kebersihan lapangan dan industri kerja, serta kebershian bertetangga dan komunitas. Sanitasi
adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk menjaga kebersihan. Sanitasi dilakukan
sebagai usaha mencegah penyakit/kecelakaan dari konsumsi pangan yang diproduksi dengan
cara menghilangkan atau mengendalikan faktor-faktor di dalam pengolahan pangan yang
berperan dalam pemindahan bahaya (hazard) sejak penerimaan bahan baku, pengolahan,
pengemasan, dan penggudangan produk, sampai produk akhir didistribusikan.
Sanitasi memiliki peranan penting dalam industri, antara lain mampu
menghindarkan kecelakaan atau penyakit yang timbul akibat kontaminasi silang maupun
efektivitas sarana dan prasarana produksi. Sanitasi juga dapat meningkatkan produktivitas
serta keamanan kerja seluruh karyawan. Masyarakat dan lingkungan pun terhindar dari
bahaya-bahaya yang mungkin dapat ditimbulkan oleh cemaran atau kotoran dari pabrik dari
pabrik serta peralatannya bila sanitasi diterapkan dengan baik. Selain itu, sanitasi juga
berperan dalam kualitas produk yang dihasilkan. Untuk menerapkan sanitasi dengan tepat,
maka perlu dilakukan beberapa pengendalian di seluruh aspek kerja dalam ruang lingkup
industri.
A. Pengendalian Sanitasi Karyawan
1. Sanitasi pekerja pabrik
- Pada saat di dalam pabrik diharuskan menggunakan penutup kepala (hair
cap)
- Pencucian tangan dan penggunaan sarung tangan saat melakukan tahaptahap krusial terhadap kontaminasi terutama kontaminasi mikrobia. Hal
tersebut menjadi hal yang penting untuk dilakukan karyawan karena
tangan yang kotor atau terkontaminasi dapat memindahkan bakteri dan
virus patogen dari tubuh, feses, atau sumber lain ke makanan. Pencucian
tangan, meskipun tampaknya sederhana dan sering disepelekan, terbukti
cukup efektif dalam upaya mencegah kontaminasi pada makanan.
Kombinasi antara aktivitas sabun sebagai pembersih, penggosokan, dan
aliran air akan menghanyutkan partikel kotoran yang banyak mengandung
mikrobia pada tangan.
- Penggunaan masker agar tidak ada kontak antara tangan pekerja dengan
mulut dan hidung saat mengolah bahan, serta bila bersin dan batuk tidak
akan mengkontaminasi produk.
- Kebersihan pakaian (disediakkan pakaian khusus dalam pabrik yang wajib
dikenakan oleh karyawan yang berada dalam lingkup pengolahan).
Pakaian yang dikenakan berlengan (menutupi bahu dan ketiak pekerja),
mudah dicuci dan terbuat dari bahan yang kuat serta mudah menyerap
keringat. Pakaian haruss diganti setiap hari (setelah 1 hari dipakai harus
dicuci terlebih dahulu sebelum dikenakan untuk hari berikutnya).
2. Sanitasi karyawan kantor
- Bila karyawan kantor masuk ke dalam pabrik, harus mengenakan pakaian
khusus seperti yang dikenakan oleh karyawan pabrik.
- Sebelum memasuki pabrik terleih dahulu masuk ke dalam ruang steril
- Menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan dan membuang sampah
pada tempat sampah yang disediakan.
- Menerapkan teknik yang baik saat kontak dengan pekerja dan alat pabrik
maupun prasarana yang ada agar tidak terjadi kontaminasi silang.
1
bauan yang timbul akibat proses pengolahan, dan sebagainya. Ventilasi ini
dibuat dengan dilapisi kawat kasa dan exhaust fan (penyedot debu dalam
ruangan).
2. Lingkungan pabrik
Lokasi bangunan merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam
membangun pabrik, sebab lokasi bangunan yang kurang baik dapat
menurunkan mutu maupun estetika dari produk. Pendirian lokasi bangunan
juga harus memperhitungkan arah mata angin untuk mencegah terjadinya
kontaminasi oleh cemaran yang terbawa oleh angin. Bangunan pabrik juga
harus mendapat pencahayaan yang cukup untuk mengurangi kelembapan di
sekitar pabrik.
Di sekitar lokasi pengolahan produksi juga terdapat bangunan lain
yang mendukung jalannya aktivitas dan kelangsungan pabrik seperti kantor
staf, musholla, tempat parkir, kantin, kamar mandi, taman, pos satpam, dan
lainnya. Tempat-tempat ini dibersihkan secara berkala sehari sekali oleh office
boy.
Dalam semua proses pengolahan pasti memiliki resiko masing-masing.
Pada proses produksi kemungkinan resiko yang muncul yaitu kebocoran gas
elpiji yang mampu menimbulkan ledakan dan kebakaran, maupun hubungan
arus pendek. Oleh karena itu, dalam lingkungan pabrik perlu dilakukan
pengecekan terhadap alat maupun hal-hal yang mampu menimbulkan resiko
maupun pembatasan penggunaan peralatan agar tidak berlebih sehingga
muncul over heating. Selain itu sebagai bentuk antisipasi, perlu juga
disediakan fire extinguisher di setiap ruangan dalam lingkungan pabrik.
Sanitasi lingkungan pabrik perlu diterapkan untuk mendukung
penerapan sanitasi yang baik di area produksi. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari cemaran yang terdapat di lingkungan di lingkungan sekitar
seperti tanah, keriil, serangga, sisa bahan, dan lain sebagainya. Bila sanitasi
tidak berjalan dengan baik, cemaran-cemaran tersebut dapat terbawa angin
maupun perantara lain sehingga masuk dalam proses produksi dan
mengkontaminasi produk. Oleh karena itu, diperlukan pembersihan secara
berkala di seluruh lingkungan pabrik minimal seminggu sekali. Khusus untuk
lantai, kantor, kamar mandi, kantin, musholla, ruang produksi, dan halaman
perlu dibersihkan sehari sekali.
C. Sanitasi Peralatan dan Proses Pengolahan
Program sanitasi diterapkan mulai dari aspek-aspek urusan rumah tangga
umum, penanganan dan penyimpanan bahan baku, pengolahan, penanganan dan
penyimpangan produk akhir, sampai pada usaha-usaha pengendalian binatang
pengganggu (seperti serangga, burung, dan tikus), pembuangan dan penangangan
limbah, serta fasilitas umum lainnya.
1. Urusan Rumah Tangga Umum
a. Lokasi industri Tunello tidak terletak pada arah angin dari sumber
cemaran asap, bau, dan cemaran lainnya. Di samping itu lokasi pabrik
juga berada jauh dari sumber pencemaran.
b. Pekarangan di sekeliling lokasi pabrik atau unit pengolahan Tunello
selalu diperhatikan kebersihannya dari potensi-potensi bahaya,
cemaran, dan masalah yang dapat menghambat kelancaran proses
Tunello. Potensi bahaya potensial yang ada di pekarangan ini antara
lain adalah persembunyian dan perkembangbiakan serangga, binatangbinatang kecil, lalat, nyamuk, tikus, dan burung.
c. Lantai, gang/lorong, tangga, dan jalan keluar/masuk ruang pengolahan
Tunello bersih, bebas sampah, tidak licin, bebas oli, dan tidak ada
genangan air. Pembersihan meliputi pembersihan secara kering dan
basah terutama untuk ruangan produksi dan kantor pabrik.
d. Objek-objek di sekitar ruang pengolahan dibersihkan secara rutin
sehingga bebas debu, jamur, kotoran, sampah, karat, dan cat yang
mengelupas.
e. Kondisi atap dipelihara dengan teratur, jangan sampai terjadi
kebocoran. Kondisi langit-langit tidak terdapat lubang-lubang dan
dipasang cukup tinggi.
f. Ventilasi tersedia dengan cukup dan berfungsi dengan baik sehingga
dapat menghilangkan bau-bauan dan menjamin kondisi udara yang
nyaman untuk bekerja. Pencahayaan/penerangan tersebar secara
merata dan cukup di semua ruangan, namun diatur sehingga tidak
menyilaukan.
g. Kamar mandi, toilet, dan tempat cuci tangan selalu dijaga
kebersihannya. Di fasilitas-fasilitas ini harus selalu tersedia air yang
cukup, sabun dan pengering (handuk, kain lap, kertas tisu ataupun
pengering dengan penyemprotan udara kering). Tempat sampah juga
perlu disediakan pada tempat-tempat tersebut.
h. Toilet dan ruang ganti pria terpisah dengan toilet dan ruang ganti
wanita.
i. Kamar mandi dan toilet terletak cukup jauh, tidak berhubungan
langsung dengan ruang pengolahan Tunello.
2. Penanganan dan Penyimpangan Bahan Baku
a. Bahan mentah ditata sedemikian rupa pada gudang penyimpanan
bahan baku. Jika ada yang tercecer, harus segera dibersiihkan agar
tidak mengundang binatang ataupun serangga yang tidak diinginkan.
b. Alat-alat yang digunakan untuk penanganan dan penyimpanan bahan
baku selalu dalam keadaan baik dan bersih, terbebas dari debu dan
kotoran, tidak berminyak, bebas jamur, dan sisa-siissa produk yang
tertinggal.
c. Ruang penyimpanan bahan baku dilengkapi dengan rak-rak ssupaya
penyimpanan bahan baku tertata rapi dan harus selalu bersih serta
bebas dari binatang pengganggu.