4. Reseptor elektromagnetik
Dipakai untuk mengenali cahaya yang sampai pada retina mata.
5. Kemoreseptor
Dipakai untuk mengenali rasa/pengecapan dalam mulut, bau-bauan dalam
hidung, kadar oksigen dalam darah arteri, osmolalitas cairan tubuh,
konsentrasi C02, dan faktor-faktor lain yang menyusun keadaan kimiawi
tubuh.
Setiap reseptor sensorik ini sangat peka terhadap salah satu macam
rangsangan yang dirancang untuknya dan bahkan hampir tidak memberi
respon terhadap rangsangan sensoris jenis lain, misalnya sel batang dan
kerucut mata sangat peka terhadap rangsangan cahaya tetapi hampir tidak
memberi respon terhadap panas, dingin, dan tekanan pada bola mata (Guyton
& Hall, 2008).
Berbagai macam sensasi yang kita rasakan seperti panas, dingin, raba, nyeri,
dan lain-lain disebut sebagai modalitas sensasi dan masing-masing serabut
saraf hanya dapat menjalarkan satu modalitas sensasi saja, spesifitas dari
serabut saraf ini disebut prinsip garis etiket. Saat semua reseptor sensorik
dirangsang oleh suatu stimulus dari luar, maka pengaruh yang segera terjadi
adalah perubahan potensial listrik membran reseptor yang disebut potensial
reseptor. Untuk menimbulkan potensial reseptor ada beberapa cara yang dapat
dilakukan yaitu :
1) Perubahan reseptor secara mekanis.
2) Pemberian suatu bahan kimia pada membran.
3) Mengubah suhu membran.
4) Memberikan efek radiasi elektromagnetik.
Dari semua cara tersebut, pada prinsipnya penyebab pokok dari potensial
reseptor adalah adanya perubahan pada permeabilitas membran reseptor.
Reseptor sensorik memiliki sifat di antara nya dapat beradaptasi dengan baik
terhadap setiap rangsangan, jadi bila ada rangsangan sensorik reseptor
3
Impuls listrik ditimbulkan oleh pemisahan muatan akibat perbedaan kadar ion
intraseluler dan ekstraseluler yang dibatasi membran sel.
Perjalanan impuls saraf :
a. Polarisasi (dalam keadaan istirahat) dimana Ion K+ dominan di intraseluler
dan ion Na+ dominan di ekstraseluler.
b. Terjadi stimulus dimana terjadi depolarisasi yaitu potensial membran
istirahat berubah dengan adanya stimulus. Na+ masuk ke dalam intraseluler
secara cepat. Pembentukan potensial aksi pada tempat rangsangan.
c. Jika stimulus cukup kuat, potensial aksi akan dialirkan secara cepat ke
sepanjang membran sel.
d. Repolarisasi dimana potensial istirahat kembali terjadi. K+ keluar dari
dalam sel dan permeabilitas membran berubah kembali. Terjadi pemulihan
keadaan negatif di dalam sel dan positif di luar sel (Guyton & Hall, 2008).
Potensial aksi / impuls yang terjadi pada saat depolarisasi dialirkan ke ujung
saraf dan mencapai ujung akson (akson terminal) , lalu dikeluarkan
neurotransmitter yang melintasi sinaps dan dapat merangsang saraf
berikutnya.
4
Sistem sensoris ini terdiri atas Somestesia yaitu perasaan yang dirasakan pada
bagian tubuh yang berasal dari somatopleura seperti kulit , tulang, periosteum,
tendon, otot. Viseroestesia yaitu perasaan yang dirasakan pada bagian tubuh
yang berasal dari visceropleura, seperti usus, paru, limpa dan sebagainya.
Somestesia terbagi atas:
5
V. PROSEDUR PERCOBAAN
3. Penempatan Tekanan
ditekan pensil tumpul sekuat mungkin sehingga menimbulkan
bekas pada permukaan punggung tangan,
ditutup mata probandus dan diminta menunjuk bekas tadi dengan
ujung pensil dan tekan dengan sekuat mungkin hingga
menimbulkan bekas pula,
diukur jarak kedua titik bekas tekanan ujung pensil,
dilakukan hal ini sebanyak 5 kali dan dihitung rata-ratanya,
dengan cara yang sama lakukan pada bagian voler, leher, dan ujung
jari tangan.
4. Bayangan Iringan
diletakkan sebuah pensil di belakang telinga antara kepala dan
daun telinga,
dibiarkan pensil tersebut sementara probandus melakukan
percobaan,
setelah beberapa angkat pensil tadi dan dicatat apa yang probandus
rasakan.
b. Penilaian bentuk
dengan mata tertutup diraba sejumlah benda-benda kecil seperti
kunci, jepitan kertas, mata uang dsb dengan menggunakan ujung
ujung jari (tangan sehat),
catat apa yang dirasakan,
dengan cara yang sama diraba benda-benda kecil tersebut dengan
menggunakan lengan bawah yang tidak berbulu (tangan tidak
sehat).
6. Taksiran Sikap
diangkat tangan probandus dengan mata tertutup,
ditempatkan tangan ini pada berbagai sikap,
diperhatikan dan dicatat apa yang dikatakan probandus,
disuruh probandus mengangkat lupus tangannya di atas kepala,
disuruh menunjuk telinga, hidung, sisi dahi, dsb,
diperhatikan dan dicatat hasilnya.
pada :
4. Penempatan a. Bagian telapak tangan : 1 Rata-rata jarak bila
tekanan cm diurutkan dari yang
b. Bagian voler : 2 cm terkecil :
c. Bagian Tengkuk/leher : a.Ujung jari tangan
1,5 cm b.Telapak tangan
d. Bagian ujung jari tangan c.Leher
: 0 cm d.Voler
Dapat disimpulkan
bahwa bagian ujung jari
tangan merupakan
bagian yang paling
sensitive dan pada
bagian ini terdapat lebih
banyak reseptor-reseptor
sensorik dari pada
bagian lain dan paling
banyak terdapat ujung-
Saat antara bagian telinga ujung saraf.
dan kepala probandus
5. Bayangan diletakkan pensil selama Hal ini dikarenakan
iringan beberapa menit setelah itu adanya tekanan yang
pensil tersebut dilepaskan , terlalu lama sehingga
probandus masih merasa impuls saraf masih
pensil masih berada di direspon dan terasa oleh
antara kepala dan daun reseptor Markel pada
telinganya. kulit dimana merupakan
reseptor tekanan ringan.
a. Dengan bagian tangan
yang sehat (ujung jari
6. Penilaian tangan ) didapat daerah Pada percobaan ini diuji
kekasaran permukaan belakang tentang sensasi raba
11
VII. PEMBAHASAN
Dari percobaan yang telah dilakukan tersebut kita dapat mengetahui adanya
keterlibatan dan peran reseptor sensorik dalam tubuh kita.
1. Pengaruh Suhu terhadap Respon Sensoris
a. Pengaruh perubahan lingkungan terhadap rasa suhu
Dari percobaan pertama adanya peran dari reseptor panas dan reseptor
dingin yaitu ruffini dan Krause.
Dari percobaan ini didapat jika jari tangan:
- dimasukkan pada air es akan terasa dingin berarti reseptor dingin
terangsang untuk bekerja.
- dimasukkan pada air bersuhu 400C akan terasa panas berarti reseptor
panas terangsang untuk bekerja.
Setelah itu kedua jari dimasukkan secara bersamaan ke dalam air yang
bersuhu 300C.
- Jari yang berasal dari air es setelah dimasukkan ke dalam air yang
bersuhu 300C menjadi terasa hangat.
Berarti reseptor dingin (Krause) tidak bekerja dan yang terangsang
sekarang adalah reseptor panas (ruffini) sehingga terasa hangat.
13
- Jari yang berasal air yang bersuhu 400C setelah dimasukkan ke dalam
air yang bersuhu 300C menjadi terasa lebih dingin.
Berarti reseptor pannas (Ruffini ) tidak bekerja dan digantikan oleh
reseptor dingin (Krause) sehingga terasa dingin.
3. Penempatan Tekanan
Pada percobaan ini, didapatkan rata-rata jarak pada :
a. Bagian telapak tangan : 1 cm
b. Bagian voler : 2 cm
c. Bagian Tengkuk/leher : 1,5 cm
d. Bagian ujung jari tangan : 0 cm
Pada ujung jari tangan didapat rata rata jarak terpendek,pada bagian jari
tangan ini didapatkan sebagai bagian yang lebih sensitive daripada bagian
yang lainnya,karena pada bagian jari tangan terdapat salah satu reseptor
kulit dalam jumlah yang lebih banyak,yaitu Corpuskel paccini (reseptor
tekanan kuat). Reseptor ini hanya dapat terangsang dengan adanya
penekanan lokal pada jaringan secara cepat. Mekanisme adaptasi yang
dimiliki oleh reseptor ini sangat baik sehingga dalam waktu sepersekian
detik telah dapat beradaptasi, jadi bila ada suatu penekanan lokal yang
15
terjadi pada permukaan kulit impuls yang diterima dapat segera langsung
dijalarkan ke SSP sehingga pada percobaan probandus dapat segera
menunjukan daerah penekanan.
4. Bayangan Iringan
Pada percobaan bayangan iringan probandus masih dapat merasakan
keberadaan pensil pada daerah antara telinga dan kepalanya meskipun
pensil telah dilepaskan. Hal ini dikarenakan adanya tekanan yang terlalu
lama sehingga impuls saraf masih direspon dan terasa oleh reseptor
Markel pada kulit dimana merupakan reseptor tekanan ringan.
objek benda karena adanya Corpuskel meissner dalam jumlah yang banyak.
Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi perabaan pada ujung jari tangan
jauh lebih peka daripada bagian yang lain.
6. Taksiran Sikap
Pada percobaan taksiran sikap yang berperan di sini adalah reseptor
proprioseptive yang reseptornya ada pada alat gerak dan tendon, jadi
dengan adanya kerja dari reseptor ini kita dapat mengetahui bagaimana
posisi tubuh kita baik dalam keadaan static maupun dalam keadaan
dinamis atau saat melakukan pergerakan.Reseptor ini akan merespon jika
adanya rotasi sendi pada tubuh kita sehingga kita masih bisa sadar apa
yang terjadi pada tubuh kita walaupun dalam keadaan mata tertutup ,
karena bila ada rotasi sendi pada alat gerak kita maka reseptor ini akan
langsung memberikan informasi pada kesadaran kita berapa banyak
persendian yang melakukan rotasi dan menyebabkan kita masih merasa
sadar dan tahu taksiran sikap yang dilakukan pada tubuh dan alat gerak
kita.
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Berbagai macam sensasi dapat dirasakan oleh tubuh kita , sensasi yang
dirasakan tubuh ini meliputi sensasi yang berasal dari bagian tubuh yang
disebut somatopleura sensasi ini dinamakan somestesia. Dan sensasi
yang berasal dari bagian viseropleura sensasi ini dinamakan viseroestesia.
1. Somestesia, mencakup 2 perasaan yaitu
Protopatik (eksteroseptif) : reseptor ada pada kulit
Propriseptik : reseptornya ada di dalam otot dan tendon
2. Viseroestesia, mencakup 1 perasaan yaitu
Interoseptif : reseptor ada pada organ-organ dalam
seperti
adanya rasa lapar, haus, peningkatan, dan penurunan frekuensi pernafasan.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Guyton & Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC.
Slide Ajar Fisiologi Otak dan Medulla Spinalis dr. Khairun Nisa FK Unila.