A.! Pendahuluan
Plastik merupakan bahan kemasan yang paling banyak digunakan saat ini.
Penggunaan plastik semakin luas mengingat karakteristik plastik yang penting dalam
pengemasan dapat diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat atau keperluan yang
diharapkan. Pengaturan karakteristik plastik dapat dilakukan dengan berbagai cara mulai
dari pengaturan tebal plastik, penambahan bahan aditif tertentu, penggunaan berbagai
macam polimer (kopolimer) dan sebagainya.
Salah satu karakteristik penting plastik sebagai bahan kemasan adalah permeabilitas-
nya terhadap berbagai jenis gas dan uap. Praktikum kali ini lebih diarahkan pada penge-
nalan beberapa jenis plastik. Pengenalan dapat dilakukan dengan memperhatikan kekuatan
tarik, elongasi dan ketahanan gesek film lembaran plastik. Pengenalan dapat juga
dilakukan dengan uji bakar karena setiap polimer menunjukkan fenomena yang khas
ketika dibakar. Ketika plastik dibakar, ada jenis polimer yang mengeluarkan asap dan ada
yang tidak mengeluarkan asap, asap yang timbul (jika ada) ada yang tidak berwama,
berwama putih atau wama lainnya. Ada jenis plastik yang mudah sekali terbakar, ada yang
sulit tetapi dapat terbakar dan ada pula yang tidak dapat terbakar. Ketika sumber api
dijauhkan dari plastik yang terbakar, kemungkinan api tetap menyala di tempat, menjalar
dengan cepat atau langsung padam. Bau yang timbul dari pembakaran plastik berbeda-
beda tergantung adanya gugus fungsional (aktif) yang ada dalam senyawa polimernya, bau
parafin/lilin terbakar muncul jika polimer tersebut adalah polimer alkana (tanpa gugus
fungsional), bau sangit/protein terbakar jika polimer mengandung gugus fungsional yang
memiliki unsur nitrogen (misalnya gugus amina dan amida), bau klor jika terdapat gugus
fungsional yang mengandung klorida.
Penggunaan plastik sebagai bahan pengemas mempunyai keunggulan dibanding
bahan pengemas lain karena sifatnya yang ringan, transparan, kuat, termoplatis dan selektif
dalam permeabilitasnya terhadap uap air, O2, dan CO2. Sifat plastik yang memiliki
permeabilitas terhadap gas dan uap air mampu melindungi produk yang dikemas, namun
tidaklah secara absolut mampu menahan gas dan uap air tersebut. Peremeabilitas terhadap
gas dan uap air didefinisikan sebagai gram air per hari per m2 permukaan kemasan, untuk
ketebalan dan temperatur tertentu, dan kelembaban relatif di satu sisi 0% dan pada sisi
lainnya 95%.
B.! Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah mengenalkan beberapa jenis plastik dengan memper-
hatikan sifat fisiknya, antara lain: kekuatan tarik, elongasi, dan kekuatan gesek lembaran
plastik, sifat permeabilitas uap air, serta sifat plastik pada saat atau setelah dibakar.
C. Metodologi
2. Metode
Densitas diperoleh dengan membagi gramatur plastik dengan tebal plastik. Tebal
plastik diukur menggunakan mikrometer sekrup di lima tempat berbeda pada satu lembar
contoh plastik dan diambil nilai rata-ratanya.
12
Untuk memulai pengukuran, tuas yang ada di sebelah kanan ditekan ke bawah
sehingga alat akan menarik klem bawah dan contoh uji plastik mendapat beban tarik
tertentu. Bersamaan dengan itu jarum penunjuk bergerak ke alas menunjuk angka tertentu
sesuai dengan beban tarik yang bekerja pada contoh uji. Pada saat tertentu contoh uji akan
putus dan jarum penunjuk berhenti bergerak. Nilai yang ditunjuk oleh jarum penunjuk
ketika contoh uji putus itulah nilai beban tariknya, nilai kekuatan tarik plastik diperoleh
dengan bersamaan berikut :
16 Nilai beban tarik (kgf)
Kekuatan tarik (kgf/cm2) = -------- x ----------------------------
N A(cm2)
Dimana :
N = jumlah contoh uji untuk setiap pengujian
A = luas permukaan yang mendapat beban < 1,5 cm x tebal plastik cm
Nilai beban tarik dapat dipakai jika contoh uji putus kira-kira di tengah dan secara
bersamaan. Jika tidak demikian maka pengujian harus dilakukan ulang karena pada
keadaan yang tidak seperti itu beban tarik tidak ditanggung secara merata oleh semua
contoh uji sehingga nilai yang diperoleh tidak sah. Untuk mendapatkan ketepatan yang
lebih baik, penentuan hendaknya dilakukan paling sedikit dua kali ulangan.
Ketika alat bekerja, tidak hanya beban tarik yang diukur. Pada saat bersamaan diukur
pula perpanjangan putus (elongasi) contoh uji. Perpanjangan putus dapat dilihat pada skala
piringan di bagian atas kanan alat. Pada piringan itu terdapat jarum penunjuk nilai per-
panjangan putusnya. Persentase perpanjangan putus dihitung dengan persamaan berikut :
Nilai 180 mm adalah jarak antara kedua klem penjepit (atas dan bawah) sehingga
contoh uji yang mendapat beban tarik adalah sepanjang 18 cm atau 180 mm. Jika nilai
beban tarik dan panjang putus tidak terbaca karena terlalu besar maka dapat ditambahkan
beban pada bagian penahan gaya tarik, yaitu di bagian yang berhubungan dengan jarum
penunjuk.
Prosedur :
1.! Gelas kaca kosong masing-masing di isi dengan garam sebanyak 2 gram
2.! Tutup gelas berisi garam dengan plastik. Gunakan karet gelang untuk memastikan
bahwa penutupan telah rapat.
3.! Timbang masing-masing gelas tersebut dan catat sebagai berat awal.
4.! Selama 5 hari, catat perubahan berat gelas menggunakan timbangan analitik (interval
waktu pengamatan 24 jam)
5.! Plot pertambahan berat garam (g) dengan waktu (hari) dalam grafik, untuk mendapatkan
nilai “slope” persamaan
6.! Hitung permeabilitas bahan kemasan dengan rumus :
14
Keterangan :
k/x = permeabilitas kemasan
ΔW/Δθ = slope (g H2O/hari)
A = luas penampang kemasan (m2)
Pout = tekanan uap air di luar kemasan (mmHg). Untuk desikan NaCl = 21.438 mmHg
* jika tidak ada alat pengukur mikrometer sekrup, gunakan data literatur
** jika menggunakan timbangan kasar, gunakan beberapa lembar plastik
15
Nilai Permeabilitas Uap Air
Luas Penampang Kemasan Pout Permeabilitas Uap Air
Jenis Plastik Slope
(m2) (mm Hg) (gH2O/m2/24jam)
E.!Pembahasan
Lakukan pembahasan sifat fisik dan mekanik bahan kemasan plastik yang Anda uji
dengan membandingkan sifat fisik dan mekanik antar bahan kemasan. Gunakan rujukan
literatur untuk mendukung pembahasan sifat fisik dan mekanik bahan kemasan plastik.
16
11