KERANGKA ACUAN
AMDAL
LINGKUNGAN
KELOMPOK 2
AINI FITRI
ANGELA GLORYA MARITO BR.SAMOSIR
ANISA ATIKA PUTRI
KIKI IMELDA SIRAIT
NURHALISAH PUTRI
WIDYA KARTIKA SARI
BIOLOGI N O N D I K C 2019
BAB I
PENDUHULUAN
Kerangka Diskusi
LATAR
BELAKANG
TUJUAN
DAN KEGUNANAN STUDI
LATAR
BELAKANG
Diketahuinya rencana kegiatan merupakan hal yang sangat penting, sebab apabila rencana tidak diketahui, maka
dampak yang mungkin timbul dari kegiatan tersebut tidak dapat diperkirakan. Garis dasar (base line) ialah
keadaan lingkungan tanpa adanya proyek (aktivitas). Fungsi garis dasar di sini ialah keadaan acuan untuk
mengukur dampak.Dampak dalam sistem Amdal dikaitkan dengan dua jenis batasan. Pertama, perbedaan antara
kondisi lingkungan sebelum pembangunan, batasan kedua yakni perbedaan antara kondisi lingkungan yang
diperkirakan akan ada tanpa adanya pembangunan dan yang diperkirakan akan adanya (hadirnya) pembangunan
tersebut. Batasan yang sama juga diberlakukan pada dampak lingkungan terhadap pembangunan. (Soemarwoto,
Otto, 2007 : 70).
Indonesia merupakan Negara dengan perkebunan karet terluas didunia, meskipun tanaman karet sendiri baru di
introduksi pada tahun 1864. Dalam kurun waktu sekitar 150 tahun sejak di kembangkan pertama kalinya, luas
areal perkebunan karet di Indonesia telah mencapai 3.262.291 hektar.
LATAR BELAKANG
Dari total areal perkebunan karet di Indonesia tersebut
84,5% diantaranya merupakan kebun milik rakyat 8,4% Selain dapat memberikan peluang usaha dan
milik swasta dan hanya 7,1% yang merupakan milik menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat, di sisi
Negara. Dengan areal perkebunan karet terluas didunia lain dapat memberikan andil untuk menghasilkan pajak
tersebut Indonesia bersama dua Negara Asia Tenggara dan menggerakkan perekonomian daerah. Menyadari
lainnya. Yaitu Malaysia dan Thailand, sejak abad 1920- bahwa lingkungan hidup perlu dilestarikan kemampuan
an sampai sekarang merupakan pemasokan karet utama daya dukungnya, maka PT. Industri Karet Tanjung
dunia. Puncak kejayaan karet Indonesia terjadi pada Pinggir yang bertanggung jawab atas pengelolaan
tahun 1926 sampai menjelang perang dunia II ketika itu lingkungan, menyusun dokumen studi Analisis
Indonesia merupakan pemasokan karet alam terkemuka Dampak Lingkungan (ANDAL) ini, yang diharapkan
dipasar internasional, maka sangat perlu dilakukan dapat mengurangi dampak negatif yang terjadi, dan
pembangunan perkebunan dan pabrik pengolahan karet dampak positifnya dapat dikembangkan dan
yang di rencanakan di Kota Pematangsiantar Sumatera ditingkatkan.
Utara seluas2.6Ha dengan kapasitas 1,5 ton TBS/hari.
TUJUAN
• Mengetahui tentang program tindak lanjut upaya pencegahan dan
penanggulangan dampak lingkungan yang dilaksanakan dengan
adanya pembangunan perkebunan karet PT Industry Karet Tanjung
Pinggir berbasis kompetensi inti industri daerah di Kabupaten Kota
Pematangsiantar sehingga dapat mengikuti konsep pembangunan
berkelanjutan dan mengikuti konsep daya dukung terhadap lingkungan
dengan perencanaan yang matang.
• Mengetahui upaya pengendalian dampak lingkungan, baik berupa
tindakan, pencegahan, maupun tindakan penanggulangan terhadap
segenap dampak negatif penting yang mungkin terjadi, serta sebagai
upaya pengembangan.
• Memberikan pedoman agar perencanaan pembangunan harus mencapai
tujuan sosial dan ekonomi dengan tetap memperhatikan keseimbangan
dinamis dengan lingkungan
KEGUNAAN STUDI
Manfaat
Kerangka Diskusi
• Lingkup rencana usaha dan /atau
kegiatan yang akan ditelaah
• L i n g k u p r on a l in g k u n g an h i d u p aw al
w i l ay ah
• Is u – i s u p ok o k
• L i n g k u p w il ay ah st u d i
Lingkup rencana usaha dan / atau kegiatan yang akan
ditelaah
Dengan proses identifikasi, evaluasi dampak dan foccusing disimpulkan bahwa kegiatan
pembangunan PT Industri Karet Tanjung Pinggir yang akan ditelaah adalah:
5. Tanah
Jenis Tanah: Berdasarkan hasil analisis Peta Jenis Tanah diketahui bahwa di area
6. Hidrologi
• Morfometri DAS/Sub DAS : Keadaan hidrologi di daerah studi
tidak mengalami perubahan yang berarti dari keadaan sebelum
studi. Sungai-sungai utama yang terdapat di daerah studi adalah
Sungai Sidang, Sungai Buaya dan Sungai Mesuji. Pola aliran
sungai-sungai tersebut adalah dendritik. Karena daerah studi
merupakan daerah cekungan dan daratan datar serta seungai-
sungainya tidak ada yang terjal, sehingga kerusakan erosi dan
sedimentasi sungai, dan bahaya kekeringan tidak terjadi.
Sebaliknya pada daerah daerah cekungan seperti di darah hulu
Sungai Sidang merupakan daerah limpasan banjir.
• Kualitas Air : Analisis parameter kualitas air dilakukan terhadap
air Sungai Sidang
2.2 Komponen Biologi
1. Biota Darat
• Vegetasi/Flora Darat : berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, vegetasi di wilayah studi
dikelompokkan dalam tipe vegetasi kebun campuran yang merupakan vegetasi budidaya dan vegetasi
non budidaya serta semak belukar. Selain itu juga terdapat vegetasi peneduh dan tanaman hias.
• Satwa/Fauna Darat : Satwa yang teridentifikasi di lokasi studi baik melalui wawancara dengan
masyarakat sekitar terdiri atas jenis mamalia, aves, reptilia, dan amphibia. Jumlah jenis dan
keberadaan satwa sedikit sekali, keadaan ini antara lain disebabkan perubahan habitat disekitar
tapak proyek yang telah menjadi habitat binaan dan sebagian besar vegetasi yang ada adalah
semak berlukar.
2. Biota Perairan
• Ikan : Berdasarkan pengamatan lapangan dan informasi dari masyarakat di
kampung studi, diperoleh data jenis ikan yang ada di Sungai –sungai di wilayah
studi, dimana memiliki nilai ekonomi dan/atau dapat di konsumsi.
• Plankton : Plankton adalah organisma yang hidup mengapung terbawa arus air.
Kehidupan plankton dipengaruhi oleh kualitas perairan. Kualitas perairan
ditentukan oleh aktivitas yang berada di daratan atau sekitar perairan itu sendiri,
termasuk adanya material yang masuk ke perairan. Kualitas air yang kurang baik
akan berimplikasi langsung terhadap keanekaragaman jenis plankton.
• Benthos : Benthos adalah organisme yang hidup di dasar perairan. Oleh
karena itu, kehidupanya sangat dipengaruhi oleh kualitas air dan kecepatan
arus di perairan tempat hidupnya.
3. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya
Berdasarkan Keputusan Kepala Bapedal No. 299 tahun 1996 tentang Teknis Kajian
Aspek Sosial Dalam Penyusunan AMDAL, antara lain diatur tentang sistematika kajian
aspek sosial budaya dan kesehatan masyarakat yaitu Sosial Kependudukan
(Demografi), Sosial Ekonomi, Sosial Budaya (Nilai Budaya, Proses Sosial, Persepsi)
dan Kesehatan masyarakat.
1. Kependudukan / Demografi
- Tatanan Sosial. Bentuk tatanan sosial dari suatu komunitas dapat ditelaah
melalui unsur-unsur yang meliputi (1) Teknologi dan Pengetahuan, (2) Pola
penduduk dan (3) Sistem ekonomi.
- Proses Sosial.
Sistem Pranata Sosial terdiri dari aspek-aspek (1) Sistem norma, (2) Pola
kebiasaan, (3) Alat dan Teknologi, dan (4) Kelembagaan pendukung. Pada
kampung studi nampak pergeseran pranata sosial.
- Sikap dan Persepsi Masyarakat
• Sanitasi Lingkungan .
• Air Bersih.
• Jenis Penyakit Yang Sering Diderita
Masyarakat.
• Fasilitas Kesehatan Kondisi.
Batas ekologis. Batas ekologis ruang persebaran dampak dari suatu rencana
usaha atau kegiatan menurut media transportasi limbah (air, udara) dimana
proses alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan
mengalami perubahan mendasar. Batas ekologis ini mengarah pada
penentuan lokasi pengumpulan data rona lingkungan awal dan analisis
persebaran dampak.
Batas tersebut ditentukan berdasarkan kecepatan dan pola arah aliran angin
terhadap pola vegetasi dan kontur lahan sekitar tambang schingga dapat
berpengaruh terhadap pemukiman ekitar. Selain itu batas ekologis ini juga
ditentukan berdasarkan pola arah aliran sungai dan penggunaan air baku
sungai yang ada di sekitar lokasi proyek tambang.
Batas social : Batas sosial merupakan ruang di mana masyarakat yang terkena
dampak limbah emisi atau kerusakan lingkungan. Batas sosial ini dipengaruhi
identifikasi kelompok masyarakat yang terkena dampak sosial, ekonomi, dan
kesehatan masyarakat
Kerangka Diskusi
• Metode pengumpulan dan anaisis
data
-tekstur tanah
Metode pengumpulan data -sifat fisik tanah
-permeabilitas
-porositas total
Metode analisis data
Data tanah primer dikumpulkan melalui pengambilan contoh tanah yang mewakili
setiap blok (jenis tanah, kemiringan, dan fisiografi) pada daerah yang dianggap rawan
dampak. Selanjutnya dianalisis dilaoboratorium. Parameter yang diukur dan dianalisis
serta metode pengumpulannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Hasil uji cepat dilapangan yang didukung hasil analisis
laboratorim dilakukan analisis data dengan berdasarkan
pertimbangan ilmiah untuk mengetahui seberapa jauh tingkat
kesuburan tanah dan laju erosi yang terjadi. Untuk mengukur
erosi digunakan metode universal soil loss equation (USLE)
dengan rumus:
E= f(R K L S CP)
Dimana E= besarnya erosi
R= indeks erodibilitas hujan
K= indeks erodibilitas tanah
L = faktor panjang lereng (m)
S = faktor kemiringan lereng (%)
CP = faktor pengelolaan tanah dan konversi tanah
Metode perkiraan dampak besar dan penting
Penelitian dilanjutkan dengan dampak sekunder atau dampak orde kedua Metode ini
mencakup proses penentuan tingkat penting tidaknya dampak. Setelah melalui proses
identifikasi dan prakiraan terhadap komponen lingkungan yang dicurigai akan terkena
dampak kegiatan pemabangunan pabrik. Untuk menemukan tingkat kepentingan
dampak yang dicurgai akan terjadi dilakukan dengan menganalisis sidat-sifat dampak
yang sebelumnya telah diidentifikasi. Maksudnya agar dampak penting hasil identifikasi
tersebut dapat disajikan secara kuantitatif besar atau magnitude-nya melalui metode
matematis, analogi maupun profesional judgement. Dampak yang diteliti
dititikberatkan pada dampak primer atau dampak orde pertama. Apabila ternyata
mempunyai dampak turunan/lanjutan terhadap lingkungan baru.
Dalam menentukan dampak penting pada laporan ini digunakan pendekatan secara
standar baku mutu lingkungan dengan melihat analogi terhadap kasus-kasus serupa
yang pernah terjadi sebelumnya.
Kerangka Diskusi
• PEMRAKARSA
• BIAYA SYUDI
• WAKTU STUDI
Pemrakarsa
Identitas penanggung jawab di AMDAL rencana pembangunan Pabrik
Karet Di Tanjung Pinggir adalah:
Nama : Angela Glorya Marito Br. Samosir
Alamat : JL Cemara No. 22 Pematang Siantar
Jabatan : Direktur Utama
PENYUSUNAN STUDI AMDAL
WAKTU STUDI
WAKTU STUDI
D A FT A R
PUAdiwibowo,
ST A K A
1999.
Pertanian, Bogor.
Metode Evaluasi Dampak, Makalah Kersus Penyusun AMDAL. Fakultas Pertanian IPB
Anonimous. 1983. Criteria sifat kimia tanah. Pusat penelitian tanah. Departemen Pertanian, Badan
Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Anonimous. 1997. Manual kapasitas jalan Indonesia (MKJI). Sweroad Bekerjasama dengan PT. bima karya
(persero) Jakarta.
Alam setia zein, S.H, 1996, Hukum Lingkungan- Konsekuensi Hutan, Bineka Cipta, Jakarta
Apha. 1980. Standard Metosd for the Examination Of Waste Water. American Public Health Association,
Washingtong, DC.
Arsyad, S. 1990. Konsevasi Tanah dan Air. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Axelrod, D.I and P.H. revan, 1982. Paleobiogeography and origin of the New Guinea flora. In : J.L. gressit
(ed.), Biogeogrsphy snd Ecologi of New Guinea. Pp. 919-9941. W. Junk, The Hague.
Bemmelen, R.W. van, 1970, The Geology, of Indonesia, Vol. IA, Martinus Nijhoff The The, Haque, The,
Netherlands.
Branch, Kristi et.al. 1984. Guide to Social Impact Assessment : A Framework For Assessing Social Change.
Boulder, CO : Westview.
Canter, larry w. 1984. Environmental Impact Assessment. New York : Mcgraaw Hill.
Otto Soemarwoto. 2007. Ekologi Pembangunan dan Lingkungan Hidup. Jakarta: Djambatan, 2007.
Rizal, Reda, 2016, STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN (AMDAL, UKL-UPL & SPPL), Jakarta : Penerbit Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
LAMPIRAN
THANK
YOU !
Dari K E L O M P O K 2