Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL (B2P2TOOT)
TAWANGMANGU, JAWA TENGAH

Disusun oleh :
Aulia Candraprabawati
D.111.12.0023

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVRSITAS SEMARANG
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Nama Kegiatan

: Praktek Kerja Lapangan (PKL) Mahasiswa Strata 1


Teknologi Hasil Pertanian (Ilmu dan Teknologi Pangan),

Judul

Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Semarang


: Proposal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

Nama Instansi

: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat


dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu, Jawa

Waktu Pelaksanaan
Pelaksana
Program Studi
Fakultas
Perguruan Tinggi

:
:
:
:
:

Tengah
Januari 2015 Februari 2015
Aulia Candraprabawati
(D.111.12.0023)
S-1 Teknologi Hasil Pertanian (Ilmu dan Teknologi Pangan)
Teknologi Pertanian
Universitas Semarang

DISETUJUI dan DISAHKAN


Untuk diajukan sebagai Proposal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Program Studi S-1 Teknologi Hasil Pertanian
(Ilmu dan Teknologi Pangan)
Mengetahui,
Dekan
Fak. Teknologi Pertanian USM

Sekretaris Jurusan
Fak. Teknologi Pertanian USM

Ir. Sri Budi Wahjuningsih, M.P.


NIP. 196806141993032002

Ir. Sri Haryati, M.Si


NIS. 06557002101014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk
keterampilan dan kecakapan seseorang untuk memasuki dunia kerja. Pendidikan
yang dilakukan di perguruan tinggi masih terbatas pada pemberian teori dan
praktek dalam skala kecil dengan intensitas yang terbatas. Agar dapat memahami
dan memecahkan setiap permasalahan yang muncul di dunia kerja, maka
mahasiswa perlu melakukan kegiatan

pelatihan kerja secara langsung

diinstansi/lembaga yang relevan dengan program pendidikan yang diikuti.


Sehingga setelah lepas dari ikatan akademik di perguruan tinggi yang
bersangkutan, mahasiswa bisa memanfaatkan ilmu dan pengalaman yang telah
diperoleh selama masa pendidikan dan masa pelatihan kerja untuk melanjutkan
kiprahnya di dunia kerja yang sebenarnya. Sebab, untuk dapat terjun langsung di

masyarakat tidak hanya dibutuhkan pendidikan formal yang tinggI dengan


perolehan nilai yang memuaskan, namun diperlukan juga ketrampilan (skill) dan
pengalaman pendukung untuk lebih mengenali bidang pekerjaan sesuai dengan
keahlian yang dimiliki.
Salah satu program yang dapat ditempuh adalah dengan melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan (PKL). Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah kegiatan
akademik (intrakulikuler) yang dilakukan oleh mahasiswa dengan melakukan
praktek kerja secara langsung pada lembaga/instansi yang relevan dengan
pendidikan yang diambil mahasiswa dalam perkuliahan. Bentuk kegiatan yang
dilakukan adalah kerja praktek dengan mengikuti semua aktifitas di lokasi
Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Sesuai dengan tuntutan dari kurikulum pendidikan Sarjana I Teknologi Hasil
Pertanian, Fakultas Hasil Pertanian, Universitas Semarang, yang mempunyai visi
mencetak lulusan yang memiliki kompetensi akademik pada pengembangan dan
aplikasi ilmu dan teknologi pangan dan hasil pertanian berbasis komoditas lokal
untuk menunjang pembangunan pertanian dalam arti luas yang mampu bersaing
di tingkat lokal maupun global, maka untuk kegiatan magang mahasiswa ini
dilaksanakan di industri yang bergerak di bidang pengolahan produk hasil
pertanian. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan pangan
adalah PT. Pagilaran Unit Produksi Sidoharjo, Batang. Dengan melakukan
kegiatan magang di perusahaan ini, kami mengharapkan dapat menimba ilmu
secara langsung mengenai semua proses pengolahan baik sejak pemilihan bahan
baku sampai produk siap konsumsi dan akan memberikan jaminan bagi konsumen
terhadap produk.
1.2 Tujuan Kegiatan
1.2.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dalam kegiatan PKL ini ialah, sebagai berikut:
a. Mengembangkan wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki.

b. Agar mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja praktis


sehingga secara langsung dapat memecahkan permasalahan yang ada
dalam kegiatan di bidang pengolahan hasil pertanian.
c. Agar mahasiswa dapat melakukan dan membandingkan penerapan teori
yang diterima di jenjang akademik dengan praktek yang dilakukan di
lapangan.
d. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara teori &
penerapannya sehingga dapat memberikan bekal bagi mahasiswa untuk
terjun ke masyarakat.
e. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara perguruan
tinggi,pemerintah, dan perusahaan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam kegiatan PKL ini ialah, sebagai berikut:
a. Mengetahui cara panen dan pengolahan pasca panen pada tanaman jahe
b. Melihat dan memahami secara langsung proses pengendalian mutu
pengolahan jahe di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat
dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu, Jawa Tengah
c. Mengetahui berbagai jenis mesin atau instrumentasi dan mekanisme kerjanya
secara umum yang digunakan dalam proses pengolahan tanaman jahe di Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TOOT) Tawangmangu, Jawa Tengah
d. Mengetahui proses sanitasi dan higienisitas industri yang dilakukan oleh
perusahaan (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu, Jawa Tengah) terkait dengan
proses pengolahan pada tanaman jahe mulai dari panen, pasca panen hingga
pengolahannya.
1.3 Manfaat Kegiatan
1.3.1 Manfaat bagi Mahasiswa
Adapun manfaat yang diperoleh mahasiswa dari pelaksanaan PKL
ini ialah, sebagai berikut:

a. Memperoleh informasi dan gambaran tentang perusahaan dari segi


proses produksi, sistem manajemen pengendalian mutu, instrumentasi
dan sanitasi higienitas proses produksi, pada pengolahan jahe
b. Memperoleh wawasan atau pengetahuan dan pengalaman kerja secara
langsung sehingga dapat digunakan sebagai modal dan bekal bagi
mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja setelah selesai menempuh
pendidikan pada jenjang strata pertama
c. Memperoleh suatu keterampilan dalam mengembangkan kompetensi
dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh sebelumnya untuk diterapkan
pada dunia kerja, sehingga mampu mengatasi berbagai masalah riil yang
terjadi di dalam dunia kerja dan dapat mendukung kapasitas kompetitif
yang hendak dibangun
1.3.2 Manfaat bagi Institusi Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (Ilmu
dan Teknologi Pangan)
Adapun manfaat yang diperoleh Institusi Program Studi Teknologi
Hasil Pertanian (Ilmu dan Teknologi Pangan) dari pelaksanaan PKL ini
ialah, sebagai berikut:
a. Membangun hubungan kerjasama dan kemitraan antara institusi
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (Ilmu dan Teknologi Pangan)
dengan instansi atau perusahaan mitra tempat PKL.
b. Mendukung kurikulum pendidikan yang ada di Program Studi Teknologi
Hasil Pertanian (Ilmu dan Teknologi Pangan), Fakultas Teknologi
Pertanian, Universitas Semarang.
c. Mendukung Visi, Misi dan Tujuan daripada Program Studi Teknologi
Hasil Pertanian (Ilmu dan Teknologi Pangan).
d. Mempersingkat waktu tunggu lulusan untuk mendapatkan suatu
pekerjaan dan memperbesar penyerapan lulusan (perekrutan) ke dunia
kerja.
1.3.3 Manfaat bagi Industri atau Perusahaan
Adapun manfaat yang diperoleh Industri atau Perusahaan dari
pelaksanaan PKL ini ialah, sebagai berikut:

a. Memperoleh Sumber Daya Manusia (SDM) unggulan yang langsung


dapat direkrut dan diseleksi.
b. Memperoleh akses secara langsung mengenai informasi SDM yang
berkompeten dan siap untuk bekerja.
c. Mendukung pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibilities
(CSR) industri atau perusahaan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Jahe
Jahe atau yang dalam bahasa latin dikenal dengan nama Zingiber
Officinale merupakan salah satu tanaman obat yang populer di Indonesia. Jahe
digolongkan ke dalam suku temu-temuan atau Zingiberaceae. Banyak yang
meyakini bahwa jahe berasal dari India. Tetapi tak sedikit pula yang percaya jahe
pertama kali ditemukan di daerah Cina khususnya bagian selatan. Meski masih
simpang siur, pada faktanya hampir semua negara di dunia telah mengenal dan
memanfaatkan jahe sebagai herba obat. Jahe merupakan tumbuhan dengan
batang semu. Tangkai daunnya cenderung halus dan dilengkapi dengan bulu
mikro. Akar jahe membentuk umbi dan lazim dikenal dengan nama rimpang
jahe. Bagian akar atau rimpang inilah yang digunakan sebagai bahan obat.
Akar tanaman jahe keluar dari garis lingkaran sisik rimpang, berwarna
putih sampai cokelat, berbentuk bulat ramping serta berserat. Akar tumbuh
mendatar dekat perpukaan tanan dan bercabang. Jahe merupakan tanaman
berbatang semu, berbentuk silindris dengan tinggi tanaman berkisar antara 30100 cm. tanaman jahe memiliki rimpang berwarna putih, putih kekuningan, dan
jingga.
Daun berpasangan berbentuk menyerupai pedang, dan tersusun berselingseling secara teratur dengan panjang 15 23 cm, lebar 1 3 cm, dengan panjang
tangkai daun berkisar 24 mm. Tulang daun tersusun sejajar serta permukaan
daun bagian atas berbulu putih. Ujung daun berbentuk runcing yang membulat

pada bagian pangkal. Daun terdiri atas upih dan helaian, pada setiap buku
terdapat dua daun.
Bunga tanaman jahe tersusun dalam rangkaian malai atau bulir yang
berbentuk silinder seperti jagung. Bunga tersebut tumbuh dari rimpang yang
keluar dari permukaan tanah diantara batang tanaman dan terpisah dari batang
dan daunnya. Bunga tersebut berbentuk seperti tongkat, tetapi kadang-kadang
keluar juga bunga dengan bentuk bulat telur. Panjang malai sekitar 4-7 cm
dengan lebar 1,52,5 cm. Setiap bunga dilindungi oleh daun pelindung (bractea)
berwarna hijau cerah berbentuk bulat telur (ovatus) atau jorong(elliptic). Di
dalam daun pelindung terdapat 1-8 bunga jahe yang memiliki mahkota berbentuk
tabung dengan helaian agak sempit berwarna kuning kehijauan. Bibir mahkota
bunga berwarna ungu gelap dan berbintik-bintik putih kekuningan. Bunga
tanaman jahe memiliki benang sari semu (staminodium) yang menyerupai
mahkota bunga. Tangkai putiknya berjumlah dua buah dengan kepala sari
berwarna ungu berkukuran 9 mm. Kepala putik berada di atas kepala sari
sehingga kecil kemungkinan untuk terjadi penyerbukan sendiri. Namun peluang
untuk terjadi penyerbukan buatan masih terbuka.
2.2 Jenis Jenis Jahe
a. Jahe besar (z. officinale Sp)
Tipe klon jahe besar di Jawa Barat dikenal dengan sebutan jahe badak
dan jahe gajah sedangkan di Bengkulu dikenal dengan nama jahe kombongan.
Sesuai dengan sebutannya, jahe besar memang mempunyai rimpang lebih
besar dibandingkan kedua klon lainnya.
Jahe besar berwarna kuning muda, seratnya sedikit dan lembut.
Memiliki aroma tajam dan rasanya kurang pedas. Jahe ini mengandung
minyak atsiri 0,82%-1,68% dihitung atas dasar berat kering. Digunakan untuk
rempah-rempah, minuman, dan makanan.
b. Jahe kecil (z. officinale Var. Amarum)
Rimpang jahe kecil lebih besar daripada jahe merah dan lebih kecil
daripada jahe besar. Bentuknya agak pipih, berwarna putih, seratnya lembut,

dan aromanya tidak tajam. Jahe ini mengandung atsiri 1,5%-3,3% dari berat
ringannya.
Jahe kecil digunakan sebagai bahan baku minuman, rempah-rempah,
dan penyedap makanan. Jahe kecil masih dalam satu klon dengan jahe kuning
yang sering disebut jahe emprit.
c. Jahe merah (z. officinale Var. Rubrum)
Tipe klon jahe meran sering disebut jahe sunti. Rimpangnya paling
kecil dibandingkan kedua klon lainnya, berwarna merah sampai jingga muda,
seratnya kasar, aromanya tajam, dan rasanya sangat pedas.
Oleh karena itu, harga jahe merah paling mahal jika dibandingkan jahe
lainnya. Memiliki kandungan minyak atsiri sekira 2,58-2,72% dihitung atas
dasar berat kering. Jahe ini lebih banyak digunakan untuk obat-obatan.
2.3 Kandungan Gizi dan Senyawa Kimia pada Jahe
Rimpang jahe mengandung 2 komponen, yaitu:
- Volatile oil (minyak menguap)
Biasa disebut minyak atsiri merupakan komponen pemberi aroma yang
khas pada jahe, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air.
Minyak atsiri merupakan salah satu dari dua komponen utama minyak jahe.
Jahe kering mengandung minyak atsiri 1-3%, sedangkan jahe segar yang tidak
dikuliti kandungan minyak atsiri lebih banyak dari jahe kering. Bagian tepi dari
umbi atau di bawah kulit pada jaringan epidermis jahe mengandung lebih
banyak minyak atsiri dari bagian tengah demikian pula dengan baunya.
Kandungan minyak atsiri juga ditentukan umur panen dan jenis jahe. Pada umur
panen muda, kandungan minyak atsirinya tinggi. Sedangkan pada umur tua,
kandungannyapun makin menyusut walau baunya semakin menyengat.
- Non-volatile oil (minyak tidak menguap)
Biasa disebut oleoresin salah satu senyawa kandungan jahe yang
sering diambil, dan komponen pemberi rasa pedas dan pahit. Sifat pedas
tergantung dari umur panen, semakin tua umurnya semakin terasa pedas dan
pahit. Oleoresin merupakan minyak berwarna coklat tua dan mengandung

minyak atsiri 15-35% yang diekstraksi dari bubuk jahe. Kandungan


oleoresin dapat menentukan jenis jahe. Jahe rasa pedasnya tinggi, seperti
jahe emprit, mengandung oleoresin yang tinggi dan jenis jahe badak rasa
pedas kurang karena kandungan oleoresin sedikit. Jenis pelarut yang
digunakan, pengulitan serta proses pengeringan dengan sinar matahari atau
dengan

mesin

mempengaruhi

terhadap

banyaknya

oleoresin

yang

dihasilkan.
Tabel 1. Komponen Volatil dan Non-volatil Rimpang Jahe
Fraksi

Volatile

Non-volatile

Komponen
(-)-zingeberene, (+)-ar-curcumene, (-)--sesquiphelandrene,
-bisaboline, -pinene, bornyl acetat, borneol, camphene,
-cymene, cineol, cumene, -elemene, farnesene, -phelandrene,
geraneol, limonene, linalool, myrcene, -pinene, sabinene.
Gingerol, shogaol, gingediol, gingediasetat, Gingerdion,

Gingerenon
Sumber : WHO Monographs on selected medicinal plants Vol 1,1999
Tabel 2. Kandungan Gizi dalam 100 gram Jahe Kering
Kandungan Gizi
Jumlah
Bagian yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible)
97 %
Kandungan Energi
51 kkal
Protein
1,5 gr
Lemak
1 gr
Karbohidrat
10,1 gr
Kalsium
21 mg
Fosfor
39 mg
Zat Besi
2 mg
Vitamin A
30 IU
Vitamin B1
0,02 mg
Vitamin C
4 mg
Sumber: Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta
sumber lainnya.
2.4 Manfaat Jahe

Berikut ini adalah manfaat yang didasarkan pada berbagai hasil penelitian :
1. Sebagai obat batuk dan mengobati gejala flu ringan
2. Menurunkan panas dan analgetik
3. Mengendurkan otot yang tegang
4. Mengatasi kram pada perut saat haid
5. Membantu merangsang keluarnya gas dari perut.
6. Mengurangi rasa mual akibat mabuk atau saat hamil
7. Enzim lipase dan protease dapat membantu pencernaan tubuh dalam mencerna
protein dan lemak
8. Menjaga kesehatan lambung dengan menurunkan keasaaman lambung
9. Menghambat terjadinya iritasi pada saluran pencernaan
10. Mengobati nyeri pada lambung
11. Mengobati peradangan pada arthritis
12. Dapat merangsang pelepasan hormon adrenalin yang dapat membantu
memperlebar pembuluh dara sehingga aliran darah lebih lancar dan tekanan
darah menurun.
13. Dapat mengobati kanker indung telur
14. Melindungi tubuh dari serangan kanker kolon.
15. Membantu meredakan migrant
16. Mencegah rasa sakit akibat diabetes

2.5 Contoh Hasil Olahan Jahe


- Minyak Atsiri Jahe

Minyak atsiri yang disuling dari jahe berwarna bening sampai kuning
tua bila bahan yang digunakan cukup kering. Lama penyulingan dapat
berlangsung sekitar 10 15 jam, agar minyak dapat tersuling semua. Kadar
minyak dari jahe sekitar 1,5 3 %.
- Oleoresin
Oleoresin merupakan campuran resin dan minyak atsiri yang diperoleh
dari ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik. Jahe mengandung resin
yang cukup tinggi sehingga bisa dibuat sebagai oleoresin. Keuntungan dari
oleoresin adalah lebih higienis, dan mempunyai kekuatan lebih bila
dibandingkan dengan bahan asalnya. Penggunaan oleoresin dalam industri lebih
disukai, karena aromanya lebih tajam dan dapat menghemat biaya pengolahan.
- Bubuk jahe
Bubuk jahe merupakan komponen utama dalam resep bumbu kari.
Disamping itu digunakan juga dalam perusahaan bir, brandi, dan anggur jahe.
Dalam pembuatan bubuk jahe, bahan yang digunakan adalah jahe kering
sempurna (kadar air sekitar 8-10 %). Bahan tersebut kemudian digiling halus
dengan ukuran, sekitar 50-60 mesh dan dikemas dalam wadah yang kering..
- Anggur Jahe
Untuk pembuatan anggur jahe diperlukan bahan baku berupa jahe gajah,
karena jenis ini mempunyai rasa yang tidak pedas, kandungan minyak atsiri
yang rendah dan seratnya tidak terlalu kasar.
Anggur adalah sejenis minuman beralkohol yang dibuat secara
fermentasi dari sari buahbuahan. oleh sejenis ragi. Sari buah-buahan disini
diganti sari jahe dengan penambahan gula kemudian difermentasi sampai
kadar alkohol tertentu.
- Jahe Kering
Jahe kering adalah jahe yang diawetkan melalui proses pengeringan
baik pengeringan menggunakan tenaga surya maupun dengan pengeringan
buatan. Jahe kering dalam perdagangan dapat disajikan dalam bentuk dikuliti,
tanpa dikuliti dan setengah dikuliti.
- Acar jahe
Acar jahe memanfaatkan air garam dan cuka manis sedangkan jahe
yang diawetkan menggunakan gula dan garam dalam pembuatannya. Acar jahe

sering disajikan sebagai hidangan pembuka sedangkan acar jahe merah muda
umum disantap bersama sushi, yang disebut sebagai gari.
- Manisan jahe
Manisan jahe adalah jahe yang telah dicacah menjadi potongan kecil,
dimasak dalam sirup jagung, kemudian dilapisi gula. Manisan jahe yang dijual
di pasaran biasanya berwarna agak emas, ada juga manisan jahe merah.
Manisan jahe merupakan bentuk yang umum digunakan untuk daging, unggas,
makanan pencuci mulut, kue seperti kue jahe, dan permen. Manisan jahe juga
ditambahkan sebagai hiasan makanan yang meleleh dan topping manis.
- Sirup jahe
Sirup jahe adalah jahe segar yang telah dimasak dalam gula dan air
sehingga rasanya manis. Sirup jahe digunakan sebagai selai, saus, dan
makanan panggang. Sirup jahe juga dapat ditambahkan pada air soda dan
bahan-bahan lain untuk membuat minuman berasa jahe.

BAB III
METODE PELAKSANAAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Metode atau cara yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan Praktek


Kerja Lapangan (PKL) atau Magang di Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan

Tanaman

Obat

dan

Obat

Tradisional

(B2P2TOOT)

Tawangmangu, Jawa Tengah ialah sebagai berikut:


a)

Praktek Kerja Lapangan atau Magang


PKL ini dilakukan dalam bentuk pelatihan kerja di industri atau perusahaan
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu, Jawa Tengah, dengan adanya
bimbingan dan arahan dari pihak industri atau perusahaan Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TOOT) Tawangmangu, Jawa Tengah.

b)

Observasi atau Pengamatan


Mengadakan pengamatan secara langsung dan secara sistematis mengenai
hal hal yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang di dapat di jenjang
akademik atau di dunia perkuliahan.

c)

Interview atau Wawancara


Metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab dengan
pihak dari industri atau perusahaan, baik supervisor, instruktur atau petugas
di lapangan.

d)

Bimbingan
Melakukan konsultasi dan bimbingan dalam mendokumentasikan bidang
keilmuan yang diperoleh selama melakukan kegiatan PKL. Bimbingan ini
dilakukan oleh pembimbing dari pihak industri atau perusahaan terkait yaitu
dari pihak Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu, Jawa Tengah dan oleh
pembimbing dari program studi Teknologi Hasil Pertanian (Ilmu dan
Teknologi Pangan), Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Semarang.

e)

Studi Literatur atau Studi Pustaka

Melakukan analisis lebih lanjut mengenai data yang diperoleh melalui


kegiatan PKL dengan data yang sudah ada secara teori dari berbagai
literatur atau pustaka.

BAB IV
TATA PELAKSANAAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
4.1 Nama Kegiatan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa S1 Teknologi Hasil Pertanian
(Ilmu dan Teknologi Pangan), Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Semarang.
4.2 Ruang Lingkup Kegiatan
1. Kegiatan PKL ini diikuti oleh Mahasiswa S1 Teknologi Hasil Pertanian (Ilmu
dan Teknologi Pangan), Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Semarang

2. Mahasiswa peserta kegiatan PKL diwajibkan bekerja secara fulltime, sesuai


dengan waktu yang telah ditetapkan oleh pihak industri atau perusahaan.
3. Kegiatan PKL ini dapat diambil untuk masa kegiatan PKL selama 1 bulan.
4. Peserta kegiatan PKL diwajibkan untuk membuat laporan akhir kegiatan PKL
yang terkait dengan hal hal yang telah dihadapi, didapat, dipelajari dan
dilaksanakan selama proses PKL di industri atau perusahaan yang
bersangkutan.
4.3 Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Dalam hal ini, penulis mengajukan waktu pelaksanaan PKL sebagai
berikut:
Waktu

: 1 bulan
(26 Januari 2015 28 Februari 2015)
Waktu pelaksanaan PKL yang diajukan, disesuaikan dengan jadwal libur

Semester Ganjil akademik universitas.

4.4 Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan PKL ini dilaksanakan di sebuah industri atau perusahaan
makanan dan minuman, dengan keterangan sebagai berikut:
Industri atau Perusahaan

: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan


Tanaman

Obat

dan

Obat

Tradisional

(B2P2TOOT) Tawangmangu, Jawa Tengah


Alamat Perusahaan (Factory)

: Jalan Raya Lawu no. 11 Tawangmangu,


Karanganyar, Jawa Tengah 57792

Telepon

: +62271697010

4.5 Peserta atau Pelaksana Kegiatan


Nama Lengkap

: Aulia Candraprabawati

NIM

: D.111.12.0023

Program Studi

: S1 Teknologi Hasil Pertanian (Ilmu dan Teknologi Pangan)

Fakultas

: Teknologi Pertanian

Perguruan Tinggi : Universitas Semarang


No. Telp / HP

: 085713126539

Alamat Asal

: Dk. Jambewangen, RT.001/ RW.002 Kec. Prembun


Kab. Prembun

Bulan Magang

: Januari Februari 2015

4.6 Materi atau Deskripsi Kerja


Pada pelaksanaan kerja praktek ini, masing-masing mahasiswa telah
memiliki topik atau bidang kerja yang akan dibahas, adapun penjabaran materi
atau deskripsi kerja secara umum adalah sebagai berikut.
1. Panen dan Penanganan Pasca Panen Tanaman Jahe
- Mengetahui cara panen dari tanaman jahe
- Mengetahui dan memahami cara penanganan pasca panen tanaman jahe
mulai setelah pemetikan sampai dengan pengolahan lanjutannya

2. Proses Pengolahan Jahe


- Mengetahui proses pengolahan apa saja yang dilakukan oleh Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TOOT) Tawangmangu, Jawa Tengah terhadap tanaman jahe
- Mengetahui peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan
tanaman jahe
3. Manajemen Mutu
- Mengetahui bagaimana cara pengujian mutu jahe
- Mengetahui bagaimana cara pengelompokkan jahe maupun hasil olahan
jahe berdasarkan standar mutu yang ada

BAB V
PENUTUP
Demikian proposal praktek kerja lapangan industri hasil pertanian ini kami
susun, untuk diajukan sebagai pertimbangan pihak instansi/ lembaga/ perusahaan
untuk dapat dipahami bersama dan dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan
dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL), sehingga besar harapan kami
untuk dapat diijinkan melaksanakan magang di Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu,
Jawa Tengah
Proposal kegiatan PKL ini masih bersifat fleksibel, segala hal dan ketentuan yang
belum ada dan tercakup dalam proposal ini, dapat direncanakan dan disusun
kemudian berdasarkan kesepakatan bersama sesuai dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan di instansi/ lembaga/ perusahaan, situasi dan kondisi yang terjadi baik di
universitas maupun di instansi/ lembaga/ perusahaan.

Semoga dengan bantuan, kerjasama dan partisipasi dari semua pihak,


kegiatan PKL ini dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan target dan tujuan yang
hendak dicapai.
Atas perhatian, bantuan, kerjasama dan partisipasi dari semua pihak, penulis
sampaikan ucapan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai