Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM VERTEBRATA

IDENTIFIKASI AMFIBI (Ordo Anura)

Kelompok 6
1. Maylawati Sari (1701125004)
2. Fairuz Nabila Khanza (1701125007)
3. Widy Aprilia (1701125036)
4. Nur Rofiyati (1701125058)
5. Nur Fatika Sari (1701125079)

PROGRAM PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2019

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
PengamatanAmphibia ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami
berterima kasih pada Bapak Agus Pambudi Dharma selaku Dosen mata kuliah Vertebrata
UHAMKA yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap Laporan Praktikum yang kami kerjakan ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita terhadapat pembelajaran mata kuliah
Vertebrata. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Laporan Praktikum ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran
demi memperbaiki Laporan Praktikum yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Jakarta, 01 April 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4
BAB II METODE PENELITIAN ........................................................................................................ 5
2.1 Waktu dan Tempat ............................................................................................................... 5
2.2 Tujuan Pengamatan.............................................................................................................. 5
2.3 Alat dan Bahan ...................................................................................................................... 5
2.4 Cara Kerja ............................................................................................................................. 5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................................. 6
3.1 Hasil Pengamatan ................................................................................................................. 6
3.2 Pembahasan ........................................................................................................................... 6
3.3 Klasifikasi .............................................................................................................................. 7
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................................... 8
4.2 Lampiran ............................................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki dua dari tiga ordo amfibi yang ada di dunia, yaitu Gymnphina dan
Anura. Ordo Gymnphina diangkap langka dan sulit diketahui keberadaanya, sedangkan ordo
Anura merupakan yang paling mudah ditemukan di Indonesia, yakni mencapai sekitar 450 jenis
atau 11% dari seluruh jenis Anura di dunia. Ordo Caudata merupakan satu-satunya ordo yang
tidak terdapat di Indonesia (Iskandar, 1998).
Amphibi merupakan satwa yang menyukai dan tinggal di daerah berhutan yang lembab
dan bahkan beberapa spesies seluruh hidupnya tidak bisa lepas dari air (Mistar, 2003, Iskandar,
1998). Amphibi sendiri merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem yang memiliki
peranan secara ekologis, amphibi berperan sebagai pemangsa konsumen primer seperti
serangga atau hewan invertebrata lainnya (Iskandar, 1998) serta dapat digunakan sebagai
bioindikator kondisi lingkungan (Stebbins dan Cohen, 1997).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana ciri-ciri dan klasifikasi amphibi (ordo anura) ?
2. Bagaimana teknik identifikasi amphibi (ordo anura) ?
3. Bagaimana ukuran morfometrik amphibi (ordo anura) ?

4
BAB II

METODE PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat
Hari, tanggal : Senin, 25 Maret 2019
Tempat : Laboratorium Biologi FKIP UHAMKA
Pukul : 07.00 – 10.00 WIB

2.2 Tujuan Pengamatan


Untuk mengetahui ciri-ciri dan klasifikasi amfibi (Ordo Anura)

2.3 Alat dan Bahan


1. Jangka Sorong
2. Buku Identifikasi Amfibia
3. Alat Tulis
4. Alkohol 70 %
5. Spesimen Amfibia
6. Papan Bedah

2.4 Cara Kerja


A. Teknik identifikasi amfibia
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Letakkan spesimen Katak ke atas papan bedah.
3. Ukurlah morfometrik amfibi menggunakan jangka sorong.
4. Catatlah ciri khas yang ada di bagian tubuh amfibi (warna kulit, permukaan
tubuh, lipatan dorsolateral, lipatan supratimpatik, selaput kaki, kelenjar
paratoid).
5. Hasil pengukuran ditulis ke dalam lembar pengamatan dan kemudian di foto.
.

5
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1 Pengamatan morfometrik (cm) amfibi
Panjang telapak
Panjang Lebar Panjang Keliling Panjang tungkai Panjang jari kaki
No Amfibi kaki
kepala kepala badan badan
depan belakang depan belakang depan belakang
1. Ranidae 2 cm 2 cm 6 cm 8 cm 3,5 cm 10 cm 0,5 cm 1 cm 1 cm 3 cm

2. Bufonidae 2 cm 2 cm 7 cm 9 cm 4 cm 5 cm 0,7 cm 1 cm 1 cm 1,5 cm

3.2 Pembahasan
1. Fejerveya cancrivora (Katak Sawah)
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Amphibi
Famili : Ranidae
Genus : Fejervarya; Bolkay, 1915
Spesies : Fejervarya cancrivora

Dari hasil pengamatan morfometrik Amfibi Pada Fejervarya cancrivora


panjang kepala 2 cm, lebar kepala 2 cm, panjang badan 6 cm, keliling badan 8 cm,
panjang tungkai depan pendek yaitu 3,5 cm dan panjang tungkai belakang dari kloaka
sampai ujung jari lebih panjang yaitu 10 cm, panjang telapak kaki depan yaitu 0,5 cm
dan panjang telapak kaki belakang yaitu 1 cm, serta panjang jari kaki depan yaitu 1 cm
dan panjang jari belakang 3 cm.
Warna kulit pada Fejervarya cancrivora berwarna abu-abu dengan bintil-bintil
hitam dipunggungnya. permukaan tubuh Fejervarya cancrivora Kulit dorsal
(punggung) halus dengan lipatan longitudinal yang tidak teratur, lipatan dorsolateral
memanjang, paralel dengan sumbu tubuh. Mempunyai lipatan supratimpatik. Selaput
jari-jari kaki belakang Fejervarya cancrivora lebih luas dan mencapai bagian teratas
dari jari. dan kaki depan tidak memiliki selaput. kelenjar paratoid Amfibi memiliki
kelenjar paratiroid sebagai regulator kalsium dalam endokrin.
Tungkai belakang sedikit pendek. Lebih dari setengah jari kaki berselaput
renang dengan ujung yang tidak berselaput. jari tangan tidak berselaput renang. Ujung
jari tangan dan kaki lancip. Tympanum terlihat jelas. beberapa individu memiliki garis
vertebral yang sangat menonjol. Kulit ventral (perut) halus.
Diesmos et al, 2016 menyatakan Fejervarya cancrivora memiliki bintil
dikepala & memiliki lipatan kelenjar& mempunyai lipatan dorsaventral yang terputus-
putus & permukaan ventral halus & moncong yang berbentuk oval. Tuberkel

6
Subarticular berbentuk bulat. Jari-jari kaki yang panjang dan memiliki anyaman
dan dermal pinggiran.
2. Bufo melanostictus (Kodok Buduk)
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Amphibi
Famili : Bufonidae
Genus : Bufo; Laurenti, 1768
Spesies : Bufo melanostictus

Dari hasil Pengamatan kelompok kami Kodok ini Termasuk dalam Famili
Bufonidae. hasil pengamatan morfometrik Amfibi Pada Bufo melanostictus panjang
kepala 2 cm, lebar kepala 2 cm, panjang badan 7 cm, keliling badan 9 cm, panjang
tungkai depan yaitu 4 cm dan panjang tungkai belakang dari kloaka sampai ujung jari
yaitu 5 cm, panjang telapak kaki depan yaitu 0,7 cm dan panjang telapak kaki belakang
yaitu 1 cm, serta panjang jari kaki depan yaitu 1 cm dan panjang jari belakang 1,5 cm.
Kodok berukuran sedang, yang dewasa berperut gendut, berbintil-bintil kasar.
Di atas kepala terdapat gigir keras menonjol yang bersambungan, mulai dari atas
moncong; melewati atas, depan dan belakang mata; hingga di atas timpanum (gendang
telinga). Gigir ini biasanya berwarna kehitaman. Mempunyai sepasang kelenjar
parotoid (kelenjar racun) yang besar panjang terdapat di atas tengkuk.
Bagian punggung warnanya kuning kecokelatan dan terdapat bintil-bintil kasar
di punggung dengan ujung kehitaman. Terdapat bintil-bintil kasar di punggung dengan
ujung kehitaman.
Spesies Bufo melanostictus, kodok jenis ini merupakan spesies yang paling
tahan dengan kondisi habitat yang terganggu, spesies ini dapat digambarkan sebagai
"generalis habitat". Sehingga tidak bisa digolongkan kedalam Bio-Indikator.
3.3 Klasifikasi

7
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Ukuran tubuh Fejervarya cancrivora lebih panjang dan ramping
2. Bufo melanostictus memilki ukuran tubuh lebih pendek dan perut gendut.
3. Fejervarya cancrivora memiliki berwarna abu-abu dengan bintil-bintil hitam
dipunggungnya tetapi tidak kasar . Thympanum berwarna abu kecoklatan.
4. Bufo melanostictus bagian punggung warnanya kuning kecokelatan dan terdapat
bintil-bintil kasar di punggung dengan ujung kehitaman. Terdapat bintil-bintil
kasar di punggung dengan ujung kehitaman. Thympanum berwarna kuning
kecoklatan.

8
4.2 Lampiran
1. Fejerveya cancrivora (Katak Sawah)

Bagian Kepala Tampak atas (dorsal)

Tampak ventral (perut) Bagian tungkai belakang

Bagian belakang Bagian tungkai depan

9
2. Bufo melanostictus (Kodok Buduk)

Bagian Kepala Tampak atas (dorsal)

Tampak ventral (perut) Bagian belakang

Bagian tungkai belakang Bagian tungkai


jari depan

10

Anda mungkin juga menyukai