PT. Sari Laut Jaya adalah salah satu perusahaan pengalengan yang sudah
cukup lama berdiri. Jenis-jenis produknya meliputi sardine dalam kaleng. Sardine
adalah produk pangalengan yang paling banyak diproduksi. Bahan baku dari
Sarden milik PT. Sari Laut Jaya memiliki media yang berbeda yaitu dalam
saus tomat, saus cabai, dan vegetable oil. Untuk produk mackerel dan tuna
keuntungan bisnis. Produk ikan kaleng PT. Sari Laut Jaya terdapat 2 ukuran
kaleng round can yang digunakan yaitu ukuran 200 dengan berat bersih masing-
masing 155 gram kaleng kecil dan ukuran 300 dengan berat bersih 425 gram
kaleng besar. Kemudian juga terdapat kaleng jenis club can dengan berat bersih
45
125 gram yang biasanya untuk produk jenis vegetable oil atau produk minyak
khususnya di PT. Sari Laut Jaya adalah ikan dengan jenis lemuru (sardinella sp).
Bahan baku utama ini diperoleh dari pasar lokal atau pelabuhan perikanan dekat
dengan perusahaan maupun impor. Ikan yang diperoleh dari pasar lokal
merupakan ikan segar, dan beku yang dikirim dari daerah Muncar, Bali, Jember,
Surabaya. Sedangkan ikan yang impor merupakan ikan beku, ikan tersebut
dikirim dari Pakistan, Oman, India dan China. Setiap blok ikan dikemas dalam
karton dengan berat 10-15 kg per karton. Saat ini ikan yang digunakan di PT.
Sari Laut Jaya adalah ikan impor karena kualitasnya lebih bagus dan harganya
yang terjangkau. Kemudian saat bongkar muat ikan dari container atau truk tim
quality control akan mengambil beberapa sampel ikan yang digunakan sebagai
pokok bagi produk yang akan diproduksi oleh perusahaan, tetapi bahan-bahan
dilakukan oleh perusahaan. Berikut adalah bahan pembantu yang ada di PT. Sari
Laut Jaya:
1. Es
Es balok yang digunakan dibeli oleh pabrik pembuatan es. Es balok yang
diterima setiap harinya 1,3 sampai 1,6 ton, kemudian untuk 1 es balok seharga
jumlah ikan. Es balok yang digunakan pada proses produksi telah diserut
menjadi bentuk yang halus menggunakan mesin ice crusher. Kegunaannya untuk
menjaga rantai dingin pada saat mendapat bahan baku berupa ikan segar.
2. Air
yang digunakan untuk pencucian ikan dan memasak saus berasal dari air sumur
bor yang dilakukan wather treatment untuk menyuling air, menjadi air bersih dan
mikrobiologi yang meliputi : E. coli dengan standart 0 per 100 ml, Salmonella,
dengan standart harus 0 CFU per 100 ml. TPC dengan standar 1.0x105 koloni/ml
air. Air yang digunakan pada perusahaan PT. Sari Laut Jaya ini telah memenuhi
standar air minum yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan jernih. Hal ini sesuai
Bahan tambahan bertujuan untuk menambah cita rasa pada pruduk ikan
kaleng itu sendiri bahan tambahan yang di gunakan pada perusahaan PT. Sari
Laut Jaya dalam media saos tomat meliputi pasta tomat, Penstabil Nabati
inosinat) pengatur keasaman asam, asam asetat. Pada PT. Sari Laut Jaya di
lemuru yakni bahan pengemas antara lain kaleng, tutup kaleng, dan karton.
Bahan-bahan tersebut dipasok oleh perusahan yang telah bekerja sama dengan
47
PT. Sari Laut Jaya, terdapat perusahaan yang memasok kaleng dan tutup kaleng
antara lain PT. Cometa, PT. ATP Can Industries, PT. IMCP, PT. Sinar Jaya dan
PT. UCC. Bahan yang diterima tidak langsung digunakan namun disimpan
gudang peyimpanan kaleng dan tutup kaleng serta karton. Saat bahan diterima
dilakukan pengecekan oleh quality control untuk menguji kualitas telah sesuai
kemasan sekunder berupa master carton. Sama halnya dengan bahan baku lain
dilakukan oleh quality control meliputi pengecekan fisik, desain berupa tulisan,
gambar, dan warna kaleng serta pengecekan dimensi kaleng. Untuk master
carton pengecekan fisik, desain berupa gambar, tulisan, warna, dan ukuran. Bila
barang tidak sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan akan dikembalikan
ke supplier
Bahan baku di dapatkan dari berbagai daerah ada yang impor maupun
lokal. Bahan baku 70% impor berasal dari daerah Pakistan, India, Oman,
maupun Maroko. Sedangkan 30% berasal dari lokal daerah Muncar, Jember, Bali
dan sekitarnya.. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat beroperasi secara
optimal untuk setiap harinya. Bahan baku yang diterima ada dalam bentuk segar
dan ada dalam bentuk beku. Untuk bahan baku impor merupakan bahan baku
ikan beku yang dikemas dalam karton dengan berat 10-15 kg.
pengujian. Untuk pengujiannya meliputi kadar garam dengan standar 1,5 sampai
48
2 %, kadar histamin dengan standart 25, uji kukus untuk mengetahui rasa dan
kualitas terkstur dari daging ikan Dan untuk bahan baku yang berupa ikan segar
dilakukan pengujian tambahan seperti uji formalin. Setelah hasilnya bagus maka
ikan di terima dan dipindahkan ke dalam bak penampungan, untuk ikan segar
menjaga suhu tetap rendah dan memperlama umur pakai es, hal ini dilakukan
sampai ikan yang ada di bak penampungan habisatau sudah di proses semua.
Bahan baku dari lokal biasanya dalam kondisi segar dan langsung dikirim
ke perusahaan untuk diolah, bila perusahaan dirasa cukup dengan sisa bahan
baku yang ada ikan segar tersebut akan diolah keesokan harinya yang disimpan
pada Cold Storage pada suhu -20 0C. Bahan baku yang diterima dari import
dalam bentuk beku dengan suhu -5 0C sampai 5 0C. Sebelum di proses harus di
thawing terlebih dahulu. Hal ini sesuai SNI 8222:2016 bahwa ikan dilelehkan
disimpan dalam Cold Storage dengan suhu -20 0C, untuk proses thawing dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan thawing udara dan thawing air. Thawing
udara yaitu melelehkan bahan baku dengan cara mendiamkan bahan baku
tersebut dengan bantuan udara. Thawing udara yang dilakukan di PT. Sari Laut
menambahkan air. Thawing dengan air biasanya dilakukan pada pagi hari, waktu
yang dibutuhkan sekitar 2-3 jam dalam bak thawing berisi 3 ton dan dengan
volume air memenuhi bak, dan dilakukan pergantian air sebanyak 2 kali.
Bahan baku yang di terima berupa ikan lemuru, makcarel, zero. Untuk
bahan baku ikan segar langsung diproduksi secara langsung yang diterima dari
loket supply ikan tidak hanya bahan baku saja namun juga bahan pembantu
seperti es/garam melewati loket supply es/garam dapat dilihat pada Gambar 14.
oleh petugas Quality Control atau supervisor. Hal ini sesuai dengan SNI
Jumlah penerimaan bahan baku rata-rata 40 ton per hari hal ini dapat
kadar histamine yang diperbolehkan untuk diolah di PT. Sari Laut Jaya adalah 50
mg/ kg sedangkan untuk formalin tidak diperbolehkan ada sedikit pun kandungan
formalinnya. Hal ini sesuai SNI 8222:2016 bahwa bahan baku diuji secara
dari ikan itu sendiri. Untuk mengetahui size dari ikan, dilakukan pengambilan
ada berapa ekor ikan untuk setiap kilogramnya dan size yang telah ditentukan.
Thawing merupakan proses pelelehan ikan beku yang di ambil dari cold
dalam ikan sehingga ikan mudah diproses lebih lanjut. Selain itu tujuan thawing
adalah mendapatkan kondisi ikan yang segar sesuai spesifikasi. Hal ini sesuai
Waktu yang digunakan untuk thawing bahan baku beku impor yaitu ±3
jam. Standar suhu thawing pada perusahaan adalah -4⁰C - 4⁰C, apabila suhu
thawing kurang dari target maka akan dilakukan penambahan waktu thawing.
Bak thawing yang digunakan terbuat dari semen yang dilapisi kermaik dengan
ukuran 3 x 2 x 1,5 m. Setiap bak thawing mampu menampung 3 ton ikan lemuru,
dalam proses thawing air terus dialirkan sampai air meluber. Thawing yang
digunakan yaitu thawing dengan air mengalir, yaitu air terus dialirkan sampai
meluber dan diberi udara tujuannya agar merata ke semua permukaan setelah
proses thawing dianggap cukup dan ikan telah selesai dilelehkan selanjutnya
khusus ikan segar dilakukan penimbangan terlebih dahulu. Dapat dilihat proses
dimasukkan kedalam bak fiber dan ditarik dengan handklift untuk dimasukkan ke
5.3.3 Penimbangan
Bahan baku yang telah memenuhi spesifikasi atau kriteria yang diinginkan
ukuran ikan secara umum (besar, sedang/kecil) dan jumlah ikan yang akan
dilakukan untuk bahan baku segar, ketika bahan baku segar datang setelah
pengecekan terhadap bahan baku selanjutnya bahan baku ditimbang. Hal itu
dapat diketahui setelah bahan baku tersebut ditimbang dan dapat dilihat pada
Gambar 16.
sebelum dan sesudah produksi. Hal ini sesuai dengan SNI 8222:2016 yang
keadaan bersih.
menggunakan gunting, ikan dipotong pada bagian kepala, membuang isi perut
dan ekor. Dengan tenaga kerja 100 orang dengan hasil pengguntingan 25 ton
karyawan borongan dan harian. Pada proses ini jumlah pekerja mencapai 75-80
orang pekerja perempuan. Pada tahap pengguntingan ini, juga dilakukan sortasi
terhadap mutu dan size dari ikan yaitu antara lain dengan memisahkan ikan yang
pecah perut, dan rusak (badan terpotong, kulit lecet). Hal ini sesuai dengan SNI
8222:2016 yang bertujuan untuk mendapatkan ikan yang bersih serta mereduksi
dengan menggunakan tangan kiri, ibu jari dibagian atas dan jari-jari lain berada di
ikan belakang agak menyerong ke arah perut bagian bawah dan bila hampir
putus, gunting ditarik dengan maksud agar bagian dalam perut ikan terbuang,
lalu dilakukan pengguntingan bagian ekor. Hal ini sesuai dengan SNI 8222:2016
bahwa penyiangan dilakukan dengan cara membuang kepala, isi perut, sirip, dan
ekor. Setelah ikan disiangi, daging ikan dipisahkan dengan limbahnya (kepala, isi
khususnya kepala, isi perut, dan ekor, sedangkan limbah cair dialirkan menuju
IPAL.
harus dicapai di PT. Sari Laut Jaya adalah maksimal 65 % dan minimal 60 %
Berat Akhir
Rendemen = Berat Awal X 100%
Rendemen = 623 gr
X 100% = 62,3%
1000 gr
pekerja yang menggunting ikan tersebut akan diarahkan. Hal yang menyebabkan
tidak satu per satu namun dalam satu pengguntingan pekerja dapat mengunting
2 ekor sampai 3 ekor ikan. Hal ini sesuai dengan SNI 8222:2016 bahwa dalam
54
spesifikasi.
Hasil dari pengguntingan kemudian dicuci dengan air yang berasal dari
sumur yang telah difilterisasi agar lendir, darah, maupun kotoran-kotoran tidak
melekat pada ikan. Pencucian di PT. Sari Laut Jaya menggunakan cara yaitu
menggunakan mesin rotary washer yang berputar yang didalam mesin tersebut
diisi dengan air. Pada Gambar 18 dapat dilihat mesin yang digunakan untuk
mencuci ikan.
dalamnya terdapat sekat-sekat diagonal untuk mengalirkan ikan dan diberi air
mengalir hingga ikan keluar dengan bersih pada tempat conveyor yang
terhubung dengan meja pengisian ikan. Cara lain pencucian dilakukan dengan
disalurkan dengan air mengalir dan menggunakan tangan biasanya cara ini
dilakukan pada ikan lemuru kecil dan mengurangi biaya listrik. Namun cara ini
untuk di PT. Sari Laut Jaya tidak dilakukan dan yang paling sering dilakukan
yakni dengan menggunakan mesin rotary washer. Setelah itu, ikan lemuru akan
dibawa oleh pekerja ke proses pengisian ikan dalam kaleng. Hal ini sesuai
55
menggunakan tangan, kalau perlu disikat atau disemprot dengan air. Dalam
pencucian ini tidak menggunakan bahan kimia seperti klorin hanya air bersih
hasil pencucian ikan lemuru dengan memperhatikan hasil itu. Hal ini sesuai SNI
8222:2016 yang bertujuan mendapatkan ikan yang bersih dari kotoran dengan
Pada proses pengisian ikan dalam kaleng, ikan yang keluar dari rotary
keranjang yang terbuat dari bahan plastik. Pengisian ikan dilakukan dengan cara
manual yaitu dengan tangan di meja pengisian yang terus dialiri dengan air
melalui pipa-pipa yang telah terpasang di meja pengisian yang terbuat dari bahan
stainless steel. Dalam pengisian ikan disisakan pada bagian atas yakni
Sari Laut Jaya terdapat 2 jenis kaleng yaitu round can 200 dan round can 300.
Untuk round can 200 berjumlah 3 - 4 ikan lemuru kecil sedangkan round can 300
berjumlah 5 - 6 ikan lemuru besar yang dipotong menjadi 2 bagian yakni badan
dan ekor, ikan lemuru kecil dengan masing-masing berat round can 200 (110
gram) dan round can 300 (275 gram) yang disisakan ruang kosong pada bagian
atas kaleng ± 1 cm. Proses pengisian ikan kedalam kaleng dapat dilihat pada
Gambar 19.
Berdasarkan Gambar 19. Untuk penataan ikan dalam kaleng posisi ikan
pada bagian sebelum masuk pre cooking bisa mengambil sisa isi perut yang
kaleng yang telah berisi ikan di meja pekerja secara acak. Pengujian sampel ini
bertujuan untuk memastikan agar berat ikan sudah sesuai dengan standar yang
Proses ulang dengan menambahkan berat ikan dan mengganti isi ikan
dalam kaleng. Apabila berat tersebut berkurang maka akan dikembalikan untuk
57
diisi ulang dengan mengganti isi ikan. Sebab jika tidak ditambah berat ikan dalam
yang sudah memenuhi akan tenggelam sedangkan untuk berat kaleng yang tidak
5.3.7 Pre-cooking
1. Untuk menghilangkan gas yang berada di dalam bahan atau ikan sehingga
pengisian media
conveyor, kemudian masuk ke dalam exhaust box yang dilengkapi dengan belt
conveyor dan dapat berjalan dengan kecepatan 0,015 m/dt, dengan suhu 950C –
1000C selama 10 -15 menit dengan cara perebusan atau pengukusan dengan
uap yang berasal dari boiler dan disalurkan melalui pipa-pipa uap menuju
exhaust box. Tujuan dari pemasakan awal ini adalah untuk membunuh
Sebelum kaleng masuk pada exhaust box dilkukan pengecekan kotoran, isi
ikan yang masih menempel, dan benda- benda asing yang ada pada kaleng. Hal
ini sesuai dengan SNI 8222:2016 bahwa tujuan pre-cooking mendapatkan tekstur
58
900C - 1000C selama 10 menit – 15 menit. Ikan dianggap matang, apabila tulang
belakang pada ikan berwarna agak keputih-putihan. Pada tahap pre-cooking ini
karena pemanasan. Dari berat awal 110-115 gram akan menjadi 90 gram berat
Penirisan bertujuan untuk membuang cairan lemak ikan, air, dan juga
protein yang larut dalam air di dalam kaleng dari jaringan daging ikan setelah
proses precooking, sehingga saus tomat yang akan ditambahkan lebih banyak
dan tidak menjadi encer. maka saus mediumnya menjadi lebih encer dan tidak
mengubah cita rasa yang ditambahkan. Penirisan dilakukan dengan cara yaitu
dilengkapi dengan wadah untuk menampung limbah cair dari ikan (minyak ikan
dan air ikan) yang merupakan serangkaian alat utuh dengan exhaust box dengan
sistem conveyor yang naik kaleng– kaleng akan bergerak sendiri dengan posisi
memutar sekitar 3600 sehingga cairan dalam kaleng tumpah. Tahap penirisan
Pengisian media ini bertujuan untuk menambah cita rasa dan aroma
tertentu pada ikan dan dengan adanya saus tomat maka tidak ada lagi ruang
rongga udara diantara potongan ikan sehingga kaleng menuju keadaan vacum.
Media yang digunakan dalam proses ini menggunakan media saus tomat. Di
dalam pengisian media ini harus dilakukan secara cepat. Hal ini sesuai dengan
SNI 8222:2016 bahwa ikan dalam kaleng ditambahkan media secara cepat
dengan volume media sesuai spesifikasi. Pada tahap ini, ikan – ikan berjalan
melalui conveyor belt yang akan berjalan melalui pipa – pipa pengeluaran saus
bersuhu mencapai 80 0C dengan kemiringan ± 150 agar kaleng yang terisi penuh
oleh saus akan tumpah sebagian untuk memperoleh ruang head space pada
penutup kaleng. Headspace yang diperoleh dari kemiringan tersebut yaitu 6-10%
menggunakan uap panas yang berasal dari boiler. Saus yang tumpah akibat
kelebihan dalam pengisian, akan ditampung dalam sebuah wadah dan akan
60
disedot/ dialirkan kembali pada tempat penampungan saus serta suhunya tetap
dijaga dan digunakan kembali untuk pengisian. Head space dapat membentuk
ruang vakum, karena uap air yang terbentuk dari saus yang panas akan
mendesak udara atau gas yang ada dalam kaleng dan pada saat ditutup
dilakukan pendinginan maka uap akan mengembun dan kondisi vakum akan
Tahap pengisisan media saus tomat dapat dilihat pada Gambar 22.
pengalengan ikan lemuru (Sardinella sp) untuk 1 resep di PT. Sari Laut Jaya
untuk 1 resep. 1 resep menunjukan untuk 3-4 ton bahan baku ikan dengan merk
61
“ABC sardines”. Lama waktu pemasakan sekitar 10 menit untuk 1 resep dengan
suhu 95 0C.
penutup (seamer). Jika pada saat uji coba penutupan kaleng kosong terdapat
penutupan kaleng itu sendiri yakni agar didapat kaleng yang rapat hermetis
menggunakan mesin penutup yang memiliki dua roll (double seemer machine)
tutup kaleng dan badan kaleng, sedangkan operasi kedua bertugas melanjutkan
Saat kondisi Ikan dan saus yang masih dalam keadaan panas, maka
vacum
PT. Sari Laut Jaya memiliki 5 jenis seamer, yaitu 3 unit seamer untuk
kaleng round can dan 2 seamer kaleng club can. Jenis merk seamer Round Can
berada di PT. Sari Laut Jaya. Untuk penutupan kaleng round can dengan berat
155 gram ukuran kaleng 200 menggunakan jenis merk seamer Lubeca 6 head
yang dapat menghasilkan 350/menit. Kemudian untuk round can dengan berat
425 gram ukuran kaleng 300 menggunakan jenis seamer Lubeca 3 head. Proses
penutupan kaleng harus sempurna agar kaleng tidak mudah rusak dan
menyebabkan keracunan. Hal ini sesuai SNI 8222:2016 yang bertujuan untuk
63
mendapatkan kaleng yang tertutup sempurna. Untuk jenis kaleng yang rusak
macam yaitu untuk produk ekspor dan lokal. Berikut ini adalah tabel standar
Tabel 7. Standar Penutupan Kaleng Round Can 200 dan 300 gram
No. Hal yang Diperhatikan Ukuran
Laut Jaya memiliki standar yang harus dipenuhi dalam melakukan penutupan
kaleng dengan berbagai hal yang harus diperhatikan meliputi lebar lipatan, tebal
lipatan, kaitan tutup, kerutan pada lipatan dan tingkat kerapatan. Hal ini sesuai
SNI 8222:2016 bahwa dalam penutupan kaleng dilakukan dengan cepat cermat
dan saniter dan dilakukan pemeriksaan kondisi lipatan pada penutupan kaleng
secara berkala.
can washer. Pencucian kaleng ini bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa saus
dan kotoran lainnya yang melekat pada kaleng. Pencucian ini menggunakan air
64
sumur dan diberi uap panas serta yang telah dicampur dengan sabun cair
khusus. Standar suhu pada tahap pencucian kaleng maksimal 550C minimal
500C serta sabun cair berupa sunlight. Tahap pencucian kaleng dapat dilihat
yang telah terendam didalam air. Keranjang ini dapat memudahkan dalam
kaleng – kaleng yang masuk ke dalam keranjang besi tersebut tidak rusak akibat
benturan antar kaleng dan untuk mengetahui apabila ada kaleng yang kurang
untuk kaleng round can 200 sekitar 1500 kaleng dan kaleng round can 300
sekitar 650. Hal ini sesuai SNI 8222:2016 bertujuan bahwa mendapatkan kaleng
patogen yang dapat merugikan kesehatan. Tujuan dari proses ini adalah untuk
65
pada produk, selain itu juga bertujuan melunakkan tulang dan daging ikan.
thermometer, manometer, kran steam, kran venting dan lain – lain. Hal ini sesuai
suhu dan waktu sesuai ukuran dan bentuk kaleng sampai sterilitas komersial.
Apabila retort sudah penuh maka retort ditutup dan dikunci. Setelah retort
membuka kran steam (uap) dank ran venting. Pemasukan steam bertujuan untuk
mendesak udara yang terdapat didalam retort. Proses venting adalah udara
yang dapat terkurung setelah retort terisi penuh oleh kaleng adalah berkisar
antara 70 – 80% (untuk jenis retort horizontal), dan 60% (untuk jenis retort
vertikal). Waktu yang dibutuhkan pada saat proses venting ini adalah 10 menit.
0,87 atm, maka pemasukan steam diatur agar tekanan tetap stabil dan proses
sterilisasi bersuhu 1180C dengan waktu 105 menit untuk kaleng 300 dengan
suhu 1180C dan 90 menit untuk kaleng 200 dengan suhu 1160C dan tekanan
sama yakni 0,8 atm. Tahap sterilisasi dapat dilihat pada Gambar 25.
66
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sterilisasi kaleng 155 dan 425
Pada tabel 11. menunjukkan venting yang bersuhu 110 0C dengan waktu
10 menit, suhu sterilisasi 118 0C dengan waktu 90 menit dan suhu pendinginan
400C dengan waktu 20 menit. Hal ini sesuai dengan pendapat Murniati dan
cara pemanasan yang dilakukan pada retort pada pressure cooker dengan suhu
115 0C – 120 0C dengan waktu 1 – 1,5 jam dan bertekanan 1 – 2 jam, tergantung
dengan membuka kran air dan menaikan tekanan hingga 1 atm serta
menurunkan suhu retort sedikit demi sedikit. Tekanan dinaikan agar kaleng tidak
perlahan-lahan tekanan akan turun dengan semakin banyaknya air yang terisi
didalam retort hingga 0,65 atm sampai produk terendam suhu dan tekanan juga
diatur agar terus turun berlahan. Jika suhu sudah mencapai 40 0C retort dapat
67
dibuka tetapi sebelumnya harus membuang semua tekanan terlebih dulu. Waktu
penurunan suhu kaleng. Hal ini sesuai dengan pendapat Effendi (2012) bahwa
pendinginan dapat dilakukan dengan udara atau air. Bila digunakan air maka
umumnya air yang diklorinasi untuk mencegah terhisapnya air yang mengandung
kaleng. Pendinginan yang dilakukan di PT. Sari Laut Jaya menggunakan air yang
sterilisasi dan dilakukan dalam gudang. Pengelapan ini tujuannya adalah untuk
membersihkan produk dari segala jenis kotoran yang masih melekat pada
kaleng, serta timbulnya karat dari air yang menempel pada kaleng. Kain lap yang
digunakan selalu bersih. Pengelapan ini dilakukan secara manual dengan tenaga
manusia yang dilakukan dengan cepat cermat dan saniter. Proses inkubasi ini
gudang penyimpanan selama 7 hari. Hal ini sesuai SNI 8222:2016 bahwa kaleng
dengan pengepakan sementara untuk proses inkubasi, hal ini dapat dilihat pada
Gambar 26.
68
lamanya inkubasi ± 1 minggu. Namun dalam inkubasi ini diberikan kode inkubasi
terbalik. Hal ini sesuai dengan SNI 8222:2016 namun waktu yang membedakan
selama 5-7 hari untuk dievaluasi ada tidaknya critical defect (bocor atau
kembung). Hal ini tidak sesuai SNI 8222:2016 bahwa untuk ikan pelagis kecil
dalam kaleng diperam selama 2 minggu pada suhu ruang dalam posisi terbalik
dan ditempatkan pada tempat yang bebas dari kontaminan. Jika dalam pallet
tersebut ditemukan produk yang critical defect satu atau lebih, maka pallet
tersebut harus di hold (ditindaklanjuti) dan disortir kembali 100%. Pemantauan ini
inkubasi, jadi tutup kaleng dan master karton diberi kode secara terpisah. Setelah
yang dinyatakan release dari inkubasi kemudian dikeluarkan dari kardus dan
ditata pada sebuah conveyor yang bergerak menuju mesin ink jek printing. Kode
yang diberikan berupa kode produksi dan tanggal kadaluarsa dari produk dan
kode line dan pemakaian retort serta kode PT. Sari Laut Jaya sendiri. Fungsinya
pengkodean untuk mengetahui jenis retort yang digunakan dan pemakaian retort
serta lama masa penyimpanan atau expied. Produk yang telah diberi kode
kemudian dikemas dalam karton. Karton ini berfungsi untuk melindungi kaleng
memudahkan dalam penyimpanan. Pada produk ikan kaleng PT. Sari Laut Jaya
dilakukan pelabelan karena label tidak tercetak pada kaleng, kecuali sudah
menjadi produk tetapnya. Label yang tercetak tergantung dari permintaan buyer.
Hal ini sesuai dengan SNI 8222:2016 menyatakan bahwa sebelum produk
8222:2016. Yang dilakukan oleh pekerja borongan maupun harian yang diawasi
oleh petugas Quality Control. Dalam label kemasan produk lokal dapat dilihat
4. Kode Produksi R 23 L
dalam label “Asahi” dan sudah sesuai standar SNI 8222:2016 yang meliputi
5.3.16 Pengemasan
kaleng dengan ukuran kaleng 155 gr dikemas dalam kardus dengan isian
kardus dengan isian sebanyak 24 buah. Hal ini dilakukan dengan cepat agar
71
terhindar dari kontaminasi silang. Hal ini sesuai SNI 8222:2016 menyatakan
bahwa teknik dari pengemasan adalah produk akhir dikemas dengan cepat,
cermat, secara saniter dan higienis. Pengemasan dilakukan dalam kondisi yang
5.3.17 Penyimpanan
Penyimpanan produk jadi berupa ikan kaleng dilakukan oleh petugas dan
diawasi oleh Quality Control dengan menggunakan forklift. Hal ini dapat dilihat
penyimpanan produk akhir. Dalam gudang ini juga disimpan kaleng, karton,
maupun layer. Dalam penyimpanan dilakukan sistem FIFO ( First In First Out)
dengan menata pallet sesuai dengan urutan produksi dan pengodean line. Hal ini
gudang pada suhu ruang. Penataan produk dalam gudang diatur sedemikian
pembongkaran.
72
5.3.18 Pemasaran
berperan untuk memasarkan produk akhir. Hal ini dapat dilihat pada gambar 28.
Pada gambar 29. menunjukkan proses pemasaran yang dilakukan di PT. Sari
Laut Jaya. Pemasaran merupakan tahap akhir dari proses pengalengan ikan
lemuru (Sardinella sp) di PT. Sari Laut Jaya. Proses pemasaran dilakukan oleh
bagian pemasaran pada saat produk telah diberi label dan dikemas dengan baik,
memperoleh keuntungan.
mencapai daerah Afrika, Eropa, dan lain-lain. Sebagian ada yang ditaruh di toko
swalayan misalnya Giant. Dan pengiriman barang dilakukan dari PT. Sari Laut
Standart mutu produk akhir merupakan nilai akhir dari suatu produk yang
dihasilkan dan sudah siap untuk di pasarkan. Bahan baku pengalengan sardine
yang digunakan adalah ikan lemuru (Sardinella sp). Sardine yang diproduksi
memiliki beberapa merk dari hasil produksi PT. Sari Laut Jaya sendiri maupun
dari hasil kerjasama dengan perusahaan lain, diantaranya yaitu dengan merk
Apollo, Asahi, Pasific Chief, Sardina Tentation, dan lain-lain. Variasi rasa yang
dimiliki oleh PT. Sari Laut Jaya adalah rasa saus tomat, saus pedas (Chili) dan
minyak sawit, minyak kedelai, maupun minyak zaitun. Produk ikan kaleng yang
berbentuk silinder dengan berat bersih masing-masing 155 gram dan 425 gram,
sedangkan kaleng yang kedua berbentuk club can dengan berat bersih 125
gram.
Kode expired dapat dilihat pada bagian bawah kaleng. Label kode expired terdiri
dari keterangan tanggal expired, kode perusahaan, kode seamer, kode retort dan
waktu pelabelan. Pada label tubuh kaleng juga terdapat keterangan mengenai
informasi gizi, komposisi, bar code, berat bersih, BPOM RI MD, merk produk,
produsen dan lambang halal. Produk yang baik berarti produk tersebut tidak
mempunyai cacat pada kaleng dan sudah memenuhi standar dari perusahaan.
Tidak terdapat kerusakan pada kaleng, menimbulkan rasa dan bau khas
pada ikan kaleng tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Afrianti, L. (2008)
Pada gambar 30. menunjuk produk akhir yang berada di PT. Sari Laut
Jaya dengan mutu produk yang terjamin. Untuk jaminan mutu produk akhir, pihak
pengujian berat bruto, tekanan vacum dengan menggunakan alat vacum gauge,
pengujian head space dengan menggunakan jangka sorong, uji kadar gula
gula saus mentah dengan standart 14.0 % ±1.0, kadar gula saus matang dengan
standart 15.0 % ± 2.0, pengujian berat ikan, jumlah ikan, Ph dengan standart 4.0
% ± 0.20, kadar garam dengan standart 3.80 % ± 0.2, kadar asam dengan
(Sardinella sp) pada unit pengolahan PT. Sari Laut Jaya berasal dari berbagai
daerah ada yang impor maupun lokal. Bahan baku 30% impor berasal dari
daerah Pakistan, China, India, Oman, maupun Maruko. Sedangkan 70% berasal
dari lokal daerah Muncar, Jember, Lamongan, Bali dan sekitarnya. Sebelumnya
sudah dicari tahu tentang daerah penangkapannya. Ikan yang datang tidak ada
kerusakan fisik pada tubuh ikan, bau ikan masih segar tidak berbau busuk
75
Sanitasi dan higiene ruang proses di PT. Sari Laut Jaya sudah terjaga
dengan baik. Karena ada petugas khusus sanitasi yang bertugas membersihkan
lantai saat ada daging yang jatuh. Jika ada air yang menggenang di ruang proses
segera dibersihkan dengan cara dipel oleh petugas sanitasi. Untuk tiap pintu
masuk ruang proses dilengkapi dengan tirai plastik untuk mencegah kontaminasi
ikan lemuru (Sardinella sp) yang dilengkapi dengan bak cuci kaki dengan klorin
100 ppm.
Dalam ruang produksi ini juga dilengkapi dengan pest control yang
berfungsi untuk membunuh binatang seperti serangga, lalat, dan lain-lain. Lantai
dalam ruang proses terbuat dari bahan keramik yang kedap air dan mudah
dibersihkan. Di dalam ruang proses terdapat lubang saluran air yang berada di
sekeliling ruang proses dan terdapat lubang khusus untuk menyalurkan limbah
ikan.
digunakan selalu dibersihkan dengan air klorin 100 ppm untuk menghindari
Selain itu juga, semua peralatan yang bersentuhan langsung dengan produk di
desain sedemikian rupa dan terbuat dari bahan yang stainless dan plastik
Bahan pembantu yang digunakan oleh PT. Sari Laut Jaya air dan es.
Sanitasi dan hygiene bahan pembantu ini sudah terjaga dengan baik karena air
yang digunakan untuk proses pengalengan ikan lemuru berasal dari sumur.
Sumur tersebut airnya sudah berstandar air minum karena setiap 3 bulan sekali
mikrobiologi. Air sumur ini sangat jernih dan tidak asin meskipun dekat dengan
pantai.
Sedangkan bahan pembantu lainnya adalah es yang terbuat dari air yang
berasal dari sumur bor dan es berasal dari perusahaan tersebut. Hal ini sesuai
SNI 8222:2016 bahwa dalam penggunaan es, ditangani dan disimpan di tempat
yang bersih agar terhindar dari kontaminasi serta memenuhi kualitas air minum.
terbuat dari plastik agar tidak kontak langsung dengan permukaan tanah.
perlengkapan berupa topi, apron, dan sepatu boot, tanpa memakai masker dan
sarung tangan
dari kepala ikan, isi perut dan ekor ikan. Limbah-limbah padat tersebut tidak
langsung dibuang melainkan diolah terlebih dahulu yaitu dijadikan tepung ikan.
Sedangkan untuk limbah cair pada proses pembuatan sarden meliputi air dari
hasil proses sanitasi dan air limbah dari proses produksi. PT. Sari Laut Jaya
sudah memiliki IPAL. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Yeuda (2009) bahwa
77
limbah pengalengan terdiri dari kepala, ekor, dan isi perut ikan diolah menjadi
tepung ikan dan minyak ikan atau produk lainnya. Dalam industri pengalengan
dimanfaatkan oleh untuk membuat tepung ikan. Tepung ikan dapat dimanfaatkan
untuk campuran makanan ternak seperti unggas dan makanan ikan. Usaha ini
diharapkan dapat menjadi produk andalan industri kecil baik tepung ikan maupun
minyak ikan. Minyak ikan dapat dilakukan menampung air limbahnya yang telah
diendapkan dengan bantuan sinar matahari, hal ini yang dilakukan di PT. Sari
Laut Jaya.