Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TUTORIAL

BLOK I: ILMU KEDOKTERAN DASAR I


MODUL 2 : FISIOLOGI

Disusun Oleh:

Nama : Lovian Nauli Sihaloho


Npm : 220 217 064

Fasilitator Koordinator

dr. Hendrika Silitonga, M.Kes dr. Evirosa Simanjuntak, M.Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
2020

[1]
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya hantarkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya lah, saya dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Tidak lupa saya
ucapkan terima kasih kepada dr. Hendrika Silitonga, M.Kes ed yang telah membina dan
mengarahkan kami dalam pembelajaran tutorial. Makalah “Tutorial Blok Ilmu Kedokteran
Dasar I Modul 1”ini saya buat guna memenuhi salah satu tuntutan tugas pada proses
pembelajaran Tutorial.
Saya menyadari, laporan “Tutorial Blok 1 Modul 1” ini banyak terdapat kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Untuk itu, saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari Dosen Tutor kami, demi perbaikan pada penulisan selanjutnya.
Demikianlah makalah ini saya buat, semoga bermanfaat. Atas perhatiannya kami ucapkan
terima kasih.

Medan, Oktober 2020

[2]
Daftar isi

Skenario.....................................................................................................................................4
I. Klasifikasi istilah................................................................................................................4
II. identifikasi masalah...........................................................................................................4
III.analisis masalah.................................................................................................................4
IV. Kerangka konsep..............................................................................................................5
V. Learning objective.............................................................................................................6
VI. Hasil belajar mandiri........................................................................................................6
1.otot gerak atas.................................................................................................................6
2. Otot gerak atas..............................................................................................................7
3. potensial sel....................................................................................................................7
4. spasme otot.....................................................................................................................8
5. Menjelaskan potensial israhat........................................................................................8
6. Menjelaskan potensial aksi akson dan otot skeletal.......................................................8
7. Apa yang bertanggung jawab terhadap repolarisasi suatu potensial aksi....................10
8. Apa yang di timbulkan depolarisasi Na terhadap aksi otot skeletal............................10
kesimpulan..........................................................................................................................12
Daftar pustaka....................................................................................................................13

[3]
Skenario:
Seorang anak laki laki berusia 6 tahun dibawa orangtuanya ke dokter keluarga dengan
keluhan sulit menggerakkan lengan serta tungkainya setelah bermain sepak bola. Dari
anamnesa didapatkan setelah 10 menit paska bertanding anak menjadi lemah dan tidak
mampu berdiri selama 30 menit. Keluhan lainnya akan juga lemas bila makan
pisang,mengalami spasme otot dan kesulitan melepaskan kepalan tangan nya, membuka mata
setelah menyipitkan. Pada pemeriksaan fisik myotonia (+). Dokter mengatakan anak tersebut
mengalami paralisis periodik hiperkalemia.

I. Klasifikasi istilah
1. Spasme : kontraksi pada satu otot atau lebih secara tiba-tiba yang tidak disengaja.
2. Paralisis : lumpuh, hilang nya seluruh atau sebagian fungsi otot
3. Myotonia: kelainan genetik langka yang ditandai dengan kekakuan dan kelemahan
otot.
4. Hiperkalemia: suatu keadaan abnormal, dimana konsentrasi serum kalium dalam
tubuh terlalu tinggi
5. Periodik: sementara

II. identifikasi masalah


1. Sulit menggerakkan lengan serta tungkainya
2. Lemas
3. Kesulitan melepaskan kepalan tangan
4. Kesulitan membuka mata setelah menyipitkan nya
5. Mengalami spasme otot
6. Tidak mampu berdiri selama 30 menit

III.analisis masalah

1. Kemungkinan anak tersebut terkena myotonia sejak bayi


2. kemungkinan anak tersebut terkena hiperkalemia
3. kemungkinan anak tersebut mengalami kejang otot

[4]
IV. Kerangka konsep

Anak laki laki umur 6


tahun

[5]
Bermain sepakbola

Setelah 10 menit anak


menjadi lemas

Tidak mampu berdiri


selama 30 menit

Sulit menggerakkan Mengalami spasme


lengan serta tungkai otot

Lemas bila makan


pisang

Kesulitan melepaskan
kepalan tangannya

Paralisis periodic Kesulitan membuka


hiperkalemia mata setelah
V. Learning objective menyipitkan nya

1. Menjelaskan fungsi normal otot


gerak atas
2. Menjelaskan fungsi normal gerak bawah
3. Efek yang di timbulkan hiperkalemia terhadap potensial membran sel

[6]
4. Menjelaskan spasme otot
5. Menjelaskan potensial israhat
6. Menjelaskan potensial aksi akson dan otot skeletal
7. Apa yang bertanggung jawab terhadap repolarisasi suatu potensial aksi
8. Apa yang di timbulkan depolarisasi Na terhadap aksi otot skeletal.

VI. Hasil belajar mandiri

1.otot gerak atas


a) otot bahu
- 1 sendi
- membungkus tulang pangkal lengan dan tulang belikat akromion
(1) m. Deltois : fungsi nya mengangkat lengan sampai mendatar, membentuk
lengkungan bahu, berpangkal di sisi tulang selangkang ujung bahu, tulang
belikat dan diafase tulang pangkal lengan
(2) m. Subsicapularis: fungsi menengahkan dan memutar tulang humerus ke
dalam, mulai depan tulang belikat
(3) m. Supraspinatus: : fungsi nya mengangkat lengan
(4) m. Infraspinatus: fungsi memutar lengan keluar
(5) m. Teresmayor: fungsi memutar lengan ke dalam
(6) m. Teresminor : fungsi memutar lengan keluar

b) otot pangkal lengan atas


i) O fleksor
(1) M. Biseps traki .Fungsi: untuk membengkokkan lengan bawah siku,meratakan
hasta, mengangkat lengan
(2) m. Brokialis. fungsi: memebengkokkan lengan bawah siku
(3) m. Korako broscialis. fungsi : mengangkat tangan

2. Otot gerak atas


a. otot anterior
- m. Tibialis anterior

[7]
berfungsi untuk melakukan dorsofleksi dan supinasi
- m. Extensor digitorum longus
berfungsi untuk dorsofleksi dan abduksi
- m. ekstensor hallucis langus
berfungsi untuk dorsofleksi
- m. deroneus tersius
berfungsi untuk dorsofleksi dan pronasi

b. otot lateral
- m.peroneus longus
fungsi: gerakan fleksi dan eversi
- m. Peroneus brevis
fungsi :gerakan plantar fleksi dan eversi kaki
c. otot superfisial
- m. Gastrocnemius
fungsi : fleksi tungkai bawah serta plantar fleksi
- m. Soleus
fungsi: menghambat gerakat dorsofleksi sehingga gerakan yang di lakukan adalah
plantar fleksi.

3. potensial sel
merupakan potensial yang di akibatkan oleh adanya perbedaan muatan pada sisi
dalam dan sisi luar membran sel.
Proses yang berperan adalah difusi dann transport elektron
kalium terdapat lebih banyak 20 kali lebih banyak dari pada di dalam pembuluh darah. Jika
kalium berlebih maka difusi dan transpor elekton aktif akan terhambat, keseimbangan air dan
juga elektron oli di dalam tubuh akan terganggu1`
4. spasme otot
Spasme otot merupakan kontraksi involunter mendadak satu kelompok otot atau lebih
meliputi kram dan kontraktur. Spasme otot sering kali disebut sebagai kram otot atau bahkan
nyeri otot.
Spame otot ini juga merupakan gejala awal dari berbagai penyakit seperti kram otot,nyeri
otot.

[8]
spasme otot, nyeri otot dan kram otot merupakan hal yang berbeda tetapi memiliki
keterkaitan yang sangat erat
Spasme otot disebabkan karena berbagai faktor, menurut Punnet L, pravalensi 37% nyeri
punggung disebabkan oleh pekerjaan dari individu - individu tersebut, dengan pembagian
lebih banyak pada laki - laki berbanding wanita.

5. Menjelaskan potensial israhat


Dalam sebuah sel, ion terdistribusi secara tidak merata antara bagian dalam sel dan bagian
luar sel. Kondisi ini menyebabkan adanya perbedaan potensial yang disebut potensial
membran.Potensial membran istirahat atauresting membrane potential adalah kondisi dimana
perbedaan potensial pada sitosol dengan cairan ekstraseluler berada diantara -60 mV sampai
-80 mV
Potensial membran istirahat terbentuk oleh tiga faktor utama, yaitu:
1. Distribusi ion yang tidak sama dalam sitosol dalam cairan
2. ketidakmapuan sebagian besar asam untuk meninggalkan sel
3. pompa natrium kalium

6. Menjelaskan potensial aksi akson dan otot skeletal


Potensia aksi dalam neuron juga dikenal sebagai " impuls saraf " atau " lonjakan ", dan urutan
potensial aksi sementara yang dihasilkan oleh neuron disebut "rangkaian lonjakan ".
potensial aksi ( AP ) terjadi ketika potensial membran dari lokasi sel tertentu dengan cepat
naik dan turun.
Dan Potensial aksi dihasilkan oleh jenis saluran ion berpagar tegangan khusus yang tertanam
dalam membran plasma sel .
Syarat terjadinya potensial aksi:
Rangsangan harus mencapai nilai ambang, lalu menghilang, dikalahkan oleh proses
repolarisasi dan akhirnya potensial tidak terjadi

Dalam tubuh manusia terdapat 3 jenis otot yaitu 1) otot rangka 2) otot jantung dan 3) otot
polos.
Otot rangka (skeletal muscles)
-Inti banyak
- Kontraksi di bawah kesadaran (saraf somatik)

[9]
- Retikulum sarkoplasma berkembang dengan baik sehingga menyimpan ion Kalsium yang
banyak  Tidak tergantung pada ion Kalsium ekstrasel
- Protein kontraktilnya antara lain : aktin, miosin, troponin dan tropomiosin
- Mekanisme kontraksirelaksasi utamanya berbasis aktifitas saraf (excitation-contraction
coupling)
- Batas antara sel-sel otot berupa tight junction sehingga kontraksi tidak dapat menyebar ke
otot lainnya

Otot Jantung
-Inti banyak
- Kontraksi di luar kesadaran (saraf otonom)
- Retikulum sarkoplasma tidak berkembang baik, sehingga ion Kalsium sedikit  tergantung
pada ion Kalsium ekstrasel - Protein kontraktilnya antara lain : aktin, miosin, troponin dan
tropomiosin
- Mekanisme kontraksirelaksasi utamanya berbasis aktifitas saraf (excitation-contraction
coupling)
- Batas antara sel-sel otot berupa gap junction sehingga kontraksi dapat memyebar ke otot
lainnya (sesama atrium atau sesama ventrikel)

Otot polos (smooth muscles)


- Inti hanya satu
- Kontraksi di luar kesadaran (saraf otonom)
- Retikulum sarkoplasma tidak berkembang baik, sehingga ion Kalsium sedikit  tergantung
pada ion Kalsium ekstrasel
- Protein kontraktilnya antara lain : aktin, miosin, calmodulin dan tropomiosin
- Mekanisme kontraksirelaksasi terutama berbasis aktifitas enzim (miosin kinase dan miosin
fosfatase)
- Batas antara sel-sel otot berupa gap junction sehingga kontraksi dapat menyebar ke otot
lainnya (khususnya pada otot polos saluran cerna, saluran ekskretoris-single unit smooth
muscles)

[10]
7. Apa yang bertanggung jawab terhadap repolarisasi suatu potensial aksi
skema potensial aksi – repolarisasi

rangsangan Permeabilitas Kanal Na+ terbuka


terhadap Na+ naik – ( gerbang voltase)
Na+ masuk

Dalam sel +
Potensial Aksi Luar sel –
(Depolarisasi)
Pintu K terbuka

Pintu Na+ tertutup

Kalium keluar

Muatan luar sell


kembali + di dalam – Siap untuk
lagi (repolarisasi) rangsangan
)

[11]
- Dari skema dapat di simpulkan bahwa Na+ yang bertanggung jawab dalam proses
potensial aksi terhadap repolarisasi suatu potensial aksi
- repolarisasi Na ada di luar membran sel
- depolarisasi Na ada di dalam membran sel

8. Apa yang di timbulkan depolarisasi Na terhadap aksi otot skeletal.


- Terjadi depolarisasi bila ion Na+ dari CES masuk ke CIS
- Terjadi hiperpolarisasi bila ion Na+ yang pindah dari CIS ke CES berkurang dari keadaan
istirahat atau ion Cl- dari CES masuk ke CIS
- Depolarisasi yang mencapai nilai ambang rangsang, gerbang aktivasi saluran Na cepat (Fast
Voltage gated Na Chanel) terbuka, gerbang inaktivasi mulai menutup dan gerbang saluran K
mulai membuka => Potensial aksi (tahap depolarisa)

Fase normal natrium


Jika repolarisasi tidak bekerja maka depolarisasi juga tidak bekerja, maka tidak terjadilah
potensial aksi sel

[12]
kesimpulan

Dari skenario kita ketahui bahwa seorang anak laki laki diagnosa dokter terkena hiperkalium
dimana keadaan initermasuk keadaan upnormal karena kadar kalium di dalam tubuh berlebih.
Jadi dengan demikian untuk di saran kan menjaga makanan, dengan memperhatikan kalium
yang akan di konsumsi

[13]
Daftar pustaka

1. https://www.coursehero.com/file/46321974/7-Potensial-membran-istirahatpptx/
2. http://eprints.umm.ac.id/23436/1/jiptummpp-gdl-restyanpus-42767-2-babi.pdf
3. https://translate.google.com/translate?
u=https://en.wikipedia.org/wiki/Action_potential&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&pr
ev=search
4. https://lms.ipb.ac.id/pluginfile.php/85932/mod_resource/content/1/Sistem%20Saraf-
FKH-Rev-2015.pdf

[14]

Anda mungkin juga menyukai