ISBN 978-623-215-472-8
Editor: Sri Subekti
Penata Letak: @timsenyum
Desain Sampul: @timsenyum
Copyright © Pustaka Media Guru, 2019
iv, 62 hlm, 17,6 x 25 cm
Cetakan Pertama, Desember 2019
Diterbitkan oleh
CV. Cipta Media Edukasi
Grup Penerbit Pustaka MediaGuru (Anggota IKAPI)
Jl. Dharmawangsa 7/14 Surabaya 60286
Website: www.mediaguru.id
Dicetak dan Didistribusikan oleh
Pustaka Media Guru
Hak Cipta Dilindungi Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2002 tentang Hak Cipta, PASAL 72
Prakata
P
uji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas limpahan rahmat
dan karunia‐Nya sehingga Buku “Taksonomi Hewan Vertebrata dalam
Pendekatan Praktik” dapat diselesaikan. Buku ini dapat digunakan
sebagai panduan dan petunjuk praktis bagi mahasiswa dalam melakukan
kegiatan praktikum. Buku ini diharapkan dapat memberikan gambaran
secara jelas tentang taksonomi hewan Vertebrata.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam buku ini, untuk itu
kritik dan saran terhadap penyempurnaan buku ini sangat diharapkan.
Semoga buku ini dapat memberi manfaat bagi mahasiswa Jurusan Biologi
Universitas Negeri Medan khususnya dan bagi semua pihak lain yang
membutuhkan.
Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penulisan dan penerbitan buku ini. Semoga menjadi
ladang ibadah dan bernilai pahala di sisi Allah, Aamiin.
Medan, September 2019
Penulis
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | iii
Daftar Isi
Prakata ................................................................................................................. iii
Daftar Isi .............................................................................................................. iv
Bab I Pisces ............................................................................................................ 1
Kegiatan I Chondrichthyes ................................................................................ 1
Kegiatan 2 Osteichthyes .................................................................................. 9
Kegiatan 3 Hubungan Kekerabatan Fenetik Kualitatif ................................. 26
Bab II Amphibia .................................................................................................. 29
Kegiatan 4 Ordo Anura ................................................................................... 29
Bab III Reptilia .................................................................................................... 37
Kegiatan 5 Ordo Squamata ............................................................................ 37
Kegiatan 6 Ordo Testudinata ......................................................................... 40
Kegiatan 7 Pengamatan Ordo Crocodila di Taman Buaya Asam Kumbang 45
Kegiatan 8 Pengamatan Reptil di Siantar Zoo .............................................. 50
Bab IV Aves ......................................................................................................... 53
Bab V Mamalia .................................................................................................... 56
Daftar Pustaka .....................................................................................................61
Profil Penulis .......................................................................................................61
iv | Elida Hafni Siregar, dkk.
Bab I
Pisces
Tujuan:
1. Mengamati morfologi ikan Chondrichthyes dan Osteichthyes
2. Mempelajari morfometrik dan meristik ikan Chondrichthyes dan
Osteichthyes
3. Mengidentifikasi beberapa spesies ikan dengan kunci determinasi
4. Mempelajari hubungan kekerabatan fenetik kualitatif
Alat dan bahan:
1. 10 spesies ikan (hiu, pari, mas, belut, gabus, lele, tegang ekor, nila,
mujair dan gurami)
2. Penggaris/ meteran
3. Bak preparat
Kegiatan I
Chondrichthyes
Cara Kerja :
1. Ambil ikan hiu, letakkan di atas bak preparat. Bagian kepala berada di
sebelah kiri. Fotolah ikan hiu, jangan lupa menggunakan skala!
2. Amati ciri‐ciri morfologi ikan hiu, temukan bagian‐bagian yang terdapat
pada Gambar 1.1, kemudian gambar dan lengkapi dengan keterangan!
3. Tuliskan klasifikasi dan deskripsi spesiesnya!
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 1
Gambar 1.1. Morfologi Ikan Cucut (Rahmat 2011)
4. Ukurlah 31 karakter morfometrik ikan hiu (Gambar 1.2 dan 1.3)!
a. TL = total length, diukur mulai dari bagian terdepan moncong
mulut sampai ujung ekor atas (panjang total) (Gambar 1.2).
b. FL = fork length, diukur mulai dari bagian terdepan moncong
mulut sampai pangkal cabang ekor (panjang cagak) (Gambar 1.2).
c. SL = precaudal length, diukur mulai dari bagian terdepan
moncong mulut sampai ujung gurat sisi (panjang standar)
(Gambar 1.2).
d. PD2 = pre second dorsal length, diukur mulai dari bagian terdepan
moncong mulut sampai pangkal bagian depan sirip punggung
belakang (Gambar 1.2).
e. PD1 = pre first dorsal length, diukur mulai dari bagian terdepan
moncong mulut sampai pangkal bagian depan sirip punggung
depan (Gambar 1.2).
f. HL = head length, diukur mulai dari bagian terdepan moncong
mulut sampai bagian ujung celah insang belakang (Gambar 1.2).
g. PGI = prebranchial length, diukur mulai dari bagian terdepan
moncong mulut sampai bagian depan celah insang depan
(Gambar 1.2).
h. PSP = prespiracular length diukur mulai dari bagian terdepan
moncong mulut sampai spirakel (Gambar 1.2).
i. POB = preorbital length, diukur mulai dari bagian terdepan
moncong mulut sampai ujung bagian depan mata (Gambar 1.2).
j. PP1 = prepectoral length, diukur mulai dari bagian terdepan
moncong mulut sampai depan celah insang bagian depan
(Gambar 1.2).
2 | Elida Hafni Siregar, dkk.
k. PP2 = prepelvic length, diukur mulai dari bagian terdepan
moncong mulut sampai depan sirip perut bagian depan (Gambar
1.2).
l. SVL = snout vent length, diukur mulai dari bagian terdepan
moncong mulut sampai bagian tengah sirip perut tengah
(Gambar 1.2).
m. PAL = preanal length, diukur mulai dari bagian terdepan moncong
mulut sampai pangkal bagian depan sirip perut belakang
(Gambar 1.2).
n. IDS = interdorsal space, diukur mulai dari bagian pangkal belakang
sirip punggung depan sampai pangkal bagian depan sirip
punggung belakang (Gambar 1.2).
o. DCS = dorsal caudal space, diukur mulai dari bagian pangkal
belakang sirip punggung belakang sampai pangkal depan bagian
ekor atas (Gambar 1.2).
p. PPS = pectoral pelvic space, diukur mulai dari bagian pangkal
belakang sirip perut depan sampai bagian pangkal depan sirip
perut tengah (Gambar 1.2).
q. PAS = pelvic anal space, diukur mulai dari bagian pangkal belakang
sirip perut tengah sampai bagian pangkal depan sirip perut
belakang (Gambar 1.2).
r. ACS = anal caudal space, diukur mulai dari bagian pangkal
belakang sirip perut belakang sampai bagian pangkal depan ekor
bawah (Gambar 1.2).
s. PCA = pelvic caudal space, diukur mulai dari bagian pangkal
belakang sirip perut tengah sampai bagian pangkal depan ekor
bawah (Gambar 1.2).
t. VCL = vent caudal length, diukur mulai dari bagian tengah sirip
perut tengah sampai ujung ekor atas (Gambar 1.2).
u. CLO = clasper outer length, diukur mulai dari bagian pangkal luar
sirip perut tengah sampai ujung clasper (Gambar 1.3A).
v. CLI = clasper inner length, diukur mulai dari bagian pangkal dalam
sirip perut tengah sampai ujung clasper (Gambar 1.3A).
w. CLB = clasper base width, diukur mulai dari bagian atas sisi clasper
sampai bagian bawah sisi clasper (Gambar 1.3A).
x. DIB = first dorsal base, diukur mulai dari bagian pangkal depan
sirip punggung sampai bagian pangkal belakang sirip punggung
(Gambar 1.3B).
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 3
y. DIA = first dorsal anterior margin, diukur mulai dari bagian
pangkal depan sirip punggung sampai bagian ujung atas sirip
punggung (Gambar 1.3B).
z. DIP = first dorsal pasterior margin, diukur mulai dari bagian ujung
atas sirip punggung sampai bagian ujung bawah sirip punggung
(Gambar 1.3B).
aa. DIH = first dorsal hight, diukur mulai dari bagian ujung badan atas
sampai bagian ujung atas sirip punggung (Gambar 1.3B)
bb. PIB = pectoral base, diukur mulai dari bagian pangkal depan sirip
dada sampai bagian pangkal belakang sirip dada (Gambar 1.3C).
cc. PIA = pectoral anterior margin, diukur mulai dari bagian pangkal
depan sirip dada sampai bagian ujung bawah sirip dada (Gambar
1.3C).
dd. PIH = pectoral height, diukur mulai dari bagian pangkal belakang
sirip dada sampai bagian ujung bawah sirip dada (Gambar 1.3C).
ee. PIP = pectoral posterior margin, diukur mulai dari bagian ujung
atas sirip dada sampai bagian ujung bawah sirip dada (Gambar
1.3C)
Gambar 1.2. Karakter Ikan Hiu yang Diukur dalam Morfometrik (Rahmat,2011)
4 | Elida Hafni Siregar, dkk.
Gambar 1.3. Karakter clasper (A), sirip punggung (B), dan sirip dada (C) ikan Hiu yang diukur
dalam morfometri (Rahmat 2011)
5. Identifikasilah ikan hiu berdasarkan kunci determinasi di bawah ini!
Kunci Identifikasi Famili (Ordo: Lamniformes; kelompok ikan hiu)
1a. Sirip dorsal sebuah …………….…………………….. Scyliorhinidae
1b. Sirip dorsal dua buah …… ………………………………………... 2
2a. Setidak‐tidaknya setengah dari dasar sirip dorsal pertama terletak
posterior dari permulaan sirip ventral ……………………………... 3
2b. Dasar sirip dorsal pertama berakhir pada posisi di atas atau anterior
sirip ventral ..………………………………………………………... 4
3a. Tiap lubang hidung dihubungkan oleh alur dalam dengan mulut
.………….………………................….…………........ Orectolobidae
3b. Lubang hidung tidak dihubungkan oleh alur dalam dengan mulut
…………...…….......……………....................…...…..…. Sciliorhidae
4a. Kepala berbentuk huruf T ………….........……….…...… Sphyrinidae
4b. Kepala biasa, normal (tidak berbentuk huruf T) …... Galeorhinidae
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 5
Apabila ikan hiu yang diidentifikasi merupakan Famili Galeorhinidae,
maka dapat dilanjutkan hingga ke tingkat spesies. Namun, jika famili
ikan hiu yang diidentifikasi bukan Galeorhinidae maka dihentikan
sampai tingkat famili saja.
Kunci Identifikasi Spesies (dari Famili: Galeorhinidae)
1a. Terdapat spiraculum …………………………………..….....….… 2
1b. Tanpa spiraculum …………………………………….......….……. 3
2a. Terdapat takik di sisi atas pangkal ekor …...…... Galeocerda cuvieri
2b. Tidak ada takik seperti itu …………...…......…...... Mutelus manazo
3a. Gigi bertepi rata ……………..….……........... Scoliodon sorrakowah
3b. Gigi bertepi gerigi ….…….............….……..... Eulamia melanoptera
6. Ulangi langkah 1‐4 pada ikan pari!
7. Ukurlah bagian‐bagian tubuh (morfometrik) pada ikan pari berdasarkan
15 karakter di bawah ini :
a. Panjang total (PT), diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir
(premaxillae) hingga ujung ekor.
b. Lebar badan (LB), diukur mulai jarak badan bagian kiri dan kanan yang
paling lebar.
c. Panjang badan (PB), diukur mulai dari bagian terdepan moncong
hingga permulaan sirip dubur.
d. Panjang pre orbital (PPO), diukur mulai dari bagian terdepan mocong
hingga ujung bagian depan mata.
e. Jarak inter orbital (JIO), diukur jarak antara dua bola mata pada
rongga mata terluar.
f. Jarak pre spirakel (JPS), diukur mulai dari bagian terdepan moncong
hingga spirakel.
g. Jarak pre narial (JPN), diukur mulai dari bagian terdepan moncong
hingga hidung.
h. Jarak inter narial (JIN), diukur jarak antara rongga hidung.
i. Jarak pre oral (JPO), diukur mulai dari bagian terdepan moncong
hingga mulut.
j. Lebar mulut (LM), diukur mulai dari ujung kiri hingga ujung kanan
bibir mulut.
6 | Elida Hafni Siregar, dkk.
k. Panjang ekor (PE), diukur mulai pangkal ekor hingga ujung ekor
(Serena, 2005).
l. JMP= Jarak dari ujung moncong ke pembukaan celah insang pertama
m. JML= Jarak dari ujung moncong ke pembukaan celah insang ke lima
n. JMK= Jarak dari ujung moncong ke kloaka
o. JKE= Jarak dari kloaka ke ujung ekor
Gambar 1.4. Bagian Dorsal dan Ventral Ikan Pari (Serena 2005)
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 7
8. Identifikasi ikan pari berdasarkan kunci determinasi di bawah ini!
Kunci Identifikasi Famili (Ordo: Rajiformes; ikan‐ikan pari)
1a. Discus sempit dan memanjang …...………………...…....……….. 2
1b. Discus lebar membulat atau angular (bersudut) ……....………… 3
2a. Moncong memanjang seperti gergaji …….……..……….. Pristidae
2b. Moncong normal, biasa ……........…..…….….……… Rhinobatidae
3a. Pada badan terdapat alat listrik besar ..……..…….… Orpedimidae
3b. Tidak seperti di atas (tidak seperti 3a) ….............................……… 4
4a. Tonjolan seperti tanduk terdapat pada setiap sisi moncong
…………………………………………………………..... Mobulidae
4b. Tidak seperti di atas …………………………………………..……. 5
5a. Kepala jelas menonjol dari sirip dada ..….……..…...… Aetobatidae
5b. Kepala tidak jelas menonjol seperti itu ……….....……... Dasyatidae
Apabila ikan pari yang diidentifikasi merupakan Famili Dasyatidae,
maka dapat dilanjutkan hingga ke tingkat spesies. Namun, jika famili
ikan pari yang diidentifikasi bukan Dasyatidae maka dihentikan sampai
tingkat famili saja.
Kunci Identifikasi Spesies (dari Famili: Dasyatidae)
1a. Lebar discus separuh dari panjangnya; ekor pendek, lebih pendek
dari ukuran panjang badannya ………………..…..……………….. 2
1b. Tidak seperti di atas ………...………………..…………………….. 3
2a. Ekor hampir sama panjang dengan panjang discus
…..................................................………………. Gymnura poecilum
2b. Ekor kurang dari setengah panjang discus ….…... Gymnura micrura
3a. Tidak ada duri bergigi pada ekor ..................… Uropymnus africanus
3b. Paling tidak ada satu spina bergigi pada ekor ……………….…… 4
4a Terdapat lipatan kulit pada sisi ventral atau dan pada ekor ........... 5
4b. Tidak seperti di atas ...… Dasyatis narnak (ikan pare = cucut gergaji)
5a. Terdapat lipatan kulit pada sisi ventral maupun sisi dorsal …....… 6
5b. Hanya terdapat lipatan kulit pada sisi ventral ekor
………………………………………………………. Dasyatis sephen
6a. Lembar kulit terdapat pada dasar mulut ………………………..… 7
6b Tidak seperti di atas ………..….………………...…… Dasyatis zugei
7a. Ekor lebih panjang dari pada panjang discus ………... Dasyatis kuhli
7b. Tidak seperti di atas ………………...…………….. Dasyatis ibricatus
8 | Elida Hafni Siregar, dkk.
Kegiatan 2
OSTEICHTHYES
Cara Kerja :
1. Ambil ikan mas, letakkan di atas bak preparat. Bagian kepala berada
di sebelah kiri. Fotolah ikan mas, jangan lupa menggunakan skala!
2. Amati ciri‐ciri morfologi ikan mas, temukan bagian‐bagian yang ada
pada Gambar 1.5!
3. Tuliskan klasifikasi dan deskripsi spesiesnya!
Gambar 1.5. Bagian‐bagian Tubuh Ikan (Pratomo & Rosadi, 2010)
Keterangan Gambar:
A : Anal
C : Caudal
D1 : Dorsal 1
D2 : Dorsal 2
V : Ventral
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 9
4. Amati bagian‐bagian yang terdapat pada kepala!
Gambar 1.6. Bagian‐bagian kepala ikan (Pratomo & Rosadi, 2010)
Keterangan gambar:
Kepala berjari‐jari lunak:
A. Mulut
B. Tulang rahang atas depan
C. Tulang rahang atas
D. Lubang hidung
E. Tengkuk
F. Keping tutup insang
G. Keping tutup insang bawah
H. Tulang‐tulang tambahan
I. Keping tutup insang antara
J. Keping tutup insang depan
Kepala berjari‐jari keras:
A. Pangkal kepala
B. Keping tutup insang depan
C. Keping tutup insang
D. Keping tutup insang bawah
E. Keping tutup insang antara
F. Tulang‐tulang tambahan
10 | Elida Hafni Siregar, dkk.
Gambar 1.7. Macam‐macam Bentuk Mulut (Pratomo & Rosadi, 2010)
Gambar 1.8. Macam‐macam Letak Sungut (Pratomo & Rosadi, 2010)
5. Amati bagian badan, perhatikan letak sirip dorsal, sirip pektoral, sirip
ventral, dan sirip anal. Amati juga garis rusuk tunggal yang disebut
gurat sisi (linea lateralis)!
6. Hitunglah jumlah jari‐jari sirip Dorsal, Pectoral, Ventral, Anal, dan
Caudal!
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 11
Cara menghitungnya:
Setiap sirip dibangun oleh jari‐jari sirip, yang dapat dibedakan atas
jari‐jari keras dan jari‐jari lunak.
Jari‐jari keras disusun dari bahan tulang, bersifat keras, tidak
dapat dibengkokkan, pejal, tidak berbuku‐buku, berupa
bangunan, seperti duri‐duri atau patil.
Jari‐jari lunak warnanya agak bening seperti tulang rawan,
berbuku‐buku, bercabang, dan dapat dibengkokan. Jari‐jari lunak
ini mungkin sebagian mengeras dan salah satu sisinya bergerigi.
Jumlah jari‐jari lunak pada tiap sirip, hanya dihitung pangkal‐
pangkalnya saja.
Untuk menghitung jumlah jari‐jari sirip lunak, jari‐jari itu
dibedakan atas jari‐jari pokok dan jari‐jari bercabang.
Jari‐jari pokok adalah jari‐jari lunak atau jari‐jari lemah yang
mengeras, tidak bercabang.
Jari‐jari bercabang adalah jari‐jari lunak yang memang bercabang.
Pada waktu menghitung jumlah jari‐jari tak bercabang, perlu
diingat bahwa satu jari tak bercabang itu dipandang sebagai jari‐
jari bercabang.
Jari‐jari sirip berpasangan:
Dihitung semua jari‐jarinya termasuk yang terkecil
Untuk sirip perut, jari‐jari kecil tidak dihitung.
Pada sirip punggung dan sirip dubur, dua jari‐jari terakhir dihitung
sebagai satu jari‐jari, jadi sebagai satu jari‐jari pokok. Jari‐jari
pokok terakhir tersebut seringkali berlekatan sebagai dua jari
yang berdekatan.
Pada sirip ekor, rumus sirip itu menggambarkan jumlah jari‐jari
pokok. Pada ikan yang jari‐jari sirip ekornya bercabang maka
jumlah jari‐jari sirip tersebut ditetapkan sebanyak jumlah jari‐jari
bercabang ditambah dua.
Hal ini berbeda dari sirip punggung yang cara menghitung jumlah
jari‐jari siripnya ditetapkan sebanyak jumlah jari‐jari sirip
bercabang ditambah satu.
12 | Elida Hafni Siregar, dkk.
Cara menuliskannya:
Jari‐jari keras, jumlah dituliskan dengan angka romawi dan jari‐jari
lunak, jumlah dituliskan dengan angka arab.
Misalnya sirip dorsal suatu ikan berjari‐jari 10 dan berjari‐jari lunak
8, maka rumusnya ditulis D.X.10. Pada ikan mas (Cyprinus carpio
L.) yang sebenarnya semua jari‐jari sirip dorsal adalah jari‐jari
lunak, tetapi sebagian mengeras maka rumusnya adalah D.4.16‐
22. Artinya, jari‐jari sirip dorsal ikan mas terdiri atas 4 jari‐jari lunak
mengeras dan 16‐22 jari‐jari tetap lunak.
Apabila sirip punggung terdiri atas dua sirip yang berbeda, satu
berjari‐jari keras dan yang lain berjari‐jari lunak rumusnya menjadi
D1.X dan D2.8.
7. Dengan bantuan pinset, ambil sisik pada bagian badan kemudian amati
dengan menggunakan kaca pembesar!
Gambar 1.9. Struktur sisik placoid, ganoid, cycloid, dan ctenoid (Hickman et.al., (1998)
dalam Pratomo & Rosadi (2010))
8. Amati bentuk garis rusuk (linea lateralis)! Kemudian hitunglah jumlah sisik
yang membentuk linea lateralis!
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 13
Gambar 1.10. Bentuk dan Jumlah Garis Rusuk (linea lateralis) pada Berbagai Jenis
Ikan(Pratomo & Rosadi, 2010)
Bentuk linea lateralis pada ikan beragam ada yang hanya satu garis
utuh, ada yang lebih dari satu, ada yang terputus, ada yang lurus bengkok
dan melengkung ke dorsal atau ke ventral. Cara menghitung jumlah sisik
pada garis rusuk:
Dimulai dari sisik pertama paling depan dan berakhir pada
pangkal ekor.
Pangkal ekor tersebut dapat ditentukan dengan melipat atau
menekuk ekor ikan bersangkutan.
Sisik‐sisik yang terletak pada lipatan tersebut maupun pada
pangkal ekor tidak dihitung meskipun sisik‐sisik itu berpori.
9. Hitunglah jumlah sisik batang ekor !
Jumlah sisik batang ekor : jumlah sisik yang mengelilingi batang ekor
10. Amati bagian ekor, tentukan tipe ekor ikan yang dibawa (Gambar
1.11)!
11. Hitunglah jumlah sisik yang terdapat di sebelah dorsal dan ventral
linea lateralis!
Cara menghitungnya (Gambar 1.12):
a. Sisik‐sisik pada bagian tubuh sebelah dorsal dan ventral garis
rusuk dihitung dengan cara menarik garis tegak mulai dari tepi
anterior sirip punggung pertama ke ventral, selanjutnya
dihitung jumlah sisik yang dilalui oleh garis tersebut.
Jika cara ini tidak dapat dilakukan karena garis tersebut
melalui dasar sirip perut dapat dilakukan dengan cara:
14 | Elida Hafni Siregar, dkk.
b. Menarik garis tegak lurus dari tepi posterior sirip perut ke
dorsal, dan menghitung jumlah sisik yang dilalui garis
tersebut.
c. Selain kedua cara di atas, dapat juga dilakukan dengan cara:
menghitung jumlah sisik bagian dorsal mulai dari tepi anterior
sirip punggung miring ke ventro‐caudal ditambah dengan
jumlah sisik pada bagian ventral yang dihitung dari tepi
anterior sirip dubur miring ke dorso‐cranial.
Gambar 1.11. Bentuk‐bentuk Ekor (Pratomo & Rosadi, 2010)
Keterangan:
A. Bentuk sabit
B. Bentuk bercagak
C. Bentuk berpinggiran berlekuk
D. Bentuk berpinggiran tegak
E. Bentuk bundar atau membundar
F. Bentuk meruncing
G. Bentuk berpinggiran berlekuk kembar
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 15
Gambar 1.12. Jumlah Sisik di Dorsal dan Ventral Linea (Pratomo & Rosadi, 2010)
Keterangan gambar:
a. Tarik garis tegak dari tepi anterior sirip punggung ke bawah.
b. Tarik garis tegak dari tepi posterior dasar sirip perut ke atas.
c. Hitung sisik‐sisik dari tepi anterior sirip punggung condong ke
ventro‐caudal dan dari tepi anterior dasar sirip dubur ke
antero‐dorsal
12. Hitunglah jumlah sisik‐sisik di depan sirip punggung!
Jumlah sisik di depan sirip punggung dihitung dari sisik di bagian
depan sirip punggung hingga ke belakang mata. Biasanya sisik‐sisik
tersebut dihitung pada ikan‐ikan yang garis pangkal kepalanya
merupakan perbatasan antara kuduk yang bersisik dan kepala yang
tidak bersisik. Adapun jumlah baris sisik di depan sirip punggung ialah
jumlah baris sisik yang terdapat pada satu sisi tubuh antara permulaan
sirip punggung dengan kuduk. Biasanya jumlah ini lebih sedikit
daripada jumlah sisik di depan sirip punggung.
13. Hitunglah jumlah sisik pipi!
Sisik pipi ialah jumlah baris sisik yang dilewati oleh garis yang
ditarik dari mata ke sudut keping tulang insang depan
14. Hitunglah jumlah sisik‐sisik di sekeliling badan!
Jumlah sisik di sekeliling badan dipandang perlu bagi pengenalan
anggota Famili Cyprinidae. Jumlah sisik yang dimaksud adalah jumlah
sisik yang dilalui garis melingkar badan dan terletak langsung di depan
sirip punggung.
16 | Elida Hafni Siregar, dkk.
15. Ukurlah morfometrik pada ikan berdasarkan karakter di bawah ini
(Gambar 1.13):
a. Panjang baku: garis lurus yang menunjukkan jarak antara bagian
kepala paling depan (biasanya ujung salah satu rahang) dengan
tempat pelipatan pangkal sirip ekor.
b. Panjang total: garis lurus mulai dari bagian kepala paling depan
dengan ujung sirip ekor paling belakang.
c. Tinggi badan: garis lurus antara sisi dorsal dan sisi ventral pada
bagian tubuh yang paling tinggi.
d. Tinggi batang ekor: jarak terdekat antara sisi dorsal dan sisi ventral
bagian belakang ekor yang terendah.
e. Panjang batang ekor: garis lurus yang menunjukkan jarak miring
antara ujung dorsal sirip dubur dengan pangkal jari tengah sirip
ekor.
f. Panjang tubuh depan sirip punggung: garis antara ujung moncong
dengan pangkal jari pertama sirip punggung.
g. Panjang dasar sirip punggung: garis penghubung antara pangkal
jari‐jari pertama sirip punggung dengan selaput sirip di belakang
jari–jari terakhir bertemu dengan badan (diukur melalui dasar
sirip).
h. Panjang dasar sirip dubur: analog dengan nomor g.
i. Tinggi sirip punggung: garis lurus yang menghubungkan bagian
pangkal pertama sirip punggung dengan puncak sirip.
j. Tinggi sirip dubur: analog dengan nomor i.
k. Panjang sirip dada/sirip perut: garis tegak lurus yang diukur dari
bagian dasar sirip paling depan sampai puncak sirip.
l. Panjang sirip perut: analog dengan nomor k.
m. Panjang jari‐jari sirip keras: jarak dari pangkal sampai ke ujungnya
yang keras, meskipun ujung itu masih berlanjut dengan bagian
yang lunak.
n. Panjang jari‐jari sirip lunak: garis lurus dari pangkal sampai ke
ujung, jari seluruh panjangnya.
o. Panjang kepala: jarak antara ujung terdepan moncong sampai
ujung terbelakang dari keping tutup insang.
p. Tinggi kepala: panjang garis tegak antara pertengahan pangkal
kepala dengan pertengahan kepala.
q. Tebal badan: jarak lurus terbesar antara kedua sisi badan.
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 17
r. Panjang hidung: jarak antara tepi terdepan bibir dengan tepi depan
rongga mata.
s. Jarak mata: jarak antara tepi atas kedua mata.
t. Panjang kepala belakang mata: jarak antara tepi belakang rongga
mata hingga tepi belakang selaput keping tutup insang.
u. Tinggi bawah mata: jarak terkecil antara tepi bawah rongga mata
dengan rahang atas.
v. Tinggi pipi: jarak tegak antara tepi bawah rongga mata dengan tepi
depan keping tutup insang depan
w. Lebar kepala: jarak lurus terbesar antara kedua keping tutp insang
pada kedua sisi kepala.
x. Panjang ruang antar mata: jarak antara pinggiran atas kedua
rongga mata.
y. Panjang antara mata dan sudut keping tutup insang depan: jarak
antara sudut keping tutup insang, termasuk duri‐duri yang
mungkin ada, dengan tepi belakang rongga mata.
z. Lebar mata: panjang garis tengah rongga mata.
aa. Panjang rahang atas: jarak antara ujung depan sampai ujung
belakang tulang rahang atas.
bb. Panjang rahang bawah: jarak antara ujung depan sampai tepi
belakang lipatan rahang bawah.
cc. Lebar bukaan mulut: jarak antara kedua sudut mulut bila mulut
dibuka selebar–lebarnya.
18 | Elida Hafni Siregar, dkk.
Gambar 1.13a. Ukuran Panjang dan Tinggi Profil Umum Ikan (Pratomo & Rosadi, 2010)
Keterangan gambar:
a. panjang seluruhnya, jarak dari ujung kepala sampai ujung ekor
b. panjang biasa/badan, jarak dari ujung kepala sampai batang ekor
c. panjang bagian di muka sirip punggung
d. panjang batang ekor, jarak miring antara ujung dasar sirip anal dan
pangkal jari‐jari tengah sirip ekor
e. panjang dasar sirip punggung
f. tinggi badan, tempat tertinggi
g. tinggi batang ekor, tempat rendah dari batang ekor
Gambar 1.13b. Ukuran Jari‐jari Sirip (Pratomo & Rosadi, 2010)
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 19
Gambar 1.13c. Ukuran Bagian Kepala (Pratomo & Rosadi, 2010)
Keterangan gambar:
a. panjang kepala
b. panjang atau lebar mata
c. panjang hidung
d. panjang bagian kepala di belakang mata
e. tinggi bawah mata
f. tinggi pipi
g. tinggi kepala
h. panjang rahang atas
i. panjang antara mata dan sudut keeping tutup insang depan
16. Ulangi langkah di atas untuk ikan lainnya!
17. Identifikasi ikan yang dibawa dengan menggunakan kunci determinasi!
Kunci Identifikasi Ikan Bertulang Sejati Osteichthyes ke tingkat (Ordo)
1a. Kepala, badan dan ekor tidak simetris, mata terletak pada satu sisi
kepala ……..……………………..……………… Pleuronectiformes
1b. Kepala, badan dan ekor simetris, mata terletak pada kedua sisi
kepala ….....………...……………..………………………………… 2
2a. Tak ada sirip perut ……...…………...……...………………………. 3
2b. Terdapat sirip perut …………..……...……….….……………..…. 6
3a. Badan memanjang silindris seperti ular, berekor .............……...… 4
20 | Elida Hafni Siregar, dkk.
3b. Badan berbentuk lain, sisik mengalami modifikasi sebagai granula
kecil, atau meruncing seperti duri, lempengan tulang saling
berhubungan erat pada tepi‐tepinya ………...… Tetradontiformes
4a. Sirip punggung dan sirip dubur tidak berspina …..……….............. 5
4b. Sirip punggung dan sirip dubur berspina …... Mastacembeliformes
5a. Celah insang sepasang di sisi kepala ......................... Anguilliformes
5b. Celah insang tunggal di bagian bawah kepala … Synbranchiformes
6a. Sirip perut abdominal (pangkalnya terletak di belakang
pertengahan sirip dada) ..…...………………...………………….... 7
6b. Sirip perut thoracal atau angular ...……...…...………...…………. 13
7a. Badan bersisik, sirip dada tidak berspina ….…………..………….. 8
7b. Badan tak bersisik, tetapi dengan lempeng/deretan cincin tulang
sampai ekor ...................................................................................... 12
8a. Terdapat 2 buah sirip punggung yang terletak jauh terpisah, sirip
depan berjari‐jari keras ....................…….....…..……. Mugiliformes
8b. Terdapat sebuah sirip punggung, tidak berspina ...…………….... 9
9a. Rahang tidak bergigi, selaput tutup insang bersatu dengan isthmus
..........…………….…………………..... Cypriniformes (Cyprinoidei)
9b. Rahang biasanya bergigi, selaput tutup insang bebas dari isthmus
…. …………………………………..……………………………... 10
10a. Gurat sisi (bila ada), terletak di atas pertengahan sisi badan ……. 11
10b. Gurat sisi terletak di bawah pertengahan sisi badan, berdekatan
dengan pangkal sirip perut yang tampak menonjol ... Beloniformes
11a. Kepala bersisik dan pipih dorso‐ventral, sirip perut relatif besar
……...…………...………………………….……Cyprinodontiformes
11b. Kepala tak bersisik dan pipih bilateral, sirip perut relatif kecil
……………………………………………………......... Clupeiformes
12a. Moncong memanjang berbentuk pipa, tak mempunyai sungut
…………………………………………………..... Syngnathiformes
12b. Moncong biasa, sirip dada dengan sebuah spina, mempunyai
beberapa pasang sungut ………………. Cypriniformes (Siluroidei)
13a. Sirip perut dengan satu spina dan lima jari‐jari lunak ……...…….. 14
13b. Sirip perut dengan enam jari‐jari lunak, sirip punggung tak
berspina, kepala pipih dorso‐ventral tertutup lempengan‐
lempangan sisik dan mempunyai labyrinth (modifikasi lengkung
insang pertama yang tumbuh membentuk lipatan‐lipatan)
……………………..................................…….. Ophiocephaliformes
14a. Mempunyai alat labyrinth ...................... Perciformes (Anabantoidei)
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 21
14b. Tak ada labyrinth ………...…………………...……………………. 15
15a. Sirip perut saling berdekatan atau bersatu membentuk mangkuk
pengisap .……………...……………...….. Perciformes (Gobioidei)
15b. Sirip perut biasa, tak pernah membentuk mangkuk pengisap
…….............................................................. Perciformes (Percoidei)
Jika dalam melakukan identifikasi ditemukan spesimen dari Ordo
Cypriniformes dapat dilanjutkan dengan melakukan identifikasi sampai
dengan famili. Namun jika tidak maka identifikasi dihentikan sampai
mendapatkan ordo tertentu saja.
Kunci Identifikasi Famili (dalam Ordo Cypriniformes)
1a. Kulit tertutup oleh sisik‐sisik sikloid, mulut dapat disembulkan, tak
bergigi, bersungut atau tidak, tak ada sirip lunak ……………….... 2
1b. Kulit tak bersisik, mulut tak dapat disembulkan, bergigi, bersungut,
bersirip lemah, sirip dada dengan satu spina…………………….... 4
2a. Badan dan kepala pipih bilateral; pangkal sirip dada dan sirip perut
dalam satu garis horizontal; jari‐jari sirip dada terluar tak
bercabang …...……………………………………………………… 3
2b. Badan dan kepala pipih dorso‐ventral; bagian ventralnya datar;
pangkal sirip dada dan sirip perut dalam satu garis horizontal;
beberapa jari sirip dada bagian luar dan dalam tak bercabang
……………………………………………………... Homalopteridae
3a. Tak ada sungut, atau satu sampai dua pasang sungut di sekitar
mulut; celah mulut di ujung, tak ada spina di bawah/ di atas mata
…..……..………………………..…………..…………… Cyprinidae
3b. Tiga sampai empat pasang sungut di sekitar mulut; celah mulut
terletak di bawah moncong; ada atau tidak ada spina di sekitar
mata……............................................................................... Cobilidae
4a. Sirip punggung tak berspina, sirip dubur dengan dasar panjang
…………………..….….......………………………...……………… 5
4b. Sirip punggung dengan satu spina tajam, sirip dubur dengan dasar
pendek ...…........................................................................................ 6
5a. Sirip punggung dengan dasar panjang, 4 pasang sungut ...…
Clariidae
5b. Sirip punggung dengan dasar pendek, 2 pasang sungut
……………………………………………………….......... Siluroidae
22 | Elida Hafni Siregar, dkk.
6a. Sirip ekor meruncing bersatu dengan sirip punggung ke‐2 dan sirip
dubur …….......................................................................... Plotosidae
6b. Sirip ekor berbentuk lain, tak bersatu dengan sirip punggung
maupun sirip dubur. .......................................................................... 7
7a. Sirip dubur dengan dasar panjang (28‐41 jari‐jari sirip); bersirip
lunak yang relatif amat kecil …..……...………………. Pangasidae
7b. Sirip dubur dengan alas pendek, bersirip lunak besar atau sedang
…………………………………………………………………..…....8
8a. Lubang hidung depan dan belakang saling berdekatan ...…....….. 9
8b. Lubang hidung depan dan belakang saling berjauhan ………..… 10
9a. Lubang hidung depan dan belakang terpisah oleh sebuah
sungut………………………………..……………....…… Bagaridae
9b. Lubang hidung depan dan belakang terpisah oleh semacam
klep……….………………………………………..…….....… Ariidae
10a. Selaput tutup insang tidak melekat pada isthmus; langitlangit
bergigi…………………………………………….…..….… Bagridae
10b. Selaput itu melekat pada isthmus; langit‐langit tidak bergigi
.……...….……………………………………………....….. Akysidae
Jika dalam melakukan identifikasi ditemukan spesimen dari Famili
Cyprinidae maka dapat dilanjutkan ke genus atau spesies dengan
mengikuti alur kunci sebagaimana tersebut di bawah ini:
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 23
Kunci Identifikasi Genus (dalam Famili: Cyprinidae)
1a. Sambungan tulang rahang bawah berbenggol, sirip punggung tak
berjari keras yang menulang …………..…………………... Rasbora
1b. Sambungan tulang rahang bawah tak berbenggol, sirip punggung
berjari‐jari keras yang menulang ..…………………...…..………… 2
2a. Jari‐jari keras sirip dubur bergigi pada sisi belakang …………....… 3
2b. Jari‐jari keras sirip dubur tak bergigi pada sisi belakangnya ……... 4
3a. Mempunyai empat sungut …………..…………..…….….. Cyprinus
3b. Tidak bersungut ………..…………….………...…….…… Carassius
4a. Sirip punggung dengan 10‐18 jari‐jari lunak bercabang, mulut
berumbai …….…............................................................. Osteochilus
4b) Sirip punggung dengan 7‐9 jari‐jari lunak bercabang, mulut licin
……………………………………………....……………….. Puntius
Beberapa contoh spesies dalam Famili Cyprinidae: Rasbora lateristriata
(parai), Cyprinus carpio (tombro/mas), Osteochilus hasselti (nilem), Puntius
javanicus (tawes), dan Carassius auratus (mas).
Jika dalam melakukan kegiatan identifikasi famili diperoleh spesimen dari
Famili Anabantidae dapat dilakukan lanjutan dengan identifikasi sampai
genus/spesies.
Kunci Identifikasi Genus/Spesies (dalam Famili Anabantidae)
1a. Sirip punggung lebih panjang dari pada sirip dubur …………….... 2
1b. Sirip punggung lebih pendek dari pada sirip dubur. Gurat sisi
lemah……………....…………....… Osphronemus gourami (gurami)
2a. Terdapat gigi langit‐langit, jari‐jari sirip perut terluar biasa
saja..……………………………..…..…. Anabas testudineus (betik)
2b. Tak ada gigi langit‐langit, jari‐jari sirip perut terluar memanjang dan
berbentuk filamen ............................................................................. 3
3a. Sirip perut merupakan filamen, gurat sisi tidak ada ……………
…………………………...………...... Trichogaster pectoralis (sepat)
3b. Sirip perut biasa, dengan 1 spina dan 5 jari–jari lunak, gurat sisi
lengkap tetapi terputus………................... Helostoma (tambakang)
Jika dalam melakukan kegiatan identifikasi famili diperoleh spesimen
dari Famili Clariidae dapat lanjutan dengan identifikasi sampai
genus/spesies.
24 | Elida Hafni Siregar, dkk.
Kunci Identifikasi pada genus (dalam Famili: Clariidae)
1a. Tidak mempunyai sirip lemak .................................................. Clarias
1b. Mempunyai sirip lemak yang pendek tetapi lebih panjang dari sirip
punggung pertama, sirip ekor bersatu dengan sirip
lemah…………………………………………….…… Encheloclerias
Kunci Identifikasi Spesies (pada Genus: Clarias)
1a. Sirip punggung dan sirip dubur bersatu dengan sirip ekor paling
sedikit pada pangkalnya ………………………….. Clarias nieuhofii
1b. Sirip punggung dan sirip dubbur tidak bersatu dengan sirip ekor...2
2a. Terdapat gerigi kuat tegak dipinggiran depan duri sirip dada
……......................................................................... Clarias maladerma
2b. Tidak terdapat gerigi kuat tegak pada pinggiran depan sirip dada
……………………………………………………………………...…3
3a. Pinggiran sirip punggung dan sirip dubur berwarna putih, batas
sepan ubun‐ubun mencapai garis yang melalui pinggiran
belakang mata ……..………………………………….. C. leiacanthus
3b. Pinggiran sirip punggung dan sirip dubur tidak berwarna putih……4
4a. Kepala relatif besar, panjang kepala 2,9‐3,8 kali lebih pendek dari
PS bagian depan ubun‐ubun mencapai batas depan dan belakang
mata, memiliki 2 macam warna hitam abu‐abu kehijaua atau seperti
marmer ………………………………………………… C. gariepinus
4b. Kepala relatif kecil, panjang kepala paling tidak 5 kali lebih pendek
dari PS ……………………………………………………………….. 5
5a. Jarak antara sirip pungung dan tonjolan dibelakang epala 2,5 kali
lebih pendek dari panjang antara moncong dengan tonjolan di
belakang kepala ……………………………………….. C. teijsmanni
5b. Jarak antara sirip pungung dan tonjolan dibelakang kepala 4,5 ‐ 5,5
kali lebih pendek dan panjang antara moncong dengan tonjolan di
belakang kepala ……………………………………….…C. batrachus
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 25
Kegiatan 3
Hubungan Kekerabatan Fenetik Kualitatif
Cara Kerja :
1. Berdasarkan kegiatan I dan II, data kembali ciri‐ciri morfologi masing‐
masing spesies!
2. Pilihlah 4 spesies ikan yang telah kamu pelajari!
3. Tabulasikan ciri‐ciri tersebut ke dalam Tabel 1 (minimal 20 ciri)!.
4. Bandingkanlah ciri‐ciri yang sama antara 2 spesies, kemudian beri tanda
untuk ciri yang sama (1 atau 0) pada Tabel 1!
Tabel 1. Perbandingan Ciri‐ciri Taksonomik Ikan
Spesies Ikan
No Ciri Taksonomik
A B C D
1 Tubuh simetris bilateral
2 Tubuh tertutupi sisik
3 Sisik cikloid
4 Tipe mulut dapat disembulkan
5 Dst.
5. Hitunglah jumlah kesamaan ciri antara 2 spesies, kemudian ditabulasikan
pada Tabel 2!
Tabel 2. Jumlah Kesamaan Ciri‐ciri Spesies
A B C D
D 7 7 12 ‐
C 5 2 ‐
B 15 ‐
A ‐
Misal : kesamaan antara A dan B sebanyak 15 dari 20 ciri, A dan C
sebanyak 5 dari 20 ciri, A dan D sebanyak 7 dari 20 ciri, B dan C
sebanyak 2 dari 20 ciri, B dan D sebanyak 7 dari 20 ciri, dan C dan D
sebanyak 12 dari 20 ciri.
26 | Elida Hafni Siregar, dkk.
6. Hasil tabulasi tabel 2 dibagi dengan jumlah total ciri pembanding dihitung
untuk mendapatkan nilai tingkat kekerabatan masing‐masing spesies
(Tabel 3).
Tabel 3. Tingkat Kekerabatan Masing‐masing Spesies
A B C D
D 0,35 0,35 0,6 ‐
C 0,25 0,1 ‐
B 0,75 ‐
A ‐
Indeks kesamaan antara A dan B ‐ = 0,75
Indeks kesamaan antara C dan D – 0,6
Tabel 4. Percabangan A‐B dengan C‐D
A B
C 0,25 0,1
D 0,35 0,35
Percabangan A‐B dan C‐D – 0,25 + 0,1 + 0,35 + 0,35 / 4 – 0,26
7. Dari tabel 3 dan 4 dibuat fenogram dengan cara mendahulukan nilai
tingkat kekerabatan yang paling tinggi.
Dendogram / fenogram spesies di atas sebagai berikut:
A B C D
0,75
0,6
0,26
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 27
Laporan Buku Kerja:
1. Gambar ikan hiu dan beri keterangan morfologinya!
2. Lampirkan foto spesimen dengan skalanya!
3. Tuliskan sistematikanya!
4. Buatlah deskripsi spesiesnya, termasuk warna!
5. Jika diperoleh lebih dari 1 spesies ikan (ikan yang diidentifikasi dengan
kunci determinasi) maka buatlah dalam bentuk tabel perbedaan
masing‐masing spesies!
6. Tuliskan rumus meristik ikan!
7. Buatlah dalam bentuk tabel hasil pengukuran morfometrik, termasuk
bobot tubuh (data sharing kelas)!
8. Deskripsikan daerah persebaran ikan hiu!
9. Lakukan langkah 1‐8 untuk spesies lainnya!
10. Buatlah hubungan kekerabatan fenetik dari empat spesies ikan yang
dibawa!
28 | Elida Hafni Siregar, dkk.
Bab II
Amphibia
Tujuan:
1. Mempelajari morfologi katak
2. Mempelajari morfometrik Famili Bufonidae dan Ranidae
3. Mengidentifikasi spesies katak Famili Bufonidae dan Ranidae
Alat dan bahan:
1. Katak
2. Kodok
3. Pinset
4. Loop
5. Jangka sorong
6. Penggaris/meteran
7. Bak parafin
Kegiatan 4
Cara Kerja:
1. Ambil katak, letakkan di atas bak preparat. Bagian kepala berada di
sebelah kiri. Fotolah katak, jangan lupa menggunakan skala!
2. Amati ciri‐ciri morfologi katak! Temukan bagian‐bagian yang terdapat
pada Gambar 2.1!
3. Ukurlah karakter morfometrinya (Gambar 2.2 ):
a. Panjang Badan (PB)
b. Panjang Kepala (PK)
c. Lebar Kepala (LK)
d. Jarak dari Moncong sampai Tympanum (JMT)
e. Panjang Moncong (PM)
f. Jarak dari Hidung sampai Moncong (JHM)
g. Jarak dari Mata sampai Moncong (JMM)
h. Jarak dari Hidung sampai Tympanum (JHT)
i. Jarak dari Mata sampai Hidung (JMH)
j. Jarak dari Mata sampai Tympanum (JMTi)
k. Diameter Tympanum (DT)
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 29
l. Jarak dari Mandibula sampai Hidung (JMHi)
m. Jarak dari Mandibula sampai Mata bagian Depan (JMMD)
n. Jarak dari Mandibula sampai Mata bagian Belakang (JMMB)
o. Jarak Inter Nares (JIN)
p. Diameter Mata (DM)
q. Jarak Inter Orbital (JIO)
r. Panjang Kelopak Mata (PKM)
s. Panjang Manus sampai Digiti (PMD)
t. Panjang Brachium (PBr)
u. Panjang Antebrachium (Pab)
v. Panjang Kaki Belakang (PKB)
w. Panjang Femur (PF)
x. Panjang Tibia (PT)
y. Panjang Tubercula Metatarsal (PTM)
z. Panjang Metatarsus sampai Ujung Jari Ke Empat Kaki Belakang
(PMTJ4)
aa. Panjang dari Tarsus sampai Jari Ke Empat Kaki Belakang (PTJ4)
bb. Panjang Jari Ke Tiga Kaki Depan (PJ3KD)
cc. Panjang Jari Pertama Kaki Depan (PJ1KD)
dd. Panjang Jari Keempat Kaki Belakang (PJ4KB)
ee. Panjang Jari Pertama Kaki Belakang (PJ1KB)
Gambar 2.1. Morfologi katak (repository.ut.ac.id)
30 | Elida Hafni Siregar, dkk.
Gambar 2.2. Pengukuran morfometri Amphibia. PB: Panjang badan, PK:
Panjang kepala, LK: Lebar kepala, JMT: Jarak dari moncong sampai
tympanum, PM: Panjang moncong, JHM: Jarak dari hidung sampai moncong,
JMM: Jarak dari mata sampai moncong, JHT: Jarak dari hidung sampai
tympanum, JMH: Jarak dari mata sampai hidung, JMTi: Jarak dari mata
sampai tympanum, DT: Diameter tympanum, JMHi: Jarak dari mandibula
sampai hidung, JMMD: Jarak dari mandibula sampai mata bagian depan,
JMMB: Jarak dari mandibula sampai mata bagian belakang, JIN: Jarak Inter
Nares, DM: Diameter mata, JIO: Jarak Inter Orbital, PKM: Panjang kelopak
mata, PMD: Panjang manus sampai digiti, PBr: Panjang branchium, PAb:
Panjang Antebranchium, PKB: Panjang kaki belakang, PF: Panjang Femur, PT:
Panjang Tibia, PMTJ4: Panjang dari metatarsus sampai ujung jari ke empat
kaki belakang, PTJ4: Panjang dari tarsus sampai jari ke empat kaki belakang,
PJ3KD: Panjang jari ke tiga kaki depan, PJ1KD: Panjang jari pertama kaki
depan, PJ4KB: Panjang jari ke empat kaki belakang, PTM: Panjang Tubercula
Metatarsal (Nesty dkk., 2013).
4. Gunakan kunci determinasi untuk identifikasi spesies dari katak yang
dibawa!
5. Lakukan kegiatan 1‐4 pada kodok yang dibawa!
Kunci ke arah Famili dalam bentuk dewasa
1a. Tubuh berbentuk panjang dan ramping tanpa tungkai
..................................................................................... Ichthyopiidae
Satu genus dan satu spesies ...................... Ichthyophis hypocyaneus
1b. Tubuh dengan empat tungkai, kepala jelas ....................................... 2
2a. Kulit kasar, tertutup bintil‐bintil ........................................ Bufonidae
2b. Kulit paling banyak dengan bintil kecil, biasanya lembut .................. 3
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 31
3a. Tungkai relatif pendek ....................................................................... 4
3b Tungkai relatif panjang ...................................................................... 5
4a. Kepala dan mata realatif besar, jari tangan dan jari kaki tanpa ujung
yang membesar...... ...................................................... Megophryidae
4b. Tubuh kecil sampai besar dan gemuk dengan jari atau tanpa ujung
yang melebar, kepala relatif kecil dan runcing mulut dan mata kecil
…………………………………...........................…..... Mycrohylidae
5a. Tubuh ramping, ujung jari tangan biasanya melebar dan pipih
dengan alur melingkar memisahkan bagian atas lempengan dari
bagian yang bawah ............................................................................ 6
5b. Tubuh gemuk, ujung jari tangan tidak melebar, atau bila
membesar, tidak pipih dan tidak ada sirkum marginal ...................... 7
6a. Warna tubuh bagian atas umumnya berbeda dengan samping, ada
sepasang lipatan dorsolateral atau samar‐samar, jari dan ibu jari
dengan ujung pipih yang membesar, mata tidak terlalu besar,
moncong relatif meruncing, umumnya tidak arboreal
................................................................................ Ranidae (Raninae)
6b. Tubuh agak ramping, mata relatif besar, moncong pendek, jari dan
tangan dengan ujung lebar dan pipih, tidak ada lipatan
dorsolateral, habitat arboreal .. .......................................................... 7
7a. Kepala umumnya tidak pipih, jari tanpa cakar tetapi mungki
membesar walaupun tidak pipih ................. Ranidae (Dicroglossinae)
7b. Kepala pipih, jari‐jari berujung cakar hitam ....................... Pipidae (8)
8a. Jenis besar, pipih, jari dengan cakar hitam .................. Xenopus laevis
8b. Jenis kecil tubuh relatif normal ................................ Hymenochirus sp.
9a. Tulang gelang bahu firmisternal ................................. Rhacophoridae
9b. Tulang gelang bahu arsiferal ........................................ Pelodryadidae
Satu spesies yang diragukan.......................................... Litoria javana
Kunci identifikasi untuk Spesies dari Famili Bufonidae
1a. Tubuh relatif besar, sampai 120 mm, kulit sangat kasar, biasanya
terdapat kelenjar paratoid ....................................................... Bufo (2)
1b. Tubuh biasanya tidak lebih besar dari 50 mm, kelenjar paratoid
tidak jelas......................... ........................................... Leptophryne (5)
2a. Warna hitam atau hitam keabuan, tertutup oleh bintil‐bintil,
paratoid kecil, tubuh lebih besar, sampai 120 mm ............. Bufo asper
2b. Warna coklat keabuan atau coklat kemerahan .................................. 3
3a. Kepala dengan sepasang alur‐alur ..................................................... 4
32 | Elida Hafni Siregar, dkk.
3b. Kepala tanpa alur‐alur, warna kemerahan, kecoklatan, dan keabu‐
abuan dengan benjolan hitam, tubuh antara 50‐80 mm
………………………………………………..….. Bufo melanostictus
4a. Tubuh biasanya kurang dari 40 mm, punggung berwarna seragam
atau terdapat sepasang bercak hitam ............................. Bufo parvus
4b. Tubuh lebih dari 40 mm, tetapi kurang dari 60 mm, punggung
biasanya terdapat bercak‐bercak hitam ................... Bufo biporcatus
5a. Tubuh coklat dengan tanda jam pasir, selaput renang tidak sampai
pada benjolan subartikuler dari jari kaki ke‐3 dan 5
………………………………………….…… Leptophryne borbonica
5b. Tubuh hitam dengan lukisan merah atau kuning, selaput renang
mencapai subartikuler terakhir dari jari kaki ke‐3 dan 5
………………………………………………. Leptophryne cruentata
Gambar 2.3. Perincian dari beberapa ciri morfologis untuk identifikasi Amfibi: a. lipatan
dorsolateral; b. tympanum; c. moncong; d. tonjolan kawin; e. selaput jari; f. tonjolan antar
ruas; g. ujung jari licin; h. ujung berbentuk gada; i. ujung pipih dengan lekuk sirkum marginal;
j. ujung seperti spatula; k. ujung bercakar; l. kelenjar paratoid; m. alur supraorbital; n. gelang
bahu arsiferal; o. gelang bahu firmisternal; p. alur parietal (Iskandar, 1998).
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 33
Kunci Untuk Spesies dari Famili Ranidae
1a. Jari dengan ujung membesar, letak sirkum marginal memisahkan
permukaan atas dan bawah ............................................ Raninae (2)
1b. Jari dengan atau tanpa pembesaran ujungnya, tetapi tanpa lekuk
sirkum marginal............................... .................... Dicroglossinae (8)
2a. Tidak terdapat lipatan dorsolatral, sepasang saku dagu pada yang
jantan, kaki sangat panjang dan ramping, dorsum dengan hiasan
bercak hita…………………………………………….. Huia masonii
2b. Sepasang lipatan dorsolateral, kantung dagu, ujung jari tangan
dan kaki melebar dan datar dengan lekuk sirkum
marginal……………………………...…………… Rana (Hylarana)
3a. Warna hijau ....................................................................................... 4
3b. Warna biasanya tidak hijau, tetapi mugkin mempunyai warna
semu hijau .......................................................................................... 5
4a. Sepasang lipatan dorsolateral warna krem, kadang‐kadang
dibatasi oleh garis hitam...................... .............. Rana (H. erythraea)
4b. Sisi tubuh biasanya berwarna lebih gelap, betina mencapai 120
mm …..................................................................…… Rana (H. hosii)
5a. Kulit dengan bintil rata sampai ke sisi, tubuh kesoklatan dengan
bercak hitam, ukuran sampai 65 mm ................. Rana (H. baramica)
5b. Kulit biasanya halus atau hampir seluruhnya tertutup bintil‐bintil
kecil tersebar dibagian atas …........................................................ 6
6a. Tungkai biasanya kemerahan, dorsum sering tertutup oleh bintik‐
bintik hitam kecil, ukuran betina sampai 80 mm ...............................
……………………………………………..….. Rana (H. chalconata)
6b. Tungkai biasanya coklat, sisi hitam, dorsum coklat ......................... 7
7a. Lengan atas dengan kelenjar keputih‐putihan pada yang jantan,
jari kaki dengan 2‐3 ruas jari bebas dari selaput, ukuran sampai 55
mm ......... ……………………………………. Rana (H. nicobariensis)
8a. Tubuh kecil tidak lebih dari 65 mm, rahang bawah tanpa
pertumbuhan yang menyerupai taring ........................................... 9
8b. Tubuh lebih dari 70 mm, dengan atau tanpa pertumbuhan serupa
taring pada rahang bawah ……………………………………….. 11
9a. Jantan mencapai 35 mm, betina 65 mm, alur berbentu V terdapat
diantara bahu, kulit relatif halus, berwarna merah kecoklatan
………………………………………..…... Limnonectes microdiscus
9b. Tubuh kecil, tidak lebih dari 35 mm, dagu dengan sepasang bintil,
jari kaki berselaput sepenuhnya ………………………………... 10
34 | Elida Hafni Siregar, dkk.
10a. Kulit tertutup rapat dengan bintil‐bintil kecil putih keperakan, di
samping sisi anggota tubuh terdapat garis gelap bersambung
dengan daerah ventral …………………………… Occidozyga lima
10b. Tubuh kecil, tidak ada tanda‐tanda yang jelas, tidak ada bintil‐
bintil di permukaan ventral …….…………. Occidozyga sumatrana
11a. Kulit halus sampai kasar, jari kaki dengan ujung kecil yang melebar
bundar, tidak ada lekuk sirkum marginal, jantan dengan
pertumbuhan serupa taring pada bagian depan rahang bawah
………………………………………………………… Limnonectes
11b. Kulit tertutup oleh bintil‐bintil panjang, kalau tidak sebenarnya
kulit relatif halus, jari kaki tanpa ujung melebar, sepasang lipatan
pada daerah dagu, jantan tidak terdapat pertumbuhan serupa
taring pada bagian depan rahang bawah ...…………… Fejervarya
12a. Tubuh kekar mencapai 90 mm, kulit relatif kasar, tympanum tidak
nampak, walaupun ada ………………………... Limnonectes kuhlii
12b. Tubuh sangat besar mencapai 150 mm, dorsum kadang‐kadang
berbintil‐bintil biasanya coklat kemerahan
……………………………………………... Limnonectes macrodon
13a. Tubuh relatif besar, 80‐100 mm, selaput biasanya mencapai ujung
jari kaki keempat, metatarsal dengan dua bintil, kehijauan atau
keabu‐abuan dengan bintik‐bintik gelap
………….…………………………………….. Fejervarya cancrivora
13b. Tubuh biasanya tidak lebih dari 70 mm, selaput tidak sampai pada
ruas terakhir jari kaki keempat, metatarsal dengan satu bintil,
kepala lebih sempit dari pada spesies sebelumnya, tanda dagu
biasanya menyatu ………………………………………………... 14
14a. Ukuran tubuh sedang, jantan sekitar 50 mm, betina sampai 50
mm, warna kehijauan dengan bintik‐bintik hitam
…………………………………….………… Fejervarya limnocharis
14b. Tubuh kecil, jantan mencapai 40 mm, betina 50 mm, kecoklatan
kusam atau kehijauan dengan bintik gelap simetris
..……………………………………. Fejervarya sp. (spesies baru)
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 35
Laporan Hasil Pengamatan:
1. Gambarkan spesies katak dan yang dibawa oleh kelompokmu,
lengkapi dengan keterangan!
2. Cantumkan foto spesimen yang diamati dengan menggunakan
skala!
3. Buatlah sistematika dan deskripsi spesimen yang telah diamati
beserta daerah persebarannya!
4. Tuliskan perbedaan masing‐masing spesies pada Famili Ranidae
dalam bentuk tabel!
5. Buat tabel pengukuran morfometri katak!
6. Gambarkan spesies kodok dan yang dibawa oleh kelompokmu,
lengkapi dengan keterangan!
7. Cantumkan foto spesimen yang diamati dengan menggunakan
skala!
8. Buatlah sistematik dan deskripsi spesimen yang telah diamati
beserta daerah persebarannya!
9. Tuliskan perbedaan masing‐masing spesies pada Famili Bufonidae
dalam bentuk tabel!
10. Buat tabel pengukuran morfometri kodok!
11. Tuliskan perbedaan dan persamaan antara Famili Bufonidae dan
Ranidae, buatlah dalam bentuk tabel!
36 | Elida Hafni Siregar, dkk.
Bab III
Reptilia
Tujuan:
1. Mempelajari morfologi cicak, kura‐kura, dan buaya
2. Mempelajari morfometriK Ordo Sqamata, Testudinata, dan Crocodila
3. Mengidentifikasi spesies Ordo Sqamata Testudinata, dan Crocodila
Alat dan bahan:
1. Cicak
2. Kura‐kura/labi‐labi
3. Buaya muara (Crocodylus porosus)
4. Aligator
5. Chaiman
6. Meteran jahit
7. Kamera
8. Pinset
9. Loop
10. Jangka sorong
11. Penggaris/meteran
12. Bak paraffin
13. Buku catatan dan alat tulis
Kegiatan 5
Ordo Squamata
Cara Kerja:
1. Ambil cicak, letakkan diatas bak preparat. Bagian kepala berada di
sebelah kiri. Fotolah cicak, jangan lupa menggunakan skala!
2. Amati ciri‐ciri morfologi cicak!
3. Ukurlah karakter morfometrik di bawah ini:
a. DT (diameter telinga)
a. DM (diameter mata)
b. LK (lebar kepala)
c. PE (panjang ekor)
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 37
d. LB (lebar badan)
e. PB‐K (panjang badan‐kepala)
f. TSD (tipe sisik dorsal)
g. SBA (jumlah sisik bibir atas)
h. SBB (jumlah sisik bibir bawah)
i. LSB (lipatan kulit pada sisi badan)
j. BJ (bentuk jari)
k. SJ (selaput jari)
l. JC (jumlah cakar)
m. L/S (lamella/sisik)
n. LVJ (jumlah lamella pada bagian ventral jari ke‐4 kaki
belakang)
o. FP (lubang femoral)
p. PP (lubang preanal)
q. BE (bentuk ekor)
Gambar 3.1. Morfologi Cecak (Govindappa, 2016)
4. Identifikasi cicak yang dibawa dengan menggunakan kunci
determinasi!
Kunci Identifikasi Gekkonidae
1a. Jari panjang dan ramping ………...................................................... 2
1b. Jari melebar........................................................................................ 3
38 | Elida Hafni Siregar, dkk.
2a. Lubang femoral bersatu dengan preanal, berjumlah 42‐43
…….......………………………………..……. Crytodactulus fumosus
2b. Lubang femoral terpisah dengan preanal, jumlah lobang femoral 10
dan preanal 12 ………………................... Crytodactulus marmoratus
3a. Ventral jari dengan dua baris lamella berpasangan …..................... 4
3b. Ventral jari dengan satu baris lamella atau hanya bagian distal jari
yang memiliki dua baris lamella berpasangan ……......................... 6
4a. Pada kedua sisi badan terdapat lipatan kulit yang jelas, mulai dari
axial sampai groin ………................................ Cosymbatus platyurus
4b. Pada kedua sisi badan tidak terdapat lipatan kulit yang jelasjika ada
bentuknya kurang jelas …………..................................................... 5
5a. Jari tanpa selaput, tapi kadang‐kadang pada proximal antara jari
ke‐3 dan ke‐4 sedikit berselaput, ekor bulat memanjang dengan
enam sisik tuberkalar....................................... Hemidactylus frenatus
5b. Jari tanpa selaput, kecuali proximal jari pertama sedikit berselaput,
ekor pipih memanjang dengan pinggir bergerigi
…………………………………………............ Hemidactylus garnotii
6a. Semua jari bercakar, jantan dengan lubang preanal tanpa femoral
……………...................................................................... Gekko gecko
6b. Cakar pada jari pertama kecil atau tidak ada, mudah lepas, jantan
dengan lubang femoral (bersatu dengan preanal)
……………................................................................. Gehyra mutilate
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 39
Kegiatan 6
Ordo Testudinata
Cara Kerja:
1. Ambil kura‐kura atau labi‐labi, letakkan di atas bak preparat. Bagian kepala
berada di sebelah kiri. Fotolah kura‐kura atau labi‐labi, jangan lupa
menggunakan skala!
2. Amati ciri‐ciri morfologi kura‐kura atau labi‐labi yang telah dibawa
berdasarkan gambar 15 dan 16!
3. Gunakan kunci identifikasi untuk mengetahui nama spesies dari kura‐kura
dan labi‐labi yang dibawa!
Gambar 3.2. Morfologi Kura‐kura (https://infovisual.info/en/biology‐animal/turtle)
Kunci Identifikasi Ordo Testudinata (Kura‐kura)
1a. Kaki depan yang seperti sirip tidak bisa ditarik; hidup di laut ......... 2
1b. Kaki depan yang seperti sirip bisa ditarik; hidup dimuara, di air
tawar atau darat ................................................................................ 6
2a. Tempurung ditutupi dengan tempurung kasar (sisik kecil hanya
dijumpai pada saat belum dewasa), dengan punggung yang
berbeda dan cangkang plastron meruncing pada bagian posterior
hingga ujungnya menyempit ........................... Dermochelys coriacea
2b. Tempurung ditutupi dengan perisai, bagian posterior lebih atau
sedikit membulat ……....................................................................... 3
3a. Empat pasang kosta pada karapas ................................................... 4
40 | Elida Hafni Siregar, dkk.
3b. Lima pasang kosta pada karapas ...................................................... 5
4a. Perisai karapas tersusun berjajar (berdampingan); moncong
tumpul; dua frontoparietal pada bagian depan kepala; ukuran
hingga 1400 mm ......................................................... Chelonia mydas
4b. Perisai karapas tersusun berjajar (berdampingan); moncong
lonjong/runcing membentuk sebuah paruh; ukuran hingga 1140
mm .................................................................... Lepidochelys olivacea
5a. Warna coklat kemerahan; bridge (lempengan yang
menghubungkan antara karapas dan plastron yang terdapat
disepanjang sisi tubuh dengan struktur bertulang) dengan tiga
inframarginal; ukuran hingga 1200 mm .................... Caretta caretta
5b. Warna kuning langsat keabu‐abuan; bridge (lempengan yang
menghubungkan antara karapas dan plastron yang terdapat
disepanjang sisi tubuh dengan struktur bertulang) dengan empat
inframarginal; ukuran hingga 750 mm ................ Lepidochelys
olivacea cek buku penuntun ipb
6a. Kaki belakang berbentuk seperti gada; dengan jari‐jari kaki yang
leluasa ................................................................................................ 7
6b. Kaki belakang tidak berbentuk seperti gada; jari‐jari kaki sedikit
leluasa ................................................................................................ 9
7a. Subkaudal menyatu; karapas berwarna pucat dengan bercak‐
bercak hitam; ukuran hingga 360 mm ………. Indotestudo elongata
7b. Subkaudal terpisah; karapas berwarna coklat tua atau coklat
kekuning‐kuningan, bercak kehitaman berkurang .......................... 8
8a. Beberapa tuberkel besar meruncing pada setiap paha; karapas
coklat tua; marginal posterior agak bergerigi; ukuran hingga 560
mm ............................................................................... Manouria emys
8b. Tuberkel besar tunggal pada setiap paha; karapas coklat kekuning‐
kuningan hingga coklat; marginal posterior bergerigi dengan jelas;
ukuran hingga 302 mm ......................................... Manouria impressa
9a. Tempurung ditutupi dengan kulit; moncong seperti tabung ........ 10
9b. Tempurung ditutupi dengan perisai‐perisai; moncong tidak seperti
tabung .............................................................................................. 14
10a. Mulut berukuran lebih pendek dari diamter mata; tempurung
berwarna kuning langsat keabu‐abuan; kadang‐kadang dengan
speking yang tidak beraturan; ukuran hingga 1500 mm
…............................................................................. Pelochelys cantorii
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 41
10b. Moncong berukuran sama dengan diametre mata; tempurung
mempunyai warna yang bervariasi .................................................. 11
11a. Permukaan Triturating rahang menyempit dan tajam; leher dan
karapas dengan pola linier; ukuran 1220 mm
............................................................... Chitra indica spesies‐complex
11b. Permukaan Triturating rahang melebar dan pipih; leher dan
karapas dengan pola linier ............................................................... 12
12a. Empat plastral callocities (yang bersifat kuli tebal); karapas lebih
atau sedikit dengan sisi lurus; proboscis sangat doentured; karapas
dengan garis‐garis median yang gelap; pipi berwarna coklat
kemerah‐merahan; ukuran hingga 310 mm
.................................................................................. Dogania subplana
12b. Lebih dari empat plastral callocities (yang bersifat kuli tebal);
karapas bulat atau oval; proboscis lurus; karapas tanpa garis‐garis
median yang gelap; pipi tidak berwarna coklat kemerah‐merahan
……………........................................................................................ 13
13a. Tujuh plastral callocities (yang bersifat kuli tebal); kepala dan leher
dengan garis‐garis hitam yang halus; ukuran hingga 165 mm
…............................................................................. Pelodiscus sinensis
13b. Lima plastral callocities (yang bersifat kuli tebal); bintik berwarna
kuning atau krem di bagian kepala; ukuran hingga 830 mm
…............................................................................ Amyda cartilagenia
14a. Lengan bawah mempunyai empat cakar; dewasa mempunyai
karapas yang licin; dengan kerutan hampir tidak terlihat; ukuran
hingga 560 mm ............................................................. Batagur baska
14b. Lengan bawah mempunyai lima cakar; karapas licin atau keel
........................................................................................................... 15
15a. Plastron dengan engsel bergerak bebas ........................................ 16
15b. Plastron kaku .................................... ............................................... 17
16a. Kepala bergaris kuning pucat atau oranye; perisai plastral
mempunyai bercak hitam; ukuran 250 mm ......... Coura amboinensis
16b. Kepala bervariasi, tetapi tidak pernah bergaris kuning pucat atau
oranye; perisai plastral memancarkan garis hitam atau tidak
berpola; ukuran hingga 240 mm ........................... Clychemis dentate
17a. Karapas dengan garis hitam yang memanjang; bagian depan
kepala pejantan dengan bercak oranye atau perah; ukuran hingga
600 mm .............................................................. Callagur borneoensis
42 | Elida Hafni Siregar, dkk.
17b. Karapas tanpa garis hitam yang memanjang; bagian depan kepala
mempunyai warna yang bervariasi ................................................. 18
18a. Karapas dengan enam atau tujuh vertebral; ukuran hingga 360
mm ..................................................................... Notochelys platynota
18b. Karapas denga lima vertebral ......................................................... 19
19a. Karapas tidak berpola hitam ........................................................... 20
19b. Karapas mempunyai warna yang bervariasi tetapi tidak pernah
berwarna hitam ................................................................................ 21
20a. Tempurung muda tricarinate (keel sedikit pada dewasa); kaki
depan tidak mempunyai sisik yang melebar; ukuran hingga 200
mm ........................................................... Siebenrockiella crassichollis
20b. Tempurung muda tidak untricarinate (licin pada dewasa); kaki
depan tidak mempunyai sisik yang melebar; ukuran hingga 800
mm ......................................................................... Orlitia borneoensis
21a. Kepala dengan garis kuning yang cerah; karapas tricarinate; ukuran
hingga 200 mm ................................................. Malayemys subtrijuga
21b. Kepala tanpa garis kuning; karapas unicarinate ............................. 22
22a. Marginal posterior sangat bergerigi, khususnya pada saat muda,
jari sedikit luas, kepala coklat kebau‐abuan dengan bintik kuning
dengan timpanum; ukuran hingga 225 mm .......... Heosemys spinosa
22b. Marginal posterior sedikit bergerigi; jari dengan anyaman yang
luas; kepala mempunyai warna yang cerah .................................... 23
23a. Sisi kepala dengan bercak merah; ukuran hingga 280 mm.
……………................................................ Trachemys scripta elegans
23b. Sisi kepala tidak memiliki bercak merah ......................................... 24
24a. Vertebral keel jelas, sisi kepala dengan bintik oranye atau merah
muda berbintik‐bintik, paling jelas dijumpai pada saat muda,
ukuran 480 mm ...................................................... Heosemys grandis
24b. Vertebral keel sedikit, sisi kepala dengan garis‐garis kuning atau
krem, paling jelas dijumpai pada saat muda, ukuran hingga 506 mm
…….................................................................... Heosemys annandalei
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 43
Laporan Hasil Pengamatan:
1. Gambarkan spesies cicak dan yang dibawa oleh kelompokmu,
lengkapi dengan keterangan!
2. Cantumkan foto spesimen yang diamati dengan menggunakan
skala!
3. Buatlah sistematika dan deskripsi spesimen yang telah diamati
beserta daerah persebarannya!
4. Tuliskan perbedaan masing‐masing spesies pada Famili Gekkonidae
dalam bentuk tabel!
5. Buat tabel pengukuran morfometri cicak!
6. Gambarkan spesies kura‐kura yang dibawa oleh kelompokmu,
lengkapi dengan keterangan!
7. Cantumkan foto spesimen yang diamati dengan menggunakan
skala!
8. Buatlah sistematika dan deskripsi spesimen yang telah diamati
beserta daerah persebarannya!
9. Tuliskan perbedaan masing‐masing spesies pada Ordo Testudinata
dalam bentuk tabel!
44 | Elida Hafni Siregar, dkk.
Kegiatan 7
Pengamatan Ordo Crocodila di Taman Buaya Asam Kumbang
Cara kerja:
Pengamatan Struktur Kepala (Gambar 3.3 dan Gambar 3.4) Amati bentuk
kepala cenderung ke arah segi tiga sama sisi atau segitiga runcing.
Gambar 3.3. Struktur kepala berbagai jenis buaya : A, C, E gambar dari samping; B,D,F gambar
dari atas; A dan B (Aligatoridae). C dan D (Crocodilidae). E dan F Gavialidae (Grig G &
Kirshner D, 2015)
1. Amati bentuk moncong apakah meruncing, tumpul atau memanjang
2. Amati struktur dan jumlah gigi dan bentuk bibir
3. Letak lubang hidung, mata dan telinga
4. Bentuk sisik kepala
5. Gambar (foto) struktur kepala
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 45
Gambar 3.4. Bagian sagital kepala Crocodylus porosus. bon (tulang tengkorak); brn (otak); dsy
(simfisis gigi); exn (nares eksternal); Eyl (kelopak mata); glo (glottis); ina (nares
internal); nsp (saluran hidung); oes (kerongkongan); olb (olfactory bulb); olc (ruang
penciuman,lokasi conchae); pbv (katup palato‐bukal); tch (trakea); ton (lidah).
(Grig G & Kirshner D, 2015)
A. Pengamatan Struktur Badan
1. Amati bentuk sisik punggung, samping dan perut dengan cara
mengamati jarak dekat (ukur panjang sisik dan lebar sisik serta
jumlah sisik perut yang ada.
2. Amati dan ukur bentuk kloaka
B. Pengamatan Struktur Ekor
Pengamatan struktur ekor dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Ukur panjang ekor
2. Amati perbedaan sisik atas dengan sisik bawah
3. Gambar bentuk ekor buaya
C. Pengamatan Kaki
Pengamatan kaki dapat dilakukan pada Gambar 3.5. dengan cara sebagai
berikut.
1. Amati bentuk dan ukuran cakar
2. Letak selaput renang pada kaki
3. Bandingkan ukuran femur dengan tibianya
46 | Elida Hafni Siregar, dkk.
Gambar 3.5. Gait buaya di darat. A. Crocodylus porosus walking; B dan C. porosus jalan tinggi; C.
Crocodylus johnstoni berlari kencang. (Grig G & Kirshner D, 2015)
D. Pengamatan Morfometri
Pengamatan morfometri dilakukan dengan cara berikut. (Gambar 3.6 &
3.7)
1. Ukurlah panjang total buaya (dari ujung moncong mulut sampai
ujung ekor).
2. Ukurlah lingkar dada buaya (diukur pada baris sisik ke tiga) di
belakang lengan depan.
3. Ukurlah panjang kepala (dari ujung moncong sampai bagian atas
depan lengan depan.
4. Ukurlah panjang badan (dari depan lengan atas sampai pangkal
ekor).
5. Ukurlah panjang ekor (dari bagian atas kloaka hingga ujung ekor).
6. Ukurlah panjang tapak kaki depan kanan dan kiri.
7. Ukurlah lebar tapak kaki depan kanan dan kiri.
8. Ukurlah lebar badan.
9. Ukurlah pajang tapak kaki belakang kanan dan kiri.
10. Ukurlah lebar tapak kaki belakang kanan dan kiri.
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 47
Gambar 3.6. Pengukuran panjang total buaya, dari moncong mulut sampai ujung ekor (Manan
FRA, 2012)
Gambar 3.7. Pengukuran lingkar dada diukur dari sisik terluar pada baris ke tiga sisik punggung
(Manan FRA, 2012)
48 | Elida Hafni Siregar, dkk.
Kolom data pengamatan
Nama spesies buaya :.....................................
Karakteristik Satuan Jantan Betina
Berat badan Kg
Berat badan tetasan G
Panjang tubuh M
Panjang tubuh tetasan Cm
Total panjang tubuh Cm
Umur kematangan seksual Th
Umur kematangan sosial (kawin pertama)
Masa inkubasi Hari
Dimensi telur (Pj x Lb x Masa) Cm
Jumlah telur per kopling Bulan
Musim kawin Bulan
Musim bertelur
Musim penetasan
Rasio jenis kelamin Jantan:
betina
0
Suhu inkubasi C
Umur maksimal
Konsumsi makan Mingguan
Laporan Hasil Pengamatan
1. Dari hasil pengamatan secara lengkap buatlah deskripsi masing‐masing
spesies buaya yang ditemukan di lapangan!
2. Jelaskan perbedaan spesifik antara masing‐masing spesies!
3. Buatlah perbandingan panjang kepala, badan dan ekor!
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 49
Kegiatan 8
Pengamatan Reptil di Siantar Zoo
Cara kerja:
1. Amati ciri/karakter spesies Reptil yang terdapat di Siantar zoo!
2. Beri tanda ceklist pada kolom pengamatan berdasarkan parameter
rangka, bentuk tubuh, alat gerak, tipe kaki, tipe gigi, tipe lidah, teknik
memangsa, alat bela diri, dan habitat !
Laporan Hasil Pengamatan:
1. Buatlah sistematika dan deskripsi spesies Reptil yang telah diamati
beserta daerah persebarannya! Jangan lupa untuk mencantumkan
fotonya!
50 | Elida Hafni Siregar, dkk.
LEMBAR KERJA PENGAMATAN REPTIL DI KEBUN BINATANG SIANTAR
Hari/tgl/jam :
Karakteristik Reptil
Alat
Nama Reptil Nama Jenis Bentuk Alat Tipe Tipe Tipe Teknik Me
No. Bela Habitat
(Indoneisa) Ilmiah Rangka Tubuh Gerak Kaki Gigi Lidah mangsa
diri
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 51
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
52 | Elida Hafni Siregar, dkk.
Keterangan:
Rangka Tipe kaki Teknik memangsa
1. Kerangka luar 1. Berselaput 1. menggigit
2. Kerangka dalam 2. Bercakar 2. membelit
3. Penempel/succer 3. menelan
Bentuk tubuh Tipe gigi Alat bela diri
1. Bulat Memanjang 1. Pemotong 1. bisa/venom
2. Membulat 2. Perobek 2. racun/bakteri
3. Bersegi Memanjang 3. Penggigit 3. menggigit
Alat gerak Tipe lidah Habitat
1. Kaki 1. Bercabang 1. air
2. Sisik perut 2. Tunggal 2. tanah
3. Kaki dan ekor 3. Tidak berlidah 3. pohon
Bab IV
Aves
Tujuan:
Mengamati ciri/karakter berbagai spesies Aves di Siantar Zoo
Kegiatan 9
PENGAMATAN AVES DI SIANTAR ZOO
Cara kerja:
1. Amati ciri/karakter spesies Aves yang terdapat di Siantar zoo!
2. Beri tanda ceklist pada kolom pengamatan berdasarkan parameter
paruh, kepala, leher, warna bulu, ukuran kaki, arah jari kaki, ukuran jari
kaki, dan selapun jari kaki!
3. Berdasarkan karakter di atas kelompokkanlah jenis Aves berdasarkan
makanannya!
Laporan Hasil Pengamatan:
1. Buatlah sistematika dan deskripsi spesies Aves yang telah diamati
beserta daerah persebarannya! Jangan lupa untuk mencantumkan
fotonya!
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 53
LEMBAR KERJA PENGAMATAN BURUNG DI KEBUN BINATANG SIANTAR
Hari/tgl/jam :
Karakteristik burung
Nama Arah Ukuran Selaput Simpulan
Nama Warna Ukuran
No. burung Paruh Kepala Leher jari jari jari
ilmiah bulu kaki
(Indoneisa) kaki kaki kaki
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4
54 | Elida Hafni Siregar, dkk.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Keterangan:
Paruh Warna bulu Ukuran jari kaki
1. Kuat, melengkung ke bawah 1. Warna warni (lebih dari 3 warna) 1. Panjang
dengan bagian atas lebih panjang 2. Polos/putih/cerah 2. Sedang
dari bawah. 3. Gelap 3. Pendek
2. Kuat, lurus sama panjang
3. Pendek, ukuran atas dan bawah
relatif sama
Kepala (dari samping) Ukuran kaki Selaput jari kaki
1. Membulat 1. Panjang (lebih panjang dari 1. Penuh dari ujung sampai
2. Oval badan) pangkal
3. Memanjang 2. Sedang (relatif sama dengan 2. Selaput ada, tidak
panjang badan) terhubung antar jari
3. Pendek (lebih pendek dari 3. Tidak ada
badan)
Leher Arah jari kaki (4 jari kaki) Simpulan jenis burung
1. Panjang (lebih panjang dari 1. Dua ke depan, dua ke belakang 1. karnivore
badan) 2. Tiga ke depan, satu ke belakang 2. fructivore
2. Sedang (relatif sama dengan 3. Tiga ke depan 3. omnivore
panjang badan) 4. granivore
3. Pendek (lebih pendek dari panjang
badan)
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 55
Bab V
Mamalia
Tujuan:
Mengamati ciri/karakter berbagai spesies Mamalia di Siantar Zoo
Kegiatan 10
Cara kerja:
1. Amati ciri/karakter spesies Mammalia yang terdapat di Siantar zoo!
2. Beri tanda ceklist pada kolom pengamatan berdasarkan parameter letak
mammae, jumlah mammae, tapak kaki, jumlah teracak, habitat, jenis
pakan, tipe gerak, alat bela diri, dan waktu aktivitas!
Laporan Hasil Pengamatan:
1. Buatlah sistematika dan deskripsi spesies Mamalia yang telah diamati
beserta daerah persebarannya! Jangan lupa untuk mencantumkan
fotonya!
LEMBAR KERJA PENGAMATAN MAMALIA DI KEBUN BINATANG SIANTAR
Hari/tgl/jam :
Karakteristik burung
Nama Alat
Nama Letak Jumlah Tapak Jumlah Jenis Tipe Waktu
No. mamalia Habitat bela
ilmiah mammae mammae kaki tracak pakan gerak aktivitas
(Indoneisa) diri
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 57
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
58 | Elida Hafni Siregar, dkk.
Keterangan:
Letak mammae: Jumlah teracak: Tipe gerak:
1. Pectoral (dada) 1. Satu 1. Pejalan
2. Abdominal (perut) 2. Dua 2. Pelari
3. Inguinal (selakangan) 3. Tiga (pada kaki belakang) 3. Pemanjat
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 59
Saepudin A. 2004. Beberapa Spesies Cicak dan Tokek (Family Gekkonidae) Di
Wilayah Bogor [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor .
Widayati KA, Perwitasari RD, Suryobroto B, Farajallah A, Rianti P. 2010.
Vertebrata Penuntun Praktikum. Bogor (ID): Departemen Biologi
FMIPA IPB.
60 | Elida Hafni Siregar, dkk.
Profil Penulis
Taksonomi Hewan Vertebrata Dalam Pendekatan Praktik | 61
Aida Fitriani Sitompul, Lahir di
Rantauprapat 17 Juli 1983. Aida panggilan
akrabnya adalah anak dari pasangan Saiful
Sitompul dan Nurul Elfiani Nasution. Aida
telah menyelasaikan pendidikan Sarjana
Biologi di FKIP UISU Medan dan
melanjutkan Magister Biologi di
Universitas Andalas Padang. Saat ini
bertugas sebagai tenaga pengajar di
Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri
Medan dengan bidang keahlian Takonomi
hewan. Beberapa artikel hasil penelitian
telah terbit pada jurnal Biosanis dan
Biodiversitas.
62 | Elida Hafni Siregar, dkk.