terbuka, mengusahakan


agar telinga dan timer satu garis lurus

Menjauhkan timer dari telinga perlahan-lahan


Meletakkan timer dua meter lebih jauh dari jarak terjauh bunyi masih dapat
didengar subjek

Mendekatkan timer ke telinga subjek perlahan-lahan

Mengukur jarak terjauh bunyi mulai terdengar subjek. Mengamati apakah


kedua jaraknya sama.

12. Penghantaran suara

Menggetarkan sebuah garpu tala

Meletakkan tangkainya pada kepala atau dua gigi atas-bawah

Mengamati arah suara yang terdengar

Menutup salah satu telinga, mengamati letak sumber suara

Menutup kedua telinga, mengamati arah sumber bunyi


Meletakkan garpu tala yang bergetar di atas kepala

Mendekatkan garpu tala ke telinga jika sudah tak tertengar suara, mengamati
hasilnya.

13. Kelelahan pendengaran

Meletakkan garpu tala yang bergetar dekat telinga kiri

Menjauhkan dari telinga jika suara tak terdengar

Mendekatkan lagi ke telinga kiri setelah beberapa detik, mengamati hasilnya

Memindahkan garpu tala ke telinga kanan jika suara sudah tidak terdengar,
mengamati hasilnya

14. Keseimbangan

Subyek berdiri tegak, mata terbuka, mengangkat salah satu kaki

Memperhatikan kemampuan untuk bertahan pada posisi ini selama dua menit
Setelah cukup istirahat mengulangi kegiatan tersebut dengan mata tertutup

Membandingkan hasilnya

15. Tes Romberg

Subyek Berdiri tegak dengan kedua kaki merapat, kedua tangan disamping
tubuh

Pengamat memprhatikan goyangan tubuh subyek

Lalu subyek menutup kedua mata, dan mengulangi perlakuan tadi

16. Aparatus Vestibular

Subyek berdiri tegak dengan kaki merapat dan mata tertutup

Pengamat memutar tubuh subyek kekanan sepuluh kali

Subyek diminta membuka mata dengan melihat lurus kedepan


Pengemat mengamati matanya

Subyek diminta berjalan lurus kedepan, bagaiman hasilnya

F. Hasil Pengamatan
a. Tabel Hasil Pengamatan
No. Perlakuan Hasil Pengamatan

1. Uji pembedaan titik - Ujung jari :


- 2 mm : terasa 1 jarum
- 5 mm : terasa 1 jarum
- 10 mm : terasa 2 jarum
- Sisi hidung :
- 2 mm : terasa 1 jarum
- 5 mm : terasa 1 jarum
- 10 mm : terasa 2 jarum
- Punggung lengan :
- 2 mm : terasa 1 jarum
- 5 mm : terasa 1 jarum
- 10 mm : terasa 2 jarum
- Belakang leher :
- 2 mm : terasa 1 jarum
- 5 mm : terasa 1 jarum
- 10 mm : terasa 2 jarum
2. Menentukan reseptor - Terasa sentuhan : 16 petak
sentuh - Tidak terasa sentuhan : 0 petak
3. Menentukan reseptor - Terasa sakit : 16 petak
sakit - Tidak terasa sakit : 0 petak
4. Menentukan 1. Percobaan I : 3 cm
proprioseptor Percobaan II : 1 cm

Percobaan III : 2,5 cm

2. Berhasil, tepat pada hidung


3. Berhasil, tepat menyentuh ujung jari
tengah
5. Bintik buta Mata kanan

Dengan posisi karton ini, jarak tanda O


menghilang pada jarak:

X
O
20cm

6. Proyeksi Binokuler Pada jarak 10 cm dari mata nampak satu


lubang

7. Pentingnya Penglihatan Percobaan 1


Binokuler
Ulangan 1 = 4 tepat dari 5 kali
memasukkan

Ulangan 2 = 3 tepat dari 5 kali


memasukkan

Ulangan 3 = 2 tepat dari 5 kali


memasukkan

8. Dominansi Mata

- Setelah menutup Obyek yang berada pada pandangan


mata kiri yang jauh, tidak terlihat (tertutup oleh
pensil)

Obyek yang berda pada pandangan jauh


- Setelah menutup terlihat, sedangkan pensil berada di
mata kanan samping kanan obyek jauh

9. Reseptor Gustatori 1. Butiran gula = 5 detik


(Pengecap)
2. larutan gula = 3 detik
3. larutan kina = 2,5 detik

4. garam dapur = 2 detik

5. vitamin C = 4,5 detik

10. Pengecap dan pembau 1. wortel = 5 detik

2. bawang merah = 2,3 detik

3. kentang = 8,8 detik

4. apel = 1,1 detik

11. Ketajaman pendengaran

- Jarak terjauh bunyi terdengar: 155 cm

- Setelah meletakkan - Jarak terjauh bunyi mulai terdengar:


timer 2m lebih jauh 155 cm

12. Penghantaran Suara

1. Ketika garpu tala - posisi sumber bunyi diantara


diletakkan pada kepala dan kedua gigi atas-bawah
antara dua gigi atas-bawah
2. Ketika menutup salah - posisi sumber bunyi terdengar
satu telinga (kanan) oleh telinga kiri
3. Ketika menutup kedua - suara terdengar lirih, suara
telinga terdengar diatas kepala
4. Ketika garpu tala - suara terdengar didekat telinga
dipindahkan didekat telinga

13. Kelelahan Pendengaran

1. Ketika garpu tala - suara terdengar


diletakkan dekat telinga
kiri
2. Dijauhkan dari telinga - tidak terdengar
3. Didekatkan lagi pada - tidak terdengar
telinga kiri
4. Dipindahkan pada - tidak terdengar
telinga kanan
14. Keseimbangan

 Ketika pelaku berdiri  kemampuan untuk bertahan selama 1


tegak, mata terbuka dan menit 51 detik
mengangkat salah satu
kaki
 Ketika pelaku berdiri  kemampuan untuk bertahan 29,5
tegak, tetapi dengan detik
mata tertutup dan
mengangkat salah satu
kaki

15. Tes Romberg

- subyek berdiri tegak Tubuh cenderung doyong (lunglai)


dengan kedua kaki kekanan dan kekiri
merapat, kedua
tangan disamping
tubuh

- setelah menutup Tubuh lebih condong kedepan dan


mata kebelakang

16. Aparatus Vestibular

- setelah berputar- - pupil mata tampak membesar


putar lalu membuka
matanya

- setelah berputar- - subyek tidak dapat berjalan lurus


putar lalu berjalan
lurus
9. Reseptor gustatory
Pada percobaan reseptor gustatory ini, subjek menguji kecepatan
indera perasa yaitu lidah dengan meletakkan beberapa bahan (butiran gula,
larutan gula, larutan kina, larutan garam) pada ujung lidahnya. Dari hasil
pengamatan di ketahui bahwa urutan subjek dapat merasakan dengan cepat
bahan-bahan tersebut adalah: butiran gula = 5 detik, vitamin C = 4,5 detik,
larutan gula = 3 detik, larutan kina = 2,5 detik, dan larutan garam = 2 detik.
Waktu yang tercepat adalah subjek dapat merasakan larutan gula yaitu
hanya dalam waktu 2 detik.

10. Pengecap dan pembau


Pengamatan pengecap dan pembau ini menggunakan beberapa bahan
yang dicoba yaitu ; wortel, bawang merah, kentang, apel. Dihasilkan lama
subyek dapat mengecap dan mengetahui bau dari bahan-bahan tersebut
bervariasi, yaitu pada wortel = 5 detik, bawang merah = 2,3 detik, kentang
= 8,8 detik, dan apel = 1,1 detik. Dari data tersebut diketahui bahwa pada
kentang subyek begitu terlalu lama dapat mengetahui bahan yang
digunakan.
11. Ketajaman pendengaran
Pada pengamatan ketajaman pendengaran, suara jarak terjauh yang
masih terdengar oleh subyek yaitu 155 cm. Setelah timer dijauhkan 2 m
lebih jauh dan kemudian didekatkan kembali bunyi terdengar kembali
pada posisi jarak yang sama pula yaitu pada jarak 155 cm.

12. Penghantaran suara


Selanjutnya pengamatan penghantar suara. Ketika garpu tala
diletakkan pada kepala dan antara dua gigi atas-bawah, didapatkan posisi
suara yaitu pada antara gigi atas dan bawah, ketika menutup salah satu
telinga (kanan) hasil posisi sumber bunyi terdengar oleh telinga kiri, ketika
menutup kedua telinga hasil suara terdengar lirih, suara terdengar diatas
kepala, dan ketika garpu tala dipindahkan didekat telinga hasil suara
terdengar didekat telinga sebab terjadi penghantaran suara menuju reseptor
pendengaran.

13. Kelelahan pendengaran


Pengamatan yang ke 13 ini yaitu pengamatan kelelahan
pendengaran, pada kelelahan pendengaran ini menggunakan alat garpu tala
yang nantinya digunakan member perlakuan pada subyek. Ketika garpu
tala diletakkan dekat telinga kiri hasil suara masih terdengar, tetapi ketika
dijauhkan dari telinga kiri hasil menunjukkan semakin tidak terdengar,
pada saat didekatkan lagi pada telinga kiri masih tetap tidak terdengar. Hal
ini terjadi karena pendengaran awalnya menerima stimulus berupa suara
yang keras, akibatnya setelah itu terjadi kelelahan pendengaran yaitu
kembali pada potensial istirahatnya. Akibatnya stimulus yang berupa suara
yang lebih lirih sudah tidak mampu lagi diterima oleh reseptor
pendengaran. Pada saat dipindahkan ke telinga kanan hasil menunjukkan
suara tetap tidak terdengar.

14. Keseimbangan
Ketika pelaku berdiri tegak, mata terbuka dan mengangkat salah
satu kaki, kemampuan untuk bertahan subyek yang dihasilkan yaitu
selama 1 menit 51 detik. Ketika pelaku berdiri tegak, tetapi dengan mata
tertutup dan mengangkat salah satu kaki, kemampuan untuk bertahan lebih
kecil bila dibandingkan dengan mata terbuka, yaitu di dapatkan hasil
selama 29,5 detik. Hal ini karena dengan mata tertutup, mengakibatkan
keseimbangan dapat terganggu.

15. Tes Romberg


Subyek berdiri tegak dengan kedua kaki merapat, kedua tangan
disamping tubuh dihasilkan tubuh cenderung doyong (lunglai) kekanan
dan kekiri, begitu pula pada saat setelah menutup mata maka tubuh lebih
condong menuju kedepan dan kebelakang.

16. Aparatus Vestibular


setelah berputar-putar lalu membuka matanya didapatkan diameter
mata setelah dilakukan pemutaran tampak lebih besar dari sebelum diberi
perlakuan, setelah dilakukan berputar-putar lalu subyek dilakukan untuk
berjalan lurus dan dihasilkan bahwa subyek tidak dapat berjalan dengan
lurus. Hal tersebut karena keadaan pupil yang tidak normal sehingga
mengakibatkan keadaan tubuh saat berjalan juga tidak lurus.
G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat di tarik
kesimpulan bahwa pada beberapa indra terdapat beberapa sensasi yang
sama dan berbeda. Untuk sensasi sama maksudnya adalah sensasi tesebut
secara umum dapat dirasakan oleh beberapa indera karena reseptor yang
sama pada indera tersebut, inilah yang di sebut sensasi umum. Sedangkan
untuk sensasi khusus karena hanya pada indera tersebut sensasi dapat
terjadi, hal ini di sebabkan karena hanya pada indera tersebut terdapat
reseptor tertentu itu.

Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat diperoleh sebagai berikut:

1. Macam-macam indera umum pada manusia adalah sensasi taktil


(sentuhan dan tekanan), sensasi sakit, dan sensasi proprioseptor.
2. Macam-macam indera khusus, meliputi sensasi visual (penglihatan) dan
sensasi auditori (pendengaran).

H. Diskusi
Apa yang anda peroleh dari setiap praktikum ini? Seberapa tingkat
ketelitiannya? Apakah anda mengalami kesulitan dalam melaksanakan
praktikum ini? Bila ya, berikan uraian! Apakah data yang anda peroleh
sesuai dengan teori? Jelaskan!
- Dari setiap praktikum yang dilaksanakan pada pokok bahasan Sensasi
Indera ini kami semakin memahami tentang organ-organ indera yang
dipraktekkan. Jika selama ini kami hanya melihat organ-organ Indera
hanya sebatas pada manfaat yang kami peroleh secara langsung. Tetapi
melalui praktikum ini kami jadi semakin mengetahui bagaimana cara kerja
organ-organ tersebut. Selain itu, kami juga dapat mengetahui macam-
macam indera baik secara umum dan khusus serta dapat menentukan
reseptor-reseptor indera dan sensasinya.
- Dalam praktikum ini, kelompok kami tidak mengalami kesulitan hanya
saja ada beberapa kita salah memahami prosedur kerja praktikumnya
sehingga kami harus mengulangi lagi, dan lagi praktikum sensasi indera
ini membutuhkan ketelitian yang tinggi,karena subyek yang dipakai adalah
praktikan sendiri, dimana masing-masing subyek harus melakukannya
dengan teliti agar data yang diperoleh valid.
- Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan kami menemukan beberapa
hasil pengamatan yang tidak sesuai dengan teori dan ada yang sesuai
dengan teori, pada yang tidak sesuai dengan teori hal ini mungkin
disebabkan karena kami kurang teliti dalam melakukan prosedur kerja
praktikum. Selain itu, adapula juga data yang diperoleh sesuai dengan
teori, sehingga data yang diperoleh dapat dinaalisis dan diketahui
penyebabnya berdasarkan teori yang sudah ada. Misalnya,, pada praktikum
keseimbangan, diperoleh data bahwa pada saat mata terbuka, subyek dapat
mempertahankan keseimbangannya lebih lama jika dibandingkan pada
saat kedua mata tertutup. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada saat
subyek membuka kedua matanya, subyek cenderung mempertahankan
keseimbangannya melalui indera penglihat sehingga mampu menyadari
kapan saat ia akan jatuh. Berbeda dengan ketika kedua matanya tertutup,
subyek tidak dapat menentukan posisinya terlalu lama sebab indera
penglihatannya tidak digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Basoeki, Soedjono. 1988. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta: P2LPTK

Basoeki, Soedjono, dkk. 2000. Petunjuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi

Manusia. IMSTEP JICA: Malang.

Kimball, John. 1983. Biologi. Bogor: IPB.

Syaifuddin, Drs. 1997. Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC

Soewolo, dkk. 1999. Fisiologi Manusia. IMSTEP JICA: Malang.

Soewolo.2003. Fisiologi Manusia. Malang: Universitas Negeri Malang.


Tortora, Gerard dan Nicholas P. A. 1984. Principles of Anatomy and Phisiology.

New York: Harrper and Row Publishers.

Anda mungkin juga menyukai