Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MIKROBIOLI TERAPAN
“MIKROBIOLOGI PERTANIAN”

Dosen Pembimbing :

Aulia Ajizah, M. Kes


Mella Mutika Sari, M.Pd

Oleh

Kelompok VI

Armiati 1610129120002
Farida Hayati 1610129310009
Humaidi 1610129110003
Ida Irmawati 1610129120004
Risnawati 1610129320011
Rina Melya 1610129120010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
OKTOBER
2018

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, wr.wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang penerapan mikrobiologi terapan dalam
bidang pertanian ini.

Makalah ilmiah ini telah kami susun berdasarkan sumber-sumber


referensi ilmiah pula. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu segala saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyusunan
makalah ilmiah lainnya.

Akhir kata kami berharap lagi semoga makalah ilmiah yangkami susun
memberikan manfaat bagi pembaca yang tertarik untuk mempelajarinya, makalah
kami ini hanya sebagai referansi, akan lebih baik jika pembaca merujuk pada
sumber asli yang kami sertakan dalam makalah ini. Atas perhatan pembaca yang
budiman kami ucapkan terima kasih.

Banjarmasin, 23 September 2018.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
I.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
I.3. Tujuan ....................................................................................................... 5
I.4 Manfaat ..................................................................................................... 6
BAB II ..................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 7
BAB III ................................................................................................................. 18
PENUTUP ............................................................................................................. 18
III. 1. Kesimpulan .............................................................................................. 18
III. 2. Saran ........................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang

Objek pengamatan dalam ilmu dasar IPA meliputi makhluk


makroskopis dan mikroskopis. Makhluk hidup makroskopis dapat dilihat dengan
pengamatan mata, sedangkan makhluk hidup mikroskopis seperti mikroorganisme
hanya dapat dilihat dengan alat bantu optik. Makhluk hidup makroskopis atau
disebut dengan istilah mikroorganisme memiliki jenis yang beragam dalam
klasifikasinya, meliputi kingdom monera, protista, alga, sampai beberapa jens
fungi mikroskopis lainya.

Mikroorganisme atau jasad renik dipelajari dalam mikrobiologi dengan


istilah mikroba dimana ilmu ini memiliki ruang lingkup mengenai struktur se dan
fungsinya (sitologi), penampilan pertumbuhan mikroba pada berbagai medium
(ciri-ciri biakan), proses kimiawi yang dilakukan organisme (metabolik),
penamaan dan klasifikasi organisme (taksonomi), proses bagaimana
diteruskannya siri-siri sel induk kepada sel anak (genetik), mikroorganisme dalam
lingkungan alamiahnya serta pengaruh kepada sesamanya (asosiasi mikrobial),
kemampan mikroorganisme menimbulkan penyakit (pathogenisitas dan virulensi)
dan proses resistensi inang terhadap infeksi (imunnologi) (Pelczar and Chan,
2005: 30).

Selain ruang lingkup dalam ilmu murni, mikroba memiliki proses


respirasi, metabolisme enzim, serta proses intrasel yang memiliki peranan besar
dalam kehidupan hingga menimbulkan beberapa ilmu terapan yang secara khusus
mempelajari tentang mikroba.

Mikrobiogi terapan merupakan ilmu terapan yang didasari beberapa ilmu


dasar lain, terutama ilmu biologi dan kimia. Mikrobiologi merupakan perwujudan
atau produk dari ilmu biokimia yang diwujudkan dalam produk bioteknologi.
Dimana segala proses hidup yang terjadi di dalam sel bakteri dipelajari sampai ke

4
tingkat sub organelnya. Beberapa contoh peran mikroba dalam kehidupan sehari-
hari dapat dilihat dari adanya produk sederhana seperti hasil pengawetan dan
fermentasi. Selain produk sederhana ilmu terapan mikrobiologi juga mempeklajari
sampai genetika mikroba, hingga mampu melakukan rekayasa genetik terhadap
sel mikroba.

Mikroba memiliki peran penting dalam beberapa bidang kehiduan seperti


industri, lingkungan, kesehatan, pangan, pertambangan, peternakan, dan bidang
pertanian. Jika kita hanya mengetahui perananya saja tanpa bljar bagaimana
proses tersebut bisa terjadi adalah sia-sia.

Makalah ini akan memaparkan dengan lebih jauh bagaimana suatu mikroba
mampu memberi peranan besar dalam bidang tertentu, khususnya bidang
pertanian. Sebelum masuk ke dalam mikrobiologi pertanian, akan lebih baik jika
kita mengetahui lebih dulu beberapa contoh hasil penerapan mikrbiologi dalam
bidang pertanian, yaitu pembuatan pupuk kompos dengan peran dekomposer,
pemenuhan unsur-unsur tertentu dengan proses fiksasi, bibit unggul tanaman,
sampai tanaman transgenik.

I.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh mikroba pada bidang pertanian ?
2. Mengapa proses hidup mikroba mampu memengaruhi keadaan fisis tanah
dan tumbuhan?
3. Bagaimana dampak dari keberadaan mikroba dalam bidang pertanian?

I.3. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian mikrobiologi pertanian.
2. Menjelaskan proses-proses pertanian yang melibatkan mikroba.
3. Menjelaskan jenis-jenis mikroba dalam mikrobiologi pertanian.
4. Menyebutkan jenis-jenis mikroba serta peranannya dalam pertanian.
5. Menjelaskan proses dekomposisi, fiksasi, serta rekayasa genetik mikroba
dalam bidang pertanian.
6. Mejelaskan proses dan peranan menguntungkan mikroba dalam pertanian.

5
7. Menjelaskan proses serta peranan merugikan mikroba dalam bidang
pertanian.
8. Menjelaskan lebih lanjut peran mikroba dalam keberadaan tanaman
transgenik (padi transgenik) serta pemuliaan tanaman.

I.4 Manfaat
1. terpenuhinya tugas mata kuliah mikrobiologi terapan dalam bidang
pertanian.
2. Mengetahui lebih mikroba yang berperan dalam bidang pertanian.
3. Mengetahui proses-proses intrasel mikroba sehingga memiliki dampak
yang menguntungkan dan merugikan.
4. Mengetahui lebih lanjut tentang tanaman transgenik.

6
BAB II

PEMBAHASAN
Mikrobiologi pertanian merupakan mikobiologi yang mengkaji peran
mikroba dalam produktivitas pertanian. Mikrobiologi pertanian mmanfaatkan
teknologi mikro tingkat sel yang bergerak dalam bidang pertanian. Mempelajari
pertumbuhan, atau pun gejala penyakit tumbuhan dari sel yang paling kecil. Otak
dari mikrobiologi pertanian ini termasuk dalam bioteknologi pertanian.
Proses pertanian memiliki teknik yang beragam, namun dalam pertanian
membutuhkan hal yang sama untuk mencapai produktivitas maksimum.
Kebutuhan untuk pertanian antara lain tanah yang subur, unsur hara yang cukup,
tumbuhan dengan varietas unggul. Tanah yang subur adalah kebutuhan pokok
untuk produktivitas pertanian yang maksimum, karena dengan tanah yang subur,
unsur hara secara otomatis akan terpenuhi dan tidak akan terjadi penghambatan
proses fotosintesis. Berbagai mikroba hidup di dalam tanah, dengan peran yang
berbeda-beda pula.
Dalam bidang pertanian, mikroorganisme/mikrobiologi dapat digunakan
untuk peningkatan kesuburan tanah melalui fiksasi N2, siklus nutrien, dan
peternakan hewan. Nitrogen bebas merupakan komponen terbesar udara. Unsur
ini hanya dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam bentuk nitrat dan
pengambilan khususnya melalui akar. Pembentukan nitrat dari nitrogen ini dapat
terjadi karena adanya mikroorganisme. Penyusunan nitrat dilakukan secara
bertahap oleh beberapa genus bakteri secara sinergetik.
Selain itu, mikroorganisme ini juga dapat digunakan sebagai agen
pembusuk alami, yang akan mendekomposisi sampah-sampah organik menjadi
materi inorganik sehingga dapat mengurangi kuantitas sampah, menyuburkan
tanah dan dapat menjadi sumber nutrisi bagi tumbuhan (Anonim a, 2006).
Seorang peneliti dari Amerika Serikat yaitu Waksman telah menemukan
mikroorganisme tanah yang menghasilkan streptomisin, yaitu bakteri
Streptomyces.

7
Pada daerah lahan basah seperti tanah gambut, terdapat berbagai macam jenis
mikroorganisme yang berpengaruh terhadap keadaan tanah tersebut.

Kondisi mikroorganisme di tanah gambut dapat dilihat dalam tiga kelompok,


sebagai berikut (Noor, 2001).

1. Mikroorganisme yang terlibat dalam tahap perombak awal dari keadaan


asli.Pada tahap ini jamur dan bakteri banyak berperan dalam menghancurkan
selulosa, hemiselulosa, dan beberapa protein.
2. Mikroorganisme yang terlibat dalam perkembangan (penebalan gambut) yang
hampir sepanjang tahun terendam. Mikroorganisme yang berperan bersifat
anaerob yang memperoleh oksigen dari oksidasi dan perombakan
bahanorganik. Pada tahap ini dihasilkan gas hidrogen (sebagai metana) dan
sulfida.
3. Mikroorganisme yang terlibat setelah gambut mengalami pengatusan atau
terbuka. Mikroorganisme yang berperan adalah jamur, bakteri aerob, dan
mikroorganisme yang berada pada tahap perombakan awal. Sisa perombakan
adalah bahan-bahan yang lebih tahan seperti lignin. Bakteri penambat
N.(Azotobacter SP.),bakterinitrit, dan bakteri perombak selulose tidak
ditemukan di lahan gambut oligotrofik yang miskin. Tetapi di lahan gambut
yang kaya, pH tinggi dan tergolong gambuteutrofik sering dijumpai adanya
bakteri Azotobacter.

Menurut Sharma (2002) upaya mengatasi masalah di atas dapat dilakukan


dengan meningkatkan peran mikroba tanah yang bermanfaat melalui berbagai
aktivitasnya yaitu:
1. Meningkatkan kandungan beberapa unsur hara di dalam tanah
Tanaman menyerap unsur hara dari dalam tanah umumnya dalambentuk ion
(NH4+, NO3-, H2PO4-, K+,Ca2+, dll). Unsur hara tersebut dapat tersedia di
sekitar akar tanaman melalui aliran massa, difusi dan intersepsi akar. Sistem
perakaran sangat penting dalam penyerapan unsur hara karena sistem perakaran

8
yang baik akan memperpendek jarak yang ditempuh unsur hara untuk mendekati
akar tanaman. Bagi tanaman yang sistem perakarannya kurang berkembang, peran
akar dapat ditingkatkan dengan adanya interaksi simbiosis dengan Jamur mikoriza
(Douds and Millner, 1999).
 Mikroba penambat Unsur N
Sianobakteri yang merupakan prokariot fotoautotrof yang sangat mirip
dengan yang ditemukan pada tanaman tingkat tinggi. Kemampuannya mengikat
N, sehingga dikatakan bahwa sianobakteri adalah penyumbang utama untuk
fiksasi N global. Bakteri Azotobacter selain dapat menambat N juga
menghasilkan thiamin, riboflavin, nicotin indol acetic acid dan giberelin yang
dapat mempercepat perkecambahan bila diaplikasikan pada benih dan merangsang
regenerasi bulu-bulu akar sehingga penyerapan unsur hara melalui akar menjadi
optimal(Sharma, 2002).
 Mikroba Pelarut Fosfat
Mikroba peiarut fosfat terdiri dari golongan bakteri dan Jamur. Kelompok
bakteri pelarut fosfat adalah: Pseudomonas, Bacillus, Escherichia, Brevibacterium
dan Seralia, sedangkan dari golongan Jamur adalah : Aspergillus, Penicillium,
Culvularia, Humicola dan Phoma. Mikroba pelarut fosfat bersifat menguntungkan
karena mengeluarkan berbagai macam asam organik seperti asam formiat, asetat,
propional, laktat, glikolat, fumarat, dan suksinat. Asam-asam organik ini dapat
membentuk khelat organik (kompleks stabil) dengan kation Al, Fe atau Ca yang
mengikat P sehingga ion H2PO4 2-, menjadi bebas dari ikatannya dan tersedia
bagi tanaman untuk diserap(Sharma, 2002).

 Jamur Mikoriza Arbuskula (CMA)


Efek yang diuntungkan pada tumbuhan dari jamur mikoriza, terbaik diamati
pada lahan miskin, di mana pohon yang tumbuh dengan subur ada mikoriza, tetapi
tidak ada mikroriza tidak ada pertumbuhan. Kapan pohon ditanam di padang
rumput yang luas, yang mana biasanya kekurangan suatu inokulum jamur, pohon
yang secara artifisial diinokulasi pada saat penanaman, tumbuh jauh lebih dengan
cepat dibanding pohon yang tidak diinokulasi. Mikoriza tumbuhan bisa menyerap

9
nutrisi dari lingkungannya lebih efisien di banding dengan pengerjaan
nonmikoriza. Penyerapan nutrisi dapat ditingkatkan dengan semakin besar area
permukaan yang disajikan oleh miselium jamur (Madigan, 2000).

2. Menekan mikroba tular tanah patogen melalui interaksi kompetisi.


Bakteri yang berperan dalam fungsi ini yaitu Trichoderma spp. Mekanisme
antagonisme Trichoderma spp. melalui kompetisi terhadap tempat tumbuh dan
nutrisi, antibiosis, dan parasitisme. Mekanisme penghambatan yang dimiliki
Trichoderma spp. tidak dapat beker ja sendiri untuk menghasilkan penghambatan
yang signifikan. Konsep pengendalian penyakit dengan agen hayati tersebut akan
berhasil jika terdapat keseimbangan antar faktor yang mempengaruhi. Mekanisme
antagonisme yang dimiliki oleh Trichoderma spp. berpotensi besar sebagai
pengendali patogen tular tanah R. microporus penyebab penyakit jamur akar
putih(Berlian,2013)

Peran lain mikroba dalam bidang pertanian antara lain dalam teknologi
kompos bioaktif dan dalam hal penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi
tanaman(biofertilizer). Kompos bioaktif adalah kompos yang diproduksi dengan
bantuan mikroba lignoslulotik unggul yang tetap bertahan di dalam kompos dan
berperan sebagai agensia hayati pengendali penyakit tanaman. Teknologi kompos
bioaktif ini menggunakan mikroba biodekomposer yang mampu mempercepat
proses pengomposan dari beberapa bulan menjadi beberapa minggu saja. Mikroba
akan tetap hidup dan aktif di dalam kompos, dan ketika kompos tersebut diberikan
ke tanah, mikkroba akan berperan untuk mengendalikan organisme.

Dalam hal penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi


tanaman(biofertilizer), aktivitas mikroba diperlukan untuk menjaga ketersediaan
tiga unsur hara yang penting bagi tanaman antara lain, Nitrogen (N), fosfat (P),
dan kalim (K). Kurang lebih 74% kandungan udara adalah N. Namun, N udara
tersebut harus ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya terlebih dahulu agar
bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Mikroba penambat N ada yang hidup

10
bebas dan ada pula yang bersimbiosis. Mikroba penambat N simbiotik antara lain
: Rhizobium sp yang hidup di dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan (
leguminose ). Mikroba penambat N non-simbiotik misalnya: Azospirillum sp dan
Azotobacter sp. Mikroba penambat N simbiotik hanya bisa digunakan untuk
tanaman leguminose saja, sedangkan mikroba penambat N non-simbiotik dapat
digunakan untuk semua jenis tanaman.

Mikroba tanah lain yang berperan dalam penyediaan unsur hara adalah
mkroba pelarut unsur fosfat (P) dan kalium (K). Kandungan P yang cukup tinggi
(jenuh) pada tanah pertanian kita, sedikit sekali yang dapat digunakan oleh
tanaman karena terikat pada mineral liat tanah. Di sinilah peran mikroba pelarut P
yang melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya bagi tanaman.
Banyak sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain:

 Aspergillus sp,
 Penicillium sp,
 Pseudomonas sp
 Bacillus megatherium.

Mikroba yang berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga


berkemampuan tinggi dalam melarutkan K.

Mikroba sebagai agen biokontrol. Mikroba yang dapat mengendalikan


hama tanaman antara lain: Bacillus thurigiensis (BT), Bauveria bassiana ,
Paecilomyces fumosoroseus, dan Metharizium anisopliae . Mikroba ini mampu
menyerang dan membunuh berbagai serangga hama. Mikroba yang dapat
mengendalikan penyakit tanaman misalnya: Trichoderma sp yang mampu
mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh Gonoderma sp, JAP
(jamur akar putih), dan Phytoptora sp Beberapa biokontrol yang tersedia di
pasaran antara lain: Greemi-G, Bio-Meteor, NirAma, Marfu-P dan Hamago.
Proses terpenting dalam pertanian adalah penyediaan unsur hara tanah
untuk mendukung proses hidup tanaman, salah satunya adalah dengan proses

11
fiksasi dan dekomposisi. Proses fiksasi akan lebih lanjut dijelaskan dalam
makalah ini.

Nitrogen adalah unsur yang diperlukan untuk membentuk senyawa penting


didalam sel, termasuk protein, DNA dan RNA. Tanaman harus mengekstraksi
kebutuhan nitrogennya dari dalam tanah. Sumber nitrogen yang terdapat dalam
tanah, makin lam makin tidak mencukupi kebutuhan tanaman sehingga perlu
diberikan pupuk sintetik yang merupakan sumber nitrogen untuk mempertinggi
produksi (Hajoeningtijas, Oetami Dwi:2012).
Bakteri pemfiksasi nitrogen
Kelompok mikroorganisme ini ada dua menurut cara penambatan nitrogen yang
dilakukan yaitu
Penambat nitrogen non-simbiotik :
Penambat nitrogen nonsimbiosis yaitu mikroorganisme yang sanggup mengubah
molekul nitrogen menjadi amonium tanpa bergantung pada organisme salah satu
contohnya adalah :
Azotobacter : hidup di rhizofer tanaman di lahan kering

Azotobacter (ditemukan oleh Beyerinck, 1901) sifatnya pleomorfik,


bentuk sel-sel ada yang hampir bular seperti kokus dan ada pula yang panang
seperti basil, flagel peritrik. Bakteri Azotobacter adalah species rizobakteri yang
dikenal sebagai agen penambat nitrogen yang mengkonversi dinitrogen (N2) ke
dalam bentuk ammonium (NH3), yang mampu menambat nitrogen dalam jumlah
yang cukup tinggi. Pada medium yang sesuai, Azotobacter mampu menambat 10-
20 mg nitrogen/g gula (Wedhastri,2002).
Azotobacter diketahui pula mampu mensintesis substansi yang secara
biologis aktif dapat meningkatkan perkecambahan biji, tegakan dan pertumbuhan
tanaman seperti vitamin B, asam indol asetat, giberelin, dan sitokinin (Wedhastri,

12
2002; Ahmad et al., 2005; Husen, 2003; Adiwiganda et al.,2006). Selain itu,
Azotobacter juga memiliki kemampuan dalam metabolisme senyawa fenol ,
halogen, hidrokarbon, dan juga berbagai jenis pestisida (Munir, 2006).

Bakteri Azotobacter yang diaplikasikan pada tanah pertanian akan terus


mempersubur tanah karena bakteri tersebut akan semakin banyak jumlahnya di
dalam tanah dan terus bekerja memfiksasi nitrogen, dan menaikkan biomassa
tanaman pertanian (Hindersah & Simarmata, 2004). Azotobacter di dalam tanah
berperan dalam pengaturan siklus nitrogen, yaitu melakukan fiksasi nitrogen dan
mengubahnya menjadi Ammonia (NH3). Dalam sel bakteri ini terdapat sebuah
alat yang berperan dalam biokatalis, yaitu enzim nitrogenase. Enzim inilah yang
berperan dalam mengubah N2 menjadi NH3.
Selain fiksasi, proses daur ulang materi atau dekomposisi juga factor penting
dalam pengolahan lahan pertanian. Proses dekomposisi biasanya dilakukan oleh
berbagai mikroorganisme, yaitu : Pasteuria leguminasarum, Bacillus thurgienisis,
Laminaria sp, Rhabditis sp, serta Spirogyra dan Chara baunii .
Selain peranan menguntungkan namun tidak sedikit mikroba yang juga
merugikan di bidang pertanian,

Penyakit pada tanaman yang disebabkan bakteri, jamur, dan virus pada
mikrobiologi pertanian antara lain:

1. Bakteriologi Pertanian merupakan bakteri yang menyebabkan penyakit


pada tanaman antara lain adalah Xanthomonas citri penyebab penyakit
batang jeruk, agrobakterium tumefaciens penyebab penyakit batang kopi
dan erwina trachephila penyebab busuk daun labu.
2. Mikologi Pertanian merupakan jamur yang menghambat pertumbuhan
dan produksi suatu tanaman, diantaranya dalah fusarium yang sering
menimbulkan penyakit pada tomat, ubi kentang, padi, buah pisang dan
tebu puccina graminis (jamur api ) yang menyebabkan poenyakit pada
tebu dan jagung, Ustilago scitaminae (jamur karat) yang dapat
menyebabkan penyakit pada tanaman tingkat tinggi.

13
3. Virologi Pertanian merupakantanaman budaya yang tidak dapat tumbuh
dan berproduksi dengan baik akibat serangan virus. Berikut ini adalah
virus penyebab penyakit pada tanaman budidaya. Virus mozoik (Tobacco
Mozaic Virus) yang menyebabkan penyakit pada daun tanaman tenbakau
dan virus tungro yang menyerang tanaman padi.

Selain dalam penyuburan tanah dan sebagainya, pertanian juga beantung pada
pemilihan jenis bibit tanaman, pemilihan bibit tanaman akan meningkatkan
produktivitas pertanian, contoh yang saat ini sedang ramai diperbincangkan
adalah tanaman transgenic.
Rekayasa genetik atau teknologi DNA rekombinan berkaitan dengan
manipulasi terhadap materi genetik (DNA dan RNA) didalam sel makhluk hidup,
sehingga menimbulkan perubahan karakter yang bersifat menurun pada makhluk
hidup yang direkayasa. Kultur jaringan tanaman berkemampuan untuk
menumbuhkan tanaman utuh dari bagian kecil tanaman itu, misalnya sel,
protoplasma dan jaringan. Karena manipulasi tanaman dengan DNA asing pada
umumnya harus dilakukan pada tingkat sel atau jaringan, maka kemampuan untuk
menumbuhkan kembali tanaman utuh dari sel-selnya mempunyai peranan penting
pada rekayasa genetik tanaman untuk mendapatkan tanaman unggul.

Bioteknologi tanaman dengan transformasi genetik membutuhkan 3 teknik, yaitu:


1. Teknik rekayasa genetik, untuk merekayasa gen (DNA) yang hendak ditransfer
ke dalam tanaman,
2. Teknik transfer gen, yaitu untuk mentransfer gen yang sudah direkayasa ke
dalam jaringan atau sel tanaman,
3. Teknik kultur jaringan atau kultur sel, untuk menumbuhkan tanaman utuh dari
jaringan.
Dengan melibatkan ketiga teknik tersebut pada akhirnya akan diperoleh
tanaman hasil rekayasa genetik atau disebut tanaman transgenik (Chawla, 2000).

1. Tanaman padi transgenik

14
Pengembangan Padi Emas atau Golden Rice (Wikipedia, 2011). Padi Emas
dibentuk dengan merekayasa padi secara genetik dengan mentransfer gen psy
(phytoene synthase) dari tanaman daffodil (Narcissus pseudonarcissus) atau
jagung dan gen crtl dari bakteri tanah (Erwinia uredovora) ke dalam tanaman
padi. Padi transgenik hasil rekayasa itu berwarna kuning karena banyak
mengandung karoten-beta, suatu prekursor vitamin A, seperti yang biasanya
banyak terkandung pada tanaman wortel. Pembentukan Golden Rice ditujukan
untuk biofortifikasi (pemberian bahan vitamin A bagi penduduk melalui bahan
pangan) dalam memberantas defisiensi vitamin A.
2. Ketimuni transgenik
Untuk mendapatkan ketimun pickling yang tahan terhadap berbagai penyakit yang
disebabkan oleh jamur, rekayasa dengan memindahkan gen chitinase asing ke
dalam tanaman tersebut. Chitinase merupakan protein yang berhubungan dengan
patogenesis dan berfungsi untuk pertahanan tanaman terhadap infeksi oleh jamur.
Untuk merekayasa tanaman ketimun dengan gen chitinase itu, dilakukan
transformasi genetik dengan menggunakan sarana pentransfer gen berupa bakteri
Agrobacterium tumefaciens (Raharjo et al, 1996). Bakteri ini biasa dipakai untuk
mentransfer gen-gen asing ke dalam tanaman karena mempunyai kemampuan
untuk menyuntikkan gen-gen yang dibawanya ke dalam sel-sel tanaman yang
diinfeksi olehnya.
3. Apokad transgenik
Untuk menciptakan kultivar apokad yang tahan terhadap penyakit busuk
akar (root rot) dan buahnya tahan disimpan lama, transformasi genetik dilakukan
dengan menggunakan Agrobacterium tumefaciens. Sistem regenerasi tanaman
dilakukan melalui jalur embriogenesis somatik, mirip dengan yang diuraikan
sebelumnya pada tanaman ketimun.
Sistem regenerasi dari kultur sel dan jaringan tanaman apokad ini telah
diterapkan secara terpadu untuk melakukan rekayasa genetik. Pada penelitian
yang dilakukan itu, tanaman apokat kultivar „Hass‟ direkayasa dengan
menambahkan gen asing pdf1.2, yaitu gen penyandi defensin anti jamur yang
berasal dari tanaman Arabidopsis thaliana, dengan tujuan untuk mendapatkan

15
ketahanan terhadap penyakit busuk akar (root rot) yang disebabkan oleh jamur
Phytophthora cinnamomi.
Untuk mendapatkan apokat yang buahnya tahan simpan (tidak cepat lunak
dalam penyimpanan), dilakukan rekayasa terhadap apokad kultivar „Suardia‟
dengan menambahkan gen samK, yaitu gen untuk enzim hidrolase SAM yang
berfungsi mencegah pemasakan dan pelunakan buah.
4. Leci transgenik
Untuk mendapatkan leci yang buahnya tidak berbiji, dilakukan rekayasa
terhadap leci kultivar „Brewster‟ dengan menambahkan gen pistillata yang
diisolasi dari tanaman Arabidopsis thaliana. Untuk keperluan rekayasa itu, vector
biner pCambia3301 dikonstruksi sehingga mengandung gen bar, gen pistillata
yang dikendalikan oleh promoter CaMV 35S dan diikuti oleh terminator rbcS,
serta gen uidA. Vektor biner tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam
Agrobacterium tumefaciens strain EHA105 (Padilla et al, in press).
5. Kapas transgenik
Melalui rekayasa genetik sudah dihasilkan kapas transgenik yang memiliki sifat
baru, yaitu ketahanan terhadap CBW. Salah satu contoh gen untuk ketahanan
serangga hama adalah Bt. Gen Bt adalah gen hasil isolasi bakteri tanah Bacillus
thuringiensis. Istilah populer cry (Held et al., 1982) merupakan singkatan dari
crystal sebagai representasi gen dari strain Bt yang memproduksi protein kris-tal
yang bekerja seperti insektisida (insecticidal crystal protein) yang dapat
mematikan serangga hama (MacIntosh et al., 1990).
6. Jagung transgenik
Jagung Bt merupakan tanaman transgenik yang mempunyai ketahanan terhadap
hama, di mana sifat ketahanan tersebut diperoleh dari bakteri Bacillus
thuringiensis. Salah satu hambatan yang paling besar dalam upaya peningkatan
produksi jagung adalah serangan organisme pengganggu tanaman. Seperti hama
dan penyakit tanaman.
7. Tomat transgenik

16
Tomat dikenal tidak bisa tahan lama. Karena mudah membusuk, ibu rumah tangga
tak berani menyimpan tomat dalam jumlah banyak. Namun setelah mengalami
rekayasa genetika, tomat bisa berumur lebih panjang dengan warna yang tidak
lagi merah, melainkan ungu. Kelebihannya selain lebih tahan lama dari asalnya 21
hari menjadi 48 hari, juga memiliki kandungan nutrisi lebih baik. Salah satunya
karena kandungan anthocyanin yang terkandung dalam tomat.
Professor, Cathie Martin dari The John Innes Centre Inggris, mengatakan, peneliti
telah berhasil menemukan tomat dengan varietas lebih kaya rasa dan tahan lama
dari hasil rekayasa genetika tersebut.
8. Cucamelon transgenik
Cucamelon merupakan buah hasil rekayasa yang sungguh luar biasa, karena
melibatkan tiga jenis buah, semangka, mentimun dan jeruk nipis. Ukuran buah
seperti anggur, namun terlihat seperti semangka mini, dan rasanya seperti
mentimun dan jeruk nipis. Tanaman penghasil cucamelon bisa dikembangkan
dengan mudah. Bahkan bisa ditanam dalam pot dan di luar ruangan. Kelebihan
dari cucamelon sangat kebal terhadap hama, tahan kering. Tanaman buah ini
berasal dari Meksiko, dan sudah ada sejak berabad-abad. Cucamelon bisa
dikonsumsi dalam berbagai cara, baik dikonsumsi langsung, dicampur salad, atau
dicampur sebagai bahan koktail.

17
BAB III

PENUTUP

III. 1. Kesimpulan

Mikrobiologi petanian adalah ilmu mikrobiologi yang bergerak


dalam meneliti, mengembangkan, serta meningkat produktivitas dari hasil
pertanian. Ada dua jenis kebutuhan utama dalam pertanian yaitu komposisi tanah
yang subur peilihan bibit yang unggul . tanah yang subur ditentukan oleh keadaan
geografis, iklim serta jenis mikroba untuk mempercepat suatu daur ulang materi,
dengan proses fiksasi dan dekomposisi dengan bantuan dari beberapa jenis
mikroba berupa bakteri, jamur, protista serta beberapa jenis alga mikroskopis
yang memiliki peran menguntungkan dengan menerapkan proses respirasi, serta
metabolism bakteri untuk menghasilan prosuk yang diinginkan sebagai pemenuh
unsur hara. Proses dekomposisi dan fiksasi merupakan proses alami yang terjadi
pada tubuh mikroba, namun lain dengannya hal pemuliaan tanaman, untuk
mendapatkan varietas unggul tau pendapatan tanaman transgenic yang memiliki
beberapa macam sifat unggul, maka digunakan rekayasa genetika untuk
mengubah DNA dari tumbuhan, diperlukan ilmu terapan yang canggih.

III. 2. Saran

Sulitnya mencari sumber yang terpercaya menjadi kekurangan dalam makalah ini,
semoga kedepnnya pembaca harus lebih kritis lagi dalam memberikan saran
kepada kami.

18
DAFTAR PUSTAKA
Berlian I.,Setyawan B.,Hadi H.(2013). Mekanisme Antagonisme Trichoderma
Spp.Terhadap Beberapa Patogen Tular Tanah.Jurnal Warta Perkaretan.
Vol 32(2)
Budiyanto MAK, 2002. Peranan Mikroganisme Dalam Kehidupan Kita. Malang:
Universitas Muhammdiyah Malang Press

Danapriatna, Nana. 2010. Biokimia Penambatan Nitrogen Oleh Bakteri Non


Simbiotik. Jurnal Agribisnis Dan Pengembangan Wilayah. Vol. 1 No. 2

Douds D.D And Patricia D Millner. 1999. Biodiversity Of Arbuscular


Mycorrhizal Fungi In Agroecosystems. Agriculture, Ecosystems And
Environment. Vol 74. Hal 77-93

Hajoeningtijas, Oetami Dwi. 2012. Mikrobiologi Pertanian. Yogyakarta : Graha


Ilmu.

Herman, M. 2013. Status Perkembangan Kapas Bt. Buletin Agrobio. Vol 6(1).

Madigan, M.T; J.M. Martinko And J. Parker.,2000. Biology Of Microorganisms.


Eighth Edition. Prentice Hall. International. Inc.

Oetami Dwi Hajoeningtijas. 2012. Mikrobiologi Pertanian. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Pardal.S.J Et Al. 2015. Analisis Molekuler Gen Partenokarpi Defh9-RI-Iaam Pada


Progeni Tomat Transgenik. Jurnal Agrobiogen. 11(1)

Raharjo, S.H.T. 2013. Sintesis Pemikiran Ilmiah Untuk Pembanguan Wilayah Di


Indonesia. CV Anugerah Sejatai: Ambon.

Sharma, A. K.2002. Organic Farming. Central Arid Zone Research Institute


Jodhpur. Agrobios. India
Sri Sumarsih. (2003). Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta : Jurusan
Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta.
Sudjana, Brilan. 2014. Pengunaan Azolla Untuk Pertanian Berkelanjutan. Jurnal
Ilmiah Solusi. Vol. 1 No. 2

Wiratama, A. 2010. Eksplorasi Bakteri Potensial Sebagai Pupuk Hayati Pada


Lahan Gambut Bekas Terbakar Dan Lahan Gambut Tidak Terbakar Dari
Riau. IPB. Bogor.

19
Pertanyaan

1. Rezodium sp pada akar kacang polong. Mengikat nitrogen. Apakah lebih


banyak nitrogen diikat. Oleh akar kacang apakah belaku pada tanaman lain?
Bagaimana cara pengikatan nitrogen antar kacang-kacangan apakah tanaman
lain. Penyakit mikroorganisme santomonas cirri penyakit kuning dan
tanaman yang kekurangan air, dan tanaman yang kekurangan cahaya
matahari? (Restu Agung Ramadhan)
Jawaban :
- Bakteri Rhizobium sp bermamfaat bagi tanaman kacang-kacangan, yaitu
tanaman kacang-kacang dapat tumbuh subur karena mendapatkan
nitrogen yang dapat menyuburkan tanah. Antara bakteri Rhizobium sp
dengan tanaman kacang-kacangan terjadi simbiosis mutualisme. Akar
tanaman kacang-kacangan tersebut menyedikan karbohidrat dan senyawa
lain bagi bakteri melalui kemampuan mengikat nitrogen. Nitrogen udara
(N2) akan diikat oleh bakteri Rhizobium melalui tahap fiksasi nitrogen.
(Ida Irmawati dan Farida Hayati)
- Tanaman yang kekurangan cahaya daunnya berwarna pucat (tidak hijau)
karena kurangnya klorofil pada tumbuhan dan cenderung tumbuh
memanjang. Tanaman yang kekurangan air aktivitas fisiologis maupun
morfologisnya akan terganggu sehingga pertumbuhannya akan terganggu
dan tidak berkembang, tumbuhan cenderung layu. Sedangkan tanaman
terkena penyakit kuning pada bagian tepi-tepi daun berwarna kuning dan
bagian bawah daunnya terdapat putih-putih. Pada bagian tengah daun
terbentuk kabus berwarna coklat. (Armiati)

2. Mikroorganisme apa yang berperan pada tanaman transgenik? Apakah


bakteri yang dipakai berbahaya ? ( Inke Permataningsih )
Jawab :

20
- Agrobacterium tumefaciens, gen bakteri ini sering digabungkan ke
tumbuhan sehingga tumbuhan punya sifat menguntungkan seperti
menyuburkan tanah tempat ia ditanam.
- Bacillus thuriengensis, saat pembentukan endospora, bakteri ini
menghasilkan protein yang dapat membunuh protein yang dapat
membunuh ulat bulu, sehingga sering dijadikan pestisida. (Risnawati)
Dan juga karena mikroorganisme tersebut sudah dimodifikasi sedimikian
rupa untuk menghasilkan tanaman transgenik yang diinginkan.
Mikroorganisme tersebut hanya berperan untuk membantu dalam proses
pembuatan tanaman transgenik, sedangkan apabila dikonsumsi oleh
manusia tanaman transgenik tidak berbahaya. Misalnya pada jagung bt
yang tahan terhadap hama, hanya berbahaya bagi hama, tetapi tidak
berbahaya bagi manusia. (Rina Melya)

21

Anda mungkin juga menyukai