PENDAHULUAN
Semakin majunya jaman sekarang ini, konsumen semakin memberikan perhatian lebih
terhadap nilai gizi dan keamanan pangan yang dikonsumsi. Keamanan pangan dilihat
berdasarkan tercemar atau tidaknya bahan pangan oleh cemaran mikrobiologis, logam berat,
ataupun bahan kimia yang mampu membahayakan kesehatan. Hal ini tidak hanya dijamin
dengan pengujian di laboratorium saja, namun juga penerapan sistem jaminan mutu dan
manajemen lingkungan atau penerapan sistem produksi pangan yang baik (GMP – Good
Manufacturing Practices) dan penerapan analisis bahaya dan titik kendali kritis (HACCP –
Hazard Analysis and Critical Control Point). Keamanan pangan menjadi tanggung jawab
bersama antara pemerintah, industri (produsen hingga distributor), dan konsumen.
Ikan merupakan salah satu jenis makanan yang memiliki tingkat keasaman yang rendah
(pH cenderung tinggi, lebih dari 4.6) sehingga bakteri dapat tumbuh dengan mudah. Dibutuhkan
sterilisasi dengan temperatur yang tinggi, umumnya hingga 130 derajat celcius. Sumber panas
dan cara memanaskannya bervariasi, mulai dari penggunaan panci tekan hingga paparan ke uap
panas sembari pemindahan dengan konveyor. Sterilisasi dapat dilakukan sebelum maupun
setelah kaleng ditutup. Membusuknya daging ikan dikarenakan keberadaan bakteri yang
mencerna ikan serta mengeluarkan aroma dan rasa yang tidak sedap bagi daging ikan.
Ikan sarden merupakan salah satu ikan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia yang biasanya dimasak dengan berbagai bentuk masakan / olahan. Yang biasa
digunakan ialah ikan lemuru yang banyak terdapat di Indonesia. Karena masyarakat tidak begitu
mengenai nama lemuru, maka dipergunakanlah nama sarden yang merupakan nama genus dari
ikan lemuru ini. Menurut Rasyid (2003), ikan lemuru (Sardinella, sp.) merupakan ikan pelagic
kecil yang banyak ditemukan pada perairan Indonesia. Ada dua jenis ikan yang bernilai
ekonomis yaitu S.sirm dan S. longiceps. S. sirm banyak ditemukan di Laut Jawa. Sedangkan S.
longiceps banyak ditemukan di Selat Bali. Ikan lemuru termasuk ikan yang memiliki kualitas
rendah dan kurang mendapat perhatian, harga relative rendah dan mengalami penurunan mutu
yang begitu cepat.
Pengolahan ikan pada dasarnya bertujuan untuk melindungi ikan dari kerusakan dan
pembusukan, serta mampu memperpanjang daya awet dan memberikan diversifikasi pada
produk olahan hasil periran terutama perikanan (PPKP, 2012). Diversifikasi ini akan
meningkatkan nilai jual produk dan memberikan pilihan baru bagi konsumen untuk dapat
menikmati olahan ikan dengan jenis olahan berbeda. Pengolahan ikan dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu ikan kaleng, pindang, ikan asin, dan tepung.
Pengalengan merupakan salah satu bentuk pengolahan dan pengawetan ikan modern yang
dikemas secara hermetic dan kemudian disterilisasi. Bahan pangan dikemas secara hermetic
dalam wadah kaleng, gelas, atau aluminium. Pengemasan secara hermmetis berarti ditutup
dengan sangat rapat sehingga tidak ditembusi dengan udara, air, kerusakan oksidasi, dan
mengubah cita rasa (Adawyah, 2008). Dengan pengalengan yang dilakukan dalam pengolahan
ikan, maka ikan yang tadinya bernilai rendah mengalami peningkatan harga jual dan dapat
dipasarkan ke masyarakat luas, sehingga tidak hanya terpusat pada daerah tempat ditemukannya
ikan ini.
II. DESKRIPSI PRODUKSI DAN PRODUK
2. Deskripsi Produk
CV. Pacific Harvest merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengalengan
ikan jenis sarden dan sebagian besar produksi di ekspor (70%), sebagian kecil untuk pasar
lokal (30%). Bahan baku yang digunakan ialah Sardinella longiceps, Sardinella fimbriata,
Sardina pilchardus, Scomber australasicus, Scomber japonicas. Ikan didapat dari perairan
Selat Bali, Laut Jawa, Selat Madura, dan Samudera Hindia. Sedangkan bahan impor berasal
dari Cina, India, Pakistan, Yaman, dan Oman. Produk yang dihasilkan ialah sarden dalam
kaleng dengan penambahan media yang bermacam-macam :
a. Sarden dalam minyak
Biasanya diproduksi untuk produk ekspor dan berisi bermacam minyak. Minyak
yang digunakan ialah sunflower oil, olive oil, lemon oil, dan pepper oil. Produk
dikemas dengan kaleng jenis club can dengan ukuran 125 gram.
b. Sarden dalam minyak dan cabai
Minyak dan cabai berarti di dalam kaleng terdapat cabai rawit bersama minyak
(vegetable oil). Produk dikemas dengan kaleng jenis club can dengan ukuran 125
gram.
c. Sarden dalam saus tomat
Dalam produk ini, ikan dimasukkan dalam saus tomat yang berasal dari pasta tomat
dan dikemas menggunakan kaleng jenis round can dalam ukuran 155 gram dan 425
gram.
d. Sarden dalam saus tomat dan saus cabai
Ikan dalam saus tomat dan cabai yaitu gabungan dari pasta tomat dan cabai yang
digabung sebelum pemasakan. Dikemas menggunakan kaleng round can dengan
ukuran 155 gram dan 425 gram.
Merk GAGA merupakan bentuk pemasaran CV. Pasific Harvest untuk pasar lokal lewat
PT. Jakarana Tama dalam bentuk ikan sarden dengan kemasan 155 gram dan 425 gram.
Selain itu, CV. Pasific Harvest juga mengeluarkan merk dagang sendiri yaitu merk ASAHI
dan KAROMAH. Perbedaannya ialah media yang digunakan dalam merk GAGA
kebanyakan ialah sarden dalam minyak atau sarden dalam minyak dan cabai. Sedangkan
untuk ASAHI dan KAROMAH, menggunakan media saus tomat.
Mackerel GAGA kalengan merupakan salah satu jenis makanan kalengan yang jadi
andalan saat perlu makan dalam keadaan mendesak yang tidak memiliki banyak waktu
untuk memasak. Karena sangat praktis. Tinggal buka kaleng, hangatkan sebentar dan ikan
mungil dengan sausnya siap disantap. Kalau perlu dengan sedikit tambahan bawang merah
dan bawang putih, jadilah sajian istimewa.Ada beragam pilihan bumbu ikan dalam kemasan
kalengan ini. Diantaranya yang populer adalah sauas tomat dan saus cabai. Kelebihan sarden
kalengan, tulang ikannya empuk sehingga tak sulit saat menyantapnya. Mackerel GAGA
tetap kaya gizi dan aman untuk dikonsumsi. Ikan Kaleng Mackerel dipacking secara
hermetis (kedap terhadap udara, air, mikroba, dan benda asing lainnya) dalam suatu wadah,
yang kemudian disterilkan secara komersial untuk membunuh semua mikroba patogen
(penyebab penyakit) dan pembusuk (pada suhu 117-119oC, selama 90-110 menit).
Pengalengan secara hermetis memungkinkan makanan dapat terhindar dan kebusukan,
perubahan kadar air, kerusakan akibat oksidasi, atau perubahan cita rasa. Dengan nilai
kandungan:
Omega 3, sangat baik untuk perkembangan otak pada anak dan mengurangi resiko
penyakit jantung.
Calsium, sangat baik untuk kesehatan tulang dan gigi.
Iron, membantu mencegah anemia.
Vitamin C,A,D,E,K baik untuk kesehatan.
Protein, baik untuk pertumbuhan dan perkembangan sel di dalam tubuh.
Yodium, membantu mencegah penyakit kelenjar tyroid.
Jenis Produk Sarden Kaleng
Bahan Utama Ikan Sarden
Bahan Pembantu Saus Cabai,Saus Tomat,Minyak Sayur
Pengadaan Bahan Baku,Sortasi Bahan Baku,
Pengisian Bahan Baku kedalam Kaleng,Pemasakan
Proses Pengolahan Awal,Penirisan,Penghampaan,
Penutupan wadah
kaleng,Sterilisasi,Pendiginan,pembersihan,Pengepakan
Kemasan Primer Kaleng Alumunium atau Timah
Kemasan Sekunder Corrugated Box
Umur Simpan 3 Tahun
Saran Penyimpanan Simpan ditempat yang bersih,kering,sejuk,dan temperatur stabil
Cara Penyajian Dipanaskan terlebih dahulu sebelum disajikan
Konsumsi
Evaluasi Cemaran :
a. Mikrobiologis
Proses penyimpanan bahan baku. Kondisi beku dipilih untuk menghindari aktivitas
enzim dan bakteri (bakteri pembusuk, bakteri penyebab penyakit, dan bakteri
patogen) untuk memperpanjang umur simpan produk. Bakteri yang dapat tumbuh
dapat berasal dari ikan itu sendiri atau dari air yang digunakan dalam proses
thawing. Jenis bakteri dari air adalah Staphylococcus aureus dan Escherichia Coli.
Solusi : Pengecekan laboratorium dalam setiap penerimaan bahan baku agar
terhindar dari kontaminasi.
Proses thawing yang dilakukan secara basah akan menekan pertumbuhan bakteri
karena hanya memakan waktu singkat sehingga mampu mencegah adanya
penurunan suhu ikan yang drastis
Pembuangan isi perut, kepala, ekor, insang, sisik.
Bakteri pembentuk histamin banyak terdapat pada insang dan isi perut karena
jaringan otot ikan segar biasanya bebas dari mikroorganisme.
Jenis bakteri di bawah ini adalah jenis-jenis bakteri yang dapat ditemukan pada
hampir semua ikan:
- Morganella morganii
- Klebsiella pneumonia
- Hafnia alvei
- Vibrio sp
Pemasakan Media (Saus)
Pemasakan dilakukan pada suhu tinggi 970C selama 30 meni agar mencegah
pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan. Perhitungan waktu matang
media harus sesuai dengan perhitungan matang sarden dalam kaleng. Hal ini
disesuaikan dengan SNI 2712-2013 bahwa media yang sudah disiapkan
dimasukkan dalam kondisi panas dalam kemasan dengan cepat dan saniter.
Sterilisasi
Sterilisasi dimaksudkan untuk tidak membunuh semua mikroorganisme dalam
produk pangan dalam kaleng, dengan kata lain produk pangan dalam kaleng berada
dalam kondisi commercially sterile tetapi tidak dalam kondisi bacteriologically
sterile. Proses ini difokuskan pada pencegahan pertumbuhan bakteri Clostridium
botulinum yang merupakan bakteri yang mampu hidup di suhu tinggi.
b. Kimia
Pencucian ikan
Pencucian ikan haruslah dilakukan pada air mengalir atau tekanan yang cukup
rendah. Sebaiknya dilakukan pula dengan cepat agar mutu ikan tetap terjaga.
Kandungan Logam dalam kaleng dan sarden
Kandungan logam yang dimaksud ialah timbal (Pb), tembaga (Cu), cadmium (Cd),
besi (Fe), Zink (Zn), timah (Sn), dan Mangan (Mn). Lama penyimpanan dapat
mempengaruhi korosi pada kaleng bagian dalam. Hal ini dapat terjadi akibat
pematrian tutup kaleng dengan badan kaleng yang menggunakan logam timbal (Pb)
serta interaksi bahan makanan dengan logam pembentuk kaleng. Korosi dan
kelarutan logam pada badan kaleng dalam makanan terutama yang bersifat asam
dapat mempengaruhi kualitas makanan.
Oksidasi Logam akibat Saus Sarden
Saus Tomat memiliki kandungan asam askorbat yang berasa dari buah tomat.
Adanya asam askorbat ini menunjukkan semakin banyak pula H+ yang mampu
mengoksidasi logam dari bagian kaleng. Semakin lama waktu penyimpanan maka
akan semakin banyak pula logam yang teroksidasi dan terlarut.
c. Biologi
Kandungan histamin yang tinggi pada ikan.
Histamin dalam daging ikan diproduksi oleh enzim yang menyebabkan dan
meningkatkan pemecahan histidine melalui proses dekarboksilasi (pemotongan
gugus karboksil). Pembentukan histamin setiap spesies berbeda, tergantung pada
kandungan histidinnya, tipe dan banyaknya bakteri yang mengkontaminasi,serta
suhu pasca panen yang menunjang pertumbuhan dan reaksi kimia (Pan, 1984).
Histamin dapat dihambat dengan menurunkan suhu pada daging ikan sehingga suhu
optimal yang dibutuhkan untuk terjadinya perubahan histidine menjadi histamin
tidak tercapai, hal itu harus dilakukan sebelum histamin itu sendiri terbentuk karena
histamin bersifat stabil pada suhu >200C.
Ketika ikan mati, sistem pertahanan tubuh ikan tidak akan mampu pelindungi dari
bakteri. Bakteri pembentuk histamin dapat tumbuh dan memproduksi enzim
dekarboksilase yang menyerang histidine dan asam amino bebas lain pada daging
ikan. Enzim ini mengubah histidine dan asam amino bebas lainnya menjadi
histamin yang bersifat alkali. Segera setelah ikan mati, pendinginan dan pembekuan
cepat merupakan tindakan yang penting untuk mencegah pembentukan
scrombotoxin. Histamin tidak akan terbentuk bila ikan selalu disimpan di bawah
sushu 50C (Taylor, 2002).
Kandungan Asam Lemak Tak Jenuh mampu mempercepat proses oksidasi sehingga
mudah mengalami off flavour
d. Fisik
Kondisi ketika didistribusikan. Bisa saja oleh pekerja dibanting atau ditumpuk
sehingga kaleng menjadi cacat dan dapat mempengaruhi kondisi sarden di
dalamnya.
Kaleng bocor sehingga udara dapat masuk ke dalamnya. Tentu saja hal ini akan
mempercepat oksidasi dan mengakibatkan kebusukan sehingga tidak layak
konsumsi.
Tabel Analisis Bahaya
Penyebab Peluang Keparahan Resiko
Tahapan Proses Hazard Tindakan Pencegahan
Bahaya (T/S/R) (T/S/R) (T/S/R)
Morganella morganii
Cemaran
Penerimaan Klebsiella pneumonia Pemeriksaan Organoleptik dan
Mikrobiologi T T T
Bahan Hafnia alvei pemeriksaan Kualitas oleh QA
Vibrio sp
Escherichia Coli Cemaran Mengatur suhu dan kondisi ketika
Thawing T T T
Staphylococcus aureus Mikrobiologi thawing
Escherichia Coli Cemaran Mencuci di bawah air bersih
Pencucian I T T T
Staphylococcus aureus Mikrobiologi mengalir
Salmonella
Listeria
Escherichia Coli
Dilakukan dengan alat yang steril
Enterococcus
dan telah dibersihkan. Selain itu
Micrococcis Cemaran
T T T bekas atau sisa dari pemotongan
Pseudomonas Mikrobiologi
Pemotongan segera dibersihkan agar tidak
Lactobacillus
menjadi sumber kontaminan.
Leuconostoc
Clostridium
Bacillus
Cemaran Pembersihan harus dilakukan
Histamin T T T
Biologi terutama pada bagian isi perut
Escherichia Coli Cemaran
Pencucian II T T T
Staphylococcus aureus Mikrobiologi
Filling Ikan
Bau Tengik dan tidak Cemaran Pemasakan dilakukan sesuai standar
Pre-Cook S S S
matang Biologi SNI yang telah ditetapkan
Penirisan
Filling media
Seaming timbal (Pb), tembaga (Cu), Cemaran T T T
cadmium (Cd), besi (Fe), Kimia
Zink (Zn), timah (Sn), dan
Mangan (Mn)
timbal (Pb), tembaga (Cu),
Pencucian cadmium (Cd), besi (Fe), Cemaran
T T T
Kaleng Zink (Zn), timah (Sn), dan Kimia
Mangan (Mn)
Cemaran Melakukan sterilisasi sesuai dengan
Sterilisasi Clostridium Botulinum R R R
Biologi suhu dan peralatan yang sesuai.
Escherichia Coli Cemaran
Cooling T T T
Staphylococcus aureus Mikrobiologi
Pembersihan
dan
Pengeringan
produk
Pengkodean
Pelabelan
Cemaran Penetapan tanhgl kadaluwarsa yang
Inkubasi Pembusukan ikan T T T
Biologi sesuail.
Packaging
timbal (Pb), tembaga (Cu),
cadmium (Cd), besi (Fe), Cemaran
T T T
Zink (Zn), timah (Sn), dan Kimia
Storing Mangan (Mn)
Menumpuk dan membawa karton
Kecacatan kaleng Cemaran Fisik T T T berisi produk sesuai ketentuan yang
telah disampaikan.
Distribution timbal (Pb), tembaga (Cu), Cemaran T T T
cadmium (Cd), besi (Fe), Kimia
Zink (Zn), timah (Sn), dan
Mangan (Mn)
Menumpuk dan membawa karton
berisi produk sesuai ketentuan yang
telah disampaikan. Berusaha
Kecacatan kaleng Cemaran Fisik T T T
menghidari jalanan rusak sehingga
tidak menimbulkan kecacatan
kaleng.