Disusun oleh :
Aulia Candraprabawati
D.111.12.0023
Judul
Nama Instansi
Waktu Pelaksanaan
Pelaksana
Program Studi
Fakultas
Perguruan Tinggi
:
:
:
:
:
Tengah
Januari 2015 Februari 2015
Aulia Candraprabawati
(D.111.12.0023)
S-1 Teknologi Hasil Pertanian (Ilmu dan Teknologi Pangan)
Teknologi Pertanian
Universitas Semarang
Sekretaris Jurusan
Fak. Teknologi Pertanian USM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk
keterampilan dan kecakapan seseorang untuk memasuki dunia kerja. Pendidikan
yang dilakukan di perguruan tinggi masih terbatas pada pemberian teori dan
praktek dalam skala kecil dengan intensitas yang terbatas. Agar dapat memahami
dan memecahkan setiap permasalahan yang muncul di dunia kerja, maka
mahasiswa perlu melakukan kegiatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Jahe
Jahe atau yang dalam bahasa latin dikenal dengan nama Zingiber
Officinale merupakan salah satu tanaman obat yang populer di Indonesia. Jahe
digolongkan ke dalam suku temu-temuan atau Zingiberaceae. Banyak yang
meyakini bahwa jahe berasal dari India. Tetapi tak sedikit pula yang percaya jahe
pertama kali ditemukan di daerah Cina khususnya bagian selatan. Meski masih
simpang siur, pada faktanya hampir semua negara di dunia telah mengenal dan
memanfaatkan jahe sebagai herba obat. Jahe merupakan tumbuhan dengan
batang semu. Tangkai daunnya cenderung halus dan dilengkapi dengan bulu
mikro. Akar jahe membentuk umbi dan lazim dikenal dengan nama rimpang
jahe. Bagian akar atau rimpang inilah yang digunakan sebagai bahan obat.
Akar tanaman jahe keluar dari garis lingkaran sisik rimpang, berwarna
putih sampai cokelat, berbentuk bulat ramping serta berserat. Akar tumbuh
mendatar dekat perpukaan tanan dan bercabang. Jahe merupakan tanaman
berbatang semu, berbentuk silindris dengan tinggi tanaman berkisar antara 30100 cm. tanaman jahe memiliki rimpang berwarna putih, putih kekuningan, dan
jingga.
Daun berpasangan berbentuk menyerupai pedang, dan tersusun berselingseling secara teratur dengan panjang 15 23 cm, lebar 1 3 cm, dengan panjang
tangkai daun berkisar 24 mm. Tulang daun tersusun sejajar serta permukaan
daun bagian atas berbulu putih. Ujung daun berbentuk runcing yang membulat
pada bagian pangkal. Daun terdiri atas upih dan helaian, pada setiap buku
terdapat dua daun.
Bunga tanaman jahe tersusun dalam rangkaian malai atau bulir yang
berbentuk silinder seperti jagung. Bunga tersebut tumbuh dari rimpang yang
keluar dari permukaan tanah diantara batang tanaman dan terpisah dari batang
dan daunnya. Bunga tersebut berbentuk seperti tongkat, tetapi kadang-kadang
keluar juga bunga dengan bentuk bulat telur. Panjang malai sekitar 4-7 cm
dengan lebar 1,52,5 cm. Setiap bunga dilindungi oleh daun pelindung (bractea)
berwarna hijau cerah berbentuk bulat telur (ovatus) atau jorong(elliptic). Di
dalam daun pelindung terdapat 1-8 bunga jahe yang memiliki mahkota berbentuk
tabung dengan helaian agak sempit berwarna kuning kehijauan. Bibir mahkota
bunga berwarna ungu gelap dan berbintik-bintik putih kekuningan. Bunga
tanaman jahe memiliki benang sari semu (staminodium) yang menyerupai
mahkota bunga. Tangkai putiknya berjumlah dua buah dengan kepala sari
berwarna ungu berkukuran 9 mm. Kepala putik berada di atas kepala sari
sehingga kecil kemungkinan untuk terjadi penyerbukan sendiri. Namun peluang
untuk terjadi penyerbukan buatan masih terbuka.
2.2 Jenis Jenis Jahe
a. Jahe besar (z. officinale Sp)
Tipe klon jahe besar di Jawa Barat dikenal dengan sebutan jahe badak
dan jahe gajah sedangkan di Bengkulu dikenal dengan nama jahe kombongan.
Sesuai dengan sebutannya, jahe besar memang mempunyai rimpang lebih
besar dibandingkan kedua klon lainnya.
Jahe besar berwarna kuning muda, seratnya sedikit dan lembut.
Memiliki aroma tajam dan rasanya kurang pedas. Jahe ini mengandung
minyak atsiri 0,82%-1,68% dihitung atas dasar berat kering. Digunakan untuk
rempah-rempah, minuman, dan makanan.
b. Jahe kecil (z. officinale Var. Amarum)
Rimpang jahe kecil lebih besar daripada jahe merah dan lebih kecil
daripada jahe besar. Bentuknya agak pipih, berwarna putih, seratnya lembut,
dan aromanya tidak tajam. Jahe ini mengandung atsiri 1,5%-3,3% dari berat
ringannya.
Jahe kecil digunakan sebagai bahan baku minuman, rempah-rempah,
dan penyedap makanan. Jahe kecil masih dalam satu klon dengan jahe kuning
yang sering disebut jahe emprit.
c. Jahe merah (z. officinale Var. Rubrum)
Tipe klon jahe meran sering disebut jahe sunti. Rimpangnya paling
kecil dibandingkan kedua klon lainnya, berwarna merah sampai jingga muda,
seratnya kasar, aromanya tajam, dan rasanya sangat pedas.
Oleh karena itu, harga jahe merah paling mahal jika dibandingkan jahe
lainnya. Memiliki kandungan minyak atsiri sekira 2,58-2,72% dihitung atas
dasar berat kering. Jahe ini lebih banyak digunakan untuk obat-obatan.
2.3 Kandungan Gizi dan Senyawa Kimia pada Jahe
Rimpang jahe mengandung 2 komponen, yaitu:
- Volatile oil (minyak menguap)
Biasa disebut minyak atsiri merupakan komponen pemberi aroma yang
khas pada jahe, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air.
Minyak atsiri merupakan salah satu dari dua komponen utama minyak jahe.
Jahe kering mengandung minyak atsiri 1-3%, sedangkan jahe segar yang tidak
dikuliti kandungan minyak atsiri lebih banyak dari jahe kering. Bagian tepi dari
umbi atau di bawah kulit pada jaringan epidermis jahe mengandung lebih
banyak minyak atsiri dari bagian tengah demikian pula dengan baunya.
Kandungan minyak atsiri juga ditentukan umur panen dan jenis jahe. Pada umur
panen muda, kandungan minyak atsirinya tinggi. Sedangkan pada umur tua,
kandungannyapun makin menyusut walau baunya semakin menyengat.
- Non-volatile oil (minyak tidak menguap)
Biasa disebut oleoresin salah satu senyawa kandungan jahe yang
sering diambil, dan komponen pemberi rasa pedas dan pahit. Sifat pedas
tergantung dari umur panen, semakin tua umurnya semakin terasa pedas dan
pahit. Oleoresin merupakan minyak berwarna coklat tua dan mengandung
mesin
mempengaruhi
terhadap
banyaknya
oleoresin
yang
dihasilkan.
Tabel 1. Komponen Volatil dan Non-volatil Rimpang Jahe
Fraksi
Volatile
Non-volatile
Komponen
(-)-zingeberene, (+)-ar-curcumene, (-)--sesquiphelandrene,
-bisaboline, -pinene, bornyl acetat, borneol, camphene,
-cymene, cineol, cumene, -elemene, farnesene, -phelandrene,
geraneol, limonene, linalool, myrcene, -pinene, sabinene.
Gingerol, shogaol, gingediol, gingediasetat, Gingerdion,
Gingerenon
Sumber : WHO Monographs on selected medicinal plants Vol 1,1999
Tabel 2. Kandungan Gizi dalam 100 gram Jahe Kering
Kandungan Gizi
Jumlah
Bagian yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible)
97 %
Kandungan Energi
51 kkal
Protein
1,5 gr
Lemak
1 gr
Karbohidrat
10,1 gr
Kalsium
21 mg
Fosfor
39 mg
Zat Besi
2 mg
Vitamin A
30 IU
Vitamin B1
0,02 mg
Vitamin C
4 mg
Sumber: Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta
sumber lainnya.
2.4 Manfaat Jahe
Berikut ini adalah manfaat yang didasarkan pada berbagai hasil penelitian :
1. Sebagai obat batuk dan mengobati gejala flu ringan
2. Menurunkan panas dan analgetik
3. Mengendurkan otot yang tegang
4. Mengatasi kram pada perut saat haid
5. Membantu merangsang keluarnya gas dari perut.
6. Mengurangi rasa mual akibat mabuk atau saat hamil
7. Enzim lipase dan protease dapat membantu pencernaan tubuh dalam mencerna
protein dan lemak
8. Menjaga kesehatan lambung dengan menurunkan keasaaman lambung
9. Menghambat terjadinya iritasi pada saluran pencernaan
10. Mengobati nyeri pada lambung
11. Mengobati peradangan pada arthritis
12. Dapat merangsang pelepasan hormon adrenalin yang dapat membantu
memperlebar pembuluh dara sehingga aliran darah lebih lancar dan tekanan
darah menurun.
13. Dapat mengobati kanker indung telur
14. Melindungi tubuh dari serangan kanker kolon.
15. Membantu meredakan migrant
16. Mencegah rasa sakit akibat diabetes
Minyak atsiri yang disuling dari jahe berwarna bening sampai kuning
tua bila bahan yang digunakan cukup kering. Lama penyulingan dapat
berlangsung sekitar 10 15 jam, agar minyak dapat tersuling semua. Kadar
minyak dari jahe sekitar 1,5 3 %.
- Oleoresin
Oleoresin merupakan campuran resin dan minyak atsiri yang diperoleh
dari ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik. Jahe mengandung resin
yang cukup tinggi sehingga bisa dibuat sebagai oleoresin. Keuntungan dari
oleoresin adalah lebih higienis, dan mempunyai kekuatan lebih bila
dibandingkan dengan bahan asalnya. Penggunaan oleoresin dalam industri lebih
disukai, karena aromanya lebih tajam dan dapat menghemat biaya pengolahan.
- Bubuk jahe
Bubuk jahe merupakan komponen utama dalam resep bumbu kari.
Disamping itu digunakan juga dalam perusahaan bir, brandi, dan anggur jahe.
Dalam pembuatan bubuk jahe, bahan yang digunakan adalah jahe kering
sempurna (kadar air sekitar 8-10 %). Bahan tersebut kemudian digiling halus
dengan ukuran, sekitar 50-60 mesh dan dikemas dalam wadah yang kering..
- Anggur Jahe
Untuk pembuatan anggur jahe diperlukan bahan baku berupa jahe gajah,
karena jenis ini mempunyai rasa yang tidak pedas, kandungan minyak atsiri
yang rendah dan seratnya tidak terlalu kasar.
Anggur adalah sejenis minuman beralkohol yang dibuat secara
fermentasi dari sari buahbuahan. oleh sejenis ragi. Sari buah-buahan disini
diganti sari jahe dengan penambahan gula kemudian difermentasi sampai
kadar alkohol tertentu.
- Jahe Kering
Jahe kering adalah jahe yang diawetkan melalui proses pengeringan
baik pengeringan menggunakan tenaga surya maupun dengan pengeringan
buatan. Jahe kering dalam perdagangan dapat disajikan dalam bentuk dikuliti,
tanpa dikuliti dan setengah dikuliti.
- Acar jahe
Acar jahe memanfaatkan air garam dan cuka manis sedangkan jahe
yang diawetkan menggunakan gula dan garam dalam pembuatannya. Acar jahe
sering disajikan sebagai hidangan pembuka sedangkan acar jahe merah muda
umum disantap bersama sushi, yang disebut sebagai gari.
- Manisan jahe
Manisan jahe adalah jahe yang telah dicacah menjadi potongan kecil,
dimasak dalam sirup jagung, kemudian dilapisi gula. Manisan jahe yang dijual
di pasaran biasanya berwarna agak emas, ada juga manisan jahe merah.
Manisan jahe merupakan bentuk yang umum digunakan untuk daging, unggas,
makanan pencuci mulut, kue seperti kue jahe, dan permen. Manisan jahe juga
ditambahkan sebagai hiasan makanan yang meleleh dan topping manis.
- Sirup jahe
Sirup jahe adalah jahe segar yang telah dimasak dalam gula dan air
sehingga rasanya manis. Sirup jahe digunakan sebagai selai, saus, dan
makanan panggang. Sirup jahe juga dapat ditambahkan pada air soda dan
bahan-bahan lain untuk membuat minuman berasa jahe.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Tanaman
Obat
dan
Obat
Tradisional
(B2P2TOOT)
b)
c)
d)
Bimbingan
Melakukan konsultasi dan bimbingan dalam mendokumentasikan bidang
keilmuan yang diperoleh selama melakukan kegiatan PKL. Bimbingan ini
dilakukan oleh pembimbing dari pihak industri atau perusahaan terkait yaitu
dari pihak Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu, Jawa Tengah dan oleh
pembimbing dari program studi Teknologi Hasil Pertanian (Ilmu dan
Teknologi Pangan), Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Semarang.
e)
BAB IV
TATA PELAKSANAAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
4.1 Nama Kegiatan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa S1 Teknologi Hasil Pertanian
(Ilmu dan Teknologi Pangan), Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Semarang.
4.2 Ruang Lingkup Kegiatan
1. Kegiatan PKL ini diikuti oleh Mahasiswa S1 Teknologi Hasil Pertanian (Ilmu
dan Teknologi Pangan), Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Semarang
: 1 bulan
(26 Januari 2015 28 Februari 2015)
Waktu pelaksanaan PKL yang diajukan, disesuaikan dengan jadwal libur
Obat
dan
Obat
Tradisional
Telepon
: +62271697010
: Aulia Candraprabawati
NIM
: D.111.12.0023
Program Studi
Fakultas
: Teknologi Pertanian
: 085713126539
Alamat Asal
Bulan Magang
BAB V
PENUTUP
Demikian proposal praktek kerja lapangan industri hasil pertanian ini kami
susun, untuk diajukan sebagai pertimbangan pihak instansi/ lembaga/ perusahaan
untuk dapat dipahami bersama dan dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan
dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL), sehingga besar harapan kami
untuk dapat diijinkan melaksanakan magang di Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu,
Jawa Tengah
Proposal kegiatan PKL ini masih bersifat fleksibel, segala hal dan ketentuan yang
belum ada dan tercakup dalam proposal ini, dapat direncanakan dan disusun
kemudian berdasarkan kesepakatan bersama sesuai dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan di instansi/ lembaga/ perusahaan, situasi dan kondisi yang terjadi baik di
universitas maupun di instansi/ lembaga/ perusahaan.