EVOLUSI FUNGI
Dosen :
Priyanti,M.Si
Kelompok 5
Moh.Rifqi Al Author
(1112095000030)
Annisa Amalia
(1112095000011)
Dwi Maya
(1112095000022)
(1112095000005)
PENDAHULUAN
yang ada sekarang berasal dari bakteri dan archea yang ada sekarang juga. Untuk memahami
filogeni jamur para ahli telah mempelajarinya dengan mengkaitkan hubungannya dengan sisasisa kehidupan di bumi, hal tersebut merupakan rangkaian yang dimulai beberapa milyar tahun
yang telah silam dan penting keberadaannya untuk memahami organisme yang ada sekarang.
BAB II
ISI
2.1 EVOLUSI
2.1.1
Pengertian Evolusi
2
Evolusi adalah proses perubahan pada seluruh bentuk kehidupan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya, dan biologi evolusioner mempelajari bagaimana evolusi ini terjadi. Pada
setiap generasi, organisme mewarisi sifat-sifat yang dimiliki oleh orang tuanya melaluigen.
Perubahan (yang disebut mutasi) pada gen ini akan menghasilkan sifat baru pada keturunan
suatu organisme. Pada populasi suatu organisme, beberapa sifat akan menjadi lebih umum,
manakala yang lainnya akan menghilang. Sifat-sifat yang membantu keberlangsungan hidup
dan reproduksi organisme akan lebih berkemungkinan berakumulasi dalam suatu populasi
daripada sifat-sifat yang tidak menguntungkan. Proses ini disebut sebagai seleksi alam.
Penghasilkan jumlah keturunan yang lebih banyak daripada jumlah orang tua beserta
keterwarisan sifat-sifat ini merupakan fakta tambahan mengenai kehidupan yang mendukung
dasar-dasar ilmiah seleksi alam. Gaya dorong seleksi alam dapat terlihat dengan jelas pada
populasi yang terisolasi, baik oleh karena perbedaan geografi maupun mekanisme lain yang
mencegah pertukaran genetika. Dalam waktu yang cukup lama, populasi yang terisolasi ini akan
menjadi spesies baru.
Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik.
Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk
keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu
dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih
banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini.
Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi
secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa
Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak
pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu
sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Pemahaman mengenai biologi evolusioner dimulai pada tahun 1859 dengan
diterbitkannya buku On the Origin of Species karya Charles Darwin. Selain itu, hasil
kerjaGregor Mendel pada tumbuhan juga membantu menjelaskan pola-pola pewarisan genetika.
Hal ini kemudian mendorong pemahaman mengenai mekanisme pewarisan. Penemuan lebih
lanjut pada mutasi gen serta kemajuan pada genetika populasi menjelaskan mekanisme evolusi
secara lebih mendetail. Para ilmuwan sekarang ini memiliki pemahaman yang cukup baik
3
mengenai asal usul spesies baru (spesiasi) dan mereka pula telah memantau proses spesiasi yang
terjadi di laboratorium maupun di alam. Pandangan evolusi modern ini merupakan teori utama
yang para ilmuwan gunakan untuk memahami kehidupan.
Walaupun teori evolusi mendapatkan penentangan dan keberatan dari banyak pihak
keagamaan, para ilmuwan dan komunitas ilmiah menolak keberatan-keberatan yang diajukan
tersebut sebagai sesuatu yang tidak memiliki kesahihan, oleh karena argumen tersebut
didasarkan pada kesalahpahaman pada konsep teori ilmiah dan penafsiran yang salah pada
hukum-hukum fisika dasar. Menanggapi hal tersebut, 68 akademi sains nasional dan
internasional dari seluruh dunia, termasuk pula Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia,Royal
Society Britania, Akademi Sains Republik Islam Iran, dll., mengeluarkan sebuah pernyataan
bersama pada tahun 2006 yang menyerukan pengajaran teori evolusi dalam pelajaran sains di
sekolah-sekolah serta mengonfirmasi keilmiahan teori evolusi.
2.1.2
Asal Usul Fungi
Fungi atau jamur merupakan organisme yang sangat unik, jamur adalag eukoriota yang
berbeda
secara
umum
dengan
eukariota
lainnya
ditinjau
dari
cara
memperoleh
pohon menjadi molekul-molekul organik yang berukuran kecil yang bisa di serao oleh tubuhnya
melalui meseliumnya
2.1.3
Evolusi Fungi
Evolusi fungi berlangsung sejak fungi (gambar 1) menyimpang dari bentuk kehidupan
lainnya sekitar 1.500 juta tahun yang lalu dengan percabangan glomaleans dari fungi yang lebih
tinggi pada 570 juta tahun yang lalu. Berdasarkan analisis DNA,fungi mengkoloni tanah pada
waktu kambrium, yaitu lebih dari 500 juta tahun yang lalu, .
Keanekaragaman fungi yang tinggi diketahui berasal dari zaman Devon dibawah Rhynie dan
catatan sebelumnya tidak ada. Karena fungi tidak dapat mengalami biomeneralisasi, mereka
tidak mudah membentuk catatan fosil. Oleh karena itu hanya ada tiga tentang fungi
1. Salah satu dari Ordovisium telah dihilangkan dengan alasan yang tidak memiliki sifatsifat fungi yang jelas dan dianggap oleh banyak orang sebagai kontaminasi. Posisi dari
kemungkinan fungi Proterozoikum masih belum dibentuk dan mungkin mewakili
cabang fungi. Ada juga kasus untuk afinitas fungi sebagai mikrofosil misterius
Ornatifilum. Karena fungi membentuk kelompok mirip hewan,
2. garis keturunan seharusnya telah menyimpang sebelum garis keturunan hewan pertama
yang diketahui dari fosil sawal waktu Ediacaran.
Fosil paling pertama yang memiliki sifat khas fungi terdata pada masa Proterozoikum,
sekitar 1.430 juta tahun yang lalu. Fungi ini merupakan bentik multiseluler yang telah
membentuk struktur filamen dengan septa dan mampu mengalami anastomosis. Penelitian
terbaru (2009) memperkirakan kedatangan organisme fungi pada sekitar 760-1.060 juta tahun
lalu. Berdasarkan perbandingan tingkat evolusi dalam kelompok yang terkait erat,sebagian
besar era Paleozoic (542-251 jtl), fungi tampaknya bersifat aquatik dan merupakan organisme
yang mirip dengan Chytrid saat ini dalam kepemilikan spora berflagela. Adaptasi evolusioner
dari cara hidup air ke darat mengharuskan diversifikasi strategi ekologi untuk memperoleh
nutrisi, termasuk parasitisme , saprobisme, dan pengembangan hubungan mutualistik seperti
mikoriza dan lichenisasi.
Penelitian terkini (2009) menunjukkan bahwa keadaan ekologi pada moyang Ascomycota
adalah saprobisme dan peristiwa lichenisasi independen telah terjadi beberapa kali.
Fungi mungkin mengkoloni daratan selama waktu Kambrium (542-488,3 jtl), jauh sebelum
tumbuhan darat ada. Hifa dan spora yang terfosilisasi dipulihkan dari Ordovisium Wisconsin
(460 jtl) yang menyerupai Glomerales modern dan ada pada saat flora tanah kemungkinan
hanya terdiri dari lumut non-vaskular mirip tanaman. Prototaxites yang mungkin merupakan
sebuah fumgi atau lichen akan menjadi organisme tertinggi pada akhir Silurian. Fosil fungi
tidak menjadi biasanya dan tidak kontroversial sampai awal Devon (416-359,2 jtl), ketika
6
mereka melimpah di Rhynie yang sebagian besar sebagai kelompok Zygomycota dan
Chytridiomycota. Pada waktu yang sama, sekitar 400 jtl Basidiomycota dan Ascomycota telah
menyimpang dan semua kelas fungi modern telah hadir pada akhir Karbon ( Pennsylvania ,
318,1-299 jtl).
Salah satu karakteristik dari nenek moyang jamur masih di tunjukkan oleh kelompok jamur
yang masih memiliki kekerabatan yang cukup dekat dengan nenek moyangnya yaitu pada
kelompok chyridiomycota yang merupkan jamur paling tua. Leluhur dari fungi merupakan
organisme yang berflagela yang hidup di peairan.
Beberapa waktu setelah peristiwa kepunahan massal Permian-Triassic (251,4 jtl), kelompok
fungi berduri (berasal dari kelimpahan luar biasa spora jamur pada sedimen ) dibentuk,
menunjukkan bahwa fungi adalah bentuk kehidupan yang dominan saat ini, mewakili hampir
100% catatan fosil yang tersedia untuk periode sekarang. Namun, proporsi relatif dari spora
fungi ternyata relatif terhadap spora yang dibentuk oleh spesies alga merupakan kasus yang sulit
untuk diuji, fungi duri tidak muncul di seluruh dunia dan pada banyak tempat itu tidak dibatasi
oleh Permian-Triasik.
2.2 FUNGI
2.2.1 Pengertian Fungi
Fungi atau Cendawan adalah organisme heterotrofik. Mereka memerlukan senyawa organik
untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut
saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks, menguraikan
menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana, yangkemudian dikembalikan kedalam tanah, dan
selanjutnya meningkatkan kesuburannya. Jadi mereka bisa sangat menguntungkan bagi manusia
(Pelczar, et.al. 2008)
Jamur merupakan suatu organisme eukariotik yang mempunyai ciri yaitu berupa benang
tunggal yang bercabang, tidak mempunyai klorofil, hidupnya heterotrof dan mempunyai
berbagai macam penampilan, tergantung pada spesiesnya.
Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai ciri yang khas yaitu benang
tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa-hifa akan membentuk
misselium. Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula yang bersifat saprofit. Fungi dapat
mensintesis protein dan vitamin (Waluyo, 2004).
Identifikasi jamur merupakan suatu kegiatan yang sangat penting mengingat banyak
jenis jamur belum diketahui jumlah dan jenisnya. Jumlah spesies jamur yang sudah diketahui
hingga kini hanya kurang lebih 69.000 dari per kiraan 1.500.000 spesies yang ada didunia.
Dapat dipastikan bahwa indonesia yang sangat kaya akan diservitas tumbuhan dan hewannya
juga memiliki diservitas jamur y6ang sangat tinggi mengingat lingkungannya yang lembab dan
suhu tropik yang mendukung pertumbuhan jamur (handajani, 2006).
2.2.2
Klasifikasi Fungi
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof,
tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari
benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang
disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara
generatif.
Fungi dibagi atas 6 divisio yaitu :
1.
b. Fase tubuh buah. Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora
2.
kembara
b. Generatif
3.
askospora. Beberapa askomiset membentuk tubuh buah yang melingdungi askus bersama
askospors.kebanyakan dari spesies ini hidup saprofit. Secara aseksual ascomycotina ini
memperbanyak diri dengan pembelahan biner melintang dan bertunas.
Organism ini dapat hidup sebagai saprofit pada selaput-selaput lender pada kebanyakan
orang tanpa menyebabkan penyakit. Namun demikian, apabila inangnya lemah karena suatu
penyakit akan menyababkan infeksi.
Contoh spesies Sacharomyces cerevisae, Neurospora sitophila, Aspergillus flavus
4.
Basidiomycotina
Basidiomycotina dicirikan oleh adanya basidispora yang terbentuk di luar pada ujung atau
sisi basidium. Basidiomycotina yang banyak dikenal meliputi jamur, jamur papan pada
pepohonan, dan jamur karat serta jamur gosong. Basidiokraf yang mengandung basidia bersama
basidiosporanya. Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagai
badan
5.
Deutromycotina
Kelas ini meliputi jamur yang tingkat reproduksinya seksualnya belum ditemukan. Sebagian
besar jamur yang patogenik pada manusia adalah deuteromycotina.Nama lainnya Fungi
Imperfecti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian karena pada jamur ini belum diketahui
dengan pasti cara pembiakan secara generatif.
Mereka seringkali membentuk spora aseksual beberapa macam di spesies yang sama,
sehingga dapat membantu dalam mengidentifikasikannya di laboratorium. Disamping fase
saprofitik yang berbentuk miselium, banyak di antaranya mempunyai fase parasitic.
Contoh jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakanMonilia
sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa askus namanya diganti
menjadi Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam Ascomycotina.
9
Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh jamur dari golongan ini,
misalnya
:Epidermophyton
fluocosum penyebab
penyakit
kaki
atlit,Microsporum
sp.,
Reproduksi Fungi
Secara alamiah jamur berkembang biak dengan berbagai cara, baik secara aseksual dengan
pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora, dapat pula secara seksual dengan
peleburan nucleus dari dua sel induknya. Pada pembelahan, suatu sel membagi diri untuk
membentuk dua sel anak yang serupa. Pada penguncupan, suatu sel anak tumbuh dari tonjolan
kecil pada sel inang.
Spora aseksual, yang berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk dalam jumlah
besar. Ada banyak macam spora aseksual, yaitu:
1.
2.
3.
4. Klamidospora.
5.
Spora bersel satu yang berdinding tebal ini sangat resisten terhadap
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dankonjugasi. Kontak
gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami
terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalahplasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap
kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masingmasing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel
dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun.
Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.
Ada beberapa tipe spora seksual, yaitu:
10
1.
Askospora. Spora bersel satu ini terbentuk didalam pundi atau kantung yang dinamakan
2.
3.
dinamakan basidium.
Zigospora..Zigospora adalah spora besar berdindiing tebal yang terbentuk apabila ujung-
4.
ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangia.
Oospora. Oospora terbentuk didalam struktur betina khusus yang disebut ooginium.
Pembuahan telur, oosfer, oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam anteredium
menghasilkan oospora.
Spora aseksual dan seksual dapat dikitari oleh struktur pelindung yang sangat terorganisasi
yang disebut tubuh buah. Tubuh buah aseksual diantaranya ialah aservulus dan piknidium.
Tubuh buah seksual yang umum disebut peritesium dan apotesium.
2.2.4
Manfaat Fungi
Jamur sangat berperan dalam kehidupan manusia. Di dalam ekosistem jamur dan bakteri
berperan sebagai pengurai (decomposer). Beberapa jenis jamur dapat dimanfaatkan dalam
industry makanan dan minuman, disamping itu jamur ada juga yang dapat menyebabkan
penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Berikut ini beberapa jamur yang menguntungkan
dan merugikan dalam kehidupan manusia.
BAB III
PENUTUP
12
3.1 Kesimpulan
Adapun dari penjelasan di atas,dapat di simpulkan beberapa pokok pikiran yang mndasar
bahwa :
1. evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu
2.
Chydridiomycota.
3. Fungi merupakan suatu organisme eukariotik yang mempunyai ciri yaitu berupa benang
tunggal yang bercabang, tidak mempunyai klorofil, hidupnya heterotrof dan
mempunyai berbagai macam penampilan, tergantung pada spesiesnya.
3.2 Saran
pembelajaran mengenai evolusi sangatlah penting untuk kita ketahui,oleh karena itu kami
menyarankan agar kiranya pembelajaran evolusi tidak hanya sebatas teori tetapi juga di
kembangkan dalam kehidupan supaya sebagai generasi yang berasal dari generasi
sebelumnya (makhluk evolusioner),kita lebih menghargai sejarah terbentuknya kehidupan
yang kita nikmati sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
14