Ujung presinaps merupakan kenop kecil yang yang berada di ujung dendrit dan soma. Sifat
dari ujung presinaps ini kebanyakan adalah mudah dirangsang sedang yang lainnya mudah
dihambat. Di dalam ujung presinaps terdapat mitokondria dan vesikel yang berisi
neurotransmitter. Mitokondria berfungsi menyediakan energy untuk mekanisme
pembentukkan kembali neurotransmitter. Sedangkan vesikel sinaps memiliki neurotransmitter
yang berfungsi untuk menyalurkan impuls saraf atau menghambat impuls saraf
Celah sinaps merupakan celah berukuran 200-300 angstrom yang memisahkan antara
membran presinaps dan postsinaps.
Setelah terjadinya pengikatan tersebut maka bahan neurotransmitter akan segera dibersihkan
dari celah sinaps. Ada tiga mekanisme pembersihan bahan neurotransmitter tersebut. Pertama
dengan difusi bahan-bahan neurotransmitter keluar dari sinaps masuk ke cairan di sekitarnya.
Kedua dengan pengrusakkan bahan neurotransmitter yang dilakukan oleh enzim terkait
seperti enzim kolinesterase untuk memecah bahan neurotransmitter yaitu asetilkolin menjadi
asetil CoA dan kolin. Ketiga, terjadinya transport aktif ke dalam membrane presinaps seperti
pengangkutan kembali bahan neurotransmitter secara aktif ke membrane presinaps. Misalnya
pada norepinefrin pada sistem saraf parasimpatis.
Setelah proses eksitasi terjadi, maka akan segera dibentuk bahan neurotransmitter baru untuk
melanjutkan sistem kerja saraf. Misalnya pada contoh asetilkolin, setelah asetilkollin
dimasukkan ke dalam sinaps, maka asetilkolin akan diurai menjadi asetat dan kolin oleh
enzim kolinesterase. Kolin yang dipecah tadi akan diangkut lagi secara aktif oleh membrane
presinaps untuk disintesa dan digunakan lagi. Penggunaan kembali kolin yang dipecah juga
dibarengi dengan pembuatan vesikel yang mengandung neurotransmitter.
Neurotransmitter bersifat eksitasi dan inhibisi yaitu mempercepat atau menghambat impuls
syaraf meskipun sifat eksitasi dan inhibisi tidak hanya ditentukan oleh bahan
neurotransmitternya saja tetapi juga ditentukan oleh jenis protein pengikat pada membrane
postsinaps. Misalnya pada suatu membrane postsinaps dapat dirangsang oleh asetilkolin dan
dihambat dengan glisin sehingga, ketika membrane presinpas mengeluarkan asetilkolin maka
impuls saraf tidak akan dihambat namun ketika membrane presinpas mengeluarkan glisin
maka impuls saraf akan dihambat.
Ada 30 jenis bahan neurotransmitter yang saat ini sudah didalilkan atau dibuktikan sebagai
neurotransmitter (Guyton edisi 7 mungkin ada banyak yang lain). 60 menurut makanan
untuk otak Lorraine Parretta.
1. Asetilkolin
Asetilkolin sering ditemukan pada daerah sebagian otak khususnya pada daerah sel
pyramid besar pada korteks otak bagian motorik, sebagian ganglia basalis, neuron
yang menginversi otot sklet, neuron preganglion sistem otonom, neuron postganglion
sistem saraf parasimpatik dan beberapa neuron posganglion sistem simpatik. Pada
sebagian besar contoh kasus diatas asetilkolin berefek eksitasi, namun pada beberapa
kasus asetilkolin dapat berefek inhibisi pada beberapa saraf parasimaptik perifer
contoh pada saraf vagus dan jantung.
2. Norepinerfin
Norepinerfin disekresi oleh sebagian besar neuron yang ada di batang otak dan
hipotalamus khususnya dalam lokus seruleus di dalam pons akan mengirimkan
serabut-serabut saraf di daerah luas otak untuk pengaturan seluruh aktifitas otak, suara
hati dari pikiran dan kehendak. Pada kasus di atas biasanya norepinerfin berefek
eksitasi, namun pada daerah lain juga berefek inhibisi. Norepinerfin juga
disekreksikan oleh sebagian besar neuron postganglion saraf simpatik dimana
norepinerfin menghambat suatu organ tapi merangsang organ yang lain
3. Dopamin
Dopamin disekresikan oleh neuron-neuron yang berasal dari subtansia nigra. Neuron-
neuron ini berakhir di regio stratia ganglia bassalis. Pengaruh dopamin biasanya
inhibisi.
4. Glisin
Glisin disekresikan oleh sinaps dalam medulla spinallis. Glisin bekerja sebagai
inhibisi.
5. Asam Gama amino-butirat (GABA)
Asam Gama amino-butirat disekresikan oleh sebagian ujung saraf medulla spinalis,
ganglia basalis, dan sebagian korteks. Bahan ini dianggap menyebabkan inhibisi
6. Glutamat
Glutamat disekresikan ujung presinaps di sebagian besar di jaras sensorik di sebagian
besar korteks. Bahan ini dianggap selalu menyebabkan efek eksitasi
7. Substansi P
Mungkin dilepaskan ujung saraf sakit yang terdapat terdapat pada radiks dorsalis
medulla spinalis, batang otak, hipotalamus, dan ganglia basalis. Pada umumnya bahan
ini menimbulkan prinsip eksitasi.
8. Enkefalin
Enkefalin disekresikan oleh ujung saraf di medulla spinalis, batang otak, thalamus dan
di dalam hipotalamus. Bahan ini merupakan bahan eksitasi sistem lain penghambat
rasa nyeri.
9. Serotonin
Serotonin disekresikan oleh sebagian saraf medial batang otak dan berproyeksi ke
sebagian besar otak khususnya radiks dorsalis medulla spinalis, dan yang menuju
hipotalamus. Serotonin merupakan bahan pengahambat rasa sakit dalam medulla
spinalis dan juga membantu pengaturan tidur dan kehendak hati seseorang.
Meski hanya sedikit yang diberikan masih banyak bahan neuro transmitter yang masih diteliti
dan belum dimengerti kegunaannya.
Seperti yang telah diketahui bahwa bila sebuah saraf terksitasi maka saluran natrium akan
terbuka dan membuat saraf tereksitasi maka untuk saraf yang terhambat maka saluran kalium
dan klorida. Dengan terbukanya saluran kalium dan kloorida maka akan mempermudah ion
kalium keluar dan membuat membran postsinaps akan menjadi lebih negatif. Dengan
semakin negative suatu membrane maka akan makin besar potensial aksi yang dibutuhkan
untuk mengaktifkan atau mengeksitasi saraf tersebut.
Sumasi saraf spasial merupakan jumlah saraf yang terangsang ketika rangsang datang. Salah
satu contohnya adalah jumlah saraf sakit untuk merangsangkan rasa sakit. Ujung saraf sakit
memiliki lapangan penerima dengan diameter 5 cm dan memiliki ujung saraf besar. Ujung
saraf ini makin mengecil ketika ada di daerah pinggir. Ketika rangsang berada di tengah maka
jumlah syaraf yang ternasang makin banyak sehingga makin kuat kekuatan sinyalnya.
Sumasi Temporal
Sumasi temporal merupakan jumlah impuls saraf dalam beberapa detik. Jika frekuensi impuls
saraf makin besar maka kekuatan sinyalnya makin besar.
Penjalaran sinyal melalui sekelompok saraf
Sebuah impuls saraf akan melewati berbagai serabut saraf untuk mencapai otak. Untuk
mencapai otak suatu impuls akan dihambat, dibesarkan sesuai kebutuhan karena terkadang
suatu impuls saraf terlalu banyak atau terlalu sedikit padahal informasi yang diperlukan
sangat penting.
Divergensi sinyal
Suatu sinyal dari suatu serabut saraf akan melewati beberapa kumpulan saraf. Sinyal tersebut
akan mengalami divergensi sinyal yaitu satu saraf akan merangsang berbagai saraf lain dan
memperkuat sinyal yang akan dihasilkan. Hal ini disebut divergensi sinyal. Divergensi sinyal
terjadi di daerah medulla spinalis, sebuah sinyal akan mengaktifasi berbagai saraf dan
mengakibatkan banyak saraf terangsang. Rangsangan ini menyebabkan otot bergerak
Konvergensi sinyal
Suatu sinyal dari berbagai saraf yang sama akan mencapai satu saraf. Sinyal-sinyal ini akan
berkumpul menjadi satu dan akan merangsang satu saraf yang biasanaya akan sulit
tereksitasi. Saraf tersebut akan tereksitasi bila dirangsang oleh banyak saraf.
Sekret ikutan terjadi ketika suatu sel saraf telah tereksitasi maka akan terjadi potensial
eksitasi pada membrane postsinaps. Potensial membrane postsinaps ini tidak turun setelah
waktu yang seharusnya kurang lebih 15 milidetik sehingga seharusnya terjadi 1 impuls saja
malah terjadi impuls lanjutan selama 15 milidetik karena lamanya membrane postsinaps
karena tidak dapat kembali normal.
Sekret ikutan tipe lingkaran pararel terjadi bila suatu saraf bercabang menjadi banyak bagian
dan menjadi satu ujung lagi. Hal ini menjadi masalah ketika tidak semua saraf menyalurkan
impuls saraf secara bersamaan. Sehingga didapati jumlah impuls yang berlebih dari sebuah
impuls saraf.
Bila suatu saraf terhubung satu sama lain dan bila keluaran saraf terhubung satu sama lain
maka akan terjadi suatu impuls berulang dan terus berputar. Dapat dibayangkan bila saraf 1
terhubung ke saraf 2 tetapi saraf 2 memiliki banyak cabang mulai dari saraf 3 dan ternyata
saraf 1 juga terhubung juga dengan saraf 3. Maka ketika saraf 1 merangsang saraf 2 dan 3
maka impuls lanjutan dari saraf 3 akan kembali mengulang rangsangan saraf 1 dan terus
menerus merangsang. Bisa dibayangkan berapa banyak impuls saraf yang dihasilkan.
Penghambatan impuls saraf akan mencegah impuls saraf makin menyebar dari jaras ke
bagian yang lainnya. Oleh karena itu terdapat lingkaran penghambat pada daerah luas pada
otak untuk membantu menyebarnya impus saraf menyebar di dalam otak. Ada dua jenis
lingkaran penghambat yaitu pertama lingkaran umpan balik dari ujung jaras menuju ujung
saraf eksitasi semula untuk menghambat impuls kembali pada saat sangat tereksitasi. Jenis
kedua kumpulan neuron yang mengatur hambatan saraf di jaringan luas otak. Contohnya
adalah ganglia basalis menggunakan hambatan ini untuk pengaturan sistem saraf motorik
Kelelahan saraf akan diakibatkan oleh rangsangan terus menerus sehingga sinyal yang
dihasilkan menjadi lemah karena makin sedikit sinyal yang dihasilkan sehingga daya
hantarnya menurun.