Anatomi Mata
Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima
rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan serabutserabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada
otak, untuk ditafsirkan. Mata terdiri atas organ okuli assesoria (alat bantu
mata), dan okulus (bola mata). Organ Okuli assesoria terdiri dari Cavum
Orbita, Konjungtiva, Palpebra, Apparatus lacrimalis, dan Otot-otot bola mata.
Okulus (bola mata) terdiri dari tiga lapisan dari luar kedalam yaitu Tunica
Fibrosa, Tunica Vasculosa, dan Tunica Nervosa.
1.1 Organ Okuli Assesoria
Orbita adalah sepasang rongga di tulang yang berisi bola mata, otot,
saraf, pembuluh darah, dan lemak yang berhubungan dengan bola mata;
dan sebagian besar apparatus lacrimalis.Lubang orbita dilindungi oleh dua
lipatan tipis yang dapat bergerak, yaitu kelopak mata (palpebra).(Snell,
2006)
Cavum Orbita
Orbita adalah rongga berbentuk pyramid dengan basis di depan dan
apeks dibelakang. Orbita berbentuk buah pir, dengan nervus optikus
sebagai tangkainya. Lingkaran anterior lebih kecil sedikit dari pada
lingkaran di bagian dalam tepiannya yang merupakan pelindung yang kuat.
Volume orbita kira-kira 30cc dan bola mata hanya menempati seperlima
bagian ruangan, selebihnya diisi lemak dan otot. Pada bagian anterior,
terdapat septum orbitae (pemisah antara palpebra dan orbita).
Tulang-tulang pembentuk rongga orbita :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Os Frontalis
Os Maxillaris
Os zygomaticum
Os Sphenoidalis
Os Lakrimalis
Os Ethmoidalis
Os Palate
Dinding Orbita:
Atap orbita
Terdiri dari facies orbitalis osis frontalis. Di bagian anterior
lateral atas, terdapat fosa lakrimalis yang berisi kelenjar lakrimal.
Di posterior atap, terdapat ala parva osis sphenoid yang
mengandung kanalis optikus.
Dinding lateral
Dipisahkan dari bagian atap oleh fisura ortalis superior yang
memisahkan ala parva dan ala magna osis sphenoidalis. Bagian
anterior dinding lateral dibentuk oleh facies orbitalis osis
zygomatici (malar), merupakan bagian terkuat orbita.
Dasar orbita
Dipisahkan dari dinding lateral oleh fisura orbitalis inferior.
Bagian dasar yang luas terbentuk dari pars orbitalis osis
maksilaris (merupakan tempat yang paling sering terjadinya
fraktur). Processus orbitalis osis platini membentuk daerah
segitiga kecil pada dasar posterior.
Palpebra
Struktur mata yang berfungsi sebagai proteksi lini pertama adalah
palpebra. Fungsinya adalah mencegah benda asing masuk,
dan
juga
levator palpebra. Muskulus orbikularis okuli pada kelopak mata atas dan
bawah mampu mempertemukan kedua kelopak mata secara tepat pada saat
menutup mata. Pada saat membuka mata, terjadi relaksasi dari muskulus
orbikularis okuli dan kontraksi dari muskulus levator palpebra di palpebra
superior. Otot polos pada palpebra superior atau muskulus palpebra
superior (Mller muscle) juga berfungsi dalam memperlebar pembukaan
dari kelopak tersebut. Sedangkan, palpebra inferior tidak memiliki
muskulus levator sehingga muskulus yang ada hanya berfungsi secara aktif
ketika memandang kebawah (Encyclopdia Britannica, 2007)
Aliran darah konjungtiva berasal dari arteri siliaris anterior dan arteri
palpebralis. Kedua arteri ini beranastomosis bebas dan bersama dengan
banyak vena konjungtiva yang umumnya mengikuti pola arterinya
Apparatus Lacrimalis
Apparatus lacrimalis dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem sekresi
dan sistem ekskresi air mata. Sistem sekresi air mata atau Glandula lakrimal
terletak didaerah temporal bola mata. Sistem eksresi mulai pada punctum
lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal,
Origo
Annulus
Insersio
Permukaan
tendineus
superior
Persyarafan
Fungsi
N. oculomotorius Mengangkat
bola (N. III)
kornea
ke
M. rectus inferior
tepat
dinding
posterior terhadap
posterior orbita
taut
Annulus
scleral
Permukaan
tendineus
M. obliquus superior
N. oculomotorius Menurunka
n cornea ke
posterior
bawah
taut
medial
terhadap
posterior orbita
Annulus
corneo-scleral
Permukaan
tendineus
dan
N. oculomotorius Memutar
posterior
taut
bola
mata
sehingga
dinding
terhadap
posterior orbita
corneo-scleral
Annulus
ke medial
Permukaan lateral N. abducens (N. Memutar
tendineus
kornea
menghadap
bola
mata
sehingga
dinding
taut
cornea
posterior orbita
scleral
corneo-
menghadap
ke lateral
Dinding posterio Melalui trochlea N. trochlearis (N. Memutar
orbita
M. obliquus inferior
medial
dinding
m. rectus lateralis
dan
corneo-
M. rectus medialis
atas
Dasar orbita
dan
dilekatkan IV)
bola
mata
pada permukaan
sehingga
superior
cornea
bola
mata, dibawah m.
menghadap
Rectus superior
ke
bawah
dan lateral
Permukaan lateral N. oculomotorius Memutar
bola
profunda
terhadap
Rectus lateralis
bola
mata
sehingga
m.
kornea
menghadap
ke atas dan
M. sphincter pupillae
Parasimpatis
melalu
M. dilator pupillae
m. ciliaris
lateral
Konstriksi
n. pupil
oculomotorius
Simpatis
Dilatasi
Parasimnpatis
pupil
Mengatur
melalui
oculomotorius
n. bentuk
lensa, pada
akomodasi
membuat
lensa
bulat
(Snell, 2006)
1.2 Okulus (Bola Mata)
Mata tertanam di dalam corpus adiposum orbitae, tetapi dipisahkan
dari corpus adiposum ini oleh selubung fascial bola mata. Bola mata terdiri
atas 3 lapisan, dari luar ke dalam adalah tunica fibrosa, tunica vasculosa
yang berpigmen, dan tunica nervosa.(Snell, 2006)
lebih
Tunica Fibrosa
Kornea (Latin cornum=seperti tanduk) adalah selaput bening mata,
bagian selaput mata yang tembus cahaya (Ilyas, 2004). Kornea merupakan
dinding bola mata depan terdiri atas jaringan yang jernih dan bening.
Kornea berfungsi sebagai membrane pelindung yang tembus cahaya
(Budianto dan Azizi, 2004). Kornea memiliki tebal sekitar 0,6 1.0 mm
terdiri atas lima lapisan dari luar ke dalam yaitu:
1. Epitel
Tebalnya 50 m, terdiri atas 5 lapis selepitel tidak bertanduk
yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal
dan sel gepeng.
Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini
terdorong ke depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke
depan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat berikatan erat
dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal di depannya
melalui desmosom dan makula okluden; ikatan ini menghambat
pengaliran air, eliktrolit, dan glukosa yang merupakan barrier.
Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat
kepadanya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi
rekuren.
Epitel berasal dari ektoderm permukaan
2. Membran Bowman
Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan
kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal
dari bagian depan stroma.
Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi
3. Stroma
Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang
sejajar satu dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang
teratur sadangkan dibagian perifer serat kolagen ini bercabang;
terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang
kadang-kadang sampai 15 bulan.
Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan
fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit
membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan
embrio atau sesudah trauma.
4. Membran Descement
Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang
stroma
kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya
Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup,
mempunyai tebal 40 m.
5. Endotel
Berasal dari mesotelium, berlapis satu,bentuk heksagonal,
besar 20-40 m. Endotel melekat pada membran descement melalui
hemi desmosom dan zonula okluden
Dari kelima lapisan tersebut hanya lapisan epitel yang dapat
regenerasi. Kornea tidak mempunyai pembuluh darah (avaskuler) dan
mendapat nutrisi dan oksigen dari udara, air mata dan cairan aquosus
humor (Wibawaty, 2009).
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari
saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf V. saraf siliar longus berjalan
supra koroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran
Boeman melepaskan selubung Schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi
samapai kepada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbus Krause
untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. Daya regenerasi saraf
sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan (Ilyas,
2004).
Sklera yaitu lapisan berwarna putih di bawah konjungtiva serta
merupakan bagian dengan konsistensi yang relatif lebih keras untuk
membentuk bola mata. Sklera merupakan bagian putih mata yang terdiri
atas jaringan ikat kolagen, kenyal dan tebalnya kira-kira 1 mm (Ilyas et al,
2002). Di bagian posterior sclera terdapat daerah yang ditembus oleh
syaraf dan pembuluh darah. Lamina cribosa sclera merupakan bagian
sclera yang ditembus oleh nervus opticus dan arteri/vena centralis retinae.
Di sekitarnya sclera ditembus oleh a. ciliaris posterior longa et breve dan
n. ciliaris longus et breve. Di sekitar equator 4 v. vorticosa menembus
sclera (Budianto dan Azizi, 2004). Sclera terdiri atas dua lapisan, yaitu:
substantia propia sclera yang terdiri atas serabut kolagen padat dan lamina
fusca yang memiliki pigmen warna coklat.
Tunica Vasculosa Pigmentosa
Tunica vasculosa oculi (uvea) terletak antara sclera dan retina.
Lamina choroidea merupakan bagian uvea yang paling luas dan memiliki
banyak anyaman pembuluh darah sehingga lapisan ini berfungsi member
nutrisi pada retina. Corpus ciliare (badan siliaris) terletak antara iris dan
choroidea. Lapisan corpus ciliare dari luar ke dalam adalah musculus
ciliaris, substantia propia dan stratum pigmenti corporis ciliaris. Processus
ciliaris berfungsi sebagi penghasil aqueosus humor (Snell, 2006).
Corpus ciliare berhubungan dengan lensa melalui ligamentum
suspensorium lentis (zonula Zinii) untuk membantu akomodasi ketebalan
lensa. Musculus ciliaris berfungsi mengatur focus mata. Iris adalah lapisan
yang dapat bergerak untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke
dalam mata. Iris merupakan lanjutan ke anterior dari corpus ciliare. Iris
terdiri atas endothelium, stroma yang mengandung butir pigmen dan
stratum pigmenti. Iris sering memberikan warna pada bola mata dan
tergantung dari banyaknya pigmen. Apabila mengandung banyak pigmen
maka iris berwarna coklat dan sedikit pigmen berwarna biru/hijau
(Budianto dan Azizi, 2004).
Lubang bundar di tengah-tengah iris disebut Pupil. Pupil merupakan
suatu lubang tempat cahaya masuk ke dalam mata, dimana lebarnya diatur
oleh gerakan iris (Perdami, 2005).
Bila cahaya lemah iris akan berkontraksi dan pupil membesar
sehingga cahaya yang masuk lebih banyak. Sedangkan bila cahaya kuat
iris akan berelaksasi dan pupil mengecil sehingga cahaya yang masuk
tidak berlebihan Pupil normal memiliki diameter antara 3-4 mm. Pupil
normal kanan dan kiri ukurannya sama disebut isokoria. Dekat stratum
pigmenti terdapat otot polos yang berjalan radier yaitu m. dilatator papillae
dan berjalan sirkuler yaitu m. sphincter papillae. M. dilatator papillae
berfungsi melebarkan pupil (midriasis) dan dipersarafi oleh saraf simpatis.
M. sphincter papillae berfungsi mengecilkan pupil (miosis) dan dipersarafi
oleh saraf parasimpatis.
berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat
terjadinya akomodasi (Ilyas, 2004).
Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik
mata belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk
serat lensa di dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa
terus-menerus sehingga mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian
sentral lensa sehingga membentuk nukleus lensa. Bagian sentral lensa
merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat lensa yang
tertua di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa dapat dibedakan nukleus
embrional, fetal dan dewasa. Di bagian luar nukleus ini erdapat serat lensa
yang lebih muda dan disebut sebagai korteks lensa. Korteks yang terletak di
sebelah depan nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior, sedangkan
dibelakangnya korteks posterior. Nukleus lensa mempunyai konsistensi lebih
keras dibanding korteks lensa yang lebih muda. Di bagian perifer kapsul lensa
terdapat zonula Zinn yang menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada
badan siliar (Ilyas, 2004).
Corpus vitreum (badan kaca) merupakan bagian mata yang terletak
antara lensa dan retina. Corpus vitreum berbahan gelatin, transparan,
avaskuler dan dibungkus oleh membrana hyaloidea. Corpus vitreum terdiri
atas air, serat kolagen, asam hialuronat dan mukopolisakarida. Bangunan ini
berfungsi memelihara tekanan intraokuler, menjaga bentuk bola mata dan
sebagai media refraksi agar cahaya dapat mencapai retina (Wibawaty, 2009).
Badan vitreous menempati daerah mata di balakang lensa. Badan
vitreous mengandung sangat sedikit sel yang menyintesis kolagen dan asam
hialuronat (Luiz Carlos Junqueira, 2003). Peranannya mengisi ruang untuk
meneruskan sinar dari lensa ke retina. Kebeningan badan vitreous disebabkan
tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak
terdapatnya kekeruhanbadan vitreous akan memudahkan melihat bagian retina
pada pemeriksaan oftalmoskopi
rami musculares
a. ciliaris anterior dan posterior
a. supraorbitalis serta suprathrochlearis
V. ophtalmica superior berhubungan di depan dengan v. Facialis. V.
Ophtalmica inferior berhubungan melalui fissura orbitalis inferior dengan
plexus venous pterygoideus. Kedua vena ini berjalan ke belakang melalui
fissura orbitalis superior dan bermuara kie dalam sinus cavernosus (Snell,
2006).
2. Anatomi Telinga
Telinga merupakan indra pendengaran, secara anatomi telinga dibagi
menjadi tiga bagian, yakni telinga luar, tengah dan dalam (Liston, 2014).
acusticus
externus
adalah
tabung
berkelok
yang
Gambar 1: Telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Dilihat dari depan.
Sumber: Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, 2006
Telinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars petrosa osis
temporalis yang dilapisi oleh membrana mucosa. Ruang ini berisi tulangtulang pendengaran yang berfungsi meneruskan getaran membrana tympani
(gendang telinga) ke perilympha telinga dalam (Snell, 2006).
Telinga tengah berbentuk kubus dengan:
Batas luar
: Membran timpani
Batas depan
: Tuba eustachius
Batas Bawah
Batas belakang
Batas atas
Batas dalam
Gambar 3: Gambar labirin bagian membran labirin bagian tulang, Telinga Dalam
Sumber: Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, 2006.
Labyrinthus Osseus
Labyrinthus osseus terdiri atas tiga bagian : vestibulum, canalis
semicircularis dan cochlea. Ketiganya merupakan rongg-rongga yang
terletak di dalam subtantia compacta tulang dan dilapisi oleh endosteum
serta berisi cairan bening, yaitu perilympha, yang didalamnya terdapat
labyrinthus membranaceus (Snell, 2006)
Vestibulum, merupakan bagian tengah labyrinthus osseus, terletak
posterior terhadap cochlea dan anterior terhadap canalis semicircularis.
Pada dinding lateralnya terdapat fenestra vestibuli yang ditutupi oleh basis
stapedis dan ligamentum annularenya dan fenestra cochlea yang ditutupi
oleh membrana tympani secundaria. Di dalam vestibulum terdapat sacculus
dan utriculus labyrinthus membranaceus.(Snell, 2006)
Vestibulum letaknya di antara koklea dan kanalis semisirkularis yang
juga berisi perilimfa. Pada vestibulum bagian depan, terdapat lubang
(foramen ovale) yang berhubungan dengan membran timpani, tempat
melekatnya telapak (foot plate) dari stapes. Di dalam vestibulum, terdapat
gelembung-gelembung
bagian
membran
sakkulus
dan
utrikulus.
(lateralis) (Liston,
2014).
Kanalis semisirkularis vertikal (posterior) berbatasan dengan fossa
crania media
Gambar 4: Koklea
Sumber: Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, 2006.
3. Anatomi Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1.5 m2 dengan berat kirakira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks,
elastis, dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga
bergantung pada lokasi tubuh (Wasitaatmadja, 2005).
Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna terang, pirang, hitam,
warna merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna hitam
kecoklatan pada genitalia orang dewasa (Wasitaatmadja, 2005).
Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya; kulit
yang elastis dan longgar terdapat pada palpebra, bibir, dan preputium, kulit
yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa. Kulit yang
tipis terdapat pada muka, yang lembut pada leher dan badan, dan yang
berambut kasar terdapat pada kepala (Wasitaatmadja, 2005).
serabut kolagen, elastin, dan retikulin. Dasar (matriks) lapisan ini terdiri
atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, dibagian ini
terdapat pula fibroblas. Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblas,
membentuk ikatan (bundel) yang mengandung hidroksiprolin dan
hidroksisilin. Kolagen muda bersifat lentur dengan bertambah umur
menjadi kurang larut sehingga semakin stabil. Retikulin mirip kolagen
muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf dan
mudah mengembang serta lebih elastis (Wasitaatmadja, 2005).
Lapisan subkutis, Lapisan ini merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas
jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak
merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak
yang bertambah. (Wasitaatmadja, 2005)
Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lain
oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adiposa,
berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung
saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak
tidak sama bergantung pada lokalisasinya. Di dalam abdomen dapat mencapai
ketebalan 3 cm, di daerah kelopak mata dan penis sangat sedikit. Lapisan
lemak ini juga merupakan bantalan.(Wasitaatmadja, 2005)
Vaskularisasi di kulit di atur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak
di bagian atas dermis (pleksus superficial) dan yang terletak di subkutis
(pleksus profunda). Pleksus yang di dermis bagian atas mengadakan
anastomosis di papil dermis, pleksus yang disubkutis dan di pars retikulare
juga mengadakan anastomosis, di bagian ini pembuluh darah berukuran lebih
besar. Bergandengan dengan pembuluh darah terdapat saluran getah bening.
(Wasitaatmadja, 2005)
Adneksa Kulit
Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut, dan kuku.
1. Kelenjar kulit terdapat dilapisan dermis, terdiri atas:
a. Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
Ada dua macam kelenjar keringat yaitu kelenjar ekrin yang kecilkecil, terletak dangkal di dermis dengan sekret yang encer, dan
kelenjar apokrin yang lebih besar, terletak lebih dalam dan sekretnya
lebih kental.(Wasitaatmadja, 2005)
Kelenjar ekrin telah dibentuk sempurna pada 28 minggu kehamilan
dan baru berfungsi 40 minggu setelah kelahiran. Saluran kelenjar ini
berbentuk spiral dan bermuara langsung di permukaan kulit. Terdapat
di seluruh permukaan kulit dan terbanyak di telapak tangan dan kaki,
dahi, dan aksila. Sekresi bergantung pada beberapa faktor dan
dipengaruhi oleh saraf kolinergik, faktor panas dan stress emosional.
(Wasitaatmadja, 2005)
Kelenjar apokrin dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terdapat di
aksila, aerola mame, pubis, labia minora, dan saluran telinga luar.
Fungsi apokrin pada manusia belum jelas, pada waktu lahir kecil,
tetapi pada pubertas mulai besar dan mengeluarkan sekret. Keringat
mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa, biasanya pH
sekitar 4 - 6,8.(Wasitaatmadja, 2005)
b. Kelenjar palit (glandula sebasea)
Terletak di seluruh permukaan kulit manusia kecuali di telapak
tangan dan kaki. Kelenjar palit disebut juga kelenjar holokrin karena
tidak berlumen dan sekret kelenjar ini berasal dari dekomposisi sel-sel
kelenjar. Kelenjar palit biasanya terdapat di samping akar rambut dan
muaranya terdapat pada lumen akar rambut (folikel rambut). Sebum
mengandung trigliserida, asam lemak bebas, skualen, wax ester, dan
kolestrol. Sekresi dipengaruhi oleh hormon androgen, pada anak-anak
jumlah kelenjar palit sedikit, pada pubertas menjadi lebih besar dan
banyak serta mulai berfungsi secara aktif.(Wasitaatmadja, 2005)
2. Kuku, adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang
menebal. Bagian kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku
(nail root), bagian yang terbuka di atas dasar jaringan lunak kulit pada
ujung jari tersebut badan kuku (nail plate), dan yang paling ujung adalah
bagian kuku yang bebas. Kuku tumbuh dari dari akar kuku keluar dengan
kecepatan tumbuh kira-kira 1 mm per minggu.(Wasitaatmadja, 2005)
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, Anang dan M. Syahrir Azizi (ed). 2004. Guidance to Anatomy 1. Edisi
revisi. Surakarta: Keluarga Besar Asisten Anatomi FK Universitas Sebelas
Maret.
Ilyas, Sidarta [et al]. 2002. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan
Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: Sagung Seto.
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6.
Alih bahasa: Liliana Sugiharto. Jakarta: EGC.
Wasitaatmadja, Syarif M. 2005. Anatomi Kulit dalam Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Jakarta: FKUI.