Anda di halaman 1dari 26

SITOSKELETON

Definisi
Sitoskeleton adalah suatu struktur yang
membantu sel mempertahankan bentuk dan
organisasi internalnya, serta memberikan
dukungan mekanis yang memungkinkan sel
menjalankan fungsi-fungsi pentingnya seperti
pembelahan dan pergerakan.

Tahukah Anda?
Tidak ada komponen sitoskeleton yang tunggal, sehingga
beberapa komponen berbeda bekerja sama membentuk
sitoskeleton.
Sitoskeleton juga berperan untuk
mengatur penempatan organel-organel
Sitoskeleton terlihat
dengan pewarnaan
penanda fluoresen:
mikrotubulus
(hijau), filamen
aktin (merah), dan
nukleus (biru).
Ketiga tipe filamen protein yang membentuk
sitoskeleton berbeda dalam komposisi, sifat mekanis
dan perannya dalam sel.
Struktur dan topografi penyusun
sitokeleton (sistem serabut) dalam sel
MIKROTUBULUS

Mikrotubulus adalah silinder-silinder


berlubang terbuat dari protein
tubulin yang panjang dan lurus yang
biasanya menempel pada
sentrosom. Dengan diameter luar
sekitar 25 nm, mikrotubulus lebih
kaku dibanding filamen aktin atau
filamen intermediet, dan koyak jika
dibentangkan.
protofilamen 5 nm
a
b
c
Fungsi Mikrotubulus:
1. Membentuk dan menyokong sel,
2. Sebagai jalur yang dapat disusuri oleh organel yang
dilengkapi dengan protein motorik,
3. Berperan dalam pergerakan kromosom dalam
pembelahan sel dengan membentuk organel
sitoplasma berupa sentriol, dan
4. Berperan dalam motilitas sel serta membentuk silia
dan flagela.
• Sentriol berbentuk silindris dan tersusun dari mikrotubul yang
tersusun sangat teratur.
• Setiap sentriol terdiri atas sembilan triplet mikrotubulus yang
susunannya membentuk cincin.
• Sentriol akan membentuk benang-benang gelondong inti pada
saat pembelahan sel.
Gambar penampang melintang sentriol yang terdiri dari
sembilan triplet (A, B, dan C) mikrotubulus
← Pola gerakan pada silia

• Silia dan flagela merupakan tonjolan yang


dapat bergerak bebas, dapat dijulurkan dan
tersusun dari mikrotubul.
• Denyut gerak flagela dan silia disebabkan oleh
mikrotubulus yang terspesialisasi. Pola denyut
flagela dan silia berbeda. Flagela memiliki
gerak berombak (undulasi) yang menghasilkan
gaya dengan arah yang sama dengan sumbu
flagela. Sebaliknya, silia bekerja mirip dayung
dengan ayunan mendorong dan mundur silih
berganti yang menghasilkan gaya dengan arah
↑ Pola gerakan pada flagela yang tegak lurus terhadap sumbu silia.
Mikrotubulus pada silium atau flagelum tersusun “9 + 2”.
(A) mikrograf elektron sayatan melintang dari flagelum pada
alga unisel Chlamydomonas .
(B) Diagram sayatan melintang flagelum. Sembilan
mikrotubulus (masing-masing terdapat sepasang)
membawa dua baris molekul dynein. Kepala masing-
masing dynein berikatan dengan doublet mikrotubulus.
Pada silium hidup, kepala dynein secara periodik
berikatan dengan doublet mikrotubulus terdekat dan
bergerak sepanjangnya yang menghasilkan lecutan silia.
Struktur terikat lainnya adalah protein-protein yang
berperan mengikat mikrotubulus dan mengubah gerakan
bergeser pada dynein menjadi membengkok.
FILAMEN INTERMEDIET

Filamen-filamen intermediet
(paling kiri) adalah serat-serat
seperti tambang dengan diameter
sekitar 10 nm terbuat dari protein-
protein filamen intermediet
berserat, yang sangat fleksibel dan
memiliki kekuatan tegangan tinggi
yang akan terdeformasi saat stres
tapi tidak koyak.
Filamen
intermediet
membentuk
jaringan yang
kuat dan
tangguh dalam
sitoplasma sel.

Filamen Intermediet
Ditemukan di sitoplasma pada kebanyakan sel hewan. Biasanya
membentuk sebuah jaringan melalui sitoplasma, mengelilingi
nukleus dan meluas keluar dari sel. Selain itu juga ditemukan di
antara nukleus pada sel eukariot, membentuk anyaman yang
disebut lamina nukleus, yang menjadi dasar dan memperkuat
pembungkus nukleus.
• Dimer memiliki daerah
sentral yang berpilin
• Dua dimer tersusun
berlapis berdampingan
membentuk tetramer
• Tetramer adalah subunit
dasar perakitan filamen
Filamen Intermediet

Tersusun atas protein


filamen intermediet.
FILAMEN AKTIN

Filamen aktin atau mikrofilamen (paling


kanan) adalah polimer-polimer protein
aktin berbentuk heliks yang memiliki
struktur fleksibel dengan diameter sekitar
7 nm. Filamen aktin tersusun menjadi
beragam ikatan linier, jaringan dua
dimensi dan gel tiga dimensi. Meskipun
filamen aktin menyebar di dalam sel,
paling banyak terkonsentrasi di daerah
korteks, yaitu di lapisan sitoplasma tepat
dibawah membran plasma.
Filamen aktin
paling banyak
ditemukan dalam
sel otot
a b c

b
Proses dari kontraksi otot dapat dibagi menjadi tahap –
tahap berikut:
1. Impuls saraf tiba di neuromuscular junction, yang mengakibatkan pembebasan
asetilkolin. Kehadiran asetilkolin menyebabkan depolarisasi yang kemudian
menyebabkan pembebasan ion Ca keluar dari retikulum sarkoplasmik.
2. Dengan meningkatnya ion Ca, akan menyebabkan ion Ca bisa terikat pada troponin dan
mampu mengubah strukturnya. Perubahan struktur toponin karena ion Ca ini akan
terbukanya daerah aktif tropomiosin yang tertutup oleh troponin. Kini kepala miosin
akan mampu berikatan dengan filamen aktin membentuk aktomiosin.
3. Perombakan ATP akan membebaskan energi yang dapat menyebabkan miosin mampu
menarik aktin ke dalam dan juga pemendekan otot. hal ini terjadi di sepanjang miofibril
pada sel otot.
4. Miosin akan terlepas dari aktin dan jembatan aktomiosin akan putus ketika molekul ATP
terikat pada kepala miosin. Pada saat ATP dipecah kepala miosin dapat bertemu lagi
dengan aktin pada tropomiosin.
5. Proses kontraksi otot dapat berlangsung selama ada ATP dan ion Ca. Pada saat impuls
berhenti, maka ion Ca akan kembali ke retikulum sarkoplasmik dan troponin akan
kembali ke kondisi semula dan menutupi daerah tropomiosin sehingga menyebabkan
otot berelaksasi.
Kesimpulan

Sitoskeleton dari suatu sel terdiri atas


mikrotubulus, filamen aktin, dan filamen
intermediet. Ketiga struktur ini memberikan bentuk
pada sel dan membantu organisasi bagian-bagian
sel. Selain itu, sitoskeleton juga menyediakan dasar
bagi pergerakan dan pembelahan sel.

Anda mungkin juga menyukai