Anda di halaman 1dari 4

Pengujian Kemasan Plastik

1. Peranan pengujian kemasan


a. Identifikasi bahan kemasan
b. Pertimbangan dalam pemilihan bahan kemasan yang akan digunakan
c. Mengevaluasi penampakan bahan pengemas pada akhir pengemasan jika pengemas
kontak langsung dengan bahan
d. Menentukan daya tahan bahan pengemas melalui penanganan normal atau tidak
normal
2. Pengujian mutu kemasan plastik
Pengujian mutu kemasan plastik dilakukan pada kondisi atmosfir : RH 50% dan suhu
23ºC.
a. Uji Kilap (ASTM D-523)
Uji kilap dilakukan dengan menentukan jumlah sinar yang dipantulkan oleh
permukaan film pada sudut datang tertentu (biasanya 45º). Sinar yang direfleksikan
dideteksi oleh fotosel dan dicatat secara kuantitatif yang dinyatakan dalam %
terhadap sinar yang direfleksikan oleh reflektor standar. Film yang kilap mempunyai
% refleksi tinggi.

b. Uji Kabut (ASTM D-1003)


Alat yang digunakan dalam pengujian ini yaitu hazemeter. Hazemeter mengukur
jumlah sinar yang dihamburkan. Sinar yang dihamburkan terdiri dari sumber cahaya
dan sebuah bola yang dapat mendeteksi jumlah sinar yang dilewatkan. Sampel plastik
diletakkan di antara sumber sinar dan bola kemudian bola diputar pada sudut > 2.5º,
maka diperoleh jumlah sinar yang dihamburkan. Nilai kabut (haze) kecil maka film
bersih (tidak berkabut).

c. Uji Clarity (Sifat Tembus Pandang)


Uji sifat tembus pandang kemasan plastik bersifat subjektif karena didasarkan pada
penampakan visual yaitu dengan membandingkan foto-foto standar dengan foto
sampel. Uji yang objektif dengan alat Gardner-USU Clarity meter.
d. Uji Slip (ASTM D-1894)
Slip adalah Kemampuan film/plastik untuk meluncur pada mesin produksi.
Kemampuan tersebut mempengaruhi laju produksi, dalam penumpukan film sifat
mudah meluncur tidak diinginkan. Metode pengujian didasarkan pada koefisien
gesekan pada bahan.

e. Uji Blocking
Pengujian ini dilakukan dengan menekan dua lapis plastik selama waktu tertentu lalu
diamati kecenderungannya untuk melekat satu sama lain. Blocking disebabkan oleh :
migrasi air, plastisizer atau perlakuan yang menyebabkan hilangnya muatan listrik
pada corona.

f. Uji Statik
Uji statik dilakukan dengan cara menggosokkan antara 2 permukaan film kemudian
dilihat kecenderungan untuk melekat. Plastik berkadar air rendah lebih mudah diberi
muatan listrik sehingga menyebabkan film mudah melekat.

g. Uji Impact Fatique


Impact Fatique adalah gaya yang diperlukan untuk merobek film di bawah kondisi
yang ditetapkan di dalam test, biasanya dikondisikan pada penggunaan sebenarnya.
Film yang baik tidak mudah retak (pecah) ketika dihempaskan.
Metode yang digunakan ada 2 yaitu :
 Falling dart, dart (gram) dijatuhkan dari jarak tertentu ke atas permukaan film.
Impact fatique sama dengan berat spesifik dart yang dapat memecahkan 50%
contoh dalam waktu tertentu
 Dengan alat Pendulum Impact Tester, pendulum diayunkan melalui contoh.
Perbedaan energi pendulum pada ketinggian maksimum dengan energy
pendulum setelah contoh sobek sama dengan kekuatan impak
h. Uji Flex Resistance
Glex resestance adalah kemampuan film untuk menahan kerusakan akibat tekanan.
Uji flex resistance dilakukan dengan melilitkan kawat tester pada film, jumlah
putaran yang diperlukan agar film pecah sama dengan flex resistance

i. Uji Permeabilitas
Metode didasarkan pada pengukuran tekanan dan waktu untuk mengukur kenaikan
tekanan dengan waktu pada tekanan rendah pada sisi film di bawah keadaan yang
ditentukan. Kondisi yang dibuat dapat berupa sistem super atmosfir atau vakum
tinggi. Metode umum : Cartwright Permeability Cell.

j. Transmisi Uap Air (ASTM E-96)


Metode : general food yaitu menggunakan bahan pengabsorbsi kelembaban (misal
CaCl2 kering) kemudian dihitung penambahan berat. Metode lain : didasarkan pada
perubahan tekanan parsial

k. Identifikasi Film Plastik (Uji Kelarutan dan Uji Bakar)


Kemasan plastik dapat diidentifikasi jenisnya melalui uji kelarutan dan uji bakar.
Jenis plastic yang berbeda maka akan menampakkan hasil yang berbeda karena
penyusun tiap jenis plastik berbeda-beda. Pada pengujian kelarutan ini digunakan
berbagai pelarut : etil asetat, amil format, amil asetat dan lain-lain. Kemudian plastik
direndam dalam pelarut tersebut dan dilihat kelarutan film di dalam pelarut.
Sedangkan pada uji bakar, kemasan plastic dibakar pada salah satu sudut, kemudian
dicatat tingkat kemudahan terbakar, cepat rambat nyala dan warna nyala yang
dihasilkan.

l. Uji Migrasi
Uji migrasi dilakukan karena bahan aditif yang ditambahkan pada saat pembuatan
plastik dapat berpindah zat monomernya dari bahan plastik ke dalam kemasan. Uji
migrasi dilakukan dengan metode gravimetri. Kemasan plastic direndam dalam
simulan pangan selama 10 hari kemudian, simulant pangan tersebut diuapakan dan
ditimbang bobot residu dari kemasan plastik.

Anda mungkin juga menyukai