Anda di halaman 1dari 47

ANALISIS MENGENAI DAMPAK

KERANGKA ACUAN
AMDAL
LINGKUNGAN

KELOMPOK 2
AINI FITRI
ANGELA GLORYA MARITO BR.SAMOSIR
ANISA ATIKA PUTRI
KIKI IMELDA SIRAIT
NURHALISAH PUTRI
WIDYA KARTIKA SARI
BIOLOGI N O N D I K C 2019
BAB I
PENDUHULUAN

Kerangka Diskusi
LATAR
BELAKANG
TUJUAN
DAN KEGUNANAN STUDI
LATAR
BELAKANG

Diketahuinya rencana kegiatan merupakan hal yang sangat penting, sebab apabila rencana tidak diketahui, maka
dampak yang mungkin timbul dari kegiatan tersebut tidak dapat diperkirakan. Garis dasar (base line) ialah
keadaan lingkungan tanpa adanya proyek (aktivitas). Fungsi garis dasar di sini ialah keadaan acuan untuk
mengukur dampak.Dampak dalam sistem Amdal dikaitkan dengan dua jenis batasan. Pertama, perbedaan antara
kondisi lingkungan sebelum pembangunan, batasan kedua yakni perbedaan antara kondisi lingkungan yang
diperkirakan akan ada tanpa adanya pembangunan dan yang diperkirakan akan adanya (hadirnya) pembangunan
tersebut. Batasan yang sama juga diberlakukan pada dampak lingkungan terhadap pembangunan. (Soemarwoto,
Otto, 2007 : 70).
Indonesia merupakan Negara dengan perkebunan karet terluas didunia, meskipun tanaman karet sendiri baru di
introduksi pada tahun 1864. Dalam kurun waktu sekitar 150 tahun sejak di kembangkan pertama kalinya, luas
areal perkebunan karet di Indonesia telah mencapai 3.262.291 hektar.
LATAR BELAKANG
Dari total areal perkebunan karet di Indonesia tersebut
84,5% diantaranya merupakan kebun milik rakyat 8,4% Selain dapat memberikan peluang usaha dan
milik swasta dan hanya 7,1% yang merupakan milik menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat, di sisi
Negara. Dengan areal perkebunan karet terluas didunia lain dapat memberikan andil untuk menghasilkan pajak
tersebut Indonesia bersama dua Negara Asia Tenggara dan menggerakkan perekonomian daerah. Menyadari
lainnya. Yaitu Malaysia dan Thailand, sejak abad 1920- bahwa lingkungan hidup perlu dilestarikan kemampuan
an sampai sekarang merupakan pemasokan karet utama daya dukungnya, maka PT. Industri Karet Tanjung
dunia. Puncak kejayaan karet Indonesia terjadi pada Pinggir yang bertanggung jawab atas pengelolaan
tahun 1926 sampai menjelang perang dunia II ketika itu lingkungan, menyusun dokumen studi Analisis
Indonesia merupakan pemasokan karet alam terkemuka Dampak Lingkungan (ANDAL) ini, yang diharapkan
dipasar internasional, maka sangat perlu dilakukan dapat mengurangi dampak negatif yang terjadi, dan
pembangunan perkebunan dan pabrik pengolahan karet dampak positifnya dapat dikembangkan dan
yang di rencanakan di Kota Pematangsiantar Sumatera ditingkatkan.
Utara seluas2.6Ha dengan kapasitas 1,5 ton TBS/hari.
TUJUAN
• Mengetahui tentang program tindak lanjut upaya pencegahan dan
penanggulangan dampak lingkungan yang dilaksanakan dengan
adanya pembangunan perkebunan karet PT Industry Karet Tanjung
Pinggir berbasis kompetensi inti industri daerah di Kabupaten Kota
Pematangsiantar sehingga dapat mengikuti konsep pembangunan
berkelanjutan dan mengikuti konsep daya dukung terhadap lingkungan
dengan perencanaan yang matang.
• Mengetahui upaya pengendalian dampak lingkungan, baik berupa
tindakan, pencegahan, maupun tindakan penanggulangan terhadap
segenap dampak negatif penting yang mungkin terjadi, serta sebagai
upaya pengembangan.
• Memberikan pedoman agar perencanaan pembangunan harus mencapai
tujuan sosial dan ekonomi dengan tetap memperhatikan keseimbangan
dinamis dengan lingkungan
KEGUNAAN STUDI

Manfaat

a. Manfaat Bagi Pemrakarsa


BAB I PENDAHULUAN

• Sebagai acuan untuk mengintegrasikan aspek lingkungan ke dalam proses perancangan


sehingga bisa menjaga terpeliharannya daya dukung lingkungan. Proses ini juga bisa mencegah
adanya pengeluaran biaya-biaya eksternalitas dalam memperbaiki lingkungan yang terlanjur
mengalami kerusakan.
• Untuk mengantisipasi biaya pengelolaan lingkungan secara optimal termasuk biaya
pembangunan dan operasio rencana kegiatan.
• Sebagai acuan agar pelaksanaan pengelolaan lingkungan dari kegiatan Pengembangan
Perkebunan Karet PT Industri Karet Tanjung Pinggir di kota pematangsiantar sesuai dengan
rencana.
• Pemanfaatan sumberdaya lain di sekitar lokasi kegiatan secara optimal tanpa menambah beban
kerusakan lingkungan.
KEGUNAAN STUDI
Manfaat Bagi Masyarakat
• Menghindari tumpang tindih pemanfaatan sumber daya alam.
• Mencegah timbulnya keresahan sosial.
• Untuk menjaga terpeliharanya kehidupan yang harmonis dalam bidang sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
sekitar lokasi kegiatan.
• Untuk mengetahui secara pasti batas wewenang serta tanggung jawab masing-masing pihak yang terkait.
Manfaat Bagi Pemerintah
• Sebagai mitra pemerintah dalam upaya pembangunan regional dan nasional.
• Turut memberikan konstribusi dalam menekan tingkat pengangguran yaitu dengan menyediakan lapangan kerja.
• Turut memberikan konstribusi terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui penerimaan pajak
dan iuran-iuran.
• Turut memberikan konstribusi terhadap peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) melalui investible
surplus yang diperoleh.
BAB II
RUANG LINGKUP STUDI

Kerangka Diskusi
• Lingkup rencana usaha dan /atau
kegiatan yang akan ditelaah

• L i n g k u p r on a l in g k u n g an h i d u p aw al
w i l ay ah

• Is u – i s u p ok o k

• L i n g k u p w il ay ah st u d i
Lingkup rencana usaha dan / atau kegiatan yang akan
ditelaah

Dengan proses identifikasi, evaluasi dampak dan foccusing disimpulkan bahwa kegiatan
pembangunan PT Industri Karet Tanjung Pinggir yang akan ditelaah adalah:

Tahap Pra Kontruksi Tahap Kontruksi Tahap Produksi dan


Pemasaran
1.Komponen Geo Fisik Kimia\
• Iklim Wilayah : Curah Hujan, Suhu Udara, Kelemban udara, Kecepatan Angin
dan Arah Angin.
2. Kualitas Udara Dan Kebisingan
Pengukuran kualitas udara meliputi gas-gas polutan, debu dan kebisingan. Lokasi
kegiatan pada saat ini sebagian besar masih berupa perkebunan dan belukar
Lingkup Rona Lingkungan
Hidup Awal
3. Topografi dan Kelerengan

Kelas kelerengan lahan ditentukan dengan cara


melakukan pengukuran peta kontour dan
luasnya diukur menggunakan alat planimeter
4. Geologi
Informasi jenis batuan yang terdapat di areal studi diperoleh dari analisis Peta Geologi Regional, P3G
tahun 1995 (Skala 1 : 250.000) yang diterbitkan Direktorat Geologi dan Pertambangan Bandung.

5. Tanah
Jenis Tanah: Berdasarkan hasil analisis Peta Jenis Tanah diketahui bahwa di area
6. Hidrologi
• Morfometri DAS/Sub DAS : Keadaan hidrologi di daerah studi
tidak mengalami perubahan yang berarti dari keadaan sebelum
studi. Sungai-sungai utama yang terdapat di daerah studi adalah
Sungai Sidang, Sungai Buaya dan Sungai Mesuji. Pola aliran
sungai-sungai tersebut adalah dendritik. Karena daerah studi
merupakan daerah cekungan dan daratan datar serta seungai-
sungainya tidak ada yang terjal, sehingga kerusakan erosi dan
sedimentasi sungai, dan bahaya kekeringan tidak terjadi.
Sebaliknya pada daerah daerah cekungan seperti di darah hulu
Sungai Sidang merupakan daerah limpasan banjir.
• Kualitas Air : Analisis parameter kualitas air dilakukan terhadap
air Sungai Sidang
2.2 Komponen Biologi
1. Biota Darat
• Vegetasi/Flora Darat : berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, vegetasi di wilayah studi
dikelompokkan dalam tipe vegetasi kebun campuran yang merupakan vegetasi budidaya dan vegetasi
non budidaya serta semak belukar. Selain itu juga terdapat vegetasi peneduh dan tanaman hias.
• Satwa/Fauna Darat : Satwa yang teridentifikasi di lokasi studi baik melalui wawancara dengan
masyarakat sekitar terdiri atas jenis mamalia, aves, reptilia, dan amphibia. Jumlah jenis dan
keberadaan satwa sedikit sekali, keadaan ini antara lain disebabkan perubahan habitat disekitar
tapak proyek yang telah menjadi habitat binaan dan sebagian besar vegetasi yang ada adalah
semak berlukar.
2. Biota Perairan
• Ikan : Berdasarkan pengamatan lapangan dan informasi dari masyarakat di
kampung studi, diperoleh data jenis ikan yang ada di Sungai –sungai di wilayah
studi, dimana memiliki nilai ekonomi dan/atau dapat di konsumsi.

• Plankton : Plankton adalah organisma yang hidup mengapung terbawa arus air.
Kehidupan plankton dipengaruhi oleh kualitas perairan. Kualitas perairan
ditentukan oleh aktivitas yang berada di daratan atau sekitar perairan itu sendiri,
termasuk adanya material yang masuk ke perairan. Kualitas air yang kurang baik
akan berimplikasi langsung terhadap keanekaragaman jenis plankton.
• Benthos : Benthos adalah organisme yang hidup di dasar perairan. Oleh
karena itu, kehidupanya sangat dipengaruhi oleh kualitas air dan kecepatan
arus di perairan tempat hidupnya.
3. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya
Berdasarkan Keputusan Kepala Bapedal No. 299 tahun 1996 tentang Teknis Kajian
Aspek Sosial Dalam Penyusunan AMDAL, antara lain diatur tentang sistematika kajian
aspek sosial budaya dan kesehatan masyarakat yaitu Sosial Kependudukan
(Demografi), Sosial Ekonomi, Sosial Budaya (Nilai Budaya, Proses Sosial, Persepsi)
dan Kesehatan masyarakat.

1. Kependudukan / Demografi

- Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah maupun pertumbuhan


penduduk di suatu daerah merupakan faktor penting dan menjadi patokan dalam
memprediksi beberapa hal termasuk diantaranya adalah ketersediaan tenaga kerja
dalam kaitannya dengan percepatan pembangunan yang dilaksanakan dan jumlah
pekerja dalam kaitannya dengan tingkat kesejahteraan.

- Struktur Penduduk Berdasarkan Umur. Berdasarkan klasifikasi kelompok umur tidak


produktif (0 – 14 tahun dan > 60 tahun) dan umur produktif (15 – 60 tahun), maka
diketahui penduduk sekitar areal studi didominasi oleh kelompok umur produktif yaitu
15.121 jiwa
2. Sosial Ekonomi

- Pendapatan masyarakat Penduduk di kampung studi sebagian besar memiliki


mata pencaharian dalam bidang petanian, swasta dan sisanya adalah Pegawai
Negeri Sipil, Wiraswasta/Pedagang dan lain-lain.
- Pola Nafkah Ganda Untuk melihat sampai mana komposisi masing-masing usia
penduduk di lakukan analisis terhadap kondisi usia penduduk dengan ratio angka
beban tanggungan (Dependecy Ratio) yang di peroleh melalui perbandingan
antar penduduk usia tidak produktif yaitu penuduk usia 0 – 14 tahun dan
penduduk usia > 60 tahun dengan penduduk usia 15 – 60 tahun.
- Sumberdaya Alam Pola kepemilikan sumber daya alam (property right) yang
berlaku di kampung studi adalah kepemilikan individu/swasta (private right).
AMDAL
3. Perantara Sosial

- Tatanan Sosial. Bentuk tatanan sosial dari suatu komunitas dapat ditelaah
melalui unsur-unsur yang meliputi (1) Teknologi dan Pengetahuan, (2) Pola
penduduk dan (3) Sistem ekonomi.
- Proses Sosial.

Sistem Pranata Sosial terdiri dari aspek-aspek (1) Sistem norma, (2) Pola
kebiasaan, (3) Alat dan Teknologi, dan (4) Kelembagaan pendukung. Pada
kampung studi nampak pergeseran pranata sosial.
- Sikap dan Persepsi Masyarakat

Biasanya harapan-harapan yang lazim ditipkan adalah adalah:


Kegiatan perkebunan dimaksud akan dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan
pendapatan masyarakat di sekitar.
Kehadiran perusahaan perkebunan diharapkan dapat membantu pembangunan kampung
melalui kegiatan pembinaan masyarakat (program CSR).
Permasalahan pembebasan lahan hendaknya diselesaikan dengan masyarakat terkait
secara mufakat dan tidak ada pihak yang dirugikan.
Masyarakat kampung dan sekitarnya diperbolehkan memanfaatkan jalan perusahaan.

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN


4. Kesehatan Masyarakat

• Sanitasi Lingkungan .
• Air Bersih.
• Jenis Penyakit Yang Sering Diderita
Masyarakat.
• Fasilitas Kesehatan Kondisi.

Dari data sekunder, diperoleh gambaran bahwa


kondisi penyakit yang sering dikeluhkan oleh
masyarakat sekitar areal PT Industri Karet
Tanjung Pinggir seperti pada tabel berikut.
1. Dampak Primer dan Sekunder
• Tahap Pra Kontruksi Pada tahap Pra Kontruksi, komponen kegiatan yang diperkirakan
menimbulkan dampak primer dan dampak sekunder terhadap lingkungan, meliputi :
a) Survey Awal dan Sosialisasi
b)Perjanjian
c)Pembersihan dan Pengurusan Lahan
2. Tahap Kontruksi
• Pada tahap Kontruksi, komponen kegiat yang diperkirakan menimbulkan dampak
primer dan dampak sekunder terhadap lingkungan, meliputi:
a)Pemagaran Proyek dan Penyediaan Basecamp
b)Mobilisasi Tenaga Kerja
c)Mobilisasi Peralatan
d)Pekerjaan Pengurunan Lahan
e) Demobilisasi Peralatan

ISU ISU POKOK


3. Tahap Operasi

• Pada tahap operasi, komponen kegiatan


yang diperkirakan menimbulakan dampak
primer dan dampak sekunder terhadap
lingkungan, meliputi:
a) Mobilisasi Karyawan
b) Proses Penanaman dan Perawatan
Kebun karet
Dengan pelingkupan kegiatan dan roma lingkungan diatas maka akan
ditentukan lingkungan wilayah studi yang merupakan resultante dari batas
kegiatan/proyek, batas ekologis, batas sosial dan batas administrative

Batas proyek. Batas proyek merupakan lokasi di mana seluruh komponen


rencana kegiatan akan dilakukan, terutama komponen yang menjadi sumber
dampak. Batas proyek ditetapkan berdasarkan batas kepemilikan lahan yang
dimiliki oleh pemrakarsa.
Lingkup Wilayah Studi

Batas ekologis. Batas ekologis ruang persebaran dampak dari suatu rencana
usaha atau kegiatan menurut media transportasi limbah (air, udara) dimana
proses alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan
mengalami perubahan mendasar. Batas ekologis ini mengarah pada
penentuan lokasi pengumpulan data rona lingkungan awal dan analisis
persebaran dampak.
Batas tersebut ditentukan berdasarkan kecepatan dan pola arah aliran angin
terhadap pola vegetasi dan kontur lahan sekitar tambang schingga dapat
berpengaruh terhadap pemukiman ekitar. Selain itu batas ekologis ini juga
ditentukan berdasarkan pola arah aliran sungai dan penggunaan air baku
sungai yang ada di sekitar lokasi proyek tambang.
Batas social : Batas sosial merupakan ruang di mana masyarakat yang terkena
dampak limbah emisi atau kerusakan lingkungan. Batas sosial ini dipengaruhi
identifikasi kelompok masyarakat yang terkena dampak sosial, ekonomi, dan
kesehatan masyarakat

Batas administrative : Batas administratif merupakan ruang di mana


masyarakat dapat secara leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial
budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di dalam
ruang tersebut. Batas administratif perkebunan dan pabrik karet ini adalah:
Sebelah selatan : berbatasan dengan sawah warga desa Tanjung
Tongah
Sebelah utara : berbatasan dengan desa Tambun Nabolon
Sebelah timur : berbatasan dengan pabrik milik PT. Sentosa
Sebelah barat : berbatasan dengan desa tapak hulur
BAB III
METODE STUDI

Kerangka Diskusi
• Metode pengumpulan dan anaisis
data

• Metode prakiraan dampak besar dan


penting

• Metode evaluasi dampak besar dan


penting
Data yang digunakan dalam penyusunan No Komponen/sub Parameter
analisis dampak lingkungan ini berupa
data primer dan sekunder. Data primer
 
akan diperoleh dengan cara pengukuran Tanah dan -erosi potensial
lapangan dan survey serta pengambilan Agronomi
-erosi nyata
sampel untuk analisis dilaboratorium, -Erosi
-pH
informasi dan wawancara dengan  
  -Kadar N,P,K
pemrakarsa dan karyawan serta
Metode pengumpulan dan

-kesuburan tanah -kadar Al


penduduk disekitar lokasi studi.   -kadar Fe
Sedangkan data sekunder akan diperoleh 1  
-unsur mikro
dari hasil penelitian yang relevan.  
Laporan berkala dari rencana pemrakarsa   -kejenuhan basa

informasi dan instansi yang terkait   -kapasitas tukar


  kation
lainnya.   -bobot isi
analisis data

 
-tekstur tanah
Metode pengumpulan data -sifat fisik tanah
-permeabilitas
-porositas total
Metode analisis data
 
Data tanah primer dikumpulkan melalui pengambilan contoh tanah yang mewakili
setiap blok (jenis tanah, kemiringan, dan fisiografi) pada daerah yang dianggap rawan
dampak. Selanjutnya dianalisis dilaoboratorium. Parameter yang diukur dan dianalisis
serta metode pengumpulannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Hasil uji cepat dilapangan yang didukung hasil analisis
laboratorim dilakukan analisis data dengan berdasarkan
pertimbangan ilmiah untuk mengetahui seberapa jauh tingkat
kesuburan tanah dan laju erosi yang terjadi. Untuk mengukur
erosi digunakan metode universal soil loss equation (USLE)
dengan rumus:
E= f(R K L S CP)
 
Dimana E= besarnya erosi
R= indeks erodibilitas hujan
K= indeks erodibilitas tanah
L = faktor panjang lereng (m)
S = faktor kemiringan lereng (%)
CP = faktor pengelolaan tanah dan konversi tanah
Metode perkiraan dampak besar dan penting

Penelitian dilanjutkan dengan dampak sekunder atau dampak orde kedua Metode ini
mencakup proses penentuan tingkat penting tidaknya dampak. Setelah melalui proses
identifikasi dan prakiraan terhadap komponen lingkungan yang dicurigai akan terkena
dampak kegiatan pemabangunan pabrik. Untuk menemukan tingkat kepentingan
dampak yang dicurgai akan terjadi dilakukan dengan menganalisis sidat-sifat dampak
yang sebelumnya telah diidentifikasi. Maksudnya agar dampak penting hasil identifikasi
tersebut dapat disajikan secara kuantitatif besar atau magnitude-nya melalui metode
matematis, analogi maupun profesional judgement. Dampak yang diteliti
dititikberatkan pada dampak primer atau dampak orde pertama. Apabila ternyata
mempunyai dampak turunan/lanjutan terhadap lingkungan baru.

Perkiraan Dampak besar yang dikelola adalah timbulnya persepsi negatif


masyarakat yangdapat berdampak lanjutan terhadap gangguan keamanan
dan ketertiban masyarakat(kamtibmas) akibat adanya kegiatan perizinan dan survei
lapangan, sosialisasirencana kegiatan serta pengadaan lahan. Terjadinya penurunan
kualitas udara ambient disekitar jalan yang dilalui kendaraan pengangkut akibat
peningkatan emisi gas buang kendaraan (CO, , ) dan debulokal. Sumber dampak
adalah kegiatan mobilisasi alat berat dan material konstruksi,pematangan lahan dan
pondasi selama pembangunan bangunan pabrik, sarana serta prasarana
penunjangnya. Sumber dampak adalah kegiatan pembukaan dan pengolahan
tanah,pematangan lahan dan pondasi serta pembangunan sarana dan
prasaranapenunjang pabrik
Metode evaluasi dampak besar dan penting

Untuk memperkirakan komponen-komponen lingkungan yang akan terkena dampak,


dilakukan pembuatan simple checklist yang menandai komponen-komponen kegiatan
yang memiliki pengaruh terhaap komponen lingkungan. Metode prakiraan dampak
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut:
 Pendekatan secara model matematis merupakan perkiraan dampak yang paling baik
bila tersedia cukup data dan model yang sesuai dengan data yang ada.
 Pendekatan secara standar baku mutu lingkungan merupakan perkiraan dampak
dengan menggunakan baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
 Pendekatan secara analogi merupakan perkiraan dampak dengan mencari persamaan
pola dengan kasus-kasus serupa yang telah ada.
 Profesional judgement yang merupakan pendugaan dampak oleh tenaga ahli
berdasarkan pengalaman dan ilmu yang dimiliki yang dikaitkan dengan fenomena di
lapangan.

Dalam menentukan dampak penting pada laporan ini digunakan pendekatan secara
standar baku mutu lingkungan dengan melihat analogi terhadap kasus-kasus serupa
yang pernah terjadi sebelumnya.

Dalam evaluasi dampak yang terjadi digunakan metode checklist, dengan


mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang akan menghasilkan dampak terhadap
lingkungan
Secara garis besar pentingnya suatu dampak adalah bila kondisi berikut
tercapai :

 Jumlah  Lamanya  Banyaknya  Sifat kumulatif  Berbalik


manusia yang dampak komponen dampak (reversibel) atau
terkena berlangsung lingkungan yang tidak berbaliknya
dampak akan terkena (Irreversibel)
 Intensitas dampak dampak tersebut.
 Luas wilayah dampak
penyebaran
dampak

Metode evaluasi dampak


besar dan penting
Pengumpulan data dan informasi melalui
public hearing dan focus group discussion
(FGD) Informasi persepsi dan preferensi
masyarakat diperoleh dari tanggapan
masyarakat, melalui tanggapan tertulis dan
wawancara pada pertemuan Focus Group
Discussion. Kegiatan ini dilakukan
bekerjasama dengan Desa setempat
Dengan mengundang masyarakat., tokoh-
tokoh masyarakat, Badan Perwakilan
Daerah Desa serta Kecamatan setempat,
organisasi masyarakat dan pemuda
setempat.
BAB IV
PELAKSANAAN STUDI

Kerangka Diskusi
• PEMRAKARSA

• PENYUSUNAN STUDI AMDAL

• BIAYA SYUDI

• WAKTU STUDI
 Pemrakarsa
Identitas penanggung jawab di AMDAL rencana pembangunan Pabrik
Karet Di Tanjung Pinggir adalah:
Nama : Angela Glorya Marito Br. Samosir
Alamat : JL Cemara No. 22 Pematang Siantar
Jabatan : Direktur Utama
PENYUSUNAN STUDI AMDAL

 Penyusun Studi Amdal


Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 28 dinyatakan bahwa Penyusun
Studi Amdal wajib memiliki sertifikat kompetensi penyusunan AMDAL.
PEMRAKARSA DAN

Penyusun kegiatan AMDAL Rencana Pembangunan Pabrik Karet di Jalan


Tanjung Pinggir adalah sebagai berikut, pekerjaan ini diterima oleh:
Nama : Nurhalisah Putri
Alamat : JL Denai, Medan
Jabatan : Ketua Tim Penyusun Amdal
PENYUSUNAN STUDI AMDAL
Tabel Susunan Anggota Tim Penyusun Studi Amdal

Nama Bidang Sertifikasi Amdal

Nurhalisah Putri Ketua Tim Sertifikat KTPA

Anisa Atika Putri Ahli Kualitas Udara Sertifikat ATPA

Aini Fitri Ahli Tata Lingkungan Sertifikat ATPA

Kiki Imelda Sirait Ahli Biologi Sertifikat ATPA

Widya Kartika Sari Ahli Biologi Sertifikat ATPA


Adapun rincian rencana pengeluaran biaya yang digunakan adalah sebagai berikut:
 Biaya tanah
 Biaya konstruksi
 Biaya wawancara dengan responden/Komunikasi
 Biaya untuk tenaga ahli
 Biaya pengamatan/observasi lapangan
 Biaya penelitian
 Biaya administrasi
BIAYA STUDI

 Dan biaya lainnya


Berikut ini adalah rincian biaya :
Biaya Tanah Rp. 4.000.000.000
Biaya Konstruksi Rp. 500.000.000
Biaya ahli Rp. 107.000.000
Biaya akomodasi Rp. 75.000.000
Biaya penelitian Rp. 70.000.000
Transportasi Rp. 65.000.000
Komunikasi Rp. 103.000.000
Administrasi Rp. 63.000.000
Total Rp. 513.000.000
   
Biaya tak terduga Rp. 57.530.000
Total biaya Rp. 4.970.530.000
Jangka Waktu pelaksanaan studi AMDAL sejak tahap persiapan hingga
penyerahan laporan instansi yang bertanggung jawab adalah 13 bulan. Hal
ini dikarenakan hal-hal sebagai berikut:

 Asumsi pengembangan dari proyek ini sangat cepat sehingga dampaknya


pun dapat diketahui dengan cepat pula.
 Waktu tiga belas bulan maksimum merupakan waktu yang cukup lama
dalam melihat reaksiwarga terhadap proyek Pembangunan Industri Karet
Tanjung pinggir

WAKTU STUDI
WAKTU STUDI
D A FT A R
PUAdiwibowo,
ST A K A
1999.
Pertanian, Bogor.
Metode Evaluasi Dampak, Makalah Kersus Penyusun AMDAL. Fakultas Pertanian IPB

 Anonimous. 1983. Criteria sifat kimia tanah. Pusat penelitian tanah. Departemen Pertanian, Badan
Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
 Anonimous. 1997. Manual kapasitas jalan Indonesia (MKJI). Sweroad Bekerjasama dengan PT. bima karya
(persero) Jakarta.
 Alam setia zein, S.H, 1996, Hukum Lingkungan- Konsekuensi Hutan, Bineka Cipta, Jakarta
 Apha. 1980. Standard Metosd for the Examination Of Waste Water. American Public Health Association,
Washingtong, DC.
 Arsyad, S. 1990. Konsevasi Tanah dan Air. Institut Pertanian Bogor. Bogor
 Axelrod, D.I and P.H. revan, 1982. Paleobiogeography and origin of the New Guinea flora. In : J.L. gressit
(ed.), Biogeogrsphy snd Ecologi of New Guinea. Pp. 919-9941. W. Junk, The Hague.
 Bemmelen, R.W. van, 1970, The Geology, of Indonesia, Vol. IA, Martinus Nijhoff The The, Haque, The,
Netherlands.
 Branch, Kristi et.al. 1984. Guide to Social Impact Assessment : A Framework For Assessing Social Change.
Boulder, CO : Westview.
 Canter, larry w. 1984. Environmental Impact Assessment. New York : Mcgraaw Hill.
 Otto Soemarwoto. 2007. Ekologi Pembangunan dan Lingkungan Hidup. Jakarta: Djambatan, 2007.
 Rizal, Reda, 2016, STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN (AMDAL, UKL-UPL & SPPL), Jakarta : Penerbit Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
LAMPIRAN
THANK
YOU !
Dari K E L O M P O K 2

Anda mungkin juga menyukai