SEJARAH MIKROBIOLOGI
Dosen Pembimbing
Disusun oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga
berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Sejarah mikrobiologi”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini, dan tidak lupa kepada Dosen Pembimbing Ibu Panca Nugrahini F, S.T.,.M.T.
yang telah membimbing kami hingga makalah ini dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri maupun
kepada pembaca umumnya. Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme dan mempunyai sejarah panjang dalam
perkembangannya, yang menghasilkan penemuan-penemuan penting oleh para ilmuan yang dipakai sampai sekarang
dalam dunia mikro modern, seperti Antonie Van Leeuwenhoeke dengan mikroskopnya, teori abiogenesis, fermentasi
sebagai proses mikrobiologis, peran mikroorganisme sebagai penyebab penyakit.
Mikrobiologi dalam istilah luas yang berarti studi tentang organisme hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat
dengan mata telanjang. Dalam bahasa Yunani “Mikrobiologi” diartikan sebagai micros yang berarti kecil, bios yang
artinya hidup dan logos yang artinya kata atau ilmu. Dalam konteks pembagian ilmu modern, Mikrobiologi mencakup
studi tentang bakteri (bakteriologi), jamur (mikologi), dan virus (virology). (Stanier, 1982).
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme mikroskopik yang sebagian besar berupa satu sel yang terlalu
kecil untuk dapat dilihat menggunakan mata telanjang. Mikroba berukuran sekitar seperseribu millimeter (1 mikrometer)
atau bahkan kurang, walaupun ada juga yang lebih besar dari 5 mikrometer. Karenanya, mikroba hanya bisa dilihat
dengan menggunakan alat bantu berupa mikroskop.
Mikroba adalah Segala jasad hidup yang berukuran kecil ( mikroba / mikroorganisme / jasad renik). Disebut
jasad renik karena ukurannya yang kecil (kurang dari 0,1 mm), sehingga sukar dilihat dengan mata biasa, umumnya hanya
dapat dilihat dengan alat pembesar atau mikroskop, ada mikroba yang berukuran besar sehingga dapat dilihat tanpa alat
pembesar, pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan dengan jasad tingkat tinggi.
Dalam sehari-hari bakteri sangat berperan. Baik peran positif maupun peran negatif, baik di bidang kesehatan,
makanan, lingkungan maupun di bidang industri misalnya industri tekstil,industri kimia dan industri obat-obatan.
Mikroorganisme yang bermanfaat antara lain: mikroorganisme yang menghuni tubuh (flora normal), beberapa
mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi makanan: pembuatan keju, anggur, yoghurt, tempe/oncom, kecap,
dll, produksi penisilin, sebagai agen biokontrol, serta yang berkaitan dengan proses pengolahan limbah. Mikroorganisme
tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik dari suatu ekosistem karena berperan sebagai
pengurai. Oleh karena itu organisme yang hidup di dalam tanah berperan aktif dalam proses-proses pembusukan,
humifikasi dan mineralisasi. Ada juga mikroorganisme tertentu yang dapat mengikat zat lemas (N) dari udara bebas
sehingga dapat menyuburkan tanah.
Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan peran sebagai bukti keberadaannya.
Mulai dari pembentukan minyak bumi di dasar-dasar samudra sampai proses pembuatan tempe, semuanya merupakan
‘pekerjaan’ mikroorganisme. Bukan cuma itu, sekarang mikroorganisme telah digunakan dalam pembuatan antibiotika,
berbagai bahan makanan, sampai pada teknik rekayasa genetika modern. Begitu banyak dan dominannya peranan
mikroorganisme dalam kehidupan ini menjadi salah satu unsur dalam cakupan mikrobiologi (Ali, Iqbal. 2008).
Mikroorganisme yang merugikan, antara lain yang sering menyebabkan berbagai penyakit (hewan, tumbuhan,
manusia), diantaranya: flu burung dan flu babi yang akhir-akhir ini menggemparkan dunia termasuk Indonesia, yang
disebabkan oleh salah satu jenis mikroorganisme yaitu virus. Selain itu, juga terdapat beberapa jenis mikroorganisme yang
dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah memahami sejarah mikrobiologi serta sejarah perkembangan mikrobiologi
dan dapat memahami mikrobiologi keteknikan
E. Capaian Pembelajaran
5
BAB II
ISI
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme. Objek kajiannya
biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik,
protozoa, dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai
makhluk hidup.
Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat penting dalam biologi
setelah Louis Pasteurdapat menjelaskan proses fermentasi anggur (wine) dan membuat vaksin rabies. Perkembangan biologi
yang pesat pada abad ke-19 terutama dialami pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang penting
lain: biokimia.
Penerapan mikrobiologi pada masa kini masuk berbagai bidang dan tidak dapat dipisahkan dari cabang lain karena
diperlukan juga dalam bidang farmasi, kedokteran, pertanian, ilmu gizi, teknik kimia, bahkan hingga astrobiologi dan
arkeologi.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobiologi
Kata mikrobiologi berasal dari bahasa Yuniani, yaitu: micros = kecil, bios = hidup, logos = ilmu. Jadi mikrobiologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari organisme hidup yang kecil yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Organisme yang dipelajari dalam mikrobiologi yaitu mikroorganisme, yang meliputi bakteri, virus, jamur, protozoa. Cabang
ilmu mikrobiologi ada yang didasarkan pada kelompok mikroba yang dipelajari, seperti bakteriologi, virologi dan mikologi
Sumber : https://docplayer.info/34818359-I-perkembangan-mikrobiologi.html
A B
(Bakteri) (Mikrofungi)
(Virus)
Sumber gambar:
A(Bakteri)https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2018/08/25/bakteri-pengurai-fosfat-
5b810b3dbde5751c08289447.jpg?t=o&v=350
B(mikrofungi) https://www.thegardener.co.za/wp-content/uploads/Aspergillus.jpg
C(virus) https://www.news-medical.net/image.axd?picture=2018%2F11%2Fshutterstock_1089713012.jpg
6
Mikrobiologi dibagi menjadi dua bidang besar, yaitu:
a. Mikrobiologi dasar
Bidang mikrobiologi dasar mempelajari berbagai struktur fisik dan reaksi kimia mikroorganisme. Banyak
proses biokimia pada mikroorganisme juga terjadi pada organisme multiseluler, sehingga mikroorganisme dapat menjadi
model dalam mempelajari proses biokimia dan genetik pada organisme lainnya. Hal ini juga didukung oleh kemampuan
reproduksi mikroorganisme yang tinggi.
b. Mikrobiologi terapan
Bidang mikrobiologi terapan mempelajari penggunaan ilmu mikrobiologi dalam memecahkan masalah praktis
dalam kedokteran, pertanian dan industri. Berbagai penyakit infektif pada manusia, hewan dan tumbuhan, disebabkan oleh
mikroorganisme. Mikroorganisme juga berperan penting dalam menentukan kesuburan tanah. Dalam bidang industri,
mikroorganisme berperan dalam produksi antibiotik dan protein. Sebagai bagian dari ekosistem, mikroorganisme juga
banyak berperan dalam siklus energi dan kondisi lingkungan.
Sumber : https://docplayer.info/34818359-I-perkembangan-mikrobiologi.html
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai
mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik.
Dunia mikroorganisme terdiri dari 5 kelompok organisme, yaitu bakteri, protozoa, virus, algae, dan cendawan.
Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya bermanfaat dan yang lain
merugikan. Mikroorganisme yang bermanfaat antara lain: yang menghuni tubuh (flora normal), beberapa mikroorganisme
yang terlibat dalam proses fermentasi makanan: pembuatan keju, anggur, yoghurt, tempe/oncom, kecap, dll, produksi
penisilin, sebagai agens biokontrol, serta yang berkaitan dengan proses pengolahan limbah. Mikroorganisme yang
merugikan, antara lain yang sering menyebabkan berbagai penyakit (hewan, tumbuhan, manusia), diantaranya: flu burung
yang akhir-akhir ini menggemparkan dunia termasuk Indonesia, yang disebabkan oleh salah satu jenis mikroorganisme
yaitu virus. Selain itu, juga terdapat beberapa jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
Asal usul kehidupan mikroorganisme diawali dengan kegemaran seorang ilmuwan bernama Leeuwenhoek
yang mengamati mikroorganisme pada air hujan, air laut, dan kotoran gigi. Ternyata pada berbagai bahan tadi banyak
ditemukan jasad renik, diantaranya protozoa, khamir, dan bakteri. Walaupun saat itu, Leeuwenhoek hanya menggunakan
jenis mikroskop yang sangat sederhana.
Kemudian berkembang, munculnya jasad renik berasal dari dekomposisi jaringan tumbuhan/hewan yang telah
mati atau dengan kata lain kehidupan muncul begitu saja dan berasal dari bahan mati, sehingga dikenal dengan teori
Generatio Spontanea: Abiogenesis (abio: tidak hidup, genesis: asal). Teori tersebut diperkuat dengan pembuktian bahwa
daging yang dibiarkan membusuk akan menghasilkan belatung.
Namun, teori tersebut dapat dipatahkan oleh Francesco Redi, dkk. melalui beberapa percobaan yang
dilakukannya, sehingga berkembang teori baru yang dikenal dengan Generatio Spontanea: Biogenesis yang menyatakan
bahwa kehidupan berasal dari bahan yang hidup. Hal ini dibuktikan bahwa belatung pada daging yang membusuk tidak
terjadi secara mendadak dan berasal dari bahan mati. Tetapi, lalat tertarik dengan daging yang membusuk, kemudian bertelur
di atas kain yang menutupi dagingnya, baru kemudian tumbuh belatung. Teori itupun akhirnya disanggah lagi oleh beberapa
tokoh yang menyatakan bahwa mikroorganisme terjadi tidak secara tiba-tiba. Tokoh-tokoh tersebut antara lain: John
Needham, Lazzaro Spallanzani. Sedangkan John Tyndall dan Louis Pasteur adalah tokoh-tokoh yang memberikan
sanggahan akhir terhadap teori generation spontanea dengan dibuktikannya proses fermentasi, dengan menyatakan bahwa
mikroorganisme hanya dapat muncul atau timbul akibat dari aktivitas jasad renik lain.
Saat ini informasi yang diperoleh dari mikrobiologi memberikan sumbangan besar, khususnya dalam
mengawasi penyakit menular. Selain itu, mikroorganisme telah digunakan untuk mempelajari berbagai proses biokimia
yang diketahui terjadi pula pada bentuk kehidupan yang lebih tinggi. Banyak fakta tentang metabolisme manusia yang
diketahui sekarang mula-mula diketahui terjadi pada mikroorganisme. Demikian pula dengan teknologi yang sekarang
sedang popular, misal Rekayasa Genetik, yang tidak lain merupakan perkembangan genetika molekuler yang menjelaskan
bagaimana gen mengatur aktivitas sel. Semua ini berasal dari studi tentang mikroorganisme.
Jadi, bidang mikrobiologi tidak hanya studi tentang penyebab penyakit tetapi merupakan studi tentang semua aktivitas
hayati mikroorganisme. Diharapkan di waktu mendatang, dapat mengendalikan kelainan genetika dan penyakit seperti
kanker. Selain itu, juga diharapkan dapat diperoleh berbagai varietas hewan/tumbuhan yang berkualitas (cepat panen, tahan
penyakit, dan produktivitasnya tinggi).
7
C. Pembiakan dan Pertumbuhan Mikroorganisme
Pada bahasan berikut ini dititikberatkan pada metode/prosedur untuk menumbuhkan (membiakan)
mikroorganisme di laboratorium. Terdapat beberapa mikroorganisme memerlukan keadaan yang sangat khusus, misalnya
tidak ada O2 sama sekali (kondisi an aerob), sedikit O2 (microaerofilik), mutlak ada O2 (aerob), ada/tidak ada O2 (fakultatif).
Selain itu, biasanya mikroorganisme di alam masih terdapat dalam bentuk campuran, dengan kata lain terdiri dari beberapa
jenis mikroorganisme atau belum murni. Oleh karena itu, di dalam penelaahan terhadap suatu mikroorganisme, selain
ditumbuhkan juga perlu dilakukan isolasi. Berikut ini akan dibahas tentang beberapa teknik isolasi mikroba dan
pertumbuhan/pembiakannya.
a) Isolasi Mikroba
Beratus-ratus spesies mikroba dapat menghuni berbagai macam bagian tubuh kita, misal: mulut, saluran pencernaan, kulit,
dll. Sekali bersin dapat menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Satu gram kotoran manusia/hewan dapat mengandung
jutaan bakteri. Udara, air, tanah, juga dihuni oleh sekumpulan mikroorganisme.
Populasi mikroorganisme tersebut pada umumnya terdapat dalam populasi campuran. Amat jarang mikroorganisme tersebut
dijumpai sebagai satu spesies tunggal. Di sisi lain, untuk mencirikan dan mengidentifikasikan suatu spesies mikroorganisme
tertentu, yang pertama harus dilakukan adalah memisahkannya dari organisme lain, hingga diperoleh biakan murni. Biakan
murni adalah biakan yang sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal.
Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya
telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme
saja. Teknik tersebut dikenal dengan Isolasai Mikroba. Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu:
Bila bakteri diinokulasikan ke dalam medium baru, pembiakan tidak segera terjadi tetapi ada periode penyesuaian pada
lingkungan yang dikenal dengan pertumbuhan. Kemudian akan memperbanyak diri (replikasi) dengan laju yang konstan,
sehingga akan diperoleh kurva pertumbuhan. Pada kurva pertumbuhan dikenal beberapa fase pertumbuhan, yaitu:
8
1) fase lamban/lag phase/fase adaptasi
Fase lamban merupakan periode awal dan merupakan fase penyesuaian diri (adaptasi), sehingga tidak ada pertambahan
jumlah sel bahkan kadang-kadang jumlah sel menurun.
2) fase cepat/fase log/eksponensial
Fase cepat merupakan periode pembiakan yang cepat. Pada periode ini dapat teramati ciri-ciri sel yang aktif. Waktu
generasi pada setiap bakteri dapat ditentukan pada fase cepat ini. Pada fase tersebut dapat terlihat beberapa sel mulai
membelah, yang lainnya setengah membelah, dan yang lainnya lagi selesai membelah.
3) fase statis
Pada fase statis pembiakan mulai berkurang dan beberapa sel mati. Apabila laju pembiakan sama dengan laju kematian,
maka secara keseluruhan jumlah sel tetap konstan. Hal ini dapat disebabkan karena berkurangnya nutrien ataupun
terbentuknya produk metabolisme yang cenderung menumpuk mungkin menjadi racun bagi bakteri yang bersangkutan.
4) fase kematian
Fase kematian merupakan fase dimana proses pembiakan telah berhenti. Sel-selnya sudah mati, yang kemudian akan
diikuti dengan proses lisis. Apabila laju kematian melampaui laju pembiakan, maka jumlah sel sebenarnya menurun.
Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi pertumbuhan suatu mikroorganisme. Faktor lingkungan
yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba tersebut terbagi mejadi tiga kelompok besar, yaitu faktor fisika, faktor
kimia, dan faktor biologi. Faktor fisika antara lain suhu, kandungan oksigen, tekanan osmotik, pH, dan lain-lain. Faktor
kimia antara lain senyawa racun atau senyawa kimia lain yang berfungsi sebagai bahan makanan. Faktor biologi antara
lain interaksi dengan mikroorganisme lain (Gandjar dkk. 1992).
1) Faktor Fisika
Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan mikroba adalah mempengaruhi laju reaksi enzimatis dan kimia di dalam
sel. Semakin meningkat suhu, maka laju reaksi akan semakin cepat. Namun, pada taraf suhu tertentu, komponen
sel akan mengalami kerusakan. Suhu akan meningkatkan metabolisme sampai pada titik terjadinya denaturasi.
Ketika mencapai titik tersebut, fungsi sel akan menurun sampai ke titik nol. Berdasarkan hal tersebut, ada tiga
tingkatan suhu yang memengaruhi mikroorganisme. Suhu minimum adalah batas terendah bagi suatu mikroba
masih dapat hidup, suhu optimum adalah suhu optimal bagi suatu mikroba untuk melakukan pertumbuhan, dan
suhu maksimum adalah batas tertinggi bagi suatu mikroba untuk dapat hidup (Madigan dkk. 2011). Berdasarkan
bentuk adaptasi terhadap suhu, mikroba diklasifikasikan ke dalam empat, yaitu:
Psikrofilik adalah mikroba yang menyukai kondisi dingin.
Mesofilik adalah mikroba yang menyukai temperatur sedang. Contoh bakteri mesofilik adalah
Clostridium botulinum.
Termofilik adalah mikroba yang menyukai kondisi panas. Contoh bakteri termofilik adalah Clostridium
nigridicans dan Bacillus stearothermophilus.
Hipertermofilik adalah mikroba yang menyukai kondisi suhu sangat panas.
2) Faktor Kimia
Faktor kimia yang memengaruhi mikroorganisme adalah senyawa kimia yang berfungsi sebagai bahan makanan
dan senyawa kimia yang bersifat racun bagi mikroorganisme. Senyawa kimia yang berfungsi sebagai bahan
makanan bagi mikroorganisme, misalnya karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, trace element, dan organic growth factor
(Tortora dkk. 2010). Sementara itu, senyawa yang bersifat racun bagi mikroba adalah zat desinfektan dan
antiseptik. Zat desinfektan adalah zat kimia yang dapat membunuh mikroorganisme, tetapi tidak perlu endospora,
dan digunakan pada objek yang mati. Zat antiseptik adalah agen kimia yang dapat membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroba dan tidak toksik jika digunakan oleh jaringan hidup. Contoh zat desinfektan adalah ethanol
dan detergen kationik yang digunakan untuk disinfeksi lantai, meja, dinding, dan lain-lain. Contoh zat antiseptik
adalah ethanol, walaupun dapat juga berfungsi sebagai desinfektan (Madigan dkk. 2011).
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi dan membandingkan zat yang bersifat racun bagi
mikroba, yaitu metode paper disk assay dan metode cylinder plate assay.
Metode paper disk assay memiliki prinsip membandingkan zat kimia yang beracun terhadap mikroba
dengan cara mecelupkan paper disk dalam zat kimia tersebut kemudian meletakkannya pada medium
yang telah ditumbuhkan bakteri. Jika agen kimia bersifat inhibitor, akan terbentuk zona bening (clear
zone) di sekitar disk. Ukuran dari zona bening adalah ekspresi dari tingkat efektivitas agen kimia tersebut
dan dapat dibandingkan secara kuantitatif dengan efek dari agen kimia yang lain (Benson 2001).
Sementara itu,
Metode cylinder plate assay memiliki prinsip yang sama seperti metode paper disk assay, namun bedanya
pada metode cylinder plate assay menggunakan silinder kaca (Gandjar dkk. 1992).
9
3) Faktor Biologi
Faktor biologi juga dapat memengaruhi pertumbuhan mikroorganisme, misalnya adalah peristiwa sinergisme
mikroba atau antagonisme mikroba. Sinergisme mikroba adalah peristiwa pada dua atau lebih mikroba yang
secara bersama-sama memproduksi substansi yang tak satupun dapat memproduksinya secara terpisah.
Antagonisme mikroba adalah peristiwa salah satu organisme pertumbuhannya terhambat dan yang lainnya tidak
terhambat (peristiwa tersebut disebut juga antibiose). Hal tersebut karena organisme inhibitor dapat memproduksi
substansi yang menghambat atau membunuh satu atau lebih mikroorganisme. Zat yang dapat menghambat atau
mematikan mikroorganisme yang lain disebut zat antibiotik (Benson 2001).
Sumber: https://www.generasibiologi.com/2016/11/faktor-mempengaruhi-pertumbuhan-mikroba-bakteri.html
10
A. Perkembangan Mikrobiologi
https://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/01/picture47.png
http://www.erwinedwar.com/2018/04/3-orang-yang-menemukan-dan.html
11
Leeuwenhoek telah membuat lebih dari 500 gambar mikroskop. Dalam desain dasar mikroskop Leeuwenhoek,
sebagian orang menganggap itu hanyalah kaca pembesar (karena hanya terbuat dari 1 lensa saja), bukan mikroskop seperti
yang digunakan sekarang (yang terdiri dari 2 lensa). Dibandingkan dengan mikroskop modern, mikroskop buatannya
adalah perangkat yang sangat sederhana, hanya menggunakan satu lensa, terpasang dalam lubang kecil di piring kuningan
yang membentuk tubuh instrumen. Spesimen dipasang pada titik fokus yang menempel di depan lensa, dan posisi dan
fokus bisa disesuaikan dengan memutar dua sekrup. Seluruh instrumen panjangnya hanya 3-4 inci dan harus diangkat
mendekat dengan mata dan memerlukan pencahayaan yang baik serta kesabaran yang besar dalam penggunaanya.
Meskipun pada jamannya telah ditemukan mikroskop 2 lensa yang hampir mirip dengan mikropskop saat ini, namun pada
saat itu pembuatannya masih rumit dibandingkan mikroskop ala Leewenhoek. Dan dengan ketrampilan Leewenhoek
dalam membuat lensa, dia berhasil membuat mikroskop yang mampu memperbesar objek sampai lebih dari 200 kali
sehingga gambar yang dihasilkan lebih jelas dan lebih terang. Meskipun ia sendiri tidak bisa menggambar dengan baik, ia
mempekerjakan ilustrator untuk menggambar objek yang ia amati dan gambar itu digunakan untuk melengkapi uraian
tertulis dari objek yang ia amati.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/14/perkembangan-mikroskop-sebagai-penemu-sejarah-mikrobiologi/
https://1.bp.blogspot.com/-WqsvYiANg14/WtwdoXSKVXI/AAAAAAAASKo/tBf-
iedLm2ABOWbRASgdmGKz8q6mhFrlgCLcBGAs/s320/9.%2BAntony%2BVan%2BLeeuwenhoek%2B-
%2Bmikroskop.jpg
Surat Leeuwenhoek yang paling terkenal dipublikasikan pada tanggal 16 Maret 1677. Dalam surat tersebut dia
menggambarkan penglihatannya pada setetes air hujan lewat mikroskop. Air itu diambil dari wadah di mana air tersebut
telah tergenang selama beberapa hari. Yang mengagetkan, dia melihat suatu hewan yang sangat kecil, yang sekarang
dikenal sebagai protozoa, sedang berenang di dalam air. Dia juga mengamati hewan lain yang tidak bergerak sama sekali,
yang sekarang disebut bakteri. Tidak ada seorang pun di Royal Society yang tahu tentang binatang-binatang kecil tersebut,
yang oleh Leeuwenhoek disebut animalcules. Atas permintaan anggota Royal Society, beberapa penduduk Delft yang
paling disegani diminta untuk memverifikasi penemuan Leeuwenhoek. Mereka membenarkannya, dan pada 1680,
Leeuwenhoek dipilih sebagai anggota Royal Society.
http://laspati07.wordpress.com
12
Penemu dari teori ini adalah Aristoteles (384-322 SM), seorang tokoh ilmu pengetahuan dari Yunani. Aristoteles
melakukan pengamatan pada ikan-ikan di sungai. Ia berpendapat bahwa ada sebagian ikan-ikan di sungai tersebut yang berasal
dari lumpur. Aristoteles juga melakukan percobaan pada tanah yang direndam air. Dari tanah rendaman ini muncul cacing.
Sehingga hal ini memperkuat dugaannya bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati.
https://www.perpusku.com/2017/01/teori-abiogenesis-generatio-spontanea.html
Ilmuwan lain yang mendukung teori ini adalah John Needham (1700). Ilmuwan dari Inggris ini melakukan percobaan
dengan merebus sebentar air kaldu yang berasal dari sepotong daging. Air kaldu tersebut menjadi keruh karena adanya
mikroorganisme. Ilmuwan tersebut kemudian berkesimpulan bahwa mikroorganisme berasal dari air kaldu.
Paham abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno (Ratusan Tahun Sebelum Masehi) hingga
pertengahan abad ke-17. Pada pertengahan abad ke-17, Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang
dapat digunakan untuk mengamati benda-benda aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh
para pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat
mereka.
http://effendyhaqee.blogspot.com/2014/02/teori-asal-usul-kehidupan.html
Laporan mengenai mikroorganisme oleh Leeuwenhoek kembali menimbulkan perdebatan mengenai asal usul
mikroorganisme yang dilihatnya. Sebagian orang percaya bahwa mikroba yang dilihat Leeuwenhoek merupakan hasil
perubahan yang terjadi pada makanan. Proses yang menunjukkan munculnya makhluk hidup dari makhluk tak hidup
disebut abiogenesis. Konsep tersebut mendukung teori generatio spontanea, yang menyebutkan bahwa makhluk hidup
dapat muncul dengan sendirinya dari makhluk tak hidup.
https://docplayer.info/34818359-I-perkembangan-mikrobiologi.html
Teori biogenesis
Teori biogenesis adalah teori asal usul kehidupan yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lain.
Adapun para ilmuwan yang mengemukakan teori ini Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Mereka
melakukan pengamatan tersendiri yang lebih terencana dan terstruktur.
1. Percobaan Francesco Redi
Francesco Redi (1665) adalah orang pertama yang melakukan percobaan untuk menyanggah teori abiogenesis. Redi
membuat percobaan dengan memasukkan daging ke dalam dua buah toples; toples tanpa penutup (terbuka) dan toples dengan
penutup.
Setelah beberapa hari diamati, muncul larva di daging dalam toples yang terbuka. Sementara daging di toples yang
tertutup bersih. Redi pun berkesimpulan bahwa belatung tersebut berasal dari lalat-lalat yang masuk ke dalam toples dan
bertelur di sana. Tidak berhenti sampai di situ, Redi kembali membuat percobaan untuk meyakinkan kesimpulannya.
https://blog.ruangguru.com/hs-fs/hubfs/percobaan%20francesco%20redi-
1.jpg?width=600&name=percobaan%20francesco%20redi-1.jpg
Dia memodifikasi toples yang digunakan dengan membuat tutup yang terbuat dari kain kassa. Hal ini dia lakukan agar
udara dari luar bisa masuk dan terjadi pembusukan daging, tetapi lalat tidak dapat masuk sehingga mencegah munculnya telur
lalat. Daging tersebut membusuk, dan tidak ada larva yang lahir.Francesco Redi membuktikan bahwa larva yang muncul
bukan berasal dari daging, melainkan telur lalat.
https://blog.ruangguru.com/teori-asal-usul-kehidupan
13
2. Percobaan Lazzaro Spallanzani
Hampir mirip dengan percobaan yang dilakukan oleh Redi, Spallanzani berusaha membuktikan bahwa munculnya
organisme berasal dari organisme lain yang hidup. Spallanzani melakukan pengujian dengan memanaskan air kaldu (rebusan
daging) di dua tempat yang berbeda.Setelah dipanaskan, masing-masing wadah diberikan kondisi yang berbeda: wadah yang
pertama diberi penutup, sementara wadah satunya dibiarkan terbuka.
https://blog.ruangguru.com/hs-
fs/hubfs/percobaan%20lazaro%20spallanzani.jpg?width=600&name=percobaan%20lazaro%20spallanzani.jpg
Setelah didiamkan beberapa hari, terlihat bahwa di wadah yang terbuka, kondisi air kaldu menjadi keruh dan aromanya
busuk. Di sisi lain, kondisi air kaldu pada wadah yang tertutup tetap jernih. Hal Ini terjadi karena adanya aktivitas
mikroorganisme yang berasal dari udara bebas.Lazzaro Spallanzani membuktikan bahwa organisme tidak lahir dari benda mati
(air kaldu), melainkan dari makhluk hidup lain.
https://blog.ruangguru.com/teori-asal-usul-kehidupan
Pada percobaan Spallanzani, digunakan air rebusan dari daging atau (air kaldu). Air kaldu tersebut dimasukkan ke dalam
dua labu, kemudian dipanaskan. Setelah dipanaskan, labu I dibiarkan terbuka. Sementara itu, setelah air kaldu dalam labu II
dipanaskan, labu kemudian ditutup rapat menggunakan gabus.
Setelah beberapa hari, air kaldu dalam labu I menjadi keruh dan berbau busuk yang disebabkan oleh aktivitas
mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut berasal dari udara bebas yang masuk ke labu I karena tidak ditutup.
Pada labu II, ternyata tidak ada perbedaan dari sebelumnya. Air kaldu tetap jernih. Jernihnya air kaldu ini disebabkan
tidak adanya udara yang masuk ke dalam labu
Percobaan Spallanzani menunjukkan bahwa pada labu terbuka terdapat kehidupan yang berasal dari mikroorganisme yang
ada di udara. Pada labu yang ditutup tidak terdapat kehidupan. Berdasarkan hal tersebut, Spallanzani berkesimpulan bahwa
kehidupan bukan berasal dari air kaldu, tetapi berasal dari makhluk hidup lainnya. Akan tetapi, para penganut abiogenesis
menyanggah penelitian ini dan mengatakan bahwa mikroorganisme tidak tumbuh karena tidak terdapat udara. Udara
dibutuhkan untuk menyokong kehidupan.
14
3. Percobaan Louis Pasteur
Meskipun sudah dilakukan penelitian oleh Redi dan Spallanzani, teori abiogenesis tetap berdiri. Para pendukungnya
menyangkal kesimpulan yang dibuat oleh Spallanzani dan mengatakan bahwa mikroorganisme tidak tumbuh karena tidak ada
udara. Menurut mereka, udara dibutuhkan untuk menyokong kehidupan.
Sampai akhirnya Louis Pasteur, ahli biokimia kebangsaan Perancis, berhasil menyempurnakan percobaan Spallanzani.
Sekaligus mematahkan teori abiogenesis. Pasteur memodifikasi salah satu wadah yang digunakan Spallanzani dengan wadah
labu berleher panjang. Leher panjang ini berguna sebagai indikator yang memberitahukan bahwa masih ada hubungan antara
labu dan udara di luar (masih ada oksigen untuk mikroorganisme hidup).
https://blog.ruangguru.com/hs-fs/hubfs/percobaan%20louis%20pasteur-
1.jpg?width=600&name=percobaan%20louis%20pasteur-1.jpg
Setelah dipanaskan dan didiamkan beberapa hari, ternyata air kaldu yang ditempatkan di labu berleher panjang tetap
jernih. Tetapi, di bagian ujung lehernya muncul banyak debu dan kotoran. Sementara pada wadah yang terbuka, mengandung
mikroorganisme.Louis Pasteur membuktikan bahwa mikroorganisme yang muncul dari air kaldu itu sendiri, tetapi dari
mikroorganisme yang ada di udara luar.
https://blog.ruangguru.com/teori-asal-usul-kehidupan
15
Mikroorganisme tertentu mendominasi anggur yang bagus, sementara mikroorganisme tipe lain mendominasi anggur
kurang bagus. Pasteur menyimpulkan bahwa pemilihan mikroorganisme yang sesuai akan menghasilkan produk anggur
bagus. Berdasarkan analisis tersebut Pasteur memusnahkan mikroorganisme yang terdapat dalam sari buah anggur dengan
cara memanaskannya. Setelah dingin ke dalam sari buah tersebut diinokulasikan anggur yang berkualitas baik dengan
kandungan mikroorganisme sesuai yang diinginkan. Hasilnya menunjukkan bahwa anggur yang diperoleh memiliki kualitas
baik dan tidak mengalami perubahan aroma selama disimpan karena sebelumnya telah dipanasi selama beberapa menit
pada suhu 50-60ºC. Proses ini dikenal dengan pasteurisasi yang saat ini sudah digunakan secara luas di bidang industry
makanan. Padahal, sebelumnya orang meningkatkan produk fermentasi melalui trial and error,karena ketidaktahuan
merekabahwa kualitas produk tergantung pada mikroorganisme tertentu.
https://docplayer.info/29917767-Sejarah-ruang-lingkup-dan-perkembangan-mikrobiologi.html
d. Penemuan bakteri berspora
John Tyndall(1820-1893), juga mendukung pendapat Pasteur, melalui eksperimennya dengan menggunakan
cairan bahan organik yang sudah dipanaskan dalam air garam mendidih selama 5 menit dan diletakkan di dalam
ruangan bebas debu, ternyata cairan bahan organik tidak membusuk walaupun disimpan dalam waktu berbulan-bulan.
Apabila tanpa dilakukan pemanasan maka akan terjadi pembusukan. Tyndall dalam percobaannyamenemukan adanya fase
termolabil (bakteri saat melakukan pertumbuhantidak tahan pemanasan) dan termoresisten pada bakteri (tahan terhadap
pemanasan). Hasil penyelidikan seorang ahli botani Jerman bernama Ferdinand Cohn, dapat diketahui secara
mikroskopis bahwa pada fase termoresisten,bakteri dapat membentuk endospora. Berdasarkanpenemuan tersebut, maka
dicarilah cara untuk sterilisasi bahan yang mengandung bakteri pembentuk spora. Cara yang dimaksud adalahdengan
pemanasan yang terputus dan diulang beberapa kali, proses tersebut dikenal sebagai Tyndallisasi. Proses pemanasannya
sebagai berikut, pada awalnya pemanasan dilakukan padasuhu 100oC selama 30 menit, kemudian dibiarkan pada suhu
kamar selama 24 jam, cara ini diulang sebanyak 3 kali. Saat dibiarkan padasuhu kamar, bakteri berspora yangmasih
hidup akan berkecambah membentuk fase pertumbuhan/termolabil, sehingga dapat dimatikan pada pemanasan
berikutnya.
https://docplayer.info/29917767-Sejarah-ruang-lingkup-dan-perkembangan-mikrobiologi.html
e. Peran Mikroorganisme dalam Transformasi Bahan Organik
Berbagai bahan yang ditumbuhi mikroorganisme akan mengalami perubahan susunan kimia. Perubahan susunan
kimia yang terjadi dikenal sebagai fermentasi (pengkhamiran) dan pembusukan (putrefaction). Fermentasi
merupakan proses pemecahan senyawa organik menjadi senyawa sederhana yang hasil akhirnya alkohol atau asam
organik, misalnya terjadi pada bahan yang mengandung karbohidrat. Pembusukan merupakan proses peruraian yang
menghasilkan bau busuk, seperti pada peruraian bahan yang mengandung protein. Pada tahun 1837, C. Latour, Th.
Schwanndon, danF. Kutzing secara terpisah menemukan bahwa pada zat gula yang mengalami fermentasi alkohol
selalu dijumpai adanya khamir,sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan gula menjadi alkohol dan CO2
merupakan fungsi fisiologis dari sel khamir tersebut. Teori biologis ini ditentang oleh J. Berzelius, J. Liebig, danF.
Wahler. Mereka berpendapat bahwa fermentasi dan pembusukan merupakan reaksi kimia biasa. Hal ini dapat
dibuktikan pada tahun 1812 telah berhasil disintesis senyawa organik urea dari senyawa anorganik. Pasteur banyak
meneliti tentang proses fermentasi (1875-1876). Suatu saat perusahaan pembuat anggur dari gula bit, menghasilkan anggur
yang masam. Berdasarkan pengamatannya secara mikroskopis, sebagian dari sel khamir diganti kedudukannya oleh
sel lain yang berbentuk bulat dan batang dengan ukuran sel lebih kecil. Adanya sel-sel yang lebih kecil ini ternyata
mengakibatkan sebagian besar proses fermentasi alkohol tersebut didesak oleh proses fermentasi lain, yaitu
fermentasi asam laktat. Berdasarkan kenyataan ini, selanjutnya dibuktikan bahwa setiap proses fermentasi tertentu
disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme tertentu pula, yang spesifik untuk proses fermentasi tersebut. Sebagai contoh
fermentasi alkohol oleh khamir, fermentasi asam laktat oleh bakteri Lactobacillus, dan fermentasi asam sitrat oleh jamur
Aspergillus.
https://docplayer.info/29917767-Sejarah-ruang-lingkup-dan-perkembangan-mikrobiologi.html
f. Penemuan Kehidupan Anaerob
Selama meneliti fermentasi asam butirat, Pasteur menemukan adanya proses kehidupan yang tidak membutuhkan
udara. Pasteur menunjukkan bahwa jika udara dihembuskan ke dalam bejana fermentasi butirat, proses fermentasi
menjadi terhambat, bahkan dapat terhenti sama sekali. Atas dasar pengamatan tersebut muncullah 2 istilah kehidupan
mikroorganisme, yaitu
16
g. Penemuan enzim
Menurut Pasteur, proses fermentasi merupakan proses vital bagi kehidupan mikroorganisme. Pendapat tersebut
ditentang oleh Bernard(1875), bahwa khamir dapat memecah gula menjadi alkohol dan CO 2 karena mengandung katalisator
biologis dalam selnya. Katalisator biologis tersebut dapat diekstrak sebagai larutan tetap yang dapat menunjukkan
kemampuan fermentasi, sehingga fermentasi dapat dibuat sebagai proses yang tidak vital lagi (tanpa sel).Pada tahun
1897, Buchner mampu membuktikan gagasan Bernard, yaitu pada saat menggerus sel khamir dengan pasir dan
ditambahkan sejumlah besar gula, terlihat dari campuran tersebut dibebaskan CO2dan sedikit alkohol. Penemuan
tersebut membuka jalan keperkembangan biokimia modern. Pada akhirnya dapat diketahui bahwa pembentukan alkohol dari
gula oleh khamir, merupakan hasil urutan beberapa reaksi kimia, yang masing-masing dikatalisir oleh biokatalisator
spesifik atau dikenal sebagai enzim.
https://docplayer.info/29917767-Sejarah-ruang-lingkup-dan-perkembangan-mikrobiologi.html
h. Mikroorganisme Penyebab Penyakit
Teori yang menyebutkan bahwa mikroorganisme dapat menimbulkan penyakit dirumuskan setelah berbagai
penelitian yang dilakukan oleh Robert Koch (1843 –1910). Koch mempelajari bahwa penyakit antraks, penyakit pada
hewan yang dapat menular pada manusia, disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Koch menemukan bakteri B.
anthracis selalu ada pada darah hewan yang menunjukkan gejala penyakit antraks. Selanjutnya jika darah hewan yang
menderita antraks diinjeksikan ke tubuh hewan lain yang sehat, maka hewan tersebut akan menderita antraks. Koch
juga berhasil mengembangbiakan bakteri B anthracisdi luar tubuh hewan dengan menggunakan cairan nutrisi.
Berdasarkan berbagai hasil penelitiannya, Robert Koch merumuskan postulat Koch, untuk membuktikan bahwa
mikroorganisme tertentu merupakan penyebab penyakit tertentu:
1.Mikroorganisme selalu ditemukan pada tubuh semua penderita penyakit dantidak ditemukan pada tubuh yang sehat
2.Mikroorganisme tersebutdapatdiisolasi dari orang yang terinfeksi dan ditumbuhkan dalam biakan murni
3.Jika mikroorganisme dari biakan murni tersebut diinokulasikan ke tubuh yang sehat, maka menimbulkan gejala
penyakityang sama
4.Jika mikroorganisme itu diisolasi lagi dari hewan yang diinfeksi secara percobaan, maka menunjukkan ciri serupa
dengan mikroorganisme yang pertama kali diperoleh dari penderita.
https://docplayer.info/34818359-I-perkembangan-mikrobiologi.html
Pasteur menggunakan istilah khusus untuk mengatakan kerusakan pada minuman anggur oleh mikroorganisme,
disebutnya sebagai penyakit Bir. Pasteur juga menduga kuat tentang adanya peran mikroorganisme dalam penyebab
timbulnya penyakit pada jasad tingkat tinggi. Hal ini terbukti dengan ditemukannya jamur penyebab penyakit pada
tanaman gandum (1813), tanaman kentang (1845), penyakit pada ulat sutera,dan pada kulit manusia. Pada tahun 1850
diketahui bahwa dalam darah hewan yang terkena penyakit antraks terdapat bakteri berbentuk batang. Davaine(1863-1868)
membuktikan bahwa bakteri tersebut hanya terdapat pada hewan sakit, melalui penularan buatan dengan menggunakan
darah hewan sakit yang diinfeksikan pada hewan sehat sehingga kemudian hewan sehat terjangkit penyakit yang sama.
Pembuktian bahwa antraks disebabkan oleh bakteri juga dilakukan oleh Robert Koch(1876), sampai ditemukannya postulat
Kochyang merupakan langkah-langkah untuk pembuktian bahwa suatu mikroorganisme merupakan penyebab
penyakit.
Postulat Koch dalam bentuk umum adalah sebagai berikut.
a.Suatu mikroorganismeyang diduga sebagai penyebab penyakit harus ada pada setiap tingkatan penyakit.
b.Mikroorganismetersebut dapat diisolasi dari jasad yang sakit dan ditumbuhkan dalam bentuk biakan murni.
c.Apabila biakan murni tersebut disuntikkan pada hewan sehat dan peka, maka akan dapat menimbulkan penyakit
yang sama.
d.Mikroorganismedapat diisolasi kembali dari jasad yang telah dijadikan sakit tersebut
https://docplayer.info/29917767-Sejarah-ruang-lingkup-dan-perkembangan-mikrobiologi.html
17
http://2.bp.blogspot.com/-bZF7Vv0h6 g/TuGPWBTenuI/AAAAAAAAAEc/fCTHoEoXRLk/s1600/postulat+koch-new.gif
i. Penemuan Virus
Iwanowsky melalui eksperimennya menemukan adanya kemampuan filtrat bebas bakteri (cairan yang telah disaring
dengan saringan bakteri) berasal dari ekstrak tanaman tembakau terkena penyakit mozaik, ternyata masih tetap dapat
menimbulkan infeksi pada tanaman tembakau yang sehat. Berdasarkan kenyataan tersebut dapat diketahui adanya jasad
hidup yang memiliki ukuran jauh lebih kecil daripada bakteri (submikroskopik) karena mampu lolos darisaringan bakteri,
dan jasad tersebut dikenal sebagai virus. Pembuktian penyakit yang disebabkan oleh virus, dapat digunakan postulat
River(1937), sebagai berikut
a.Virus harus berada di dalam sel inang.
b.Filtrat bahan yang terinfeksi tidak mengandung bakteri atau mikroorganismelain yang dapat ditumbuhkan di
dalam media buatan.
c.Filtrat dapat menimbulkan penyakit pada jasad yang peka.d.Filtrat yang sama danberasal dari hospes peka tersebut harus
dapat menimbulkan kembali penyakit yang sama.
https://docplayer.info/29917767-Sejarah-ruang-lingkup-dan-perkembangan-mikrobiologi.html
18
B. Mikrobiologi Keteknikan
Mikrobiologi industri merupakan suatu usaha memanfaatkan mikroba sebagai komponen untuk industri atau mengikut
sertakan mikroba dalam proses, yang bertujuan untuk menghasilkan produk bernilai ekonomi dan bermanfaat. Mikrobiologi
industri awalnya dimulai dengan proses fermentasi alkohol, seperti pada pembuatan “beer” dan “wine” (minuman dibuat dari
buah anggur). Proses mikrobial dikembangkan untuk produksi bahan farmasi seperti antibiotika, produksi makanan tambahan
seperti asam amino, serta produksi enzim, dan produksi industri kimia seperti butanol dan asam sitrat (Anjus, 2012).
http://aquaqulturechaidir.blogspot.com/2013/12/peranan-mikroba-dalam-bidang-industri.html
Mikrobiologi industri adalah pertumbuhan mikroorganisme dalam jumlah besar, yang terkendali bertujuan untuk
menghasilkan produk yang bernilai ekonomi dan bermanfaat (Pelczar dan Chan,2012:923).
http://novitasariyaman.blogspot.com/2015/10/makalah-mikrobiologi-industri.html
Menurut (Hidayat,N,.Padaga.MC dan Shartini,S,2006:3) mikrobiologi industri merupakan suatu usaha memanfaatkan
mikroba sebagai komponen untuk industri atau mengikutsertakan mikroba dalam proses.
http://novitasariyaman.blogspot.com/2015/10/makalah-mikrobiologi-industri.html
Mikrobiologi Industri adalah ilmu yang mempelajari proses industri dengan mengikut sertakan mikrobia dalam
memproduksi produk-produk yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Produk yang dibuat dipilih senyawa yang sulit diperoleh
melalui cara kimiawi.
https://samadaranta.wordpress.com/2010/11/23/pengantar-mikrobiologi-industri/
Aspek yang dipelajari dalam Mikrobiologi Industri adalah dinamika fermentasi, alat untuk fermentasi, kinetika
pertumbuhan, pengunduhan produk serta penangan limbah industri, produksi metabolit, protein sel tunggal.
https://samadaranta.wordpress.com/2010/11/23/pengantar-mikrobiologi-industri/
1. Mikroorganisme dalam Industri
Pada perindustrian, mikroorganisme adalah pabrik zat kimia yang mampu melakukan perubahan yang dikehendaki.
Mikroorganisme merombak baan mentah (beberapa komponen dari medium tempat tumbuhnya dan yang dianggap sebagai
substrat) dan mengubah bahan mentah ini menjadi suatu produk baru (Irianto,koes.2006:208).
Pada sudut perindustrian, mikroorganisme merupakan “pabrik zat kimia” yang mampu melakukan perubahan yang
dikehendaki. Mikroorganisme merombak bahan mentah (substrat) menjadi suatu produk baru :
Substrat + Mikroorganisme Produk baru
Keterangan:
· Substrat adalah karbohidrat, pati, molasses, limbah hasil pertanian, tebu, ubi dsb.
· Mikroorganisme merupakan bakteri, jamur, yis dll.
· Produk barunya merupakan enzim, alcohol, antibiotic, vitamin, hormone steroid, asam amino, asam organic, protein sel
tunggal (Khafidz,2013).
http://novitasariyaman.blogspot.com/2015/10/makalah-mikrobiologi-industri.html
2. Sejarah perkembangan fermentasi
a. Fermentasi telah dikenal sejak 6000 SM, di Babylonia, diketemukan khamir penghasil minuman beralkohol (bir)
b. Orang Mesir menemukan khamir pengembang roti, pada 4000 SM.
c. Abad ke-14 diketemukan cara distilasi alkohol dari hasil fermentasi serealia.
d. Di Cina, Timur Tengah, menggunakan bakteri asam laktat untuk pengawetan susu menjadi yoghurt, kefir dan kusmiss.
e. Bakteri asam asetat ditemukan sebelum penemuan oleh Anthony Van Leuwenhoek.
f. Columbus di Amerika, menemukan fermentasi dari jagung.
g. Pabrik bir Carlsberg tahun 1800 sebagai pioner pengembang starter, untuk inokulum bir.
h. Tahun 1803 L.J. Thenard (Perancis) menemukan khamir penghasil alkohol.
i. Edward Buchner tahun 1857 menemukan mikrobia untuk produksi alkohol.
j. Rudolf Emmerich dan Oscarlow tahun 1901 mendapatkan pyonase, adalah biotik yang dighasilkan oleh Pseudomonas
aeruginosa.
k. Chaim Wismann tahun 1914-1918 menemukan Clostridium penghasil aseton untuk bahan peledak.
l. Pfizer tahun 1923 menemukan Aspergillus niger penghasil asam sitrat.
m. Alexander Flemming tahun 1928 menemukan pinisilin yang dihasilkan oleh P. notatum chrysogenum untuk menghambat
Staphylococcus aureus.
n. Selman Waksman menemukan Streptomyces griseus penghasil streptomisin.
19
o. Louis Pasteur tahun 1957 menemukan khamir penghasil alkohol, diketemukan pula fermentasi vitamin, antibiotik, steroid
dan asam amino.
p. Tahun 1900 sampai 1920 dihasilkan gliserol, aseton, butanol, ensim dari bakteri dan fungi. Pada waktu itu juga
diperkenalkan tangki Imhoff untuk digesti anaerob air limbah menggunakan lumpur aktif.
q. Tahun 1960 telah diteliti tentang produksi biomasa sel mikrobia untuk sumber protein.
r. Rekayasa genetika tidak hanya memindah gen diantra mikrobia tetapi juga genom.
https://samadaranta.wordpress.com/2010/11/23/pengantar-mikrobiologi-industri/
3. DASAR-DASAR FERMENTASI
1) Dalam fermentasi terdapat hubungan antara pertumbuhan sel, kecepatan pertumbuhan, konsentrasi substrat serta produk
akhir. Tipe fermentasi dibedakan atas pertumbuhan mikrobia dan produk :
a. Sinonim : produksi protein sel tunggal
b. Assosiasi (associated) : fermentasi alkohol asam sitrat, dan asam laktat.
c. Non assosiasi (non associated) : fermentasi antibiotik.
d. Stepwise : fermentasi antibiotik
https://samadaranta.wordpress.com/2010/11/23/pengantar-mikrobiologi-industri/
2) Mikrobia yang berperanan dalam industri adalah bakteri, fungi, khamir, alge, dam protozoa.
a. Bakteri contohnya : Zymomonus mobilis, Clostridium acetobutylicum, Acetobacter aceti.
b. Fungi contohnya : Aspergillus oryzae, Penicellium notatum, Rhizopus oligosporus
c. Khamir contohnya : Saccharomyces cerevisiae, Candida utilis, Saccharomyces pombe.
d. Virus perlu dipelajari karena penyebab kontaminasi
e. Protozoa penting dalam penangan limbah
f. Alge untuk produksi bahan makanan yaitu agar, protein sel tunggal.
https://samadaranta.wordpress.com/2010/11/23/pengantar-mikrobiologi-industri/
3) Peranan mikrobia dalam metabolisme yaitu :
a. Katabolisme : fermentasi alkohol, aseton, butanol dan asam organik
b. Anabolisme : fermentasi polisakarida protein, asam nukleat, alkaloid.
https://samadaranta.wordpress.com/2010/11/23/pengantar-mikrobiologi-industri/
20
3. Fermentasi asam propionat HDP asam propionat, asam asetat CO2
4. Fermentasi asam butiran HDP asam butirat,asam asetat, H2CO2, butanol, etanol, aseton, Isopropanol.
5. Fermentasi asam campur HDP etanol, asetat, format, H2,CO2, laktat, suksinat.
6. Fermentasi butanediol HDP butanediol, etanol, laktat,suksinat, asetat, H2, CO2.
Peruraian glukosa menjadi asam piruvat dibedakan menjadi 3 jalur :
21
Bakteri digunakan dalam skala industri untuk menghasilkan berbagai macam untuk zat kimia, enzim, asam amino,
vitamin, dan substansi lain (Tiniew, 2012).
Peranan bakteri yang menguntungkan dalam bidang industri dapat dilihat pada tabel berikut (Intan, 2012):
http://aquaqulturechaidir.blogspot.com/2013/12/peranan-mikroba-dalam-bidang-industri.html
Di dalam bidang industri juga terdapat bakteri yang menguntungkan dalam bidang ini. Terutama dalam bidang industri
pangan. Terdapat beberapa kelompok bakteri yang mampu melakukan proses fermentasi dan hal ini telah banyak diterapkan
pada pengolahan berbagi jenis makanan. Bahan pangan yang telah difermentasi pada umumnya akan memiliki masa simpan
yang lebih lama, juga dapat meningkatkan atau bahkan memberikan cita rasa baru dan unik pada makanan tersebut (Pratiwi,
2012).
http://aquaqulturechaidir.blogspot.com/2013/12/peranan-mikroba-dalam-bidang-industri.html
22
Dalam bidang industri kimia peranan mikroorganisme sangat dibutuhkan karena pada dasarnya mikroorganisme tidak
hanya bersifat sebagai parasit akan tetapi ada yang menguntungkan, sebagai contoh bakteriEscherichia coli yang berperan
dalam proses produksi terutama fermentasi. Selain itu peran lain dari mikroorganisme khususnya bakteri adalah dalam
penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik di sungai atau laut. Selain bakteri
juga ada jamur dan khamir yang akan diuraikan peranannya dalam bidang industri khususnya industri kimia. Cabang ilmu
bioteknologi yang mempelajari industri khususnya mengenai pengembangan dan produksi senyawa baru ataupun sumber
energi yang terbarukan dengan menggunakan mikroorganisme seperti jamur, khamir, bakteri serta dibantu oleh enzim tertentu
untuk memudahkan pengolahan limbah dan proses produksi industri disebut bioteknologi putih atau abu-abu (Fadma, 2013).
http://aquaqulturechaidir.blogspot.com/2013/12/peranan-mikroba-dalam-bidang-industri.html
1. Peragian Alkohol oleh Ragi (Khamir) dan Bakteri
Penggunaan khamir dalam industri seperti pada fermentasi alkohol, industri biomassa dan bahan baku karbohidrat
(Fadma, 2013).
Pada kondisi anaerob pada tumbuhan dan beberapa fungi terjadi penimbunan alkohol khususnya etanol. Penghasil alkohol
(etanol) adalah ragi terutama dari Saccharomyces cerevisiae. Seperti halnya fungi, ragi bernafas aerob dalam lingkungan
terisolasi dari udara, ragi akan meragikan karbohidrat menjadi etanol dan karbondioksida. Pada beberapa bakteri anaerob
termasuk anaerob fakultatif pada peragian heksosa dan pentosa menghasilkan alkohol sebagai produk utama. Gay-lussac
merumuskan proses pengubahan glukosa menjadi etanol dalam reaksi sebagai berikut Fadma, 2013):
C6H12O6 2 CO2 + 2 C2H5OH
Peragian dari glukosa menjadi etanol dan karbondioksida oleh ragi Saccharomyces cerevisiae berlangsung melalui alur
fruktosa difosfat. Piruvat didekarboksilasi menjadi asetaldehid oleh piruvat dekarboksilase dengan bantuan tiamin pirofosfat.
Asetaldehid oleh alkohol dehidrogenase direduksi dengan NADH2 menjadi etanol (Fadma, 2013).
http://aquaqulturechaidir.blogspot.com/2013/12/peranan-mikroba-dalam-bidang-industri.html
http://mettapangansehat.blogspot.com/2018/04/prinsip-dalam-proses-fermentasi.html
2. Pembentukan Etanol Oleh Bakteri
Bakteri Zymomonas mobilis menguraikan glukosa melalui alur 2-keto-3-deoksi-6-fosfoglukonat dan memecah piruvat
dengan bantuan enzim piruvat dekarboksilase menjadi asetaldehid dan karbondioksida. Asetaldehid kemudian direduksi
menjadi etanol. Etanol dan karbon dioksida dan asam laktat dalam jumlah kecil adalah produk peragian yang khas. Etanol
dalam minuman keras agave berasal dari atom C 2 dan 3 dan juga dari C 5 dan 6 dari glukosa sedangkan etanol ragi berasal
dari atom-C 1, 2, 5 dan 6. Pada peragian daari beberapaEnterobacteriace dan Clostridium, etanol sebagai produk samping
peragian. Prastadium etanol yaitu asetaldehid tidak langsung dibebaskan oleh piruvat dekarboksilase dari piruvat tetapi
direduksi oleh asetil-koA. Alkohol dibentuk melalui alur lain oleh bakteri asam laktat yang heterofermentatif seperti
Leuconostoc mesenteroides. Glukosa diuraikan melalui tahap pertama dari alur pentosa fosfat menjadi pentosa fosfat
fosfoketolase bekerja terhadap xilulosa-5-fosfat dengan reaksi sebagai berikut (Fadma, 2013):
xilulosa-5-fosfat + P¬i asetilfosfat + gliserinaldehid-3-fosfat
Asetilfosfat yang terbentuk kemudian direduksi menjadi etanol oleh asetaldehid dehidrogenase dan alkohl dehidrogenase.
Produk lain yaitu gliserin-aldehid-3-fosfat direduksi menjadi laktat melalui piruvat (Fadma, 2013).
http://aquaqulturechaidir.blogspot.com/2013/12/peranan-mikroba-dalam-bidang-industri.html
23
3. Pelapisan Bijih Logam
Beberapa bakteri asidofil pengoksidasian besi dan belerang memiliki kemampuan untuk mengubah bijih logam sulfida
dan unsur belerang menjadi sulfat logam berat yang dapat larut dalam air dapat dimanfaatkan untuk melepaskan bijih logam
bernilai rendah dan untuk mendapatkan tembaga, seng, molibden, uranium dan nikel (Fadma, 2013).
Pelepasan bijih logam atau disebut juga leaching processes telah dikerjakan secara besar-besaran untuk memperoleh bijih
logam dari timbunan tanah di atas mineral dan kemungkinan dapat digunakan pada penambangan dalam tanah. Air dibiarkan
merembes melalui tumpukan tinggi lapisan-lapisan bebatuan yang mengandung bijih logam yang telah ditumbuk halus sebagai
contoh yang mengandung pirit FeS2 dan sulfida-sulfida logam yang m enyertainya seperti kalkozit (Cu2S), CuS, ZnS, NiS,
MoS2, Pb2S3, Sb2S3, CoS, dan larutan yang mengandung garam sulfat ditampung. Dari larutan ini, logam dapat diperoleh
dengan menguapkan atau dengan cara mengendapkan larutan. Peleburan sulfida logam berat dapat terjadi melalui beberapa
proses oksidasi oleh bakteri dari senyawa-senyawa belerang tereduksi dengan reaksi kimia (Fadma, 2013):
FeS2 + 3 ½ O2 + H2O FeSO4 + H2SO4
atau belerang unsur menjadi asam sulfat dengan reaksi kimia (Fadma, 2013):
¬S + 1 ½ O2 + H2O H2SO4
serta dari Fe2+ menjadi Fe3+ dengan reaksi kimia (Fadma, 2013):
2 FeSO4 + ½ O2 + H2SO4 Fe2(SO4)3 + H2O
maupun oleh oksidasi secara kimia dari garam-garam logam berat yang tidak larut menjadi sulfat logam yang dapat larut dan
belerang dengan reaksi (Fadma, 2013):
MeS + 2 Fe3+ Me2+ + 2 Fe2+ + S
Penyediaan asam belerang dan regenerasi dilakukan oleh bakteri dari Fe3+. Komponen ini dipakai pada pelepasan bijih logam.
Pengubahan ini dilakukan oleh bakteri Thiobacillus thiooxidans dan T. ferrooxidans. Dalam proses ini juga dibantu oleh stam
Sulfolobus pengoksidasi belerang dan besi. Semua komponen yang terlibat mempengaruhi kadar Cu2+, Co2+, Zn2+, ZNi2+
dan ion-ion logam berat lainnya yang tersedia (Fadma, 2013).
Beberapa bakteri seperti Gallionella ferruginea dan Leptothrix ochracea dapat ditemukan di dalam pipa-pipa air buangan dan
sungai pegunungan diantara gumpalan-gumpalan atau lapisan tebal besi oksida. BakteriLeptothrix discophorus berperan untuk
mengoksidasi mangan yaitu merubah Mn2+ menjadi Mn4+ (Fadma, 2013).
http://aquaqulturechaidir.blogspot.com/2013/12/peranan-mikroba-dalam-bidang-industri.html
4. Pemisahan Logam Berat oleh Bakteri
Bakteri yang berperan dalam proses pemisahan logam berat adalah Thiobacillus ferroxidans dan Thiobacillus oxidans.
Kedua bakteri ini termasuk khemolitotrof artinya bakteri pemakan batuan yang tumbuh subur di tempat pertambangan
ataupun dalam lingkungan tanpa ada zat organik dan berperan untuk mengekstraksi berbagai jenis logam. Energi dapat
diperoleh bakteri dari oksidasi zat anorganik(besi dan belerang). Bakteri ini dapat mengekstrak karbondioksida secara
langsung menjadi karbon (Fadma, 2013).
http://aquaqulturechaidir.blogspot.com/2013/12/peranan-mikroba-dalam-bidang-industri.html
5. Produksi Asam-asam Organik
Banyak asam organik dalam skala besar di bidang industri kimia dihasilkan dengan cara oksidasi tidak sempurna dengan
bantuan dari mikroorganisme. Asam-asam organik tersebut salah satunya asam-asam amino. Contoh asam organik lain seperti
asam sitrat, asam glukonat, asam apel dan asam itakonat dalam proses pembuatannya dibantu dengan fungi (jamur). Pada
pembuatan asam cuka dan asam glukonat dapat dihasilkan dengan bantuan bakteri. Saat ini, dalam bidang industri kimia
digunakan bakteri sebagai pembentuk asam-asam amino (Fadma, 2013).
a) Pembentukan Asam Oleh Fungi (Jamur)
Metabolisme fungi adalah oksidatif ketat, hal ini berarti bahwa fungi tidak menguraikan karbohidrat secara anaerob dan
meragikannya akan tetapi pada kondisi anaerob tidak terjadi pertumbuhan yang terus berlangsung. Produk peragian yang
dihasilkan adalah etanol dan asam laktat, sedangkan asam-asam organik lain dihasilkan pada kondisi anaerob (Fadma, 2013).
Pada pembentukan berbagai jenis asam yang diekskresi oleh fungi pada pengubahan glukosa dengan reaksi dari siklus
asam sitrat dapat dihasilkan asam malat, asam suksinat, asam fumarat dan asam sitrat. Asam oksalat terjadi oleh hidrolisis
oksaloasetat dengan perantaraan oksaloasetat hidrolase. Pembentukan asam itakonat dari asam cis-akonitat dengan
dekarboksilasi yang mengakibatkan pergeseran elektron dalam kerangka karbon dan menggeser ikatan rangkap dari
kedudukan 2,3 ke 3,4 (Fadma, 2013).
24
1) Asam Laktat
Asam laktat diekskresikan oleh mocorales (Rhizopus nodosus, Rhizopus oryzae, Rhizopus arrhizus, Rhizopus nigricans)
dan fikomiset lain seperti Allomyces, Saprolegnia, Blastocladiella. Pada bakteri-bakteri homofermentatif asam laktat
dihasilkan pula produk samping asam tartrat, asam fumarat, asam format, asam asetat, asam apel dan etanol dalam jumlah
yang sedikit. Asam laktat dapat dihasilkan dalam jumlah maksimum apabila tersedia oksigen. Jamur tidak membutuhkan
larutan biak yang kompleks sebagai sumber nitrogen karena sudah dicukupi dengan adanya ureum sehingga pemisahan asam
laktat dapat diperoleh dalam bentuk yang murni tanpa menimbuklan kesulitan seperti pada proses peragian asam laktat oleh
Lactobacillus (Fadma, 2013).
2) Asam Glukonat
Produksi asam glukonat berdasarkan enzimatik dari glukosa dengan bantuan Glukosa oksidase. Glukosa oksidase
diekskresi oleh fungi ke dalam medium. Asam glukonat dibentuk oleh Aspergilli dan Penicillia. Proses tersebut dapat
berlangsung dalam larutan glukosa 30 – 35 % dengan hasil yang lebih banyak apabila asam dinetralkan dengan CaCO3
(kalsium karbonat) dengan dibantu Aspergillus niger. Glukosa oksidase merupakan suatu enzim yang mengandung FAD
sebagai gugus prostetik. Pada oksidasi glukosa dihasilkan β-D-glukono-δ-lakton sebagai produk oksidasi primer. Produk
tersebut oleh enzim glukonolaktonase dirubah menjadi glukonat dengan mengabil air. Glukosa oksidase yang tereduksi
memindahkan hidrogennya pada oksigen udara dengan membentuk hidrogen peroksida kemudian oleh katalase dipecah
menjadi air dan oksigen (Fadma, 2013).
3) Asam Oksalat
Asam oksalat diekskresi oleh banyak fungi. Dalam produksi asam oksalat dibantu oleh reaksi alkali dari larutan biak
(Fadma, 2013).
4) Asam Sitrat
C Wehmer menemukan asam sitrat dalam biak Penicillia ( Citromyces pfefferianus). Kemudian Currie dengan
menggunakan dasar penemuan C.Wehmer dapat menghasilkan asam sitrat dalam industri. Ia menyimpulkan bahwa
Aspergillus niger dalam larutan biak dengan pH aawal 2,5 – 3,5 dapat tumbuh dengan subur sambil mengekskresi asam sitrat
dalam jumlah yang banyak. pH awal yang rendah dimaksudkan agar tidak terjadi pencemaran oleh bakteri. Dengan adanya
peningkatan pH maka akan dihasilkan pula asam glukonat dan akhinya asam oksalat (Fadma, 2013).
b) Produksi Asam-Asam Amino oleh Bakteri
Asam amino dapat dibentuk oleh Corynebacterium glutamicum dan Brevibacterium divaricatum. Kedua bakteri tersebut
mampu mengekskresi asam L-glutamin dengan adanya biotin. Kadar biotin ini agar terjadi penimbunan asam dalam jumlah
2,5 ϥg biotin/L sehingga optimum. Apabila kadar lebih rendah pertumbuhan akan berkurang dan asam glutamin yang
dihasilkan menurun. Untuk memproduksi asam-asam amino lain dapat disertakan mutan auksatrof dari Corynebacterium
glutamicum. Mutan-mutan yang memerlukan homoserin pada kondisi tertentu akan mengekskresi 20 gram lisin/L larutan biak.
Mutan-mutan lain dariCorynebacterium glutamicum, Enterobacteriaceae dan Pseudomonadaceae memproduksi L-homoserin,
L-valin, L-isoleusin, L-triptopan dan asam amino lainnya (Fadma, 2013).
http://aquaqulturechaidir.blogspot.com/2013/12/peranan-mikroba-dalam-bidang-industri.html
6. Pengolahan Air Limbah
Untuk menguraikan zat organik menjadi anorganik yang stabil diperlukan mikroba aerob. Bakteri anaerob dapat memecah
gula menjadi air, karbondioksida dan juga energi. Agar dapat bekerja secara maksimal, bakteri anaerob memerlukan suhu yang
tinggi dan pada pH 6,5 – 8,5 (Fadma, 2013).
Cara pengolahan air limbah ini mencakup 3 cara yaitu (Fadma, 2013):
1.Cara Aerobik
Pengolahan air limbah secara aerobik, bakteri aerob memerlukan udara dalam proses pengolahan air limbah sehingga
diperlukan aerator atau kolam aerob. Adanya aerator ini agar bakteri tetap hidup pada waktu proses penguraian karena oksigen
dapat disuplai dari lingkungan melalui aerator. Contoh penggunaan cara aerobik ini seperti pada bending air sungai yang
tercemar (Fadma, 2013).
2.Cara Anaerobik
Pada pengolahan air limbah secara aerobik, pada saat proses penguraian bakteri dapat hidup dengan sedikit oksigen atau
tanpa oksigen akan tetapi dalam proses pengolahannya memakan waktu yang lebih lama dan menimbulkan bau. Contoh
penggunaan cara anaerobik seperti pada septic tank (Fadma, 2013).
3.Cara Fakultatif
Pengolahan air limbah dengan cara fakultatif ini melibatkan dua cara sebelumnya, yakni sebagian proses dengan cara
aerob kemudian dilanjutkan dengan cara anaerob. Contoh penerapan cara fakultatif misalnya pada IPAL (Instalasi Pengolahan
Air Limbah) (Fadma, 2013).
Ada 2 macam metode yang dapat digunakan dalam pengolahan limbah yaitu (Fadma, 2013).:
1. Metode Lumpur Aktif
25
Bakteri yang berperan dalam proses pengolahan air limbah dengan metode lumpur aktif berasal dari genusPseudomonas,
Flavobacterium, Alcaligenes, Bacillus, Achromobacter, Corynebacterium, Comomonas, Brevibacterium, Acinetobacter,
Sphaerotilus, Beggiatoa dan Vitreoscilla. Dalam lumpur aktif terdapat 108CFU/mg lumpur. Bakteri yang diisolasi sebagian
besar berasal dari spesies Comamonas-Psudomonas danCaulobacter. Dalam flok lumpur aktif juga terdapat bakteri autotrofik
misalnya bakteri nitrit sepertiNitrosomonas dan Nitrobacter yang berperan mengubah amonia menjadi nitrat serta bakteri
fototrofik seperti Rhodospilrillaceae yang berperan penting dalam penurunan nilai BOD dalam lumpur aktif (Fadma, 2013).
2.Metode Saringan Tetes
Pengolahan limbah cair dengan metode saringan tetes menggunakan biofilum. Biofilum merupakan lapisan
mikroorganisme yang menutupi hamparan saringan pada dasar bak limbah. Hamparan saringan ini berupa tumpukan arang,
plastik, dan kerikil. Penguraian secara anaerob dapat dilihat pada proses biologis gas metana (CH4) (Fadma, 2013).
http://aquaqulturechaidir.blogspot.com/2013/12/peranan-mikroba-dalam-bidang-industri.html
7. Produksi Senyawa Hidrokarbon
a. Naftalena, Antrasena dan senyawa Poliaromatik lain
Beberapa bakteri mampu menguraikan senyawa hidrokarbon polisiklik seperti naftalena, antrasena dan fenantrena. Bakteri
akan dirumbuhkan dalam salah satu larutan biak tersebut kemudian akakn diekskresi salisilat. Hal ini menunjukkan bahwa
senyawa hidrokarbon alamiah apat diubah oleh mikroorganisme maupun dioksidasi sebagian atau seluruhnya. Aspal dalam
kondisi lingkungan yang menguntungkan dapat diuraikan meskipun prosesnya berlangsung lambat. Grafit dapat dioksidasi
dalam tanah yang didalamnya terdapat mikroorganisme(Fadma, 2013).
Pada pencemaran tanah dengan minyak bumi, hidrokarbon dalam tanah yang didalamnya terdapat mikroorganisme dan
diudarai dapat diuraikan secara cepat dan sempurna. Minyak bumi yang tumpah pada air laut merupakan bahaya besar bagi
flora dan fauna. Tumpahan minyak bumi ini dapat diuraikan pula oleh bakteri akan tetapi meskipun telah diuraikan akan tetap
tertinggal dalam waktu yang lama karena pengaruh biologik. Zat alkana berantai panjang, senyawa hidrokarbin aromatik dan
campuran menyerupai aspal (Fadma, 2013).
b. Metana
Metana dapat diolah dan dioksidasi oleh bakteri yang tidak mampu memecah hidrokarbon berantai panjang. Hanya bakteri
tertentu pengolah metana yang memakan hidrokarbon yaitu kelompok bakteri yang ekstrim dalam pengolahan senyawa C1.
Oleh karena itu bakteri pengolah metana dikelompokkan bersama dengan semua bakteri dan ragi yang mengolah metanol,
amina termetilasi, formiat, dimetileter, dan formaldehid sebagai kelompokm organisme metilotrof. Bakteri yang mengandung
metana sebagai sumber karbon dan energi berasal dari genus:Methylomonas, Methylococcus dan Methylosinus. Gas metana
berguna sebagai sumber energi alternatif sebagai contoh gas elpiji untuk keperluan rumah tangga dan pembakaran untuk
menghasilkan listrik (Fadma, 2013).
Pengolahan metanol oleh bakteri dimulai oleh metanol dehidrogenase. Ditemukan gugus prostetik yang disebut
metoksatin atau pirolkhinolinkhinon (PQQ) di dalam enzim tersebut. Metosaktin sebagai komponen alkohol dehidrogenase
yang terikat membran dan terdapat dalam bakteri. Pada pengolahan metana dengan metode saringan tetes, proses pengolahan
dilakukan dengan memasukkan bakteri ke dalam bak berisi limbah yang telah diberi lubang untuk masuknya udara (aerator).
Limbah akan terurai dan dapat dibuang ke lingkungan yang airnya sudah dipisahkan dari endapannya. Misalnya limbah logam
berat yaitu chromium, limbah tersebut dapat direduksi oleh bakteri Enterobacter cloaceae (Fadma, 2013).
Di Berlin telah diisolasi dari biak pengkayaan dengan fraksi hidrokarbon sebagai sumber energi dua ragi:Candida
lipolytica dan Candida tropicalis. Candida lipolytica mengolah mulai dari panjang rantai 15 atom-C semua homolog yang
lebih panjang. Kebanyakan jenis candida mengoksidasi hidrokarbon. Hasilnya dengan karbohidrat sebagai substrat harga Y
hanya 0,5 akan tetapi hidrokarabon yang dihasilkan 0,7 – 1 (Fadma, 2013).
Banyak Pseudomonas yang mengoksidasi hidrokarbon secara sempurna, hanya Acinetobacter calcoaceticussaja mengekskresi
produk oksidasi dan Nocardia menimbunnya di dalam sel (Fadma, 2013).
Beberapa contoh bakteri metanogen yang diklasifikasikan secara taksonomi (Fadma, 2013):
1. Methanobacterium thermoaautotrophicum
2. Methanobacterium aboriphilicum
3. Methanobacterium formicicum
4. Methanobacterium ruminantium
5. Methanobacterium mobile
6. Methanococcus vannielii
7. Methanosarcina barkeri
8. Methanosarcina marzei
9. Methanospirillum hungatii
10. Methanothrix soehngenii
26
Bakteri-bakteri metana dapat mengaktivasi hidrogen dan menghubungkan oksidasi hidrogen dengan reduksi CO2. CO2
diolah sebagai akseptor hidrogen dan metana diproduksi untuk memperoleh energi (Fadma, 2013).
Selain bakteri-bakteri metanogen di atas, bakteri Escherichia coli juga berperan penting dalam pembentukan bahan bakar
karena Escherichia coli mampu menyintesa dan memproduksi enzim hemiselulosa yang berguna untuk menguraikan selulosa
menjadi gula kemudian gula akan diubah menjadi asam lemak untuk membentuk membran sel. Gen bakteri ini direkayasa
dengan memberikan arus pendek. Hal ini bertujuan untuk dapat memproduksi molekul asam lemak secara maksimum. Asam
lemak ini nantinya akan diubah menjadi bahan bakar dan senyawa kimia lainnya (Fadma, 2013).
http://aquaqulturechaidir.blogspot.com/2013/12/peranan-mikroba-dalam-bidang-industri.html
Mikroorganis
Bahan Aksi mikroorganisme
me penyebab
Lendir, noda, pemucatan
Bakteri
Kertas warna, melunakan, dan
berkapsul
menghancurkan serat
http://aquaqulturechaidir.blogspot.com/2013/12/peranan-mikroba-dalam-bidang-industri.html
(sumber: Anonim,2013)
27
a. Produksi cuka
Cuka dibuat dengan cara membiarkan anggur menjadi asam dalam keadaan terawasi. Pada pembuatan cuka terjadi 2
macam perubahan biokimiawi yaitu fermentasi alkohol karbohidrat dan Oksidasi alkohol menjadi asam asetat (Pelczar dan
Chan,2012:926).
Dalam metode Frings proses pembuatan cuka mula-mula disiapkan suatu campuran yang terdiri dari larutan alkohol yang
disesuaikan serta yang diasamkan dengan asam asetat dan nutrien bagi pertumbuhan bakteri asam asetat, yaitu spesies dari
genusAcetobacter. Bakteri ini diinokulasikan ke dalam lapisan serutan kayu yang ada didalam ruang yang disediakan.
Campuran itu ditaruh didalam suatu parit dan dibiarkan mencucur diatas serutan kayu tersebut. Udara tersedia berlimpah-
limpah dan suhu dipertahankan antara 15 dan 34ºC. Ketika larutan itu melewati serutan kayu tadi, Acetobacter mengoksidasi
sebagian dari alkohol itu menjadi asam asetat. Campuran yang keluar dikumpulkan didasar suatu unit dan dapat diedarkan
kembali ke atas serutan kayu tadi sehingga terjadi lagi oksidasi alkohol sehingga menghasilkan cuka dengan kadar yang
dikehendaki (Irianto,koes,2006:211).
b. Produk minuman
Produk susu
Produk susu dihasilkan diberbagai bagian dari susu beberapa jenis hewan yang menyusui. Hewan yang diperas susu nya
adalah sapi, kerbau, domba, biri-biri, kuda dan babi (Sardjoko,1991:94).
Untuk pertumbuhan yang dibiakan yang optimal bahan mentah harus bebas dari penghambat biakakan seperti antibiotika,
bahan kimia untuk sanatasi, susu payudara yang sakit (mastitis), cairan kelenjar payudara (kolestrum) dan susu tenggik. Mutu
mikrobiologis harus baik sekali untuk menimbulkan aroma yang lembut dan sedap yang diasosiasikan dengan mutu puncak
produk susu yang diusahakan. Bahan-bahan mentah yang pada umumnya mencaup susu murni, susu sekim, susu sekim kental,
susu kering tanapa lemak dan krim. Selain itu bahan pangan lainnya seperti pemanis, pemantap, penyedap, sediaan buah dan
garam diprlukan sebagai komponen susu yang diolah. Bahan tersebut dipadukan bersama untuk mendapatkan campuran yang
terbakukan sesuai dengan produk yang akan dihasilkan (Sardjoko,1991:95).
Fermentasi susu biasanya dikerjakan oleh bakteri Streptococcusatau Lactobacillus yang umumnya menguraikan laktosa
menjadi asam laktat. Reaksi-reaksi lain yang mungkin terjadi, baik selama fermentasi utama maupun dalam reaksi paska
fermentasi, menghasilkan produk susu yang berbeda-beda, antara lain keju, didisusu, krim asam dan yoghurt
(Sardjoko,1991:95).
Yoghurt
Yoghurt merupakan minuman hasil kerjasama dengan mikroorganisme dan salah satu produk minuman tertua. Tidak
sembarangan mikroorganisme yang dapat membantu proses pembuatan yogurt, terdapat dua bakteri utama yang membantu
proses fermentasi yogurt diantaranya adalan Streptococcus thermophilus dan Lactobicillus bulgaricus . Pada dasarnya kerja
kedua bakteri ini yaitu menghasilkan asam laktat sehingga rasa dari yogurt tersebut menjadi asam. Asam laktat ini dapat
membantu menjaga keseimbangan mikroflora pada usus. Tingkat keasaman yang dihasilkan mampu menghambat bakteri
penyebab penyakit yang pada umumnya tidak tahan terhadap asam (Sardjoko,1991:103).
http://novitasariyaman.blogspot.com/2015/10/makalah-mikrobiologi-industri.html
2. Produk industri dari pemanfaatan khamir
a. Fermentasi Alkohol
Alkohol merupakan zat pelarut dan bahan dasar paling umun yang digunakan didalam laboratorium dan industri kimia. Aspek-
aspek mikrobiologis dalam proses pembuatan etil alkohol adalah sebagai berikut:
· Substrat
Etil alkohol dapat dibuat dari karbohidrat apa saja yang dapat difermentasi oleh khamir. Apabila pati-patian seperti jagung dan
karbohidrat kompleks yang lain dipergunakan sebagai bahan mentah, maka pertama-tama bahan-bahan tersebut perlu
dihidrolisis menjadi gula sederhana yang dapat difermentasikan. Hidrolisis tersebut dapat dilakukan dengan bantuan enzim
dari barley malt (biji sejenis gandum yang telah dirandam, dikecambahkan, dan dikeringkan) atau kapang atau dengan
pemanasan bahan yang telah diasamkan (Irianto,koes,2006:213).
· Reaksi
Perubahan biokimiawi yang dilakukan oleh khamir adalah
C6H12O6 + khamir 2C2H5OH + 2CO2
· Minuman beralkohol
Minuman beralkohol seperti bir dan anggur diproduksi dengan fermentasi alkohol bahan yang mengandung gula menjadi
etanol dan CO2. Fermentasi dilakukan oleh jenis khamir Saccharomyces.
28
b. Jamur ragi
Jamur Saccharomyces cerevisiae adalah jamur yang digunakan dalam industri fermentasi karena kemampuannya dapat
menghasilkan alkohol. Saccharomycesce cerevisiae adalah jamur bersel tunggal yang telah melekat mikstones dalam
kehidupan dunia. Jamur ini merupakan mikroorganisme pertama yang dikembangbiakkan oleh manusia untuk membuat
makana (sebagai ragi roti, sekitar 100 SM, Romawi kuno) dan sebagai minuman (sebagai jamur fermentasi bir dan anggur,
sekitar 700 SM di Assyria, Caucasia, Mesopotamia, dan Sumaria) (Irianto,koes,2006:215).
Di Indonesia sendiri, jamur ini telah melekat dalam kehidupan sehari-hari dan digunakan dalam pembuatan makanan dan
minuman seperti tempe, tape dan tuak (Irianto,koes,2006:216).
http://novitasariyaman.blogspot.com/2015/10/makalah-mikrobiologi-industri.html
3. Produk industri dari pemanfaatan kapang
Kapang digunakan dalam produksi antibiotik dan berbagai zat kimia enzim dan produk pangan. Salah satu pemanfaatan
kapang ialah proses fermentasi yang digunakan untuk menghasilkan penisilin (Pelczar dan Chan,2012:932).
A. Produk penisilin
Perkembangan penisilin dan anti biotik lain secara komersial merupakan slah satu peristiwa hebat yang paling dramatis
dalam sejarah mikrobiologi industri (Koes,iranto:219).
Jamur Pinicillium sp merupakan jamur yang menghasilkan antibiotik yang disebut penisilin (Hidayat,N,.Padaga.MC dan
Suhartini,S,2006:24).
Kapang yang diisolasi oleh Fleming (penicillum notatum) di laboratoriumnya menghasilkan hanya beberapa unit penisilin
per militer, suatu jumlah yang amat kecil dibandingkan dengan kebutuhan pasien yang memerlukan pengobatan dengan jutaan
atau miliaran unit. Keefektifan penisilin yang istimewa sebagai zat kemoterapeutik telah dipertunjukan oleh Sir Howard Florey
dan Ernest B. Chain selama tahun 1939 dan 1941. Karena tekanan perang, para ilmuwan Inggris membawa kapang itu ke
Amerika Serikat dengan harapan dapat mengembangkan produksi antibiotik tersebut dalam skalar besar. Maka dimulailah
suatu program penelitian ekstensif yang memiliki salah satu prioritas masa perang yang paling tinggi. Dalam waktu relatif
singkat asil penisilin meningkat seribu kali. Perkembangan-perkembangan yang turut meningkatkan hasil yang luar biasa ini
ialah (Koes,iranto,2006:221):
a. Perbaikan komposisi medium
b. Isolasi spesies kapang penghasil penisilin yang lebih baik, yaitu Penicilium chrysogenum.
c. Perkembangan teknik biakan dibawah permukaan: kultivasi kapang dalam media cair bervolum tinggi yang dialiri udara
steril.
d. Produksi galur-galur mutan dari Penicillium chrysogenum yang mampu menghasilkan penisilin dalam jumlah muatan
besar. Sederetan mutan yang diperoleh dengan bantuan radiasi sinar-X dan ultraviolet menghasilkan galur-galur kemampuan
istimewa dalam sintesis penisilin.
e. Penambahan zat kimia kedalam medium yang berfungsi sebagai prekursor bagi sintesis penisilin.
f. Menyempurnakan metode-metode untuk memisahkan penisilin dari campuran hasil fermentasi (Pelczar dan
Chan,2012:933).
Sebagian besar antibiotik lain diproduksi dengan cara yang serupa. Perbedaan utama yang terletak pada jenis
mikroorganisme yang digunakan, komposisi medium, dan metodeekstraksi. Peralatan fermentasi yang sama dapat digunakan
untuk memproduksi lebih dari satu macam antibiotik (Pelczar dan Chan,2012:934), (Koes,iranto,2006:223).
Langkah-langkah utama dalam produksi penisilin secara komersial disajikan secara skematis pada Gambar 2.8.
Perubahan-perubahan biokimiawi yang terjadi selama proses fermentasi (pertumbuhan, produksi penisilin, perubahan dalam
medium) diperlihatkan pada Gambar 2.9. (Pelczar dan Chan,2012:934).
Medium yang terdiri dari ekstrak jagung, laktosa, garam dan komponen lain dicampur, disterilkan, didinginkan, dan
dipompakan kedalam fermentasi (A). Kapang Penicellium chrysogenum dipindahkan dari biakan agar miring kedalam sekam
dan suspensi spora dari sekam dipindahkan kedalam wadah berisikan medium, yang pada gilirannya digunakan untuk
menginokulasi tangki bibit (B). Fermenter diinokulasi dengan biakan dari bibit, udara steril dialirkan kedalam fermenter
selama inkubasi (C). Setelah diperoleh hasil penisilin maksimum, miselium kapang dipisahkan dengan penyaringan dan
penisilin dipisahkan dalam bentuk murni melalui sederatn prosedur yang meliputi pengendapan, pelarutan kembali,dan
penyaringan (D).
29
B. Produksi Enzim
Beberapa spesies kapang dapat mensintesis sejumlah besar enzim. Jumlah yang dihasilkan dan diekskresikan ke dalam
medium memungkinkan untuk mengumpulkan enzim ini serta memekatkannya untuk penerapan di dalam industri. Beberapa
di antara enzim ialah pektinase, invertase, amilase, dan protase. Amilase menghidrolisis pati menjadi desktrin dan gula
digunakan untuk membuat lem dan bahan perekat, melepaskan perekat dari tekstil, menjernihkan sari buah, membuat bahan-
bahan farmasi, dan lain-lain (Pelczar dan Chan,2012:936), (Koes,iranto,2006:223).
Invertase menghidrolis sukrose menjadi campuran glukosa dan levulosa dan banyak digunakan dalam pembuatan gula-
gula dan sirop yang tak dapat dikristalkan dari sukrosa. Protease digunakan terhadap kulit untuk memperhalus tekstur dan
uratnya dan pada langkah-langkah pengolahan kulit lainnya, membuat cairan perekat, melepaskan perekat dari kain sutra,
menjernihkan kekeruhan oleh protein dalam bir, dan digunakan bersama sabun untuk mencuci pakaian. Selama berabad-abad,
jauh sebelum orag mengetahui peranan enzim didalam menghasilkan kulit bintang, perlakuan ini diberikan dengan cara
merendam kulit tersebut didalam suspensi kotoran anjing dan unggas. Kini larutan enzim baku telah menggantikan ramuan
kotoran hewan. Pektinase digunakan untukmenjernihkan sari buah dan juga menghidrolisis pektin dalam batang tanaman rami
guna membebaskn serai-serai selulosa untuk membuat kain linen dan karung goni (Pelczar dan Chan,2012:936),
(Koes,iranto,2006:223).
Potensi penggunaan enzim didalam industri telah meningkat dengan nyta karena berkembangnya teknologi enzimang
dimobilisasi. Dalam teknik ini, enzim “diikat” (dibuat tidak mobil) pada suatu matriks yang tidak dapat larut; kemudian
substrat dilakukan pada lapisan enzim yang dimobilisasi ini dan pada saat bersaam enzim akan menubah substrat tersebut.
Teknik tersebut menawarkan beberapa hal yang menarik seperti: Enzim dapat digunakan berulang-ulang dan tidak hilang atau
rusak; umur penggunaan enzim menjadi jauh lebih panjang. Enzim tidak mengkontaminasi produk (Koes,iranto,2006:224).
C. Pengubahan Steroid
Pada tahun 1949 telah dipertunjukan bahwa kortison steroid berpengaruh nyata dalam pengobatan rematoid artritis.
Penemuan ini membuka jalan bagi penyelidikan ekstensif terhadapa berbagai macam steroid yang mungkin dipergunakan
sebagai bahan terapeutik. Dewasa ini bnayak hormon steroid telah dikenali sebagai baan terapeutik yang sangat bermanfaat
bagi pengobatan artritis, rematik, leukimia, anemia hemolitik, dan banyak penyakit lain (Pelczar dan Chan,2012:937),
(Koes,iranto,2006:224).
Steroid merupakan substansi kimiawi yang kompleks. Sintesis kimiawi persenyawaan macam ini sangat sukar dan mahal.
Pada awal 1950-an ditemukan bahwa beberapa cendawan tertentu dapat menyebabkan perubahaan kimiawi pada substansi
steroid berasal daari tanaman dan hewan, yaitu mengubahnya menjadi steroid yang aktif untuk pengobatan. Penemuan tersebut
merupakan awal dari usaha untuk persenyawaan-pesenyawaan ini. Dengan menggunakan keterampilan gabungan para ahli
kimia organik dan mikrokrobiologi telah banyak dihasilkan steroid bernilai terapeutik tinggi
http://novitasariyaman.blogspot.com/2015/10/makalah-mikrobiologi-industri.html
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme.
2. Mikrobiologi dibagi menjadi dua bidang besar, yaitu mikrobiologi dasar dan mikrobiologi terapan
3. Asal usul kehidupan mikroorganisme diawali dengan kegemaran seorang ilmuwan bernama
Leeuwenhoek yang mengamati mikroorganisme pada air hujan, air laut, dan kotoran gigi.
4. Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi pertumbuhan suatu mikroorganisme. Faktor
lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba tersebut terbagi mejadi tiga kelompok besar,
yaitu faktor fisika, faktor kimia, dan faktor biologi.
5. Perkembangan mikrobiologi ditandai dengan munculnya beberapa peristiwa-peristiwa penting, yaitu :
Penemuan Animalcules, teori abiogenesis dan biogenesis, teori fermentasi, penemuan bakteri
berspora, Peran Mikroorganisme dalam Transformasi Bahan Organik, penemuan kehidupan anaerob,
kehidupan enzim, dan Mikroorganisme Penyebab Penyakit.
6. Aspek yang dipelajari dalam Mikrobiologi Industri adalah dinamika fermentasi, alat untuk fermentasi,
kinetika pertumbuhan, pengunduhan produk serta penangan limbah industri, produksi metabolit,
protein sel tunggal.
31
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobiologi
https://docplayer.info/34818359-I-perkembangan-mikrobiologi.html
https://docplayer.info/34818359-I-perkembangan-mikrobiologi.html
https://www.generasibiologi.com/2016/11/faktor-mempengaruhi-pertumbuhan-mikroba-bakteri.html
http://lita-artiyani190.blogspot.com/2010/10/sejarah-perkembangan-mikrobiologi.html
http://laspati07.wordpress.com
https://www.perpusku.com/2017/01/teori-abiogenesis-generatio-spontanea.html
https://blog.ruangguru.com/teori-asal-usul-kehidupan
https://blog.ruangguru.com/hs
fs/hubfs/percobaan%20lazaro%20spallanzani.jpg?width=600&name=percobaan%20lazaro%20spallanzani.jpg
http://lita-artiyani190.blogspot.com/2010/10/sejarah-perkembangan-mikrobiologi.html
https://docplayer.info/72202354-Sejarah-perkembangan-mikrobiologi.html
https://docplayer.info/34818359-I-perkembangan-mikrobiologi.html
https://docplayer.info/71657988-Sejarah-perkembangan-mikrobiologi.html
http://www.erwinedwar.com/2018/04/3-orang-yang-menemukan-dan.html
https://docplayer.info/40825220-Sejarah-perkembangan-mikrobiologi.html
https://blog.ruangguru.com/teori-asal-usul-kehidupan
https://biologigonz.blogspot.com/2016/12/generatio-spontanea-biogenesis.html
http://effendyhaqee.blogspot.com/2014/02/teori-asal-usul-kehidupan.html
https://docplayer.info/29917767-Sejarah-ruang-lingkup-dan-perkembangan-mikrobiologi.html
http://novitasariyaman.blogspot.com/2015/10/makalah-mikrobiologi-industri.html
http://novitasariyaman.blogspot.com/2015/10/makalah-mikrobiologi-industri.html
32