KELOMPOK III
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
TOPIK 3 HISTOLOGI : EPITEL & JARINGAN IKAT
1. Jelaskan klasifikasi epitel penutup dan epitel kelenjar serta contoh lokasinya!
(Penjawab : Desy Henria (2002551021))
B. EPITEL KELENJAR
Epitel kelenjar dibentuk oleh sel-sel yang khusus untuk bersekresi. Sel-sel epitel
kelenjar dapat mensintesis, menyimpan dan mensekresi protein. Epitel yang
membentuk kelenjar tubuh dapat digolongkan menurut berbagai kriteria.
1. Kelenjar Eksokrin
1. Memiliki bagian sekresi yang mengandung sel yang khusus untuk sekresi.
2. Memiliki duktus yang mengangkut sekret ke luar dari kelenjar.
3. Duktus yang dimiliki dapat sederhana (tidak bercabang) atau majemuk
(dengan 2 atau lebih cabang).
4. Sekresi masuk ke sistem duktus.
5. Bagian sekretorik dapat tubular (dapat pendek atau panjang dan bergelung )
atau asinar (bundar atau globular).
6. Setiap jenis bagian sekretorik dapat bercabang.
7. Kelenjar majemuk dapat mempunyai bagian sekretorik tubular, asinar atau
tubuloasinar.
8. Dapat bersifat uniselular atau multiselular.
Kelenjar eksokrin juga dapat diklasifikasikan secara fungsional berdasarkan cara
pengeluaran produk sekretorik dari sel , yaitu :
a. Sekresi merokrin (terkadang disebut “ekrin")
Melibatkan eksositosis tipikal protein atau glikoprotein. Sekresi ini adalah modalitas
sekresi yang paling banyak dan sering ditemukan. Misalnya: pankreas, yang
mengeluarkan sekretnya tanpa kehilangan sel.
b. Sekresi holokrin
Melibatkan pengisian sel dengan produk sekretorik yang kemudian sel menjadi rusak
dan terlepas. Hal ini tampak jelas pada kelenjar sebasea kulit yang mengeluarkan sekret
dengan komponen selnya.
2. Kelenjar Endokrin
a. Tidak memiliki duktus.
b. Memiliki banyak vaskularisasi.
c. Produk sekretoriknya masuk ke aliran darah (kapiler) untuk disebarkan ke
seluruh tubuh.
d. Kelenjar endokrin dapat berupa sel-sel tunggal (kelenjar uniselular) seperti
pada organ-organ pencernaan sebagai enteroendokrin.
e. Kelenjar endokrin dapat dijumpai pada kelenjar campuran seperti pada
pankreas dan organ reproduksi pria dan wanita.
Fibroblast
Fibroblas merupakan sel yang paling banyak terdapat di jaringan ikat dan
bertugas menyintesis komponen matriks ekstrasel. Fibroblas menyintesis kebanyakan
komponen jaringan ikat ECM (Matrix Extrasel), termasuk protein, seperti kolagen dan
elastin, yang membentuk serat kolagen, retikular, dan elastin, serta glikosaminoglikan,
proteoglikan, dan glikoprotein substansi dasar. Fibroblas merupakan target berbagai
faktor pertumbuh- an yang memengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi sel. Pada orang
dewasa, fibroblas dalam jaringan ikat membelah. Namun, dirangsang oleh pelepasan
secara faktor pertumbuh- an setempat siklus sel dan melanjutkan aktivitas mitosis
ketika jaringan membutuhkan fibroblas tambahan, misalnya, untuk memperbaiki organ
yang rusak. Fibroblas yang terlibat dalam penyembuhan luka, terkadang disebut
myofibroblas, memiliki fungsi kontraktil berkembang dengan baik dan diperkaya
dengan bentuk dari aktin juga ditemukan dalam sel-sel otot polos. (text book junquera)
Sel mast
Sel mast merupakan sel jaringan ikat berbentuk bulat sampai lonjong,
berdiameter 7 dan 20 μm, yang sitoplasmanya dipenuhi granula sekretori basofilik. Inti
bulatnya yang agak kecil terletak di tengah dan dapat ditutupi sitolasmanya. Granula
sekretorik sel mast berdiameter 0,3-0,2 μm. Bagian dalamnya tampak heterogen, dan
bersifat padat-elektron. Fungsi utama sel mast adalah pelepasan setempat banyak zat
bioaktif dengan peran pada respons inflametorik, imunitas bawaan, dan perbaikan
jaringan. Sel mast terdapat di banyak jaringan ikat, tetapi umumnya banyak berada
dekat pembuluh darah kecil di kulit kulit dan mesenterium (sel mast perivaskular) dan
di mukosa yang melapisi saluran cerna dan saluran napas (sel mast mukosa), isi granula
dari dua populasi sedikit berbeda. Lokasi utama ini menunjukkan bahwa sel-sel mast
menempatkan diri secara strategis untuk fungsi sebagai sentinel yang mendeteksi invasi
oleh mikroorganisme.
Makrofag
Pada jaringan ikat yang tersebar di seluruh bagian tubuh manusia terdapat
kelompok sel-sel yang dapat bergerak dan memiliki kapasitas fagositosis; sel-sel ini
dinamakan makrofag atau histiosit. Dalam keadaan normal makrofag berfungsi secara
berbagai bahan asing atau yang sudah tidak lagi diperlukan oleh tubuh, seperti sel-sel
mati dan sisa sel, dengan cara menghancurkannya melalui sistem ensim lisosom yang
terdapat dalam sitoplasma sel makrofag. Sel makrofag berasal dari sel stem sumsum
tulang yang masuk ke dalam sirkulasi sebagai monosit, kemudian ke jaringan ikat.
Sel plasma
Sel ini berasal dari limfosit B, dan memiliki sitoplasma yang lebih basofil
dibandingkan dengan limfosit lainnya karena mengandung banyak retikulum
endoplasma granuler yang menghasilkan imunoglobulin (Ig). Sel plasma mengan- dung
sedikit mitokondria yang tersebar di antara RER dan kompleks Golgi dengan sepasang
sentriol (dengan mikroskop cahaya struktur ini tampak sebagai daerah pucat/halo di
dekat inti). Sel plasma akan menghasilkan anti- bodi dari rangsangan antigen yang
bersangkutan, sehingga bila masuk antigen yang sama lebih dari satu kali akan terjadi
reaksi antigen antibodi, menyebabkan efek dari antigen untuk dapat menimbulkan
penyakit menjadi hilang atau lebih lemah.
Leukosit
Leukosit, atau sel darah putih, merupakan sel pengembara di jaringan ikat. Sel-sel ini
bermigrasi melalui dinding kapiler dan venula pasca kapiler, untuk memasuki jaringan
ikat melekat suatu proses yang disebut diapedesis. Proses tersebut sangat meningkat
selama peradangan, yang merupakan suatu reaksi pertahanan vaskular dan sel terhadap
benda asing, yang kebanyakan berupa bakteri patogen atau zat kimia iritatif.
Sel-sel leukosit tersebut ialah:
Neutrofil, dapat sangat meningkat pada peradangan umumnya, dan di jaringan ikat
bila terjadi peradangan di tempat tersebut (Gambar 3B).
Eosinofil, mirip lekosit lainnya yang tertarik datang ke daerah peradangan oleh
leukocyte chemotactic factors. Mekanisme pertahanan sel ini terhadap parasit yaitu
dengan melepaskan sitotoksin. Eosinofil juga akan datang pada daerah peradangan,
dengan mengurangi reaksi alergik dan memfagostitosis kompleks antigen antibodi
(Gambar 3C).
Limfosit, hanya terdapat dalam jumlah kecil dalam jaringan ikat; pada radang kronik
limfosit biasanya akan meningkat (Gambar 3E).
Monosit, dihasilkan dari sumsum tulang, kemudian beredar dalam sirkulasi dan
masuk ke jaringan menjadi makrofag (Gambar 3F).
Jumlah sel-sel lekosit dalam jaringan akan meningkat sesuai dengan penyakit yang
menyertai. Sebagai contoh: peningkatan jumlah sel eosinofil pada reaksi alergik;
limfosit pada radang menahun umumnya; dan netrofil dapat sangat meningkat pada
radang akut.
5. Bedakan jenis jaringan ikat berikut berdasarkan komponennya (sel, substansi dasar, dan
sabut) dan susunannya :
A. Jaringan ikat padat dan longgar
(Penjawab : Luh Kadek Dian Trisnawati (2002551025))
o Jaringan ikat padat
1. Sel
Jaringan ikat padat disusun atas sel-sel fibroblas dan mempunyai banyak serat kolagen
yang disusun dengan padat dan teratur. Serat kolagen itu sifatnya fleksibel tetapi tidak
elastis.
2. Komponen dasar
Jaringan ikat terdiri dari dua komponen dasar utama yaitu: sel dan matriks intersel.
3. Serabut
Berdasarkan jenis serabut dominan yang menyusunnya dibagi menjadi dua tipe, yaitu
jaringan ikat padat kolagen, dan jaringan ikat padat elastin.
oJaringan ikat longgar
1. Sel
terdapat makrofag, sel plasma, sel tiang dan sel lemak.
sel-selnya jarang dan sebagian jaringannya tersusun atas matriks yang mengandung
serabut kolagen dan serabut elastin
2. Komponen dasar
elemen intrasel atau substansi dasar berupa proteoglikan dan glikoprotein
3. Serabut
serabut intra sel atau serat, ekstra seluler meliputi serabut kolagen, serabut elastin,
dan serabut retikuler.
Jaringan ikat padat tidak beraturan sebagian besar terdiri dari serat kolagen. Ia
memiliki lebih sedikit substansi dasar daripada jaringan ikat yang longgar . Fibroblas
adalah jenis sel yang dominan, tersebar jarang di seluruh jaringan.
Jaringan ikat padat teratur dikarenakan susunan serabutnya. Bila serabutnya padat,
maka sel-selnya relatif sedikit serta macamnya terbatas. Matriks pun relative sedikit.
Dengan melihat macam serabutnya, dibagi sebagai berikut :
- Mayoritas serabut kolagen : tendon, ligamentum, fasia, aponeurosis.
- Mayoritas serabut elastin : ligamentum nukhe, tunika flava
Berdasarkan jenis serabut dominan yang menyusunnya, maka jaringan ikat padat teratur
dibagi menjadi dua tipe, yaitu jaringan ikat padat kolagen, dan jaringan ikat padat
elastin/elastis teratur.
Jaringan ikat padat kolagen mempunyai serabut kolagen yang dominan. Dijumpai
antara lain pada tendon, dan ligemantum.
Tendon merupakan serabut kolagen yang berhimpitan padat dan berjalan secara paralel
dengan deretan inti fibrosit. Yang terjepit diantaranya. Pada tendon sel-sel fibriosit,
merupakan sel yang menghasilkan serabut kolagen. Diantara berkas serabut- serabut
kolagen terdapat pembuluh darah. Namun masih jarang terlihat. Sejumlah tendon
dibungkus oleh selubung yaitu pada tempat adanya gesekan tulang atau benda lain.
Pada dasarnya selubung tendon terdiri atas dua lapisan yaitu
(i) lapisan luar berupa tabung yang terdiri atas jaringan ikat yang melekat pada jaringan
di sekitarnya
(ii) lapisan dalam yang langsung membungkus tendon dan melekat padanya.
Di antara kedua lapisan tersebut terdapat celah sempit yang berisi cairan sinovial yang
berfungsi sebagai peredam getaran. Permukaan dalam selubung luar dan permukaan
luar selubung dalam tidak dilapisi oleh sel-sel secara utuh dan hanya terdiri atas serabut
kolagen sehingga permukaannya licin dan dapat saling bergesekan.
Ligamen merupakan jaringan ikat padat teratur yang mengandung serabut kolagen yang
mengikat tulang dan sendi, terdiri atas berkas-berkas serabut intersel yang bergabung
padat dengan deretan fibrosit yang terjepit diantaranya. Serabut longituginal pada
kebanyakan ligamentum adalah serabut kolagen, namun diantaranya terdapat serabut
kolagen yang lebih halus dan sejumlah serabut elastis.
Jaringan ikat padat elastis merupakan jaringan ikat padat teratur yang terdiri atas
berkas-berkas serabut elastis yang tebal dan berjalan sejajar, dan diantara setiap berkas
tersebut terdapat sedikit anyaman jaringan ikat longgar, fibroblast muda yang mirip
dengan fibroblast pada tendon, dan sedikit serabut kolagen.
Banyaknya serabut elastis menyebabkan jaringan ini berwarna kuning dan memiliki
elatisitas yang besar. Tipe jaringan ini jarang ditemukan, namun biasanya dijumpai
pada ligamen elastis seperti ligamen suspensorium penis, dan ligamen kuning pada
kolumna vertebrae. Jaringan ini terdapat pada arteri besar dan saluran bronkus.
Fungsinya adalah memberikan elastisitas pada jaringan karena dapat meregang satu
setengah kali dari panjangnya.
.3). Permukaan luar tulang korteks, tepat dibawah periosteum pada permukaan
dalam terdapat sejumlah lamel yang yang berjalan tidak terputus-putus mengitari
bagian batang (Fawcett, 2002).
Penampilan mikroskopis periosteum bervariasi sesuai keadaan fungsionalnya.
Semasa embrional dan pertumbuhan pasca lahir memiliki lapisan dalam dari sel-
sel osteoblas yang berhubungan langsung dengan tulang, sesudah pertumbuhan
tulang terhenti, osteoblas berubah berubah menjadi sel-sel pelapis tulang tidak
aktif, tetapi mereka tetap memiliki potensi osteogenik dan jika tulang itu cidera
mereka berubah 11 kembali menjadi osteoblas dan berpartisipasi dalam
pembentukan tulang baru (Fawcett, 2002).
2. Describe function of the heart provides the driving force for the cardiovascular
system
(Penjawab : Desy Henria (2002551021))
3. Explain the origin of of the heart sounds and when its produce during cardiac cycle
(Penjawab : A. A. Ayu Riezka Adelia (2002551022))
Heart sounds are created from blood flowing through the heart chambers as the cardiac
valves open and close during the cardiac cycle. Vibrations of these structures from the
blood flow create audible sounds thus the more turbulent the blood flow, the more
vibrations that get created.
Bunyi jantung pertama (S1) muncul akibat 2 penyebab yaitu: penutupan katub
atrioventrikular (katub mitral dan trikuspidalis) dan kontraksi otot-otot jantung. Bunyi
jantung kedua disebabkan dari penutupan katub semilunaris (katub aorta dan
pulmonal). Bunyi jantung pertama memiliki frekuensi yang lebih rendah dan waktu
yang sedikit lebih lama dibandingkan dengan bunyi jantung kedua. Bunyi jantung
kedua memiliki frekuensi nada yang lebih tinggi dan memiliki intensitas yang
maksimum di daerah aorta.
Siklus jantung terdiri dari sistol (kontraksi dan pengosongan) dan diastol (relaksasi
dan pengisian) yang bergantian. Kontraksi disebabkan oleh penyebaran eksitasi ke
seluruh jantung, sementara relaksasi mengikuti repolarisasi otot jantung. Atrium dan
ventrikel melakukan siklus sistol dan diastol secara terpisah. Kecuali jika disebutkan,
kata sistol dan diastol.
1. Akhir diastolik
Katup atrioventrikuler membuka dan katup pulmonal dan aorta menutup; darah
mengalir ke atrium dari sistem vena; darah mengalir secara pasif dari atrium ke
ventrikel; laju pengisian ventrikel menurun setelah ventrikel makin teregang.
2. Sistole atrium
Kontraksi atrium mendorong sejumlah kecil darah tambahan ke ventrikel. Sebagian
besar (70 %) pengisian darah ventrikel terjadi selama pengisian pasif sebelumnya.
Kontraksi atrium mengakibatkan muara vena cafa semakin mengecil.
4. Ejeksi ventrikel
Dengan terbukanya katup aorta dan pulmonal, mulailan fase ejeksi ventrikel. Puncak
tekanan ventrikel kiri adalah sekitar 120 mmHg dan ventrikel kanan sekitar 25 mmHg.
Siklus jantung adalah interval dari akhir satu kontraksi jantung ke akhir kontraksi
berikutnya. Siklus jantung terdiri dari dua periode, yaitu periode kontraksi (sistol) dan
relaksasi (diastol) (Abbas, 2009). Selama sistol, ruang jantung memompa darah ke luar;
selama diastol, ruang jantung terisi dengan darah.
Sistol ventrikel terjadi setelah penutupan katup mitral dan trikuspid. Periode sistolik
dibagi dalam dua fase: Periode sistolik bagian pertama, yaitu: Periode sistolik dimulai
dengan peningkatan tekanan ventrikel untuk pertama kali setelah katup mitral dan
trikuspid menutup. Hal ini juga dikenal sebagai fase kontraksi isovolumik. Selanjutnya,
diikuti ejeksi ventrikel cepat. Hal ini terjadi apabila tekanan ventrikel melebihi tekanan
dalam aorta dan arteri pulmonal. Keadaan ini akan memaksa katup aorta dan pulmonal
membuka sehingga menyebabkan darah keluar dengan cepat dari ventrikel. Pada
periode sistolik ventrikel selanjutnya, tekanan ventrikel akan turun dan ejeksi ventrikel
akan berkurang. Periode ini berlangsung sampai ejeksi ventrikel berhenti dan
dimulainya periode diastol ventrikel.
Diastol ventrikel terjadi setelah penutupan katup aorta dan pulmonal. Periode
diastolik dibagi dalam tiga fase:
Fase pertama, meliputi: Pada awal periode ini, tidak ada darah yang memasuki
ventrikel, sehingga volumenya tidak bertambah. Keadaan ini juga dikenal sebagai fase
relaksasi isovolumik. Apabila tekanan atrium melebihi tekanan ventrikel, maka katup
mitral dan trikuspid akan membuka dan darah akan memasuki ventrikel dengan cepat.
Keadaan ini juga dikenal sebagai fase pengisian cepat. Pada pertengahan periode
diastolik, hampir tidak ada aliran ke dalam ventrikel. Periode ini terjadi ketika atrium
dan ventrikel dalam keadaan relaksasi. Pada akhir periode diastolik, terjadi kontraksi
atrium atau ”sentakan atrium” dan darah yang tersisa akan diperas keluar dari atrium.
Keadaan ini juga dikenal sebagai fase pengisian lambat.
»Puspasari, Ira. 2015. Analisis Frekuensi – Waktu pada Sinyal Jantung Koroner
Menggunakan Distribusi Wigner-Ville. JUISI, 1(1):93-95. Accesed from: Internet.
Alat pacu jantung dalam keadaan normal adalah jantung kita sendiri. The sinus
node/simpul sinus yang menghasilkan impuls listrik untuk menstimulasi jantung Anda
agar berdetak.
The SA node is often referred to as a natural pacemaker because it generates a series
of electrical pulses at regular intervals. The pulse is then sent to a group of cells known
as the atrioventricular node (AV node). The AV node relays the pulse to the 2 lower
chambers of the heart (the ventricles)
6. Describe the pathway of electrical conduction of the heart, starting with the SA
Node!
(Penjawab : Fernaldy Wiratama (2002551024))
Excess body mass can decrease blood circulation, causing fluid to build up in the feet,
legs, and ankles. Standing or sitting for long periods. When the muscles are inactive,
they can't pump body fluids back up toward the heart. The retention of water and blood
can cause swelling in the legs.
Menurut saya, stroke volume pada pasien ini mengalami penurunan sehingga
menyebabkan terjadinya bengkak pada engkel dan kaki. Hal ini disebabkan karena
penurunan stroke volume dapat mengakibatkan terjadinya penurunan curah jantung
yang dimana penurunan curah jantung didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana
pompa darah oleh jantung yang tidak adekuat untuk mencapai kebutuhan metabolisme
tubuh, dan penurunan curah jantung ini dapat mengakibatkan terjadinya gagal jantung
yang dapat mengakibtakan terjadinya edema. Akan tetapi terjadinya edema atau
pembengkakan pada umumnya juga dapat terjadi saat berada pada posisi duduk atau
berdiri yang terlalu lama.
Dalam ilmu medis, kaki bengkak biasanya disebabkan oleh edema atau adanya
penumpukan cairan pada tubuh, tepatnya di kaki. Pembengkakan pada kaki dipengaruhi
oleh kondisi kesehatan seseorang. Penderita penyakit ginjal dan jantung umumnya akan
mengalami pembengkakan kaki. Hal yang bisa disarankan ketika terjadi pembengkakan
adalah:
Minum air putih
Meskipun terlihat berlawanan, tetapi dengan mendapatkan cairan yang cukup,
maka dapat membantu mengurangi pembengkakan. Ketika tubuh tidak cukup minum,
ia akan menahan cairan yang dimilikinya, sehingga menyebabkan pembengkakan. Oleh
karena itu, minumlah air putih secukupnya setiap hari.
Gunakan kaus kaki kompresi
Kaus kaki kompresi dapat ditemukan di toko obat atau bahkan dibeli secara
online. Mulailah dengan kaus kaki kompresi antara 12 hingga 15 mm atau 15 hingga 20
mm merkuri. Mereka tersedia dalam berbagai bobot dan kompresi, jadi mungkin yang
terbaik untuk memulai dengan kaus kaki yang lebih ringan.
Rendam dengan garam Epsom
Garam Epsom (magnesium sulfat) tidak hanya membantu mengatasi nyeri otot,
tetapi juga mengurangi pembengkakan dan peradangan. Garam Epsom mengeluarkan
racun dan meningkatkan relaksasi. Lakukanlah perendaman selama sekitar 15 hingga
20 menit
Bergerak
Apabila kamu duduk atau berdiri di satu area untuk waktu yang lama seperti di
tempat kerja, ini dapat menyebabkan kaki bengkak. Cobalah untuk bergerak sedikit
setiap jam.
Konsumsi suplemen magnesium.
Saat tubuh menahan air, ini bisa jadi karena tubuh tengah kekurangan magnesium.
Mengonsumsi makanan yang tinggi magnesium bisa membantu meredakan bengkak.
Makanan kaya magnesium yang bisa dikonsumsi lebih rutin saat kaki bengkak, di
antaranya kacang almond, tahu, kacang mete, bayam, coklat hitam, brokoli, dan
alpukat. Konsumsi 200 hingga 400 miligram magnesium setiap hari membantu
mengurangi pembengkakan. Tetapi sebelum konsumsi suplemen apa pun, tanyakan
kepada dokter. Sebab, suplemen magnesium tidak selalu cocok untuk semua orang,
terutama jika kamu memiliki penyakit ginjal atau jantung.
Mengurangi garam
Mengurangi asupan natrium dalam garam juga akan membantu mengurangi
pembengkakan di tubuh. Pilihlah makanan favorit versi rendah garam, dan cobalah
untuk tidak menambahkan garam ke dalam makanan.
Pijat kaki
Memijat kaki juga baik untuk kaki bengkak dan membuatnya menjadi lebih rileks. Pijat
atau mintalah seseorang memijat kaki ke arah jantung dengan tekanan yang agak keras.
Cara ini membantu memindahkan cairan keluar dari area kaki dan mengurangi
pembengkakan.
Konsumsi makanan tinggi kalium.
Kekurangan kalium juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan retensi air.
Untuk itu, perhatikanlah makanan yang dikonsumsi. Pastikan mereka mengandung
kalium. Makanan kaya kalium yang bisa dicoba, seperti ubi jalar, pisang, ikan salmon,
jus jeruk, susu rendah lemak, soda, dan daging ayam.
10. Explain how arteries and veins differ in structure and how these differences
contribute to their defferences in function
(Penjawab : Ni Made Mahadewi Kusuma 2002551029))
11. Explain the blood pressure in the various parts of the vascular system
(Penjawab : Desy Henria (2002551021))
Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh
darah. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah.
Peningkatan tekanan darah disebabkan peningkatan volume darah atau elastisitas
pembuluh darah. Sebaliknya, penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah
(Ronny et al, 2010).
Tekanan darah adalah kekuatan yang dihasilkan dinding arteri dengan memompa
darah dari jantung. Darah mengalir karena adanya perubahan tekanan, dimana terjadi
perpindahan dari area bertekanan tinggi ke area bertekanan rendah. Tekanan darah
sistemik atau arterial merupakan indicator yang paling baik untuk kesehatan
kardiovaskuler.
Kekuatan kontraksi jantung mendorong darah ke dalam aorta. Puncak
maksimum saat ejeksi terjadi disebut tekanan sistolik. Saat ventrikel berelaksasi, darah
yang tetap berada di arteri menghasilkan tekanan minimum atau tekanan diastolic.
Tekanan diastolic adalah tekanan minimal yang dihasilkan terhadap dinding arteri pada
tiap waktu
12. Explain why a person in hypovolemic shock may have a fast pulse and cold
clammy skin!
(Penjawab : A. A. Ayu Riezka Adelia (2002551022))
Hypovolemic shock is a severe drop in blood volume that leads to further
complications. Atau dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai syok hipovolemik yang
merupakan kondisi gawat darurat yang disebabkan oleh hilangnya darah dan cairan
tubuh dalam jumlah yang besar, sehingga jantung tidak dapat memompa cukup darah
ke seluruh tubuh. Berkurangnya volume sirkulasi darah dibandingkan dengan kapasitas
pembuluh darah total mengakibatkan denyut nadi meningkat demi meningkatkan
volume sirkulasi darah dalam tubuh.
2. Neuroendokrin
Hipovolemia, hipotensi dan hipoksia dapat dideteksi oleh baroreseptor dan
kemoreseptor tubuh. Kedua reseptor tadi berperan dalam respons autonom tubuh yang
mengatur perfusi serta substrak lain.
3. Kardiovaskular
Hipovolemia menyebabkan penurunan pengisian ventrikel, yang pada akhirnya
menurunkan volume sekuncup. Suatu peningkatan frekuensi jantung sangat bermanfaat
namun memiliki keterbatasan mekanisme kompensasi untuk mempertahankan curah
jantung.
4. Gastrointestinal
Akibat aliran darah yang menurun ke jaringan intestinal, maka terjadi
peningkatan absorpsi endotoksin yang dilepaskan oleh bakteri gram negatif yang mati
di dalam usus. Hal ini memicu pelebaran pembuluh darah serta peningkatan
metabolisme dan bukan memperbaiki nutrisi sel dan menyebabkan depresi jantung.
5. Ginjal
Gagal ginjal akut adalah satu komplikasi dari syok dan hipoperfusi, frekuensi
terjadinya sangat jarang karena cepatnya pemberian cairan pengganti. Yang banyak
terjadi kini adalah nekrosis tubular akut akibat interaksi antara syok, sepsis dan
pemberian obat yang nefrotoksik seperti aminoglikosida dan media kontras angiografi.
Secara fisiologi, ginjal mengatasi hipoperfusi dengan mempertahankan garam dan air.
Pada saat aliran darah di ginjal berkurang, tahanan arteriol aferen meningkat untuk
mengurangi laju filtrasi glomerulus, yang bersama-sama dengan aldosteron dan
vasopresin bertanggung jawab terhadap menurunnya produksi urin.
1. Diskusikan berbagai faktor yang berperan dalam menghasilkan potensial aksi dan
bagaimana porses terjadinya potensial aksi.
(Penjawab : Fernaldy Wiratama (2002551024))
1. Polarisasi : Saluran Na+ dan K+ yang bergerbang menjadi tertutup. Saluran tak
bergerbang (tidak ditunjukkan) mempertahankan potensial istirahat.
2. Depolarisasi : Rangsangan membuka beberapa saluran Natrium, aliran masuk Na+
melalui saluran-saluran tersebut mendepolarisasi membran. Jika mencapai ambang
batas, depolarisasi memicu potensial aksi.
3. Fase Kenaikan potensial aksi : Depolarisasi membuka sebagian besar saluran natrium,
sementara saluran kalium masih tertutup.
4. Repolarisasi : Sebagian besar saluran Natrium menjadi terinaktivasi, memblokir
aliran masuk Na+.
5. Hiperpolarisasi (periode refraktor) : Saluran Natrium menutup, namun beberapa
saluran kalium masih terbuka.
Dalam potensial aksi, faktor-faktor yang mempengaruhi dan terkait diantaranya kanal
Na+, pompa Na-K, ion Na+, ion K+, kanal K+, dan faktor-faktor yang lain. Setiap
jenis kanal tersebut memiliki fungsi spesifik dalam aktifitas elektrik saraf. Kanal-
kanal ion tersebut berfungsi menjaga potensial sel.
2. Jelaskan komponen yang berperan dalam kontraksi otot dan diskusikan bagaimana
mekanisme terjadinya kontraksi otot.
(Penjawab : Luh Kadek Dian Trisnawati (2002551025))
3. Diskusikan berbagai faktor yang berpengaruh dalam perpindahan potensial aksi dari
saraf ke otot, dan bagaimana proses terjadinya perpindahan tersebut.
(Penjawab : I Dewa Agung Ayu Indraswari Pramesti (2002551026))
Dalam pejalanan implus, implus akan bergerak sepanjang akson untuk menuju saraf
berikutnya yang melewati sinaps dan menuju otot melewati neuromuscular junction.
Pada perjalanan ini terjadi proses eksitasi yang merupakan perpindahan impuls dari
sarah ke saraf berikutnya atau ke neuromuscular junction yang memerlukan
neurotransmitter asetikolin. Pada perjalanan impuls menuju otot, akan terbentuk impuls
di motor and plane yang bergerak melalui sarkolema dan masuk ke dalam otot melalui
T. tubulus yang kemudian menstimulus sisterna untuk melepaskan kalsium. Implus
yang mencapai otot akan menyebabkan timbulnya kontraksi otot, dan setelah implus
hilang otot akan kembali berileksasi.
4. Jelaskan bagaimana otot polos bisa menghasilkan kekuatan kontraksi dan mampu
bertahan meskipun manusia dalam keadaan puasa.
(Penjawab : Ni Putu Natasya Pretty Shinta Mahadewi (2002551028))
Dalam keadaan normal, glukosa yang sudah dipecah disimpan di dalam hati dan
otot. Glukosa ini berfungsi sebagai sumber energi utama. Selain glukosa, tubuh juga
memecah lemak sebagai sumber energi apabila glukosa telah habis digunakan. Ketika
puasa, glukosa yang tersimpan di hati dan otot tersebut akan dipecah pertama kali untuk
menjadi energi sehingga kita bisa beraktivitas. Setelah cadangan glukosa di kedua
tempat tersebut habis, barulah tubuh akan memecah lemak sebagai sumber energi.
Lambung
Saat puasa, lambung juga tak diisi makanan selama belasan jam. Pada waktu ini,
produksi asam lambung akan menurun untuk mencegah terjadinya pengikisan
dinding lambung oleh asam. Dengan begitu, lambung dapat terhindar dari iritasi.
Liver
Saat puasa, organ hati akan bekerja dengan cara membantu pemecahan glukosa yang
disimpan di hati. Dengan begitu, tubuh tetap mendapatkan energi untuk melakukan
berbagai aktivitas.
Kantung empedu
Selama puasa, cairan empedu akan menjadi lebih pekat. Hal ini berguna untuk
persiapan pemecahahan lemak ketika nanti seseorang berbuka puasa.
Pankreas
Pankreas merupakan penghasil hormon insulin yang berfungsi untuk memecah
glukosa dalam darah. Selama puasa, pankreas akan berhenti memproduksi insulin.
Sebagai gantinya, tubuh akan memerintahkan liver untuk melakukan pemecahan
glukosa yang tersmpan di dalam organ hati.
Usus kecil
Karena hanya sedikit makanan yang masuk, maka proses penyerapan nutrisi di usus
halus pun akan berhenti. Usus hanya akan bergerak normal setiap empat jam.
Usus besar
Karena terbatasnya asupan cairan yang masuk, maka penyerapan air di usus besar
pun dikontrol. Dengan begitu, keseimbangan cairan dalam tubuh tetap terjaga.
Keadaan puasa pada otot membebaskan semua asam-asam amino yang berasal
dari pemecahan protein kecuali isoleusin, valin, glutamat, aspartat, asparagin akan
digunakan untuk sintesis glutamin untuk jaringan lain serta otot membebaskan
amoniak. Pada siklus glukosa alanin, dimana alanin disintesis dalam otot dengan
transaminasi piruvat yang berasal dari glukosa dilepas dalam aliran darah dan diambil
oleh hati di dalam hati rangka karbon dikonversi menjadi glukosa dan dilepaskan ke
aliran darah, diambil oleh otot untuk resistensi otot.
5. Diskusikan mekanisme terjadinya kram otot dan berbagai faktor yang mempengaruhi
perubahan kontraksi otot.
(Penjawab : Ni Made Mahadewi Kusuma 2002551029))