S
Nim
KONFIDENSIAL
RAHASIA
MR : 10.88.31
: 54 tahun
Alamat
: Ranah Singkuang
: 09101029
DATA DASAR
Nama lengkap: Rosmawati
10
88
31
1. Data identitas lengkap harap ditanyakan ulang dengan melihat lembar identitas rawat jalan
membeli obat penghilang rasa nyeri di apotik dikarenankan pasien masih bisa menahan nyerinya
tersebut. Pasien juga mengatakan lupa obat apa yang pernah diminumnya.
1 hari ini PBMRS Via IGD dengan keluhan nyeri pinggang bawah. Nyeri pinggang yang
dialaminya terasa seperti tertusuk-tusuk baik dalam melakukan aktifitas maupun tidak. Nyeri
diarasakan hilang timbul dan makin lama-makin memberat dan tertahankan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
1. 2 tahun yang lalu pasien mengalami riwayat hipertensi
PEMERIKSAAN JASMANI
PEMERIKSAAN UMUM:
Kesadaran
: Composmentis
Nadi
: 80 x/menit
Suhu
: 36,3 oC
Berat badan
Pernafasan
: 26 x/mnt
PEMERIKSAAN FISIK:
: 60 kg
Kepala :
Kulit dan wajah : Tidak sembab
Mata
: - Conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, Refleks cahaya
kiri=kanan (+/+)
Lidah
: Tidak kotor
Leher
: - Trachea Medial
-
Thoraks :
Paru :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: Bunyi jantung normal, teratur, bising (-), murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
: Supel, nyeri tekan (+), nyeri lepas (+), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi
Ekstremitas :
Atas
Bawah
: Akral hangat, CRT < 2 detik, palmar eritem (-), nyeri pada sendi lutut (-),
bengkak pada sendi (-), edema tungkai (-/-)
STATUS NEUROLOGIS
A. Rangsangan Meningeal
1. Kaku kuduk
(-)
2. Brudzinski I
(-/-)
3. Brudzinski II
(-/-)
4. Brudzinski III
(-/-)
5. Brudzinski IV
(-/-)
6. Kernig
(-/-)
B. Rangsangan Radikuler
1. Laseque
(-/-)
2. Cross Laseque
(-/-)
3. Lhermitte Test
a. Normosmia
(+)
b. Anosmia
(-)
c. Parosmia
(-)
d. Kakosmia
(-)
e. Uncinate fit
(-)
C. Nervus Cranialis
1. N-I (Olfactorius)
2. N-II (Opticus)
a. Refleks Pupil
Direct
(+) N
Indirect
(+) N
(+) N
b. Tes Konfrontasi
( + ) / (+)
b. Ptosis
(-)/(-)
(-)
N-V1
(+)
N-V2
(+)
N-V3
(+)
b. Motorik
(+) N
c. Refleks kornea
(+)/(+)
4. N-V (Trigeminus)
a. Sensorik
d. Refleks masseter
(+)
(+)
Kerut kening
( + ) / ( +)
Menutup mata
( + ) / ( +)
Sudut mulut
Lagofthalmos
(-)/(-)
Stapedial refleks
(+)
Glabella refleks
(+)
Nistagmus
(-)
Tes Romberg
(-)
Tes Berbisik
(+) N.
(+) N.
(+) N.
5. N-VII (Facialis)
a. Sensorik
b. Motorik
c. Refleks
6. N. VIII (Vestibulocochlearis)
a. Keseimbangan
b. Pendengaran
(+) N.
b. Refleks batuk
(+) N.
c. Refleks muntah
(+) N.
d. Gerakan palatum
(+) N.
e. Gerakan uvula
(+) N.
8. N-XI (Accessorius)
a. Kekuatan m. sternocleidomastoideus
(+)/(+)
b. Kekuatan m. trapezius
(+)/(+)
9. Hypoglossus
a. Menjulurkan lidah
(+)
b. Menggerakkan ke lateral
( + ) / (+)
c. Fasikulasi
(-)
d. Atropi
(-)
D. Pemeriksaan Motorik
1. Refleks
a. Refleks Fisiologis
Biceps
(+ ) / (+)
Triceps
(+) / (+)
KPR
(+) / (+)
APR
(+) / (+)
Babinski
(-)/(-)
Oppenheim
(-)/(-)
Chaddock
(-)/(-)
Gordon
(-)/(-)
Scaeffer
(-)/(-)
Rossolimo
(-)/(-)
Hoffman-Trommer
(-)/(-)
44444
33333
55555
55555
b. Refleks Patologis
2. Kekuatan Otot
44444
55555
3. Tonus Otot
a. Hipotoni
(-)
b. Hipertoni
(-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Urin rutin:
Darah
Leukosit
: Negatif
: 0-2 LPB
DAFTAR MASALAH :
1. Nyeri pinggang bawah
2. Hipertensi
3. Paska Stroke.
PENGKAJIAN :
Analisis tiap masalah dan perencanaan penyelesaiannya Merupakan alasan memilih diagnosis
points dan penambahan diagnosis banding (diagnosis diferensial) Gejala atau kelainan yang
dikeluarkan lagi dari diagnosis perlu diberi landasan penyebabnya.
1. Nyeri Pinggang bawah
PENGKAJIAN:
Nyeri Pinggang bawah adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah,
dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya.
1. Menurut perjalanan kliniknya dibedakan menjadi dua yaitu adalah
a. Acute low back pain
Rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba, rentang waktunya hanya
sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat
hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan karena luka traumatik
seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian.
Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen
dan tendon.
b. Chronic low back pain
Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang
menyerang berulang - ulang atau kambuh lagi. Fase ini biasanya memilki onset
yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain dapat
terjadi karena osteoartritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi diskus
PERENCANAAN:
Pemeriksaan:
CT-S can
MRI
Pengobatan:
Asetaminofen Dosis sebesar 1000 mg dapat dikonsumsi setiap empat jam sekali,
dengan dosis maksimal 4000 mg per 24 jam.
Ibuprofen 400 mg setiap delapan jam
Penyuluhan:
Minum obat yang teratur
Disarankan untuk mencoba tirah baring selama satu atau dua hari untuk
mengurangi spasme otot dan memberikan kesempatan tulang belakang untuk
beristirahat.
2. Hipertensi
PENGKAJIAN:
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan diastolik
lebih dari 90 mmHg. Peningkatan tekanan darah ini berlangsung dalam jangka waktu
lama (persisten) dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal, jantung, dan otak.
Pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan pada saat pasien istirahat/pagi hari pada
saat bangun tidur.
Klasifikasi Hipertensi
I. Hipertensi primer/esensial/idiopatik merupakan jenis hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya dan terdapat sekitar 95% dari kasus.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain faktor genetik, lingkungan,
hiperaktivitas, system rennin-angiotensin, dan peningkatan natrium dan kalsium
intraseluler
b. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko antara obesitas, merokok dan alkohol.
Klasifikasi hipertensi primer :
1) Hipertensi Benigna,. Bersifat progresif lambat
2) Hipertensi Maligna, kondisi dalam penyakit hipertensi yang bertambah berat
dalam waktu singkat sehingga dapat menyebabkan kerusakan berat pada berbagai
organ.
II. Hipertensi sekunder meliputi 5% dari kasus hipertensi. Penyebab spesifikasinya
seperti gangguan estrogen, penyakit ginjal hipertensi vascular renal, hipertensi yang
berikutnya dan kehamilan.
Jenis-Jenis Obat Antihipertensi :
Class Of
Indication
Possible
Contraindikation
Possible
Drugs
Diuretika
Gagal jantung
Indication
Diabetes
Gout
Contraindication
Dislipidemia
kongestif, usia
lanjut,
hypertension
sistolik
Angina pektoris,
gagal
Asma, penyakit
Dislipidemia,
pasca infark
jantung
paru obstruktif
penyakit
miokardium,
kongestif,
menahun, blok
vascular perifer
takiaritmia
Gagal jantung
kehamilan
Pengahambat
jantung
Kehamilan,
ACE
kongestif,
hiperkalemia,
disfungsi ventrikel
stenosis arteri
renalis bilateral
Penyekat
miokardium, nonCalcium
diabetik nefropati
Hipertensi prostat
Intoleransi
Hipertensi
Antigonist
glukosa,
ARB
dislipidemia
Gagal ginjal Kehamilan, arteri
Timbul efek
samping bila
renalis bilateral
digunakan obat
lain, Contoh : Ace
-Blocker
inhibitor
Hiperplasia prostat Intoleransi
(BPH),
glukosa,
hiperlipidemia
dislipidemia
Inkontinensia uri
PERENCANAAN:
Pemeriksaan:
Rutin mengontrol pemeriksaan tekanan darah.
Pengobatan:
1. Diuretik golongan Thiazide (Thiaz)
Hydrochlorothiazide, dosis : 12,5-25 mg (1x sehari)
2. Penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE-Inhibitor)
Hipotensi
ortostatik
Captopril 3 X 25 Mg
Penyuluhan:
1. Minum obat hipertensi secara teratur
2. Istirahat yang cukup
3. Hindari stress
4. Tidak merokok
5. Menurunkan berat badan berlebih
6. Tidak mengkonsumsi alkohol
7. Latihan fisik
8. Menurunkan asupan garam
9. Diet rendah garam, rendah lemak,tinggi serat.
3. Pasca Stroke
PENGKAJIAN:
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh
gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan dapat menimbulkan
cacat atau kematian
Stroke terbagi 2 yaitu :
A. Stroke Non Hemoragik
1) Stroke dapat dibagi berdasarkan manifestasi klinik dan proses patologik
(kausal):
a. Berdasarkan manifestasi klinik:
Serangan Iskemik Sepintas/Transient Ischemic Attack (TIA)
Defisit Neurologik Iskemik Sepintas/Reversible Ischemic Neurological
Deficit (RIND)
Stroke Progresif (Progressive Stroke/Stroke In Evaluation)
Stroke komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke)
b. Berdasarkan Kausal:
Stroke Trombotik
Stroke trombotik terjadi karena adanya penggumpalan pada pembuluh
darah di otak.
Stroke Emboli/Non Trombotik
Stroke emboli terjadi karena adanya gumpalan dari jantung atau
lapisan lemak yang lepas. Sehingga, terjadi penyumbatan pembuluh darah
yang mengakibatkan darah tidak bisa mengaliri oksigen dan nutrisi ke otak.
2)
B. Stroke Hemoragik
1. Klasifikasi Stroke Hemoragik
Menurut WHO, dalam International Statistical Classification of Diseases and
Related Health Problem 10th Revision, stroke hemoragik dibagi atas:
a. Perdarahan Intraserebral (PIS)
Perdarahan yang primer berasal dari pembuluh darah dalam parenkim otak
dan bukan disebabkan oleh trauma. Perdarahan ini banyak disebabkan oleh
hipertensi.
b. Perdarahan Subarakhnoidal (PSA)
Perdarahan Subarakhnoidal (PSA) adalah keadaan terdapatnya/masuknya
darah ke dalam ruangan subarakhnoidal. Perdarahan ini terjadi karena
pecahnya aneurisma (50%), pecahnya malformasi arteriovena atau MAV
(5%), berasal dari PIS (20%) dan 25% kausanya tidak diketahui.
c. Perdarahan Subdural
Perdarahan subdural adalah perdarahan yang terjadi akibat robeknya vena
jembatan ( bridging veins) yang menghubungkan vena di permukaan otak dan
sinus venosus di dalam durameter atau karena robeknya araknoidea.
2. Gejala Stroke Hemoragik.
Gejala Perdarahan Intraserebral (PIS), Perdarahan Subarakhnoid (PSA),
Perdarahan Subdural
PERENCANAAN:
Pemeriksaan:
Computerized Tomography Scanning (CT-Scan)
Magnetic Resonance Imaging (MRI),
Elektrokardiografi (EKG)
Elektroensefalografi (EEG),
Pengobatan:
1. Asetosal (asam asetil salisilat) antara 80-320 mg/hari,
2. Clopidogrel dengan dosis 1x75 mg.
Penyuluhan:
1. Menghindari: rokok, stress, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan.
2. Mengurangi: kolesterol dan lemak dalam makanan.
3. Mengendalikan: Hipertensi
4. Menganjurkan konsumsi gizi yang seimbang seperti, makan banyak sayuran, buahbuahan, ikan terutama ikan salem dan tuna, minimalkan junk food dan beralih pada
makanan tradisional yang rendah lemak dan gula, serealia dan susu rendah lemak.
5. Berolah raga secara teratur.
KESIMPULAN UMUM
Pasien nama Rosmalia, Perempuan, umur 54 tahun, alamat ranah singkuang, pekerjaan
ibu rumah tangga. 1 hari ini PBMRS Via IGD dengan keluhan nyeri pinggang bawah. Nyeri
pinggang yang dialaminya terasa seperti tertusuk-tusuk baik dalam melakukan aktifitas maupun
tidak. Nyeri diarasakan hilang timbul dan makin lama-makin memberat dan tertahankan. Selain
itu diketahuinya riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu, 1 tahun yang lalu pasien mempunyai
riwayat stroke dan 1 tahun yang lalu pasien mempunyai riwayat nyeri pinggang bawah. Pasien
suka makan-makanan bersantan dan berlemak. Dari pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan
(+), nyeri lepas (+) pada abdomen, TD 180/90 mmHg dan didapatkan daftar masalah yaitu Nyeri
pinggang bawah, Hipertensi dan Paska Stroke.
Penanganan nyeri pinggang yaitu Pengobatnya dengan diberikan Ibuprofen (misalnya
Advil, Nuprin, Motrin) Dosis yang dianjurkan adalah 400 mg setiap delapan jam. Tujuannya
sebagai obat anti inflamasi sering menjadi pilihan terapi yang efektif. Asetaminofen Dosis
sebesar 1000 mg asetaminofen dapat dikonsumsi setiap empat jam sekali, dengan dosis
maksimal 4000 mg per 24 jam tujuan obat ini mengurangi nyeri dengan bekerja secara sentral di
otak untuk mematikan persepsi rasa nyeri.
Penanganan hipertensi terdiri dari terapi non farmakologis dan farmakologis. Terapi non
farmakologis yaitu menghentikan rokok, menurunkan berat badan berlebih, tidak mengkonsumsi
alkohol, latihan fisik, menurunkan asupan garam dan meningkatkan konsumsi buah dan sayur
serta menurunkan asupan lemak. Farmakologis yaitu pemberiaan diuretik golongan Thiazide
(Thiaz) seperti Hydrochlorothiazide, dosis : 12,5-25 mg (1x sehari) bekerja meningkatkan
ekskresi natrium, air, dan klorida sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler
akibatnya terjadi penurunan curah jantung tekanan darah, Captopril 3 X 25 Mg berfungsi
sebagai Penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE-Inhibitor)
Penanganan pasca stroke terdiri Terapi farmakologis yang digunakan yaitu Asetosal
(Asam Asetil Salisilat) dengan dosis berkisar antara 80-320 mg/hari digunakan sebagai obat
antiagregasi trombosit pilihan pertama, Clopidogrel dengan dosis 1x75 mg. Merupakan pilihan
obat antiagregasi trombosit kedua, diberikan bila pasien tidak tahan atau mempunyai kontra
indikasi terhadap asetosal (aspirin).
( JHON TRAFOLTA.S )
NIM : 09101029
CATATAN PERKEMBANGAN PENYAKIT / FOLLOW UP
Hari : Rabu
Subjectif:
Pusing (+)
Mual (+)
Nyeri Pinggang (+)
Tanggal: 15/10/2014
Objectif:
Vital sign :
KU
Kesadaran
TD
Nadi
Pernafasan
Suhu
:
:
:
:
:
:
Jam: 06.00
PERENCANAAN
IVFD RL 20 Tpm
Inj. Ranitidin 1 Amp / 12 jam
Inj. Cepotaxim 1 x 1
Propepsa Syr 3 x 1 Cth
Captopril 3 x 25 Mg
Ibuprofen 3 x 400 Mg
DAFTAR PUSTAKA
1. Lanny Sustrani, dkk. Hipertensi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2004.
2. Wardoyo. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. Solo: Toko Buku Agency. 1996.
3. Sudoyo AW dkk, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia. 2007.
4. Rilantono, L dkk. Buku Ajar Kardiologi: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
2002.
5. Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2008. 172-4.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sel. Jakarta: EGC; 2005. 330-5.
7. Sugiyanto E. Hipertensi dan komplikasi serebrovaskuler. Cermin Dunia Kedokteran 2007;
157.
8. Nafrialdi. Antihipertensi. Farmakologi dan Terapi. Edisi 6. Jakarta: Gaya Baru; 2007. 341-3.
9. Adam JMF. Dislipidemia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD
FKUI; 2007. 1926-32.
10. Gray HH, Dawkins, Morgan JM, Simpson IA. Lecture Note Kardiologi. Jakarta: Erlangga;
2007. 57-64.
11. Chandrasoma P, Taylor CR. Ringkasan Patologi Anatomi. Jakarta: EGC; 2006.
12. Sharma S, et all. Hypertension. 2008; http//:www.emedicine.com. [diakses tanggal 28 Maret
2011].
13. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi VI.
Jakarta: EGC; 2006.
14. Armilawaty, Amalia H, Amiruddin R. Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian
Epidemiologi.http://www.ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/ 12/08/
faktor-risikonya-dalam-kajian-epidemiologi/ [diakses 3 juni 2013]
hipertensi-dan-