Anda di halaman 1dari 65

IKGD

MIKROORGANISME BAKTERI

Dosen Pembimbing:

Yufita Chatim, drg

Disusun Oleh :

Kelompok 1
Kelas B

Bonita Suroso ( 201911031) Christina Johny (201911036)


Bunga Latifah (201911032) Cynthia Triska F
(201911037)
Carenina Claudia H. (201911033) D Jihan Tasya Firna (201911038)
Carissa Devina Putri (201911034) Diah Ayu Sri R (201911039)
Choi Jae Hyeon (201911035) Dianna Brilianty R (201911040)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkah dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Dan kami berterimakasih kepada teman-teman yang telah bekerjasama
dalam pembuatan makalah, serta dosen yang telah membimbing dan memberi
masukkan dalam pembuatan makalah yang berjudul “MIKROBIOLOGI”.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan manfaat


maupun inspirasi serta menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca
tentang “MIKROBIOLOGI”.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum


sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami menunggu kritik
dan saran yang membangun dari dosen pembimbing dan para pembaca yang
membaca makalah ini demi keberhasilan pembuatan makalah selajutnya.

Jakarta, 04 Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1..................................................................................................................... Lat
ar Belakang.................................................................................................1
1.2..................................................................................................................... Ru
musan Masalah...........................................................................................1
1.3..................................................................................................................... Tuj
uan Penulisan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3

2.1.....................................................................................................................Mik
robiologi......................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Mikrobiologi................................................................3
2.1.2 Sejarah Mikrobiologi.....................................................................4
2.1.3 Peran Mikrobiologi Pada Bidang Kedokteran Gigi.......................9
2.2.....................................................................................................................Bak
teri...............................................................................................................21
2.2.1 Klasifikasi......................................................................................21
2.2.2 Taksonomi Bakteri........................................................................22
2.2.3 Nomenklatur Bakteri.....................................................................23
2.2.4 Struktur dan Morfologi Bakteri.....................................................23
2.2.5 Reproduksi Bakteri........................................................................27
2.2.6 Patogenesis Penyakit Mikrobial....................................................30
2.2.7 Diagnosis Mikrobiologi Dan Metode Laboratorium.....................34
2.3.....................................................................................................................Flor
a Mikroba Normal Dan Infeksi Yang Berhubungan Dengan Infeksi Gigi. 36
2.3.1 Flora Mikroba Normal...................................................................36

ii
2.3.2 Peran Flora Residen.......................................................................36
2.3.3 Infeksi Yang Berhubungan Dengan Infeksi Gigi..........................39
2.4.....................................................................................................................Infe
ksi Bakteri Yang Dijumpai Pada Beberapa Bagian Tubuh........................46
2.4.1 Infeksi Pada Saluran Pernapasan...................................................46
2.4.2 Infeksi Pada Sistem Kardiovaskular..............................................49
2.4.3 Infeksi Pada Saraf Pusat Sistem Alat Gerak..................................51
2.4.4 Infeksi Pada Saluran Pencernaan (Gastrointestinal)......................52
2.4.5 Infeksi Pada Saluran Genitourinary...............................................53
2.4.6 Infeksi Kulit dan Luka...................................................................55

BAB III PENUTUP.........................................................................................58

3.1..................................................................................................................... Ke
simpulan......................................................................................................58

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................59

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Kita mungkin kurang menyadari bahwa mikroorganisme terdapat dimana-
mana disekitar kita. Di lingkungan tanah, diudara, didalam air, disekitar kita,
bahkan pada mulut, hidung, di dalam perut, di dalam jaringan tubuh kita (kulit
dan selaput lendir)dijumpai berbagai mikroorganisme. Mikroorganisme sangat
erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya bermanfaat
dan yang lainnya merugikan. Mengingat bahwa mikroorganisme banyak terdapat
di alam dan amat besar peranannya, termasuk dalam bidang kesehatan gigi.
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai organisme yang
berukuran mikroskopis. Sedemikan kecilnya sehingga keberadaan mereka hanya
dapat dilihat dengan alat yang disebut mikroskop. Dunia mikroorganisme terdiri
dari lima (5) kelompok organisme, yaitu: bakteri, protozoa, virus, algae serta
cendawan (jamur) mikroskopik. Dengan demikian lingkup mikrobiologi meliputi
Bakteriologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang bakteri, Virologi yaitu Ilmu
yang mempelajari tentang virus, Mikologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang
jamur dan algae dan Parasitologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang Parasit.

1.2Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan mikrobiologi?
2. Bagaimanakah sejarah dari mikrobiologi?
3. Bagaimanakah peran mikrobilogi dalam kedokteran gigi?
4. Bagaimanakah klasifikasi dari bakteri?
5. Bagaimanakah nomenklatur dari bakteri?
6. Bagaimanakah taksonomi dari bakteri?

1
7. Bagaimanakah struktur dan morfologi dari bakteri?
8. Bagaimanakah fisiologi pertumbuhan bakteri?
9. Bagiamanakah proses dari reproduksi bakteri?
10. Apakah yang dimaksud dengan patogenesis penyakit mikrobiologi?
11. Bagaimanakah cara mendiagnosis mikrobilogi dan metode laboratoriumnya?
12. Apakah yang dimaksud dengan flora normal dan infeksi yang berhubungan
dengan infeksi gigi?
13. apakah yang dimaksud dengan infeksi bakteri yang dijumpai pada beberapa
bagian tubuh?

1.3Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan mikrobiologi.
2. Untuk mengetahui sejarah dari mikrobiologi.
3. Untuk mengetahui peran mikrobilogi dalam kedokteran gigi.
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari bakteri.
5. Untuk mengetahui nomenklatur dari bakteri.
6. Untuk mengetahui taksonomi dari bakteri.
7. Untuk mengetahui struktur dan morfologi dari bakteri.
8. Untuk mengetahui fisiologi pertumbuhan bakteri.
9. Untuk mengetahui proses dari reproduksi bakteri.
10. Untuk mengetahui patogenesis penyakit mikrobiologi.
11. Untuk mengetahui mendiagnosis mikrobilogi dan metode laboratoriumnya.
12. Untuk mengetahui flora normal dan infeksi yang berhubungan dengan infeksi
gigi.
13. Untuk mengetahui infeksi bakteri yang dijumpai pada beberapa bagian tubuh.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mikrobiologi
2.1.1 Pengertian Mikrobilogi
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang berukuran sangat
kecil yaitu dalam skala micrometer atau micron (µ) atau sepersejuta meter dan
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Dalam percakapan sehari-hari atau
untuk kepentingan praktis mikroorganisme sering disebut sebagai mikroba atau
kuman. Untuk mempelajarinya diperlukan cara tertentu yaitu observasi
mikroskopik dan biakan atau pure culture. Termasuk dalam golongan
mikroorganisme adalah bakteri (eubactera, archaebacteria), fungi (yeasts, molds),
protozoa, microscopic algae dan virus serta beberapa macam cacing (helmints).
Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi.1
Mikrobiologi berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu mikros
artinya kecil, bios artinya hidup, dan logos artinya ilmu. Mikrobiologi
merupakan suatu ilmu tentang organisme hidup yang berukuran mikroskopis.
adalah bidang keilmuan yang menelaah mengenai organisme hidup yang
berukuran mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok
organisme yaitu : bakteri, protozoa, virus, algae dan cendawan mikroskopis
Dalam bidang mikrobiologi kita mempelajari berbagai segi dari mikroba atau
jasad renik dalam hal dimana keberadaannya, ciri-cirinya, kekerabatan antara
sesamanya maupun organisme yg lain, pengendaliannya, dan peranannya dalam
kesehatan dan kesejahteraan manusia. Mikroba erat hubungannya dengan
kehidupan kita, sebagian bermanfaat dan menunjang kehidupan dan yang lain
dapat menyebabkan penyakit. Contoh : dalam pembuatan anggur, keju, yogurt,
penisilin, dan dalam memproses limbah Mikrobiologi termasuk bidang ilmu yang

3
masih muda. Dunia mikroba baru ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu dan baru
dipahami dan dihargai 200 tahun kemudian. Selama 40 tahun terakhir
mikrobiologi muncul sebagai bidang biologi yang sangat berarti 2

2.1.2 Sejarah Mikrobilogi


Sejarah awal kehidupan dimulai pada tahun 1674 ketika Antoni van
Leeuwenhoek (1632-1723) menemukan adanya kehidupan di dalam setetes air
danau yang diamati menggunakan lensa gelas. Benda-benda yang disebut
“animalcules” terlihat dalam berbagi bentuk, ukuran dan warna. Dialah yang
pertama tama melaporkan pengamatannya dengan keterangan dan gambar-
gambar yang teliti. Pengamatan dilakukan dengan mikroskop dan lensa yang
dibuatnya dengan pembesaran tertinggi hanya 200 sampai 300 kali.2
Tanggal 17 September 1683 Antoni mengirimkan gambarnya yang
pertama tentang bakteri, makhluk ini didapat dalam suspensi yang diambil dari
sela sketsa bakteri dengan bentuk dan spiral (spirilum). Meskipun sejak masa
Antoni telah terjadi banyak perubahan dalam mikroskopi, sampai saat ini kita
masih mengenal ketiga bentuk umum yang sama pada bakteri.2

Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea) vs Biogenesis


Ditemukannya dunia organisme yang tidak nampak membangunkan
minat terhadap perdebatan hebat pada masa itu mengenai asal mula kehidupan.
Dari manakah datangnya jasad-jasad renik ini?2
Sebelum penemuan, berlaku teori “generatio spontanea atau
abiogenesis” (abio = tidak hidup; genesis = asal). Teori ini mengatakan bahwa
makhluk hidup dapat terbentuk secara spontan dari benda-benda mati atau bahan
organik yang sudah mengalami pembusukan. Pencetus awal adalah bangsa
Yunani Kuno yang meyakini bahwa daging yang membusuk menghasilkan
belatung dan bahwa katak dan lalat muncul begitu saja dari lumpur pada keadaan
iklim tertentu.2

4
Tahun 1749 John Needham (1713-1781) melalui percobaannya bahwa
pada daging yang dimasak tetap ada mikroorganisme pada awal percobaan
sehingga disimpulkan bahwa jasad renik berasal dari daging.2
Teori generasi spontan kemudian banyak ditentang oleh beberapa
ilmuwan lainnya diantaranya Fransisco Redi (1626-1697). Fransisco Redi
membuat percobaan dengan menutup daging dengan kasa halus untuk mencegah
hinggapnya lalat yang dapat bertelur diatasnya. Setelah didiamkan dalam waktu
tertentu, ternyata pada daging yang tidak ditutupi banyak tumbuh ulat yang
berasal dari telur lalat, sedang pada daging yang ditutup tidak tampak adanya
ulat.2

Gambar 1. Percobaan Fransisco Redi3

Lazzaro Spalanzani (1729-1799), melakukan percobaan dengan


membuat suatu suspensi bahan organik (kaldu daging) di dalam tabung gelas,
lalu didihkan selama satu jam dan ditutupnya rapat-rapat. Ternyata cairan
tersebut tidak rusak dan tidak mengandung sel - sel hidup. Sel hanya hidup jika

5
tabung gelas dibuka, sehingga cairan mengalami kontak dengan udara yang
merupakan sumber kontaminasi mikroorganisme. Hasil percobaan peneliti
tersebut jelas bertentangan dengan teori “generatio spontanea”.2

Gambar 2. Percobaan Lazzaro Spalanzani2

Louis Pasteur (1860) memanfaatkan penemuan Leeuwenhoek tadi


untuk membuktikan ketidakbenaran teori generatio spontanea Ia melakukan
percobaan dengan memanaskan kaldu di dalam suatu labu balon dengan tujuan
mematikan jasad-jasad renik yang terdapat di dalamnya. Ternyata setelah
didiamkan selama beberapa waktuo kaldu tersebut menjadi keruh. Percobaannya
yang berikut adalah serupa dengan percobaannya yang terdahulu tetapi dengan
mempergunakan labu balon berleher panjang yang bagian tengahnya berbentuk
huruf U yang terisi cairan, sehingga udara luar tidak dapat berhubungan dengan
kaldu yang terdapat di dalam labu. Dengan percobaannya ini terbukti bahwa
kaldu dalam labu tetap jernih, tetapi akan menjadi keruh apabila cairan di dalam
leher U tadi dibuang yang memungkinkan udara luar langsung masuk ke dalam
labu. Kesimpulan percobaan ini adalah bahwa kekeruhan kaldu tersebut terjadi
akibat pertumbuhan mikroba yang terdapat di dalam udara.4

6
Mikroba-mikroba dalam uadara inilah yang menjadi penyebab
pembusukan sampah, makanan dan minuman. Ia mengatakan bahwa mikroba-
mikroba ini mungkin membahayakan manusia.4

Gambar 3. Percobaan Louis Pasteur3

Kebenaran teori Pasteur ini dibuktikan oleh Lister, seorang ahli bedah
yang telah melakukan tindakan-tindakan aseptik pada waktu pembedahan dengan
mempergunakan desinfektan yang dapat mematikan mikroba-mikroba yang
terdapat di dalam udara. Dengan tindakannya ini angka kematian karena infeksi
sesudah operasi ternyata sangat menurun.4
Bersamaan waktunya dengan Pasteur, seorang dokter Jerman Robert
Koch (1876) mengadakan penelitian terhadap kuman-kuman anthrax yang
menyerang ternak. Dalam penelitiannya ini ia berhasil mengasingkan kuman
anthrax dalam bentuk biakan murni (pure culture) dengan mempergunakan
perbenihan kuman (medium), dan membuktikan bahwa kuman-kuman yang di
asingkan ini mampu menimbulkan penyakit yang sama bila dimasukkan ke
dalam rubuh binatang percobaan yang peka. Berdasarkan penemuan ini Koch

7
memformulasikan kriteria mengenai kuman-kuman ini yang kita kenal sebagai
Postulat Koch, yaitu4:
1) Kuman harus selalu dapat ditemukan di dalam tubuh binatang yang sakit,
tetapi tidak dalam binatang yang sehat.
2) Kuman tersebut harus dapat diasingkan dan dibiakkan dalam bentuk biakan
murni di luar tubuh binatang tadi.
3) Biakan murni kuman tersebut harus mampu menimbulkan penyakit yang
sama pada binatang percobaan.
4) Kuman tersebut dapat diasingkan kembali dari binatang percobaan tadi.4

Pada tahun 1900, semua jenis kuman penyebab berbagai penyakit


penting telah dapat diketahui seperti BacilIus anthracis, Corynebacterium
diptheriae, Salmonella typhosa, Neisseria gonorrhoeae, Clostridium tetani,
Clostridium perfringens, Shigella dysentriae, Treponema pallidum dan lain-lain.4
Dengan majunya teknologi dan semakin lengkapnya peralatan maka
berhasil pula ditemukan jasad renik yang lebih kecil dari kuman yang mampu
menembus saringan kuman yaitu yang disebut virus. Beberapa contoh misalnya
virus mosaik tembakau yang ditemukan oleh Iwanowsky (1892) dan Beyerinck
(1899), virus penyebab foot and mouth disease pada ternak (Loffler & Frosch,
1898), virus demam kuning pada manusia (Walter Reed dkk, 1900), virus kuman
atau bakteriofaga (Twort & d'Herelle 19I5).4
Melihat kenyataan bahwa seseorang yang sembuh dari suatu penyakit
tidak mudah untuk mendapatkan penyakit yang sama untuk kedua kalinya, telah
mendorong para penyelidik untuk melakukan penelitian tentang kekebalan.4
Edward Jenner (1749-1823) melihat bahwa pemerah susu sapi yang
mendapatkan infeksi cacar sapi (cowpox) ternyata kebal terhadap penyakit cacar
(smallpox atau variola). Ia kemudian menyusun suatu konsep tentang vaksinasi
dan berhasil membangkitkan atau menimbulkan kekebalan pada orang-orang
terhadap cacar (smallpox) dengan jalan memvaksinasinya memakai cacar sapi

8
(cowpox). Edward Jenner ini kemudian dicontoh oleh Pasteur untuk membuat
vaksin terhadap penyakit chicken, cholera, anthrax, dan rabies.4
Selain bidang kekebalan juga telah dilakukan percobaan-percobaan
dengan bahan-bahan kimia untuk mengobati suatu infeksi. Perkembangan
kemoterapi ini dimulai tahun 1935 ketika Domagk menemukan bahwa prontosil
(sulfanilamida) sangat bermanfaat terhadap infeksi oleh streptokokus.4
Penemuan penisilin oleh Alexander Fleming (1929) dilanjutkan oleh
Florey & Chain (1940) untuk mempergunakannya dalam pengobatan, yang
ternyata hasilnya sangat menakjubkan. Penemuan penisilin ini kemudian disusul
oleh penemuan-penemuan antibiotika lainnya yang jumlahnya sangat banyak.4
Ternyata kemoterapi ini selain bermanfaat, juga menimbulkan
persoalan-persoalan baru, seperti misalnya kuman yang semula peka terhadap
sesuatu antibiotik, berubah menjadi resisten, juga timbulnya reaksi-reaksi alergi
serta gangguan-gangguan pada normal ecologic flora pada tubuh manusia.4

2.1.3 Peran Mikrobilogi Pada Bidang Kedokteran Gigi


2.1.3.1 Peran Negatif
a) Bakteri
1. Streptococcus mutans
Bakteri ini sangat mudah dijumpai dalam tubuh manusia.
Habitat utama bakteri ini yaitu pada rongga mulut, faring dan
usus.Streptococcus mutans merupakan bakteri yang bersifat
acidogenik dan acidodurik. Bakteri ini dikatakan bersifat acidogenik
karena kemampuannya dalam menghasilkan asam sedangkan
dikatakan bersifat acidodurik karena mampu hidup pada lingkungan
yang bersifat asam.5
Streptococcus mutans merupakan salah satu jenis bakteri flora
normal yang dominan terdapat pada rongga mulut manusia. Bakteri
ini dapat berubah menjadi patogen bila jumlah koloni yang ada dalam

9
tubuh berlebihan. Dalam dunia kedokteran gigi bakteri ini
memberikan kontribusi yang besar terhadap pembentukan karies pada
gigi dan berperan dalam pembentukan plak pada gigi.6

Gambar 4. Streptococcus mutans7

2. Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang
menghasilkan enzim koagulase. Bakteri yang berasal dari famili
Staphylococcaceae ini berbentuk bulat dengan diameter berkisar 1µm
yang hidup secara berkoloni. Pada umumnya bakteri ini dapat
dijumpai di rongga mulut, hidung, tenggorokan, ketiak, dan sela jari
kaki. Beberapa laporan menyatakan bahwa bakteri ini menetap pada
rongga mulut umumnya pada anak-anak. Staphylococcus aureus
merupakan bakteri yang tidak berspora dan tidak dapat bergerak.
Bakteri ini dapat tumbuh dengan cepat pada lingkungan yang aerobik
dan suhu optimum 37°C. Staphylococcus aureus tertanam dalam
biofilm dan sangat sulit untuk di musnahkan dengan regimen
antibiotik standar. Infeksi bakteri Staphylococcus aureus dapat
menyebabkan timbulnya kantung yang berisi nanah, seperti abses dan
bisul.8

10
Gambar 5. Staphylococcus aureus7

3. Lactobacillus sp
Lactobacillus sp merupakan bakteri anaerob fakultatif,
berukuran 1 µm dan dapat tumbuh dengan subur pada suhu 30-37ºC.
Bakteri ini umumnya hidup secara berkoloni dengan warna koloni
putih susu atau agak krem. Bakteri ini berbentuk batang namun
beberapa spesies bakteri ini nampak bulat yang membentuk rantai
pendek. Bakteri yang berasal dari famili Lactobacillaceae ini umum
dijumpai pada organ pencernaan salah satunya rongga mulut.9
Lactobacillus dapat memproduksi asam laktat dari laktosa dan
beberapa jenis gula lainnya sehingga menjadikan lingkungannya
bersifat asam maka dari itu bakteri flora normal ini dapat mencegah
pertumbuhan bakteri-bakteri merugikan . Meskipun demikian, bakteri
Lactobacillus ini dapat juga merugikan dan bersifat patogen.
Penelitian menunjukan beberapa spesies Lactobacillus dapat
menyebabkan karies pada gigi.10
4. Neisseria sp
Neisseria sp. merupakan bakteri yang menghuni di permukaan
gigi. Bakteri yang berasal famili Neisseriaceae merupakan bakteri
gram negatif yang berbentuk bulat(Coccus). Pada umumnya bakteri
ini hidup secara berkoloni, namun terdapat pula yang hidunya secara

11
soliter.Neisseriapaling baik tumbuh pada lingkungan aerob, namun
beberapa spesies bakteri ini yang tumbuh di lingkungan anaerob.
Diameter koloni bakteri ini berkisar antara 0,1-3µm. Koloni bakteri
Neisseria umumnya berwarna merah kekuningan. Bakteri ini mampu
tumbuh subur pada rentang suhu 35-37°C.11

Gambar 6. Neisseria7

5. Corynebacterium
Corynebacterium merupakan kelompok bakteri gram positif
yang berbentuk batang dan tidak dapat bergerak. Bakteri ini tidak
membentuk spora dan tumbuh subur pada suhu 37°C dan ada yang
hidup secara aerob, fakultatif anaerob, dan saprofit. Bakteri yang
berasal dari filum Actinobacteria, famili Corynebacteriaceae
merupakan flora normal yang dominan terdapat pada kulit dan rongga
mulut. Bakteri ini tidak berkapsul dengan ukuran yang bervariasi
dengan lebar ±0,5-1 µm.7

12
Gambar 7. Corynebacterium7

13
14
15
Tabel 1. Ragam Bakteri dan Mikroorganisme Rongga Mulut Lainnya Beserta
Karakteristiknya2

16
b) Fungi
1. Candida Albicans
Candida albicans adalah flora normal rongga mulut,
saluran pencernaan, saluran genitalia wanita dan kadang-kadang
menghuni kulit, dengan demikian infeksi seringkali berasal dari
endogen meskipun dapat terjadi infeksi silang, misalnya dari ibu
ke bayi atau antara bayi dengan saudar sekandungnya2
 Infeksi Mukosa : karakteristik lesi mukosa Candida adalah
thrush. Secara klasik terlihat sebagai pseudomembran yang
berwarna putih pada mukosa bukal dan vagina yang dapat
terangkat dengan mudah ketika dilakukan apusan.
Manifestasi oral lainnya meliputi lesi kemerahan
(erythematous) dan variasinya yang berupa hiperplastik.
Vulvovaginitis candida biasa ditemukan pada wanita yang
minum obat kontrasepsi oral, dan biasanya disertai dengan
secret yang kental dan berbau ragi, rasa gatal dan rasa tidak
nyaman di vagina.2

Gambar 8. Oral Thrush akibat Candida albicans2

17
c) Virus
1. Herpes simpleks
Terdapat dua virus herpes simpleks yang berbeda: tipe I
dan tipe 2 (HSV-1, HSV-2). Virus mempunyai organisasi genom
yang serupa dan genomnya memperlihatkan homologi sekuens
substansial. Namun, keduanya dapat dibedakan dengan analisis
enzim restriksi DNA virus. Dua virus tersebut bereaksi silang
secara serologis, tetapi ada beberapa protein unik untuk setiap
tipe. Kedua virus tersebut memiliki cara penyebalan yang
berbeda; penyebaran HSV-1 melalui kontak, biasanya melibatkan
air liur yang terinfeksi, sedangkan penularan HSV-2 melalui
hubungan seksual atau dari infeksi genital ibu ke bayi baru lahir.
Keadaan tersebut menimbulkan infeksi pada manusia dengan
gambaran. klinis yang berbeda'.5
Infeksi virus herpes simpleks 1 (VHS-1) yang biasa
disebut herpes simpleks labialis (HSL)12 atau Recurrent Intraoral
Herpes (RIH) merupakan infeks HSV 1 berulang yang ditandai
adanya lepuh yang sakit dan gatal serta vesikel pada mukosa
oral.1-4 Lesi didahului rasa sakit, kesemutan, gatal, dimulai
sebagai makula yang cepat berubah menjadi papula, lalu vesikel
selama sekitar 48 jam, kemudian menjadi ulser yang akan pecah
menjadi ulser dan keropeng dalam 72-96 jam serta sembuh tanpa
jaringan parut. Lesi yang luas dapat muncul pada pasien
immunokompromis.13
Herpes simpleks genitalis merupakan infeksi menular
seksual yang disebabkan Herpes simplex virus (HSV) terutama
tipe 2. Gejala klinis herpes simpleks genitalis khas, berupa vesikel
berkelompok, diatas dasar eritematosa, umumnya bersifat
rekuren.14

18
Gambar 9. Herpes Labialis15

2. Varicella
Varicella adalah salah satu infeksi virus yang
penularannya sangat cepat.1 Virus ini merupakan golongan virus
DNA dan infeksi primernya menyebabkan penyakit chicken pox
yang terutama terjadi pada anak-anak, sedang reaktivasi infeksi ini
menyebabkan terjadinya herpes zoster atau shingle. Chicken pox
ditularkan melalui infeksi droplet atau kontak langsung dengan
pasien yang terinfeksi. Setelah gejala pada kulit atau mukosa
membran hilang, virus zoster tetap akan laten di akar dorsal
ganglia dan dapat mengalami reaktivasi terutama jika terjadi
kondisi imunosupresi atau sejalan dengan usia. Herpes zoster
bersifat unilateral dan segmental, dan biasanya didahului oleh rasa
nyeri yang hebat. Bila mengenai segmen fasial akan timbul rasa
nyeri pada wajah dan gigi-geligi sehingga sering diduga sebagai
pulpitis.16

19
Gambar 10. Herpes zoster15

2.1.3.2 Peran Positif


1. Kebutuhan perawatan ortodonti menggunakan alat cekat
pada anak-anak meningkat seiring bertambahnya jumlah
kasus maloklusi di Indonesia. Namun faktanya
penggunaan piranti ortodonti cekat berisiko terjadinya
karies disekitar bracket. Konsumsi probiotik yoghurt yang
mengandung Bifidobacterium bifidum dan Lactobachillus
acidophillus dapat mengurangi jumlah koloni
Streptococcus mutans bakteri penyebab karies gigi dalam
saliva anak selama perawatan ortodontik cekat.17
2. Antibiotik dalam bidang kedokteran gigi sangat luas
digunakan baik untuk pengobatan infeksi (terapeutik)
ataupun dengan tujuan profilaksis penyakit infeksi.
Antibiotik yang banyak digunakan dalam bidang
kedokteran gigi adalah golongan penisilin seperti penisilin
dan amoksisilin, makrolida seperti klindamisin, golongan
sefalosporin dan metronidazol.18 Dimana antibiotik
penisilin dihasilkan oleh bakteri Penicillum
2.2 Bakteri

20
2.2.1 Klasifikasi
Kriteria yang cocok untuk tujuan klasifikasi bakteri meliputi banyak
sifat. Informasi yang berharga dapat diperoleh melalui pemeriksaan mikroskop
dengan memeriksa bentuk sel dan ada tidaknya struktur khusus seperti spora atau
flagel. Prosedur pewarnaan seperti pewarnaan Gram merupakan prosedur yang
terpercaya untuk menilai sifat alami permukaan sel. Beberapa bakteri
menghasilkan pigmen-pigmen yang khas, dan bakteri lainnya dapat dibedakan
berdasarkan komplemen enzim ekstraselnya. Aktivitas protein tersebut sering
dapat dideteksi sebagai zona bersih yang mengelilingi koloni yang tumbuh jika
ada substrat yang tidak larut (misalnya zona hemolisis pada medium agar yang
mengandung sel darah merah).5
Penggunaan antibodi khusus dapat menjadi petunjuk cepat adanya
struktur-struktur permukaan yang serupa yang dibawa oleh bakteri-bakteri yang
diisolasi secara bebas. Berbagai macam uji seperti uji oksidase, yang
menggunakan akseptor elektron artifisial, dapat digunakan untuk membedakan
organisme-organisme berdasarkan adanya enzim respirasi, yaitu sitokrom C. Uji
biokimia sederhana dapat memastikan adanya fungsi metabolik yang khas.
Kriteriayang mengarah pada keberhasilan mengelompokan beberapa organisme
yang terkait, termasuk diantaranya adalah ukuran sensitivitasnya terhadap
antibiotic. Secara langsung atau tidak langsung, ditentukan oleh gen dari
organisme yang sedang diperiksa. Perkembangan biologi molekular saat ini
memungkinkan dilakukannya investigasi tet-rtang keterkaitan antargen, dengan
cara membandingkan sekuens gen dari bakteri-bakteri yang berbeda.5
Nilai kriteria taksonomik bergantung pada kelompok biologi yang
sedang dibandingkan. Ciri (trait) yang dimiliki oleh semua anggota atau ciri yang
tidak dimiliki oieh semua anggota kelompok tidak dapat digunakan untuk
membedakan anggotanya, tetapi dapat digunakan untuk mendefinisikan suatu
kelompok (misalnya, semua stafilokokus menghasilkan enzim katalase). Selain
itu, ketidakstabilan genetik dapat menyebabkan beberapa ciri berubah-ubah

21
dalam suatu kelompok biologi, atau bahkan dala rn satu lini sel. Misalnya gen
resistansi antibiotika atau gen yang menyandi enzim (pemakaian laktosa, dll.)
dapat dibawa oleh plasmid yaitu suatu unsur genetik ekstrakromosom yang dapat
ditransfer ke bakteri yang tidak terkait, atau ke bakteri yang hilang dari subset
strainnyayang identik dalam semua hal lain. Kebanyakan kriteria untuk
klasifikasi bergantung pada pertumbuhan mikroorganisme dalam laboratorium.
Organisme seperti treponema yang patogenik kadang-kadang tidak tumbuh
dalam labor:atorium, dan pada keadaan tersebut penggunaan teknik pengukuran
hibridisasi asam nukleat atau analisis sekuens DNA untuk menunjukkan
keterkaitan antarorganisme mungkin cukup bermanfaat5

2.2.2 Taksonomi Bakteri


Taksonomi berasal dari kata “taksis” artinya aturan atau penjabaran
dan kata  “nomos” artinya aturan atau hukum. Taksonomi adalah ilmu mengenai
klasifikasi atau  penataan sistematis organisme kedalam kelompok atau kategori
yang disebut taksa (tunggal = takson). Klasifikasi berarti penyusunan organisme
kedalam grup taksonomi (taksa) dengan berdasarkan kemiripan atau
hubungannya. Tata nama adalah penamaan suatu organisme melalui aturan
internasional menurut ciri khasnya. Secara keseluruhan, yakni tentang
pengklasifikasian, penamaan dan pengidentifikasian mikroorganisme, disebut
sebagai sistematika mikroba. Untuk klasifikasi dan determinasi bakteri
dipakai buku: Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology yang
menggambarkan sifat-sifat bakteri secara terperinci.2 
Sel organisme terdiri atas dua golongan utama, yaitu sel prokariotik
dan sel eukariotik. Kelompok organisme berdasarkan golongan prokariotik dan
eukariotik dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut.2

22
Tabel 2: perbedaan pada prokariotik dan eukariotik2
2.2.3 Nomenklatur Bakteri 
Seperti halnya tanaman, bakteri juga menggunakan 2 nama yaitu nama
binomial (binomial name), yang diajukan oleh Linnaeus pada tahun 1753 untuk
penamaan tanaman. Kaidah penulisan nama bakteri pada tingkat spesies ditulis
dengan cara nama genus mendahului nama spesiesnya. Huruf awal nama Genus
ditulis dengan huruf besar dan nama  spesies ditulis dengan huruf kecil.
Keseluruhan nama ditulis dengan dicetak miring.2
Bakteri yang termasuk kedalam spesies tertentu akan memiliki sifat-
sifat struktural, biokimiawi, sifat fisiologis, ekologi, komposisi basa DNA,
homologi dan sifat-sifat genetic yang sama.2 

2.2.4 Struktur dan Morfologi Bakteri


Terdapat dua kelompok organisme prokariot yang berbeda. Eubakteria
dan arkhaebakteria. Eubakteria terdiri dari berbagai bakteri yang lebih umum,
yaitu, bakteri yang sangat dikenal oleh sebagian besar orang. Arkhaebakteria
tidakmenghasilkan peptidoglikan, yang merupakan perbedaan utama antara
arkhaebakteria dengan eubakteria tipikal. Arkhaebakteria juga berbeda dengan
eubakteria dalam hal kemampuannya hidup dalam lingkungan yang ekstrem
(misal, temperatur tinggi, tinggi garam, atau pH rendah) dan melakukan reaksi
metabolic yang tidak lazim, seperti pembentukan metana. Suatu kriteria terhadap

23
empat kategori utama bakteri dan kelompok-kelompok bakteri yang memenuhi
kriteria. Empat kategori utama didasarkan pada karakter dinding sel. Eubakteria
gram negatif yang mempunyai dinding sel, eubakteria gram positif yang
mempunyai dinding sel, eubakteriayang tidak memiliki dinding sel, dan
arkhaebakteria.5
A. Eubakteria Gram Negatif yang Mempunyai Dinding Sel
Bakteri ini merupakan keiompok bakteri heterogen yang mempunyai
selubung sel kompleks (jenis gram negatif) yang terdiri dari membran luar,
lapisan peptidoglikan tipis (yang mengandung asam muramat dan ada dalam
semua bakteri jenis ini, tetapi sebagian kecil organisme kehilangan bagian ini
dari selubung selnya) di bagian dalam, dan membrane sitoplasma. Sel dapat
berbentuk sferis, oval, batang lurus atau melengkung, heliks, atau
filamentosa.5
Jenis lain dari prokariota adalah aerobik / mikroaerofilik, motil,
heliks / vibroid, atau bakteri gram negatif. Sangat penting untuk
menggambarkan karakteristik dari kelompok bakteri prokariota ini. Aerobik /
mikroaerofilik berarti bakteri dalam kelompok ini memerlukan jumlah kecil
oksigen yang tumbuh. Motile menyiratkan bahwa bakteri bergerak sendiri,
menggunakan flagella pada satu atau kedua kutub untuk bergerak dalam
gerakan pembuka botol. Heliks / vibroid menunjukkan bahwa bakteri bentuk
spiral (heliks) atau sebagai batang melengkung (vibroid). Gram-negatif berarti
ketika bakteri diidentifikasi menggunakan pewarnaan Gram, bakteri
kehilangan noda ungu saat dibilas dan tampak merah atau merah muda.
Aerobik / mikroaerofilik, motil, heliks / vibroid, bakteri gram negatif
berkembang di tanah dan ditemukan pada akar tanaman seperti Azospirillum,
yang membaik serapan hara tanaman. Bakteri dalam kelompok ini juga
ditemukan segar dan didalam genangan air. Beberapa bakteri aerob /
mikroaerofilik, motil, heliks / vibroid, gram negatif menyebabkan penyakit
(patogen) seperti Campylobacter fetus dan Campylobacter jejuni. Janin

24
Campylobacter menyebabkan aborsi spontan pada hewan peliharaan.
Campylobacter jejuni menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan
(enteritis) yang mengakibatkan penyakit usus yang ditularkan melalui
makanan. Aerobik / mikroaerofilik umum lainnya, bakteri motil, heliks /
vibroid, gram negatif yang patogen adalah Helicobacterpylori. Helicobacter
pylori menyebabkan tukak lambung pada manusia.19
Beberapa bentuk tersebut dapat berselubung atau berkapsul.
Reproduksi dilakukan dengan cara pembelahan biner, tetapi beberapa
kelompok melakukan reproduksi dengan cara budding (perrunasan). Badan
berbuah dan milaospora dapat dibentuk oleh miksobakteria. Pergerakan, jika
ada, terjadi melalui alat flagel atau melalui penggelinciran. Anggota kategori
ini mungkin berupa bakteri fototrofik atau nonfotouofik dan mencakup
spesies aerob, anaerob, fakultatif anaerob, serta miliroaerofi lik. Beberapa
anggota merupakan parasit obligat intraselular.5

B. Eubakteria Gram Positif yang Mempunyai Dinding Sel


Kelompok bakteri ini mempunyai profil dinding sel jenis gram positif;
sel-sel biasanya, tetapi tidak selalu, memberi pewarnaan gram positif. Sei-sel
dapat berbentuk sferis, batang, atau filament. Batang dan filamen dapat tidak
bercabang, atau dapat memperlihatkan percabangan sejati. Reproduksi
umumnya dengan cara pembelahan biner.5
Beberapa bakteri pada kategori ini menghasilkan spora sebagai bentuk
istirahat (endospora). Organisme-organisme tersebut secara umum bersifat
heterotrof kemosintetik dan meliputi spesies aerob, anaerob, dan fakultatif
anaerob. Kelompok dalam kategori ini mencakup bakteri asporogenus
sederhana dan sporogenus serta actinomyceteJ yang strukturnya kompleks dan
keluarganya.5

25
C. Eubakteria yang Tidak Memiliki Dinding Sel
Bakteri ini adalah mikroorganisme yang tidak memiliki dinding sel
(sering disebut sebagai mikoplasma dan terdiri dari kelas Mollicute) dan tidak
menyintesis prekursor peptidoglikan. Bakteri tersebut diselubungi oleh suatu
membran unit, yaitu membran plasma. Bakteri tersebut menyerupai bentuk L
yang dapat dihasilkan pada banyak spesies bakteri (khususnya eubacteria
gram positif).5
Namun, tidak seperti bentuk L, mikoplasma tidak pernah kembali
menjadi keadaan berdinding, dan tidak ada hubungan antigenik antara
mikoplasma dan eubacteria bentuk L. Enam genus telah ditunjuk sebagai
mikopiasma berdasarkan habitatnya dan kebutuhan akan kolesterol. Namun
hanya dua genus yang merupakan patogen hewan. Mikoplasma adalah
organisme yang sangat pleomorfik dan ukurannya berkisar dari bentuk seperti
vesikel sampai ukuran yang sangat kecil (0,2 mm), bentuk yang dapat
difiltrasi. Reproduksi rnungkir.r nlelalui budding (pertunasan), lragmentasi,
atau pembelahan biner (salah satunya atau kombinasi). Sebagian besar spesies
memerlukan medium yang kompleks untuk pertumbuhan, dan cenderung
membentuk koloni "telur goreng" yang khas pada medium padat. Ciri khas
mollicute yang unik adalah terdapaq beberapa genus yang memerlukan
kolesterol untuk pertumbuhan; kolesterol yang tidak teresterifikasi adalah
suatu komponen membran yang unik, baikpadaspesies yangmemerlukan sterol
maupun yang tidak memerlukan sterol jika tersedia dalam medium.5

D. Arkhaebakteria
Organisme prokariot ini terutama ditemukan dalam lingkungan berair
atau habitat terestrial yang ekstrem (tinggi garam, temperatur tinggi, anaerob);
beberapa di antaranya adalah simbion dalam saluran cerna hewan.
Arkhaebakteria terdiri dari organisme fakultatifanaerob, anaerob, dan aerob

26
yang bersifat kemolitotrof, heterotrof, atau heterotroph fakultatif. Beberapa
spesies adaiah mesofil, sedangkan spesies yang lain mampu tumbuh pada
temperature di atas 100o C. Arkhaebakteria yang hipertermofilik tersebut
secara unik beradaptasi untuk tumbuh dan berkembang biak pada temperatur
tinggi. Dengan sedikit pengecualian, enzim-enzim yang diisolasi dari
organisme tersebut secara intrinsic bersifat iebih termostabil daripada enzim
yang sama dari organisme mesofilik. Beberapa enzim yang rermostabil ini,
seperti DNA polimerase dari Thermus aquaticus (Taq polimerase), merupakan
komponen penting dalam metode amplifikasi DNA seperti reaksi rantai
polimerase (PCR).5
Arkhaebakteria dapat dibedakan dengan eubakteria sebagian karena
Arkhaebakteria tidak memiliki dinding sel peptidoglikan, memiliki isoprenoid
dieter atau lipid digliserol tetraeter, dan sekuens RNA ribosomal yang khas.
Arkhaebakteria juga memiliki beberapa gambaran molecular yang sama
dengan eukariot. Sel-sel mungkin memiliki keragaman bentuk, termasuk
bentuk sferis, spiral, dan lempeng atau batang; juga ada bentuk uniselular dan
multiselular pada filamen-filamen atau agregat, Perkembangbiakan terjadi
dengan cara pembelahan biner, budding, konstriksi, fragmentasi, atau dengan
mekanisme yang tidak diketahui.5

2.2.5 Reproduksi Bakteri


Klasifikasi filogenetik adalah cara pembedaan genetik untuk berbagai
filum (divisi biologis). Keterkaitan filogenetik yang erat antardua organisme
menunjukkan bahwa keduanya mempunyai nenek moyang yang sama, dan dari
catatan fosil yang ada teiah dapat ditarik kesimpulan yang relatif mudah untuk
diterapkan bagi sebagian besar wakil hewan dan tanaman. Namun, tidak ada
catatan semacam itu untuk bakteri-bakteri, dan tanpa adanya bukti molekular,
sulit untuk melakukan pembedaan antara evolusi konvergen dan divergen pada
ciri sifat suatu bakteri. Sifat genetik bakteri memungkinkan beberapa gen

27
dipertukarkan di antara organisme-organisme yang berhubungan jauh. Lagipula,
multiplikasi bakteri hampir seluruhnya bersifat vegetatif, dan mekanisme
pertukaran genetiknya jarang melibatkan rekombinasi di antara sebagian besar
genomnya.5

Gambar 11 : Reproduksi pada bakteri20


Oleh karena itu, konsep spesies unit fundamental filogeni sukaliel-
mempunyai arti yang sangat berbeda bila diterapkan pada bakteri. Spesies
eukariot adalah kelompok biologi yang mampu berkembang biak
menghasilkan keturunan yang dapat hidup. Definisi spesies mutakhir untuk
bakteri bersifat pragmatis, operasional, dan dapat dipakai secara universal
serta berperan dengan baik dalam komunitas.5
Spesies adalah suatu kategori yang membatasi setiap isolat atau strain
dalam kelompok yang saling bertalian (secara genomik) yang mempunyai
kemiripan (tingkat tinggi) dalam berbagai gambaran independen, yang dapat
dibandingkan pada keadaan dengan standar tertentu. Keputusan untuk
membatasi kelompok organisme dalam suatu spesies bakteri dibuat oleh ahli
taksonomi, yang dapat memilih membagi kelompok menjadi biotipe dan
mengelompokkan spesies berdasarkan genus. Pengelompokan yang lebih luas

28
seperti famili dapat juga diusulkan. urutan formal yang digunakan pada
taksonomi bakteri. Untuk tujuan praktis, hanya susunan famili, genus, dan
spesies yang sering digunakan. Terdapat variasi genetik di antara berbagai
bakteri. Karakterisasi kimia dalam DNA bakteri menunjukkan kisaran
komposisi basa nukieotida yang luas, ketika DNA dari berbagai sumber
bakteri dibandingkan. Komposisi G (guanine) dan c (sitosin) pada DNA dari
satu sumber selalu sama, demikian juga dengan komposisi A (adenin) dan T
(timin).5
Data tersebut merupakan petunjuk penting berkenaan dengan
pemasangan basa dari rantai komplementer di dalam struktur fisik DNA.
Bukti juga memperlihatkan bahwa kandungan G + C pada bakteri yang
berhubungan dekat adalah sama. Keadaan tersebut merupakan petunjuk
pertama bahwa sifat kimiawi DNA dari organisme yang berbeda dapat
memberikan petunjuk adanya keterkaitan genetik.5
Dengan penelitian sifat fisik dapat diperlihatkan bahwa keterkaitan
DNA pada organisme yang serupa dapat diketahui dengan cara mengukur
kemampuan DNA kromosomalnya untuk melakukan hibridisasi silang. Akhir-
akhir ini, kesamaan berbagai parameter DNA , dan perbedaan titik tengah
denaturasi termal (A) (bila dapat ditentukan) merupakan standar penentuan
spesies. Pengurutan DNA telah menjadi suatu prosedur laboratorium rutin,
dan perbandingan sekuens DNA pada gen-gen yang memisahkan diri dapat
mengukur keterkaitan antargen tersebut. Berbagai gen dengan fungsi yang
berbeda telah memisahkan diri dengan kecepatan yang berbeda pula, tetapi
secara umum, kecepatan relatif untuk memisahkan diri adalah sama.5
Oleh karena itu, perbedaan sekuens DNA pada gen-gen yang
menyebar dengan cepat dapat digunakan untuk menentukan jarak genetik dari
kelompok-kelompok bakteri yang berhubungan dekat, dan perbedaan sekuens
pada gen-gen yang menyebar secara lambat dapat digunakan untuk mengukur
keterkaitan pada kelompok-kelompok bakteri yang sangar berbeda. Ribosom

29
mempunyai peran penting dalam sintesis prorein. Gen-gen yang menyandi
ribosom RNA dan protein ribosom tidak terganggu selama evolusi dan telah
menyebar lebih lambat daripada gen-gen kromosomal lain. Perbandingan
sekuens nukieotida pada ribosom RNA 165 dari berbagai sumber biologis
memperiihatkan hubungan evolusioner pada berbagai organisme yang sangat
berbeda dan menyebabkan timbulnya kerajaan baru, archae bacteria. Lebih
mutakhir lagi, hibridisasi DNA menjadi susunan oligonukleotida berdensitas
tinggi telah digunakan untuk identifikasi spesies.5

2.2.6 Patogenesis Penyakit Mikrobial


Manusia dan hewan memiliki flora normal yang banyak yang biasanya
tidak menimbulkan sakit tetapi mencapai keseimbangan yang memastikan
kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan perkembangbiakan bakteri maupun
pejamu. Beberapa bakteri yang merupakan penyebab penting penyakit sering
dibiakkan dengan flora normal (misal, Streptococcus pneumoniae,
Staphylocaccus aureus). Kadang-kadang terdapat bakteri yang jelas bersifat
patogen (misal Salmonella Typhi), tetapi infeksi tetap laten atau subklinis dan
pejamu merupakan "carriey'' bakteri.5
Kadang-kadang sulit dibuktikan bahwa suatu sepsis bakteri spesifik
merupakan penyebab penyakit tertentu. Pada tahun 1884, Robert Koch
menga.iukan serangkaian postulat yang telah digunakan secara luas untuk
menghubungkan banyak spesies bakteri spesifik dengan penyakit tertentu.
Postulat Koch tetap menjadi bagian utama mikrobiologi. Namun, sejak akhir
abad 19, banyak mikroorganisme yang tidak memenuhi kriteria postulat, tetapi
terbukti menyebab kan penyaki tertentu. Misal, Treponemapallidum (sifiIis) dan
Mycobacterium leprae (lepra) tidak dapat tumbuh lnvitro. Namun, terdapat
model hewan yang terinfeksi agen-agen tersebut. Pada contoh lain, Neisseria
gonorrltoeae (gonorea), tidak terdapat modei hewan yang terinfeksi meskipun

30
bakteri dapat dibiakkan in uitro; telah dibuat infeksi ekperimental pada manusia,
yang menggantikan model hewan.5
Pada keadaan lain, sekurang-kurangnya sebagian postulat Koch
terpenuhi dengan memperlihatkan patogenisitas bakteri pada suatu infeksi model
in uitro dan tidak pada model hewan. Misal, beberapa bentuk diare yang
disebabkan oleh E. coli telah dijelaskan melalui interalai E coli dengan sel
pejamu dalam biakan. Respons imun pejamu juga harus dipikirkan ketika
organisme diinvestigasi sebagai kemungkinan penyebab suatu penyakit. Oleh
karena itu, perkembangan kenaikan antibodi spesifik selama penyembuhan
penyakit merupakan tambahan penting pada postulat Koch. Genetika mikroba
modern telah membuka garis perbatasan baru untuk mempelajari bakteri
patogenik dan membedakannya dengan nonPatogen. Kloning.molekular
memungkinkan para peneliti untuk mengisoiasi dan memodifikasi gen virulensi
spesifik serta mempelajarinya melalui suatu model infeksi. Kemampuan untuk
mempelajari gen yang berhubungan dengan virulensi menyebabkan terbentuknya
postulat Koch molecular.5

31
Gambar 12: pertumbuhan pada Koch mollekuler21

Beberapa patogen sulit atau tidak mungkin tumbuh dalam biakan, dan
untuk alasan tersebut kita tidak mungkin menentukan penyebab penyakit
terkait dengan postulat Koch atau postulat Koch molekular. Reaksi rantai
polimerase digunakan untuk memperbanyak sekuens asam nukleat spesifik
mikroorganisme dari jaringan atau cairan pejamu. Petunjuk molekular untuk
menentukan penyebab penyakit mikroba. Pendekatan tersebut telah digunakan
unruk menentukan penyebab beberapa penyakit, termasuk penyakit Whipple
(Tiopheryma whipplei), angiomatosis basilaris (Bartonella hen-selae), human
monocytic ehrlichiosis (Ehrlichia chffiensis), sindrom paru hantavirus (virus
Sin Nombre), dan sarkoma Kaposi (human herpesuirus 8).5

32
Analisis infeksi dan penyakit melalui Penggunaan prinsip-prinsip
seperti postulat Koch menyebabkan bakteri digolongkan menjadi bakteri
Patogen pathogen oportunistik, atau nonpatogen Beberapa spesies bakteri
selalu dianggap patogen dan keberadaannya merupakan hal yang abnormal.
Contohnya adalah Mycobacterium tuberculosis (tuberkulosis) dan Yersinia
pestis (penyakit pes). Bakteri-bakteri tersebut memenuhi kriteria postulat
Koch. Spesies lain umumnya merupakan bagian flora normal pada manusia
(dan hewan) tetapi juga sering menyebabkan penyakit. Misalnya, Escherichia
coli metupakan bagian flora gastrointestinal pada manusia normal tetapi juga
sering menyebabkan infeksi saluran kemih, diare peiancong, dan penyakit-
penyakit lain. Strain E coli yang menyebabkan penyakit dibedakan dari yang
tidak dengan menentukan5:
a. Apakah strain tersebut virulen pada hewan atau model infeksi in vitro
b. Apakah strain mempunyai komposisi genetik yang secara signifikan
berhubungan dengan produksi penyakit. Bakteri lain (misa1, spesies
Pseudomonas, Stenotrophomonas maltophilia, dan banyak ragi serta
kapang) hanya menyebabkan penyakit pada orang yang mengalami
penekanan imun dan lemah, bakteri seperti ini merupakan patogen
oportunistik.5
A. Adanya masa transmisi infeksi
Bakteri (dan mikroorganisme lain) beradaptasi dengan lingkungan,
termasuk hewan dan manusia. Biasanya, lingkungan tersebut menjadi
tempat bakteri menetap dan hidup. Dengan demikian, bakteri
melangsungkan hidupnya dan meningkatkan kernungkinan transmisi.
Dengan menimbulkan infeksi asimtomatik atau penyakit ringan, bukan
kematian pejamu, mikroorganisme yang biasanya hidup dalam tubuh
manusia meningkatkan .kemungkinan transmisi dari satu orang ke orang
lain. Beberapa bakteri yang secara umum menyebabkan penyakit pada
manusia terutama ada pada hewan dan menginfeksi manusia secara tidak

33
disengaja. Misal, spesies salmonella dan kampilobakter yang khas
menginfeksi hewan dan ditularkan dalam produk makanan ke manusia.
Bakteri lain menyebabkan infeksi pada manusia secara tidak sengaja,
suatu kesalahan dalam siklus hidup organisme yang normal. Organisme
tidak beradaptasi dengan manusia, dan penyakit yang menimbulkan dapat
sangat berat. Misal, Yersinia pestis (penyakit pes) mempunyai siklus
hidup tetap pada hewan pengerat dan kuku pengerat, dan transmisi oleh
lalat ke manusia terjadi secara tidak sengaja.5

2.2.7 Diagnosis Mikrobiologi Dan Metode Laboratorium


Mikrobioiogi kedokteran diagnostik dihubungkan dengan diagnosis
etioiogi infeksi. Prosedur laboratorium yang digunakan pada diagnosis penyakit
menular pada manusia meliputi hal berikur ini5:
a. Identifikasi morfologi agen dengan pewarnaan spesimen atau potongan
jaringan (mikroskop cahaya dan elektron).
b. Isolasi biakan dan identifikasi agen.
c. Deteksi antigen dari agen dengan pemeriksaan imunologi (aglutinasi lateks,
EIA, dll.) atau dengan pewarnaan antibodi yang dilabel fluoresen (atau yang
diiabel peroksidase).
d. Hibridisasi DNA-DNA atau DNA-RNA untuk mendeteksi gen spesifik
patogen pada spesimen pasien.
e. Demonstrasi antibodi yang berarti atau respons imun selular terhadap agen
infeksius

Pada bidang penyakit menular, hasil uji laboratorium sangat


bergantung pada kualitas spesimen, waktu dan pananganan saat pengambilan
sampel, dan kecakapan serta pengalaman teknis petugas laboratorium. Meskipun
dokter sebaiknya kompeten untuk melakukan beberapa uji mikrobiologi penting
dan sederhana dan mewarnai apusan, memeriksa di bawah mikroskop, dan

34
menggores lempeng biakan-detil teknis prosedur yang lebih rumit biasanya
diserahkan pada ahli bakteriologi atau virologi serta staf teknisi. Dokter yang
berhubungan dengan proses penyakit menular harus mengetahui kapan dan
bagaimana mengambil spesimen, pemeriksaan laboratorium apa yang diminta,
dan bagain.rana menginterpretasi hasilnya. Adanya komunikasi antara dokter dan
laboratorium.5
Mikrobiologi diagnostik meliputi karakterisasi ribuan agen yang
menyebabkan atau yang berhubungan dengan penyakit menular. Teknik yang
digunakan untuk menandai agen infeksius sangat bervariasi bergantung pada
sindrom klinis dan jenis agen yang diduga, apakah virus, bakteri, fungi, atau
parasit.lain. Karena tidak ada .satu tes yang memungkinkan isolasi atau
karakterisasi semua pathogen yang potensial, informasi klinis jauh lebih penting
untuk mikrobiologi diagnostik daripada untuk kimia atau hematologi klinis.
Dokter harus mernbuat diagnosis sementara, bukan menunggu sampai hasil
laboratorium tersedia. Bila tes diminta, dokter harus menerangkan pada petugas
laboratorium mengenai diagnosis sementara (jenis infeksi atau agen infeksius
yang dicurigai). Pemberian label secara tepat pada spesimen.meliputi data klinis
serta data yang mengidentifikasi pasien dan nama, aiamat, serta nomor telepon
dokter yang meminta.5
Banyak mikroorganisme patogen tumbuh lambat dan berhari-hari atau
bahkan berminggu-minggu dapat berlalu sebelum dapat diisolasi dan
diidentifikasi. Pengobatan tidak dapat ditunda sampai proses ini selesai. Setelah
mendapatkan spesimen yang tepat dan menginformasikan laboratorium mengenai
diagnosis sementara, dokter harus mulai memberikan pengobatan dengan obat-
obat yang ditujukan pada organisme yang dianggap sebagai penyebab penyakit
pasien. Bersamaan dengan hasil yang mulai diperoleh, staf iaboratorium
memberitahu dokter, yang kemudian dapat mengevaluasi kembali diagnosis dan
perjalanan klinis pasien serta mungkin membuat perubahan program pengobatan.

35
Informasi "timbal balik' dari laboratorium ini terdiri dari laporan awal hasil setiap
langkah dalam isolasi dan identifikasi agen penyebab.5

2.3 Flora Mikroba Normal Dan Infeksi Yang Berhubungan Dengan

Infeksi Gigi
2.3.1 Flora Mikroba Normal
Istilah "flora mikroba normal" menunjukkan populasi mikroorganisme
yang hidup di kuiit dan membran mukosa orang normal yang sehat. Keberadaan
flora virus normal pada manusia masih diragukan.5
Kuiit dan membran mukosa selalu mengandung berbagai
mikroorganisme yang dapat tersusun menjadi dua kelompok: (1) Flora residen
terdiri dari jenis mikroorganisme yang relatif tetap dan secara teratur ditemukan
di daerah tertentu pada usia tertentu; jika terganggu, flora tersebut secara cepat
akan hidup kembali dengan sendirinya. (2) Flora transien terdiri dari
mikroorganisme yang nonpatogen atau secara potensial bersifat patogen yang
men€mpati kulit atau membran mukosa selama beberapa jam, hari, atau minggu;
berasal dari lingkungan, tidak menyebabkan penyakit, dan tidak dapat
menghidupkan dirinya sendiri secara Permanen di permukaan. Anggota flora
transien secara umum memiliki makna yang kecil selama flora residen normal
tetap utuh. Namun, apabila flora residen terganggu, mikroorganisme transien
dapat berkoionisasi, berproiiferasi, dan menyebabkan penyakit.5

2.3.2 Peran Flora Residen


Mikroorganisme yang secara konstan ada di permukaan tubuh bersifat
komensal. Pertumbuhannya di daerah tertentu bergantung pada faktor-faktor
fisiologi, yaitu temperatur, kelembaban, dan adanya zat gizi serta zat inhibitor
tertentu. Keberadaan flora tersebut tidak penting bagi kehidupan, karena hewan
"bebas-mikroorganisme" dapat hidup pada keadaan tidak adanya flora mikroba
normal. Namun, flora residen di daerah tertentu memainkan peran yang nyata

36
dalam mempertahankan kesehatan dan fungsi normal. Anggota flora residen
dalam saluran cerna menyintesis vitamin K dan membantu absorpsi zat'makanan.
Pada membran mukosa dan kulit, flora residen mencegah kolonisasi patogen dan
kemungkinan terjadinya penyakit melalui "interferensi bakteri". Mekanisme
gangguan (interferensi) bakteri tidak jelas. Mekanisme tersebut dapat meliputi
kompetisi terhadap reseptor atau tempat pengikatan (binding site) pada sel
pejamu, kompetisi mendapatkan zat makanan, saling menghambat oleh hasil
metabolik atau toksik, saling menghambat oleh bahan antibiotik atau bakteriosin,
atau mekanisme lain. Supresi flora normal secara jelas menyebabkan kekosongan
lokal parsial yang cenderung diisi oleh organisme dari lingkungan atau dari
bagian tubuh yang iain. Organisme tersebut bersifat oportunistik dan dapat
menjadi patogen.5
Sebaliknya, anggota flora normal sendiri dapat menyebabkan penyakit
dalam keadaan tertentu. Organisme-organisme tersebut beradaptasi dengan cara
hidup yang noninvasif yang disebabkan oleh terbatasnya keadaan lingkungan.
Jika dipindahkan secara paksa akibat pembatasan lingkungan tersebut dan
dimasukkan ke dalam aliran darah atau jaringan, organisme tersebut dapat
menjadi patogenik. Sebagai contoh, streptokokus dari grup viridan merupakan
organisme residen yang paling sering berada dalam saluran PernaPasan atas. Jika
masuk ke dalam aliran darah dalam jumlah banyak (misalnya, setelah pencabutan
gigi atau tonsilektomi), mikrooganisme tersebut dapat menetap pada katup
jantung Prostetik atau katup yang mengalami kelainan dan menyebabkan
endokarditis infektif. Sejumlah kecil terdapat secara transien dalam aliran darah
karena trauma minor (misalnya, scaling gigi atau menyikat gigi yang secara
kuatkuat). Spesies bakteroides merupakan bakteri residen paling sering terdapat
dalam usus besar dan cukup tidak membahayakan di lokasi tersebut. Jika
dimasukkan ke dalam rongga peritoneum bebas atau jaringan pelvis bersama
bakteri lain sebagai akibat trauma, organisme tersebut dapat menyebabkan
supurasi dan bakteremia' Terdapat banyak contoh lain, tetapi hal yang penting

37
adalalr bahwa mikrobayang tergolong flora residen normal tidak membahayakan
dan dapat menguntungkan di lokasi.5
1) Kulit
 Staphylococcus epidermis
 Staphylococcus aureus (dalam jumlah sedikit)
 Spesies mikrokokus
 Spesies neisseria nonpatogenik Streptokokus alfa-hemolitik dan
nonhemolitik
 Difteroid
 Spesies propionibakterium
 Spesies peptostreptokokus Sejumlah kecil organisme lain (spesies
kandida, spesies asinetobakter. dll).5
2) Nasofaring
 Berapa pun jumlah organisme berikut: difteroid, spesies neisseria
nonpatogenik, streptokokus α-hemolitikus; S epidermidis, streptokokus
nonhemolitik, spesies anaerob (terlalu banyak spesies untuk didata;
jumlah spesies prevotella yang bervariasi, kokus anaerob, spesies
fusobakterium, dll)
 Sedikit organisme berikut bila disertai organisme yang disebutkan
sebelumnya: ragi, spesies hemofilus, pneumokokus, S aureus, batang
gram negatif, Neisseria meningitidis.5
3) Saluran gastrointestinal dan rektum
 Berbagai Enterobacteriaceae kecuali salmonella, shigella, yersinia,
vibrio, dan spesies campylobacter
 Batang gram negatif yang tidak dapat memfermentasi dekstrosa
 Enterokokus
 Streptokokus alfa-hemolitik dan nonhemolitik
 Difteroid

38
 S aureus dalam jumlah kecil Ragi dalam jumlah kecil Anaerob dalam
jumlah banyak (terlalu banyak spesies untuk didata).5
4) Genitalia
 Berapa pun jumlah organisme berikut: spesies corynebacterium, spesies
laktobasilus, streptokokus α-hemolitik dan nonhemolitik, spesies
neisseria nonpatogenik
 Organisme berikut bila dicampur dan tidak dominan: enterokokus,
Enterobacteriaceae dan batang gram negatif lain, S epidermidis,
Candida albicans, dan ragi lain
 Anaerob (terlalu banyak untuk didata); yang berikut mungkin penting
bila secara murni ditumbuhkan atau secara jelas mendominasi: spesies
prevotella, klostridium, dan peptostreptokokus.5

2.3.3 Infeksi Yang Berhubungan Dengan Infeksi Gigi


a) Streptococci
Karakteristik
Streptococci adalah katalase-negatif, Gram-positif bulat atau oval cocci
berpasangan dan rantai; 0,7-0,9 μm dengan diameter. Rantai formasi paling
baik terlihat pada kultur cair atau nanah.15
Kultur
Cocci ini tumbuh dengan baik pada blood agar, meskipun diperkaya media
dengan glukosa dan serum mungkin diperlukan. Reaksi khas hemolitik
dihasilkan pada blood agar.
 α-hemolisis: zona sempit hemolisis parsial dan perubahan warna hijau
(viridans) di sekitar koloni, misalnya viridans streptococci
 β-hemolisis: luas, bening, zona bening lengkap dengan hemolisis di
sekitar koloni, misalnya Streptococcus pyogenes

39
 Tidak ada hemolisis (γ-hemolisis), misalnya non-hemolitik
streptococci.15
Streptococcus oral
Streptokokus oral, yang hidup terutama di orofaring, adalah kelompok
campuran organisme dengan karakteristik variabel. Teknik penulisan baru,
terutama yang didasarkan pada molekullar biologi, telah mengungkapkan
sifat kompleks asal dan taksonomi grup ini. Oleh karena itu,
nomenklaturstreptokokus oral dalam keadaan fluks konstan. Mereka
biasanya menunjukkan α-hemolisis pada blood agar, tetapi ini bukan fitur
konstan karena beberapa strain non-hemolitik dan yang lain β-hemolitik.
Streptokokus oral dapat dibagi menjadi empat kelompok spesies utama
sebagai berikut15:
1. kelompok mutans
2. kelompok salivarius
3. kelompok anginosus
4. kelompok mitis15
Masing-masing kelompok ini terdiri dari sejumlah spesies (Tabel 3).

40
Tabel 3. Beberapa spesies streptokokus oral yang dikenal15

1) Streptococcus mutans
Streptococcus mutans menjadi terkenal pada 1960-an ketika itu
ditunjukkan bahwa karies dapat secara eksperimental diinduksi dan
ditularkan pada hewan dengan inokulasi oral dengan organisme. Nama
'mutans' dihasilkan dari seringnya transisi dari fase coccal ke fase
coccobacillary. Saat ini, tujuh spesies manusia dan hewan yang berbeda
streptokokus dan delapan serotipe (a-h) diakui, berdasarkan pada
spesifisitas antigenik karbohidrat dinding sel. Istilah Streptococcus
mutans terbatas pada isolat manusia milik tiga serotipe (c, e dan f). 15
b) Staphylococci
Staphylococci juga merupakan cocci Gram-positif, tetapi, tidak seperti rantai
streptokokus, mereka berbentuk seperti kumpulan buah anggur. Genus

41
Staphylococcus terdiri dari 15 spesies yang berbeda. Kepentingan medis:
Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus
saprophyticus. Stafilokokus menyebabkan berbagai hal yang umum dan tidak
infeksi lain, seperti abses banyak organ, endocarditis, gastroenteritis
(keracunan makanan) dan syok toksik sindroma. Mereka bukan isolat yang
jarang ditemukan pada rongga oral. Staphylococcus aureus lebih tinggi
ditemukan dalam air liur subjek sehat yang lebih tua dari 70 tahun. 15
1) Staphylococcus aureus
Habitat dan transmisi
Habitatnya adalah kulit manusia, terutama nares anterior dan
perineum. Hewan yang didestestikasi juga membawa staphylococci.
Tingkat pengangkutan yang lebih tinggi terlihat pada pasien rumah sakit
dan staf. Bakteri ini disebarluaskan melalui udara dan debu dan selalu ada
di lingkungan rumah sakit. Rute transmisi biasa adalah melalui tangan
dan ujung jari. 15
Karakteristik
Gram-positif cocci dalam cluster (pembentukan cluster karena
kemampuan mereka untuk membagi dalam jumlah banyak); non-sporing,
non-motile; beberapa strain bersifat capsulate. 15
Patogenisitas
Berbagai enzim dan racun diproduksi oleh Staphylococcus aureus,
meskipun tidak ada satu strain yang menghasilkan keseluruhan rentang.
Dua yang paling penting adalah ulase dan enterotoksin. Coagulase
adalah yang paling berkorelasi dengan patogenisitas. Beberapa penyakit
disebabkan oleh Staphylococcus aureus adalah15:

 Infeksi superfisial: agen bisul yang umum, bisul, pustula, abses,


konjungtivitis dan infeksi luka; jarang menyebabkan infeksi mulut;

42
dan juga menyebabkan cheilitis sudut (bersama dengan ragi Candida)
di sudut mulut
 Keracunan makanan (muntah dan diare) yang disebabkan
olehenterotoksin
 Sindrom syok toksik, juga disebabkan oleh enterotoksin
 Infeksi yang dalam: osteomielitis, endokarditis, septikemia,
pneumonia. 15
Faktor predisposisi untuk infeksi adalah minor dan utama
istirahat di kulit, benda asing seperti jahitan, kadar neutrophil rendah dan
penyalahgunaan narkoba. 15

c) Lactobacilli
Lactobacilli adalah saprofit dalam bahan nabati dan hewani (mis.
Susu). Beberapa spesies adalah hewan biasa dan commensals manusia yang
mendiami rongga mulut dan bagian tubuh lainnya. Mereka memiliki
kemampuan untuk mentoleransi asam lingkungan dan karenanya diyakini
terkait dengan proses karies gigi. 15
Taksonomi lactobacilli kompleks. Mereka dikarakterisasi menjadi dua
kelompok utama: homofermenter, yang menghasilkan terutama asam laktat
(65%) dari fermentasi glukosa (mis. Lactobacillus casei), dan
heterofermenter, yang menghasilkan asam laktat serta asetat, etanol dan
karbondioksida (mis. Lactobacillus fermentum). L. casei dan Lactobacillus
rhamnosus, Lactobacillus acidophilus dan yang spesies baru yang
dideskripsikan, Lactobacillus oris, adalah bakteri umum dalam rongga
mulut.15

Habitat dan transmisi

43
Lactobacilli ditemukan di rongga mulut, saluran pencernaan dan
saluran genital wanita. Di rongga mulut, mereka membentukkurang dari 1%
dari total flora. Rute transmisi tidak diketahui. 15
Karakteristik
Bentuk coccobacillary Gram-positif (kebanyakan basiler), α- atau non-
hemolitik, anaerob fakultatif. Organisme ini melakukan fermentasi
karbohidrat untuk membentuk asam (mis. mereka bersifat asidogenik) dan
dapat bertahan dengan baik di lingkungan asam (bersifat aciduric);
homofermentatif atau heterofermentatif. 15
Patogenisitas
Lactobacilli sering diisolasi dari lesi karies yang dalam, di mana pH-nya
cenderung bersifat asam. Pada awalnya terdapat kepercayaan bahwa
lactobacilli adalah agen kariogenik utama (teori yang telah dibantah),
sedemikian banyaknya sehingga jumlah lactobacilli dalam saliva (jumlah
lactobacillus) diambil sebagai indikasi aktivitas karies individu. Meskipun tes
ini sangat tidak dapat diandalkan, namun berguna untuk memantau profil diet
pasien karena tingkat lactobacilli berkorelasi baik dengan asupan karbohidrat
diet. 15

d) Actinomycetes
Actinomycetes, yang sebelumnya dianggap jamur, merupakan Bakteri sejati
dengan panjang filamen bercabang analog dengan hifa jamur. Dua genera
penting dari grup ini adalah Actinomyces dan Nocardia. Struktur kimia sel
dinding organisme ini mirip dengan corynebacteria dan mikobakteri, dan
beberapa di antaranya tahan asam. Actinomyces spp. bersifat mikroaerofilik
atau anaerob; Nocardia spp. Aerobik organisme. 15

44
1) Actinomyces israelii
Habitat dan transmisi
Organisme ini terdapat pada komensal mulut dan kemungkinan
dari saluran genital wanita. Merupakan agen utama manusia
actinomycosis. 15
Karakteristik
Batang percabangan berserabut gram positif. Non-motil, non-
sporing dan non-asam-cepat. Rumpun organisme dapat dilihat sebagai
'butiran belerang' kekuningan dalam pengisian nanah dari saluran sinus,
atau butiran dapat diperas keluar dari lesi. (Strain milik serotipe A.
israelii II sekarang berada dalam spesies terpisah, A. gerencseriae, yang
umum tetapi komponen minor dari flora gingiva yang sehat.) 15
Patogenisitas
Sebagian besar (70-80%) infeksi aktinomikotik adalah infeksi
kronis, granulomatosa, endogen di daerah orofasial. Biasanya, lesi hadir
sebagai abses kronis, umumnya pada sudut rahang bawah, dengan
beberapa sinus eksternal. Biasanya ada riwayat trauma seperti
pencabutan gigi atau pukulan ke rahang. Actinomycetes juga diisolasi
dari infeksi yang terkait dengan alat kontrasepsi, tetapi peran patogen
mereka tidak jelas. 15
Sementara sebagian besar lesi (60-65%) ada di daerah
serviksofasial, sekitar 10-20% perut (biasanya ileocaecal) dan lainnya ada
di paru-paru (thoracic) atau kulit. Meskipun sebagian besar infeksi
bersifat monomrobial (mis. dengan Actinomyces sendiri yang
menyebabkan penyakit), proporsi yang signifikan pada infeksi dapat
bersifat polimikroba, dengan infeksi lainnya bakteri seperti
Aggregatibacter actinomycetemcomitans, Haemophilus spp. dan anaerob
bertindak sebagai agen penghasil koin. 15

45
2.4 Infeksi Bakteri Yang Dijumpai Pada Beberapa Bagian Tubuh
2.4.1 Infeksi Pada Saluran Pernapasan
Infeksi saluran pernafasan dapat secara luas diklasifikasikan menjadi
bagian atas dan infeksi saluran pernapasan bawah, meskipun kedua daerah dapat
secara simultan dipengaruhi oleh beberapa agen, terutama virus. Tenggorokan,
faring, telinga tengah, dan sinus terlibat dalam infeksi saluran pernapasan atas,
sementara lebih rendah infeksi saluran pernapasan terbatas pada trakea, bronkus
dan paru-paru. 15
Flora normal
Dalam kesehatan, hidung dan tenggorokan dijajah oleh spesies bakteri,
sedangkan saluran pernapasan bawah (bronkus bawah dan alveoli) hanya
mengandung sedikit, jika ada, isme. Hidung adalah habitat berbagai streptokokus
dan staphylococci, yang paling signifikan adalah Staphylococcus aureus,
terutama lazim di nares anterior. Perusahaan lain flora mensal dari saluran
pernapasan bagian atas termasuk coryne-bakteri, Haemophilus spp. dan
neisseriae. Dalam kesehatan, ini organisme endogen (dan eksogen lainnya) tidak
mampu mendapatkan akses ke jaringan dan menyebabkan penyakit karena ada
berbagai mekanisme pertahanan yang efektif. 15
Sindrom tenggorokan sakit
Radang tenggorokan adalah gejala yang sangat umum yang mungkin
atau mungkin tidak disertai dengan perubahan konstitusi. Sejumlah agen dapat
menyebabkan sakit tenggorokan, tetapi mayoritas (sekitar hampir dua pertiga)
infeksi disebabkan oleh virus. Patogen bakteri utama yang terlibat adalah
Streptococcus pyogenes (kelompok Lancefield A).  Radang tenggorokan adalah
hal yang sering sindrom flu biasa. 15
Radang tenggorokan streptokokus
Fitur karakteristik adalah kemerahan pada faring dan amandel,
kemungkinan edema fauces dan langit-langit lunak dengan eksudat (tonsilitis

46
folikel akut).  Anak-anak berusia 5-8 tahun adalah paling sering terkena. 
Penyebaran infeksi dapat menyebabkan abses peritonsillar (tenggorokan
quinsy);  penyebaran lebih lanjut mungkin menyebabkan infeksi sinus (sinusitis-
umumnya rahang atas sinusitis) atau infeksi telinga tengah (otitis media). 
Kirmizi demam, penyakit anak-anak, adalah komplikasi streptokokus infeksi
saluran pernapasan bagian atas dan disertai oleh ruam eritematosa dan gangguan
konstitusional. 15
Patogenesis dan epidemiologi
Kondisi ini biasa terjadi, terutama di musim dingin, dengan puncaknya
kejadian pada anak sekolah muda dengan tingkat yang tidak memadai dan
berbagai antibodi.  Pengangkutan streptokokus transien untuk beberapa minggu
adalah umum setelah episode akut.  Ruam masuk demam berdarah disebabkan
oleh toksin eritrogenik yang diproduksi oleh agen etiologi (Streptococcus
pyogenes).15
Gejala infeksi streptokokus lanjut yang terlambat
Penyakit yang dimediasi secara imunologis dapat bermanifestasi
dalam suscep- individu sebagai konsekuensi akhir dari strain tertentu Infeksi
Streptococcus pyogenes (grup A).  Ini adalah kendaraan baru demam matic dan
glomerulonefritis akut. 15

Demam rematik
Demam, nyeri, pembengkakan sendi dan pankarditis
(miokarditis , endokarditis dan perikarditis) terjadi 2-5 minggu setelah sakit
tenggorokan streptococcal.  Manifestasi jantung dapat menyebabkan kerusakan
jantung permanen. Di negara maju, kejadian demam rematik (dan penyakit
jantung terkait) telah menurun tajam, mungkin karena perubahan dalam virus
sifat bakteri, meningkatkan kemakmuran dan  kondisi sosial, dan terapi
antimikroba yang efektif (mis. penisilin).  Namun, baik demam rematik dan

47
akibatnya penyakit jantung masih menjadi masalah utama dalam
perkembangannya dunia.15
Penyakit ini sembuh secara spontan tetapi dapat menyebabkan kronis
penyakit katup jantung seperti stenosis atau tidak tekanan katup mitral atau aorta
pada sekitar 70% pasien. Individu yang terkena sangat rentan terhadap bakteri
endokarditis di kemudian hari, ketika bakteriemia dibuat selama prosedur gigi
atau bedah seperti scaling. 15
Patogenesis
Sejumlah teori telah diusulkan untuk rematik karditis:
 Toksin rematik: produk ekstraseluler dari kelompok A streptokokus bereaksi
dengan jaringan jantung
 Autoimunitas: disebabkan oleh lokalisasi produk streptokokus ekstraseluler
dan antibodi di tisu
 Reaktivitas silang: dinding sel streptokokus grup A antigen dan glikoprotein
dari katup jantung manusia berbagi penentu antigenik yang sama;  dengan
demikian, antibodi diproduksi terhadap dinding sel bakteri dapat bereaksi
silang dengan komponen katup jantung, dengan jantung yang
dihasilkan komplikasi (Gambar 13).15

48
Gambar 13. Patogenesis dan gejala sisa carditis rematik (peristiwa yang mengarah
ke infeksi endokarditis juga diilustrasikan). 15

2.4.2 Infeksi Pada Sistem Kardiovaskular


Dalam kesehatan, sistem kardiovaskular steril, tetapi sedikit organisme
dapat memasuki aliran darah (bahkan dalam kesehatan) selama prosedur rutin
seperti menyikat gigi, terutama di hadapan periodontitis. Namun, bakteri ini
hanya memiliki keberadaan sementara sebagai pertahanan efisien darah dengan
cepat menghancurkan mereka. 15
Bakteremia, septikemia dan sindrom sepsis
Definisi
Bakteremia: secara harfiah ‘keberadaan bakteri dalam darah’, dimana
beban bakteri dalam darah biasanya sangat rendah dan secara klinis tidak

49
signifikan-yaitu bakteriemia tanpa gejala. Bakteremia dapat diproduksi secara
sederhana dengan menyikat gigi atau mengunyah, terutama di bagian adanya
periodontitis. 15
Septicemia: secara harfiah 'sepsis darah', terlihat Ketika sejumlah
besar organisme masuk dan / atau aktif berkembang biak dan bertahan dalam
aliran darah, menghasilkan tanda dan gejala klinis seperti hipotensi, demam dan
kerasnya. 15
Sindrom sepsis: respons sistemik terhadap mikroba produk atau
konstituen yang beredar dalam darah dimediasi oleh sitokin inflamasi. 15

Septicemia dan sindrom sepsis


Patogenesis dan gambaran klinis
Setelah aliran darah diserang oleh mikroba, inangnya merespons
dengan mengaktifkan mekanisme pertahanannya, yang mengarah ke produksi
kaskade sitokin inflamasi (mis. interleukin-1, faktor nekrosis tumor). Itu
pelepasan sitokin diatur oleh endotoksin dari Gram-bakteri negatif, peptidoglikan
dari bakteri Gram-positif dan eksotoksin dari kedua kelompok ini. Secara umum,
ini sitokin bermanfaat dalam menghilangkan organisme, tetapi produksi yang
berlebihan dapat menyebabkan disfungsi organ dan syok septik sirkulasi -
sindrom sepsis. 15
Beberapa pasien dikatakan mengembangkan sistemik sindrom respons
inflamasi (SIRS) tergantung pada tanda-tanda klinis mereka; ini termasuk
hipotensi, demam, kekakuan, oliguria dan gagal ginjal. Terkadang infeksi
mungkin memicu aktivasi patologis sistem koagulasi (Koagulasi intravaskular
diseminata (DIC) dan karena untuk konsumsi trombosit dan faktor pembekuan,
gangguan pendarahan yang parah.15

2.4.3 Infeksi Pada Saraf Pusat dan Sistem Alat Gerak

50
Infeksi pada sistem saraf pusat karena cairan serebrospinal tidak
memiliki antimikroba yang efektif pertahanan, infeksi umum dengan cepat
menetapkan kapan piogenik organisme memasuki ruang subaraknoid dan
cerebrospi cairan akhir. Ini mungkin disebabkan oleh15:
 Penyebaran langsung karena trauma dan akibat dari pelanggaran integumen
sistem saraf pusat
 Penyemaian melalui darah dari fokus infektif perifer. 15

Meningitis
Peradangan pada meninges, selaput yang menutupi otak dan sumsum
tulang belakang, diklasifikasikan menurut agen aetiologis, sebagai:
 Meningitis bakteri (juga disebut piogenik atau meningitis polimorfonuklear)
 Meningitis virus (juga disebut aseptik atau limfositik meningitis). 15
Bakteri meningitis
Meningitis bakteri lebih parah daripada tipe virus dan tetap menjadi
penyebab serius morbiditas dan mortalitas meskipun terapi antibiotik. Diagnosis
yang cepat adalah dari intinya dalam mencegah penonaktifan gejala sisa infeksi
dan kematian. 15
Gambaran klinis
Gejalanya meliputi sakit kepala parah, demam, muntah, foto fobia dan
kejang-kejang yang menyebabkan kantuk dan tidak nyaman kesadaran. Tanda
utamanya adalah iritasi meningeal,yaitu kekakuan leher dan tulang belakang, dan
tanda Kernig (nyeri dan resistensi pada perpanjangan lutut ketika paha
tertekuk).15

2.4.4 Infeksi Pada Saluran Pencernaan (Gastrointestinal)

51
Pada orang yang sehat dan puasa, perutnya steril atau mungkin hanya
mengandung beberapa organisme, karena pH-nya rendah dan enzim. Pola makan
memiliki efek besar pada flora usus.
Usus kecil dapat dijajah dengan streptokokus, lactobacilli dan ragi
(terutama Candida albicans); proporsi dari ini dan organisme lain bervariasi,
tergantung pada kebiasaan diet. Di ileum, flora khas Gram-negatif (mis.
Bacteroides spp. dan Enterobacteriaceae) terlihat, dan usus besar memiliki
populasi flora beragam yang padat. Ini termasuk anggota Enterobacteriaceae,
Enterococcus faecalis, Bacteroides spp., Clostridium spp., bifidobacteria dan
streptokokus anaerob. Anaerob melebihi aerob sejauh dan terdiri dari sebagian
besar bakteri di usus besar. Sekitar 20% tinja mengandung bakteri, sekitar 1011
organisme per gram. Seperti di rongga mulut, saluran gastrointestinal
menampung banyak sekali unculturable, dan belum ditemukan organisme. 15
Patogen penting
Infeksi saluran cerna adalah penyebab utama morbiditas dan kematian
di seluruh dunia. Misalnya, penelitian terbaru telah mengungkapkan bahwa,
secara global, diare dan dehidrasi parah adalah bertanggung jawab setiap tahun
atas kematian 1.575.000 anak-anak di bawah usia 5. Sebagian besar penyakit ini
dapat dicegah dan disebabkan oleh makanan yang buruk, dan kebersihan pribadi,
buruk sanitasi dan kurangnya sistem air perpipaan berkualitas. 15
Berbagai infeksi saluran pencernaan adalah disebabkan oleh populasi
yang sama bervariasi dari agen mikroba. Agen penyakit diare, termasuk mereka
yang dianggap sebagai agen umum racun makanan, tercantum dalam Tabel 26.1.
Bakteri yang bersifat diare di negara berkembang disebabkan oleh15:
 Campylobacter spp.
 Shigella spp.
 Salmonella spp.
 Escherichia coli

52
 Staphylococcus aureus
 Clostridium welchii. 15

Kolera yang disebabkan oleh Vibrio cholerae patut diperhatikan


sebagai penyakit diare umum di negara berkembang, bersama-sama dengan hal
tersebut di atas. Penyakit yang kurang umum termasuk infeksi yang disebabkan
oleh Clostridium difficile dan Bacillus cereus.15

2.4.5 Infeksi Pada Saluran Genitourinary


Flora normal dan pertahanan alami saluran genitourinary
Flora vagina dominan pada wanita dewasa terdiri dari lactobacilli.
Mereka menjaga pH vagina rendah dan tampak mencegah tumbuhnya patogen
potensial. Contohnya, penindasan mereka dengan antibiotic dapat menyebabkan
pertumbuhan berlebih ragi Candida albicans ditemukan dalam jumlah yang
relatif rendah di vagina yang sehat. Kelompok umum vagina lainnya organisme
termasuk difteri, streptokokus, anaerob dan coliforms. Sebagian besar organisme
ini dapat berperilaku sebagai tunogen patogen ketika kondisi yang tepat terjadi. 15
Kira-kira 20% wanita dari usia subur mengandung streptokokus β-
hemolitik kelompok B dalam vagina. Ini mungkin diperoleh oleh bayi selama
perjalanannya melalui kelahiran saluran, yang mengakibatkan infeksi serius
seperti meningitis dan sepsis. 15
Urin dalam kandung kemih biasanya steril, tetapi batal urin sering
terkontaminasi oleh flora dari distal bagian dari uretra, seperti Staphylococcus
epidermidis, coliform, difteri, dan streptokokus. Selain itu, dalam betina,
organisme hadir di bagian distal uretra dapat termasuk kontaminan dari flora usus
tersebut sebagai enterobacteria dan lactobacilli. Aksi memerah dari urin bisa
dibilang faktor pertahanan paling penting dari uretra pada pria dan wanita.
Mekanisme bakterisida di mukosa kandung kemih, termasuk respons antibodi

53
local dan lisozim, memainkan peran penting dalam mencegah peningkatan
infeksi saluran kemih. 15

Penyakit menular seksual


Sekelompok besar infeksi pada dasarnya ditularkan oleh hubungan
seksual; mereka dapat mempengaruhi heteroseksual dan mitra homoseksual.
Memvariasikan pola perilaku seksual dapat menyebabkan infeksi seperti itu yang
bermanifestasi dalam rongga mulut, orofaring dan rektum; penyakit menular
seksual sering - tetapi tidak selalu - menghasilkan lesi genital; beberapa di
antaranya menghasilkan penyakit sistemik parah yang bahkan dapat
menyebabkan kematian, seperti human immunodeficiency virus (HIV) infeksi
dan hepatitis B. 15
Gonorrhoea
Gonorrhoea disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae (gonococcus). 15
Gambaran klinis
Pada wanita: uretritis akut, peningkatan sekresi vagina debit purulen.
Pada pria: uretritis gonokokal akut dengan disuria parah dan keluarnya cairan.
Penyakitnya mungkin melibatkan rektum dan orofaring. Faringitis, sakit
tenggorokan, tonsilitis dan gingivitis dapat terjadi sebagai akibat dari gonokokal
infeksi, terutama dari kontak orogenital pada homoseksual laki-laki. Infeksi tanpa
gejala sering terjadi pada pria dan wanita-wanita. Komplikasi termasuk
prostatitis, salpingitis dan kadang-kadang menyebar hematogen, menyebabkan
radang sendi, septicaemia dan meningitis.15

2.4.6 Infeksi Kulit dan Luka

54
Kulit memiliki komunitas mikroba yang berkembang; ada sekitar 103 –
104 organisme per sentimeter persegi kulit. 15
Bakteri ini mungkin:
 Flora normal atau residen - populasi stabil organisme dalam hal jumlah dan
komposisi
 Flora sementara - pada dasarnya ‘dalam perjalanan’ tetapi mungkin
berkembang biak untuk waktu yang singkat; dengan cepat dihilangkan karena
persaingan dari flora normal. 15
Flora penduduk utama kulit termasuk stafilokokus- terutama
Staphylococcus epidermidis (pembawaan asimptomatik dari Staphylococcus
aureus sering terjadi pada ceruk tertentu seperti nares anterior dan aksila),
propionibacteria, mikrokokokus dan difteri. 15
Sebagian besar dari mereka berada di lapisan bawah korneum, tetapi
beberapa ditemukan di folikel rambut dan bertindak sebagai reservoir, mengisi
kembali flora superfisial setelah tangan pencucian. Komposisi flora normal di
daerah tubuh seperti kulit kepala, aksila dan daerah kemaluan berbeda karena
perbedaan ekologis seperti pH, suhu temperature dan nutrisi (mis. sebum, asam
lemak, urea). 15
Deskuamasi terus menerus dari stratum corneum dan sifat tahan epitel
adalah hambatan utama untuk menyerang organisme. Pertahanan antimikroba
lainnya termasuk lisozim (berkeringat, sebum dan sobek), bakteriosin diproduksi
oleh komensal dan asam lemak yang dihasilkan dari hidrolisis trigliserida
sebum.15

Infeksi kulit
Infeksi stafilokokus

55
Bisul, styes, carbuncle, sycosis barbae dan angular cheilitis semuanya
disebabkan oleh stafilokokus. Bisul adalah hal yang umum, infeksi pada folikel
rambut dengan suplementasi sentraltion; nanah akhirnya keluar dan bisul
sembuh, pergi tidak ada bekas luka. Karbunkel, sekarang jarang, adalah abses
besar, yang terjadi di belakang leher, terutama pada orang dengan diabetes.
Mereka dikaitkan dengan kesal konstitusional dan rasa tidak enak. Sycosis
barbae adalah infeksi kulit stafilokokus melibatkan area cukur wajah. 15
Infeksi streptokokus
Berbeda dengan infeksi stafilokokus, yang umumnya tetap
terlokalisasi, infeksi streptokokus pada kulit cenderung untuk menyebar secara
subkutan dan dapat menyebabkan hal berikut kondisi. 15
Selulitis
Streptococcus pyogenes kelompok A adalah pelaku yang paling
umum, walaupun Staphylococcus aureus mungkin terlibat dalam beberapa hal.
Selulitis adalah penyakit serius karena penyebaran infeksi subkutantion dapat
membawa patogen ke limfatik dan pembuluh darah, yang mengakibatkan
gangguan konstitusional dan septikemia. 15
Erysipelas (luka api)
Jenis selulitis khas yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes
biasanya terlihat pada orang tua. Lesi biasanya ada di wajah dan anggota badan;
distribusi lesi pada wajah sering terjadi seperti kupu-kupu dengan tekstur khas
'kulit jeruk' kulit dan indurasi; pasien mungkin sakit akut dengan tinggi demam
dan toksaemia. 15
Impetigo
Penyakit anak kecil: vesikel muncul di kulit di sekitar mulut dan
kemudian menjadi purulen, dengan karakter kulit berwarna madu; keduanya
Streptococcus pyogenes dan Staphylococcus aureus terlibat. 15
Fasciitis nekrotikans

56
Fasciitis nekrotikans adalah infeksi yang berkembang dengan cepat
dengan ketebalan penuh kulit sampai ke bidang fasia, menyebabkan nekrosis
yang luas dan kehilangan jaringan. Kulit terlihat awalnya normal, tetapi infeksi
menyebar secara diam-diam sepanjang pesawat fasia, menghancurkan suplai
darah ke kulit, yang berubah warna dan menjadi nekrotik dalam beberapa jam
(karena itu istilah tabloid 'bakteri pemakan daging'). Pasien sakit parah dengan
toksaemia dan syok, dan bisa mati di dalam 24 jam. Dahulu disebut 'gangren
streptokokus', bisa jadi disebabkan oleh flora campuran yang terdiri dari
stafilokokus, ketat anaerob dan Enterobacteriaceae; pelanggaran utama
organisme adalah Streptococcus pyogenes. Manajemen memerlukan eksisi segera
kulit, antibiotik dan terapi suportif.15

BAB III

57
PENUTUP

3.1Kesimpulan

Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang berukuran sangat


kecil yaitu dalam skala micrometer atau micron (µ). Dunia mikroorganisme
terdiri dari lima (5) kelompok organisme, yaitu: bakteri, protozoa, virus, algae
serta cendawan (jamur) mikroskopik. Ilmu yang mempelajari mikroorganisme
disebut mikrobiologi. Mikrobiologi berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu
mikros artinya kecil, bios artinya hidup, dan logos artinya ilmu. Mikrobiologi
merupakan suatu ilmu tentang organisme hidup yang berukuran mikroskopis.
Sejarah mikrobiologi bermula ketika Antoni van Leeuwenhoek (1632-
1723) menemukan adanya kehidupan di dalam setetes air danau yang diamati
menggunakan lensa gelas. Mikrobiologi berperan dalam banyak bidang, salah
satunya adalah bidang kedokteran gigi, dimana peran mikrobiologi ini bias
berupa peran negative maupun peran positif. Contohnya, Streptococcus mutans
yang berperan dalam karies gigi dan Bifidobacterium bifidum dan Lactobachillus
acidophillus yang terkandung dalam yoghurtdi mana bakteri ini dapat
mengurangi jumlah koloni Streptococcus mutans bakteri penyebab karies gigi.
Bakteri temasuk dalam mikroorganisme di mana terdapat bakteri flora
normal yang meyebabkan masalah (infeksi) pada rongga mulut diantaranya;
Streptococcus mutans, Staphylococcus aureus, Lactobacilli, dan Actinomyces
israelii. Bakteri juga dapat menyebabkan infeksi di beberapa bagian tubuh
manusia diantaranya: infeksi pada saluran pernapasan, sistem kardiovaskular,
saraf pusat, sistem alat gerak, sistem pencernaan (gastrointestinal), saluran
genitourinary, kulit, dan luka.

DAFTAR PUSTAKA

58
1. Anonim. Mikrobiologi Kedokteran. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/SHA
REit/SM-A600G/file/1%20MIKROBIOLOGI%20KEDOKTERAN%20Mikroorg
anisme%20merupakan%20makhluk%20hidup%20yang
%20berukuran\20...%20(%20PDFDrive.com%20).pdf. Diakses pada tanggal 1
Mei 2020.
2. Putri, Meganada Hiaranya, Sukini, dan Yodong. Mikrobiologi. Jakarta: Badan
Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan. 2017: 49-
53; 115-117
3. Kresnoadi. Penjelasan Mengenai Teori Asal Usul Kehidupan dalam Biologi
[Artikel]. https://blog.ruangguru.com/teori-asal-usul-kehidupan. 2018. Diaks- es
pada tanggal 05 Mei 2020.
4. Syahrurachman, Agus, dkk. Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi [E-book]. Staf
Pengajar Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (Ed).
Jakarta: BINARUPA AKSARA Publisher. 1994: 19-20
5. Brooks, geo F. Butel, janet S. Morse, Stephen A. Jawetz, Melnick, & Adelberg's
Mikrobiologi Kedokteran ed:23. Penerbit buku kedokteran EGC. 2007. Hal: 43-
48;149-152;199-200
6. Filippis I, McKee ML. Molecular Typing in Bacterial Infections. Springer
Science & Business Media. 2012
7. Jyonti, Chandra. Peran Flora Normal Dalam Rongga Mulut.
https://www.academia.edu/9653252/Peran_flora_normal_dalam_rongga_mulut.
Diakses pada tanggal 05 Mei 2020.
8. Honeyman, A. L., Friedman, H., Bendinelli, M. 2002. Staphylococcus aureus
Infection and Disease. New York: Kluwer Academic Publishers, pp 117-125.
9. Aryulina, Diah. 2010. Penerapan Lesson Study Pada Microteaching Bagi Calon
Guru Biologi. Bengkulu. Jurnal Forum Kependidikan. Vol.30 No.1, Juni 2010.
10. B, Aslim, dan Mendi A. Antioxidant lactobacilli could protect gingival
fibroblasts against hydrogen peroxide: a preliminary in vitro study.

59
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25069649. 2014. Diakses pada tanggal 07
Mei 2020.
11. Genco R. J., Williams R.C. Periodontal Disease and Overall Health: A
Clinician’s Guide. United States of America. 2010
12. Athifa, Erni Marlina, dan Harlina. Penanganan herpes simpleks labialis rekuren
(Management of recurrent herpes simplex labialis) [Junal]. Dentofasial, Vol.13,
No.3, Oktober 2014: 195
13. Setiadhi, Riani, dan Suniti. Infeksi herpes simpleks virus 1 rekuren dengan faktor
predisposisi stres emosional [Jurnal]. Jurusan Kedokteran Gigi Universitas
Padjajaran Bandung. Desember 2018: 208
14. Murtiastutik, Dwi, dan Laissa Bonita. Penelitian Retrospektif: Gambaran Klinis
Herpes Simpleks Genitalis (A Retrospective Study: Clinical Manifestation of
Genital Herpes Infection) [Jurnal]. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin –
Periodical of Dermatology and Venereology. Vol. 29 / No. 1 / April 2017: 30
15. Samaranayake, Lakshman. Essential Microbiology For Dentistry 4th Edition [E-
book]. China: Churchill Livingstone Elesevier. 2012: 121-133; 175-176; 195-233
16. M, Jusri dan Marlina, Erni. Diagnosis klinis infeksi herpes zoster (laporan kasus)
Clinic diagnosis of herpes zoster (case report) [Jurnal]. Dentofasial, Vol.10,
No.3. Oktober 2011: 161
17. Dewi Anggreani Bibi, Udijanto Tedjosasongko, dan Irmawati. Penurunan jumlah
Streptococcus mutans pada saliva anak dengan ortodonti cekat setelah konsumsi
yoghurt (Reduction of salivary Mutans Streptococci in children with fixed
orthodontic appliance after yoghurt consumption) [Jurnal]. Dental Jurnal
(Majalah Kedokteran Gigi). Volume 47, Number 2. Departemen Ilmu Kedokteran
Gigi Anak Universitas Airlangga Surabaya – Indonesia. 2014: 82-83
18. Suardi, Hijra Novia. ANTIBIOTIK DALAM DUNIA KEDOKTERAN GIGI.
Cakradonya Dent J. DepartemenFarmakologi Fakultas Kedokteran Universitas
Syiah Kuala. 2014: 692

60
19. Dr. Tom betsy. Koegh, Jim. Microbiology Demistyfied. The McGraw- Hill
Companies. 2005. Hal: 154-155
20. Anonim. https://www.belajaripa.net/reproduksi-bakteri/reproduksi-bakteri-secara-
aseksual-dengan-membelah-diri-secara-biner/. Diakses pada tanggal 4 Mei 2020
21. Anonim.https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1198743X1630115X.
Diakses pada tanggal 4 Mei 2020

61

Anda mungkin juga menyukai