MIKROBIOLI TERAPAN
“MIKROBIOLOGI PERTANIAN”
Dosen Pembimbing :
Oleh
Kelompok VI
Armiati 1610129120002
Farida Hayati 1610129310009
Humaidi 1610129110003
Ida Irmawati 1610129120004
Risnawati 1610129320011
Rina Melya 1610129120010
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, wr.wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang penerapan mikrobiologi terapan dalam
bidang pertanian ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu segala saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyusunan
makalah ilmiah lainnya.
Akhir kata kami berharap lagi semoga makalah ilmiah yangkami susun
memberikan manfaat bagi pembaca yang tertarik untuk mempelajarinya, makalah
kami ini hanya sebagai referansi, akan lebih baik jika pembaca merujuk pada
sumber asli yang kami sertakan dalam makalah ini. Atas perhatan pembaca yang
budiman kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
I.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
I.3. Tujuan ....................................................................................................... 5
I.4 Manfaat ..................................................................................................... 6
BAB II ..................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 7
BAB III ................................................................................................................. 18
PENUTUP ............................................................................................................. 18
III. 1. Kesimpulan .............................................................................................. 18
III. 2. Saran ........................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
4
tingkat sub organelnya. Beberapa contoh peran mikroba dalam kehidupan sehari-
hari dapat dilihat dari adanya produk sederhana seperti hasil pengawetan dan
fermentasi. Selain produk sederhana ilmu terapan mikrobiologi juga mempeklajari
sampai genetika mikroba, hingga mampu melakukan rekayasa genetik terhadap
sel mikroba.
Makalah ini akan memaparkan dengan lebih jauh bagaimana suatu mikroba
mampu memberi peranan besar dalam bidang tertentu, khususnya bidang
pertanian. Sebelum masuk ke dalam mikrobiologi pertanian, akan lebih baik jika
kita mengetahui lebih dulu beberapa contoh hasil penerapan mikrbiologi dalam
bidang pertanian, yaitu pembuatan pupuk kompos dengan peran dekomposer,
pemenuhan unsur-unsur tertentu dengan proses fiksasi, bibit unggul tanaman,
sampai tanaman transgenik.
I.3. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian mikrobiologi pertanian.
2. Menjelaskan proses-proses pertanian yang melibatkan mikroba.
3. Menjelaskan jenis-jenis mikroba dalam mikrobiologi pertanian.
4. Menyebutkan jenis-jenis mikroba serta peranannya dalam pertanian.
5. Menjelaskan proses dekomposisi, fiksasi, serta rekayasa genetik mikroba
dalam bidang pertanian.
6. Mejelaskan proses dan peranan menguntungkan mikroba dalam pertanian.
5
7. Menjelaskan proses serta peranan merugikan mikroba dalam bidang
pertanian.
8. Menjelaskan lebih lanjut peran mikroba dalam keberadaan tanaman
transgenik (padi transgenik) serta pemuliaan tanaman.
I.4 Manfaat
1. terpenuhinya tugas mata kuliah mikrobiologi terapan dalam bidang
pertanian.
2. Mengetahui lebih mikroba yang berperan dalam bidang pertanian.
3. Mengetahui proses-proses intrasel mikroba sehingga memiliki dampak
yang menguntungkan dan merugikan.
4. Mengetahui lebih lanjut tentang tanaman transgenik.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Mikrobiologi pertanian merupakan mikobiologi yang mengkaji peran
mikroba dalam produktivitas pertanian. Mikrobiologi pertanian mmanfaatkan
teknologi mikro tingkat sel yang bergerak dalam bidang pertanian. Mempelajari
pertumbuhan, atau pun gejala penyakit tumbuhan dari sel yang paling kecil. Otak
dari mikrobiologi pertanian ini termasuk dalam bioteknologi pertanian.
Proses pertanian memiliki teknik yang beragam, namun dalam pertanian
membutuhkan hal yang sama untuk mencapai produktivitas maksimum.
Kebutuhan untuk pertanian antara lain tanah yang subur, unsur hara yang cukup,
tumbuhan dengan varietas unggul. Tanah yang subur adalah kebutuhan pokok
untuk produktivitas pertanian yang maksimum, karena dengan tanah yang subur,
unsur hara secara otomatis akan terpenuhi dan tidak akan terjadi penghambatan
proses fotosintesis. Berbagai mikroba hidup di dalam tanah, dengan peran yang
berbeda-beda pula.
Dalam bidang pertanian, mikroorganisme/mikrobiologi dapat digunakan
untuk peningkatan kesuburan tanah melalui fiksasi N2, siklus nutrien, dan
peternakan hewan. Nitrogen bebas merupakan komponen terbesar udara. Unsur
ini hanya dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam bentuk nitrat dan
pengambilan khususnya melalui akar. Pembentukan nitrat dari nitrogen ini dapat
terjadi karena adanya mikroorganisme. Penyusunan nitrat dilakukan secara
bertahap oleh beberapa genus bakteri secara sinergetik.
Selain itu, mikroorganisme ini juga dapat digunakan sebagai agen
pembusuk alami, yang akan mendekomposisi sampah-sampah organik menjadi
materi inorganik sehingga dapat mengurangi kuantitas sampah, menyuburkan
tanah dan dapat menjadi sumber nutrisi bagi tumbuhan (Anonim a, 2006).
Seorang peneliti dari Amerika Serikat yaitu Waksman telah menemukan
mikroorganisme tanah yang menghasilkan streptomisin, yaitu bakteri
Streptomyces.
7
Pada daerah lahan basah seperti tanah gambut, terdapat berbagai macam jenis
mikroorganisme yang berpengaruh terhadap keadaan tanah tersebut.
8
yang baik akan memperpendek jarak yang ditempuh unsur hara untuk mendekati
akar tanaman. Bagi tanaman yang sistem perakarannya kurang berkembang, peran
akar dapat ditingkatkan dengan adanya interaksi simbiosis dengan Jamur mikoriza
(Douds and Millner, 1999).
Mikroba penambat Unsur N
Sianobakteri yang merupakan prokariot fotoautotrof yang sangat mirip
dengan yang ditemukan pada tanaman tingkat tinggi. Kemampuannya mengikat
N, sehingga dikatakan bahwa sianobakteri adalah penyumbang utama untuk
fiksasi N global. Bakteri Azotobacter selain dapat menambat N juga
menghasilkan thiamin, riboflavin, nicotin indol acetic acid dan giberelin yang
dapat mempercepat perkecambahan bila diaplikasikan pada benih dan merangsang
regenerasi bulu-bulu akar sehingga penyerapan unsur hara melalui akar menjadi
optimal(Sharma, 2002).
Mikroba Pelarut Fosfat
Mikroba peiarut fosfat terdiri dari golongan bakteri dan Jamur. Kelompok
bakteri pelarut fosfat adalah: Pseudomonas, Bacillus, Escherichia, Brevibacterium
dan Seralia, sedangkan dari golongan Jamur adalah : Aspergillus, Penicillium,
Culvularia, Humicola dan Phoma. Mikroba pelarut fosfat bersifat menguntungkan
karena mengeluarkan berbagai macam asam organik seperti asam formiat, asetat,
propional, laktat, glikolat, fumarat, dan suksinat. Asam-asam organik ini dapat
membentuk khelat organik (kompleks stabil) dengan kation Al, Fe atau Ca yang
mengikat P sehingga ion H2PO4 2-, menjadi bebas dari ikatannya dan tersedia
bagi tanaman untuk diserap(Sharma, 2002).
9
nutrisi dari lingkungannya lebih efisien di banding dengan pengerjaan
nonmikoriza. Penyerapan nutrisi dapat ditingkatkan dengan semakin besar area
permukaan yang disajikan oleh miselium jamur (Madigan, 2000).
Peran lain mikroba dalam bidang pertanian antara lain dalam teknologi
kompos bioaktif dan dalam hal penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi
tanaman(biofertilizer). Kompos bioaktif adalah kompos yang diproduksi dengan
bantuan mikroba lignoslulotik unggul yang tetap bertahan di dalam kompos dan
berperan sebagai agensia hayati pengendali penyakit tanaman. Teknologi kompos
bioaktif ini menggunakan mikroba biodekomposer yang mampu mempercepat
proses pengomposan dari beberapa bulan menjadi beberapa minggu saja. Mikroba
akan tetap hidup dan aktif di dalam kompos, dan ketika kompos tersebut diberikan
ke tanah, mikkroba akan berperan untuk mengendalikan organisme.
10
bebas dan ada pula yang bersimbiosis. Mikroba penambat N simbiotik antara lain
: Rhizobium sp yang hidup di dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan (
leguminose ). Mikroba penambat N non-simbiotik misalnya: Azospirillum sp dan
Azotobacter sp. Mikroba penambat N simbiotik hanya bisa digunakan untuk
tanaman leguminose saja, sedangkan mikroba penambat N non-simbiotik dapat
digunakan untuk semua jenis tanaman.
Mikroba tanah lain yang berperan dalam penyediaan unsur hara adalah
mkroba pelarut unsur fosfat (P) dan kalium (K). Kandungan P yang cukup tinggi
(jenuh) pada tanah pertanian kita, sedikit sekali yang dapat digunakan oleh
tanaman karena terikat pada mineral liat tanah. Di sinilah peran mikroba pelarut P
yang melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya bagi tanaman.
Banyak sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain:
Aspergillus sp,
Penicillium sp,
Pseudomonas sp
Bacillus megatherium.
11
fiksasi dan dekomposisi. Proses fiksasi akan lebih lanjut dijelaskan dalam
makalah ini.
12
2002; Ahmad et al., 2005; Husen, 2003; Adiwiganda et al.,2006). Selain itu,
Azotobacter juga memiliki kemampuan dalam metabolisme senyawa fenol ,
halogen, hidrokarbon, dan juga berbagai jenis pestisida (Munir, 2006).
Penyakit pada tanaman yang disebabkan bakteri, jamur, dan virus pada
mikrobiologi pertanian antara lain:
13
3. Virologi Pertanian merupakantanaman budaya yang tidak dapat tumbuh
dan berproduksi dengan baik akibat serangan virus. Berikut ini adalah
virus penyebab penyakit pada tanaman budidaya. Virus mozoik (Tobacco
Mozaic Virus) yang menyebabkan penyakit pada daun tanaman tenbakau
dan virus tungro yang menyerang tanaman padi.
Selain dalam penyuburan tanah dan sebagainya, pertanian juga beantung pada
pemilihan jenis bibit tanaman, pemilihan bibit tanaman akan meningkatkan
produktivitas pertanian, contoh yang saat ini sedang ramai diperbincangkan
adalah tanaman transgenic.
Rekayasa genetik atau teknologi DNA rekombinan berkaitan dengan
manipulasi terhadap materi genetik (DNA dan RNA) didalam sel makhluk hidup,
sehingga menimbulkan perubahan karakter yang bersifat menurun pada makhluk
hidup yang direkayasa. Kultur jaringan tanaman berkemampuan untuk
menumbuhkan tanaman utuh dari bagian kecil tanaman itu, misalnya sel,
protoplasma dan jaringan. Karena manipulasi tanaman dengan DNA asing pada
umumnya harus dilakukan pada tingkat sel atau jaringan, maka kemampuan untuk
menumbuhkan kembali tanaman utuh dari sel-selnya mempunyai peranan penting
pada rekayasa genetik tanaman untuk mendapatkan tanaman unggul.
14
Pengembangan Padi Emas atau Golden Rice (Wikipedia, 2011). Padi Emas
dibentuk dengan merekayasa padi secara genetik dengan mentransfer gen psy
(phytoene synthase) dari tanaman daffodil (Narcissus pseudonarcissus) atau
jagung dan gen crtl dari bakteri tanah (Erwinia uredovora) ke dalam tanaman
padi. Padi transgenik hasil rekayasa itu berwarna kuning karena banyak
mengandung karoten-beta, suatu prekursor vitamin A, seperti yang biasanya
banyak terkandung pada tanaman wortel. Pembentukan Golden Rice ditujukan
untuk biofortifikasi (pemberian bahan vitamin A bagi penduduk melalui bahan
pangan) dalam memberantas defisiensi vitamin A.
2. Ketimuni transgenik
Untuk mendapatkan ketimun pickling yang tahan terhadap berbagai penyakit yang
disebabkan oleh jamur, rekayasa dengan memindahkan gen chitinase asing ke
dalam tanaman tersebut. Chitinase merupakan protein yang berhubungan dengan
patogenesis dan berfungsi untuk pertahanan tanaman terhadap infeksi oleh jamur.
Untuk merekayasa tanaman ketimun dengan gen chitinase itu, dilakukan
transformasi genetik dengan menggunakan sarana pentransfer gen berupa bakteri
Agrobacterium tumefaciens (Raharjo et al, 1996). Bakteri ini biasa dipakai untuk
mentransfer gen-gen asing ke dalam tanaman karena mempunyai kemampuan
untuk menyuntikkan gen-gen yang dibawanya ke dalam sel-sel tanaman yang
diinfeksi olehnya.
3. Apokad transgenik
Untuk menciptakan kultivar apokad yang tahan terhadap penyakit busuk
akar (root rot) dan buahnya tahan disimpan lama, transformasi genetik dilakukan
dengan menggunakan Agrobacterium tumefaciens. Sistem regenerasi tanaman
dilakukan melalui jalur embriogenesis somatik, mirip dengan yang diuraikan
sebelumnya pada tanaman ketimun.
Sistem regenerasi dari kultur sel dan jaringan tanaman apokad ini telah
diterapkan secara terpadu untuk melakukan rekayasa genetik. Pada penelitian
yang dilakukan itu, tanaman apokat kultivar „Hass‟ direkayasa dengan
menambahkan gen asing pdf1.2, yaitu gen penyandi defensin anti jamur yang
berasal dari tanaman Arabidopsis thaliana, dengan tujuan untuk mendapatkan
15
ketahanan terhadap penyakit busuk akar (root rot) yang disebabkan oleh jamur
Phytophthora cinnamomi.
Untuk mendapatkan apokat yang buahnya tahan simpan (tidak cepat lunak
dalam penyimpanan), dilakukan rekayasa terhadap apokad kultivar „Suardia‟
dengan menambahkan gen samK, yaitu gen untuk enzim hidrolase SAM yang
berfungsi mencegah pemasakan dan pelunakan buah.
4. Leci transgenik
Untuk mendapatkan leci yang buahnya tidak berbiji, dilakukan rekayasa
terhadap leci kultivar „Brewster‟ dengan menambahkan gen pistillata yang
diisolasi dari tanaman Arabidopsis thaliana. Untuk keperluan rekayasa itu, vector
biner pCambia3301 dikonstruksi sehingga mengandung gen bar, gen pistillata
yang dikendalikan oleh promoter CaMV 35S dan diikuti oleh terminator rbcS,
serta gen uidA. Vektor biner tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam
Agrobacterium tumefaciens strain EHA105 (Padilla et al, in press).
5. Kapas transgenik
Melalui rekayasa genetik sudah dihasilkan kapas transgenik yang memiliki sifat
baru, yaitu ketahanan terhadap CBW. Salah satu contoh gen untuk ketahanan
serangga hama adalah Bt. Gen Bt adalah gen hasil isolasi bakteri tanah Bacillus
thuringiensis. Istilah populer cry (Held et al., 1982) merupakan singkatan dari
crystal sebagai representasi gen dari strain Bt yang memproduksi protein kris-tal
yang bekerja seperti insektisida (insecticidal crystal protein) yang dapat
mematikan serangga hama (MacIntosh et al., 1990).
6. Jagung transgenik
Jagung Bt merupakan tanaman transgenik yang mempunyai ketahanan terhadap
hama, di mana sifat ketahanan tersebut diperoleh dari bakteri Bacillus
thuringiensis. Salah satu hambatan yang paling besar dalam upaya peningkatan
produksi jagung adalah serangan organisme pengganggu tanaman. Seperti hama
dan penyakit tanaman.
7. Tomat transgenik
16
Tomat dikenal tidak bisa tahan lama. Karena mudah membusuk, ibu rumah tangga
tak berani menyimpan tomat dalam jumlah banyak. Namun setelah mengalami
rekayasa genetika, tomat bisa berumur lebih panjang dengan warna yang tidak
lagi merah, melainkan ungu. Kelebihannya selain lebih tahan lama dari asalnya 21
hari menjadi 48 hari, juga memiliki kandungan nutrisi lebih baik. Salah satunya
karena kandungan anthocyanin yang terkandung dalam tomat.
Professor, Cathie Martin dari The John Innes Centre Inggris, mengatakan, peneliti
telah berhasil menemukan tomat dengan varietas lebih kaya rasa dan tahan lama
dari hasil rekayasa genetika tersebut.
8. Cucamelon transgenik
Cucamelon merupakan buah hasil rekayasa yang sungguh luar biasa, karena
melibatkan tiga jenis buah, semangka, mentimun dan jeruk nipis. Ukuran buah
seperti anggur, namun terlihat seperti semangka mini, dan rasanya seperti
mentimun dan jeruk nipis. Tanaman penghasil cucamelon bisa dikembangkan
dengan mudah. Bahkan bisa ditanam dalam pot dan di luar ruangan. Kelebihan
dari cucamelon sangat kebal terhadap hama, tahan kering. Tanaman buah ini
berasal dari Meksiko, dan sudah ada sejak berabad-abad. Cucamelon bisa
dikonsumsi dalam berbagai cara, baik dikonsumsi langsung, dicampur salad, atau
dicampur sebagai bahan koktail.
17
BAB III
PENUTUP
III. 1. Kesimpulan
III. 2. Saran
Sulitnya mencari sumber yang terpercaya menjadi kekurangan dalam makalah ini,
semoga kedepnnya pembaca harus lebih kritis lagi dalam memberikan saran
kepada kami.
18
DAFTAR PUSTAKA
Berlian I.,Setyawan B.,Hadi H.(2013). Mekanisme Antagonisme Trichoderma
Spp.Terhadap Beberapa Patogen Tular Tanah.Jurnal Warta Perkaretan.
Vol 32(2)
Budiyanto MAK, 2002. Peranan Mikroganisme Dalam Kehidupan Kita. Malang:
Universitas Muhammdiyah Malang Press
Herman, M. 2013. Status Perkembangan Kapas Bt. Buletin Agrobio. Vol 6(1).
19
Pertanyaan
20
- Agrobacterium tumefaciens, gen bakteri ini sering digabungkan ke
tumbuhan sehingga tumbuhan punya sifat menguntungkan seperti
menyuburkan tanah tempat ia ditanam.
- Bacillus thuriengensis, saat pembentukan endospora, bakteri ini
menghasilkan protein yang dapat membunuh protein yang dapat
membunuh ulat bulu, sehingga sering dijadikan pestisida. (Risnawati)
Dan juga karena mikroorganisme tersebut sudah dimodifikasi sedimikian
rupa untuk menghasilkan tanaman transgenik yang diinginkan.
Mikroorganisme tersebut hanya berperan untuk membantu dalam proses
pembuatan tanaman transgenik, sedangkan apabila dikonsumsi oleh
manusia tanaman transgenik tidak berbahaya. Misalnya pada jagung bt
yang tahan terhadap hama, hanya berbahaya bagi hama, tetapi tidak
berbahaya bagi manusia. (Rina Melya)
21