Kelompok 6
1. Maylawati Sari (1701125004)
2. Fairuz Nabila Khanza (1701125007)
3. Widy Aprilia (1701125036)
4. Nur Rofiyati (1701125058)
5. Nur Fatika Sari (1701125079)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
PengamatanAmphibia ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami
berterima kasih pada Bapak Agus Pambudi Dharma selaku Dosen mata kuliah Vertebrata
UHAMKA yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap Laporan Praktikum yang kami kerjakan ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita terhadapat pembelajaran mata kuliah
Vertebrata. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Laporan Praktikum ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran
demi memperbaiki Laporan Praktikum yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki dua dari tiga ordo amfibi yang ada di dunia, yaitu Gymnphina dan
Anura. Ordo Gymnphina diangkap langka dan sulit diketahui keberadaanya, sedangkan ordo
Anura merupakan yang paling mudah ditemukan di Indonesia, yakni mencapai sekitar 450 jenis
atau 11% dari seluruh jenis Anura di dunia. Ordo Caudata merupakan satu-satunya ordo yang
tidak terdapat di Indonesia (Iskandar, 1998).
Amphibi merupakan satwa yang menyukai dan tinggal di daerah berhutan yang lembab
dan bahkan beberapa spesies seluruh hidupnya tidak bisa lepas dari air (Mistar, 2003, Iskandar,
1998). Amphibi sendiri merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem yang memiliki
peranan secara ekologis, amphibi berperan sebagai pemangsa konsumen primer seperti
serangga atau hewan invertebrata lainnya (Iskandar, 1998) serta dapat digunakan sebagai
bioindikator kondisi lingkungan (Stebbins dan Cohen, 1997).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana ciri-ciri dan klasifikasi amphibi (ordo anura) ?
2. Bagaimana teknik identifikasi amphibi (ordo anura) ?
3. Bagaimana ukuran morfometrik amphibi (ordo anura) ?
4
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat
Hari, tanggal : Senin, 25 Maret 2019
Tempat : Laboratorium Biologi FKIP UHAMKA
Pukul : 07.00 – 10.00 WIB
5
BAB III
3.2 Pembahasan
1. Fejerveya cancrivora (Katak Sawah)
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Amphibi
Famili : Ranidae
Genus : Fejervarya; Bolkay, 1915
Spesies : Fejervarya cancrivora
6
Subarticular berbentuk bulat. Jari-jari kaki yang panjang dan memiliki anyaman
dan dermal pinggiran.
2. Bufo melanostictus (Kodok Buduk)
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Amphibi
Famili : Bufonidae
Genus : Bufo; Laurenti, 1768
Spesies : Bufo melanostictus
Dari hasil Pengamatan kelompok kami Kodok ini Termasuk dalam Famili
Bufonidae. hasil pengamatan morfometrik Amfibi Pada Bufo melanostictus panjang
kepala 2 cm, lebar kepala 2 cm, panjang badan 7 cm, keliling badan 9 cm, panjang
tungkai depan yaitu 4 cm dan panjang tungkai belakang dari kloaka sampai ujung jari
yaitu 5 cm, panjang telapak kaki depan yaitu 0,7 cm dan panjang telapak kaki belakang
yaitu 1 cm, serta panjang jari kaki depan yaitu 1 cm dan panjang jari belakang 1,5 cm.
Kodok berukuran sedang, yang dewasa berperut gendut, berbintil-bintil kasar.
Di atas kepala terdapat gigir keras menonjol yang bersambungan, mulai dari atas
moncong; melewati atas, depan dan belakang mata; hingga di atas timpanum (gendang
telinga). Gigir ini biasanya berwarna kehitaman. Mempunyai sepasang kelenjar
parotoid (kelenjar racun) yang besar panjang terdapat di atas tengkuk.
Bagian punggung warnanya kuning kecokelatan dan terdapat bintil-bintil kasar
di punggung dengan ujung kehitaman. Terdapat bintil-bintil kasar di punggung dengan
ujung kehitaman.
Spesies Bufo melanostictus, kodok jenis ini merupakan spesies yang paling
tahan dengan kondisi habitat yang terganggu, spesies ini dapat digambarkan sebagai
"generalis habitat". Sehingga tidak bisa digolongkan kedalam Bio-Indikator.
3.3 Klasifikasi
7
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Ukuran tubuh Fejervarya cancrivora lebih panjang dan ramping
2. Bufo melanostictus memilki ukuran tubuh lebih pendek dan perut gendut.
3. Fejervarya cancrivora memiliki berwarna abu-abu dengan bintil-bintil hitam
dipunggungnya tetapi tidak kasar . Thympanum berwarna abu kecoklatan.
4. Bufo melanostictus bagian punggung warnanya kuning kecokelatan dan terdapat
bintil-bintil kasar di punggung dengan ujung kehitaman. Terdapat bintil-bintil
kasar di punggung dengan ujung kehitaman. Thympanum berwarna kuning
kecoklatan.
8
4.2 Lampiran
1. Fejerveya cancrivora (Katak Sawah)
9
2. Bufo melanostictus (Kodok Buduk)
10