Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum

Fisiologi Tumbuhan

FOTOGRAFI TANAAM

NAMA : INDRA ELISA HALIM

NIM : G11115301

KELAS : FISIOLOGI TUMBUHAN

KELOMPOK :1

ASISTEN : DEWI MURNI

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Arah pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh stimulus lingkungan yang
diterima oleh tanaman, seperti cahaya matahari, sentuhan, dan ketersediaan air.
Stimulus yang ada akan diterima oleh tanaman melalui sensor yang dimiliki tanaman
sehingga tanaman dapat merespon stimulus yang datang. Sebagai contoh, pada pucuk
tanaman sensor yang datang akan merespon datangnya cahaya, sehingga pucuk
tanaman akan tumbuh ke arah cahaya, yang dikenal dengan fototropisme. Di ujung
akar tanaman terdapat sensor yang memungkinkan tanaman merespon adanya
gravitasi bumi, yang karenanya arah pertumbuhan akar membelok ke arah pusat
bumi. Gerakan tanaman ini disebut geotropism.
Fisiologi tumbuhan merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari
tentang proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh tumbuhan, faktor air dalam
fisiologi tanaman merupakan faktor utama yang sangat penting. Air memiliki peran
yakni : sebagai penyusun protoplasma, sebagai reagen dalam proses proses
fotosintesa dan didalam proses hidrologi, sebagai zat pelarut dan trasnpirasi hara dan
makanan. Proses difusi merupakan perpindahan (gerak) molekul larutan
berkonsentrasi tinggi menuju larutan berkonsentrasi rendah hingga mencapai
keseimbangan dinamis. Osmosis adalah perpindahan (gerang) molekul berpotensi
tinggi ke pberpotensi rendah melalui jaringan pemeabel hingga tercapai
keseimbangan yang dinamis. Imbibisi merupakan proses masuknya air kedalam benih
akibat terjadinya perbedaan tekanan dari dalam dan luar benih.
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan
memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi
yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting
bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar
oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi
melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis
merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas
dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain
yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis,
yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
Fotopriodisme adalah gerak yang terjadi pada tumbuhan yang disebabkan oleh
adanya rangsangan cahaya. Bila cahaya yang datang dari atas tumbuhan, tubuhan
akan tumbuh tegak mengarah keatas. Hal ini dapat kamu amati pada tumbuhan yang
hidup dialam bebas. Tanaman pot yang diletakana di dalam ruangan dan
mendapatkan cahaya dari samping, maka ujung batang akan tumbuh membengkok
kearah datangnya cahaya. Pada tumbuhan, bagian yang peka terhadap rangsangan
adalah bagian ujung tunas. Bila gerak tersebut mengarah kesumber rangsangan
disebut fotopriodisme positif, misalnya gerak tubuh ujung tunas kearah cahaya.
Sedangkan gerak yang menjadi sumber rangsangan disebut fotopriodisme negative,
misalnya gerak tumbuh akar yang menjauhi cahaya.
Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan praktikum mengenai fotografi tanaman
mengetahui cara fotografi tanaman dan kaitannya dengan pigmen pada tanaman
sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk praktikum-praktikum selanjutnya.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan praktikum ini adalah agar dapat mengetahui efek pemanasan terhadap
intesitas warna pigmen tanaman.
Kegunaan praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui cara fotografi
tanaman dan kaitannya dengan pigmen pada tanaman sehingga dapat digunakan
sebagai dasar untuk praktikum-praktikum selanjutnya
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis Jenis Pigmen Pada Tanaam


Macam-macam pigmen yang terdapat dalam tanaman biasanya dibagi menjadi
empat kelompok yaitu klorofil, anthosianin, karotenoida yang terdiri dari karoten dan
xanthophyl. Karotenoid adalah suatu pigmen pada tumbuhan yang memunculkan
warna merah (pada Aglomena), jingga, oranye, atau kuning. Fungsi karotenoid pada
tumbuhan adalah sebagai pelengkap pigmen klorofil untuk membantu proses
fotosintesis. Ada beberapa macam karotenoid, misalnya karoten (warna jingga) yang
dapat kita jumpai pada wortel, serta likopen (warna merah) yang terdapat di dalam
tomat (Brockington dkk, 2011).
Anthosianin dapat memberi warna merah, merah muda, ungu dan biru, karena
sifat ion anthosianin intensitas dan warnanya tergantung pada pH. Pada larutan asam,
ada berbagai warna, dari orange-merah sampai ungu. apabila pH mendekati 7
terbentuk semu basa yang tidak berwarna. Hal inilah yang menyebabkan tanaman
memiliki warna daun yang bermacam- macam, selain berfungsi sebagai penangkap
cahaya untuk fotosintesis, pigmen juga berfungsi untuk menambah keindahan bunga
(Mulyani, 2006).
Banyak buah-buahan dan sayuran yang berwarna-warni pernahkah terpikirkan
oleh kita, mengapa buah dan sayuran tersebut berwarna-warni. Seorang dosen dan
ahli Teknologi Pangan, Bambang Nurhadi, STP Msc (Fakultas Teknologi Industri
Pertanian Universitas Padjadjaran) mengatakan ternyata selain sebagai penghias
tampilannya, warna pada buah dan sayuran juga memiliki efek fungsional bagi tubuh.
Beliau juga menjelaskan bahwa pigmen terbagi menjadi dua jenis, yaitu bernutrisi
dan non nutrisi (Ramadani, 2012).
Jenis-jenis pigmen pada tanaman menurut Evhy (2012) adalah sebagai berikut.:
a) Klorofil. Merupakan kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat pada tumbuh-
tumbuhan,terdapat dalam kloroplas dan memanfaatkan cahaya yang diserap
sebagai energi untuk reaksi-reaksi cahaya dalam proses-proses fokus. Pigmen
klorofil berfungsi pada tumbuhan untuk proses fotosintesis, memoles daun dan
buah yang masih mentah dengan warna hijau. Pigmen ini juga berfungsi sebagai
anti-oksidan.
b) Klorofil a. Mengandung warna hijau dan mempunyai rumus molekul
C55H72O5N4 Mg, dapatmengabsorbasi blue violet dan merah dalam gelombang
yang lebih pendek disbandingdengan menyerap cahaya merah secara maksimal
yang terjadi pada gelombang cahayayang panjang.
c) Klorofil b. Mengandung warna biru dan mempunyai rumus molekul C55H70O6N4
Mg, biasanyahanya terdapat pada alga hijau, klorofil b memiliki gugus aldehid
yang menyebabkanklorofil ini bersifat hidrooli dibanding klorofil a dan berwarna
hijau kekuningan.
d) Karotenoid. Merupakan pigmen penyebab warna merah, orange dan kuning pada
sayuran. Merupakan golongan pigmen yang larut dan terdapat pada semua jenis
tumbuhanmulai dari bakteri sederhana sampai yang berbuga kuning pada
tumbuhan.
e) Antosianin. Merupakan warna paling penting dalam tumbuhan, pigmen yang
berwarna kuat dan larutan air. Antosianin memberi warna merah, merah muda,
ungu dan biru. Karena sifat ion antosianin, intensitas dan warnanya tergantung
pada pH. Pada larutan asam, ada berbagai warna dari oranye-merah sampai ungu.
Apabila pH mendekati 7 terbentuk semu basa yang tidak berwarna.
f) Xantofil. Merupakan pigmen warna dengan biasanya berada bersama-
sama dengan klorofil yang bila jumlah hanya dominan akan tampak warna
kuning pada tanaman dan apabilaklorofil yang tampak akan berwarna
hijau.

2.2 Pengaruh Cahaya Terhadap Fosintesis


Fotosintesis adalah proses pembentukan makanan (glukosa) pada tumbuhan yang
mengandung zat hara, air dan karbondioksida dengan bantuan sinar matahari. Reaksi
fotosintesis secara singkat berlangsung sebagai berikut: 6CO2 + 6H2O C6H12 O6 +
6O2. Fotosintesis berlangsung dalam kloroplas yang berisi klorofil. Klorofil
dibedakan atas klorofil dengan rumus molekul yang berwarna hijau tua dan klorofil b
dengan rumus molekul yang berwarna hijau muda (Pertamawati, 2010).
Laju fotosintesis berbagai spesies tumbuhan yang tumbuh pada berbagai daerah
yang berbeda seperti gurun kering, puncak gunung, dan hutan hujan tropika
sangat berbeda. Kapasitas fotosintesis daun diartikan sebagai laju fotosintesis
per satuan luas daun pada keadaan cahaya jenuh, konsentrasi CO2 dan O2 normal,
suhu optimum dan kelembapan (Daniyati et al , 2012).
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya fotosintesis yakni H2O,
CO2, cahaya, hara, dan suhu. Diantara beberapa faktor tersebut yang paling
berpengaruh dalam proses fotosintesis adalah faktor cahaya. Cahaya sering
membatasi fotosintesis terlihat juga dengan menurunnya laju penambahan CO2 ketika
tumbuhan terkena bayangan awan sebentar (Yasin et al, 2011).
Cahaya merupakan sumber energi untuk fotosintesis. Energi cahaya yang diserap
oleh tumbuhan tergantung pada intensitas sumber cahaya, lama penyinaran dan
panjang gelombang cahaya. Pada batas-batas tertentu, semakin tinggi intensitas
cahaya matahari maka semakin banyak energi cahaya yang diserap oleh klorofil,
sehingga laju fotosintesis meningkat. Cahaya matahari dengan intensitas terlalu tinggi
akan menimbulkan kerusakan pada klorofil (Astuti dan Darmanti, 2010).
Cahaya merupakan sumber energi bagi mikroalga untuk melakukan fotosintesis,
tetapi tidak semua spektrum cahaya dipergunakan oleh mikroalga dalam
proses fotosintesis. Penyinaran yang digunakan secara optimal oleh
mikroalga untuk proses fotosintesis adalah panjang gelombang yang
berkisar antara 400 nm 680 nm (Daniyati et al , 2012.
Energi cahaya diubah menjadi energi kimia oleh pigmen fotosintesis yang
terdapat pada membran interna atau tilakoid. Pigmen fotosintesis yang utama ialah
klorofil dan karotenoid. Klorofil a dan b menunjukkan absorpsi yang sangat kuat
untuk panjang gelombang biru dan ungu, jingga dan merah (lembayung)
dan menunjukkan absorpsi yang sangat kurang untuk panjang gelombang
hijau dan kuning hijau. (Ai, Nio 2012).
Laju fotosintesis akan berjalan maksimum bila terdapat banyak cahaya. Dalam
percobaan terlihat bahwa eksplan (bahan tanam) yang ditumbuhkan dalam intensitas
cahaya yang tinggi daunnya berwarna lebih hijau daripada eksplan yang ditumbuhkan
dalam intensias cahaya yang rendah, selain itu daun eksplan yang ditumbuhkan dalam
intensitas cahaya tinggi lebih berat daripada daun eksplan (bahan tanam) yang
ditumbuhkan dalam intensitas cahaya rendah. (Pertamawati, 2010).
Pengaruh cahaya terhadap fotosintesis tanaman air dapat dilihat dari kadar
oksigen terlarut yang terditeksi sensor. Pada kondisi terang, laju fotosintesis lebih
besar dibandingkan pada kondisi gelap. Selain cahaya, faktor lain yang juga
mempengaruhi laju fotosintesis adalah jenis mineral yang terdapat dalam
air (akuades, minyak, air mineral) dan volume tanaman itu sendiri. Semakin
besar kadar mineral dan volume tanaman yang dimiliki, semakin besar
meningkat pula laju fotosintesisnya (Yasin et al, 2011).
Untuk mengatur cahaya bagi fotosintesis tanaman perlu adanya pemberian
naungan. Perlakuan naungan, volume penyiraman yang berbeda dan interaksi kedua
faktor memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kecepatan
pembungaan rosella. Tanaman tanpa naungan yang berarti mendapat
intensitas cahaya tertinggi paling cepat berbunga diikuti naungan 55%
dan yang paling lama berbunga pada naungan 75% (Astuti dan Darmanti, 2010).

2.3 Tipe Fotosintesis Tanaman Yang Diamati


Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau
tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk
daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips
dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang (Tjitrosoepomo, 2005).
Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan
berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun
tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi
organ penyimpan air (Tjitrosoepomo, 2005).
Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil
adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang
gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya
daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga),
xantofil (berwarna dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu,
tergantung derajat keasaman) (Tjitrosoepomo, 2005).

2.4 Hormon Yang Berpengaruh Terhadap Pigmen Warna


Hormon berasal dari bahasa Yunani yaitu hormaein ini mempunyai arti :
merangsang, membangkitkan atau mendorong timbulnya suatu aktivitas biokimia
sehingga fito-hormon tanaman dapat didefinisikan sebagai senyawa organik
tanaman yang bekerja aktif dalam jumlah sedikit, ditransportasikan ke
seluruh bagian tanaman sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan atau proses-
proses fisiologi tanaman (Rendih, 2015).
Hormon merupakan suatu senyawa yang diproduksi oleh bagian tertentu dari
suatu tubuh, dan kemudian ditransportasi ke bagian tubuh lainnya, tempat dia
mengikat reseptor spesifik dan memicu respons pada sel ataupun jaringan yang
dituju. Hormon tumbuhan (phytohormones) secara fisiologi adalah penyampai
pesan antar sel yang dibutuhkan untuk mengontrol seluruh daur hidup tumbuhan,
diantaranya perkecambahan, perakaran, pertumbuhan, pembungaan dan
pembuahan. Hormon tumbuhan dihasilkan sebagai respon terhadap berbagai faktor
lingkungan kelebihan nutrisi, kondisi kekeringan, cahaya, suhu dan stress baik secara
kimia maupun fisik. Oleh karena itu ketersediaan hormon sangat dipengaruhi oleh
musim dan lingkungan (Rendih, 2015).
Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-
selnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau ujung akar) atau dalam
tahap perkembangan pesat (buah yang sedang dalam proses pemasakan). Transfer
hormon dari satu bagian ke bagian lain dilakukan melalui sistem pembuluh (xilem
dan floem) atau transfer antarsel. Tumbuhan tidak memiliki kelenjar tertentu yang
menghasilkan hormon. Fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon
endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat diganti dengan
pemberian zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (hormon
eksogen, diberikan dari luar sistem individu). Mereka lebih suka menggunakan
istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris plant growth regulator) (Rendih, 2015).
Menurut Rendih (2015), yang mengatakan bahwa senyawa-senyawa sintetik ini
pada umumnya dikenal dengan nama zat pengatur tumbuh tanaman (ZPT = Plant
Growth Regulator). Tentang senyawa hormon tanaman dan zat pengatur tumbuh,
Moore (2) mencirikannya sebagai berikut :
1. Fitohormon atau hormon tanaman ada-lah senyawa organik bukan nutrisi yang
aktifdalam jumlah kecil (< 1mM) yang disintesis pada bagian tertentu, pada
umumnya ditranslokasikan kebagian lain tanaman dimana senyawa tersebut,
menghasilkan suatu tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis.
2. Zat Pengatur Tumbuh adalah senyawa organik bukan nutrisi yang dalam kon-
sentrasi rendah (< 1 mM) mendorong, menghambat atau secara kualitatif
mengubah pertumbuhan dan perkem-bangan tanaman.
3. Inhibitor adalah senyawa organik yang menghambat pertumbuhan secara umum
dan tidak ada selang konsentrasi yang dapat mendorong pertumbuhan.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 Oktober 2016 pada
pukul 08.00 WITA sampai selesai di Exfarm Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin, Makassar

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada ini yaitu, selotip bening, kertas karbon, dunting, alat
tulis menulis.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah daun nangka.

3.3 Prosedur Kerja

1. Menyiapkan alat daan bahan yang di gunakan


2. Menggunting kertas karbon sebanyak 3 lembar kemudian lubangi.
3. Meletakkan karbon tersebut pada permukaan daun nangka menggunkan
selotip bening.
4. Memberikan label pada masing-masing daun yang di tutupi kertas karbon.
5. Membuka kertas karbon pada daun pertama pada hari ke-1, hari kedua pada
daun ke-2, dan hari ke tiga pada daun ke-3.
6. Amati dan catan perubahan yang terjadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :


1. Stomata banyak terdapat pada bawah daun dibandingkan di atas daun.
2. Stomata lebih banyak membuka pada siang hari dibandingkan pada malam hari.
5.2 Saran

Sebaiknya dalam praktikum ini di sediakan mikroskop yang lebih bnyak dan
masih layak pakai agar setiap praktikan berkesemptan untuk melihat stomata.
DAFTAR PUSTAKA
Ai, Nio Song. 2012. Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains 12(1)

Astuti, T dan Darmanti S. 2010. Produksi bunga rosella (hibiscus sabdariffa l.).
Yang diperlakukan dengan naungan dan volume Penyiraman air yang berbeda
.Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, 11 (1)

Brockington, S.F.,R.H. Walker., B.J. Glover., P.S. Soltis., D.E. Soltis. 2011. Pigmen
Tanaman.

Daniyati R, yudoyono G, Rubiyanto A. 2012. Desain Closed Photobioreaktor


Chlorella Vulgaris Sebagai Mitigasi Emisi CO2. Jurnal sains dan seni its vol. 1.

Evhi, Kumalasari. 2012. Spektrofotometri Dan Pigmen Pada Tanaman. Jurusan


Budidaya Tanamn, Universitas Gadjah Mada.

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisius: Yogyakarta.

Pertamawati. 2010. Pengaruh fotosintesis terhadap Pertumbuhan tanaman kentang


(solanum tuberosum l.) Dalam lingkungan Fotoautotrof secara invitro. Jurnal
Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 12.

Ramadani, Sabiha. 2012. Pigmen Warna Pada Tanaman.Jurusan Agroteknologi,


Universitas Malang.

Rendih Rahmatullah Mauled Dan Ainun Nikmati Laily. 2015. Kadar Total Pigmen
Klorofil Dan Senyawa Antosisanin Ekstrak Kastuba (Euphorbia Pulcherrima)
Berdasarkan Umur Daun. Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim
Malang.

Tjitrosoepomo,Gembong.2005. Morfologi Tanaman. Universitas Gadjah Mada.

Yasin, A, et al. 2011. Pengaruh Intensitas Cahaya Dan Kandungan Mineral Pada
Berbagai Media Tumbuh Terhadap Laju Fotosintesis Tanaman Hias Hidrofit
Elodea (Elodea Canadensis). IPB Bogor.

Anda mungkin juga menyukai