Anda di halaman 1dari 14

1.

Anatomi Rongga Orbita


Rongga orbita adalah rongga yang berisi bola mata dan terdapat 7 tulang yang
membentuk dinding orbita yaitu: lakrimal, etmoid, sfenoid, frontal, dan dasar orbita
terdiri atas maksila, palatina, dan zigomatikum.
Rongga orbita yang berbentuk piramid ini terletak pada kedua sisi rongga hidung,
dinding lateral orbita membentuk sudut 450 dengan diding medialnya.
Dinding orbita terdiri dari tulang:
Superior
: os frontal
Lateral
: os frontal, os zigomatik, os sfenoid
Inferior
: os zigomatik, os maksila, os palatina
Nasal
: os maksila, os lakrimal, os etmoid
Foramen optik terletak pada apeks rongga orbita dilalui saraf optikus, arteri, vena,
dan saraf simpatik yang berasal dari pleksus karotid. Fisura orbita superior di sudut
orbita atas temporal dilalui oleh saraf lakrimal (V), saraf frontal (V), saraf troklear (IV),
saraf okulomotor (III), saraf nasosiliar (V), abdusen (VI), dan arteri vena oftalmik. Fisura
orbita inferior terletak di dasar tengah temporal orbita dilalui oleh saraf indra orbita dan
zigomatik an arteri intra orbita. Fosa lakrimal terletak di sebelah temporal atas tempat
duduknya kelenjar lakrimal.
Perdarahan pemasok arteri utama orbita dan bagian-bagiannya berasal dari arteri
ophtalmica yaitu cabang besar pertama arteria carotis interna bagian intracranial. Cabang
ini berjalan di bawah nervus opticus dan bersamanya melewati kanalis optikus menuju ke
orbita. Cabang lain dari arteri opthalmica adalah arteri lacrimalis, yang mendarahi
glandula lacrimalis dan kelopak mata atas.

2. Anatomi Palpebra
1

Palpebra atau kelopak mata mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta
mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea.
Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata
terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata..
Pembasahan dan pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena pemerataan
air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak mata.
Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang masuk.
Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian
belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Gangguan
penutupan kelopak akan mengakibatkan keringnya permukaan mata sehingga terjadi
keratitis et lagoftalmos.
Pada kelopak terdapat bagian-bagian :
- Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis
-

pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus.


Otot seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan
bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat
otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. orbikularis berfungsi
menutup bola mata yang dipersarafi N. facial M. levator palpebra, yang berorigo
pada anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian
menembus M. orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit
tempat insersi M. levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot ini
dipersarafi oleh N. III, yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau

membuka mata.
Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di

dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra.


Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan

pembatas isi orbita dengan kelopak depan.


Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh
lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang merupakan
jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 bush di kelopak atas dan

20 pada kelopak bawah).


Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebra.
Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V, sedang

kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V.


Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan
melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli.

Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet yang


menghasilkan musin.

3. Anatomi Sistem Lakrimal


Aparatus lakrimalis dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem sekresi dansistem
ekskresi air mata. Berikut adalah gambar anatomi dari sistem lakrimalis.

Anatomi Sistem Lakrimal


Permukaan mata dijaga tetap lembab oleh kelenjar lakrimalis. Sekresi basal air
mata perhari diperkirakan berjumlah 0,75-1,1 gram dan cenderung menurun seiring
dengan pertambahan usia. Volume terbesar air mata dihasilkan oleh kelenjar air mata
utama yang terletak di fossa lakrimalis pada kuadran temporal di atas orbita. Kelenjar
yang berbentuk seperti buah kenari ini terletak didalam palpebra superior. Setiap
kelenjar ini dibagi oleh kornu lateral aponeurosis levator menjadi lobus orbita yang
lebih besar dan lobus palpebra yang lebih kecil.
3

Setiap lobus memiliki saluran pembuangannya tersendiri yang terdiri dari tiga
sampai dua belas duktus yang bermuara di forniks konjungtiva superior. Sekresi dari
kelenjar ini dapat dipicu oleh emosi atau iritasi fisik dan menyebabkan air mata
mengalir berlimpah melewati tepian palpebra (epiphora). Persarafan pada kelenjar
utama berasal nukleus lakrimalis pons melalui nervus intermedius dan menempuh
jalur kompleks dari cabang maksilaris nervus trigeminus.
Kelenjar lakrimal tambahan, walaupun hanya sepersepuluh dari massa utama,
mempunya peranan penting. Kelenjar Krause dan Wolfring identik dengan kelenjar
utama yang menghasilkan cairan serosa namun tidak memiliki sistem saluran.
Kelenjar-kelenjar ini terletak di dalam konjungtiva, terutama forniks superior. Sel
goblet uniseluler yang tersebar di konjungtiva menghasilkan glikoprotein dalam
bentuk musin. Modifikasi kelenjar sebasea Meibom dan Zeis di tepian palpebra
memberi substansi lipid pada air mata. Kelenjar Moll adalah modifikasi kelenjar
keringat yang juga ikut membentuk film prekorneal.
Sistem ekskresi terdiri atas punkta, kanalikuli, sakus lakrimalis, dan duktus
nasolakrimalis. Setiap berkedip, palpebra menutup mirip dengan risleting mulai di
lateral, menyebarkan air mata secara merata di atas kornea, dan menyalurkannya ke
dalam sistem ekskresi pada aspek medial palpebra. Setiap kali mengedip, muskulus
orbicularis okuli akan menekan ampula sehingga memendekkan kanalikuli horizontal.
Dalam keadaan normal, air mata dihasilkan sesuai dengan kecepatan penguapannya,
dan itulah sebabnya hanya sedikit yang sampai ke sistem ekskresi. Bila memenuhi
sakus konjungtiva, air mata akan masuk ke punkta sebagian karena hisapan kapiler.
Dengan menutup mata, bagian khusus orbikularis pre-tarsal yang mengelilingi
ampula mengencang untuk mencegahnya keluar. Secara bersamaan, palpebra ditarik
ke arah krista lakrimalis posterior, dan traksi fascia mengelilingi sakus lakrimalis
berakibat memendeknya kanalikulus dan menimbulkan tekanan negatif pada sakus.
Kerja pompa dinamik mengalirkan air mata ke dalam sakus, yang kemudian masuk
melalui duktus nasolakrimalis karena pengaruh gaya berat dan elastisitas jaringan
ke dalam meatus inferior hidung. Lipatan-lipatan mirip-katup dari epitel pelapis sakus
cenderung menghambat aliran balik air mata dan udara. Yang paling berkembang di
antara lipatan ini adalah katup Hasner di ujung distal duktus nasolakrimalis.
4. Anatomi Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian
belakang. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel goblet.
Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea
Konjungtiva terdiri atas 3 bagian yaitu:
4

Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus


Konjungtiva bulbi yang menutupi sklera
Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan
konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.
Konjungtiva selain konjungtiva tarsal, berhubungan longgar dengan jaringan

dibawahnya, oleh karenanya bola mata mudah digerakkan. Lapisan epitel konjungtiva
tediri dari dua hingga lima lapisan sel epitel silinder bertingkat,superfisial dan basal. Sel
epitel superfisial mengandung sel goblet bulat atau oval yang mensekresi mukus. Mukus
yang mendorong inti sel goblet ke tepi dan diperlukan untuk dispersi lapisan air mata
secara merata diseluruh prekornea. Stroma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan
adenoid (superfisial) dan satu lapisan fibrosa (profundal). Lapisan adenoid mengandung
jaringan limfoid dan dibeberapa tempat dapat mengandung struktur semacam folikel
tanpa stratum germativum.

5. Kapsul tenon ( fasia bulbi )


Kapsul tenon adalah suatu membrane fibrosa yang membungkus bola mata dari
limbus samapi nervus opticus. Didekat limbus, konjungtiva, kapsul tenon, dan
episklera menyatu. Segmen bawah kapsul tenon tebal dan menyatu dengan fasia
musculus rectus inferior dan musculus obliquus inferior membentuk ligamentum
suspenserium bulbi (ligamentum lockwood) tempat letaknya bola mata.
6. Anatomi Sklera dan episklera
Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea merupakan pembungkus
dan pelindung isi bola mata. Tebal sklera sekitar 0,3 mm, sklera berjalan dari papil saraf
5

optikus, sclera ditembus oleh arteri siliaris posterior longa dan brevis dan n. siliaris
longus brevis. Persarafan sclera berasal dari saraf-saraf siliaris.
Sklera anterior ditutupi oleh 3 lapis jaringan ikat vaskuler. Sklera mempunyai
kekakuan tertentu sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan bola mata. Walaupun
sklera kaku dan tipisnya 1 mm, tetapi sklera masih tahan terhadap kontusi trauma
tumpul. Kekakuan sklera dapat meningkat pada pasien diabetes melitus, atau menurun
pada eksoftalmus goiter, miotika, dan meminum air banyak.

7. Anatomi Kornea
Kornea adalah selaput bening mata yang dapat menembus cahaya, dan merupakan
jaringan penutup bola mata sebelah depan yang terdiri dari :
Epitel, terdiri dari 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih
- Membrane Bowman, merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti strorma.
- Stroma, terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan
-

yang lainnya.
Membrane descement, merupakan membrane aseluler, bersifat sangat elastic
Endotel, yang berasal dari mesotelium, berlapis satu, berbentuk heksagonal.
Kornea disarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus

dan saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk ke dalam
stroma kornea, menembus membrane bowman melepaskan selubung schwannya. Daya
regenerasi saraf sesudah dipotong didaerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan. Trauma
atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa endotel
terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema kornea. Kornea merupakan
tempat pembiasan sinar terkuat, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk
kornea dilakukan oleh kornea.
Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui berkas
cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya yang uniform,
6

avaskuler dan deturgenes. Deturgenes, atau keadaan dehidrasi relative jaringan kornea
dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan
endotel. Endotel lebih penting daripada epitel dalam mekanisme dehidrasi dan cidera
kimiawi atau fisik pada endotel jauh lebih berat daripada cedera pada epitel. Kerusakan
sel-sel endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya
cedera pada epitel hanya menyebabkan edema lokal stroma kornea sesaat yang akan
menghilang bila sel-sel epitel itu telah beregenerasi. Penguapan air dari film air mata
prakornea akan mengkibatkan film air mata akan menjadi hipertonik; proses itu dan
penguapan langsung adalah faktor-faktor yang yang menarik air dari stroma kornea
superfisialis untuk mempertahankan keadaan dehidrasi .

8. Anatomi Uvea
Uvea terdiri dari tiga bagian, iris, badan siliaris, dan koroid. Bagian ini adalah
lapisan vaskular tengah mata dan dilindungi oleh kornea dan sklera, bagian ini mensuplai
darah keretina. Uvea dibagi menjadi 3 bagian : Iris dibagian anterior , badan silier di
tengah dan koroid di posterior.
a. Iris
Iris adalah perpanjangan korpus siliaris keanterior, iris terletak bersambungan
dengan permukaan anterior lensa, memisahkan bilik mata depan dengan bilik mata
belakang yang masing-masing berisi aqueous humor. Di dalam stroma iris terdapat
sfingter dan otot-otot dilator. Perdarahan iris didapat dari sirkulus major iris, dan
persarafan sensoris iris didapat dari serabut nervus siliaris. Iris memiliki fungsi
mengendalikan banyaknya jumlah cahaya yang masuk kedalam mata. Ukuran pupil
7

pada prinsipnya ditentukan oleh keseimbangan antara kontriksi akibat aktivitas


parasimpatis yang diantar oleh nervus kranialis 3 dan dilatasi ditimbulkan oleh aktivitas
simpatis.
b. Korpus siliaris
Korpus siliaris membentang kedepan dari ujung anterior koroid kepangkal iris
dengan panjang 6 mm. Korpus siliaris terdiri atas zona anterior pars plicata dan zona
posterior pars plana. Ada 2 lapis epitel siliaris, satu lapisan tanpa pigmen disebelah
dalam yang merupakan perluasan neuroretina keanterior, dan satu lapisan berpigmen
disebelah luar yang merupakan perluasan lapisan pigmen retina. Prosesus diliaris dan
epitel siliaris pembungkusnya berfungsi sebagai pembungkus aqueous humor.
Musculu siliaris tersusun dari gabungan serat longitudinal, sirkular, dan radial.
Fungsi serat sirkular untuk mengerutkan dan relaksasi processus siliaris, musculus ini
juga dapat mengubah tegangan pada kapsul lensa sehingga lensa dapat memiliki
berbagai fokus baik untuk berjarak dekat maupun jauh. Pembuluh darah yang
memperdarahi berasal dari sirkulus anterior major iris, persarafan sensoris iris memlalui
saraf-saraf siliaris.
c. Koroid
Koroid adalah segmen posterior uvea, diantara retina dan sclera, koroid tersusun
atas 3 lapisan pembuluhan darah besar, sedang dan kecil. Bagian dalam pembuluh darah
korid dikenal dengan korio kapilaris. Darah dari pembuluh koroid dialirkan melalui 4
vena kortikosa satu ditiap kuadran posterior. Koroid disebelah dalam dibatasi oleh
membrane bruch dan sebelah luar oleh sclera. Pembuluh darah korid memperdarahi
bagian luar retina yang menyokong.

9. Aqueous humor
8

Aqueous humor adalah suatu cairan jernih yang mengisi bilik mata depan dan
belakang, volumenya adalah sekitar 250 L, dan kecepatan pembentukannya sekitar 2,5
L/menit yang diproduksi oleh korpus siliaris, Komposisi aqueous humor serupa dengan
plasma. Drainase aqueous humor setelah masuk masuk kebilik mata depan kemudian
mengalir melalui pupil kebilik mata depan lalu keanyaman trabekular ke sudut bilik mata
depan.
10. Anatomi Bilik Mata Depan
Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal iris. Pada bagian
ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terjadi hambtan pengaliran keluar
cairan mata akan terjadi penimbunan cairan bilik mata di dalam bola mata sehingga
tekan bola mata meninggi atau glaukoma. Berdekatan dengan sudut ini didapatkan
jaringan trabekulum, kanal schelmm, baji sklera, garis schwalbe dan jonjot iris.
Sudut filtrasi berbatas dengan akar berhubungan dengan sklera kornea dan disini
ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan merupakan batas
belakang sudut filtrasi yang mempunyai dua komponen yaitu badan siliar dan uvea. Pada
sudut fitrasi terdapat garis schwalbe yang merupakan akhir perifer endotel dan membran
descement, dan kanal schlemm yang menampung cairan mata keluar ke salurannya.
Sudut bilik mata depan sempit terdapat pada mata berbakat glaukoma sudut tertutup,
hipermetropia, blokade pupil, katarak intumesen, dan sinelia posterior perifer.

11. Anatomi Pupil


Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum berkembangnya saraf simpatis. Orang
dewasa ukuran pulil adalah sedang, dan orang tua pupil mengecil akibat rasa silau yang
dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis.
Pupil waktu tidur kecil, hal ini dipakai sebagai ukuran tidur, stimulasi, koma dan tidur
sesungguhnya. Pupil mengecil waktu tidur akibat dari:
1. Kurangnya rangsangan simpatisan
2. Kurang rangsangan hambatan miosis
Bila subkorteks bekerja sempurna maka terjadi miosis. Di waktu bangun korteks
menghambat pusat subkorteks sehingga terjadi midriasis. Waktu tidur hambatan
subkorteks hilang sehingga terjadi kerja subkorteks yang sempurna yang akan
menjadikan miosis. Fungsi mengecilnya pupil untuk mencegah aberasi kromatis pada
akomodasi dan untuk memperdalam fokus seperti pada kamera foto yang diafragmanya
dikecilkan.

12. Anatomi Lensa Mata


Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular tak berwarna dan transparan.
Tebal sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Dibelakang iris lensa digantung oleh zonula (
zonula Zinnii) yang menghubungkannya dengan korpus siliare. Di sebelah anterior lensa
terdapat humor aquaeus dan disebelah posterior terdapat viterus.
Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel yang dapat dilewati air dan
elektrolit. Disebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular. Nukleus lensa lebih keras
daripada korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat lamelar subepitel
terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi kurang elastik.
Lensa terdiri dari enam puluh lima persen air, 35% protein, dan sedikit sekali
mineral yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa
daripada di kebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk
teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah atau pun saraf di
lensa.
Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk
memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris relaksasi, menegangkan
serat zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang
10

terkecil, daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya paralel atau terfokus ke
retina. Untuk memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga
tegangan zonula berkurang. Kapsul lensa yang elastik kemudian mempengaruhi lensa
menjadi lebih sferis diiringi oleh peningkatan daya biasnya.
Kerjasama fisiologik tersebut antara korpus siliaris, zonula, dan lensa untuk
memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi. Seiring dengan
pertambahan usia, kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan berkurang. Selain itu juga
terdapat fungsi refraksi, yang mana sebagai bagian optik bola mata untuk memfokuskan
sinar ke bintik kuning, lensa menyumbang +18.0- Dioptri.

13. Anatomi Vitreous Humor


Vitreous humor merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak antara
lensa dengan retina.badan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata. Mengandung air
sebanyak 90% sehingga tidak dapat lagi menyerap air, fungsi badan kaca sama seperti
fungsi cairan mata yaitu mempertahankan bola mata agar tetap bulat. Perananyamengisi
ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. Badan kaca melekat pada bagian
tertentu jaringan bola mata. Perlekatan itu terdapat pada bagian tertentu jaringan bola
mata. Perlekatan itu terdapat pada bagian yang disebut ora serata, pars plana, dan papil
saraf optik. Kebeningan badan kaca disebabkantidak terdapatnya pembuluh darah dan
sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhan badan kaca akan memudahkan
melihatbagian retina pada pemeriksaan oftalmoskopi.
14. Anatomi Retina

11

Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang
menerima rangsangan cahaya.
Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina, dan terdiri atas lapisan:
1 Lapisan fotoreseptor merupakan lapisan terluar retinaterdiri atas sel batang yang
2
3

mempunyai bentuk ramping, dan sel kerucut.


Membran limitan eksterna yangn merupakan membran ilusi.
Lapis nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang. Ketiga

lapis diatas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.


Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aselular dan merupakan tempat sinapsis sel

fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.


Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel muller, lapis

ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral.


Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aselular merupakan tempat sinapsis sel

7
8

bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion.


Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua.
Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arah saraf optik.

Di dalam lapisan-lapisan ini terletak bagian besar pembuluh darah retina.


Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca.
Warna retina biasanya jingga dan kadang-kadang pucat pada anemia dan
iskemia, merah dan hiperemia.
Pada pembuluh darah di dalam retina merupakan cabang dari arteri oftalmika,
arteri retina sentral masuk retina melalui papil saraf optik yang akan memberikan
nutrisi pada retina dalam. Lapisan luar retina atau sel kerucut dan batang mendapat
nutrisi dari koroid.
Untuk melihat fungsi retina maka dilakukan pemeriksaan subyektif retina
seperti : tajam penglihatan, penglihatan warna, dan lapang pandangan. Pemeriksaan

12

obyektif adalah elektroretinografi (ERG), Elektrookulografi (EOG), dan visual


evoked respons (VER).
15. Saraf Optik
Saraf optik yang keluar dari polus posterior bola mata membawa dua jenis serabut
saraf, yaitu : saraf penglihatan dan serabut pupilomotor. Kelainan saraf optik
menggambarkan gangguan yang diakibatkan tekanan langsung atau tidak langsung
terhadap saraf optik ataupun perubahan toksik dan anoksik yang mempengaruhi
penyaluran aliran listrik.
16. Otot Penggerak Mata

Otot ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakan mata tergantung
pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot.
Otot penggerak mata terdiri atas 6 otot yaitu :
1 Oblik inferior, aksi primer : ekstorsi dalam abduksi
Sekunder : elevasi dalam aduksi, abduksi dalam elevasi
2 Oblik superior, aksi primer: intorsi pada abduksi
Sekunder : depresi dalam aduksi, depresi dalam abduksi
3 Rektus inferior, aksi primer : depresi pada abduksi, ekstorsi pada abduksi, aduksi
pada depresi
Rektus lateral, aksi : Abduksi
Rektus medius, aksi : aduksi
Rektus superior, aksi primer : elevasi dalam abduksi
Sekunder : Intorsi dalam aduksi, aduksi dalam elevasi
17. Fisiologi Mata
4
5
6

13

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas DSM, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata.Ed.4. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Jakarta: 2012.


2. Riordan PE. Vaughan &Asbury: oftalmologi umum.Ed.17.EGC.Jakarta:2009

3. James,

Bruce,

Chris

Chew

&

Anthony

Bron.

Lecture

Notes

Oftalmologi.Ed.9.Erlangga.Jakarta:2006

14

Anda mungkin juga menyukai